NovelToon NovelToon

Janda Kaya Tapi Perawan

Episode 01 (Season 1)

"Apa Nona yakin menerima perjodohan ini? Boy masih 21 tahun dan belum tamat kuliah, Nona," kata Jelita.

"Apa boleh buat, itulah wasiat yang di tinggalkan kedua orangtuaku. Gara-gara Aku bercerai padahal pernikahanku baru sehari, mereka kecelakaan saat mencegahku bercerai," sesal Krystal.

"Ini bukan salah, Nona. Tuan Saga lah yang salah karena ketahuan selingkuh."

"Kamu tenang saja, Jelita. Aku tidak ingin gegabah kali ini. Walupun Aku menerima perjodohan ini, tapi akan Ku pastikan mencari tau sendiri Boy itu pria seperti apa. Aku tidak ingin gagal lagi. Jika dia baik, pernikahan ini akan ku lanjutkan."

"Lalu Nona punya rencana apa?"

"Aku akan menyamar. Kamu, urus perusahaan untuk sementara."

"Anda yakin?"

"Itu sudah keputusanku." Krystal sangat yakin dengan keputusannya. Tidak papa sedikit membuang waktu, tapi hasilnya tidak mengecewakan.

Krystal Alexandra Sanjaya adalah wanita karir sekaligus pemilik perusahaan besar Winner Group. Dia baru saja menjadi janda sekaligus yatim piatu. Dia sangat cantik, parasnya bak aktris Korea. Walaupun usianya sudah 28 tahun tapi parasnya seperti gadis remaja. Walau janda, dia masih perawan. Suaminya ketahuan selingkuh setelah sehari menikah, dan mereka belum sempat malam pertama.

Krystal akan menyamar menjadi mahasiswi hukum untuk mencari tahu karakter Boy calon suaminya seperti apa. Dia satu kampus dan satu kelas dengan Boy.

Berbeda dengan Krystal, Boy justru menolak keras perjodohan dengan Krystal. "Tidak mau! Lebih baik Aku mati dari pada menikah dengan janda tua. Aku masih 21 tahun, Mi, Pi," tolak Boy dengan keras.

"Krystal Alexandra Sanjaya itu bukan janda sembarangan. Dia putri tunggal mendiang sahabat Papi. Dia kaya raya, usianya belum tua, masih 28 tahun. Kita bisa membangun toko sebesar ini juga berkat mendiang sahabat Papi. Pokoknya Papi ingin Kamu menikah dengan Krystal," tegas Bramasta.

"Iya, Nak. Kita harus balas Budi. Apa Kamu lupa kalau dulu kita miskin sekali? Mau makan saja susah. Setelah Papi bertemu teman lamanya, dia memodali Papi mu untuk membuka toko bangunan. Dan toko bangunan Kita sekarang maju serta memiliki banyak cabang. Om Sanjaya juga tidak mau mengambil uang yang diberikan Papi mu, padahal uang itu hak Om Sanjaya dan hutang kita padanya," bujuk Nadia.

"Pokoknya, Kamu harus menikah dengan Krystal. Titik. Kalau menolak, Kamu tinggal pilih! Namamu Kami keluarkan dari kartu keluarga atau mati saja sekalian!" ancam Bramasta. Dia tau putra tunggalnya itu manja. Boy tidak bisa hidup tanpa harta orangtuanya.

Walaupun Boy punya otak cerdas dan mendapat beasiswa penuh sampai lulus kuliah, tetap saja dia masih butuh uang orangtuanya untuk pacaran dan jalan-jalan. Selama ini Bram dan Nadia juga tau kalau putranya itu Playboy, suka gonta ganti pacar cantik. Mereka berharap, setelah beristrikan wanita dewasa, Boy menjadi dewasa. Tidak kekanak-kanakan seperti sekarang.

Boy terdiam, dia kalah. "Terserah! Toh hidupku memang bukan milik ku kan?" Nafsu makan Boy hilang. Dia langsung berdiri dan meninggalkan sarapan di piringnya yang belum sempat habis.

Dia mengambil tas dan kunci motornya di sofa. Dia lalu keluar menuju teras rumah. Dia berangkat ke kampus dengan mood yang buruk sambil mengendarai motor besarnya dengan kecepatan di atas rata-rata. "Oke, kalau Papi dan Mami mau Aku menikah dengan janda kaya itu. Malam pertama tinggal ku kasih kopi sianida saja dia. Dia mati lalu hartanya semua untukku. Good!" Boy tertawa di dalam hatinya setelah merencanakan hal buruk untuk Krystal.

Boy tidak tau kalau Krystal tidak sejelek yang dia pikir. Boy juga tidak tau kalau dialah yang nanti tergila-gila pada Krystal. "Nyonya Krystal Alexandra Sanjaya, Kamu boleh tertawa bahagia sekarang, karena akan menikahi pria muda, tampan, dan cerdas seperti Aku. Padahal sebentar lagi Kamu bakal pergi ke akhirat." Boy tertawa senang sepanjang jalan sambil mengendarai motor besarnya.

Episode 02

Boy Daniel berkuliah di Universitas Angkasa, salah satu Universitas terbaik tanah air. Dia kuliah jurusan hukum karena sejak kecil bercita-cita jadi hakim. Cita-citanya mulia, ingin menegakan keadilan, tapi sayang tidak sesuai dengan karakternya yang suka mendua.

Dia mendapat beasiswa penuh selama kuliah. Sejak kecil Boy memang cerdas dan selalu peringkat satu. Dia sangat tampan dan berbadan atletis, karena itu banyak gadis-gadis cantik menyukainya.

Di kampus, Boy punya dua sahabat, namanya Ryan dan Doni. Ryan adalah anak pejabat tapi otaknya nol. Doni adalah anak pemilik rumah sakit di Jakarta, tapi penampilannya culun. Satu hal yang membuat Boy suka berteman dengan mereka, Boy tetap menjadi yang tertampan saat berada di tongkrongan, dan mereka setia kawan.

"Ryan ..." panggil Doni usai memarkir mobilnya. Ryan juga baru selesai memarkir mobilnya.

"Tumben Kamu ganteng hari ini? Ada cewek yang kamu taksir?" tanya Doni dengan ekspresi ceria seperti biasa.

"Apaan sih, Aku dari kecil emang udah ganteng tau. Makanya, tuh kacamata tebal di buang, pakai lensa kontak kek, masa gak mampu beli. Tuh celana, robek dikit bagian lututnya, masa datar gitu," gerutu Ryan.

"Ganteng itu tidak penting, yang penting rapi. Kacamata tebal Aku ini warisan dari kakek ku. Jangan di buang! Ini tak ternilai harganya," jawab Doni. Doni terbiasa bicara memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak seperti yang lain suka bahasa gaul.

"Percuma ngomong sama Kamu. Harusnya cowok culun dan kutu buku kaya Kamu ada di jurusan kedokteran, bukan di fakultas hukum."

"Aku lebih suka hukum dari pada kedokteran. Dari pada Kamu, Bapak Kamu nyogok pihak Kampus biar Kamu di terima di fakultas hukum, padahal otak Kamu nol. Cita-citaku adalah memberantas KKN alias korupsi, kolusi dan nepotisme. Bila perlu memberantas pejabat kaya Bapak Kamu!"

"Apa Kamu bilang? Dasar cumi culun!" ucap Ryan.

"Dasar cumi bodoh!" ucap Doni balik.

"Cumi culun, cumi bodoh ..."

"Apa!" Ryan dan Doni tersadar dari debat tak berfaedah mereka. Mereka baru sadar kalau ada yang memanggil mereka dengan sebutan cumi culun dan cumi bodoh. Orang itu ternyata Boy.

"Kok Kami gak sadar Kamu udah datang?" tanya Ryan.

"Lagian, kalian pagi-pagi udah sibuk debat gak bermutu, ya iyalah gak sadar Aku datang," jawab Boy.

"Dia duluan Boy!" kata Doni mengadu.

"Kamu yang duluan!" kata Ryan.

"Udah ... udah ... " Boy jadi penengah. Walaupun Ryan dan Doni sering berdebat, tapi entah kenapa mereka tidak pernah musuhan, malah semakin akrab. Apalagi Boy selalu sigap menengahi debat mereka jika debat mereka semakin memanas.

"Sayang ..." Tiba-tiba datang seorang gadis yang juga mahasiswi Universitas Angkasa.

"Nih orang ngapain lagi ke sini? Udah gak Aku hubungi dua hari, kok masih gak peka," gumam Boy.

"Kok WA Aku gak di balas, telepon gak di angkat, VC juga gak di angkat?" tanya gadis itu.

"Dena, harusnya Kamu paham, itu tandanya Aku udah bosan. Kita putus aja," ucap Boy tanpa ragu.

"Apa? Putus?" gadis itu terkejut. Ryan dan Doni juga terkejut. Padahal baru dua Minggu yang lalu Boy putus dengan mantannya.

"Tapi Kita baru pacaran 10 hari, Aku salah apa?"

"Kamu gak salah apa-apa, Aku aja yang udah bosan," ucap Boy lagi. Ryan dan Doni geleng-geleng kepala. "Urusan Kita sudah beres kan? Aku pergi dulu!" katanya pada gadis itu lagi. "Ryan, Doni, ayo Kita masuk." Dengan jahatnya Boy berjalan melenggang meninggalkan gadis itu setelah menyakiti perasaannya.

Melihat Boy meninggalkan nya tanpa perasaan, gadis itu tiba-tiba emosi. "Dasar Playboy ...." teriak gadis itu. Seketika, dia mengambil botol minumannya dari tas, berniat melemparkan botol itu ke kepala Boy.

"Mati aja Lo ...!" teriak gadis itu lagi. Botol itu langsung ia lempar, melayang di udara. Boy, Ryan dan Doni melihat botol itu melayang.

Pak ...

"Au ..." botol itu kena kepala Krystal hingga dia merasa pusing.

"Astaga!" gadis itu kaget.

Boy, Ryan dan Doni sempat menghindar. Mereka melihat botol itu mendarat ke kepala seorang gadis yang lewat.

Krystal langsung roboh. Boy dan teman-temannya langsung menghampiri Krystal. Boy dengan sigap menolongnya. Krystal jatuh pingsan ke pelukan Boy. "Cantik sekali?" Boy tertegun sesaat, kaget melihat wajah cantik Krystal yang pingsan di pangkuannya.

Episode 03

Hari pertama masuk kuliah, Krystal berdandan ala anak muda. Dia memakai dres mini modern berwarna biru motif sederhana namun elegan. Di kakinya terpasang sepatu kets, dan rambutnya panjang lurus sepinggang serta berponi. Menenteng tas selempang biru berukuran sedang, Krystal nampak seperti remaja berusia 18 tahun. Sang sekretaris sendiri kaget melihat penampilan sang CEO.

Krystal sudah mendapat laporan dari Jelita, kalau sosok Boy Daniel yang akan menjadi suaminya adalah playboy dengan banyak prestasi akademik maupun olahraga. Untuk memastikan pantas atau tidak pantas Boy menjadi suami keduanya, Krystal nekat datang ke kampus menyamar menjadi mahasiswi hukum.

Di hari pertama ini, Krystal tidak sengaja melihat Boy memutuskan pacarnya. Sang Pacar emosi, lalu melempar botol air ke kepala Boy. Boy dan teman-temannya menghindar dari lemparan itu, malah Krystal yang terkena botolnya. Alhasil, Krystal langsung pingsan.

Boy buru-buru membawa Krystal ke klinik kampus untuk memastikan keadaan Krystal baik-baik saja. Penampilan Krystal membuat Boy kagum dan terpesona pada pandangan pertama.

Perlahan, Krystal mengeryapkan matanya setelah sadar. "Kamu sudah bangun?" tanya Boy lembut.

"Kepalaku sakit," rintih Krystal.

"Maaf, gara-gara mantan pacarku tidak terima di putuskan, dia nekat melempar botol itu, jadinya kena Kamu deh," sesal Boy. Krystal diam tak menjawab. Dia lalu bangkit dari ranjang. "Kamu mau kemana?" tanya Boy lagi.

"Bukan urusan Kamu! Aku tidak mau terlibat dengan Playboy kampus. Selain dilempari botol air, bisa-bisa nanti Aku malah di lempari batu oleh mantan-mantanmu!" ketus Krystal.

"Ya gak gitu juga kali," sahut Boy.

Namun, Krystal tetap ketus padanya. "Minggir!" usir Krystal.

"Kamu mahasiswi baru ya di sini? Kok Aku baru lihat Kamu? Aku kenal semua orang di kampus ini, Aku ketua BEM di sini." Boy berusaha memperkenalkan diri.

"Bodo Amat!" ketua Krystal lagi. Dia pun menghindar dari Boy. Dia buru-buru keluar dari Klinik. "Jutek amat," gumam Boy.

Boy melihat Krystal keluar dari Klinik. Boy tersenyum mengikuti langkah Krystal. Sementara dua sahabatnya, Ryan dan Dani masuk ke dalam setelah melihat Krystal keluar.

"Boy ... Dia siapa? Cantik banget?" tanya Doni.

"Mahasiswi baru," jawab Boy.

"Tumben dia gak cari muka sama Kamu? Biasanya mahasiswi-mahasiswi lain bakal manfaatin setiap momen buat cari muka sama Kamu?" tanya Ryan.

"Karena dia beda," jawab Boy.

"Jangan bilang kalau dia bakal jadi target cinta Kamu selanjutnya?" tanya Doni lagi.

"Kita lihat saja nanti, apa dia cuma pura-pura jual mahal, atau dia memang spesial," jawab Boy lagi. "Ya udah, ayo cepetan ke kelas, dosen Kita tercinta pasti sudah datang," lanjut Boy lagi.

"Aku malas banget masuk kelas Pak Reza. Dosen sok kegantengan itu pasti kasih kita banyak tugas lagi. Secara, dia kan gak suka sama Kita. Apalagi setelah Boy ngerebut gebetannya Pak Reza," keluh Doni.

"Bro, itulah sebabnya cewek itu lebih milih Aku ketimbang Pak Reza. Pak Reza itu cuma tua di umur. Secara sikap, dia masih TK," sahut Boy dengan percaya diri. "Paling dia sekarang lagi kesal, karena tugas yang dia kasih ke Aku, sudah selesai semua, dan Aku dapat A+," lanjut Boy lagi.

Benar kata Boy, buktinya Pak Reza sekarang sedang marah setelah menilai tugas mahasiswa. Tugas Boy yang paling berat, tapi Malah Boy yang nilainya sempurna. Hari ini, sungguh mood Pak Reza anjlok. Niat hati mau balas dendam, ternyata Boy tidak bisa d kalahkan.

"Awas Kamu, Boy! Hari ini pasti Saya akan kasih Kamu tugas yang lebih berat lagi!" gerutu Pak Reza sepanjang langkah sambil membawa tugas mahasiswa yang sudah dia nilai.

Pak Reza tampak kerepotan. "Astaga!" Tugas yang dia bawa jatuh berantakan. Pak Reza terpaksa berhenti mengumpulkan tugas yang dia jatuhkan itu.

Tiba-tiba ada seseorang yang membantu Pak Reza. Pak Reza tersentak, lalu berkata, "Saya bisa sendiri." Pak Reza langsung terpesona melihat wanita yang membantunya. Dialah Krystal.

"Ini sudah saya rapikan, Pak," ucap Krystal.

"Cantik sekali," batin Pak Reza.

Dari kejauhan, terlihat Boy dan kedua temannya. Mereka melihat Krystal membantu Pak Reza. Krystal tersenyum manis pada Pak Reza, senyum yang tidak dia tampakan saat bersama Boy tadi.

"Kalau di lihat-lihat, dia memang bidadari," ucap Doni kagum.

Boy tampak kesal dan sedikit cemburu. Boy lalu berjalan menghampiri Pak Reza dan Krystal. "Selamat pagi, Pak Reza," sapa Boy.

Melihat Boy datang, membuat raut wajah Pak Reza berubah kesal. "Pagi," sahut Pak Reza. "Nih orang datang di saat tidak tepat, Aku kan kalah ganteng. Pasti dia mau merayu gadis ini juga," batin Pak Reza.

Wajah Krystal juga berubah drastis, senyum manis yang dia berikan pada Pak Reza tadi, berubah menjadi raut wajah datar setelah Boy datang. "Ngeselin banget," gerutu Boy dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!