Satria winata, seorang pemuda yang menurut semua orang standar di segala bidang, mulai dari kepintaran, ketampanan, kekayaan, style, olahraga, musik, badan, tinggi, dan lainnya, semua standard, seperti orang normal pada umumnya. Yang tak umum adalah rasa malunya yang selama 2 tahunan bahkan hampir 3 tahun ini hilang, kalau tidak salah ketika kenaikan kelas 7 SMP ke kelas 8 SMP. atau sejak mengenal Rani.
Sejak saat itu ia terus mengejarnya walaupun akhirnya ending-nya sama saja seperti beberapa ratus kali peristiwa yang sama, penolakan. Seperti saat ini, ia sudah berada di di kelas, baru semenit jam istirahat di mulai.
"waw, Ran kamu sangat cantik sekali hari ini, maukah engkau jadi pacarku ?" kata Satria dengan antusias.
"pergi, pergi, sana, sudah berapa kali sih aku menolakmu" kata Rani. Ia pun langsung berdiri dan pergi meninggalkan Satria. Sementara semua siswa-siswi yang berada di kelas selalu menjadikan mereka sebagai bahan olok-olok atau ghibah, yang pasti mereka sangat kasihan terhadap Rani. Tetapi mereka tidak ada satu pun orang yang berani ikut campur.
...****************...
"ran kamu kenapa sih selalu menolakku, aku kan sangat cocok, setia, cinta padamu, bahkan seluruh dunia tau itu ?" kata Satria. Rani yang sedang makan siang di bawah pohon bersama Nisa pun terganggu, nih anak waras gak sih, batin nya kali.
"sini duduk" kata Rani sambil menepuk-nepuk tempat duduk yang berada di sampingnya.
"wah, di terima nih" kata Satria senang. Ia pun duduk di sampingnya. Aroma manis perpaduan cytrus dan sedikit aroma bunga yang segar langsung tercium oleh Rani. ternyata anak ini merawat diri ya ?, batinnya.
"kamu bisa tidak ?, satu hari saja tidak muncul di hadapan ku, capek tau, tapi kau boleh makan disini, asal besok janji tidak akan menggoda ku, aku sudah capek sat" kata Rani memohon.
"ok, kesempatan nih" mereka pun makan bersama, Tampa ada percakapan yang terjadi.
...****************...
"hai, kita bertemu lagi, mungkin kita jodoh ya, kok selalu di takdir kan bertemu" kata Satria. Rani yang lagi nikmati lari jogging pun merasa tidak nyaman.
"ih, amit-amit jabang bayi"
"kok judes begitu sih, Abang tambah suka Lo" kata Satria menggoda.
"kau tambah cantik ya ketika marah" lanjutnya, sontak saja Rani salting mendengarnya.
"cie...., salting nih" jujur saya Rani selama ini menikmati jika ia di goda Satria. Karena ia adalah salah satu orang yang bisa dekat dengannya, tapi cara nya saja yang terlalu menjijikkan, itulah yang dirasakan oleh Rani setiap harinya, Sehingga ia ilfeel.
" sana pergi, kamu jelek, jangan ganggu aku, aku teriak copet Lo" usir Rani.
"tak apa, aku ka. Orang yang telah mencopet hati mu"
"huwek...." gaya Rani seolah-olah ia sedang muntah.
...****************...
"ran, kamu mau tidak jadi pacar aku, aku berjanji akan selalu menjadikan mu ratu dan Dewi ku" kata Satria. sontak saja semua orang yang di lapangan berseru, walaupun pemandangan ini adalah hal umum, toh mereka juga tau endingnya, ditolak. Itulah yang terjadi selama ini di sekolah, bahkan sudah bukan rahasia lagi.
"kau itu tidak keren, miskin, cupu, polos, pengecut, norak, gak bisa apa-apa, goblok, keceng, masih berharap gue mau jadi pacar Lo, sadar diri lah" kata Rani lalu meninggalkan nya sendiri, Satria pun bengong. Begitu ya, ternyata selama ini aku yang tak tau diri.
"sudah ku bilang jangan pernah deketin aku lagi, aku tidak pernah suka sama kamu, apa urat malu mu sudah putus, berapa kali aku sudah menolakmu" kata Rani ke sekian kalinya.
"hey sat, kamu bodoh juga ya, apa kamu tidak tidak punya malu, beberapa kali pun kamu deketin aku, aku muak denganmu" kata Rani ke sekian kalinya.
"woy....!, tolong ada orang gila, jangan harap bisa" kata Rani kesekian kalinya.
"Satria, si rakyat jelata kan aku sudah bilang jangan pernah deketin aku lagi, aku sudah muak sekali denganmu, jujur apa kamu tidak peka apa, aku sangat tidak suka denganmu، bisa tidak si kami berhenti, aku malu sat, sangat malu, kita ini tidak akan pernah bisa bersatu ibarat minyak dan air, minta tolong sat sekali saja kamu mengerti penderitaan aku" kata Rani ke sekian kalinya.
Dan tadi pagi adalah yang terakhir, walaupun entah sudah berapa kali satria menembaknya, tapi Rani sepertinya sudah sangat membencinya. Satria pun langsung pergi setelah dilihat dengan sinis oleh seluruh siswa siswi yang ada di sekitar mereka. Itulah kenangan yang terindah di pikiran Satria, yaitu sebuah ungkapan cinta dan dia bersyukur karena hal itu.
"sat, sikap mu kok berbeda ya belakang ini" kata Irul khawatir.
"iya, sat kamu lebih kalem, banyak melamun, ayo cerita sat" lanjut Aris.
"pikiranmu jangan Rani saja, kau harus memikirkan masa depanmu juga" sanggah Irul.
"sat Lo udah saatnya move on sat" kata Irul.
"kami bantu kok" lanjut Aris.
"Apa aku harus move on ya, ternyata aku emang sebodoh itu ya, aku juga udah capek, mengejar-ngejar nya dari SMP, sampai ke SMA, tak terasa sudah 3 tahunan aku mengejarnya, dari kelas 1 SMP dulu, hahahaha" Aris dan Irul pun memeluknya.
****************
"kenapa sih Lo ngikutin gue" tanya Rani, satria tidak sengaja berpapasan dengan Rani ketika dia ingin ke kantin. Para siswa-siswi yang berada di sekitar itu mulai melihat ke arah mereka berdua, pasti akan ada pertengkaran. Batin semuanya.
"oh, aku mau ke kantin, permisi ya" kata Satria polos, Rani pun hanya bengong, bahkan seluruh siswa-siswi yang ada di lorong pun heran. Habis terbentur apa kepala Satria mungkin itu batin mereka.
****************
"hah .., kamu lagi, kamu lagi, tidak bisakah aku tidak melihat mu" bentak Rani, satria yang tidak menyangka bahwa akan ketemu Rani di perpus pun terkejut. Seluruh siswa-siswi yang sedang membaca pun langsung menoleh kepada dua insan manusia ini.
"maaf, aku hendak mencari buku" kata Satria, lalu melewati nya. Rani pun terheran-heran. Dia merasa khawatir dengan kondisi Satria sekarang. Apa salah dia ya yang sudah kelewatan, Batinya.
****************
"kring.........kring ........., kring ........." bel tiga kali tanda bahwa waktu istirahat telah tiba, semua murid pun lega karena pelajaran matematika telah berakhir.
Satria yang duduknya di samping Rani pun berdiri, Rani yang melihat itu langsung ancang-ancang karena biasanya Satria akan mengganggu nya. tapi sekarang dia Tampa menoleh langsung berjalan menuju pintu.
"hei"
"apa ?" kata Satria, Rani pun langsung salting, wajah nya memerah.
"nggak apa-apa, mungking salah dengar" sergah Rani.
"ohh....." Satria pun melanjutkan jalannya. Rani tetap bengong, bingun apa yang terjadi pada Satria.
"woy, sat, kamu kok beda, kan seharusnya begini, ran ayo makan bareng yuk di kantin atau ran bekal mu enak sekali, makan yuk gitu wajarnya" kata Fahmi yang barusan berdiri dari kursi yang ada di pojok.
"oh..., aku selama ini begitu ya" kata Satria enteng, semua orang yang ada disitu pun bengong tak percaya. Satria pun keluar kelas.
Sementara Rani masih bingun, cemas apa yang telah terjadi sehingga Satria begitu, apa dia sudah keterlaluan ya, batinya bersalah.
"kring.........." suara bel berbunyi panjang menandakan waktu istirahat telah usai. Satria yang berada di kantin pun segera bergegas menuju kelasnya sebelum guru BK beraksi.
"hahahaha, iya ya andai waktu itu kita tidak mengerjakannya ya pasti Irul sudah di kantin" kata Satria , Irul yang mendengar itu langsung mengerutkan wajahnya.
"hahaha kan enak rul, kenyang" ledek Leo sambil memegangi perutnya yang buncit.
"we
woy, woy, woy, Satria siapa tuh di sana ?" kata Irul, sontak ke tiga sahabat itu langsung melihat ke arah yang ditunjuk Irul. Benar saja itu adalah Rani dan Nisa.
"ah samperin dong ya, rugi kalau namanya Satria tapi tidak ada sifat kesatriaanya" sahut Leo memanasi. Satria pun hanya tersenyum.
"apalah daya aku hanyalah seorang biasa yang hanya bisa mengagumi Tampa bisa memiliki" kata Satria.
"he kamu kok pasrah amat sih jadi orang, sejak kapan kamu berhenti ngejar dia, apa kamu sudah sadar, siapa tau dia juga sukanya sama Lo, kan dia dari dulu tak punya pacar" lanjut Leo memanas-manasi. Irul pun menatap Leo.
"hey Yo, kamu dari dulu hanya jago omong ya" kata Irul membela Satria.
"tapi sat, tidak ada salahnya mencoba" lanjut Irul sambil cengengesan.
"Satria !, sini aku minta tolong bantuin !' kata Rani dari kejauhan. Mereka bertiga pun melotot kaget.
"sat, kesempatan, siapa tau dia sudah luruh sama kamu ?" tanya Leo.
"kok kamu gak bilang-bilang sih sat, waduh-waduh, apa nih rahasianya" lanjut Irul.
"ayo sat cepat !" teriak Rani dari kejauhan.
Satria yang masih bengong pun segera tersadar dan bergegas menuju arah Rani.
"iya ran ada apa ?" kata Satria polos, Rani pun jadi heran dan bengong, "ehem'' Rani pun kelabakan.
"minta tolong nanti waktu pulang sekolah temuin aku di belakang sekolah ya, urgent !" kata Rani. Satria pun mengangguk paham lalu Rani berbalik dan berjalan riang sambil meloncat-loncat sementara Satria masih bengong Karena kejadian tadi. Tapi hari satria masih menolak kenapa kok dia malah memberi kesempatan di saat di ingin melupakannya dan move on, Tapi tak apalah.
"Dia......., ngajak ketemuan, ho...re..." teriak satria.
"Lo, saksinya, Lo, saksinya " kata Satria girang sambil menunjuk-nunjuk ke arah Leo dan Irul. Sementara Leo dan Irul masih belum percaya jika Satria dan Rani janjian. Jangankan janjian, Rani menyapa Satria aja sudah di anggap mustahil kok bagi semua siswa. bukanya sirik tapi kelas strata mereka punya gap yang sangat besar seperti maqolah arab baina sama' wa sumur minyak begitu lah perbedaan mereka berdua. Tapi kejadian yang mustahil itu sudah terjadi bahkan di Depa mata mereka berdua. Tapi bukan hanya itu saja alasannya
"ayo kalian kita ke kantin lagi, bolos dikit gak ngaruh" kata Satria semangat. Tak lama Satria pun menggeret mereka berdua. Leo sama Irul pun hanya pasrah menuruti keinginan Satria.
"woy sat, jangan senang dulu !, siapa tahu itu hanya prank ?, ingat Rani tuh benci sama kamu, masak kamu lupa berapa kali dia nolak kamu, berapa kali dia menghina kamu, ingat kata Lo Minggu kemarin !" kata Irul sambil berusaha melepaskan cengkraman Satria
"iya, mustahil Rani seneng sama Lo, bukannya aku tidak mendukung kamu sat tapi" kata Leo melanjutkan perkataannya Irul.
"iya kamu harus realistis sat, mustahil tau, benar Leo, juga masih ada Nathan" kata Irul.
"oh...., ya juga, kalian emang sahabat Terbaikku" jawab Satria dengan nada yang sedih berbanding 180 derajat.
"tapi apa tidak terlalu mendadak, jangan-jangan ini jebakan supaya Rani bisa mempermalukanmu pikirkan dengan jernih dulu sat dan kami akan selalu mendorongmu dari belakang, mensupport mu selalu, santai aja, tapi untuk ini, please open your mind !" kata Irul .
"iya kami akan selalu ada untuk mu, santai aja" kata Leo. Satria kini pun terdiam, perkataan mereka ada benarnya juga, tapi kalau dia tidak mencobanya maka kesempatan itu pasti hilang dan kesempatan itu tidak datang dua kali.
"kalau begitu aku punya rencana untuk membantu mu sat, santai aja" kata Aris yang tiba-tiba muncul. Aris adalah ketua OSIS yang juga kadang nongkrong sama mereka bertiga, walaupun dia sudah kelas 3, dia adalah salah satu most wanted di sekolah ini, wajarlah karena ia ketua OSIS, dan juga anak seorang pensiunan jenderal polisi.
"Aris ?" kata Satria terkejut.
"kita kan friends" jawab Aris sambil merangkulnya pundak mereka semuanya.
"nah sebelum itu, aku tadi dengar-dengar Satria mau neraktir nih di kantin, aku juga lumayan laper nih lupa gak bawa duit" lanjut Aris. Mereka semua pun tertawa dan segera menuju kantin.
"woy kemana itu ayo masuk !" kata Bu Nia dia adalah guru BK dan terkenal killer.
"anu Bu kita mau ada rapat kecil-kecilan sebelum merapatkan semua anggota, dan mereka ini punya ide yang sangat menarik, sebentar kok Bu, saya juga sudah ijin" kata Aris.
"lho Aris ?, iya gak apa-apa, omong-omong masalah apa ya ris ?" tanya Bu Nia melunak saat melihat di situ ada Aris.
"anu Bu, masalah menekan jumlah teman-teman yang suka bolos" kata Aris mantap.
"oh, ya gak apa-apa, kalau sudah ibu ingin lihat perkembangannya ya"
"ok Bu siap" jawab Aris mantap.
Bu Nia pun kembali masuk ke ruangannya. sementara mereka berpura-pura menuju ruang OSIS. Setelah dilihat bu Nia sudah tidak terlihat mereka langsung berlarian menuju kantin.
"mang..., mie ayamnya 4 ya" kata Satria.
"minumannya apa ?" tanya pak Arif penjual tadi.
Kalian mau minum apa ?" tanya Satria.
"itu aku es jeruk"
"sama deh aku juga"
"iya aku juga samain aja"
"Ok es jeruknya 4 bang, aku yang paling asam ya bang" pak Arif pun menganggukan kepalanya tanda paham.
"hey enak ya jadi ketua OSIS, bohong dikit kagak ngaruh" kata Irul.
"bahkan Bu Nia pun kalem-kalem aja tuh ketika melihat kita, padahal kan tadi dia hampir marah " lanjut Leo.
"hahahaha, gak se enak itu bro, kau tidak tahu susahnya mencari muka, menjaga image tetap bagus, bahkan berhadapan dengan para pemimpin suku " kata Aris.
"emangnya apa sulitnya" tanya Satria yang barusan duduk.
"hah, jadi ketua OSIS itu harus bisa jadi contoh yang baik di sekolah walaupun yah di desa aku seperti itu, juga kalau ada masalah kita juga yang harus turun tangan dan lainnya" lanjut Aris.
'"kalau bermasalah dengan teman-teman yang bapaknya yang kaya lah, Ferdi dkk si geng motor lah, wah berat sekali" lanjut Aris yang terus mengeluh.
"mie nya siap" kata mang Arif sambil meletakkan 4 minuman dan 4 mangkok mie ayam.
"gini Sat, ku dengar ada berita Rani didekati Nathan,...." kata Aris tiba-tiba nyerocos.
Sepulang sekolah Satria dan Rani pun menujuk belakang sekolah yang merupakan tempat parkir bagi anak-anak yang bawa sepeda, Disana sudah terdapat sebuah sepeda Vespa metic yang teronggok bisu sendirian di bawah pohon, semua sepeda yang ada di situ sudah dibawa entah kemana oleh pemiliknya.
"kenapa ran kok kesini ?" kata Satria.
"oh gini Sat, sepedaku tidak bisa di double starter, aku juga tidak kuat menghidupkan secara manual, hehehe" kata Rani cengengesan.
"kenapa tidak yang lain aja Ran"
"kamu mau nolongin tidak" kata Rani hampir merajuk, Satria pun merasa bersalah.
"semua orang yang ku minta tolong ada maunya, kamu yang baru kutemui saja yang biasa-biasa aja, makanya aku minta tolong kepadamu" kata Rani malu-malu.
"emangnya kamu percaya aku tulus membantu mu ?"
"yah percaya lah, ya aslinya sih perasaan ku saja sih yang mengatakan itu ?" Jawab Rani malu-malu. Sontak hati mungil Satria kembang kempis di buatnya. apakah ini yang dinamakan di cintai" batinya heboh.
"jika aku punya syarat baru mau membantu mu bagaimana?"
"Emangnya apaan ?, akan ku coba untuk mengabulkannya '' kata Rani.
"oh gitu, kalau begitu apa yang di minta mereka ?" tanya Satria, ia juga telah bersiap untuk menerima serangan fajar orang lain.
"no WA lah, di suruh memfollow ig nya lah, Bahkan ada yang minta ngedate" Satria sontak terkejut tapi ia dengan cepat menetralisir nya supaya tidak terlihat oleh Rani.
"wong gitu aja kok gak mau, kan cuma sekali aja, besok kan sudah biasa, yah anggap lah begitu" kata Satria polos. Rani bingun kenapa kok Satria seperti sudah tidak ada perasaan kepadanya.
"tapi aku tidak ingin terlihat murahan di mata orang yang aku cintai" kata Rani sambil memandang ke bawah. Satria pun salting mendengar penjelasan Satria, dan tak sampai 5 detik ia tersadar.
"pasti bukan aku, kenapa harus salting ya aku" batin Satria.
"sini sepedanya biar ku periksa !" Rani pun mempersilahkan Satria untuk melihat-lihat sepeda kesayangan. setelah 5 menitan melihat, Satria tahu apa yang terjadi di sepeda Rani.
"owalah ini hanya putus doang kabelnya, ku benarkan sementara ya, nanti minta menservis ke papa kita"
'kita ?' kata Satria kaget.
"eh kliru, maaf Ran typo" seketika itu harapan Satria langsung turun dari level 90 menjadi level 20 sangking shocknya.
" ya tak apa sih, aku juga tak keberatan kok masalah kita itu, btw terimakasih ya, aku pulang dulu, dada !" kata Satria, lalu Rani melambaikan tangannya dan duduk di atas vespa meticnya dan menyalakan sepedanya. Vespanya kini menderu mesinnya, halus.
"oh ya nih no WA aku" Rani pun pergi dan Satria masih terpaku dengan secarik kertas yang diberikan Rani, sejak kapan dia menulisnya.
"ran !, sebentar, aku mau bicara sebentar" Rani pun segera berhenti dan menoleh ke arah Satria.
"kalau aneh-aneh ku dampar ya"
"ran !, aku minta maaf, aku tau aku tak pantas untukmu, dan kau pasti merasa terganggu olehku, maaf ya untuk selama ini" kata Satria, Rani pun hanya bengong. Apakah ini patut disyukuri atau sebaliknya, ia pun pergi meninggalkan Satria.
" ada yang terbang nih tapi bukan burung" kata Aris yang langsung nongol di balik pohon.
" ada yang berdebar tapi bukan hanya hati" lanjut Irul.
"oh tuhan, betapa mudahnya kamu mentakdirkannya bersatu dengan mudah Tampa halangan " lanjut Leo dengan gaya sok puitis.
"aku, aku, aku dapat nomor WA nya a****g, nomor WA the most wanted lady, tapi...."
"mana, mana, coba lihat" mereka bertiga langsung berebut melihat kertas yang di pegang Satria .
"oh, iya iya " gumam mereka.
"coba hubungi, siapa tahu itu nomor WA tukang bersih septik tank yang ada di pinggir jalan"
"hahahaha, iya, ya, mana mungkin Satria di kasih Nathan aja tidak dikasih, masa Satria yang tampang pas-pasan di kasih" sahut Leo.
"siapa tahu prank" kata Satria getir.
"terimakasih banyak ya teman-teman, terima...kasih sekali" kata Satria nge down.
"tidak, sat kami hanya bercanda, bercanda" kata Leo.
"tapi Lo ngungkapin fakta yang benar juga sih, Leo" kata Aris.
"ayo sat, telpon dia"
"tidak ah, nanti aja telponnya, mungkin ia masih berkendara, kan bahaya, kalau dia tiba-tiba hilang konsentrasi "
"iya-iya bahaya tuh, nanti aja" kata Irul sok bijak.
"P !'
"apa sat ?"jawab Leo.
"gw laper nih makan yuk"
"oh ya rul Lo tadi kan menemukan uang 100, traktir rul" kata Leo.
"hey, itu uang ku pribadi, aku aja yang ngeprank Lo" sanggah Irul.
"berati halal donk, gassss..." jawab Aris.
"kapan lagi di traktir Irul, itu kesempatan langkah" sanggah Satria.
"kan kamu juga bawa uang banyak rul, sekali-kali traktir kami" usul Leo memelas.
"iya-iya, sabar atuh !" jawab Irul.
"gasssss." mereka berempat pun berlari menuju warung mbok belakang sekolah. mereka berlomba-lomba siapa yang terlebih dahulu yang sampai. Warung pun mulai terlihat, seperti biasanya para siswa-siswi yang tidak ingin pulang terlebih dahulu pasti pada mampir di sini.
"mbok es susu satu'' teriak Aris yang masih 3 meteran dari warung, semua siswa-siswi yang ada di situ langsung melihat dari mana sumber suara. para siswi yang melihat itu heran bagaimana tidak, the most wanted yang terkenal dingin bisa berlaku kocak seperti itu.
"aku juga mbok" teriak Irul yang barusan sampai, tangannya memegangi pahanya dan napasnya yang terengah-engah masih menghantuinya.
"mbok aku juga" teriak Leo menyusul setelah Leo sampai dan langsung terduduk di kursi.
"mana Satria ?" tanya Aris. ketiga orang itu celingak-celinguk mencari keberadaan Satria yang masih misteri.
POV Satria.
"gassss" Aris langsung memimpin, ia berlari dengan cepat disusul Leo dan Irul.
satria tetap berdiri tidak lari mengikuti bestinya. "kenapa ran aku malah kau kasih harapan di saat aku mau mundur dan melupakanmu, jujur sulit sekali bertingkah normal dihadapan mu, tapi kenapa baru sekarang"
Satria yang Hendak lari pun berhenti karena melihat sesuatu yang mencurigakan di belakang kelas 11 IPS C.
"ris !!, rul !!, Yo !" tapi mereka bertiga sudah terlalu jauh. Satria pun ancang-ancang untuk berlari secepat kilat menyusul untuk melaporkan temuannya.
"lho Satria tumben sendirian tidak bersama shohib Lo" kata seseorang yang asing. Satria pun membalikkan badannya dan menemukan seorang siswi yang sendirian berdiri dibelakangnya.
"aku Nasya Marcella kelas 10 IPS, dipanggil Nasya aja, lebih simpel" kata gadis itu. tapi Satria masih heran karena tidak pernah melihat gadis seperti dia selama 1 lebih tahun di sini.
"kok saya belum pernah melihat kamu selama ini di kelas IPS, padahal saya sangat hapal dengan semua adik kelas apalagi yang unyu-unyu dan mening seperti mu, eeeaa..." kata Satria .
"ada aja buaya ini, soal Kakak tak pernah melihatku ya, karena aku ini apa ya" kata Nasya sambil goyang-goyang ringan.
"he ?, kamu setan ?'' seketika Nasya membelakan matanya mendengar jawaban Satria. Satria pun tertawa melihat reaksi Nasya.
"sat...., woy.., sat ayo......" terdengar teriakan dari arah warung belakang, Satria pun langsung menghadap belakang.
"ok, senang bertemu......". Kata Satria terhenti, ternyata gadis yang bernama Nasya itu sudah raib seperti di kisah Qarun orang terkaya di zamannya, yang di hisab masuk ke dalam bumi dalam sekejap dirinya beserta seluruh harta dan orang-orangnya.
'oh..., ya" kata Satria lalu berlari menuju teman-temannya yang menyusulnya.
lalu siapa kah Nasya itu ya ?.
POV Rani
"ran !, aku minta maaf, aku tau aku tak pantas untukmu, dan kau pasti merasa terganggu olehku, maaf ya untuk selama ini" kata Satria.
sontak Rani terdiam, ia bingun harus bagaimana, aslinya hatinya terlalu shock dengan perkataan Satria. tapi ia bingung, tangannya pun refleks menekan gass.
Setelah keluar dari kompleks sekolah, tak terasa air mata Rani menetes, ia bingun kenapa kok harus terjadi, tapi ia sadar selama ini ia telah beratus-ratus kali menyakitinya, tapi kenapa sekarang ketika Satria yang bilang begitu, hatinya seperti terkena bogem mentah yang terus datang entah dari mana.
"pim......." suara klakson terdengar memekakkan telinga.
"mbak yang benar dong bawa motornya"
"maaf, maaf" si pengendara mobil itupun meninggal Rani yang terus meratapi nasibnya.
"ran, kamu kenapa ran" sontak Rani menoleh ke sumber suara, disampingnya ternyata sudah ada mobil Jeep Rubicon kuning, dan benar itu adalah Nathan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!