Suara kicauan burung, cuaca yang sangat bagus pada pagi hari ini. Seorang gadis berumur 20 tahun wajah nya yang begitu cantik sempurna. Banyak sekali orang yang menyukai dia, ya dia orang yang sangat ramah dan baik hati. Bahkan banyak pria yang menganggumi nya, entah di tempat ia bekerja ataupun di luaran. Mata yang sipit, hidung yang mancung dan bulu mata yang lentik apalagi dengan kulit tubuh yang putih dan mulus membuat gadis itu semakin mempesona dengan keindahan tubuh nya.
...
...
"Hallo, selamat pagi" sapa nya hangat ketika masuk ke bagian lobi perusahaan, ya dia bekerja di perusahaan pembangunan hotel, perusahaan itu sangat besar dan banyak sekali yang ingin bekerja di perusahaan itu. Walaupun dia hanya lulusan sma namun Aileen Grizzelle mampu bekerja disana dengan kinerja nya yang bagus, mungkin karena dia masuk lewat orang dalam.
"Hai Aileen," sapa teman nya.
"Jangan lupa makan bubur!" Ujar Aileen sangat ramah, sambil melewati meja yang lain.
"Siap boss!"
"Leen, sore gas yuk!" Ujar teman lelaki.
"Lah nanti aja, males gue" sahut aileen.
Aileen sudah tiba di meja nya, "mulai hari ini dengan senyuman" gumam Aileen sambil tersenyum manis menatap cermin yang berada di dekat komputer kerjanya.
Veyara teman dekat Aileen menarik kursi Aileen sampai dekat dengan nya, "VEYARA!" Gemas Aileen takut terjatuh.
...
...
Veyara hanya cengengesan menunjukan gigi kepada Aileen, "leen, tau ga?" Tanya nya membuat Aileen penasaran.
"gatau, lo aja belum ngomong" jelas Aileen.
"Okedeh, pak Dirga bilang kan kalau dia gaakan ngurus perusahaan ini lagi? Dan mau di lanjut sama anak nya, nah ngomong ngomong soal anak nya dia udah ada di atas tuh" bisik Veyara membuat Aileeen biasa saja.
"Oh oke" sahut Aileen.
Veyara menepuk dahi nya dengan pelan "gitu doang reaksi lo?" Kesal Veyara.
"Ya terus gue harus gimana Vey?" Heran Aileen.
"lo sekarang beresin presentasi buat meeting hari ini, pak Xavier mau semua beres sekarang! Cepetan!!" Ucap Veyara mendorong kembali kursi sahabat nya.
"Oh jadi namanya Xavier" gumam Aileen.
"AILEEEN!" Geram Veyara "PAKE PAKKK!" Ucapnya lagi.
"Apasih gajelas lo" kesal Aileen.
Aileen menyalakan komputer nya dan mencari flashdisk di dalam tas kerjanya. "Ck, sialan" kesal Aileen.
"Why?" Menaikan satu alisnya ke arah sang sahabat.
"Flashdisk gue ilang vey, sumpah gue udah kerjain. Semua ada di flashdisk itu!" Ungkap Aileen.
"Laaahhhhhh" Veya mengusap wajah nya dengan kasar. "Gimana dong?" Panik Veya.
Aileen terus mencari ke laci laci meja sendiri dan laci Veyara juga, "gawat Vey, gimana nih" gumam nya sambil mencari.
"Cari apa?" Tanya Arga mendekat ke arah Aileen.
...
...
"Flashdisk, sumpah ga! Laporan semuanya ada disitu, bisa bisa gue mati ini. Apalagi ceo nya baru lagi," menepuk dahi nya dengan pelan dan berkacak pinggang, sambil mengontrol nafas agar stabil.
"Panik amat, nah flashdisk lo! Makanya jangan teledor," ucap arga memberikan flashdisk kepada Aileen.
Aileen mengembangkan senyuman nya senang, "demi apa? Aaaaa arga makasih lohh" senang Aileen.
Arga tersenyum balik dengan manis, "lo dapet dari mana?" Heran Aileen.
"Tadi lo sempet cuci tangan ga sih di westafel depan sebelum masuk? Gue liat sih posisi nya lo pegang handphone sama pegang flashdisk" terang Arga menjelaskan membuat Aileen memanyunkan bibir nya.
"Tencu loh" sekali lagi ucapan Aileen.
"Gausah baper baperan disini bisa ga?" Geram Veyara.
"Du du du du" arga langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
Aileen langsung menyalin semua dokumen ke ipad milik nya, agar presentasi lebih leluasa dan Veyara juga menyalin hasil Aileen.
Aileen bekerja disana menjadi sekretaris, walaupun dia masih beberapa bulan disana. Namun oleh Pak Dirga selalu di percaya karena kinerja nya sangat baik.
"Veya, kek nya gue duluan deh ke ruang meeting buat nyiapin ecek ecek nya" jelas Aileen.
"Oke duluan aja, gue masih ngapalin" cengengesan maya.
"Gausah di apalin bego, bukan pelajaran juga" gemas Aileen.
Aileen masuk ke dalam lift sambil berlarian karena pintu nya hampir tertutup, "oh no" mencegah nya sehingga dia berhasil masuk.
Tak disangka jika di dalam lift ada seorang Pria gagah tampan rupawan, Pria itu bernama Xavier anak dari Pak dirga Ceo perusahaan ini.
Xavier berumur 30 tahun, terbilang sukses di usia muda dan dia juga banyak mengelola perusahan, bahkan perusahaan ini dia kelola karena untuk melanjutkan bisnis ayah nya dan tidak meninggalkan apa yang dia bangun juga.
...
...
"Lantai berapa ya" gumam Aileen kebingungan.
Ruangan meeting nya dimana sih? Bego banget leen, kenapa elu ga nanya dulu ke maya? Atau ke arga sih? Ruang meeting kan banyak, batin Aileen.
"Mau kemana?" Tanya Xavier dengan suara yang indah serak serak basah.
~ suara nya bikin hati semua cewe meleleh deh -
"Ke .. keruangan meeting pak" jawab nya bingung.
"Oh lantai berapa?" Tanya Xavier.
"Ga gatau, bentar saya tanya dulu" ujar nya begitu lucu gadis itu membuat Xavier tertawa kecil.
"Baru disini?" Tanya xavier lalu menekan tombol lantai 5 untuk ke ruangan meeting juga.
"Ga sih, gue udah sekitar empat bulanan disini. Elo mungkin yang baru, gue baru liat soalnya" sombong Aileen membuat Xavier menganggukan kepala nya dengan ekspresi wajah yang menantang.
"Nama ..." Ucap Xavier terpotong.
"Nama gue gapenting, gue juga gamau kenalan sama lo" sanggah nya membuat Xavier semakin penasaran kepada gadis di depan nya itu.
"Ngapain liat liat sih?" Kesal Aileen.
"Lah punya mata, emang gaboleh?" Tanya xavier ikut kesal.
"Ya ga boleh, gasopan!" Jawab Aileen.
Ting .. pintu lift terbuka membuat Aileen bingung apakah benar dia akan meeting di lantai 5? Setahu dia hari ini meeting di lantai 6.
"Diem aja, keluar dong" ucap xavier melewati Aileen, lalu gadis itu mengikuti Xavier keluar.
"Kok lantai 5 sih? Gue mau meeting mana mungkin disini? Setau gue di lantai 6." Jelas Aileen bersungut sungut.
"Meeting nya di pindah ke lantai 5 gausah banyak ngomong" tegas Xavier meninggalkan Aileen.
"Nama gue Xavier Dirgantara, ceo baru di perusahaan ini salam kenal" ucap xavier sambil senyum senyum sendiri melewati Aileen.
Aileen terpelongo dan membulatkan matanya, "ck, gue dapet masalah baru cok" memukul dahi nya dengan pelan.
"Kok bisa sih lu sombong banget leen, pake ngomong dia anak baru lagi, ah anjrit gabisa dibiarin ini. Gimana kalau ide gue bakalan ga di terima? Bisa gawat" ucap Aileen sambil memanyunkan bibir nya.
"Xavier Dirgantara .. arghhhh gue punya masalah sama ceo disini? Gabisa gabisa!" Geram Aileen.
Veyara keluar dari lift melihat sahabat nya yang sedang menunggu dia sejak tadi dengan wajah yang kusut sekali, "ngapain lo disini?" Heran Veya datang bersama Arga.
"Gawat vey, gue kek nya gabisa ikut meeting deh. Sumpah gue ga enak badan ini" jelas Aileen beralasan, dia takut karena sudah tidak sopan dengan kejadian di lift tadi.
"Lah ko tumben lo sakit? Yakin? Tiba tiba banget?" Veya meraba raba dahi dan leher Aileen sedikit pun tidak terasa sakit atau pucat hanya saja wajah nya memang kusut seperti kebingungan.
"Ga sakit, bisa bisa nya lo boong!" Kesal veya memarahi sahabat nya.
"Siapa tau bener, yaudah istirahat dulu di ruang kesehatan" ujar arga menarik tangan Aileen.
"Udah gausah, dia akting pasti. Gausah akting Aileen gila. Lu mau sakit beneran?" Tunjuk Veya membuat Aileen memanyunkan bibir nya.
Aileen menghembuskan nafas dengan kasar dan menunjukan wajah kebingungan, "Sumpah vey, gue lagi panik ini" jujur Aileen.
"Panik gimana?" Belum mengerti maksud sahabat nya itu.
"Jadi gini, gue ketemu tuan Xavier di lift tadi" jelas Aileen memberikan ekspresi lucu nya, seperti bocah kecil yang sedang di marahi sang ibu.
"Terusssss?" Tanya Veya penasaran.
"Ya pokonya gue udah ga sopan aja sama dia, sumpah gue gatau kalau dia ceo baru disini. Arghh mau taro dimana muka gue ini vey? Please, bantu gue. Bisa ga kalau gue ga ikut meeting? Takut banget" jujur Aileen memegang erat tangan sahabat nya.
"Salah elu sendiri, dah lah gapapa. Maklum kali karena lo juga gatau. Jangan nething!" Tegas sahabat nya agar Aileen berpikiran positif.
Arga hanya tersenyum dengan tingkah lucu Aileen, melihat gadis itu berjalan sambil menggandeng tangan Veya dan menarik narik nya agar dia tidak jadi meeting hari ini, namun Veyara mencoba berpikiran positif kepada Aileen.
"Vey gaboong gue vey, gue takut" rilih nya sambil berjalan.
"Udah gausah banyak bacot, diem aja" kesal Veya melihat sahabat nya yang seperti anak kecil.
**
Di ruangan Meeting.
Suasana yang begitu menyeramkan menurut Aileen, dia terus menundukan kepalanya berjalan ke arah kursi yang sudah di sediakan. "Gausah nunduk, jalan yang bener" bisik Veya karena Ceo muda itu terus saja melihat ke arah Aileen.
"Elu jangan nakutin gue vey," bisik nya lalu duduk dengan posisi kepala menunduk dan mencari dokumen yang akan di presentasikan hari ini.
Dengan meja panjang dan besar, di kelilingi oleh para karyawan disana. Sekalian Xavier juga akan berkenalan mengenai dirinya agar semua karyawan nya tahu.
"Hari ini adalah hari yang sangat luar biasa bagi perusahaan kita, mendapatkan seorang pemimpin baru serta bisa melihat nya di pagi ini sungguh momen yang sudah lama di nantikan bagi kami." Ungkap Asisten pribadi Pak Dirgantara yang sekarang menjadi asisten pribadi Xavier.
"Saya Rey selaku asisten pribadi Tuan Dirgantara, sekarang beralih menjadi asisten pribadi Tuan Xavier. Selamat pagi Tuan Xavier, selamat bergabung di perusahaan ini." Ujar Rey sangat sopan berbicara di depan semua orang sebelum memulai presentasi.
"Baik" senyum Tuan Xavier membuat semua karyawan terpesona, sangat tampan dan sempurna.
"Banyak perubahan jabatan di perusahaan ini, Veyara .. sekarang kau resmi diangkat menjadi sekretaris tuan Xavier." Jelas Rey membuat Veya bahagia akhir nya dia bukan sekretaris tim satu atau dua namun sekretaris bos langsung, dan pasti gaji nya naik jika menjadi sekretaris.
"Hah? Dia menjadi sekretaris lalu aku?" Panik Aileen, Xavier hanya tersenyum melihat ekspresi wajah Aileen.
"Tunggu dulu, saya belum selesai berbicara" tegas Rey membuat Aileen terdiam tanpa memandang Xavier.
"Untuk Arga, kamu dari bendahara sekarang menjadi manager keuangan. Selamat ya" ucap Rey menjelaskan.
Aileen tersenyum kepada Arga dan bertepuk tangan karena semuanya pun ikut memberikan apresiasi yang tinggi untuk Arga. "Celamat" puji Aileen tersenyum manis.
Arga memberikan kode jempol kepada Aileen membuat tatapan mata Xavier menoleh ke arah mereka berdua, "ekhm lanjut" ujar Xavier.
"Silahkan jika ingin ada yang disampaikan Aileen" unjuk Rey membuat Aileen menatap ke arah semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Aku .. aku, lalu jabatan saya bagaimana pak?" Tanya Aileen karena posisi sekretaris sudah di gantikan Veya, sekretaris tuan Dirga dulu memang ada dua yaitu Aileen dan Jenny.
Jenny sahabat Aileen dan Veya juga, namun Jenny saat ini sedang sakit jadi tidak bisa mengikuti meeting hari ini.
"Oh maaf saya lupa memberitahu kamu, kamu sekarang ganti jabatan ya" ujar Rey membuat Aileen tersenyum bahagia, apakah dia akan menjadi staf tertinggi di perusahaan itu?
"Ini adalah keputusan mutlak dari Tuan Dirgantara serta Tuan Xavier juga, jadi Aileen mulai hari ini kamu menjadi asisten pribadi tuan Xavier." Terang Rey membuat semua bertepuk tangan namun Aileen terpelohok dengan jabatan nya yang sekarang.
...
...
"Hah?" Lemas Aileen menunjukan ekspresi tidak suka dengan naik jabatan nya.
Iya sih naik jabatan, tapi ga jadi asisten pribadi nya juga anjrit, batin aileen.
"Gue curiga kalau dia yang ngubah jabatan ini," bisik Aileen.
"Gimana aileen kamu ga setuju?" Tanya Rey membuat Aileen menatap kembali semua karyawan dengan ketakutan, bahkan menatap Xavier juga.
"Setuju tidak setuju, kamu gabisa ngebantah!" Tegas Xavier lalu dia bangkit berdiri untuk memperkenalkan diri.
"Selamat pagi semua, saya Xavier Dirgantara. Saya yang akan melanjutkan bisnis Ayah saya, perusahaan yang sudah dibangun dari Ayahku masih muda. Dan saya juga memiliki beberapa perusahaan, perusahaan ku yang lain akan ikut bekerja sama untuk membangun perusahaan ini lebih baik lagi" jelas Xavier membuat semua bertepuk tangan dengan pencapaian bos nya.
"Satu lagi, saya gasuka orang yang gasopan sama saya. Gimana nona Aileen betul?" Tanya Xavier menodong membuat semua karyawan menatap ke arah nya.
Ck, kan masalah baru ini. Batin Aileen ~
"Karna kamu asisten saya, jaga kesopanan dan perbaiki kinerja kamu mulai hari ini. Sekarang maju kedepan terangkan semua materi presentasi pagi ini" tegas Xavier seperti membenci Aileen.
"Ingat, ini presentasi terkahir kamu sebagai sekretaris. Selanjutnya kamu hanya asisten pribadi saya!" Tegas Xavier membuat veyara menepuk dahi nya dengan pelan, ternyata bos nya sangat tegas sekali.
"Ayo kamu bisa" ucap Arga dengan pelan membuat Aileen menganggukan kepala nya.
Dengan tangan yang gemetaran, Aileen terus saja berdebaran jantung nya seperti ingin lepas. Pertama kali nya dia melakukan presentasi sejantungan ini, selama bersama Tuan Dirgantara dia tidak pernah begini.
Memulai pembukaan dengan mulus namun pandangan nya tidak menatap ke arah karyawan, dia hanya sibuk sendiri dengan layar presentasi.
"Proses pembangunan hotel kali ini, para klien ingin perancangan .." ucapnya terpotong.
"Fokus terus kedepan, emang semuanya bakalan ngerti?" Tanya Xavier dengan tegas membuat Aileen menatap ke arah nya.
"Maaf pak, saya perbaiki" jawab Aileen menganggukan kepala nya.
Satu jam kemudian, meeting sudah selesai dan perancangan pembangunan hotel akan segera di laksanakan secepatnya, Aileen sedang membereskan dokumen serta merapihkan meja nya kembali.
"Kamu saya tunggu di ruangan ku" tegas Xavier membuat Aileen menundukan kepala dan mengiyakan semua ucapan atasan nya.
"Baik" sahut Aileen.
"Gue duluan Leen, gausah takut pak Xavier cuman tegas doang" ujar Veya menenangkan sahabat nya.
"Iya gausah dipikirin, dia cuman ngegeretak kamu doang. Semangat ya jabatan baru nya" ucap Arga sambil mengelus pundak Aileen dengan lembut.
"Makasih Arga, Veya .. tapi gue masih takut" jujur Aileen.
"Leen, kita harus bersyukur dengan adanya Pak Xavier. Kita semua naik jabatan kan?" Ucap Veya agar Aileen tidak berpikiran negatif terus.
Aileen memanyunkan bibir nya membuat Arga gemas dan menangkap bibir mungil itu oleh tangan nya, "lucu banget" puji Arga.
"Ya tuhan, malah mesra mesraan di sini heran gue kek ga ada tempat aja" kesal Veyara.
"Heleh, mesra apaan si lo gajelas" elak Aileen.
"Dah ah gue cabut, mau pergi ke ruangan sekretaris. Akhirnya gue bareng Jenny juga, bye semangat menjadi babu" ledek Veyara membuat Aileen gemas dan menunjuk ke arah sahabat nya.
"Awas ya lo!" Kesal Aileen.
Diruangan Xavier Dirgantara.
Di dalam hati Aileen dia sudah menyiapkan kata kata untuk bos nya itu agar tidak terjadi kesalahpahaman pagi tadi.
Tubuh Xavier membelakangi Aileen, karena dia sedang melihat pemandangan dari kaca jendela ruangan nya yang besar itu, melihat keramaian kota yang sangat padat.
"Selamat siang Pak, aku Aileen" ujar Aileen suara nya terdengar oleh Xavier dari belakang.
Xavier hanya tersenyum mendengar gadis itu berbicara, "ada perlu apa kamu kesini?" Sindir Xavier yang belum juga menoleh ke arah belakang.
"Bukan nya tadi Bapak yang .."
"Iya saya yang nyuruh kamu kesini," ujar Xavier menunjukan wajah nya kepada Aileen dan berjalan ke arah gadis itu.
"Hai Aileen, asisten pribadi seorang Xavier Dirgantara" ujar nya sambil melipatkan kedua tangan di dada.
Aileen hanya menundukan kepala karena merasa malu dengan kejadian pagi tadi dirinya sangat tidak sopan kepada Xavier, "gausah tegang, gue bukan mau makan lo kok" ujar nya membuat mata Aileen berbinar jika pria itu mengatakan lo gue, bukan aku kamu dan saya seperti meeting tadi.
"Ah iya" sahut Aileen malu.
Menjulurkan tangan nya ke arah Aileen, "kita belum kenalan secara pribadi" ujar Xavier membuat Aileen tersenyum manis.
Aileen menerima juluran tangan itu dan mengenggam tangan Bos nya, "gue Xavier, jika berdua lo bisa panggil gue Xavier. Kalau buat di depan semua karyawan panggil gue kaya mereka" saran Xavier membuat Aileen tersenyum ternyata Xavier sebaik ini benar apa kata Arga, jika Xavier hanya menggeretak saja agar semua karyawan tunduk kepada dia.
"Nama ku, .."
"Saya , aku dan kamu gitu? Gaaakan lo gue nih? Malu dong dari tadi gue kepedean" ujar Xavier.
...
...
"Ah nama gue Aileen Grizzella, lo bisa panggil gue Aileen .." jawab nya sambil melepaskan tangan karena sejak tadi berpegangan.
"Oke Zella," sahut nya.
"Hah kok zella sih?" Heran Aileen mengerutkan dahi nya, baru pertama kali ada yang menyebut nama nya Zella.
"Jadi mau dipanggil Aileen aja nih?" Tanya nya.
"Oh yaudah Zella aja, kalau di depan semua karyawan panggil gue Aileen aja ya" ucap Aileen sekarang malah terlihat akrab dengan bos baru nya itu.
"Oke duduk," ucap Xavier langsung saja Aileen duduk di depan bos nya dan memandang Xavier dari dekat, begitu sempurna wajah tuan nya itu.
"Ini tugas lo jadi asisten pribadi gue, baca dulu" ujar Xavier.
Membaca semua peraturan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan serta yang boleh dilakukan oleh Aileen. Dia merasa bingung ini bukan tugas asisten melainkan seperti larangan seorang kekasih.
...
...
"Kek nya tugas begini harus pacar lo yang jalanin deh, masa gue harus pakein dasi setiap hari ke lo?" Heran Aileen.
"Hmm, mulai kurang ajar" sindir Xavier membuat Aileen mengigit bawah bibir nya malu.
"Ini yang di lakuin asisten pribadi perempuan, beda lagi kalau cowok. Jadi semua lakukan jangan bantah" tegas Xavier.
"Btw umur lo berapa?" Tanya Xavier.
"Umur gue 20 tahun, baru mau ulang taun bulan depan" ujar Aileen.
"Hah? 20 taun? Baru mau 20 apa gimana?" Tanya Xavier penasaran.
"Baru mau 20," sahut nya.
"Gue aja umur 30 taun, tapi .."
"What the ****? Lo umur 30? Tua banget!" Cibir Aileen membuat ujung mata Xavier menyipit dan menatap tajam ke arah nya.
"Heh bocil, gue umur 30 aja ga keliatan. Malah kek seumuran sama lo! Gausah bilang gue tua" tegas Xavier menunjuk ke arah Aileen.
"Lah parah bilang gue bocil lagi," geram Aileen.
"Emang lo bocil, beda sepuluh taun sama gue. Palingan juga gue SMA lo baru masuk TK!" Cibir Xavier membuat Aileen memanyunkan bibir nya.
"Oh jadi lo bahas umur?" Sindir Aileen.
"Ya kan lo duluan yang bilang gue tua, dasar gadis aneh!"
Aileen bangkit dari tempat duduk nya, "dah ah gue cabut dulu" malas Aileen lalu Xavier reflek menarik tangan Aileen sehingga gadis itu jatuh kepada pelukan hangat Xavier.
Dada nya yang sangat bidang, sorotan mata yang sempurna tampan dan gagah. Mampu membuat hati Aileen berdebaran sangat kencang.
Gue akuin Aileen emang cantik banget, batin Xavier.
^ Pandangan pertama ketika aku melihat seorang gadis dengan mata yang sayu, wajah yang menenangkan dan mampu membuat hati ku ini berdebaran sangat kencang ketika melihat nya, gadis yang memiliki mata indah dan aura yang terpancar sempurna ^
Tuan Xavier gamau lepasin gue apa ya? Kek semakin di pererat ga si? Batin Aileen.
Ceklek pintu terbuka reflek Xavier mendorong Aileen sehingga terjatuh ke lantai membuat Rey terkejut dan mendekat ke arah Aileen.
"Its okay Aileen?" Tanya Rey asisten pribadi tuan Xavier yang masih berumur 31 tahun.
Aileen menatap Xavier dengan tajam, namun pria itu malah memalingkan wajah ke arah lain karena malu sudah berpelukan dengan Aileen dan dilihat oleh Rey asistennya.
"Biar aku bantu Leen" ujar Rey mengenggam tangan Aileen.
Aileen bangkit dibantu oleh Rey, "tuan, kenapa anda .."
"Tidak perlu dibahas, ada keperluan apa kemari?" Tanya Xavier.
"Ini ada dokumen dari Jenny, dia juga gamasuk hari ini karena sakit." Ungkap nya.
Xavier hanya tertuju kepada Aileen yang sedang membersihkan debu di rok pendek nya itu.
"Tuan?" Heran Rey karena bos nya menatap terus ke arah Aileen.
"Gimana?" Tanya kembali Xavier.
"Jenny mengirimkan dokumen ini" Ucap nya terpotong kembali.
"Oh okeoke, boleh pergi" ujar nya.
"Aku juga ga pak?" Tanya Aileen sudah kesal kepada Xavier.
Xavier hanya menganggukan kepalanya lalu Aileen pergi dari sana merasa kesal karena sudah di dorong oleh Xavier disaat jantung nya berdebaran sangat kencang.
"Kesel kesel, awas ya lu Xavier kalau gaada orang gue bakalan bejek bejek lu" kesal nya.
Arga tidak sengaja mendengar perkataan Aileen barusan, "kenapa Aileen?" Tanya nya penasaran.
"Kamu ada masalah sama Pak Xavier?" Tanya nya kembali.
"Gaada," tegas Aileen.
"Gausah boong leen, kamu kenapa?" Tanya nya bingung.
"Argaaaaaaa," manja Aileen sudah menganggap Arga sebagai kakak nya, karena dia berbeda empat tahun dengan pria itu.
"Iyaaa Aileen," sahut Arga dengan merdu.
Dia menatap Arga dengan sendu, "gabisa jelasin gue, intinya gue lagi kesel aja" jujur Aileen.
"Yaudah gausah dipikirin, semangat dong masa cemberut begitu." Ucap nya lalu kedua jari telunjuk Arga ditempelkan ke pipi aileen untuk menarik bibir nya agar tetap tersenyum.
Aileen mencoba tersenyum paksa kepada Arga disaat hati nya sedang kesal kepada Xavier, "nah cantik kan" puji Arga.
~ senyuman yang mampu membuat hari hari ku semakin berharga, dia adalah penyemangat hidupku. Tanpa nya aku tidak tahu hidup ku seperti apa, dia adalah pelangi disaat hujan badai turun dia datang membawa keindahan ~ Arga Baskara
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!