Hai readers tersayang. Jumpa lagi kite di sini, di judul dan tema yang cukup mengguncang dunia halu author.
Ih ngeri...hahaha.
But, santai...ini hanya dunia halu semata, so enjoy aja dan semoga terhibur. Tapi semoga ada manfaatnya juga hehehe.
😍😍😍
Mayang Sari perlahan membuka kelopak matanya. Kepalanya masih terasa sangat nyeri tapi ia memaksakan dirinya untuk bangun.
Setelah melihat keadaan sekeliling. Ia jadi bingung sendiri karena mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang asing.
Seingatnya ia sedang diburu oleh beberapa orang debt kolektor sebuah koperasi simpan pinjam di blok tempatnya tinggal. Dan itu terasa baru saja terjadi.
Tapi kenapa aku jadi berada di dalam kamar yang sangat indah dan mewah ini?
Apa jangan-jangan?
Ia terhenyak.
Alam bawah sadarnya pun berusaha memaksanya untuk sadar. Setelah itu ia pun mulai berpikir untuk segera kabur dari tempat itu. Ia yakin kalau ia sedang dalam masalah besar saat ini.
Tangannya segera memijit kepalanya pelan kemudian bangun dengan perlahan. Ia pun merangkak mencari pakaiannya yang nampak tercecer di lantai.
Se*langkangan aku tidak perih, itu berarti aku masih perawan. Aku yakin orang-orang itu tidak tega memperkosaku meskipun aku sangat cantik dan juga seksi, gumamnya membatin dan sedikit narsis.
Dengan merangkak ia pun berhasil mengumpulkan barang-barangnya. Akan tetapi dua buah ujung sepatu tiba-tiba saja berada di bawah dagunya. Ia pun mendongak dan melihat siapa pemiliknya.
"Mau kemana kamu?!" tanya pemilik kaki panjang yang sedang berdiri tegap dihadapannya. Ia tersentak kaget. Outer nya segera ia pakai untuk menutupi tubuhnya yang cukup terbuka dimana-mana.
"Aku?" tanyanya balik kemudian segera berdiri.
"Ya. Siapa lagi kalau bukan kamu?!" ucap pria dengan tampang yang sangat keren dari balik kacamata hitamnya itu.
Mayang Sari langsung merasa tubuhnya terasa gemetar kembali. Perutnya terasa mual begitupun kepalanya yang langsung nyeri. Matanya berkunang-kunang dan ikut menyumbang perasaan yang tak nyaman pada tubuhnya.
Ia yakin pria itu adalah seorang polisi yang sedang mencarinya.
Bugh!
Tubuhnya pun jatuh ke lantai tapi pria bertubuh atletis itu langsung menangkap dirinya.
Ia pun dibaringkan kembali di atas ranjang empuk beralaskan kain bludru berbulu lembut. Pria itu pun mengolesi minyak kayu putih di hidung wanita itu.
Tak lama kemudian gadis cantik itu pun terbangun dari pingsannya setelah cairan minyak kayu putih berhasil singgah di hidungnya.
Saat membuka matanya ia mendapati pria itu lagi menatapnya dengan tatapan tajam.
Aaaaa pingsan lagi ah, ucapnya membatin dan segera menutup matanya kembali.
"Hey! Jangan pingsan lagi!" ucap pria itu dengan suara tegasnya. Mayang Sari meringis.
Dia polisi atau cenayang? Kenapa ia tahu kalau aku ingin pingsan lagi?
Akhirnya ia membuka matanya kemudian berpura-pura menangis.
"Jangan penjara saya pak. Saya akan bertanggung jawab kok," ucapnya lirih dengan suara yang sangat menyedihkan.
"Tanggung jawab apa?!" tanya pria itu masih dengan ekspresi tegasnya.
"Bayar utang pak. Saya akan bekerja dengan rajin dan hidup sederhana saja. Saya tidak akan ikut-ikutan bergaya mewah padahal saya orang yang tak punya dan juga banyak utang."
"Semua utangmu sudah aku lunasi jadi kamu hanya perlu bertanggung jawab dengan menjadi istriku!" tegas pria itu layaknya seperti seorang anggota militer.
"Hah?" Mayang Sari terlongo. Kepalanya semakin pusing saja. Rasanya ia ingin pingsan lagi tapi sayangnya pria itu tak mengizinkannya.
Untuk beberapa detik ia berusaha untuk menyadarkan dirinya dari kejut jantung yang terasa sangat tiba-tiba ini. Ia pun berusaha bangun dari posisinya.
"Maksudnya apa ini pak? Saya tidak mungkin menjadi istri anda karena saya sudah punya pacar dan juga calon suami yang saya cintai. Saya tidak mungkin mengkhianatinya meskipun anda sangat tampan."
"Banyak bicara kamu ya!" Pria itu tampak mulai emosi.
"UPS!' Mayang Sari tersadar. Ia seharusnya tidak punya daya tawar dalam hal ini.
"Apa aku ini sangat cantik ya pak, hingga bapak mau menikahi aku?" ucapnya dengan mengerjapkan matanya menggoda.
"Alah! Aku tidak perduli kamu itu cantik atau tidak! Aku sudah membayar semua utangmu dan kamu harus membayar aku kembali dengan menikah denganku secepatnya!"
"Hah? Kejam banget pak. Eh Boleh pingsan lagi gak?!" ucap gadis cantik itu dengan perasaan yang sangat aneh.
Ada apa dengan pria itu sampai ingin sekali menikahiku?
"Kamu tuh yang kejam. Punya utang tapi malah mukul kepala orang sampai pecah dan sekarang sekarat di rumah sakit!"
Deg
Mayang Sari langsung kaget dan jadi takut kembali. Ia langsung merasa ngilu pada seluruh tubuhnya. Darah pria itu yang mengucur deras karena ia pukul dengan botol sirup AbS kini terbayang lagi.
Wajahnya yang cantik ia tutup dengan kedua telapak tangannya. Tubuhnya gemetar.
Darah!
Ia sangat takut pada darah. Untuk itulah ia pingsan karena melihat darah itu.
"Jadi? Bagaimana?" tanya pria yang tak dikenalnya itu.
"Bagaimana apanya pak?" Mayang Sari balik bertanya.
"Menikah denganku dan kamu akan aman dari kejaran debt kolektor itu!" tandas pria itu.
Mayang Sari tampak berpikir. Ia menatap pria itu baik-baik.
Pria berjaket kulit itu tinggi dan sangat atletis. Dadanya bidang dan tegap. Nampak sekali kalau ia pasti rajin berolahraga.
Pria itu tampan dengan rahangnya yang tegas. Kulitnya agak coklat dan nampak sangat macho dan juga jantan. Alisnya tebal, hidungnya mancung dan bibirnya, ya ampun agak tebal dan pastinya sangat enak untuk dicium.
Plak!
Gadis itu memukul kepalanya karena telah memikirkan hal yang tidak-tidak. Ia yakin pria itu pasti pria kaya raya dan juga kesepian. Mungkin ia sedang membutuhkan istri untuk mendapatkan keturunan agar hartanya tidak sia-sia.
"Kamu jawab tidak pun kita tetap akan menikah!" ucap pria itu tegas.
"Lalu untuk apa kamu bertanya hah? Dasar aneh!"
"Itu cuma basa-basi saja agar kamu tidak nampak terpaksa."
"Ish!" Mayang Sari mencibir kemudian menjawab, " Baiklah. Aku terima nikahmu pria asing!"
"Bagus! Itulah yang seharusnya kamu katakan karena kamu tak punya jawaban lain."
"Hey ngomong-ngomong ada apa denganmu kenapa kamu sangat ingin menikahi aku? Apa aku ini sangat menarik dan juga cantik?" tanya Mayang Sari setelah lama terdiam.
Pria yang bernama Arjuna Raka Sastrowardoyo itu tidak menjawab. Ia hanya tersenyum tipis kemudian meninggalkan gadis itu sendiri di dalam kamar pribadinya.
"Oh Tuhan. Apakah aku ini sedang kejatuhan durian runtuh?" tanyanya seraya memperhatikan keadaan sekeliling kamar itu.
Kamar dengan luas seperti rumah kontrakannya itu bagaikan istana kerajaan. Ia jadi merasa seperti seorang gadis yang baru saja mendapatkan rejeki nomplok.
Pernikahan itu mau tidak mau harus terjadi meskipun ia mempunyai seorang kekasih.
Bagaimana pun juga ia sedang dalam keadaan terjepit. Ia sudah tidak mungkin bertemu dengan debt kolektor yang sempat ia pukul dengan botol sirup AbS dan sempat koma di rumah sakit.
Menerima pernikahan itu agar mendapatkan tempat persembunyian yang aman dari kejaran debt kolektor adalah alasan utamanya. Dan alasan lainnya adalah karena pria yang akan menjadi suaminya adalah seorang pria dewasa yang kaya raya dan juga tampan. Belum lagi dengan tubuh yang sangat menarik dan atletis impian semua wanita di dunia ini.
Ia yakin ia pasti akan bahagia. Siapa yang tidak akan bahagia jika suami tampan dan kaya raya. Maksa pula lagi.
Seketika ia langsung tersenyum penuh makna. Ia sangat tertarik dengan penawaran pria itu. Cintanya pada sang pacar kini menguap ke udara.
Arjuna Raka Sastrowardoyo, seorang pria kaya dan merupakan anak semata wayang Sastrowardoyo.
Tak berhenti ia bertanya pada dirinya dengan nasib baik yang ia dapatkan.
"Durian runtuh kah?" tanyanya dengan senyum terpatri di bibirnya yang seksi.
🌹
*Bersambung.
Ah ya, aku memang pantas mendapatkannya. Aku cantik dan dia tampan. Sebuah pasangan yang sangat diinginkan oleh semua orang.
Yang beda hanyalah aku miskin dan banyak utang sedangkan ia adalah pria kaya yang diinginkan oleh semua wanita di dunia ini.
Tapi kenapa harus aku? Ada apa dengannya dan ada apa dengan diriku?
Apa kami mempunyai hubungan dimasa lalu yang belum usai?
Gadis itu tak berhenti bermonolog dengan dirinya sendiri tentang rejeki nomplok yang ia dapatkan. Terkadang pikiran-pikiran absurd pun muncul di otaknya yang memang kecil dengan kapasitas pas-pasan itu.
Ingin ia tak percaya tapi sayangnya ini adalah kenyataan.
"Anda cantik sekali nona." Ia tersentak dari lamunannya dan menatap wajahnya di dalam kaca.
"Aku?" Nampaknya ia masih bingung.
"Iya nona. Anda cantik sekali," ucap salah satu tim make up yang sedang mendandaninya sebelum duduk bersanding dengan Arjuna Raka Sastrowardoyo.
"Terimakasih banyak mbak." Ia berucap dengan wajah penuh syukur. Ya, ia akui kalau banyak yang memuji kecantikannya dan bahkan ada yang ingin menjadikannya selingkuhan.
Sayangnya ia sangat miskin hingga ia hanya bisa menjadi seorang penyanyi organ tunggal dan bergaul dengan orang-orang miskin dan tentu saja dengan para pria hidung belang yang tak punya uang.
"Anda bagaikan seorang Dewi yang memang pantas dan serasi untuk tuan muda Arjuna."
"Hum, ya. Itu betul sekali mbak."
Mayang Sari tersenyum tipis. Ia bahagia dan sangat bangga. Keluarganya yang miskin akan naik level dalam masyarakat. Dan ia sendiri akan jadi seorang ratu yang bebas melakukan apa saja dengan uang dan kekayaan suaminya.
Maafkan aku Han, aku mengkhianati cinta kita, tapi ini karena aku sedang dalam keadaan terjepit, dan ya, pak Arjuna itu sangat tampan dan pastinya mampu membahagiakan aku, hiks.
Semoga kamu dapat jodoh yang baik dan gak seperti diriku ini.
Gadis itu menghela nafasnya berusaha untuk memberikan ruang di dalam hatinya yang tiba-tiba berubah sesak dan sempit ditengah rasa bahagianya yang terasa semu.
"Mari nona. Waktunya untuk bersanding dengan Tuan muda Arjuna." Seorang perempuan cantik dengan kebaya modern yang sangat pas ditubuhnya itu menyentak lamunannya.
"Ah iya baik." Mayang Sari pun berdiri dari duduknya dan bersiap untuk keluar dari ruangan itu. Akan tetapi sebelumnya, pakaian adat yang dipakainya harus diperiksa kembali agar tampil maksimal saat duduk di samping seorang pria yang telah sah menjadi suaminya.
Arjuna Raka Sastrowardoyo nampak terpana melihatnya keluar dari kamar itu. Ia tak percaya kalau istrinya itu ternyata semakin cantik saat diberikan polesan make up dari tim terbaik di negeri ini.
Pria itu lupa berkedip sampai Vincent sang sahabat menepuk bahunya.
"Sadar pak Arjuna. Kamu sudah memilikinya jadi kamu tak perlu memasang wajah seperti itu."
Arjuna tersenyum tipis.
"Ah ya, kamu bisa saja. Tapi dia memang sangat cantik," ucap Arjuna dengan tatapan tak lepas dari wajah sang istri.
"Berbahagialah dan pastikan ia juga bahagia denganmu."
Deg
Arjuna tiba-tiba merasakan hatinya tak nyaman. Entah kenapa ia merasa perkataan sang sahabat mengganggu perasaannya.
Apakah aku akan mampu membahagiakan gadis itu?
Ah, tentu saja aku mampu. Semua orang bisa bahagia dengan harta. Dan aku akan memberikannya pada Mayang Sari.
Mayang Sari pun tiba di hadapannya diantar oleh beberapa orang perempuan yang memakai pakaian seragam. Mereka adalah para pagar ayu dalam pesta pernikahan itu.
Arjuna pun meraih tangannya dan membawanya ke atas pelaminan dimana ada mertua dan juga orang tuanya sudah menunggu.
Rasa haru dan bahagia pun semakin menyeruak keluar dari dalam hati Mayang Sari. Orang tuanya yang miskin bisa duduk berdampingan dengan orang kaya dan terhormat di kota ini membuatnya semakin merasa bersyukur. Apalagi semua orang datang memberikan selamat pada acara pernikahannya.
Orang-orang di kampungnya pun datang berbondong-bondong memberinya doa restu sekaligus untuk makan gratis.
Lumayanlah kata para tetangga. Mereka bisa makan sepuasnya dan kembali dengan membawa bungkusan untuk anggota keluarga yang lain.
Mayang Sari sangat bahagia. Ia benar-benar telah melupakan kekasih nya. Wajahnya yang memang cantik kini semakin cantik saja.
Ia diperlakukan seperti seorang ratu di sebuah kerajaan. Rumah mewah dan mertua yang sangat baik serta perhatian membuatnya semakin diatas angin.
Sebuah kartu sakti sudah tersedia di atas meja di dalam kamar tidurnya saat ia sudah selesai melaksanakan resepsi selama dua hari dua malam.
"Apa ini pak?" tanyanya pada pria yang menjadi suaminya itu. Arjuna tersenyum tipis kemudian menjawab.
"Itu untuk kamu. Isinya uang dan kamu bebas membelanjakannya yang penting tidak berlebih-lebihan."
"Ah benarkah?" ucapnya dengan ekspresi yang sangat senang. Ia pun langsung melompat ke arah pria tampan itu dan memeluknya.
Akan tetapi Arjuna sama sekali tidak bereaksi dan malah mendorong tubuhnya agar menjauh.
"Ada apa pak? Apa aku salah?" tanya Mayang Sari dengan wajah kecewa. Arjuna tidak menjawab tetapi langsung meninggalkan kamar itu.
Mayang Sari tampak bingung dan juga bengong.
Ah sudahlah, mungkin ia lelah ucapnya membatin. Yang terpenting adalah ia bebas menikmati harta dan fasilitas yang dimiliki oleh Arjuna Raka Sastrowardoyo. Ia tak akan memikirkan tentang penolakan yang ia terima tadi.
Sebulan menikah ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Kenapa suaminya yang tampan itu tidak pernah mendatanginya dan mengajaknya melakukan hal yang wajar dilakukan oleh sepasang suami istri pada umumnya.
Ia jadi mempertanyakan kecantikan dan kemolekan tubuhnya.
"Apakah pria itu tidak normal? Kenapa ia tidak juga tertarik pada diriku ini?" tanyanya seraya menatap tubuhnya yang sedang berbalut lingerie seksi.
"Apa aku harus menggodanya terlebih dahulu?"
🌺
*Bersambung.
Mayang Sari keluar dari kamarnya dengan niat yang sudah kuat. Ia harus menuntut haknya pada pria yang telah menikahinya itu. Ia butuh nafkah batin dan bukannya nafkah lahir saja.
Menikah tanpa mendapatkan perhatian khusus dari sang suami rasanya membuat kehidupannya hambar. Ia adalah wanita normal yang juga butuh belaian.
Teman-teman sosialitanya sering membicarakan hal-hal yang berbau mesum dan juga vulgar hingga ia jadi ikut terpancing. Apalagi mereka semua tahu siapa suaminya.
Arjuna Raka Sastrowardoyo, yang sangat tampan dan juga kaya raya. Pria itu digilai oleh banyak wanita di negeri ini. Semua pada penasaran dengan urusan intim pria itu yang pastinya bisa membuat Mayang Sari merem melek.
Setiap mereka berjumpa, yang ditanyakan adalah bagaimana dengan aksi pria itu kalau di atas ranjang. Belum lagi mereka bertanya kapan ia akan hamil dan melahirkan keturunan untuk pria itu.
Tentu saja Mayang Sari tidak bisa menjawab karena ia bahkan tak pernah disentuh oleh pria itu. Ia bagaikan seorang istri yang tak dianggap apalagi diinginkan.
Dan sekarang, ia sudah meyakinkan dirinya sendiri untuk meminta haknya.
Selembar piyama pun ia gunakan untuk menutupi selembar lingerie yang ia gunakan pada tubuhnya yang sangat seksi dan menggoda. Setelah itu ia pun keluar dari kamarnya. Ia harus menemui pria itu setelah lama bersabar.
"Mayang, kamu mau kemana sayang?" Wanita itu tersentak kaget dan melihat siapa yang sedang menegurnya. Ternyata, Dyah Pitaloka sang mama mertua.
"Eh mama. Aku mau mencari mas Juna di ruangan kerjanya," balas wanita itu tersenyum seraya merapatkan kancing piyamanya.
"Ah ya. Silahkan sayang. Dan tolong sampaikan padanya kalau ia tak boleh bekerja sampai sekeras itu. Ia perlu meluangkan waktu untukmu juga," ucap sang mertua dengan penuh perhatian.
"Iya ma. Makasih banyak." Mayang Sari pun berlalu dari hadapan sang mama mertua dan melangkahkan kakinya ke sebuah ruangan tempat suaminya selama ini bekerja dan menghabiskan waktu.
Perlahan ia mendorong pintu ruangan itu setelah mengetuknya dengan pelan. Arjuna Raka Sastrowardoyo sedang menghadapi laptop yang sedang menyala di atas meja kerjanya. Ia nampak serius dengan aktivitasnya itu sampai tidak menyadari keberadaannya.
Mayang Sari tersenyum kemudian membuka piyama yang sedang ia pakai dan melemparnya ke sembarang arah. Ia pun melangkahkan kakinya yang jenjang dan putih menuju kursi suaminya.
Ia pernah jadi penyanyi sebuah organ tunggal. Keahliannya dalam bernyanyi dan meliukkan tubuhnya di depan setiap orang adalah hal yang sangat bisa disyukurinya. Ia akan menggoda pria itu dengan kemampuannya itu.
"Mas Juna," panggil wanita itu dengan nada manja. Arjuna tersentak kaget. Ia mengangkat wajahnya dari layar laptopnya dan melihat siapa yang memanggilnya.
"Mayang?" ucapnya dengan ekspresi yang tak terbaca. Matanya tak lepas memandang penampilan istrinya yang sangat cantik dengan balutan lingerie merah yang sangat seksi.
"Iya mas, aku Mayang Sari, istrimu yang sangat rindu padamu," ucap wanita itu seraya melangkahkan kakinya semakin mendekat ke arah Arjuna. Pria itu menegakkan punggungnya dengan tatapan lurus pada sosok cantik dihadapannya.
Dalam hati ia benar-benar memuji kecantikan wanita itu. Semuanya terasa sangat sempurna dimatanya.
Kulit putih bersih dengan lekuk tubuh yang dimiliki oleh wanita itu begitu sangat menggoda semua pria yang melihatnya. Termasuk dirinya.
Mayang Sari tersenyum dengan kedipan mata menggoda. Tak lama kemudian ia pun naik ke pangkuan pria itu dan mulai menggerakkan jari-jari lentiknya ke rahang tegas pria itu.
"Mas, tidakkah kamu merindukan aku?" bisik Mayang dengan sangat sensual. Bibirnya bahkan sudah berani menyentuh permukaan bibir pria itu.
"Aku kesepian mas. Setiap malamku begitu sepi dan sangat menyedihkan tanpamu," lanjut wanita itu seraya mengulum lembut bibir tebal Arjuna. Lama ia melakukannya sendiri sampai akhirnya pria itu menyambutnya.
Mayang Sari merasakan dunianya kini berwarna. Pria itu ternyata membalas ciumannya dan bahkan lebih agresif daripada dirinya sendiri.
Ia semakin bersemangat. Ia yakin pria itu juga menginginkannya. Tangannya pun bergerak lincah membuka kancing kemeja sang suami tapi tangannya langsung ditahan oleh pria itu. Tubuhnya langsung diangkat oleh Arjuna ke atas sofa di dalam ruangan kerja itu.
Arjuna menyibak Lingerie seksi yang digunakan oleh Mayang Sari kemudian melakukan sesuatu yang sangat spesial pada tubuh bagian intim wanita itu dengan jarinya.
Mayang Sari merasakan dirinya terbang ke nirwana. Ia dibuat nikmat dan siksa secara bersamaan oleh perlakuan pria itu padanya. Akan tetapi setelah itu Arjuna meninggalkannya dalam keadaan libido sedang berada di puncak.
"Mas, kamu mau kemana?" tanyanya memohon. Arjuna tidak menjawab dan benar-benar menghilang dari ruangan itu.
Setelah malam itu, malam yang lain pun datang dan hanya itu yang ia dapatkan. Pria itu datang padanya memberikan kepuasan tapi juga penyiksaan yang sangat luar biasa.
Ia tak pernah mendapatkan hal yang inginkan secara penuh sedangkan pria itu pun tak pernah menuntut dirinya.
Seperti malam ini, ia mendatangi Arjuna lagi dengan persiapan yang sangat matang. Ia sangat penasaran dengan pria itu yang sama sekali tak ingin menunjukkan dirinya yang sebenarnya.
Sebuah musik dan tarian eksotis pun ia pertunjukkan di depan sang suami. Tapi pria itu tak bereaksi sama sekali. Ia akhirnya lelah sendiri dan menghentikan semua usahanya.
Ia menarik pria itu ke atas ranjang dan membuka semua penghalang pada tubuhnya.
"Aku istrimu mas, aku butuh nafkah batin darimu! aku ini manusia biasa. Ada apa denganmu sebenarnya hah? Apakah kamu pria normal dan sehat?!" teriak Mayang dengan wajah marah. Nafasnya terengah-engah dengan dada naik turun menahan kekesalannya.
Arjuna tidak menjawab tetapi malah membuka kedua paha istrinya itu dan melakukan o*ral **** lagi dengan menggunakan jarinya.
"Ini yang kamu inginkan hem?" tanya Arjuna dengan ekspresi yang tak terbaca.
Mayang Sari tak menjawab. Ia terbuai. Amarahnya seketika turun tapi kemudian ia marah lagi saat pria itu meninggalkannya disaat ia sedang orgasme.
"Mas! Kamu kejam! Kamu menyiksaku!" teriaknya dengan suara bergetar menahan emosi dari dalam hatinya. Pernikahan yang ia harapkan bisa memberinya kebahagiaan ternyata memberinya duka dan kesedihan.
Kecantikan yang ia miliki rasanya sia-sia saja
Arjuna menghentikan langkahnya.
"Ada apa denganmu mas? Apakah kamu impoten hingga tak ada hasrat sedikitpun padaku?!"
Duarr!
Petir seakan menggelegar di dalam ruangan itu. Kata itu yang sangat ditakutkan oleh seorang Arjuna Raka Sastrowardoyo meskipun ia memang menderita disfungsi ereksi.
"Jawab aku mas! Aku tidak butuh uangmu saja aku juga butuh dirimu yang seutuhnya!" ucap Mayang Sari seraya memeluk tubuh pria itu dari belakang. Tangannya ia lingkarkan pada perut kotak-kotak pria itu.
Arjuna tak menjawab. Lidahnya keluh. Tenggorokannya terasa sangat kering dan tak bisa berkata-kata.
"Mama dan papa menuntut aku untuk mempunyai keturunan dari mu mas," ucap Mayang lagi seraya mengeratkan pelukannya pada pria itu. Ia menangis.
"Maafkan aku May. Aku impoten dan tak bisa membahagiakanmu."
Mayang Sari tercekat kaget. Ketakutan dan kekhawatirannya kini telah diakui oleh pria itu.
"Carilah laki-laki lain yang bisa membahagiakanmu. Tapi kamu tetaplah Istriku."
Hah? Apa?
Arjuna Raka Sastrowardoyo menyuruhku berselingkuh?
🌺
*Bersambung.
Semoga visual Mayang Sari dan Arjuna Raka Sastrowardoyo cocok ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!