NovelToon NovelToon

Love Scenario

Eps 1

Happy reading 😊

Jangan lupa RATE nya ya!

"Dasar gadis tidak tau diri, kau hanya pembawa sial," ucap Siska.

"Kau yang menyebabkan ayahmu pergi meninggalkan kita demi wanita lain." lanjutnya.

"Maafkan aku Bu, tapi apa salahku bahkan aku tidak tahu bagaimana wajah Ayah sampai sekarang." ucap Elvia.

"Yang jelas itu semua karena kesalahanmu, kau hanya pembawa sial dalam hidupku. Mulai sekarang jangan pernah menganggap aku ibumu dan pergilah dari rumah ini sekarang juga." ucap Siska.

"Baiklah, sekarang aku akan pergi dari rumah ini dan aku tidak akan menginjakkan kakiku dirumah ini lagi hiks hiks." ucap Elvia

Akhirnya Elvia pergi dari rumah ibunya dan berjanji tidak akan pernah menginjakkan kakinya disana lagi. Karena dirumah itu terlalu banyak kenangan buruk dan penyiksaan yang dilakukan ibunya, hanya karena kesalahan yang tidak pernah jelas penyebabnya.

"Mulai sekarang aku harus tegar dan kuat dalam menjalani hidup meskipun tanpa orang tua." batin Elvia

Dari kejadian itu Elvia mulai menata hidupnya, dia bertekad akan bekerja dari siang dan malam agar bisa menjadi orang sukses. Karena Elvia tidak punya uang sepeser pun jadi dia mencoba mencari pekerjaan.

Saat dia sedang mencari pekerjaan dia tidak sengaja melihat seorang pemuda dikeroyok oleh preman.

"Hei, berani sekali kalian main keroyokan jika kalian berani maka lawan aku." ucap Elvia lantang.

"Hai cantik! kenapa kamu ikut campur? ucap preman bertato.

"Cih.. tenyata kalian hanya sampah, berani sekali kalian keroyokan kalau berani lawan aku sekarang jangan banyak omong." ucap Elvia.

"Ternyata selain cantik kamu berani juga, lebih baik kita bersenang-senang saja kamu terlalu cantik Sayang." ucap preman satunya.

Bug bug bug... tanpa banyak kata Elvia menyerang preman-preman itu dengan membabi buta.

"Cihh.. hanya itu kemampuan kalian, dasar pecundang lebih baik kalian enyah dari hadapan ku sebelum ku hajar sampai kalian tinggal nama." ucap Elvia.

Dan para preman pergi meninggalkan tempat itu. Elvia melihat pemuda yang dikeroyok oleh preman tadi dan segera menolongnya.

"Sepertinya lukanya lumayan parah." batin Elvia.

"Hei Tuan bangun.. bangun." ucap Elvia sambil menepuk pipinya pelan.

Karena pemuda itu tidak bangun Elvia segera mencari bantuan dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Dan setelah sampai di rumah sakit Elvia langsung meminta pertolongan Perawat.

"Tolong teman saya baru saja mengalami pengeroyokan." ucap Elvia.

"Baik Dik, tunggu sebentar pasien harus segera ditangani." ucap Perawat.

"Semoga aja dia gak pa pa." batin Elvia.

Selang beberapa waktu dokter keluar dari ruangan tersebut.

"Bagaimana Dok keadaan teman saya?" ucap Elvia.

"Pasien tidak apa-apa hanya saja pasien penuh luka lebam, tapi sekarang kondisinya cukup membaik dan bisa ditemui." ucap Dokter.

"Terima kasih Dok." ucap Elvia lagi.

"Iya sama-sama." ucap Dokter.

Setelah Dokter pergi Elvia masuk ke dalam ruangan pemuda yang ditolongnya tadi. Dan ternyata pemuda itu sudah siuman dari pingsannya.

"Apa Tuan tidak apa-apa?" tanya Elvia.

"Dimana ini?" tanya pemuda itu.

"Tuan sekarang ada di rumah sakit karena tadi Tuan dikeroyok para preman itu." ucap Elvia lagi.

"Kamu siapa?" tanya pemuda itu lagi.

"Saya orang yang menolong anda Tuan, nama saya Elvia." jawab Elvia.

"Jadi yang menolong ku seorang gadis cantik sepertinya." batin pemuda itu.

"Terimakasih sudah menolong saya, perkenalkan nama saya Alvian Atmaja." ucap pemuda itu yang ternyata bernama Alvian seorang pengusaha muda sukses dan tampan.

"Sama-sama Tuan." ucap Elvia.

Flashback

Alvian seorang pengusaha muda sukses dan tampan banyak di idam-idamkan kaum wanita, tapi karena trauma masa lalunya Alvian tidak tertarik dengan wanita apalagi yang hanya mengharapkan kekayaannya.

Siang itu Alvian bertemu dengan kliennya di salah satu restoran. Setelah keluar dari restoran dia bergegas kembali ke kantor. Tapi sebelum dia sampai dia diberhentikan di pinggir jalan yang sepi oleh para preman dan dikeroyok.

Dan dari kejadian itulah Alvian bertemu dengan Elvia seorang gadis cantik yang seperti malaikat penolong yang menolongnya.

Flashback off

"Kalau begitu saya pergi dulu Tuan." ucap Elvia.

"Jangan panggil saya Tuan, saya belum tua panggil Alvian saja." ucap Alvian.

"Baiklah Alvian." ucap Elvia datar.

"Kamu mau kemana? sepertinya kamu butuh tempat tinggal?" tanya Alvian.

"Saya harus segera pergi mencari pekerjaan dan tempat tinggal karena saya sudah tidak punya tempat tinggal." jawab Elvia.

"Memangnya kenapa kamu mencari tempat tinggal?" tanya Alvian lagi.

"Maaf saya tidak bermaksud untuk ikut campur masalah kamu, tapi akan lebih baik jika saya tahu mungkin saya bisa membantu kamu." lanjutnya.

"Saya diusir ibu saya dari rumah." jawab Elvia sambil menunduk.

" Emm, kalau begitu bagaimana kalau kamu tinggal di rumah saya dan kalau kamu mau bekerja kamu juga bisa bekerja di tempat saya." ucap Alvian

"Kalau kamu mau kamu bisa ikut saya pulang ke rumah, anggap saja itu sebagai ucapan terima kasih saya kepada kamu." lanjutnya.

"Apa tidak merepotkan jika saya ikut pulang ke rumah Anda?" tanya Elvia.

"Tentu saja tidak, tolong jangan terlalu formal dan sungkan terhadap saya." jawab Alvian cepat.

"Oke, aku ikut kamu." ucap Elvia dengan senyum samar.

Setelah semua administrasi sudah dibayar dan Alvian diperbolehkan pulang oleh dokter. Alvian segera menelfon sopirnya karena mobilnya masih berada di tempat kejadian tadi.

Selang berapa lama sopirnya sampai di rumah sakit.

"Tuan, kenapa dengan wajah Tuan sampai lebam-lebam seperti itu?" tanya Pak Salman sopirnya Alvian.

"Saya tadi mengalami sedikit masalah saja Pak." jawab Alvian

"Silahkan masuk Tuan dan Nona... ucap Pak Salman dengan bingung.

"Oh, perkenalkan ini Elvia tadi dia yang sudah menolong saya." ucap Alvian yang tahu wajah bingung Pak Salman.

"Wah ternyata Nona Elvia yang sudah menolong Tuan." ucap Pak Salman.

"Iya Pak." ucap Elvia singkat.

Dalam perjalanan Elvia hanya menatap jendela keluar mobil, sedangkan Alvian tertidur karena masih sedikit pusing. Dan tanpa sadar mereka sudah sampai di depan rumah mewah Alvian. Sebelum turun dari mobil Elvia berniat membangunkan Alvian yang masih tertidur dengan lelapnya.

"Ternyata dia ganteng juga, tapi aku harus fokus dengan tujuan awalku." batin Elvia bergejolak.

" Al bangun ini udah sampai depan rumah kamu." ucap Elvia dengan menepuk pelan pipi Alvian. Dan Alvian mengerjapkan matanya saat ada yang menepuk pipinya pelan.

"Astaga dia cantik banget kalau dari deket." batin Alvian karena terpesona dengan wajah cantik dan alami Elvia tanpa sadar.

"I.. iya aku udah bangun." ucap Alvian terbata karena gugup.

Mereka segera turun dari mobil dan masuk ke rumah Alvian. Elvia mengekori Alvian dan terperangah karena melihat ke dalam rumah Alvian yang sangat mewah.

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan karena ini novel pertama saya.

Jangan lupa like, coment dan Vote ya 🤗

Eps 2

Happy reading 😊

Jangan lupa RATE nya ya!

Flashback

Elvia Aurellie seorang gadis cantik dan genius. Di umurnya yang ke 21 tahun dia bisa menyelesaikan S1 dan melanjutkan S2. Dari kecil sampai di umurnya sekarang dia berhasil di bidang pendidikannya dan memperoleh beasiswa.

Karena Elvia sangat berminat dalam bidang Informasi dan Teknologi dia terus belajar sampai dia bisa menjadi orang yang pro dalam IT. Dan melanjutkan pendidikan perguruan tingginya di Universitas ternama di kotanya.

Karena penyiksaan yang dialami Elvia, menjadikan dia gadis yang pendiam dan tidak suka bersosialisasi. Elvia hanya memiliki dua sahabat yang tulus menyayanginya dan selalu membantunya. Mitha dan Sandra adalah nama sahabat Elvia dari SMA sampai sekarang.

"Hai guys, kita pergi jalan yuk." ucap Mitha dengan nada riangnya.

"Elo bisa nggak sih biasa aja kalau ngomong ga usah teriak-teriak." kesal Sandra.

"Yee elu mah sensi mulu sama gue." ucap Mitha dengan cemberut.

Karena kedua sahabatnya yang terus adu mulut, akhirnya Elvia buka suara.

"Kalian bisa nggak sih nggak berantem mulu??" tanya Elvia dengan kesal.

"Nih anak onta yang mulai duluan." jawab Sandra sambil menjitak dahi Mitha.

"Aduhh... elu mah KDRT sama gue." ucap Mitha sambil meringis mengusap dahinya yang dijitak.

"Gue laporin Komnas Perlindungan Anak baru tahu rasa lu." lanjutnya.

"Dihh, lagian elu yang nggak jelas teriak-teriak bikin telinga gue sakit." ucap Sandra yang tak terima.

"Udah deh kalian berdua jangan berantem mulu deh, pusing gue dengernya." ucap Elvia.

"Iya, kita minta maaf deh." ucap Mitha dan Sandra bersamaan.

"Ya udah gue balik dulu ya, ibu gue udah nyuruh gue balik." ucap Elvia.

" Oke deh." ucap Sandra yang hanya di angguki oleh Mitha karena sedang fokus dengan ponselnya.

Setelah dari kampus Elvia berlalu pulang ke rumah, karena ibunya sedari tadi sudah menunggunya di rumah.

"Dari mana saja kamu baru pulang?" tanya Siska dengan nada sinisnya.

"Aku baru pulang dari kampus Bu, memangnya ada apa sepertinya ada hal yang penting." jawab Elvia.

"Mulai sekarang kamu pergi dari rumah ini dan tidak perlu kembali lagi." ucap Siska.

"Dan jangan pernah menganggap saya sebagai ibu kamu lagi, karena saya bukan ibu kamu lagi" lanjutnya dengan nada meninggi.

"Tapi, kenapa Bu?" tanya Elvia dengan kaget.

"Sudah tidak usah banyak bicara, yang jelas sekarang kamu pergi dari rumah ini." ucap Siska.

"Karna kamu gadis pembawa sial, ayahmu pergi meninggalkan saya dan memilih wanita lain" lanjutnya dengan marah sambil menarik rambut Elvia dan menghempaskannya ke lantai.

"Baiklah, aku akan pergi dari rumah ini dan tidak akan menginjakkan kaki ku di rumah ini lagi hiks hiks." ucap Elvia dengan sedikit terisak menahan sakit dan masuk kamarnya untuk mengemasi barang-barangnya.

"Sebenarnya apa kesalahanku Tuhan sampai Ibu tega mengusir ku dan menyiksa ku setiap harinya??" batin Elvia.

Elvia bukan tidak bisa membela diri karena Elvia sebenarnya memiliki kemampuan bela diri. Tapi karena dia sangat menyayangi dan menghormati ibunya dia tidak melawan semua perkataan kasar yang selalu dilontarkan ibunya. Dan juga perlakuan kasarnya terhadap dirinya. Melainkan Elvia selalu berusaha untuk menjadi anak yang baik dan bisa dibanggakan, tapi semua itu hanya keinginan semu semata.

Elvia pergi dari rumah itu dan berjalan untuk mencari pekerjaan agar dia bisa mendapat tempat tinggal yang layak.

Dan disitulah dia tidak sengaja melihat kejadian pengeroyokan itu yang dilakukan para preman terhadap pemuda yang tidak lain adalah Alvian Atmaja. Kebetulan Elvia melihatnya dan menolong Alvian dari para preman itu.

Flashback off

Setelah masuk ke rumah Alvian yang mewah, Elvia diberitahu dimana kamarnya.

"Ini kamar kamu dan disebelahnya kamar aku" ucap Alvian dengan nada ramah padahal sebelumnya Alvian sangat dingin terhadap perempuan tapi beda halnya jika dengan Elvia dia bisa berubah menjadi orang yang ramah dan hangat.

"Iya, makasih ya Al." ucap Elvia dengan senyum manisnya.

"Sama-sama, nggak usah sungkan sama aku." ucap Alvian yang terpesona melihat senyum manis Elvia padanya.

"Oh iya, kalau kamu butuh sesuatu kamu bisa panggil Bi Mina aja, ya udah aku ke kamar duluan." ucap Alvian sambil tersenyum dan ini untuk pertama kalinya dia tersenyum terhadap perempuan setelah kepergian ibu dan adik perempuannya karena dibunuh oleh salah satu pesaingnya dalam bisnis.

"Iya, selamat istirahat." jawab Elvia sambil tersenyum malu karena melihat senyuman Alvian yang menambah kadar ketampanannya. Dan hanya ditanggapi dengan anggukan kecil oleh Alvian berlalu ke kamarnya untuk istirahat karena badannya masih sakit karena pukulan preman tadi.

Setelah melihat Alvian ke kamarnya, Elvia pun pergi ke kamarnya yang di sebelah kamarnya Alvian untuk meletakkan barangnya yang dibawa olehnya.

"Lebih baik aku mandi dulu." ucap Elvia sambil berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah keluar dari kamar mandi dan berganti pakaian Elvia langsung pergi ke dapur untuk membantu Bi Mina menyiapkan makan malam karena hari sudah mulai petang.

"Boleh saya bantu Bi??" tanya Elvia.

"Eh kodok kodok copot, ya ampun Non ngagetin Bibi aja." ucap Bi Mina.

"Gak pa pa Non Bibi bisa sendiri kan non tamu disini." lanjutnya.

"Gak kok Bi, saya juga mau bantu-bantu masa saya diem aja kan nggak enak Bi." ucap Elvia.

"Ya udah kalau Non mau bantu gak pa pa Non bantu Bibi potong-potong sayur aja." ucap Bi Mina.

"Iya Bi." ucap Elvia singkat. Elvia mulai membantu Bi Mina karena sebenarnya Elvia sudah terbiasa memasak di rumahnya dulu.

"Wah ternyata non pinter masak juga ya." puji Bi Mina melihat Elvia yang memasak banyak makanan.

"Nggak juga kok Bi." ucap Elvia sambil tersenyum.

Setelah masakan Elvia jadi, Elvia dan Bi Mina menyiapkan makanan di meja makan. Dan Bi Mina menyuruh Elvia untuk memanggil Alvian.

"Non Elvia, mending Non panggil tuan Alvian saja ya biar ini Bibi yang selesaikan." ucap Bi Mina.

"Baiklah Bi, kalau begitu saya panggil Alvian dulu." ucap Elvia.

Elvia berjalan menuju lantai atas menuju kamar Alvian untuk memanggil Alvian agar makan malam.

"Tok tok tok, Al ini aku Elvia ayo kita makan malam dulu nanti keburu makanannya dingin." ucap Elvia. Karena tidak ada sahutan dari dalam kamar akhirnya Elvia memberanikan diri membuka pintu dan masuk ke kamar Alvian.

"Loh kok nggak ada orang." batin Elvia.

Tanpa disadari ada yang membuka pintu kamar mandi dan keluar dari sana. Siapa lagi kalau bukan Alvian yang baru selesai mandi.

"Kenapa kamu di kamar aku??" tanya Alvian tiba-tiba yang melihat Elvia ada di kamarnya.

" Aaaaaaaa." teriak Elvia karena kaget melihat Alvian hanya menggunakan handuk yang melingkar dipinggangnya.

"Kamu kenapa??" tanya Alvian bingung karena teriakan Elvia barusan.

"Ng.. gak pa pa kok." jawab Elvia gugup karena melihat perut kotak-kotak Alvian.

"Kamu mau apa di kamar ku??" tanya Alvian dengan alis bertaut.

"Atau kamu mau liat aku ganti baju ya." goda Alvian. Sontak membuat Elvia malu dengan pipi bersemu merah.

"Apaan sih, aku kesini cuma mau manggil kamu buat turun makan malam keburu makananya dingin." jawab Elvia cepat dengan pipi yang masih bersemu merah.

"Oke, nanti aku turun. Aku mau ganti baju dulu." ucap Alvian sambil tersenyum melihat pipi Elvia yang bersemu merah karena digodanya.

"Ok." jawab Elvia cepat dan berlalu pergi dari kamar Alvian dengan pipi yang bersemu merah.

Bersambung

Jangan lupa like, coment dan vote ya 🤗

Eps 3

Happy reading 😊

Jangan lupa RATE nya ya!

Setelah keluar dari kamar Alvian, Elvia segera bergegas ke meja makan. Alvian yang baru selesai ganti pakaian pun keluar dari kamarnya dan bergegas menyusul Elvia ke meja makan.

"Tumben Bi Mina masak banyak sekali?" tanya Alvian dengan wajah datar.

"Ck... kenapa wajahnya datar sekali seperti papan cucian?" batin Elvia terheran dengan wajah Alvian yang datar tanpa senyuman.

"Iya Tuan, tapi yang masak tadi Non Elvia Bibi cuma bantu sedikit." jawab Bi Mina cepat.

"Oh.. jadi ini semua kamu yang masak El??" tanya Alvian dengan senyumannya.

"Iya Al ini aku yang masak, tapi bibi juga bantuin kok. Kalau gitu ayo kita makan keburu makanannya dingin." jawab Elvia.

"Baiklah ayo kita makan." ucap Alvian masih dengan senyumannya.

"Kenapa dengan orang ini tadi sama Bi Mina datar banget jawabnya, eh.. sekarang sama gue manis banget jawabnya pakek senyum lagi??" batin Elvia yang masih heran dengan sikap Alvian.

"Ternyata enak juga masakan Elvia, udah cantik, baik, pinter masak lagi. Eh.. kenapa gue jadi muji-muji dia??" batin Alvian.

Mereka makan malam dengan keheningan yang ditemani suara dentingan sendok dan garpu. Tanpa ada satu kata pun, mereka menyelesaikan acara makan malam itu.

"Ya udah aku ke ruang kerja dulu karena ada pekerjaan yang harus aku selesaikan." ucap Alvian.

"Iya, jangan tidur malem-malem kamu kan masih belum pulih." ucap Elvia perhatian. Tanpa sadar pipinya memerah karena baru pertama kalinya dia perhatian dengan seorang laki-laki.

Alvian yang melihat itu pun tersenyum dan menggoda Elvia.

"Kenapa kamu takut kangen ya kalau aku tinggal lama-lama??" ucap Alvian dengan nada menggoda.

"Iya aku gak akan tidur malem-malem, udah sana mending kamu istirahat aja di kamar kamu. Atau kamu mau istirahat di kamar aku??" goda Alvian.

Sontak Elvia membulatkan matanya karena tidak percaya jika seorang Alvian yang datar bisa menggodanya seperti itu. Dan lagi-lagi pipi Elvia bersemu merah.

"Ihh.. Alvian kamu tuh ya bisanya cuma godain aku terus." ucap Elvia sambil mencubit pelan pinggang Alvian.

"Aduh.. sakit.. sakit, maaf aku juga nggak tau kenapa tapi kayaknya sekarang godain kamu itu hobi aku." ucap Alvian sambil meringis karena cubitan Elvia yang lumayan sakit.

"Dasar..kamu tuh ya. Maaf ya karena aku berani cubit kamu abis kamu ngeselin." ucap Elvia sambil cemberut.

"Iya deh iya aku maafin, aku juga minta maaf karena udah berani godain singa betina." ucap Alvian terkekeh dan berlari dari amukan Elvia.

"ALVIANNNNNN." teriak Elvia karena dirinya diberi julukan singa betina oleh Alvian.

Alvian yang sudah berada di ruang kerjanya pun tertawa terbahak karena berhasil menggoda Elvia. Dan entah kapan tapi Alvian bisa tersenyum bahkan tertawa jika berada dekat dengan Elvia. Tanpa disadarinya dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Elvia.

"Deg..deg.. deg, kenapa sama jantung gue??, nggak mungkin kan kalau gue sakit jantung?" batin Alvian.

Sementara ditempat lain, yang tidak lain di kamar Elvia pun tersenyum sendiri karena mengingat dirinya yang digoda Alvian.

"Ish.. ngapain sih gue mikirin Alvian?? Gue harus fokus sama tujuan awal gue kalau gue harus bisa jadi orang sukses." batin Elvia.

Kini Elvia pun terlelap masuk ke dalam mimpinya, sedangkan Alvian masih harus berkutat dengan beberapa tumpukan kertas karena ada beberapa pekerjaannya yang belum selesai.

Jam menunjukkan pukul 12 malam, Alvian pun mulai merasakan matanya yang berat karena mengantuk.

"Udah lama juga gue kerjanya." ucap Alvian sambil membereskan tumpukan kertas-kertas itu dan meregangkan otot-ototnya yang lelah karena bekerja.

Alvian pun keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke kamarnya karena terlalu mengantuk dia langsung merebahkan tubuhnya. Dan mulai terlelap ke dalam mimpinya.

Waktu menunjukkan pukul 5 pagi, Elvia mulai mengerjapkan matanya dan mulai bangun dari tidurnya. Elvia memutuskan untuk membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, dan bergegas untuk memasak sarapan.

Elvia turun dan langsung ke dapur, ternyata Bi Mina sudah ada di dapur dan bersiap untuk memasak.

"Bi udah bangun duluan, lagi masak apa Bi?" tanya Elvia pada Bi Mina yang sedang asyik memasak dan Bi Mina kaget karena Bi Mina memang orangnya sedikit latah.

"Eh copot copot, aduh Non Bibi jadi kaget. Ini Bibi lagi masak nasi goreng aja yang simple." jawab Bi Mina.

"Hihihi, maafin aku ya Bi. Aku gak bermaksud buat kagetin Bibi, ya udah aku bantuin masak ya Bi." ucap Elvia.

"Iya Non." ucap Bi Mina

Setelah masakan Elvia dan bi Mina matang, Elvia berniat membangunkan Alvian di kamarnya.

"Tok tok tok, Al udah bangun apa belum? Aku masuk ya." ucap Elvia.

Dan saat Elvia memasuki kamar Alvian ternyata Alvian masih terlelap dalam tidurnya, dan tidak menyadari jika Elvia sudah ada di dalam kamarnya.

Elvia berusaha membangunkan Alvian dengan menggoyangkan tubuh Alvian pelan, tapi ternyata cara itu pun tidak berhasil jadi Elvia memutuskan untuk menepuk pipi Alvian pelan. Tapi saat tidak sengaja memegang dahinya Alvian, Elvia merasakan suhu badan Alvian yang panas karena demam.

"Astaga ternyata dia lagi sakit." batin Elvia.

Dan Elvia pun turun ke dapur untuk mengambil air dan handuk kecil untuk mengompres Alvian. Saat di dapur ternyata bi Mina masih berada disana dan bi Mina pun bertanya pada Elvia.

"Loh Non kok bawa-bawa air buat apa emangnya?" tanya Bi Mina yang penasaran.

"Oh, ini buat ngompres Alvian Bi,kasihan dia lagi demam." ucap Elvia dengan raut wajah khawatir.

"Iya Non, kalau gitu Bibi bikinin bubur dulu buat Tuan." ucap Bi Mina.

"Iya Bi." ucap Elvia cepat dan berlalu pergi meninggalkan dapur.

Elvia bergegas ke kamar Alvian untuk mengompres Alvian yang demam.

Alvian mengerjapkan matanya yang berat, dan merasakan di dahinya ada sesuatu dan mengambilnya ternyata handuk kecil yang digunakan Elvia untuk mengompresnya tadi. Saat dia menengok ke samping dia menemukan Elvia yang tertidur sambil memegang tangannya.

"Jadi Elvia yang ngerawat gue sampek ketiduran gini." gumam Alvian sambil tersenyum karena merasa senang dengan perhatian Elvia padanya. Alvian menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik Elvia. Merasa ada sentuhan Elvia terbangun, dia melihat jika Alvian yang sudah bangun dan masih memandang wajahnya sambil tersenyum.

"Syukurlah, ternyata udah turun panasnya." ucap Elvia sambil memegang dahi Alvian dengan punggung tangannya.

"Iya, aku udah gak pa pa kok mukanya nggak usah khawatir gitu dong." goda Alvian.

"Iih, dasar kamu tuh ya.. suka banget sih godain aku terus." ucap Elvia sambil cemberut.

"Tuh bibir kenapa di maju-majuin gitu pengen di cium ya." goda Alvian lagi.

"Alviannnn nyebelin banget sih padahal masih sakit juga." ucap Elvia yang masih cemberut.

"Kan kalau aku sakit ada kamu yang ngerawat aku." goda Alvian dengan wajah tengilnya. Sangat berbeda Alvian yang biasanya dengan wajah datarnya dan yang saat ini sedang menggoda Elvia.

"Ogah, kan ada Bi Mina kenapa harus aku yang ngerawat kamu??" tanya Elvia dengan nada ketusnya dan jangan lupakan bibirnya yang seperti bebek.

"Kalau ada kamu kenapa harus orang lain, lagian aku maunya kamu yang ngerawat aku." goda Alvian.

Sontak mendengar perkataan Alvian barusan, Elvia merasakan pipinya yang memanas karena tersipu malu. Dan berlalu pergi meninggalkan Alvian yang sedang tertawa karena dia berhasil menggoda Elvia lagi.

"Lucu banget sih mukanya sampek merah gitu pipinya." gumam Alvian sambil tersenyum penuh arti.

Bersambung

Jangan lupa like, coment dan vote ya 😊🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!