NovelToon NovelToon

AKU MEMILIHMU

Episode 1

Pagi ini Olivia pergi kerja dalam keadaan terburu-buru dikarenakan dia bangun kesiangan. Maklum kemarin adalah hari minggu, jadi dia mengawali hari dengan bangun pagi yang malas-malasan.

Karena kesiangan itu pula, membuat Olivia tidak sempat menyantap sarapan dirumah. Dan mau tak mau  dia harus membeli sarapan diluar.

Olivia yang sedang memakan cheese burger dengan lahapnya, tiba-tiba melirikan matanya sedikit ke arah wanita berkemeja ungu dengan bawahan rok mini yang duduk tepat di meja sebelah kirinya. Walau sedikit berbisik  tapi lirikan mata keduanya kearahnya, yang membuat Olivia tahu bahwa saat ini wanita itu dan temannya sedang menggunjing Olivia yang membahas kekurangan Olivia pastinya, bukan tepatnya kelebihan, Ya..lebih tepatnya kelebihan berat badan. Dan entah apa sepertinya mereka tidak ada habisnya untuk membicarakan tentang Olivia.

Kebetulan membicarakan orang lain seakan menjadi hobi bagi kedua wanita itu dan tentuny Olivia adalah sebuah topik yang harus mereka bahas setiap harinya. Apalagi kalau membicarakan soal kekurangan orang lain, seakan mereka seolah tahu segala. Contohnya  mengenai Olivia dengan segala bentuk kekurangan yang bersemayam di dalam dirinya.

“Eh,Dasar tukang Gosip!” Olivia menoleh kepalanya saat mendengar seseorang berseru disampingnya. Ajeng, Teman satu kantor Olivia yang mungkin hanya satu-satunya teman yang Olivia miliki di kantor majalah ini. Seorang wanita cantik yang dengan segala kebaikan hatinya ingin berteman dengan Olivia.

“Hei kalian! Bergosip aja, sana kembali bekerja! Pagi-pagi udah ngegosip!” seru Ajeng dengan Tegas pada dua wanita penggosip itu. Membuat Olivia diam-diam merasa bersyukur memiliki teman seperti dia. Kedudukan Ajeng  yang menjabat sebagai supervisor di tim mereka membuat lidah-lidah usil teman satu kantor Olivia yang lainnya bisa diam sejenak karena perintah wanita itu. Terbukti dengan dua gadis penggosip itu yang kini sudah kembali mengerjakan pekerjaanya masing-masing, walaupun dengan tampang yang sudah bertekuk berkali-kali lipat.

Olivia tersenyum kecil mendengar Ajeng masih saja mengomel pada para penggosip itu. Dengan pelan, Olivia menepuk bahu Ajeng hingga gadis itu menoleh ke arahnya.

“Sudahlah! Biarkan saja,” Kata Olivia. “Lagi pula mereka benar.. Aku memang gendut,” Lanjut kata Olivia.

“Hei sayang! Sejak kapan kamu berkecil hati Olivia yang baik hati?!” Celetuk Ajeng .

Olivia tertawa kecil dengan menggidikan bahu. Meski sedikit hatinya tetap harus menerima keadaan bentuk tubuhnya saat ini. Istilah kata, sadar diri! Dan setengah hatinya yang lain tetap kesal karena merasa kepercayaan dan harga dirinya seolah terusik jika ada yang menyinggung soal berat badannya sekarang.

Olivia hanya melirik mata sekilas pada Ajeng sebelum kembali memfokuskan diri pada pekerjaannya. Malas jika harus berdebat dengan mulut cerewet Ajeng siang ini.

“Hei! Hei!” kata Ajeng dengan heboh.

Olivia berdecak. Menggurutu dalam hati ketika Ajeng mulai sibuk mengganggunya dengan terus menyenggol lengan gemuk Olivia dan membuat apa yang Olivia tulis kini rusak berantakan karenanya.

“hmm..Apa?!” Tanya Olivia malas setelah menyerah untuk menoleh saja apda temannya.

“Kau akan datang?” tanyanya

“Ke mana?” Tanya Olivia mengernyit.

Terlihat Ajeng memutar bola matanya dan menghela napas malasnya. “ Ke mana Lagi? Tentu saja ke pesta pernikahannya Doni dan wanita itu?”

“Ah.. benar,” Kata Olivia sambil menepuk pundak Ajeng.

“Oia,dia akan nikah sabtu besok,” Kata Olivia lagi.

Dia lupa tentang pernikahan pria yang sudah menjadi kekasihnya hampir dua tahun belakangan ini. Tepatnya, sesaat sebelum dia memutuskan Olivia secara sepihak bulan lalu.

Seketika pula Olivia teringat saat Doni yang datang dengan memberikan undangan pernikahan diri nya dengan pengganggu itu.

Dia masih ingat betul wajah Doni yang dengan tenang  serta senyum memberikan undangaan itu pada nya.

“Tidak!” jawab Olivia kembali lagi memfokuskan diri pada pekerjaan yang tiba-tiba terasa menumpuk di meja kerjanya.

Entah? Entah ini karena pekerjaan yang memang masih menumpuk dan membuat dia fokus terhadap komputernya atau memang air matanya yang sudah hampir menutupi seluruh pelupuk matanya yang menggangu. Hatinya benar-benar sakit kala mengingat kejadian itu, saat Doni memutuskan hubungan mereka, masih terekam jelas di kepala Olivia hingga seolah tersangkut di penglihatannya dan menjadikannya bayangan semu yang siap mengiris hati kecil Olivia yang rapuh.

Bukannya dia berlebihan dan menanggapi hal tersebut. Hanya saja, membayangkan Doni yang bersikap manis pada Olivia selama mereka berpacaran sampai akhirnya Olivia mengetahui segala sandiwara yang telah dilakukan Doni padanya, hanyalah sekedar pelarian semata demi menikahi seorang wanita lain yang membuat hati Olivia benar-benar terasa hancur. Mau marah juga, rasanya dia tidak punya kapasitas lagi untuk hal tersebut.

Oke! Olivia memang jelek. Seorang gadis bertubuh gemuk yang tidak mempunyai selera fashion yang menarik ataupun mempunyai wajah yang dapat menggugah hasrat para pria saja. Alias, dia hanya seorang gadis yang amat biasa. Tapi, bukan berarti itu semua bisa dijadikan alasan bagi orang lain untuk menyakitinya,kan?

Katakan padanya jika memang fisik yang paling utama! Padahal Olivia mengingat dahulu Doni mengatakan bahwa dia mencintai Olivia tulus bukan karena fisik.

Kepala Olivia menunduk. Tanpa sadar dia mendengar suara tangisannya sendiri. Entah sejak kapan dia bisa menjadi begitu bodoh dengan menangis dan menunjukkan kelemahannya di depan orang lain meskipun itu teman baiknya sendiri. Dia tidak terbiasa akan hal itu. Tapi, entah kenapa, dukanya saat ini sangat berat untuk ia tahan sendiri.

“Ada apa?” Kenapa kau menangis?” tanya Ajeng tiba-tiba merasa panik.

Cepat Olivia semakin menundukkan wajahnya dan menggelengkan. “ Aku tidak apa-apa, Aku hanya sedikit terharu,” sahutnya berbohong sambiil menyeka air matanya sendiri.

“Terharu?” Alis Ajeng menukik sedikit.

“Terharu karena?” Tanya Ajeng yang bingung.

Olivia hanya menganggukan kepalanya pasti, “Kenapa?”

“Aku terharu karena akhirnya dia menempukan wanita jauh lebih sempurna dariku,” Jawab Olivia akhirnya tidak sepenuhnya berbohong.

Jauh di lubuk hatinya, dia memang menginginkan yang terbaik untuk mereka berdua. Jika memang harus begini, dia bisa apa?

“Ch! Apa hebatnya wanita perusak hubungannya itu?!” Terdengar Ajeng  mendengus dan melipat kedua tangannya di dada.  “Dia tidak lebih baik darimu, Nona Olivia!”

“Setidaknya dia sudah menyelamatkanku dari pria penuh muslihat seperti Doni,”. Lalu, Olivia tersenyum kecut.

Merasa tak mendengar lagi suara rusuh Ajeng, Olivia mengalihkan pandangannya ke arah kanan dan mendapati Ajeng tengah menatapnya penuh selidik.

“Ya, kau memang harus bersyukur untuk itu,” ujar Ajeng  kemudian menepuk pundak Olivia pelan sebelum akhirnya memeluk gadis itu, “ Berjanjilah pada ku kalau kau akan menemukan pria yang lebih baik lagi nanti.”

Olivia tidak menjawab. Dia hanya membalas pelukan Ajeng dan menggangguk. Dalam hati, dia tetap berdoa,” Ya… Semoga saja”

***

Air hujan kembali menyapa bumi sore ini dan sialnya, Olivia tidak membawa payung.  Alhasil Olivia tiba di teras rumahnya dalam keadaan basah kuyup. Tubuhnya sudah benar-benar terlihat seperti kucing yang terjebur dalam got. Karena selain basah, kemeja putihnya juga kotor akibat kelalaian sebuah mobil mewah dengan supir yang menjalankannya di genangan air yang ada di tengah jalan hingga cipratannya menyiram Olivia sehingga membuat dia basah dan kotor.

Saat itu rasanya Olivia ingin mengumpat sang supir yang seakan dengan sengaja menyipratkan air genangan ke tubuh gemuk Olivia. Olivia tau dirinya tak perlu di siram lagi, karena dia sudah subur, begitulah gerutu Olivia dalam hati.

“Ma!! Mama!!!” Olivia mengetuk pintu rumah dengan sedikit keras karena takut suara hujan mengalahkan suara ketukannya. “Mama!! Buka Pintunya..!!”

Tak lama, terlihat seorang wanita paruh baya yang merupakan Mamanya membuka pintu rumah dengan kedua alis yang bertautan. Menatap bingung pda tubuh putrinya dari atas hingga ujung kaki.

“Astaga Olivia!? Kenapa kau bisa basah kuyup seperti ini?” tanya Mamanya .

Mamanya Olivia terlihat cemas saat melihat Olivia sudah menggigil kedinginan di depan pintu rumah. Hembusan angin semakin membuatnya mengelutukkan gigi sangking kedinginannya.

“Masuk,” cepat mamanya Olivia membawa putri gemuknya itu ke dalam rumah dan meraih sebuah handuk yang cukup tebal berada di kamarnya.

“Kenapa kau tidak membawa payung?” tanya mamanya Olvia kini membantu putrinya menggelap rambut dan membelit tubuh Olivia yang bercak lumpur di mana-mana.

“Aku lupa membawanya, Ma,” Jawabnya.

Sejenak mamanya Olivia terdiam dan menatapnya dengan tatapan sendu, “Sepertinya kau harus mengurangi sifat pelupamu itu, Oliva.”

“Jika aku bisa, sudah dari dulu aku lakukan itu, Ma,” Sahut Olivia terdengar tidak begitu peduli, sebelum memutuskan untuk naik ke lantai dua. Lantai dimana kamarnya yang di bangun sedemikan rupa dan selalu membuatnya nyaman bila berada di dalamnya.

Saat di kamar, Olivia tidak membuang waktu lagi. Dia langsung masuk kamar mandi dan berendam air hangat di dalam bathup.

“kau harus datang ke pesta itu dan menunjukan padanya kalau kau baik-baik saja setelah lepad dari cinta palsunya itu, olivia!” begitulah ucapan Ajeng saat masih di kantor tadi yang kembali terngiang. Kata-kata itu membuat Olivia frustasi saat mengingatnya bahkan jantungnya pun jadi merasa ikut-ikutan sakit akibat ucapan yang sangat sederhana itu tetapi benar ada nya. Sehingga membuatnya dilema untuk memutuskan apakan dia harus datang atau tidak.

***

Saat ini, hati Olivia sedang bersorak kegirangan. Ia merasa kalau Tuhan begitu baik padanya, terbukti dengan hampir satu minggu ini Olivia terserang demam. Ya, lebih dari 5 hari dia flu yang di sertai demam.

Karena hal ini seakan membuat Olivia memiliki sebuah alasan yang sangat kuat untuk tidak hadir ke acara pernikahan penghiatan cinta sih Doni itu, sehingga dia tidak usah memikirkan cara apa untuk dia tidak hadir ke pernikahan terkutuk itu atau mungkin ini takdir Tuhan untuk membuat dia tidak hadir ke tempat itu.

Meskipun begitu dalam hati kecilnya Olivia tetaplah berdoa meminta maaf pada Tuhan karena dia sudah melakukan sumpah serapahnya pada pernikahan mereka. Mau bagaimana lagi? Olivia hanya manusia, perbuatan Doni membuat dia sakit hati, ditambah rumor yang mengatakan kalau wanita yang bernama Lita ternyata sudah hamil saat pernikahan itu berlangsung.

Mulai sekarang, dia memutuskan untuk melupakan dan tidak akan peduli dengan pria jahat itu. Jadi seharusnya dia bersyukur karena Tuhan telah menjauhkan dia dengan pria yang bernama Doni itu.

Tok..Tok..Tok.. suara ketukan pintu kamar yang membuyarkan pemikiran dirinya dengan Doni.

“Masuk,” Kata Olivia.

“Olivia? Bagaimana keadaan kamu sekarang?” tanya mamanya yang mendekat dan langsung mengusap pundak kepalanya dengan halus.

“Sudah baikan, Ma,” Jawab Olivia.

Mamanya Olivia menganggukan kepalanya,“Hmm.. Bisa kita bicara sebentar? Ada yang ingin bertemu dengan mu,” kata nya.

“Bertemu dengan ku? Siapa?” tanya Olivia dengan Heran.

Dengan rasa penasaran yang begitu besar, akhirnya dia mengikuti perintah Mamanya untuk ikut dengannya turun ke ruang tamu. Olivia menyusuri satu persatu anak tangga dan dia melihat sepasang suami istri yang tak di kenal oleh dirinya.

Saat berhadapan dengan mereka, Olivia bersalaman dengan mereka dan disambut dengan senyuman dari kedua orang yang tak di kenal oleh Olivia.

“Ma, aku ini anak kandung Mama kan.. bukan mereka,” bisik Olivia.

“Ya, iya lah, Kamu anak kandung Mama,” Katanya yang langsung menggebuk pundak Olivia.

“Mam, enggak mau jual aku sama mereka,kan?” tanyanya lagi.

“Kamu dijual juga enggak laku, Liv,” Jawab mamanya.

“lalu siapa mereka?”  Tanya Olivia.

Bersambung ^^

***

Episode 2

Tok…tok..tok…tok…

Begitulah suara ketukan pintu yang sangat kencang membuat Bram yang sedang menggeliat malas di balik selimut

tebalnya, dia bersumpah akan memecat siapa pun pembantu yang berani menggendor pintu kamar.

“Bram!!” Teriak seorang pria di balik pintu itu.

Mendengar suara yang menyerukan namanya itu membuat Bram yang sedang tertidur langsung refleks terduduk. Suara yang terdengar sangat marah dan tak asing baginya membuat kedua bola mata Bram membesar, tentu suara itu tak asing karena suara itu suara seorang pria dewasa yang dia panggil ‘Papa’.

Dengan terduduk dia berpikir untuk apa Papanya datang ke rumah nya sepagi ini? Tiba-tiba ada sebuah kaki yang menyentuh kakinya, dan dia teringat ada seseorang wanita yang tertidur pulas di sebelahnya, dan hanya tertutup oleh sebuah selimut, wanita itu adalah wanita yang dia bayar untuk menemaninnya semalam.

“Bram! ..Buka pintunya!!” Serunya lagi.

“Astaga! Papa?” keluh Bram dalam hati.

Walau Bram tak tau apa penyebabnya tetapi, Bram menduga jika saat ini Papa nya sangatlah marah dan dia akan sangat marah jika melihat seorang wanita yang tak berbusana yang sedang tidur di samping dirinya.

Bram langsung membuka pintu nya dan membuka pintunya sedikit tetapi langsung di dorong oleh Papanya.

“Bram?!” Pekik Mamanya yang masuk dan melihat pemandangan yang ada di depan matanya. “Apa yang kamu lakukan,Ha?!” Bentak Papanya yang berhasil membuat wanita yang tengah tidur itu terbangun.

“Ada apa ini? Kenapa berisik sekali Bram?” tanya wanita itu sambil membuka matanya dan menyadarkan diri nya.

“Kau?! Apa yang kau lakukan dengan putra ku?!” bentak Mama nya.

Bram begitu kaget, mamanya yang selalu bersikap manis dan bahkan tak pernah marah bisa begitu menyeramkan,

menarik rambut teman kencannya itu sehingga membuat wanita itu meringis kesakitan.

“Au.. lepaskan aku! wanita tua!” Bentak wanita itu.

“Apa kau bilang?! Kau mengataiku wanita tua?!” Emosi Mamanya.

“Dasar Jalang! Pergi dari sini!” Bentak Mamanya lagi yang membuat wanita itu langsung mengambil baju nya dan berlari ke kamar mandi lalu pergi menghilang dari hadapan mereka semua.

Suara bentakan mamanya Bram membuat Bram dan papanya terdiam.

***

Setelah kejadian itu, Bram mandi dan Orang tuanya yang sudah menunggu di ruang tamu.

Suasana dingin menyelimuti mereka semua bukan kerana cuaca yang dingin tetapi, situasi yang membuat seperti berada di kutub, Bram yang datang langsung duduk dan terdiam.

Bram tahu kalau Bram salah dengan melakukan hal itu, tapi mau bagaimana lagi? Bram menyukainya dan Bram juga menikmati semua itu.

Bram memijit pelipis mata nya dan mencoba menatap kedua Orang tua nya yang menatapnya seakan hendak memakan Bram hidup-hidup.

Keheningan itu sedikit bersuara saat Bik Sarmi menaruh 2 cangkir teh  manis hangat di meja.

“Minum nya, Pak , Bu..” Kata Bik Sarmi.

Merasa bosan dan jenuh dengan situasi itu, Bram langsung berdiri dan hendak ke ruang makan untuk makan karena dia sudah berusaha menahan laparnya.

“Mau, ke mana kamu?” tanya papanya.

“Makan,” Jawab Bram dengan singkat.

“Mama dan papa akan menjodohkan kamu,” Kata mamanya yang berhasil membuat Bram yang hendak meninggalkan mereka kembali ke tempat duduknya.

“Di jodohkan?siapa?? AKU?” tanya Bram dengan heran.

“Tidak Mau!” sebuah penolakan dari Bram.

“Dengarkan dahulu, Bram!” Kata mamanya.

“Kami akan menjodohkan kamu dengan anak teman kami saat kami kuliah, terlebih Mama nya dan Mama mu adalah sahabat dari kecil,” kata Papanya.

“Namanya Olivia, dahulu waktu kalian SD pernah sekolah di sekolah yang sama hanya saja dia beda 3 tahun dengan mu,” Lanjut Papanya.

“Terus? Karena kalian kenal, kalian main seenaknya menjodohkan aku dengan wanita itu?!” Kata Bram penuh

penekanan.

“Aku tidak mau!” penolakan dari diri nya.

“Tapi Bram, dia anak yang baik.. waktu terakhir mama ketemu dia.. dia anak yang sangat manis, Mama yakin kamu pasti suka nantinya,” Kata mamanya.

“Kapan mama terakhir ketemu dia?” tanya Bram heran.

“Terakhir saat dia akan pindah ke Jogja bersama orang tuanya, saat dia lulus SD,” Jawab Mamanya dengan polos.

Mendengar itu Bram tak habis pikir dengan apa yang di katakan mamanya, bagaimana bisa? Mamanya menjodohkan seorang Bram dengan seorang wanita yang sudah tak pernah dia temui lagi lebih dari 15 tahun lamanya.

“Apa waktu SD? Ma, semua anak kecil pasti terlihat manis,” Gerutu Bram.

Mungkin benar, Olivia saat SD anak yang manis tetapi waktu telah berlalu sekarang Olivia sudah berusia 27 tahun tentu pasti sangat berbeda saat dia masih SD.

Selain itu Bram pun sudah senang dengan kehidupannya sekarang, dia dapat bersama dengan wanita manapun tanpa ada ikatan sebuah hubungan yang serius.

“Aku tidak akan menikah dengan wanita yang tidak aku kenal!”

“Walaupun itu juga permintaan dari Kakekmu?” tanya Papanya.

Kata-kata itu membuat Bram terdiam. Bram sunggu tidak mengerti dengan alasan tersebut, bagaimana bisa ini kakeknya di bawa-bawa dalam hal ini?

“Dengar Bram, keluarga kita dan keluarga Olivia sangat dekat bahkan Kakekmu sangat menyukai Olivia di tambah

lagi mama dan mamanya sudah dari dulu menginginkan hal ini.Mama yakin, mama dan papa tak salah pilih memilhkan kamu pendamping hidup, Bram,” Jelas mamanya.

“Bagaimana? Kamu mau?” tanya mamanya lagi penuh harap.

“Sudah ku katakan, aku tidak akan menikah dengan wanita yang tidak aku kenal! Ma,” tegas Bram

***

Kabar perjodohan Bram dan Olivia tak luput dari pendengaran Dion sang asisten sekaligus sekretarisnya.

Yups, perjodohannya ini di ceritakan oleh Bram sebagai keluh kesahnya pada Dion, Memang Dion selain

sebagai asisten dan sekretarisnya,Dion juga sahabatnya. Bahkan Bram sudah mengaggap Dion saudara nya, karena  Ayah Dion sudah lama bekerja dengan Ayahnya Bram.

“Bagaimana kamu sudah memikirkan jawabannya Bram?” Tanya Dion.

“Jawaban apa?” tanya Bram dengan bingung.

“Perjodohan itu,” kata Dion sambil mengambil beberapa berkas yang sudah di tanda tangangi Bram.

“Aku sudah menjawab TIDAK,” Jawab Bram.

“Memang kamu sudah bertemu dengan wanita itu?” Tanyanya.

“Belum dan aku tak berniat untu bertemu dengannya,” Jawab Bram dengan ketus.

***

Sudah 7 hari lebih Bram seakan mendapatkan teror dari mamanya mengenai perjodohan itu.

Bram selalu mengulur-ngulur waktu untuk dia dapat bertemu dengan mereka dengan begitu banyak alasan yang Bram buat seperti meeting, kerjaannya menumpuk dan masih banyak lagi ide yang dia buat.

Misalnya seperti saat ini, dia yang memberitahu jika saat ini dia sedang meeting. Tetapi, mamanya lebih pintar soal seperti ini. Bram harus rela makan di luar dengan Mamanya, karena Mamanya yang tiba-tiba datang ke kantor untuk mengajaknya makan siang dengan Olivia ditambah lagi pertemuannya kedua Orangtua Olivia tentunya.

Kedatangan Mamanya yang mendadak seakan cara yang paling tepat agar mamanya ini dapat mengajak putranya ini mau pergi.

“Ma, kan aku sudah bilang aku tak mau,” Gerutu Bram di dalam mobil yang dikendarai oleh Papanya.

“Kamu kan bilang, kalau kamu tidak mau menikah kalau tidak kenal, makanya sekarang Mama dan Papa akan memperkenalkan kamu pada nya,” Jawab Mama nya.

Lagi-lagi kata Mamanya membuat Bram seakan dia terjebak dengan ucapannya atau dia yang sudah terjebak dengan permainan oleh kedua Orang tuanya yang terlebih Mama nya.

Dengan malas-malasan dia berjalan mengikuti kedua Orang tuanya menuju ruangan yang ternyata sudah mereka pesan.

Dugaan Bram benar ada nya bahwa tentu Mamanya sudah merancang dengan sedemikian rupa pertemuan ini.

Berbeda dengan Bram dan Olivia, kedua Orang tuanya tersenyum penuh makna seakan seperti memenangkan

pertandingan.

Olivia berusaha tersenyum menyalami kedua Orang tua Bram dan begitu sebaiknya Bram setelah Bram melihat

tatapan Mama nya yang menakutkan itu.

Bram melihat wanita yang bernama Olivia itu dari ujung Kaki sampai ujung kepala, dia tak habis pikir dengan

wanita yang di jodohkan oleh dirinya.

Ini wanita yang mau dijodohkan padaku? Anak yang manis? Manis dari mananya? Wanita gendut kayak dia?, gerutu Bram dalam hati

Baginya,seorang Bram yang tampan dan gagah di jodohkan dengan wanita gemuk dan tak ada daya tariknya sedikitpun. Itu sangat tidak masuk akal.

Bram memperhatikan Olivia yang sama sekali tak berhenti makan walau mamanya sudah berbisik untuk menghentikan kelakuan Olivia. Tetapi, seakan di anggap angin lalu Olivia yang tidak menghiraukannya.

Mamanya Bram yang menyaksikannya hanya tersenyum. “Wah, Olivia doyan makan ya.. berarti nanti mama bisa kirim makanan masakan mama ke rumah. Jadi,tak sabar menunggu hal itu,” kata nya.

Apa nanti? Seakan Bram dan Olivia pasti akan menjadi suami istri. Mamanya Bram sudah merancang hal itu.

“Bagaimana? Apa kalian bersedia dijodohkan?” tanya Mamanya Bram membuat Olivia yang sedang asik makan berhenti.

Belum Olivia menjawab, Bram sudah terlebih dahulu berkata TIDAK..

 BERSAMBUNG ^^

***

Episode 3

Bagaimana ceritanya Bram dan Olivia bisa di jodohkan?? Begini ceritanya.

Seperti yang kalian tahu sebelumnya, Mamanya Bram yang bernama Rita dan Mamanya Olivia yang bernama Okta  berteman sejak kecil. Mereka bisa di bilang sahabat karib, sangking dekatnya ,Kakek dan Neneknya Bram menganggap Okta pun sebagai anaknya.

Waktu berlalu dengan sangat cepat tak di sangka mereka sudah tumbuh menjadi wanita dewasa dan seperti takdir ternyata kedua pacar mereka pun bersahabat sehingga mereka berempet menjadi sangat dekat.

Walau pernikahan mereka yang tak jauh beda, hanya berselang beberapa bulan tetapi, Rita lebih dahulu memiliki seorang putra yang bernama Bram. Sebenernya Okta sempat hamil tetapi, tterjadi pendarahan hebat membuat

anak dalam kandungan Okta tak dapat di selamatkan.

3 tahun kemudian. Okta melahirkan seorang anak yang bernama Olivia, seakan mejadi harapan dan doa Rita serta Okta. Sebelum Olivia lahir, Rita dan Okta sempat memiliki sebuah keinginan  jika seandaikan Okta memiliki seorang anak perempuan, dia akan menjodohkannya dengan Bram.

Yang awalnya hanya sekedar candaan tetapi takdir seakan merestuinya  dengan Olivia pun lahir ke dunia.

Awalnya keinginan ini seakan tidak akan terkabul saat Okta dan keluarganya pindah ke Jogjakarta , kepindahan mereka semua karena mamanya Okta sakit dan meminta mereka menetap di Jogjakarta.

Beberapa tahun berlalu, Kini Okta beserta suaminya dan Olivia pindah ke Jakarta…

Tanpa di ketahui masing-masing, ternyata Bram dan Olivia kuliah di kampus serta jurusan yang sama yaitu Universitas Pelita.

Tanpa di sengaja  atau seakan memang semesta telah mengaturnya, Rita dan Okta bertemu setelah puluhan

tahun tak bertemu.

Mereka bertemu di sebuah salon, dari situ lah kedua wanita ini mengetahui bahwa anak-anak mereka berkuliah di tempat yang sama. Dan silahturahmi yang terputus kini menyambung kembali.

Mereka  berniat untuk mempertemukan putra dan putri mereka yang sudah bertumbuh dewasa. Tetapi,

sayang  kala itu Bram yang telah lulus kuliah memilih untuk pergi ke Amerika untuk bekerja di salah satu perusahan disana.

***

Bram…

Bram yang memiliki nama lengkap bernama Bram Mahendra, dia putra tunggal sekaligus cucu lelaki satu-satunya dari keluarga Mahendra. Karena itu lah kakek dan nenek nya sangat memanjakannya sebagai cucu kesayangan sekaligus penerus bisnis yang telah di rintis oleh kakeknya sejak dahulu.

Saat ini Bram berusia 32 tahun, untuk secara fisik Bram memiliki wajah yang tampan layaknya aktor Reza Rahardian dan memiliki badan yang tegap karena dia sangat menjaga bentuk badannya dengan gym.

Dengan fisik yang seperti itu dan di tambah kaya raya, membuat dia menjadi seorang playboy, bahkan dari saat dia masih kuliah sampai saat ini.

Entah ini karena pergaulan atau bagaimana, Bram memilih untuk tidak memiliki ikatan spesial dengan seorang wanita, dia lebih memilih untuk bersenang-senang dengan wanita tanpa ikatan khusus seperti pacar atau bahkan menikah.

Dalam setahun dia bisa berganti lebih dari 10 wanita cantik dari berbagai macam golongan, dari Model, artis dan yang jelas wanita itu selain cantik tentu seksi dan meresa semua berasal dari kalangan atas.

Karena hal itu pula, kedua Orangtua Bram menyuruhnya untuk pulang ke Indonesia dengan harapan dia tidak dapat kembali nakal.

Awalnya Bram menolak karena dia sudah nyaman dengan hidup di Amerika lebih dari 7 tahun semenjak lulus kuliah.

Bram terpaksa pulang karena Kakek yang dia sangat sayangi sakit dan meminta cucu kesayangannya ini kembali ke Indonesia.

Tetapi ternyata harapan tinggal harapan, Bram yang kembali ke Indonesia pun tak bisa menghilangkan jiwa keplayboyannya ,itu terbukti dengan seringnya berkencan dengan banyak model dan artis terkenal negeri ini. Dari banyaknya wanita yang di kencani, tidak ada satu wanita pun yang dikenalkan pada mamanya, membuat Mamanya kesal dengan perilaku putranya ini.

Di usia yang ke 32 tahun, dianggap mamanya sangat pas dan layak untuk menikah. Karena itu, desakan mamanya untuk menikah sering terdengar di dalam rumah. Ditambah lagi teman-teman perkumpulan mamanya yang sering

membahas menantu dan cucu membuat Mamanya semakin iri dengan para sahabatnya itu.

Seakan senada dan seirama dengan orang tuanya, Kakeknya pun melakukan hal yang sama.

Tak ada angin dan tak ada hujan, kakeknya ingin menjodohkan dengan wanita yang baginya sangat layak untuk menjadi cucu menantunya. Dan yang Bram yang habis pikir wanita itu adalah wanita yang menyelamatkan kakeknya.

Bagi Bram, orang tuanya dan Kakeknya kini seakan sedang berlomba untuk menjodohkan dirinya dengan wanita yang menjadi pilihannya masing-masing.

Perdebatan kakek dan mamanya membuat Bram tidak betah untuk tinggal bersama kedua orang tuanya, sehingga Bram memutuskan untuk tinggal terpisah dengan orangtuanya. Awalnya mereka tidak menyetujui ide Bram, tetapi

Bram mengancam untuk kembali ke Amerika dan itu membuat Orangtuanya mengalah.

Bram yang tinggal sendiri merasa hidupnya kembali normal. Dia dengan leluasa membawa wanita-wanita yang bagi dia menjadi teman bermalamnya.

Bram memang sering bermalam dengan banyak wanita tapi, Bram tidak sembarangan untuk membawa pasangannya tidur bersamanya. Yang jelas Bram tidak pernah membawa mereka tidur di ranjang dimana Bram selalu tidur.

Sifat nakal Bram berbanding terbalik jika dia berada di kantor, walaupun Bram di kenal dengan pria yang bisa di bilang ramah tetapi Bram juga dikenal dengan pria yang tegas dan dingin dengan para karyawannya.

“Hmm” adalah suara yang terdengar jika para karyawannya menyapa dirinya.

Ditambah pesona Bram yang seakan menghipnotis karyawati dikantornya membuat dia seperi seorang bintang di kantor tersebut.

***

Olivia…

Namanya Olivia Jelita, tak banyak yang dapat di banggakan oleh wanita ini. Olivia memiliki tubuh yang sedikit gemuk dengan wajah yang sebenernya manis tetapi, wajah manisnya seakan tertutup dengan tubuh gemuknya. Olivia pun bisa dibilang seorang anak yang riang dan ramah.

Olivia memiliki sahabat sedari SMA yang bernama Keysia, baginya Keysia adalah harta nya karena dia adalah satu-satunya sahabat yang dimiliki Olivia.

Oliva juga memiliki seorang kekasih bernama Doni, tetapi hubungan mereka berakhir secara tragis. Doni berselingkuh dengan temannya Olivia di tambah juga rumor yang mengatakan kalau Dino berselingkuh cukup lama

dengan Lita sampai Lita hamil dan akhirnya Doni dan Lita menikah.

Kini Olivia bekerja di perusahaan majalah, sebenernya dia bekerja disana seakan coba-coba daripada dia menganggur setelah lulus kuliah, karena pekerjaannya sekarang dengan jurusannya waktu kuliah berbeda jauh. Tetapi Olivia kini menyukai pekerjaannya itu.

Sewaktu Olivia sepulang dari supermarket, tak sengaja dia melihat seorang Kakek yang tak sengaja tertabrak oleh anak-anak SMA yang tidak berhati-hati membawa sepedahnya.

Awalnya kakek itu tidak terjadi apa-apa, tetapi tiba-tiba kakek itu terjatuh dan tidak sadarkan

diri sampai membuat Olivia bingung karenanya.

Akhirnya Olivia membawa Kakek tersebut ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, Kakek tersebut langsung dibawa ke ruang ICU. Karena Kakek itu berpenampilan seperti gelandangan membuat Olivia tidak tega untuk meninggalkannya. Akhirnya Olivia pun menemani Kakek itu dan menjadi penanggung jawabnya.

Untung Kakek tersebut cepat sadar dan tidak mengalami luka yang serius sehingga kakek tersebut bisa pulang di hari itu juga.

Olivia langsung memesankan taksi online untuk mengantar Kakek tersebut untuk sampai ke alamat rumah yang katanya itu alamat dimana dia tinggal.

Setelah kejadian tersebut, perlakuan Olivia seakan membekas di hati dan ingatan Kakek tersebut dan akhirnya dia berniat untuk menikahkan Olivia dengan cucu satu-satunya yakni BRAM.

Bersambung  ^^

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!