Agnesia Marcella Lie adalah seorang gadis cantik berusia 25 Tahun yang merupakan seorang Anak tunggal dari pasangan Suami-isteri yang bernama Michael lie dan Marshanda Lie, Keluarga Agnesia bisa dikatakan sebagai keluarga yang cukup harmonis dan berkecukupan.
Ayah Agnes yang bernama Michael lie dan ibunya Marshanda bekerja sebagai seorang Pejabat dikota A, dia sangat sibuk dengan pekerjaannya kini namun itu semua tak membuat Michael dan istrinya itu untuk tidak menyempatkan waktu untuk anak tercintanya.
Michael terkenal sebagai sosok ayah yang baik namun Michael sangat banyak melarang putrinya untuk dapat keluar malam apalagi untuk menghadiri acara yang diselenggarakan pada malam hari, Karena Michael yang sangat sangat mengerti dunia pada saat malam hari itu sangat tidak baik untuk putrinya, hingga tak jarang Agnes harus segera pulang kerumahnya sebelum malam menjelang.
Sedangkan, Marshanda ibunda Agnes adalah seorang ibu yang baik dan penyayang,tidak pernah melarang apapun yang dilakukan oleh anak semata wayangnya itu, Dia selalu menekankan pada Agnes untuk selalu berhati-hati, karena dirinya tidak selamanya akan bergantung pada ayah dan Ibundanya. Ibundanya yang penyayang serta ayahnya yang juga begitu mencintainya menjadikan Agnes sebagai anak yang sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang baik dan keluarga yang sangat harmonis.
Selain itu, Tak jarang Agnesia selalu menyempatkan waktunya untuk bisa bersedekah di lingkungan yang ada disekitarnya dan tak jarang pula Agnesia sangat disukai karena sikapnya yang ramah dan begitu baik, Tak pernah sekalipun Agnes untuk tidak menyapa dan mengobrol dengan tetangga serta masyarakat sekitar yang ada di gang X tempat tinggal Agnes.
Gadis cantik yang memiliki tubuh ideal dengan kulit putihnya itu menambah kesan sempurna pada diri Agnesia dengan badannya yang bak gitar spanyol. Hingga tak jarang Agnesia sering digombal oleh para anak didiknya/ mahasiswanua dikelas dengan gombalan- gombalan yang sedikit membuat Agnes kadang merasa risih ataupun bahkan hanya menanggapi gombalan para mahasiswa dikelas sebagai bahan candaan.
Agnesia bekerja sebagai seorang dosen disalah satu universitas ternama dan terbesar yang ada dikota A. cita-cita itu sangat diidamkannya sedari kecil, Dirinya yang sangat mencintai pekerjaannya itu menjadikan Agnesia dipenuhi dengan kesibukan dikampus, hingga tak jarang Agnesia selalu sendiri, dan hanya memiliki sedikit teman yang itupun hanya beberapa kali bertemu dengan Agnesia selama dirinya disibukkan dengan pekerjaan.
Sebelumnya, Agnesia sempat nganggur selama satu tahun setelah lulus dari S2nya di Negara Us,dengan mengambil jurusan Psikologi, Menjadi seorang psikolog menurut Agnesia merupakan pekerjaan yang cukup mulia untuknya,apalagi dengan pekerjaannya yang sangat cocok untuk dirinya menjadikan Agnesia sangat sangat mencintai pekerjaannya saat ini.
Walau belum lama Agnesia bekerja sebagai seorang dosen, Agnesia selalu berusaha untuk Bisa meluangkan waktunya untuk diri sendiri dan keluarga tercintanya.
Hidup dalam Didikan kedua orangtuanya, Menjadikan Agnes tumbuh dengan cita-cita yang cukup istimewa Dimata kedua orangtuanya, Sedari kecil Agnesia merupakan salah satu Siswi yang yang sangat pintar dengan segudang prestasi dari Agnes SD, SMP,SMA hingga dirinya S1 dan melanjutkan S2 diluar negeri
Deren Guzman Loera seorang mafia Tampan nan ganteng berusia 30 Tahun, tahun ini. Terkenal sebagai mafia yang ganteng,kejam dan sangat angkuh yang menjadikan deren sebagai sosok mafia yang sangat ditakuti di seluruh kota A dan kota lainnya. Wajah tampan serta bentuk tubuh yang Sis-pack dengan tinggi badan 179 Cm , Dengan kulit putih, Serta hidungnya yang mancung ditambah dengan ginsul yang terletak dikedua sisi menambah kegantengan nya sebagai seorang mafia kelas Atas.
Banyak wanita yang tertarik dengan pesona lelaki ini, sampai bahkan tak jarang wanita tersebut rela untuk menemani Deren untuk tidur bersama, Demi bisa melihat deren sedari jarak yang begitu dekat, Walau sesudah tidur berdua dengan deren dihotel, ntah kenapa keberadaan wanita yang habis tidur bersamanya itu langsung hilang bak ditelan bumi.
Deren seorang anak tunggal dan pewaris takhta satu-satunya, pemegang banyak perusahaan yang bergerak dibawah naungannya, Perusahaan yang dinaungi tak Hanya sekedar perusahaan yang bergerak di bidang property tetapi juga perusahaan yang bergerak di bidang entertainment. Walau begitu, deren sangat membenci wanita, tak jarang Wanita-wanita yang ingin tidur Dengannya itu disiksa secara fisik maupun mental setelah berhubungan,hingga wanita tersebut membunuh dirinya sendiri karena ke-traumaan yang cukup dramatis.
Ayah deren bernama Malik Gusman seorang lelaki paruh baya dengan usianya yang tak lagi begitu mudah sekitar 54 Tahun, Walaupun sudah Berumur Malik ayah deren tetap terlihat awet mudah bak remaja yang sangat mirip dengan anaknya itu, Tn Malik Gusman seorang pemilik perusahaan yang kini dinaungi oleh anak semata wayangnya, karena mengingat usianya yang tak lagi mudah dan mengharuskan dirinya untuk lebih banyak menghabiskan waktu dirumah daripada harus mengurus semua perusahaan. Seorang ayah yang sedikit ambisius namun memiliki hati yang baik.
Ningsih Al-malik adalah ibunda Dari Deren, Seorang wanita cantik yang awet mudah Diusianya yang tak lagi mudah sekitar 47 Tahun, Cukup kejam sama seperti deren anaknya itu, Pemilih dan sangat suka berkomentar ketika tidak srek dengan apa yang dilihatnya. Hingga tak jarang banyak para pelayan dirumahnya yang diberhentikan secara tiba-tiba. Ningsih Ibunda deren juga Bekerja sebagai seorang desainer baju yang bekerja sama dengan Perusahaan yang di pimpin oleh anaknya sendiri.
Ratara Aldiano adalah Asisten Dari Deren, Berusia 26 Tahun. Pria yang tak kalah tampan dari deren, dengan wajahnya yang ganteng dam manis ketika tersenyum itu memiliki lesung pipi di kedua wajahnya yang tampan, dengan bentuk tubuh ideal lelaki idaman pada umumnya untuk para wanita, Jago bela diri dan tak lupa juga sikap ratara sebagai asisten, sikapnya sangat dingin, Ketus dengan tatapan tajamnya yang mampu membuat lawannya tidak mampu untuk berkutik, Walau terkenal sangat dingin, Ratara tidak pernah sekalipun untuk tidak membunuh, bagi ratara Membunuh itu sangat menyenangkan apalagi dapat membunuh seseorang yang berani untuk berkhianat. Tak jarang ratara untuk tidak membunuh, Sudah beberapa kali Ratara terus menjadi alih tangan deren.
Deren sangat mempercayai Ratara sebagai asisten sekaligus alih tangannya, Karena ratara Sangat dapat diandalkan dan dipercaya, sehingga dengan mudah untuk bekerja sama layaknya Boss dan anak buah.
Sebelumnya Deren sempat memiliki seorang asisten sebelum Ratara, namun karena sebuah kesalahan yang cukup fatal yang dilakukan oleh asistennya membuat deren sangat marah dan dengan sadis membunuhnya tanpa ampun. Sangking kejamnya deren saat itu, jasadnya dengan tega dilempar kedalam sebuah kebun binatang yang ada Dipusat kota dengan disaksikan oleh banyaknya pengunjung yang datang.
-
-
Salam dari Fitri...
Pagi yang cerah menyinari kota A dengan kesejukannya dan sinarnya yang mulai menerangi pusat kota, Menyambut Seluruh manusia untuk segera bersiap seperti biasa dan segera melaksanakan aktivitasnya seperti biasa. Disebuah kamar dengan gaya klasik yang cukup modern terlihat seorang wanita yang masih tertidur dengan pulasnya sambil menutupi badannya dengan selimut.
Beberapa menit kemudian wanita itu terbangun."Hoam"Nguapnya.
karena hari ini adalah hari Minggu, Agnes beranjak dengan cepat karena teringat jikalau dirinya harus mendatangi sebuah perusahaan untuk memberikan sebuah amplop dari kampus tempat dia mengajar untuk membahas hal penting terkait dengan pemindahan saham.
Agnes beranjak dari tidurnya sambil melihat kearah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 08:23 menit,WIB. Iya segera bangun dan berjalan menuju kamar mandi,Segera membersihkan diri dibawa shower, Agnes sangat malas jikalau harus berendam di dalam bath up karena baginya itu hanya digunakan ketika dia tidak terburu-buru seperti hari ini.
Selesai mandi sekitar kurang lebih 20 menit lamanya Agnes bergegas mengenakan pakaiannya dengan menggunakan style ala-ala kantor, Selesai bersiap dan berdandan dengan begitu cantik ditambah dengan lipstik merah muda yang menambah keseksian Agnes dengan bibir mungilnya itu.
Berjalan keluar kamar dan menuruni tangga, Agnes tak lupa untuk berpamitan kepada ayah dan ibundanya, Ayah dan ibunda Agnes yang melihat anaknya sudah rapi, begitu terheran-heran karena mengira anaknya yang salah hari.
"Kamu gak salah Harikan nak"Tanya ibunya sambil memperhatikan gaya berpakaian anaknya yang seperti anak kantoran saja
Agnes yang ditanya seperti itu oleh ibunya, menjawab dengan nada lembut, "Ayah, Bun, Agnes pamit yah soalnya Agnes harus ke perusahaan buat anterin berkas yang harus ditandatangani langsung sama pemilik saham, Soalnya Sahamnya mau dipindahin ke orang baru."Ucap Agnes Sabil mencium pipi kedua orangtuanya, mengingat Ucapan rektor sebelumnya kepada dirinya.
Mendengar itu ayah dan ibunya mengiyakan Agnes untuk pergi sambil menitipkan pesan kepada anaknya seperti biasa, untuk Agnes bisa menjaga diri dengan baik diluaran sana dan senantiasa membaca doa Sebelum melakukan aktivitas.
Dengan menaikkan sepeda motor, Agnes melaju melewati jalan besar, Disepanjang jalan Agnes sambil sesekali bernyanyi ria dengan suaranya yang merdu, pagi hari dihari Minggu itu terlihat kurangnya kendaraan yang berlalu-lalang.
"Mungkin karena masih pagi banget kali yah, makanya kurang kendaraan gini"Batinnya dalam hati sambil terus berjalan pelan dengan santainya.
Sementara itu
......................
Deren terlihat sedang duduk di meja makan dengan menyantap sarapan pagi yang telah disediakan oleh bibinya, Dengan sarapan roti bakar dengan toping yang dibuat oleh bibi, sebut saja nama bibi nya, bi jum.
"Bi, Orang yang lain kemana?"Tanya Deren sambil memotong roti yang tinggal sedikit dengan kedua tangannya.
"Tuan sama nyonya besar lagi jalan Tuan sedari pagi, katanya ada urusan mendadak, Bibi teh juga gak tahu urusan apa, soalnya bibi gak tanya" jawabnya
"Oh yah udah, Beresin BI, Aku mau ke kantor dulu" sambil beranjak dari tempat duduknya dengan tangan kanan yang memegang jas yang belum dia kenakan."Oh Iyah bibi jangan lupa sarapan juga yah"...
Deren walau hati dingin nan kejam namun dia dapat membedakan tempat dimana dingin dan kejamnya itu harus diutarakan, BI Jum juga udah terbiasa dengan karakter Deren yang menurutnya dapat berubah-ubah sewaktu-waktu
"Iyah Tuan"...
Dengan mengendarai mobil Lamborghini miliknya deren menerobos jalan dengan kecepatan diatas rata-rata, Bagai hembusan angin kecepatan deren mampu melayangkan sebuah plastik sampah yang ada dipinggiran kota, sangking lajunya deren membawa mobilnya.
Setiba di kantor deren disambut dengan Asisten serta para penjaga yang sedang bertugas dan beberapa bodyguard, Deren yang baru keluar dari mobilnya mendapat sambutan hangat.
"Selamat pagi Tuan" ucap mereka serentak sambil menundukkan sedikit kepalanya
Belum sempat melangkah deren tanpa sengaja bertemu dengan seorang wanita yang tak lain adalah Agnes yang berhasil menabraknya karena keburu-buruanya sampai tidak memperhatikan orang yang kini berdiri dihadapannya, sambil menatap Agnes Dengan tatapan dingin.
"Aduh maaf tuan,Saya tidak sengaja"Ucap Agnes sambil meminta maaf kepada deren yang terus menatap dirinya.
Asisten deren yang melihat wanita itu dengan sigap menarik wanita itu dengan cukup keras, hingga pergelangan tangan Agnes terlihat memerah,"Au sakit"Ucap lirih Agnes yang merasakan sakit akibat ditarik dengan begitu kuat.
"Kamu tidak pantas untuk meminta maaf kepada tuan saya,"Ucapnya sambil menatap Agnes dengan tatapannya yang begitu mematikan, sampai Agnes tak mampu untuk berkutik, dan hanya bisa terdiam.
Tatapan ratara berhasil membuat Agnes diam dan menangis dengan tiba-tiba, hingga Agnes menyeka air matanya sambil terus berjalan menuju lobi untuk segera menyelesaikan urusannya dan pulang dengan cepat.
Menaiki lift, Agnes kini tiba di lantai paling atas perusahaan, sesuai dengan arahan dari rektor yang menunggaskan Agnes untuk kesana saja karena sudah membuat janji dengan pemilik perusahaan dihari sebelumnya
Setiba di atas, Agnes hanya melihat satu ruangan yang cukup besar, Agnes yang melihat itu sempat terkagum, bagaimana tidak perusahaan yang sebegitu besarnya dengan desain perusahaan yang cukup modern menurut Agnes.
"Bismillah"Batin Agnes sambil melangkahkan kedua kakinya berjalan menuju pintu yang persis tepat berada dihadapannya.
Agnes kemudian mengetuk pintu itu sambil mengucapkan salam"Assalamu'alaikum"Ucapnya sambil mengetuk secara pelan
"Silahkan masuk"Terdengar suara seseorang dari dalam ruangan, Agnes yang mendengar itu dengan pelan mulai membuka pintu
Ceklek
Agnes berjalan masuk sembari membungkuk kecil dan kembali menutup pintunya tanpa mengeluarkan suara.
"Permisi pakk"Belum Sempat Agnes melanjutkan kalimatnya, Agnes dibut terkejut ketika melihat seseorang yang ada dihadapannya adalah orang baru saja ditabrak, Saat itu Agnes hanya bisa diam sejenak sembari menghela nafas dalam-dalam.
"Mohon maaf pak,Bisa saya duduk"Tanyanya Dengan senyumnya yang sedikit lebar hingga memperlihatkan pipi chubbynya.
"Silahkan"Ucap deren singkat
"Sebelumnya Mohon maaf pak atas kejadian yang barusan, dan saya mohon maaf apabila saya menganggu waktunya. perkenalkan sebelumnya nama saya Agnes, saya merupakan salah satu dosen dari universitas Angrum, maksud kedatangan saya kesini adalah ingin meminta untuk bapak bisa menandatangani surat persetujuan pemindahan saham"Jelasnya sambil mencoba menahan rasa malu akibat kecerobohannya sendiri.
Deren yang mendengar itu, Spontan melirik Agnes dengan seksama, Mulai dai gaya berpenampilannya yang terbilang lumayan tertutup dan juga cara bicaranya yang begitu formal.
"Nama kamu Agnes, Dosen Universitas Angrum, Sebelumnya apakah saya sudah mengizinkan untuk menandatangani pemindahan saham. Saya rasa kamu salah tempat, Universitas tempat kamu bekerja itu 80% adalah milik saya, saya tidak tahu bahwa akan ada pemindahan saham apalagi atas nama saya, kemungkinan saya tidak akan menandatangani surat ini dan kamu boleh pergi dari sini. Silahkan"Balasnya mempersilahkan Agnes untuk keluar dari ruangannya
"Kurang ajar, Rektor itu sudah berani main belakang,Ck. Sepertinya dia butuh teguran keras"Batin Deren
Agnes sempat terkejut mendengar penuturan lelaki yang duduk dihadapannya, dalam hati Agnes hanya bisa menatap kagum, bagaimana tidak lelaki itu bahkan memiliki sebagian besar saham dari universitas terbesar di kota A.
"Jika universitas itu berhasil ditandatangani otomatis saham 80% akan dikorup oleh rektor dan oknum-oknum yang terlibat didalam usulan pemindahan saham,"Batinya...
"Tapi pak, Saya bisa dipecat kalau bapak tidak bisa menandatangani surat ini,Tolong dong pak"Mohon agnes sambil menundukkan kepalanya
Selain pemindahan saham yang tanpa diketahui oleh deren, dan sebelum Agnes tiba disini, Agnes sempat di ancam oleh rektor, sebagai dosen baru dia harus menjalankan satu tugas yaitu untuk bisa mendapatkan tandatangan dari deren untuk memudahkannya dalam mengambil alih secara sah saham yang ditanamkan di kampus tempat Agnes mengajar, karena takut dipecat oleh rektor mau tidak mau Agnes harus menjalankan apa yang di perintahkan untuknya demi mempertahankan pekerjanya dan juga supaya orangtua Agnes tidak kecewa kepadanya.
"Kamu takut dipecat?"Tanya Deren yang melihat kearah Agnes yang terus menundukkan kepalanya dengan tangan yang gemetar pun"Iya pak saya takut dipecat karena saya orang baru dan ini juga adalah cita-cita saya sedari kecil, dan saya tidak ingin kehilangan pekerjaan saya"...
Sedari pertemuan pertama deren melihat Agnes, Deren sudah mulai tertarik, karena sikap minta maaf Agnes yang tidak semua orang mampu untuk melakukannya, walaupun hanya kesalahan kecil, dan deren tidak menyangka jika wanita yang membuatnya tertarik kini hadir kembali dihadapannya.
Melihat Agnes yang memiliki kelemahan itu seketika membuat deren diam dan berfikir sejenak, sambil memainkan pulpen yang ada diatas mejanya dia lalu berkata dengan wajah datar."Saya bisa membantu kamu, asal kamu mau memenuhi satu permintaan saya, Gimana?"Tanya Deren yang seketika membuat Agnes menenggakkan kembali wajahnya dan melirik kearah deren
"Apa itu pak?"Tanyanya kembali dengan penuh penasaran
Deren yang muak dipanggil pak seketika dengan lantang mengeluarkan suara dengan sangat keras sehingga membuat Agnes terkejut dengan spontan"Kamu stop panggil saya bapak, saya bukan bapak kamu. Paham?"..
" Iyah tuan maafkan saya"Ucapnya lagi dengan tegugup
"Saya cukup tertarik sama kamu, gimana kalau kita menikah, tapi tenang saja kita nikahnya yah rahasia"...
Mendengar itu Agnes seketika membelalakkan kedua matanya kehadapan deren sambil berkata ",Tuan saya gak punya banyak waktu, saya harus segera balik ke kampus untuk mengantarkan kertas ini" yang merasa risih sebab deren yang terus memperhatikannya dan juga banyak membuang waktunya serta bicara ngaco yang cukup tak penting untuk didengar.
"Saya serius itu permintaan saya. Kalau kamu gak menuruti permintaan saya, saya akan melakukan sesuatu yang akan membuat kamu tidak bisa berbuat apa-apa"ucapnya dengan santai
"Kamu ngancem saya. Saya gak suka yah diancam-ancam seperti ini apalagi sampai membahas hal sakral, saya juga tidak mengenal kamu siapa, nama kamu siapa dan kamu anak siapa juga saya gak tahu, jadi jangan membuang waktu saya hanya untuk meladeni anda yang lagi kurang waras."Ucapnya.
"Bahkan saya juga gak mau untuk menikah secara paksa, kalau bapak gak mau buat tandatangan yah sudah saya juga gak perduli, mungkin masih banyak universitas yang mau Nerima saya sebagai dosen, tanpa harus menikah dengan TUAN"Ucapnya sambil berdiri dengan sangat emosi, deren melihat kearah Agnes dengan begitu kagum, Kenapa? Karena ini pertama kalinya dalam hidup deren dimarahi oleh seorang wanita dan bahkan ditolak secara mentah-mentah.
"Berani kamu bersikap seperti itu dengan saya?"."Kamu pikir kamu akan diterima di universitas untuk bekerja jika kamu sudah keluar dari angrum."Tegasnya sambil memplototi agnes
"Saya bilang gak mau yah gak, lagian kamutu punya hati gak sih kalau saya gak suka yah gak suka gak mau yah gak mau, buat apa maksa. Ingat yah Tuan yang terhormat saya atas nama Agnes tidak akan Sudi untuk menikah dengan tuan apalagi secara paksa, Camkan itu, lagian kalaupun gada yang mau terima saya sebagai dosen lagi, setidaknya saya masih bisa cari kerja ditempylsin walau bukan jadi dosen, dan saya juga gak butuh untuk ngemis ngemis waktu bapak"Ucapnya sambil berlalu pergi meninggalkan deren
Deren hanya terdiam terpaku melihat keberanian Agnes yang memarahinya"Berhenti". Ucapnya dengan suara lantang yang cukup keras hingga berhasil memberhentikan langkah kaki Agnes.
Sambil berbalik Agnes menatap tajam kearah deren yang berteriak kearahnya dengan menahan amarahnya,"Mau apalagi, mau bunuh saya, mau jerat saya, atau mau apa lagi?"..
Deren berjalan mendekati Agnes,"Kamu jangan berani yah sama saya, Saya benci wanita yang nekad ngatai saya seperti ini, Kamu belum tahu siapa saya"...
"Saya gak perduli, mau Tuan adalah pemilik perusahaan kek, Orang tinggi kek, Buat apa kaya kalau gak punya etika kaya Tuan. Sekali lagi saya ucapkan kepada tuan yang terhormat jangan ganggu saya, saya mau pula saya gak butuh tandatangan dari tuan buat mempertahankan posisi saya sebagai seorang dosen, walaupun ini adalah cita-cita saya tapi buat apa kalau orang kaya Tua dan rektor sama aja gak ada hati"Agnes melangkaikedua kakinya sambil membuka gagang pintu
Mendengar itu apa gak emosi balik deren, tempramennya yang kejam apa dak deren seketika langsung menarik paksa tangan Agnes dan membawanya ke dalam sebuah ruangan rahasia yang ada dibalik rak buku yang begitu tinggi dan sedikit lebar yang terletak di samping dan sedikit agak pojok, berjauhan dari tempat kisana deren.
"Kamu mau bawa saya kemana"Sakit tau lepaskan"Teriak Agnes dengan mencoba untuk melepaskan tangan deren yang mencekam tangganya dengan begitu kuat,"Sakit, tangan saya bisa patah kalau kamu cengkram kuat gini, Sakittttt"Teriaknya
Deren sama sekali tidak perduli sambil menekan tombol yang ada disamping rak itu, dan dengan perlahan-lahan terbuka dan dengan cepat menarik Agnes untuk masuk, dan perlahan-lahan pintu itu kembali tertutup rapat hingga tidak sama sekali memperlihatkan jejaknya, Di ruangan itu terlihat Ratara yang sedang duduk diatas dikursi dengan berhadapkan komputer, ratara terlihat begitu sangat serius seperti seseorang hacker karena tingkah jarinya yang begitu sangat cepat, sehingga Agnes yang melihat pun begitu takjub kepada ratara, Ratara seketika langsung berhenti ketika melihat Tuannya dan seorang wanita memasuki ruangan itu, yang tak lain adalah wanita yang menabrak tuannya pas dibawah.
"Maaf tuan kalau begitu saya pamit keluar"Ucap Ratara yang sudah mengetahui maksud Tuannya
Ratara langsung berjalan keluar meninggalkan Agnes yang kini hanya mereka berdua dalam ruangan itu, Ruangan yang didesain secara khusus oleh deren itu sangat kedap akan suara, jadi tempat ini biasa dijadikan deren ketika dia sedang marah kepada siapapun.
"Kamu jangan macam macam yah sama saya."Ucapnya dengan waspada dan dengan nada mengancam kearah deren
"Emang kenapa"Deren menjawab ucapan Agnes sambil terus berjalan pelan dihadapannya, Agnes hanya bisa berjalan mundur' hingga mentok kesehuah Diding yang ada disamping ranjang dan bertubrukan dengan meja kecil yang tak lain adalah sebuah meja rias kecil.
"Ka-kamu mau ngapain?" Takut Agnes, iya sudah dibuat negatif thinking akibat perlakuan deren yang sangat dekat dengannya secara intim.
Deren dengan sigap mencium Agnes yang dia mematung itu, Agnes yang tak terima langsung melayangkan sebuah tamparan keras di pipi deren.
Plak
"Kamu kurang ajar, siapa yang suruh kamu untuk mencium saya.ha?"Dengan marahnya Agnes terseluhut emosi akibat perbuatan deren yang berani' menciumnya.
Deren yang ditampar pun langsung dengan kasar mendorong Agnes ke kasur,Agnes yang merasa sedang tidak baik-baik saja dengan keadaan yang dia alami, Agnes mencoba untuk melarikan diri, namun Deren dengan cepat menariknya kembali ke atas kasur, Deren yang sudah mulai kesal, dengan sigap deren menindih Agnes sambil memegang kedua tangannya.
SKIP
SKIP
Kurang lebih setengah jam, Deren begitu menikmati permainannya, dia tidak perduli dengan teriakan Agnes yang terus memberontak, Deren yang melihat itu hanya tersenyum tipis sambil terus memainkan aksinya.
Setelah selesai, deren langsung memeluk Agnes sambil berbisik dengan lembut"Ku beri tanda agar kamu tak bisa lari, Ingat sekarang kamu adalah orangku dan Siapapun tidak boleh ada yang menyentuh dirimu selain saya. Paham"...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!