Alam Syaputra, seorang pelajar kelas 12 SMA Negeri di Kota kecil salah satu Provinsi, di Sekolahnya ia di juluki badboy pintar, itu karena selain dianggap nakal karena sering terlambat dan bolos sekolah ia juga selalu mendapat juara kelas, bahkan termasuk 3 besar seluruh sekolah di angkatannya.
Al merupakan pribadi yang cerdas, pekerja keras, dan tentunya setia, ya Al punya kekasih sejak naik kelas 12 SMA
Raissa Putri Anggara, kekasih Al, bersekolah di SMA yang berbeda dengan Al.
Anak dari pengusaha di Ibu Kota yang dititipkan kepada sang nenek yang berada di Kota ini karena orang tuanya takut sang nenek merasa kesepian sepeninggal suaminya, atau kakek Raissa.
Mulai cerita yaa, mohon maaf karena masih belajar.
Al remaja laki laki berusia 17 tahun, ia saat ini berada di sebuah restaurant yang nampak ramai pengunjung menggunakan seragam sekolahnya. Bukan untuk makan ataupun nongkrong, tapi ia akan bekerja sebagai asisten koki di restaurant itu.
"Selamat sore mbak, mas" sapa Al saat ia memasuki tempat para karyawan.
"Baru datang Al" kata mbak Ais, salah satu senior yang membantu Al untuk masuk di restaurant itu pada awalnya.
"Iya mbak, ada les tambahan tadi soalnya mau ujian" balasnya.
"Walahh, yawes ndak usah kerja dulu le, fokus sama ujianmu dulu" kata temannya yang lain. (le/tole sapaan untuk anak laki laki yang lebih muda)
"Iya mending kamu izin dulu sampai setelah ujian, kan udah kurang 2 minggu lagi" sambung mbak Ais.
"Nggak masalah kok mbak, InsyaAllah aku bisa ngatur waktu sama belajarku"
"Ya sudah kalau kamu ngerasa ini nggak ganggu belajarmu, sana lanjut kerja biar nanti nggak telalu malem pulangnya" sahut mbak Ais.
*Ya dia sering terlambat karena bangun kesiangan, dan sering bolos karena sering ikut catering resto di event - event tertentu, karena dia punya keinginan kuliah, namun apadaya ia lahir dan besar dari keluarga yang sangat sederhana, apalagi ia anak sulung dari 3 bersaudara. Orang tuanya hanya punya toko kelontong kecil kecilan di rumahnya sendiri, setelah Ayahnya kena PHK di salah satu perusahaan swasta 3 tahun yang lalu.
Jadi ia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk bisa menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.*
Setelah selesai bekerja ia pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki, padahal jarak tempat bekerja sekitar 2 km dari rumahnya, tak jarang teman teman karyawan mengantarnya pulang karena merasa kasihan.
"Assalamualaikum" ucapnya ketika sudah masuk rumah.
"Wa'alaikumussalam, baru pulang nak?" jawab suara perempuan paruh baya, yaitu sang Ibu, Ibu Yuri.
"Iya bu, tadi siang ada les tambahan dulu baru ke resto, makanya pulangnya agak terlambat".
Ibunya hanya bisa menghela nafas dan mengusap bahu Al, ia merasa sedih sekaligus kasihan.
"Ya sudah sana kamu bersih - bersih lalu istirahatlah, tak usah melihat tugas tugas sekolah adik - adikmu"
"bagaimana ibu tau?"
"adikmu anggi pernah bercerita, katanya sering lihat kamu memeriksa tugas tugas sekolahnya saat malam hari, sudah sana istirahat"
"iya bu, selamat malam"
Di kamar orang tuanya, setelah ibu masuk kembali, ayah Adi bertanya
"Apa Al sudah pulang?"
"Iya yah, katanya tadi datang ke resto terlambat karena ada les tambahan makanya pulangnya agak terlambat"
"Aku merasa jadi ayah yang buruk bu, anakku harus bekerja untuk pendidikannya sendiri, bahkan masih bisa memberi kepada adik adiknya"
"Iya Ayah, Al juga selalu kasih Ibu setengah dari gajinya, tapi Ibu tidak akan pakai kalau memang tidak terlalu membutuhkan, Ibu akan simpan siapa tau anak itu suatu saat sedang susah, Ibu tidak tega" ucapnya sambil menangis
"Sudah bu, InsyaAllah akan ada berkah di setiap ujian yang kita hadapi" balas sang ayah sambil memeluk istrinya.
"Aamiin"
Di ruang Keluarga Al yang sudah mandi dan ganti pakaian langsung merebahkan dirinya di kasur yang di tarus di atas tikar, ya di rumah ini hanya ada 3 kamar tidur, 1 kamar orang tuanya, 1 kamar adik perempuannya, dan yang 1 lagi sebenarnya ditempati oleh Al dan Adik laki - lakinya, tapi karena merasa adiknya mulai beranjak remaja ia mengalah, karena menurut Al adiknya butuh mebiasakan diri menyimpan privasi terhadap orang lain.
Ia membuka HP-nya dan mengirim pesan kepada sang kekasih Raissa.
*Chat
Al : "Ai maaf aku baru ngabarin, pulang dari resto agak terlambat tadi"
Sampai beberapa menit masih belum ada balasan, ia mengira pacarnya sudah tidur, baru saja menaruh HP di meja, tiba tiba ada panggilan dari Raissa.
"Hallo, Assalamualaikum" ucap Al setelah mengangkat panggilannya.
"Wa'alaikumussalam Al, baru sampai rumah kah?"
"Udah agak tadi kok Ai, udah beberes juga"
"Ooohh, kenapa belum tidur"
"Tadi masih mau ngasih kabar ke kamu dulu Ai, kamu sendiri kenapa belum tidur? Apa ada yang mau disampein kah? Kangen misalnya, hehe"
"Ih enggak kok, siapa juga yang kangen"
"Yakin niiih, nggak merah kan tuh mukanya"
"Enggak yaaaa, udah ih Al, aku mau ngomong ke kamu ini, penting"
"Mau ngomong apa sayang?"
"emm, papa sama mama ada di sini sekarang, tadi siang nyampe rumah oma, terus tadi oma cerita ke mama kalau aku punya pacar, mamaku kepo, jadi dia maksa papa buat nyuruh aku ngundang kamu ke rumah oma" Raissa menjelaskan
"Kamu bisa nggak?" tanyanya lagi
"Aku usahain yaa, kalau resto sih jadwalku libur besok, tapi tadi pas disekolah aku disuruh belajar bareng temen temen sama kepala sekolah, udah dikasih uang juga, katanya sebagai upah meringankan tugas guru"
"Kalau memang nggak bisa besok nggakpapa juga kok, sebisanya kamu aja, papa sama mama bakal lama di sini, sampai acara wisuda aku nanti"
"Ohh iya udah sayang, besok aku usahain, aku kabarin lagi besok, ayo istirahat, besok biar nggak kesiangan bangunnya"
"kamu tuh jangan kesiangan, bye Al"
"Bye Ai"
Setelah sambungan terputus Al menaruh HPnya dan mencoba untuk memejamkan matanya supaya biar cepat tidur.
Di lain sisi, Raissa yang sudah menelfon Al kini sedang melamun menatap langit langit kamarnya, entah apa masalah yang sedang pikirkan, tapi yang jelas gadis itu terlihat sangat sedih sekali, sesekali dia mengusap sudut matanya karena menangis, hingga tengah malam baru dia terlelap karena lelah menangis.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan - kekurangan dalam penulisan cerita. 🙏
Saya masih baru belajar dan semoga kalian semua berkenan untuk selalu memberi saya masukan di kolom komentar.
Jika memang ingin mengkritik, maka kritik lah, karena saya yakin dengan kritikan kritikan kalian itulah yang akan memberitahu saya letak kekurangan saya sehingga saya bisa belajar lebih baik lagi.
Terimakasih.
Pagi Hari
Al terbangun ketika mendengar suara Adzan dari Masjid sekitar rumahnya, ia lekas membersihkan diri dan menunaikan kewajibannya, tak lupa setelahnya ia membaca Al - quran, walau hanya sebentar tapi baginya itu cukup, karena Ayah dan Ibunya mengajarkan Al dan adik - adiknya supaya tidak lupa kepada sang pencipta walau dalam kesibukan apapun.
Setelah selesai Al membuka buku sekolahnya untuk sekedar membaca agar ketika di sekolah dia sudah tau garis besar materi yang akan diterima nanti ketika sekolah.
Saat asik belajar ibunya datang membawa teh hangat dan camilan untuk Al
"Nak ini diminum dulu tehnya, supaya hangat perutnya"
"Iya bu, terimakasih" balasnya seraya tersenyum.
"Segera siap - siap lah, biar nanti tidak terlambat lagi, adikmu juga sudah bangun semua"
"Iya bu"
Lalu ia melanjutkan lagi aktifitas belajarnya.
"Selamat pagi bang" sapa anggi adik perempuannya sambil mencium pipi Al.
"Pagi juga cantik, sudah belajar?"
"Sudah dong"
"Bohong bang, kak anggi semalem nonton drama sampe ketiduran, aku yang matikan laptopnya" sahut si bontot Andi yang suka ngajak ribut kakak perempuannya.
"Apaan sih dek, orang sebelum nonton drama kakak belajar dulu kok" balas Anggi ketus.
"Yee mana masuk kalo belajar abis itu nonton drama, yang ada ingetnya adegan drama, mana ngehalu mulu lagi" balas Andi.
"Biarin, wleee" ledek anggi sambil memeletkan lidah.
"Hus udah dek, pagi - pagi kok udah debat, nggak capek apa, udah pada gede juga masak mau berantem terus". Tegas Al memisahkan, karena bila dibiarkan mereka akan berdebat sampai nanti berpisah ketika berangkat sekolah.
Anggi sekarang duduk di bangku kelas 9 SMP, sedangkan Andi kelas 6 SD, ya mereka berjarak 3 tahun masing - masing, ini juga salah satu alasan Al untuk bejerja membantu ekonomi keluarganya, karena sebentar lagi mereka pasti membutuhkan biaya besar untuk keperluan sekolahnya, bayangkan saja 1 mau masuk SMP, 1 mau masuk SMA, 1 akan masuk Perguruan tinggi, bagaimana tidak pusing orang tua mereka memikirkan biaya anak anaknya, untung saja Al sadar hal itu, jadi dia tidak ingin membebani orang tuanya tentang biaya Kukiahnya.
"Eh bang, kak Raissa apa kabar, kok udah jarang main kesini?" tanya Anggi
"Kan udah mau ujian, jadi mau fokus dulu, abang juga akhir akhir ini lagi sibuk, jadi nggak sempet mikir main"
Anggi hanya membulatkan mulutnya membentuj huruf "O" tanpa mengeluarkan suara.
"Yaudah ayok sarapan dulu"
"Ayok bang" ucap kedua adiknya bebarengan.
"Kamu kok ikut - ikutan sih dek" kesal anggi.
"Siapa juga yang mau ikutin kakak, yang ada kakak tuh yang gak kreatif jawabnya" ledek si bungsu.
"Mau lanjut ribut niiih?"
Jika sang abang sudah bicara dengan nada agak panjang itu tandanya mereka harus damai sementara, kalau tidak kedepannya mereka akan tersiksa karena tak ada yang membimbing mereka belajar.
Jika ada yang tanya kenapa gak Orang tuanya aja yang ngajarin? Mereka mengerti jika Orang tuanya pusing memikirkan nasib pendidikan mereka kedepannya, jadi mereka tak ingin menambah beban Orang tuanya itu.
Di meja makan.
"Bang apa kamu nggak sebaiknya berhenti dulu dari resto?" tanya sang Ibu dengan pandangan khawatir dan kasihan.
"Iya bang, kamu sebentar lagi mau ujian kelulusan, fokus aja sama pelajaranmu, jangan pikirkan soal uang kuliah, InsyaAllah Ayah masih bisa membiayai" sambung Ayahnya.
"Ayah, Ibu InsyaAllah aku masih bisa bagi waktu kok, lagian masalah kuliah itu aku masih belum pikirkan lagi, sementara biar lanjut di resto dulu ya, sekalian cari pengalaman kerja."
Kalau sudah sepeeti ini Orang tuanya hanya bisa menghela nafas.
"Yasudah lanjut sarapan gih, terus segera berangkat, kakak sama adek dianter Ayah sekalian yaa, biar Ayah gak bolak - balik."
"Iya bu" jawab ketiga anaknya kompak.
Selesai sarapan mereka berangkat dengan tujuan masing masing, Al berangkat berjalan sampai halte bus di dekat rumahnya, Ayahnya mengantar Anggi dan Andi sekaligus karena sekolah mereka satu arah dan tidak terlalu jauh.
Sampai di sekolah Al langsung menuju kelasnya untuk tidur lagi, ia merasa masih kurang tidur semalam badannya juga sedikit capek, tapi nggak mungkin ia tunjukkan di depan keluarganya, ia tak ingin keluarganya kepikiran dirinya.
Sampai kelas ia menuju bangkunya lalu langsung merebahkan kepalanya di meja dan tertidur, bahkan sampai bel masuk pun ia tetap tidak terbangun, sampai akhirnya setelah ada guru pengajar yang kebetulan adalah Pak Boim salah satu guru paling ditakuti karena galak di sekolah itu masuk kelas, Pak Boim yang melihat Al tidak menegakkan kepala saat masuk tadi merasa curiga, Pak Boim menghampiri meja Al dan berdiri tepat di samping Al yang masih saja tertidur, padahal teman temannya sudah memberi kode agar Al bangun.
BRAK...
"Abang ngantuk ibu, 5 menit lagi yaa" ia berbicara seolah - olah yang membangunkannya adalah ibunya.
"Iya 5 menit dari sekarang kamu ke ruang BK, akui kesalahan dan minta hukumanmu" bentak Pak Boim.
Karena kaget Al langsung terbangun
"Eh Pak Bot - Boim, hehe" sambil cengengesan, tampan sih memang tapi sedikit menyebalkan.
"Keluar kamu, langsung ke ruang BK, setelah kamu dilarang ikut jam pelajaran saya selama 1 minggu." sarkas guru killer itu.
"Ohhh, kebeneran deh pak saya ngantuk banget, terimakasih banyak pak" ucapnya seraya mengambil tas lalu keluar kelas dengan ber-dadah ria.
*Ya itulah kelakuan Al di sekolah, ia seperti itu bukan tanpa alasan.
Alasan pertama dia tidak ingin diganggu makhluk yang namanya perempuan di sekolahnya, pada mulanya ia hanya ingin sekolah dan lulus dengan nilai terbaik, tapi saat sudah berpacaran dengan Raissa ia makin tak ingin dekat dengan perempuan lain.
Alasan ke-dua di sekolahnya semakin pintar maka semakin banyak teman yang ber pura - pura, alias hanya mau ambil untungnya saja, jadi dengan membentuj sifat yang agak brandal maka semakin sedikit anak yang mau berteman dengannya.
Yang ke-tiga ia memang lebih suka menyendiri, baik dapam belajar maupun dalam pergaulan, makanya ia lebih senang ketika disuruh keluar kelas karena itu adalah kesempatannya untuk belajar sendiri di perpustakaan.
Keluar dari kelasnya Al bukannya langsung ke ruang BK, tapi malah ke kantin sekolah, bukan ingin mengeluarkan uang untuk jajan, tapi ingin menambah uang jajan, di hari - haru biasanya 1 jam mata pelajaran/40 menit sebelum istirahat ia akan izin ke kamar mandi tapi tidak pernah kembali ke kelas sampai jam istirahat.
Al akan selalu membantu penjual penjual yang ada dikantin untuk menyiapkan dagangannya sebelum jam istirahat para siswa, seperti saat ini ia sedang membantu ibu ibu penjual bakso, untuk menyusun dan mengisi mangkok dengan isiannya, jadi nanti ibu kantinnya tinggal menuang kuahnya saja. Kenapa Al bisa tau kalau para pedagang ini bisa menerima bantuan darinya? Tentu saja karena ide untuk menyiapkan dagangan sebelum jam istirahat ini dicetuskan oleh Al sendiri, cerdas memang, kalau biasanya membuka lowongan pekerjaan itu untuk orang lain, ini membuka lowongan untuk dirinya sendiri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan - kekurangan dalam penulisan cerita. 🙏
Saya masih baru belajar dan semoga kalian semua berkenan untuk selalu memberi saya masukan di kolom komentar.
Jika memang ingin mengkritik, maka kritik lah, karena saya yakin dengan kritikan kritikan kalian itulah yang akan memberitahu saya letak kekurangan saya sehingga saya bisa belajar lebih baik lagi.
Terimakasih.
Setelah urusan di kantin selesai ia keluar dari kantin dengan wajah penuh senyum, bagaimana tidak, 1 jam ia berada dikantin ia sudah dapat uang 100rb, sekalipun itu sebenarnya tidak seberapa, tapi bagi dirinya uang 100rb itu bisa memberi uang saku adik - adiknya 5 hari kedepan.
Al berjalan menuju ruang BK dengan memikirkan hukuman apa yang akan ia dapat, sampai ia tak sadar jika dirinya sudah ada di depan pintu ruang BK.
Tok Tok Tok
"Assalamualaikum pak, bu" Al menundukkan pandangannya.
"Wa'alaikumussalam Al ada masalah apa lagi nak?" tanya salah satu guru BK yang paling sabar Bu Mega.
"Hehe, anu bu, saya tidur di jamnya Pak Bot eh Pak Boim"
"Huft, yasudah kamu membersihkan perpus ya sampai jam istirahat"
"Iya bu, terimakasih banyak" Al berulangkali membungkuk sebagai tanda terimakasih.
Ia salim kepada guru guru yang ada di sana lalu pergi ke perpustakaan untuk menjalani hukuman menyenangkan bagi Al.
Di dalam ruang BK masih ada Bu Mega dan 4 guru lainnya
"Bu Mega kenapa anak itu selalu di hukum di perpustakaan?" tanya salah satu guru perempuan disana, yang membuat 3 guru lainnya ikut
"Pak Bu, Al adalah anak yang pintar dalam segala hal, bukan hanya pintar dalam membuat masalah. Ia selalu menjadi juara di kelasnya dan minimal 3 besar di angkatannya, apa itu bukan murid prestasi?" terang Bu Mega
"Iya memang dia pintar, tapi sifatnya yang tak pernah berubah dari dia masuk sekolah ini itu yang sering membuat guru guru yang mengajarnya pusing" ujar lainnya.
"Biasanya yang seperti itu terlalu dimanjakan sama Orang tuanya"
Bu Mega yang merasa pembahasannya sudah tidak lagi sehat segera mencegahnya.
"Tidak seperti itu Pak Bu, Al adalah anak dari keluarga yang sangat sederhana, Ia sangat mandiri di usianya yang baru menuju dewasa. Semua kenakalan yang diperbuat itu ada sebabnya Bapak Ibu, Al setelah pulang sekolah akan bekerja di salah satu restoran sampai malam, ia bekerja bukan disuruh orang tuanya, tapi niatan anak itu sendiri, karena ingin kuliah. Itulah mengapa ia sering terlambat, dan soal ia yang sering bolos mata pelajaran itu karena dia merasa materi yang dijelaskan Bapak Ibu guru sekalian sudah ia pahami dengan maksimal. Apa Bapak Ibu tau kemana anak itu ketika bolos? Ia ke perpustakaan, karena baginya belajar sendiri lebih mudah karena tidak harus menunggu teman temannya yang lain mengerti terlebih dahulu" jelas Bu Mega.
"Iya saya ingat, saya pernah melihat anak itu bolos pelajaran dan keluar dari kantin, karena saya penasaran saya coba tanya dengan penjual penjual yang ada di sana tentang apa yang dilakukan anak itu di kantin waktu jam pelajaran, dan jawaban mereka sungguh membuat saya heran tapi bangga"
Flashback
Al saat itu sedang berjalan dari kantin dengan bersiul - siul, tak tau bahwa ada salah satu guru yang melihatnya.
Karena penasaran apa yang dilakukan Al di kantin saat jam pelajaran, guru itu masuk ke kantin mencoba bertanya ke penjual yang sedang duduk duduk santai sambil mengobrol satu sama lain.
"Permisi Pak Bu, saya tadi melihat ada siswa yang keluar dari kantin, kenapa Bapak dan Ibu tidak menasehati dia?" tanyanya ke para penjual itu.
"Eeh, anu pak tadi itu bang Al, dia memang selalu kemari sebelum istirahat" jawab salah satu penjual gugup karena terkejut tiba - tiba ada guru datang dan bertanya soal Al.
"Dia kan bolos pelajaran, kenapa masih dibiarkan makan saat belum waktunya istirahat?" guru itu bertanya dengan heran, padahal sudah ada peraturan kalai penjual kantin dilarang melayani pembelian sebelum jam istirahat.
"Begini Pak, mohon maaf sebelumnya, Al sebenarnya bukan jajan kemari, dia membantu kami untuk menyiapkan dagangan supaya nanti waktu istirahat tidak kerepotan, waktu itu kami pernah menegurnya, tapi dia menjawab kalau dia sudah bisa materi yang diberikan gurunya dikelas makanya dia bolos kemari untuk membantu kami sekalian nyari uang jajang buat adek - adeknya kata dia Pak" jawab salah satu penjual.
"Dia juga selalu bilang, setelah membantu kami dia akan pergi ke perpustakaan untuk belajar sendiri, karena menurutnya belajar hal.yang sudah dia bisa itu membosankan" sahut yang lain.
"Iya Pak, mohon untuk tidak menghukumnya ya Pak, kami salut sama pemikiran anak itu, walaupun masih kecil tapi dia sudah memikirkan keluarganya, dia pernah bercerita sambil membantu kami, katanya orang tuanya bukan orang yang mampu, ia bekerja di restaurant sepulang sekolah untuk membantu orang tua dan menabung untuk persiapan dia kuliah, Al dan 2 adiknya diberi uang saku yang bila dihitung tidak lebih dari setengah uang saku teman teman sebayanya, makanya dia sangan senang ketika selesai membantu kami beri upah, walaupun tak seberapa tapi katanya itu bisa untuk menambah uang saku adik adiknya" sambung yang lainnya.
Para penjual itu kasihan jika Al nantinya kena hukuman, mereka tak malu memohon untuk anak yang bukan anaknya sendiri.
Guru itu merasa tertegun setelah mendengar cerita para penjual itu. Bahkan dilihatnya ada beberapa penjual yang sampai meneteskan air mata membayangkan betapa kuat dan tegarnya seorang Al.
Flashback off
"Ya itulah yang dilakukan anak itu, bagaimana aku tega menghukum jika dia mempunyai alasan yang tidak pantas kita sepelekan" kata Bu Mega.
"Aku dengar dia disuruh oleh kepala sekolah mengisi jam tambahan untuk anak kelas 12 ya?"
"Iya, anak itu memang tidak seperti teman teman seusianya, do'akan saja suatu sa'at dia bisa membanggakan kita sebagai salah satu gurunya".
Sedangkan di perpustakaan, Al sedang asik belajar.
Tiba - tiba otaknya memikirkan hal yang sangat random
"kalau aku buka tempat les atau privat setelah ujian bagaimana ya? Kan ujian SMA lebih awal 1 bulan dari ujian SMP dan 2 bulan dari ujian SD, lumayan tuh, satu anak 3 ribu/hari untuk les, 50 ribu untuk 2x pertemuan privat. Boleh dicoba sih." pikirnya.
"sekarang tinggal menentukan target dan pemasarannya bagaimana"
Ia menulis apa saja yang akan disiapkan dari mulai persiapan, target marketing, bahkan sampai keuntungan sudah ia perhitungkan.
"sepertinya aku memang harus berhenti dari restoran, tapi nunggu sudah mulai lancar ini bisnisku, hehehe" dia tertawa sendiri membayangkan bahwa ia akan memulai berbisnis. Ya menurutnya membuka tempat les dan privat itu bukan hanya sekedar menjadi guru, tapi juga berbisnis.
Tak terasa sudah waktunya masuk kelas lagi, ia keluar perpustakaan dengan wajah penuh senyum yang dilihat murid - murid lain itu adalah senyum aneh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan - kekurangan dalam penulisan cerita. 🙏
Saya masih baru belajar dan semoga kalian semua berkenan untuk selalu memberi saya masukan di kolom komentar.
Jika memang ingin mengkritik, maka kritik lah, karena saya yakin dengan kritikan kritikan kalian itulah yang akan memberitahu saya letak kekurangan saya sehingga saya bisa belajar lebih baik lagi.
Terimakasih.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!