Kisah ini akan menceritakan tentang perjuangan hidup seorang gadis yang berasal dari desa bernama Herlina Iskandar, dia sering di sapa dengan panggilan Lina oleh orang-orang di sekitarnya
Lina adalah seorang gadis yang berparas cantik dan mengagungkan kata cinta, dengan senang hati Lina memberikan apapun yang bisa dia berikan kepada orang yang dia cintai dengan sepenuh hati
Tapi bagaimana bila orang yang sangat dia cintai ternyata menjalin hubungan dengan wanita lain?
Bagaimana bila orang yang Lina cintai sanggup merencanakan sesuatu yang sangat mengerikan terhadap dirinya?
Tak ada lagi rasa cinta yang tersisa di dalam hati Lina, hanya ada rasa dendam dan keinginan untuk membalas itu semua
"Jadilah wanita saya, maka saya akan menjadi pendukung kamu"
Lina tak perduli jika dia harus menyerahkan tubuhnya demi membalaskan rasa sakit di dalam hatinya
Apakah Lina akan berakhir bahagia bersama sang tuan muda yang terkenal selalu bergonta-ganti pasangan?
Kisah ini akan di mulai dari Lina yang kehilangan sosok sang ayah untuk selamanya saat dia masih terbilang cukup kecil, dia terkadang merasa iri dengan anak-anak lain yang masih memiliki sosok ayah
"Apa ibu ga ada niat untuk menikah lagi?" tanya Lina dengan polosnya
Sang ibu pun tersenyum hangat
"Menikah itu perkara mudah sayang, tapi ibu ga ada niat untuk menikah lagi karena ibu sangat mencintai ayah kamu." jawab sang ibu dengan lembut
Lina kecil pun terlihat mengerucutkan bibirnya, sang ibu tertawa geli melihat hal tersebut
"Kenapa anak ibu yang cantik jadi cemberut begitu?" tanya sang ibu di sela tawanya
"Lina mau punya ayah seperti teman-teman Lina yang lainnya bu," jelas Lina dengan polosnya
Sang ibu memeluk tubuh Lina dengan erat dan mencium ujung kepala Lina dengan lembut
"Ibu mengerti perasaan kamu sayang, tapi maaf karena ibu ga bisa mengabulkan permintaan kamu yang satu itu"
"Apa karena ibu sangat mencintai ayah?" tanya Lina
"Kamu benar sayang, walaupun ayah kamu sudah meninggalkan kita lebih dulu tapi perasaan ibu terhadap ayah kamu ga akan pernah berubah"
Lina kecil menatap wajah sang ibu dengan lekat
"Saat aku besar nanti, apa aku juga akan ketemu dengan orang aku cintai bu?"
"Pasti sayang, akan datang masanya di mana kamu akan merasa bahagia walaupun hanya melihat wajah orang itu"
Lina kecil yang belum terlalu paham maksud ucapan sang ibu hanya bisa terdiam dan menatap sang ibu dengan lekat
"Saat nanti kamu merasakan yang namanya cinta, kamu harus bisa menjaga perasaan itu dengan baik sayang. Karena yang namanya cinta bisa luntur atau menghilang tak tersisa kalau tidak di jaga dengan baik," jelas sang ibu dengan lembut
"Tapi bagaimana kalau ternyata orang yang kita cintai itu adalah orang yang jahat bu?" tanya Lina dengan wajah serius
"Baik yang namanya cinta ataupun rumah tangga itu adalah sebuah beban yang harus kita pikul sayang, kalau kamu merasa kamu masih kuat kamu harus berusaha untuk menahan bebannya"
"Bagaimana kalau Lina merasa tidak sanggup bu?"
"Lepaskan sayang, kamu akan menjadi bungkuk kalau kamu memaksa untuk memikul beban yang tak sanggup kamu bawa"
Nasihat sang ibu yang di dengar oleh Lina saat dia masih kecil selalu tertanam di dalam lubuk hatinya, dia pun mulai merasakan yang namanya cinta saat duduk di bangku SMA. Lina jatuh hati kepada kakak kelasnya yang bernama Aldi. Lina harus merelakan sosok sang ibu pergi untuk selamanya saat dia baru saja menyelesaikan pendidikan SMA
"Lina harap ibu bisa tenang di sana bersama ayah, ibu ga perlu khawatir dengan keadaan Lina karena Lina akan berusaha untuk melanjutkan hidup Lina dengan baik." batin Lina dengan air mata yang mengalir
Lina yang masih terbilang cukup muda saat itu memilih untuk melanjutkan usaha kecil-kecilan peninggalan orang tuanya dan tak melanjutkan pendidikannya, di balik kesedihan Lina saat itu ada Aldi yang selalu menemani dirinya dan selalu menguatkan hatinya
"Mungkin ini adalah perasaan cinta yang dulu pernah ibu bilang ke aku," batin Lina sambil tersenyum menatap wajah Aldi
Kebahagiaan di dalam hidup Lina terasa semakin sempurna karena Aldi memutuskan untuk meminang dia setelah mendapatkan pekerjaan, demi rasa cintanya kepada laki-laki tersebut Lina memutuskan untuk mengikuti sang suami mengadu nasib di ibukota dan menjual usaha kecil-kecilan miliknya
Aldi bekerja di sebuah perusahan yang cukup ternama, setelah dua tahun bekerja di sana Aldi berhasil mengumpulkan sedikit tabungan dan memutuskan untuk membuka usahanya sendiri
"Bagaimana menurut kamu sayang?" tanya Aldi
"Aku akan selalu mendukung pilihan kamu mas," jawab Lina dengan bersungguh-sungguh
Aldi pun terlihat bahagia dan langsung memeluk tubuh Lina dengan erat
"Terima kasih ya sayang"
Untuk mendukung pilihan sang suami Lina menggadaikan rumah peninggalan orang tuanya yang berada di kampung, usaha yang Aldi jalani berjalan dengan baik dan membuat kehidupan mereka semakin lama semakin membaik. Mereka benar-benar merasa bahagia walaupun hingga saat itu mereka belum juga di karuniai seorang anak
Lina merasa kehidupan yang dia miliki benar-benar berjalan dengan baik, hingga cobaan mulai menghampiri rumah tangga mereka dan itu semua di mulai dari sang suami yang harus berurusan dengan hukum dalam kasus investasi bodong. Aldi pun harus mendekam di balik jeruji besi selama kasus persidangan sedang berlangsung
"Tolong jangan menangis sayang, mas Aldi semakin merasa bersalah melihat keadaan kamu seperti itu." ucap Aldi lirih
"Aku ga tega melihat kamu berada di tempat ini mas," ucap Lina dengan suara yang terputus-putus tertahan oleh tangisan
Aldi menggenggam kedua tangan Lina dengan erat
"Mas Aldi yakin mas Aldi akan keluar dari tempat ini sayang, mas Aldi ga melakukan kesalahan apapun dalam masalah ini." jelas Aldi sambil berusaha untuk tersenyum agar Lina merasa tenang
"Tapi dari mana kita harus mengumpulkan uang sebanyak itu untuk ganti rugi mas?" tanya Lina lirih
Saat itu Aldi di tipu oleh seseorang dan menerima tawaran kerja sama yang ternyata adalah bisnis investasi bodong, bodohnya Aldi bersedia saat di tunjuk sebagai penanggung jawab bisnis tersebut
"Kamu tenang aja ya sayang, mas Aldi janji mas akan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin"
Lina pun memaksa bibirnya untuk tersenyum sambil menganggukkan kepalanya walaupun air matanya tetap mengalir dengan hebat
"Mas cuma minta kamu untuk terus mendoakan mas Aldi di luar sana, mas juga berharap kamu terus memberikan dukungan terhadap mas"
"Aku pasti akan selalu mendoakan dan mendukung kamu mas," ucap Lina dengan tulus
"Terima kasih karena selama ini kamu selalu mendukung mas, mas janji mas akan memperbaiki semua keadaan ini setelah mas keluar dari tempat ini." ucap Aldi dengan bersungguh-sungguh
Lina pun tersenyum tipis agar sang suami tidak terlalu khawatir kepada dirinya, saat itu Lina menganggap hal tersebut adalah ujian dalam rumah tangganya. Lina memutuskan untuk tetap bertahan apapun hasil akhir dari persidangan sang suami
Tapi ternyata pil pahit kehidupan yang harus Lina rasakan belum berhenti sampai di situ, Lina masih harus berhadapan dengan sesuatu yang akhirnya membuat dia memutuskan untuk menyerah memperjuangkan cinta di dalam hatinya
"Maaf, mbak mau cari siapa ya?" tanya Lina dengan sopan
Saat itu ada seorang gadis muda yang sangat cantik dan berpenampilan elegan berdiri tepat di hadapan Lina, sedangkan dia sendiri merasa tak mengenal gadis tersebut. Di samping gadis tersebut terlihat seorang pria berpakaian rapi seperti sedang mendampingi gadis tersebut
Gadis tersebut memperhatikan Lina dari ujung kepala hingga ke ujung kaki dengan seksama, tiba-tiba saja gadis tersebut menampilkan sebuah senyuman yang terlihat sedikit meremehkan
"Siapa perempuan ini? kenapa cara dia memperhatikan aku sampai seperti itu?" batin Lina dengan perasaan sedikit bingung
"Apa benar kamu istrinya Aldi?" tanya gadis tersebut dengan nada suara yang terdengar sedikit sombong
"Ya benar mbak, saya Lina istri dari mas Aldi." jelas Lina sambil menyodorkan tangannya
Gadis tersebut hanya menatap uluran tangan Lina dengan tatapan sinis dan tak menyambut uluran tangan Lina, Lina yang merasa tak ada sambutan baik pun menarik kembali tangannya sambil tetap berusaha untuk tersenyum
"Maaf sebelumnya, tapi mbak ini ingin bertemu dengan siapa ya? Kalau mbak ingin bertemu dengan mas Aldi saat ini mas Aldi tidak berada di sini," jelas Lina dengan sopan
"Nama saya adalah Anita, saya tau kalau saat ini Aldi tidak berada di rumah ini dan saya juga tau dengan pasti keadaan Aldi saat ini. Saya sengaja datang ke rumah ini karena ingin bertemu dengan kamu," jelas Anita
"Kalau begitu silahkan masuk dulu ke dalam mbak," ucap Lina lalu tersenyum tipis
Anita terlihat menggelengkan sedikit kepalanya
"Saya rasa hal itu tidak perlu, saya tidak ada niat untuk berlama-lama di rumah ini"
"Baik mbak kalau begitu, kalau begitu ada keperluan apa mbak mencari saya?" tanya Lina
"Saya datang ke rumah ini untuk menawarkan kamu sesuatu, saya yakin penawaran dari saya akan saling menguntungkan untuk kita berdua." jawab Anita dengan serius
"Kalau saya boleh tau, mbak ini mau menawarkan apa ke saya?" tanya Lina
"Saya tau kalau saat ini Aldi sedang terjerat kasus hukum dan saya akan menawarkan bantuan agar Aldi bisa terbebas dari jeratan hukum"
Senyuman kebahagiaan langsung terpancar dengan jelas di wajah Lina saat mendengar hal tersebut, dia pikir ada secercah harapan bagi rumah tangganya. Lina tak mengira bahwa sesaat lagi dia akan mendapatkan sebuah kejutan yang sangat menyakitkan
"Saya akan mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kalau mbak bersedia membantu mas Aldi," ucap Lina dengan tulus
Tiba-tiba saja Anita menampilkan sebuah senyuman yang penuh arti
Deg..
Entah mengapa saat itu ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati Lina
"Apa kamu pernah mendengar sebuah kalimat yang berbunyi tidak ada yang gratis di dunia ini?"
"Maksud mbak?" tanya Lina
"Saya akan membebaskan Aldi dari jeratan hukum, tapi ada satu syarat yang harus kamu penuhi sebelum saya melakukan hal itu." jelas Anita
"Syarat?" tanya Lina sambil mengerutkan keningnya
Anita menganggukkan sedikit kepalanya
"Apa saya boleh tau syarat yang mbak maksud?"
"Saya minta kamu untuk segera mengurus perceraian antara kamu dan Aldi," jawab Anita dengan serius
Sebagai seorang istri tentu saja Lina tidak bisa menerima syarat yang Anita katakan begitu saja, dia pun langsung memasang wajah tidak suka dan menatap Anita dengan tajam
"Bagaimana?" tanya Anita tanpa rasa malu sama sekali
"Syarat yang kamu katakan itu terdengar konyol mbak, kalau kamu datang ke rumah ini hanya untuk membuat kegaduhan sebaiknya hentikan semua itu." ucap Lina dengan tegas
Anita pun tersenyum tipis
"Apa kamu yakin akan menolak penawaran dari saya?"
Lina pun tersenyum dingin
"Saya rasa pembicaraan kita tidak perlu di lanjutkan lagi mbak, menurut saya syarat yang kamu minta dari saya itu adalah sesuatu yang kurang pantas." ucap Lina penuh penekanan
Anita menampilkan sebuah senyuman yang penuh arti dan membuat perasaan Lina semakin terasa tak nyaman
"Memang apa yang bisa Aldi harapkan dari wanita seperti kamu?" tanya Anita di akhiri dengan senyuman sinis
Lina hanya terdiam dan berusaha untuk menahan gejolak amarah yang sedang dia rasakan saat itu
"Seharusnya kamu sadar diri, kamu hanyalah seorang wanita yang tidak bisa memberikan Aldi dukungan apapun. Bahkan untuk memberikan dia keturunan pun kamu tidak sanggup," lanjut Anita
Sontak saja Lina semakin tajam menatap Anita, tapi dia juga tidak bisa berbohong bahwa hati kecilnya merasakan ada sesuatu yang tidak beres
"Dari mana perempuan ini tau kalau hingga saat ini aku belum juga hamil? hubungan apa yang sebenarnya di miliki mas Aldi dengan perempuan ini?" batin Lina
Anita tersenyum penuh kemenangan melihat ekspresi yang Lina tampilkan pada saat itu
"Sebenarnya siapa kamu? apa hak kamu untuk ikut campur dalam urusan rumah tangga kami?" tanya Lina penuh penekanan
"Kamu benar-benar ingin tau siapa saya?"
Lina hanya terdiam dan menatap Anita dengan lekat
"Saya adalah perempuan yang selama ini menghabiskan malam bersama suami kamu, saat suami kamu memakai alasan pekerjaan dan tidak pulang ke rumah ini." jelas Anita tanpa rasa malu sama sekali
Lina merasa seluruh kekuatan yang dia miliki menghilang begitu saja mendengar tentang hal tersebut, dia bahkan hampir saja terjatuh lemas seandainya dia tidak berhasil meraih handel pintu untuk menopang tubuhnya saat itu
"Dari ekspresi kamu saat ini, saya yakin kamu paham maksud dari ucapan saya." ucap Anita di akhiri dengan senyuman tipis
Tak lama kemudian Lina terlihat menggelengkan kepalanya
"Saya rasa kamu hanya bicara omong kosong, saya tidak bisa percaya kalau suami saya melakukan hal seperti itu di belakang saya." ucap Lia dengan lirih
"Apa kamu butuh pembuktian tentang hubungan kami?" tanya Anita
Lina hanya bisa terdiam dan menatap Anita semakin tajam, Anita pun mulai mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Anita memperlihatkan foto-foto di mana dia sedang bermesraan dengan Aldi, di dalam salah satu foto terlihat mereka sedang berbaring di atas tempat tidur dan hanya ada selimut menutupi tubuh mereka berdua
"Apa-apaan semua ini?" tanya Lina dengan lirih
"Saya hanya memperlihatkan ke kamu kenyataan yang ada karena kamu tidak percaya dengan ucapan saya," jawab Anita dengan nada sombongnya
Sudah jatuh tertimpa tangga ungkapan yang cocok untuk keadaan Lina saat itu, seluruh dunia Lina terasa runtuh tak tersisa pada saat itu. Lina merasa kebahagiaan yang dia rasakan selama ini ternyata hanya sebuah kebohongan belaka
Hati Lina terasa sakit bukan main pada saat itu, sekuat apapun dia mencoba terlihat tegar tetap saja kedua bola mata Lina mulai berkaca-kaca
"Apa-apaan semua ini?" tanya Lina dengan lirih
"Apa saya melakukan kesalahan?" tanya Anita tanpa rasa malu sama sekali
Lina pun hanya bisa terdiam sambil menahan air matanya agar tidak terjatuh di hadapan Anita
"Saya hanya memperlihatkan ke kamu bukti yang nyata dari ucapan saya, saya terpaksa menunjukkan semua itu karena sepertinya kamu tidak mempercayai ucapan saya." jelas Anita tanpa rasa malu sama sekali
Sudah jatuh tertimpa tangga itu adalah ungkapan yang cocok untuk keadaan Lina pada saat itu, seluruh dunia Lina terasa hancur tak tersisa pada saat itu. Lina merasa kebahagiaan yang dia rasakan selama ini ternyata hanya sebuah kebohongan belaka, air mata yang sedari tadi dia tahan pun mulai terjatuh membasahi pipinya
"Sebagai sesama wanita, apa dia ga merasa bersalah sama sekali telah menunjukkan itu semua ke aku? apa sebagai seorang wanita dia tak mempunyai rasa malu mengakui hal memalukan seperti itu?" batin Lina
Anita pun tertawa puas di dalam hatinya melihat keadaan Lina yang sudah seperti itu, sudah pasti Anita merasa bahwa dia telah berhasil mengalahkan Lina dengan telak
"Saya harap kamu bisa membuat keputusan dengan bijak dalam permasalahan ini, lagi pula seharusnya perempuan seperti kamu harus bisa sadar diri. Apa yang bisa Aldi harapkan dari perempuan seperti kamu?" tanya Anita di akhiri dengan senyuman yang terlihat meremehkan
Lagi-lagi Lina hanya bisa terdiam dengan air mata yang semakin hebat, saat itu Lina merasa tak memiliki kekuatan sama sekali bahkan untuk sekedar membalas ucapan Anita
"Kamu hanya seorang perempuan yang berasal dari kampung dan beruntung karena telah di nikahi oleh Aldi, kamu tidak bisa memberikan Aldi dukungan apapun untuk karirnya agar dia bisa terus melangkah maju dalam hidupnya. Bahkan untuk sekedar memberikan dia keturunan, sebagai seorang istri kamu telah gagal untuk melakukan hal itu." lanjut Anita dengan tatapan mata meremehkan
"Ternyata kamu ga cuma telah berkhianat di belakang aku mas, kamu bahkan sudah menceritakan kekurangan aku kepada wanita ini." batin Lina
Hati Lina benar-benar terasa sakit akan kenyataan yang baru saja dia terima saat itu
"Saya akan memberikan kamu sedikit waktu untuk mengambil keputusan yang bijak, tapi saya berharap kamu bersedia untuk bercerai dengan Aldi. Setelah kamu melakukan hal itu, saya akan segera membebaskan Aldi dari jeratan hukum. Saya juga akan memberikan kamu sejumlah uang setelah kalian resmi bercerai," ucap Anita
Tanpa perasaan bersalah sama sekali Anita langsung melangkahkan kakinya dan meninggalkan rumah tersebut, dia pun terlihat masuk ke dalam sebuah mobil yang sangat mewah. Lina sendiri terduduk lemas setelah mobil tersebut benar-benar menghilang dari pandangan matanya
"Kenapa mas? kenapa kamu tega melakukan itu semua di belakang aku mas? ternyata hal seperti itu yang selalu kamu lakukan di luar rumah dengan alasan pekerjaan," batin Lina dengan air mata yang semakin hebat
Lina pun menggelengkan kepalanya
"Aku ga boleh seperti ini!! Aku harus mendapatkan penjelasan dari mas Aldi!!" batin Lina
Untuk sesaat Lina berusaha untuk menenangkan hatinya terlebih dahulu, setelah merasa lebih baik Lina langsung bersiap untuk menemui sang suami. Kini Lina sudah duduk berhadapan dengan sang suami, dengan mudahnya Aldi mengetahui bahwa Lina baru saja menangis dari matanya yang terlihat sedikit membengkak
"Kamu kenapa sayang? mas tau kalau mas sudah membuat pilihan yang salah dalam hidup mas, tapi mas yakin kita bisa melalui ini semua dengan baik." ucap Aldi dengan wajah cemas
Lina pun tersenyum getir dengan air mata yang mulai menetes, sedangkan Aldi semakin merasa cemas melihat sikap Lina yang seperti itu
"Kamu kenapa sih sayang? kamu ga boleh menyerah seperti ini sayang, kita akan memulai semuanya dari awal setelah mas keluar dari tempat ini"
"Apa yang harus kita mulai dari awal mas? sedangkan saat ini aku tau kamu memiliki wanita lain di belakang aku, anggap saja ini adalah kebaikan terakhir yang bisa aku lakukan untuk kamu mas." batin Lina
"Aku mau kita bercerai mas," ucap Lina dengan lirih
Mendengar hal tersebut sontak saja membuat Aldi langsung mengeraskan rahangnya
"Apa yang baru saja kamu katakan Lin? kamu minta apa dari aku?" tanya Aldi penuh penekanan
Lagi-lagi Lina menampilkan sebuah senyuman yang terlihat getir
"Aku mau kita bercerai mas," ucap Lina dengan lirih
"Apa kamu minta cerai karena keadaan aku saat ini Lin?" tanya Aldi di akhiri dengan senyuman yang terlihat dingin
Lina hanya bisa terdiam dengan air mata yang terus mengalir dengan bebas
"Aku memang salah memilih teman bisnis Lin, tapi apa kamu ga sadar? aku melakukan itu semua semata-mata untuk kamu Lin, aku cuma ingin kamu merasakan hidup dengan nyaman." lanjut Aldi
"Berhenti untuk memberikan pembelaan bagi diri kamu sendiri mas, aku ingin cerai dari kamu bukan karena keadaan kamu saat ini mas." ucap Lina dengan suara yang terputus-putus tertahan oleh tangisan
Aldi hanya terdiam dan menatap Lina dengan tajam
"Apa kamu ga merasa kalau selama ini kamu sudah melakukan kesalahan besar di belakang aku mas?," tanya Lina lirih
Deg...
Aldi berusaha untuk menutupi perasaan yang sedang dia rasakan saat itu dengan senyuman tipis, tapi Lina dengan mudahnya mengetahui perasaan Aldi yang sebenarnya
"Kamu ngomong apa sih Lin? kesalahan apa yang kamu maksud? Mas Aldi sama sekali ga paham arah omongan kamu"
Aldi tetap berusaha untuk berbohong agar rumah tangganya tetap baik-baik saja, Lina pun tersenyum getir
"Perempuan itu sudah datang menemui aku mas, dia sudah menceritakan hubungan yang terjadi di antara kalian berdua. Dia bahkan sudah menunjukkan foto di saat kalian berdua sedang bermesraan," jelas Lina lirih
Dalam sekejap wajah Aldi berubah menjadi panik karena dia sadar dia tak bisa lagi berbohong
"Mas Aldi bisa jelasin tentang itu semua sama kamu Lin, semuanya terjadi begitu saja waktu perusahaan kami sedang melakukan kerja sama. Mas Aldi sama sekali ga berniat untuk selingkuh di belakang kamu, itu semua cuma kesalahan sesaat Lin." jelas Aldi dengan hati-hati
Lina pun mulai menjatuhkan air matanya
"Kesalahan sesaat kamu bilang mas? yang namanya kesalahan sesaat itu tidak mungkin berkelanjutan mas, kamu bahkan sampai menceritakan kekurangan aku yang ga mampu memberikan kamu keturunan sama perempuan itu." ucap Lina lirih
Aldi hanya bisa terdiam dengan wajah penuh penyesalan, sedangkan Lina masih setia meneteskan air matanya dengan hebat
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!