🌸🌸🌸**Hallo para readers setia Mameeethor 🤗 Mameeethor menyapa kembali dengan karya baru. Basic cerita mungkin sama dengan novel yang pernah para readers baca, tapi mudahnya Nama dan Karakter cast nya bisa menjadi pembeda yaaa🌸🌸🌸
So happy reading 🤗🤗🤗🤗**
"Kau yakin tidak ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri sayang?" tanya seorang ayah pada anak gadisnya, saat sedang sarapan bersama.
"Tidak, di Indonesia juga banyak universitas bagus Pah" jawab gadis itu.
"Tapi di luar negeri jauh lebih bagus"
"Lebih bagus belum tentu itu baik untuk Syila" sahutnya.
"Jika kau kuliah di luar negeri, kau bisa bersama dengan Keenan" ucap Papa nya sengaja menyebutkan nama sahabat anaknya.
"Dan meninggalkan Papa seorang diri? wah bagus sekali" sinis Syila. "Atau jangan-jangan Papa sengaja nyuruh Syila ke luar negeri agar Papa bisa menikah lagi? begitu?" tuduh Syila pada Papa nya.
"Ck, kau ini malah melantur. Papa ini hanya akan menjadi suami mendiang ibumu"
"Bagus"
"Jadi kau bersedia kuliah di luar negeri?"
"Tidak Tuan Abyan" geram Syila. "Kan Syila sudah pernah mengatakan jika Syila akan kuliah di sini, keputusan Syila sudah mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat" tegas Syila tetap pada pendiriannya.
"Ya baiklah jika itu sudah menjadi keputusan mu, Papa hanya mengingatkan jika ada tempat yang lebih baik untuk menuntut ilmu tapi..."
"Papa berhenti membahas ini atau..." kalimat Syila terputus karena suara klakson mobil.
Tin....tin....tin....
Tin....tin...tin...
"Ck, anak itu" kesalnya. "Syila berangkat dulu, Assalamualaikum" pamit Syila pada Papa nya.
Cup...
Papa Abyan mencuri ciuman di pipi putrinya, dan membuat gadis itu cemberut.
"Papa hanya mengambil hak Papa untuk menyayangimu, sebelum yang paling berhak itu datang" ucap Papa Abyan sebelum Syila melayangkan protes.
"Siapa yang lebih berhak?"
"Ya suamimu, memang siapa lagi?"
"Astaga Papa, Syila masih 18 tahun" gadis itu meninggalkan meja makan. "Bagaimana bisa pikiran sejauh itu astaga" gerutu Syila menghampiri mobil yang menjemput nya.
"Kenapa lam...."
Brakkkkkkkkkk
Syila membanting pintu mobil itu dengan kasar hingga menimbulkan bunyi nyaring.
"Astagaaa kenapa Lo?" tanya Keenan, sahabatnya.
"Gak usah banyak tanya, cepat jalan" perintahnya dengan nada bossy.
Keenan yang memang sudah paham dengan tabiat sahabat nya itu langsung mengemudikan mobilnya menuju sekolah.
Ya mereka masih duduk di bangku sekolah, dan hari ini adalah hari ujian pertama mereka setelah hampir tiga tahun mengenyam pendidikan di Global High School, sebuah sekolah SMA swasta yang berisikan murid orang-orang kaya dan pintar.
Orang tua Syila adalah pemilik Alva konveksi yang sudah memiliki brand terkenal di pasaran yaitu AA Collection, yang juga menjadi salah satu brand paling di cari di Ananta Boutique, yaitu sebuah butik yang di dirikan oleh mendiang ibunya.
Sedangkan orang tua Keenan adalah pemilik PT. Millard Tbk, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ritel. Atau yang di kenal dengan Millard Mart, sebuah supermarket yang sudah tersebar di seluruh wilayah tanah air.
🌸🌸🌸
"Sayang" teriak seorang gadis pada Keenan. Dia adalah Amanda Putri, kekasih Keenan selama dua tahun terakhir ini, juga teman sekelas Syila dan Keenan.
"Ck" decak Syila pergi meninggalkan Keenan.
"Hai beb" sapa Keenan, pada Amanda.
"Syila kenapa?" Amanda melihat wajah kusut Syila.
"Gak tahu, mungkin lagi PMS" jawab Keenan asal, karena ia juga tidak tahu ada apa dengan sahabatnya itu.
"Masa sih? perasaan jadwal datang bulan gue sama Syila beda sehari deh" ucap Amanda.
"Ya ampun Manda, kenapa jadi bahas jadwal datang bulan?" Keenan heran.
"Biasa aja sayang, ayo ke kelas" ajak Amanda menggandeng tangan Keenan.
"Wuihhh udah kayak truk aja gandengan" ucap seseorang sengaja melepaskan gandengan tangan Keenan dan Amanda.
"Alex ihhhh ngeselin deh" rengek Amanda lalu pergi duluan ke kelas.
"Lo juga kesel sama gue Ken?" tanya Alex.
"Gue biasa aja" jawab Keenan melangkah kan kaki menuju ruang ujiannya.
"Lo jadi kuliah di London?" tanya Alex.
"Ya, sekalian jagain Manda"
"Dasar bucin"
"Jomblo emang suka gitu" sahut Keenan.
"Gak seru Lo"
"Lo gak sekalian kuliah di London? biar kita bisa bareng-bareng" ajak Keenan.
"Gue kan anak negeri yang cinta ibu Pertiwi, so gak mungkin gue ninggalin tanah air tercinta ini"
"Sok puitis, sok nasionalisme Lo, sekolah aja banyak bolosnya" cibir Keenan.
"Lo kebangetan jadi sahabat, gak bisa apa Lo kasih kata-katanya positif yang membangun jiwa semangat belajar gue gitu?" Alex memelas.
"Sayangnya gue lebih suka menghancurkan dari pada membangun hahaaa" Keenan tertawa puas melihat wajah pais sahabatnya.
"Anjim bener sahabat gue ini" ucap Alex berjalan lebih dulu memasuki ruang ujian.
"Yahhh dia ngambek hahaaaa" Keenan menyusul Alex masuk dalam ruang ujiannya.
🌸🌸🌸
Disebuah ruangan kerja, tampak dua orang sahabat tengah berbicara, orang itu adalah Abyan Alvarez ayah dari Arsyila Alvarez dan Emran Millard ayah dari Keenan Millard.
"Jadi putrimu tetap tidak mau kuliah di luar negeri, Abyan" tanyanya
"Tidak, dia sangat keras kepala seperti Hasna" jawab Papa Abyan, menyamakan karakter putrinya dengan mendiang istrinya yaitu Hasna Ananta.
"Kau juga sama keras kepalanya" ucap ayah Emran.
"Kau juga keras kepala Emran" cibir Papa Abyan, lalu keduanya tertawa bersama.
"Ya kita semua memang keras kepala" ucap ayah Emran.
"Kau benar" sahut papa Abyan.
"Aku tidak yakin bisa melepaskannya Keenan ke London seorang diri" ayah Emran berat berpisah dengan putra sulung nya.
"Mau bagaimana lagi Em? anak-anak sudah beranjak dewasa, sudah saatnya kita melepaskan mereka untuk menjemput takdir hidupnya" ucap Papa Abyan.
"Kau benar Abyan, kita sudah tua ternyata"
"Aku juga tidak menyadari jika Hasna meninggalkan ku dan Syila secepat ini. Bahkan sekarang aku takut jika tiba-tiba jodoh Syila datang dan membawa nya pergi dariku" keluh Papa Abyan yang terlalu over thinking.
"Kau berpikir terlalu berlebih Abyan, Syila itu masih 18 tahun, paling tidak lima atau sepuluh tahun lagi dia baru akan menikah" ucap ayah Emran.
"Aku ingin nya juga begitu, tapi perkara jodoh siapa yang tahu?" kata Papa Abyan.
"Sudahlah jangan terlalu memikirkan itu, kepalaku rasanya mau meledak membayangkan nya" ucap ayah Emran.
"Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat konveksi ku" pamit Papa Abyan.
"Jangan lupa, minggu depan kita adakan makan bersama sebagai ucapan syukur berakhirnya ujian anak-anak"
"Aku tidak akan lupa. Aku pergi dulu" ucapnya meninggalkan ruangan ayah Emran.
Papa Abyan dan ayah Emran sudah bersahabat dari bangku sekolah dasar, meskipun dulu sering bertengkar namun persahabatan itu tetap awet terjaga. Kedua sahabat itu bertemu dengan masing-masing istrinya saat duduk di bangku menengah atas.
Saat itu mama Hasna adalah murid yang sangat pintar namun pemalu, sedangkan bunda Zahra yang tak lain adalah istri ayah Emran adalah gadis cantik yang sangat populer di sekolah pada masa itu. Entah kebetulan atau bagaimana Mama Hasna dan Bunda Zahra adalah teman baik.
Masing-masing dari mereka jatuh cinta dan menjalani hubungan hingga saat ini, namun sayang mama Hasna sudah berpulang beberapa tahun yang lalu. Namun makin mereka bersahabat dan anak-anak mereka juga bersahabat, tidak pernah ada rencana perjodohan sejak bayi hingga saat ini. Bagi mereka anak-anak punya takdir hidup yang harus mereka jalani tanpa campur tangan orang tua. Sebagai orang tua mereka hanya mensupport dan mengingat jika sang anak salah jalan.
🌸
🌸
🌸
🌸
🌸
TBC 🌺
Arsyila Alvarez adalah putri tunggal dari pasangan Abyan Alvarez dan Hasna Ananta. Menjadi anak tunggal tidak membuat Syila memiliki sifat manja dan semena-mena, Syila adalah sosok yang pendiam, tenang, dan mandiri. Syila juga tidak memiliki banyak teman bahkan satu-satu sahabat yang ia miliki hanyalah Keenan, itu juga kerena orang tuanya dan orang tua Keenan bersahabat, jika tidak, Syila juga tidak akan bersahabat dekat dengan Keenan.
Syila sebenarnya sosok gadis yang baik, namun pembawaannya yang tidak ramah maka banyak orang yang mengira dirinya gadis yang sombong terlebih jarang ada senyum di wajahnya, hal itu semakin menambah persepsi negatif dari orang-orang yang belum mengenalnya dengan baik.
"Syila.... Syila...." teriak Keenan memasuki rumah sahabatnya.
"Ck...ck.... orang kalau bertamu itu yang sopan, ucap salam kek, apa gitu, malah teriak-teriak kayak tarzan" cibir Syila menuruni anak tangga.
"Hehehehe, Lo kayak baru kenal gue aja" sahut Keenan santai.
"Ngapain Lo kesini?"
"Ehhh buset...Lo gak nawarin gue duduk atau minum gitu?"
"Gak ada, gue mau pergi. Kalau Lo mau minum minta sama mbok Lis di dapur" ucap Syila seraya melangkahkan kaki melewati Keenan.
"Lo mau kemana? cakep bener?" Keenan menelisik penampilan sahabatnya itu. Syila mengenakan rok mini berwarna navi yang tinggi di atas lutut dan square top crop lengan panjang berwarna putih, rambut panjangnya di biarkan tergerai namun sedikit curly, dengan Sling bag kecil dan sneaker putih membungkus kakinya, Visual Syila benar-benar cantik khas anak remaja.
"Suka-suka gue mau kemana, minggir Lo" Syila berlalu tapi kembali di tahan oleh Keenan.
"Eiitttsss, tunggu dulu, tidak semudah itu Nona"
"Lo mau apa sih Ken?" kesal Syila, beginilah kalau ada Keenan, Syila tidak bisa bebas pergi kemana-mana.
"Gue tanya Lo mau kemana? Dan lihat pakaian Lo" Keenan menatap Syila dari ujung kaki hingga kepala.
"Penampilan Lo itu bisa buat cowok yang liat Lo berpikir liar Syila" geram Keenan.
"Ckk, Lo berlebihan Ken. Lo lupa kalau Amanda juga sering pakai pakaian kayak gini" cibir Syila.
"Amanda itu beda, dia bisa jaga diri, dan kadang ada gue menemaninya" elak Keenan.
"Maksud Lo, gue gak bisa jaga diri?" Syila menatap tajam Keenan.
"Bukan gitu juga"
"Alah, minggir Lo. Basi tahu nggak" kesal Syila mendorong kasar tubuh Keenan hingga terjengkang di sofa.
"Syila, berhenti gue bilang, Syila....." teriak Keenan, tapi Syila tetap pergi dan masuk kedalam mobilnya.
"Who cares" ucap Syila, jengah dengan kelakuan sahabatnya itu.
"Sial, kemana perginya tuh anak" kesal Keenan menatap mobil yang di kendarai Syila semakin jauh.
"Gue harus ingetin Alex bener-bener ini, siapa lagi yang bakal jagain Syila kalau gue nanti udah ke London?" gumam Keenan, menitipkan Syila pada Alex untuk di jaga.
🌸🌸🌸
Keenan mendatangi rumah Alex, ia benar-benar tidak tenang meninggalkan Syila ke London. Tapi Keenan juga harus tetap pergi ke London untuk kuliah sekaligus menjaga kekasih nya.
"Lex" panggilan Keenan, melihat sahabatnya itu duduk di ruang tamu.
"Lo gak ada sopan santun ya jadi orang" cibir Alex.
"Ckk, Lo pada hari ini kenapa sih? kayak baru kenal gue aja" kesal Keenan mendapat cibiran dari Alex.
"Lo pada? siapa? gue di sini sendirian Bambang" sahut Alex kembali fokus pada game online nya.
"Lex, gue mau ngomong serius ini"
"Ya ngomong aja kali, emang ada larangan Lo ngomong?"
"Gue serius Alexander Rusdianto" geram Keenan.
"Ah, gak asik Lo pake bawa-bawa nama panjang gue" kesal Alex terpaksa mengakhiri permainan nya.
"Lagian Lo mau ngomongin apa sih?" Alex sudah meletakkan ponselnya di meja.
"Gue titip Syila sama Lo ya, jagain Syila bener-bener. Jangan sampai ada cowok yang modusin tuh anak"
"Gue gak ngerti" bingung Alex.
"Maksud gue, gue kan mau ke London, dan otomatis gue gak bisa jagain Syila, jadi gue titip sama Lo" jelas Keenan.
"Syila udah gede kali Ken, gak perlu di jagain. Tapi kalau Syila mau terima gue jadi pacarnya, gue pas...."
Bugh.....
Sebuah bantal yang ada di sofa mendarat di wajah Alex sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
"Anjim, Lo apa-apaan sih Ken" kesal Alex terkejut.
"Awas Lo berani macem-macem sama Syila" Keenan menatap tajam Alex.
"Gue gak macem-macem, sebab satu macem aja belum tentu..." Alex melirik Keenan.
"Lagian kalau gue macem-macem sama Syila kenapa sih Ken? kalau Syila nya mau juga gak apa-apa kali, emang Lo siapa nya Syila?"
"Gue sahabatnya, dan gue gak rela kalau sahabat gue di modusin cowok modelan Lo"
"Ckck, Lo sahabat tapi posesif nya udah melebihi pacar. Perasaan Lo sama Manda gak seposesif ini, jangan-jangan Lo cintanya sama Syila, bukan sama Manda" tuduh Alex.
"Ngaco Lo Lex, sembarangan aja kalau ngomong" Keenan tidak terima tuduhan Alex.
"Pokoknya kalau sampai terjadi apa-apa sama Syila selama gue gak ada, awas Lo" kini Keenan bukan lagi memperingatkan Alex, tapi mengancamnya.
"Kenapa malah nambahin gue beban" gumam Alex menatap kepergian Keenan dari rumahnya.
🌸🌸🌸
Syila memasuki sebuah ruko besar dan ramai tempat dimana Ananta Boutique itu berada, seperti biasa hari ini ia datang untuk melihat data penjualan atau membuat desain baru yang akan ia pasarkan.
"Selamat datang Nona" sambut sang Manager butik, seorang wanita dewasa.
"Ramai mbak Dewi?" tanya Syila melihat banyaknya pengunjung butik.
"Ya, seperti yang Nona lihat" jawab Dewi.
"Aku ke atas ya mbak" pamit Syila langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya.
"Ckk, anak itu selalu begitu" ucap Dewi manatap Syila yang mulai menaiki anak tangga. Ya begitu Syila, hanya bicara jika ada sesuatu yang penting, tanpa ada basa-basi apa lagi senyum ramah.
"Syila rindu Mama" gumam Syila memasuki ruangan dimana dulu adalah ruangan favorit Mama Hasna. Dulu Syila tidak sekaku ini, meskipun Syila bukan gadis yang ceria, tapi dulu ia tidak tertutup seperti sekarang. Jika sekarang, jangankan orang lain, Abyan sebagai Papa nya pun tidak bisa mengerti arah pemikiran Syila. Hanya Syila dan Tuhan lah yang tahu apa yang ada di dalam hati dan otaknya, semua terjadi setelah kepergian Hasna Ananta, sang Mama.
"Apakah Mama bisa mendengar kan Syila? Mah, Syila kesepian, Syila rindu di peluk Mama, kenapa Mama tega ninggalin Syila? Syila masih sangat membutuhkan Mama" gadis remaja itu mulai menangis mengenang setiap momen yang pernah ia lewati bersama mendiang Mama nya.
"Maafkan Syila jika masih menangis saat mengingat Mama, ikhlas ini sedang Syila usahakan Mah, Syila sangat berusaha meskipun berat" ucap Syila tubuhnya bergetar hebat tak mampu menahan tangisnya.
🌸
🌸
🌸
🌸
🌸
TBC 🌺
Syila mengenakan Off Shoulder dress berwarna merah menyala yang memperlihatkan sebagian punggung seksi dan mulusnya. Gadis itu terlihat semakin cantik dengan tatanan rambut yang sedikit di angkat keatas dan meninggalkan beberapa helai sebagai pemanis.Wajahnya semakin cantik dengan riasan tipis khas anak remaja.
"Putri Papa cantik sekali" puji Abyan melihat penampilan putrinya.
"Memang kemarin Syila tidak cantik?" kata Syila.
"Tidak sayang, Syila cantik selalu cantik dan tetap cantik di mata Papa" ujar Abyan menggandeng putrinya.
"Jangan pulang terlalu malam ya" kata Abyan mengingatkan Syila, pria paruh baya itu akan mengantarkan Syila ketempat night prom itu di adakan.
"Ya" jawab Syila masuk kedalam mobil Papa nya.
"Pah, boleh Syila tanya sesuatu?" tanyanya.
"Apa?" Abyan mulai mengemudikan mobilnya.
"Arasy itu siapa?" tanya Syila, Abyan menoleh kearah putrinya.
"Syila tidak sengaja melihat nama itu di buku usang milik Mama" jelas Syila.
"Arasy Alvarez, dia Kakakmu" sahut Abyan.
"Kakak? Tapi Papa dan Mama tidak pernah mengatakan jika Syila punya Kakak, dimana dia? Dan...."
"Dia sudah meninggal, dia saudara kembarmu. Tapi Arasy tidak bisa bertahan karena jantung nya tidak berkembangnya dengan baik. Mama dan Papa sangat terpukul dengan kepergiannya, itu sebabnya kami tidak pernah membahasnya, bahkan denganmu sekalipun" jelas Abyan mengenang mendiang putri kecilnya yang harus kembali berpulang setelah dua hari dilahirkan.
"Jadi Syila punya saudara? Bahkan kembar" ucap Syila tak percaya.
"Papa tidak punya fotonya?" tanya Syila.
"Tidak, tapi Papa selalu melihat nya setiap hari" ujar Abyan, Syila mengerutkan keningnya.
"Kalian kembar identik sayang, jadi wajah kalian sangat mirip. Lagi pula Papa tidak ingin terlalu meratapi nya" kata Abyan.
"Pasti sekarang Arasy sudah bahagia bersama Mama" kata Syila.
"Dan disini Papa bahagia menjagamu dan sangat mencintaimu" sahut Abyan tersenyum, mobil itu berhenti di sebuah lobby Hotel bintang lima dimana acara itu berlangsung. Syila turun dari mobil dang langsung menuju Ballroom Hotel membaur bersama teman-temannya.
🌸🌸🌸
Malam prom itu berlangsung sangat meriah dan mewah, semua murid menikmati malam itu bersama dengan pasangannya masing-masing kecuali Syila. Gadis itu hanya duduk diam disudut ruangan sambil melihat teman-temannya yang bersenang-senang.
Keenan bahkan terlihat asik berdansa dengan Amanda, kekasihnya.
"Menyebalkan" gumam Syila melihat kebucinan Keenan. Gadis itu menyesal mocktail nya dan melihat kearah lain.
"Syila, Syila....." Keenan menghampiri meja Syila, gadis itu menatap heran pada Keenan.
"Ken...."
"Ayo ikut aku" Keenan langsung menarik tangan Syila dan berlari keluar ballroom.
"Ken, Lo apaan sih" heran Syila, tapi Keenan hanya diam bahkan terus berlari tanpa menghiraukan protes Syila.
"Lo kesambet apa sih Ken?" kesal Syila, namun lagi-lagi Keenan hanya diam, hingga akhirnya Syila menghempaskan tangan Keenan.
"Syila, Lo apa-apaan sih?" seru Keenan marah.
"Lo yang apa-apaan? Kenapa riba narik tangan gue dan....."
"Awhhhh Ken, turunin gue, sumpah ini gak lucu" teriak Syila saat Keenan memanggul tubuh mungilnya.
Aksi Keenan menjadi perhatian orang-orang di sekitarnya, namun Keenan tidak perduli dan terus memanggil Syila yang meronta sampai ke mobilku.
"KEENAN" pekik Syila setelah di turunkan oleh Keenan.
"Diam dan ikut gue!" seru Keenan mengemudikan mobilnya meninggalkan Hotel itu, Keenan bahkan melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, membuat Syila semakin bingung.
"Kita mau kemana?" tanya Syila berpegangan erat karena Keenan mengemudikan mobil seperti orang kesetanan.
Keenan hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Syila, pria itu fokus mengemudikan hingga tiga puluh menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah rumah sakit besar.
"Rumah sakit, siapa yang sakit?" lirih Syila.
"Ayo turun" ajak Keenan mengulurkan tangannya, ia menatap sendu Syila.
"Wait, Lo ngapain bawa gue ke rumah sakit?" Syila menepis tangan Keenan.
"Syila please, ayo turun" ajak Keenan dengan lembut, antah mengapa Syila luluh dan menurut begitu saja pada Keenan.
Keenan membawa Syila ke ruangan operasi, diam disana ada kedua orang tua Keenan dan dua orang polisi.
"Sayang" ibu Keenan yang menangis langsung memeluk Syila yang tak tahu apa-apa.
"Bunda kenapa menangis? Dan kenapa kita disini?" tanya Syila, hatinya mulai gelisah.
"Sabar sayang, semua pasti akan baik-baik saja" ucap wanita paruh baya itu, Emran, ayah Keenan juga ikut memeluk Syila.
"Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kalian begini?" bingung Syila.
"Ayah, kanapa kita disini? Dan kenapa ada polisi disini?" tanya Syila pada Emran.
"Sayang, Pap...."
Pintu ruangan operasi itu terbuka dan beberapa suster mendorong brankar berisikan pasien yang baru saja melakukan operasi.
"Papa" lirih Syila melihat pasien itu, Syila sangat mengenali cinta pertama nya itu.
"Ayah, itu....." suara Syila tercekat melihat kondisi Papa nya.
"Apakah dia keluarga korban?" tanya salah satu polisi.
"Ya, ini putrinya" kata Emran menggenggam tangan Syila.
"Ayah...." lirih Syila.
"Abyan mengalami kecelakaan tunggal sepulang mengantar mu sayang" kata Emran membuat jantung Syila berdetak kencang.
"Papah...." lirih Syila, mencerna situasi. Seberapa dahsyat kecelakaan yang dialami oleh Papa nya sehingga kondisi Papa nya sangat memprihatinkan seperti itu?.
Syila tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Papa nya, seluruh tubuh pria itu dibalut dengan kain kassa. Itu artinya papanya terluka parah?.
"Ak-aku mau melihat Papa" ucap Syila terbata.
Ayah dan Bunda Keenan langsung membawa Syila keruang perawatan Abyan. Pria itu berada di ruangan ICU karena kondisinya sangat kritis. Bahkan dokter melarikan Syila untuk menemui nya saat ini, gadis itu hanya bisa melihat Papa nya di balik pintu kaca.
"Papa pasti akan baik-baik saja" ucap Syila meyakinkan dirinya sendiri, tidak ada air mata di wajah gadis itu. Syila tidak ingin terlihat lemah dengan menangis, Syila akan membuktikan pada Papa nya jika dirinya gadis yang kuat.
"Menangislah Syila" kata Keenan mendekat Syila.
Brukkkkkkkk
Syila mendorongku kuat tubuh Keenan hingga pria itu tersungkur kebelakang.
"Gue gak akan nangis, Papa baik-baik aja" seru Syila menatap tak suka pada Keenan.
"Bunda berhenti nangis, Papa baik-baik saja" Syila menghapus air mata Zahra.
Didalam ruangan ICU, suster berlarian memanggil dokter karena mesin monitor yang memantau kondisi vital pasien tiba-tiba saja menurun, bahkan berhenti bekerja.
Dokter dengan sigap menggunakan Defibrillator beberapa kali untuk mengembalikan detak jantung pasien.
"Papa, baik-baik saja, Papa baik-baik saja" ucap Syila seperti merapalkan sebuah doa.
Hingga tak lama kemudian sang dokter menghentikan kegiatannya setelah monitor itu kembali normal.
"Ada yang bernama Emran?" tanya seorang suster yang baru saja keluar dari ruang ICU.
"Saya" ucap Ayah Keenan.
"Silahkan masuk, Tuan Abyan memanggil anda" kata suster itu, tanpa menunggu lama Emran masuk untuk melihat kondisi sahabatnya.
Emran memakai pakaian khusus dan mendekati brankar Abyan yang tergolek tak berdaya. Beberapa kali Emran menundukkan tubuhnya untuk berbicara dengan Abyan, dan semua itu tak luput dari pandangan Syila, Bunda Zahra dan juga Keenan yang hanya bisa melihatnya dari balik kaca transparan sebagai dinding pemisah.
🌸
🌸
🌸
🌸
🌸
TBC 🌺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!