"Kalian tahu tidak wanita cantik yang ada di sana?" tanya seorang pria pada teman di sebelahnya. Dia menunjuk seorang wanita yang cantik dengan rambut ikal bergelombang.
"Aduh, jangan deh dengan pelacur itu. Harganya tinggi sekali. Emang kamu punya 500 juta?"
Pria yang bertanya tadi sangat kaget dengan harga yang temannya katakan. "500 juta? Mahal amat. Emang siapa wanita itu?"
"Dia adalah Catylin, bintang rumah pelacuran Flower Fairy ini."
Catylin Freya Anggara, penjual jasa enak-enak termahal di Flower Fairy. Untuk berkencan dengannya seseorang harus merogoh uang cukup dalam minimal 500 juta.
Sehingga tidak banyak pria yang bisa tidur dengannya. Hanya kalangan bos-bos yang bisa menggunakan jasa Catylin.
Harga yang begitu mahal memang sebanding dengan kepopulerannya. Selain menjadi bintang utama Flower Fairy, dia juga merupakan model di sebuah majalah dewasa terkenal.
Kalau untuk kecantikannya memang tidak perlu diragukan lagi. Di mulai dari rambut ikal panjang dan bergelombang hingga sebatas pinggang, wajah kecil khas campuran eropa & asia, hidung kecil mancung, bibir kecil yang sensual, dan mata besar yang cerah.
Apalagi bentuk tubuhnya yang sangat indah di pandang mata. Bagian dada dengan ukuran 36E, pinggang kecil dengan bentuk tubuh seperti jam pasir.
Saat dia berdiri menyamping orang akan melihat jelas bagaimana bentuk bagian bokongnya yang begitu besar dan padat.
Tubuh yang cukup tinggi yang menyentuh hampir 170cm membuat kaki Catylin terlihat jenjang.
Kulit putih cerah yang mulus tanpa cela sedikit pun serta bagian dalam dengan warna pink muda membuat para bos-bis besar selalu mengulang untuk menggunakan jasa Catylin.
Mereka menyebut Catylin sebagai ikon kecantikan dari Flower Fairy.
Tapi anehnya tidak semua orang bisa mendapatkan perhatian dan bisa memakai jasa Catylin. Beberapa syarat dari Catylin itu bukannya membuat dia kekurangan pekerjaan tapi malah menjadi ciri khas tersendiri.
Catylin hanya menerima pelanggan dari kalangan orang-orang kaya dan bos besar. Satu karakteristik yang tidak bisa dia tinggalkan adalah pria yang berkencan dengannya harus tampan.
Jika pria yang datang ke Flower Fairy itu memilih pelanggan mereka, aturan tersebut tidak berlaku untuk Catylin. Dialah yang akan memilih bos mana yang akan berkencan dengannya.
"Catylin sayangku, lihatlah beberapa pria kaya ini. Siapa yang akan kau temui malam ini? Cepat beritahu mami karena mami akan segera melaporkan pada mereka."
Seorang wanita yang berusia sekitar pertengahan 40 memberikan tab berisi wajah-wajah pria kaya itu ada Catylin yang sedang merias dirinya di depan meja rias.
"Mami benar-benar baik dan menuruti semua permintaan untuk hanya memilih orang kaya dan tampan saja yang bisa berkencan dengan aku." ucap Catylin sembari melihat dan menggerakkan jarinya untuk melihat lebih banyak pria kaya di sana.
Wanita tua yang dipanggil mami itu menyentuh dagu Catylin dari belakang sembari berkata, "Tentu saja. Berkat ide darimu ini rumah pelacuran kita tak pernah sepi pengunjung. Kau adalah bintang keberuntunganku."
"Selain itu karena syarat darimu, banyak sekali pria kaya yang ingin operasi plastik dan mengubah wajah mereka jadi lebih tampan di klinik kecantikan mami berkat usulan darimu."
"Kedua usaha Mami berkembang pesat ini karenamu jadi apapun yang kau minta pasti akan mami penuhi," bisiknya pada telinga Catylin.
Catylin menunjuk seorang pria yang lumayan tampan dengan rambut kecoklatan dan badan yang berotot. Pria itu selain terlihat lembut dia juga tampan.
"Pilihanmu ini bagus juga. Pria ini adalah anak dari pemilik perusahaan tambang minyak yang ada di kota ini. Kalau begitu mami akan segera menemuinya," ujar Mami Isabella saat meraih tab itu dari tangan Catylin.
Dia langsung menghubungi pihak pria yang membutuhkan jasa untuk mengatur jadwal kencan pada malam hari ini.
"Baik, Mami," ucap Catylin dengan suara yang lemah lembut dan senyum polos di wajahnya.
Ketika Mami Isabella keluar dari ruangan tersebut ekspresi wajah Catylin kembali datar dan dingin. "Dasar mata duitan, memangnya aku tidak tahu betapa liciknya kau mami," lirihnya.
Catylin Freya Anggara bukanlah siapa-siapa 3 tahun yang lalu. Dia hanyalah seorang gadis polos yang hidup bahagia bersama orang tuanya.
Kehidupan milik Catylin bukanlah kehidupan mewah khas orang kaya. Keluarganya hanya berada di kelas menengah tapi Catylin sangat bahagia mempunyai keluarga yang sempurna.
Dia yang sangat cerdas menyelesaikan kuliah S1 di jurusan komunikasi pada usia 18 tahun, dan menyelesaikan kuliah s2nya dalam waktu 2 tahun. Sebelumnya di sekolah dasar dia mendapatkan akselerasi 2 tahun karena kepintarannya. Itulah sebabnya dia bisa menjadi sarjana muda.
Kemalangannya dimulai saat di usianya 20 tahun ayah dan ibunya mengalami kecelakaan mobil dan menewaskan mereka di tempat. Paman yang merupakan keluarga satu-satunya dari Catylin malah menghabiskan semua harta warisan.
Rumah peninggalan mereka bahkan dijual oleh pamannya demi foya-foya dan berjudi. Mereka terpaksa pindah ke kontrakan yang sempit dan Catylin mulai bekerja di perusahaan swasta untuk menghidupi dirinya dan paman Darko.
Paman Darko sering meminta uang pada Catylin bahkan memukul gadis itu jika dia tak bisa memberikan uang. Paman Darko tak berubah meski harta warisan orang tua Catylin sudah habis.
Dia semakin menggila dan berhutang dengan banyak rentenir dan mafia yang tak segan-segan juga ikut menagih hutang Paman Darko pada Catylin.
Hingga akhirnya uang Catylin pun benar-benar habis tak bersisa. Paman Darko tak kehabisan akal, dia malah menjual kepolosan Catylin pada seorang bos Mafia
Catylin mengalami pelecehan dan mahkotanya direnggut paksa oleh pria itu. Dia sangat kasar pada Catylin dan membuat gadis muda itu trauma karena harus melayani 4 anak buahnya secara bersamaan.
Mafia itu pergi dan meninggalkan tubuh Catylin disebuah kamar hotel. Baju Catylin yang sedikit robek itu dia pakai kembali. Dia memutuskan untuk segera pergi dari sana.
Hujan deras turun membasahi tubuh Catylin. Dia hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri dan tetap membelah jalan tanpa mau berteduh. Dia hanya bisa menangis tersedu-sedu atas hal yang menimpa dirinya.
Kehormatan yang dia jaga dan akan dipersembahkan pada suaminya di masa depan, malah harus berakhir di tangan seorang pria jahat yang dia tidak kenal.
Sebuah mobil berhenti tepat di depan Catylin dan memanggil nama masa kecilnya. "Freya?" Wanita itu segera turun dengan sebuah payung dan menghampiri Catylin.
"Freya, apa yang kau lakukan berjalan di tengah hujan deras begini? Ada apa denganmu? Kenapa bajumu robek?"
Wanita itu ternyata adalah Santi. Sahabat karibnya saat masa SMP dulu yang telah pindah jauh ke kota lain. Sejak itu dia tak lagi mendengar kabarnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Freya?" Gadis itu terus saja terisak dan belum menjawab pertanyaan Santi.
Santi berusaha menenangkannya dan memeluk Freya. "Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"
Freya yang masih terisak itu berkata, "Aku diperkosa, kehormatanku direnggut paksa oleh pria jahat itu, Santi. Aku harus bagaimana?
Teh panas yang ada di tangan Catylin serta selimut yang menyelimuti tubuhnya membuat dia merasa lebih hangat.
Saat itu mereka tiba di apartemen milik Santi. Di sana Santi membuatkan Catylin secangkir teh dan mengambil cemilan untuk Catylin.
Catylin menceritakan semua peristiwa malang yang menimpanya dan raut wajah Santi juga sangat sedih saat mendengar hal itu.
"Maafkan aku, Freya. Aku baru bisa kembali ke sini dan menemuimu sekarang. Aku tidak tahu kalau seberat itu ujian hidupmu."
"Begini saja, kau bisa tinggal di sini bersamaku. Anggap saja ini adalah rumahmu juga. Jadi kau tidak perlu kembali menemui pamanmu."
"Aku takut dia akan berbuat hal yang jahat lagi padamu, Freya."
Catylin mengangguk dan berkata, "Aku minta maaf karena telah merepotkan mu."
Santi yang duduk disebelahnya menyenggol Catylin sembari bercanda. "Kau adalah sahabatku, jangan sungkan."
Senyum tipis tersungging di bibir Catylin.
Catylin sebelumnya telah dipecat dari pekerjaan karena rentenir berbuat seenaknya di kantor dan membuat Catylin akhirnya diberhentikan kerja.
Dia harus segera mencari pekerjaan. Tapi semua ijazah berada di kontrakan dan Catylin memutuskan untuk kembali ke kontrakan pada saat pamannya tidak ada di rumah.
Saat itu Catlyn tiba di kontrakan dan mengeluarkan kunci cadangan yang dia miliki. Wanita itu pun segera masuk ke dalam kamarnya dan ingin mengemasi semua barangnya.
Tapi tiba-tiba dia merasa sakit di belakang kepalanya karena rambutnya ditarik. "Akhirnya kau pulang ya, paman sudah menunggumu cukup lama."
Catylin berbalik dan dia melihat pamannya beserta 2 orang pria dewasa lain berada di belakangnya. Mereka semua menyeringai jahat. Tiba-tiba Catylin merasakan sakit yang teramat sangat di belakang lehernya.
Pandangannya mendadak gelap tapi masih terdengar suara samar yang berkata. "Aku duluan yang akan menggagahinya."Beberapa saat kemudian mendadak tak terdengar apa-apa lagi.
Catylin membuka matanya saat dia mulai sadar dan merasa bagian bawahnya sangat basah dan geli. Ada bagian yang keluar masuk dan terasa aneh disana.
Saat dia membuka mata dia sangat syok karena pamannya sendiri sedang berada di atas tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya dengan brutal.
"Paman, apa yang kau lakukakan? Lepaskan aku paman," teriak Catylin saat dia baru sadar ternyata di mulutnya di sempal sesuatu sehingga ucapannya terdengar tidak jelas. Tangannya juga di ikat ke atas dengan sebuah tali.
Catylin menoleh ke arah kiri dan melihat kedua teman pamannya sedang dalam kondisi tidak memakai busana. Mereka asyik merokok dan mengobrol sambil duduk di lantai.
Saat tahu bahwa Catylin sudah sadar mereka menyeringai pada Catylin lalu berkata, "Kami berdua sudah dua kali keluar di dalammu. Lihat barang kami sudah lemas," ucap pria itu yang menunjukkan alatnya lalu di sambung dengan gelak tawa pria satunya lagi.
Catylin berteriak tapi suaranya tak cukup membuat keributan karena telah di tutup dan disumpal kain. Pria satunya itu menunjuk pamannya dan berkata, "tenaganya itu seperti binatang buas. Ini adalah ke empat kalinya dia berada di atasmu."
Catylin hanya bisa menangis saat pamannya itu telah selesai dan mengeluarkan itu di dalam. Dia menangis sejadi-jadinya.
Mereka bertiga langsung berpakaian. "Mending di jual aja ni bocah, lumayan juga buat kita minum-minum ama judi."
"Sekali maen 300-500 kan lumayan bro, sehari kasi 5 orang aja kita udah dapet berapa coba?"
Teman-teman paman yang lain berusaha mempengaruhinya dan dia pun terhasut. "Yaudah kita cari dulu lah pelanggan buat bocah ini,"ungkap paman Darko yang disambut dengan cekekehan oleh temannya.
Mereka keluar rumah dan dalam keadaan masih terikat itu, Catylin berusaha bergerak mencari benda tajam. Untungnya dia menemukan cutter kecil dan berhasil memotong ikatan tangannya dengan banyak usaha.
Dia segera mencari alat komunikasi berupa smartwatch yang diberikan Santi padanya untuk berkomunikasi.
Ketemu!
Catylin segera melakukan panggilan telepon pada Santi dan mengirim lokasinya. Dia meminta Santi untuk melaporkan kejadian itu ke polisi.
Saat paman dan ketiga orang itu kembali bersama calon pelanggan yang mereka bawa, polisi bergerak cepat dan menangkap ke lima orang itu. Mereka pun di sidang dan mendekam di penjara selama 5 tahun.
Catylin kembali ke apartemen Santi. Dia sangat trauma dan masih takut jika harus berhadapan dengan laki-laki.
Santi pun membawa Catylin ke psikiater dan untuk beberapa bulan ke depan Catylin pun bisa hidup normal kembali.
"Santi, sebenarnya kau kerja apa bisa membeli apartemen, mobil mewah dan lainnya?"
Santi agak ragu-ragu sebelum dia memberitahu kenyataan sebenarnya. Catylin berkata bahwa pekerjaan apa pun itu bahkan pelacur sekali pun tidak menjadi masalah untuknya. Mereka masih akan tetap berteman juga.
Santi pun memberitahukan pada Catylin bahwa dia bekerja sebagai kupu-kupu malam di sebuah tempat hiburan bernama Flower Fairy di ibukota.
Dia berkata bahwa semalamnya dia bisa mendapat puluhan juta. Pantas saja Sinta selalu pergi dan jarang pulang ke apartemen.
Catylin mengingat semua peristiwa menyedihkan yang dia lalui itu berawal dari satu orang. Orang itu yang telah merenggut kesuciannya pertama kali.
Dia berniat akan membalaskan dendamnya pada pria itu tapi dia tak tau bagaimana cara menemukannya. Dia tidak tahu nama atau alamat orang itu.
Tapi sebuah ide gila melintas di kepalanya. Flower Fairy adalah tempat pria pria kaya menghabiskan uang. Pria yang merenggut kesuciannya juga adalah bagian dari pria-pria kaya itu.
Mungkin disanalah dia akan mendapat jejak dan jawaban dari pria yang ia cari.
Untuk pamannya, dia merasa cukup puas dengan orang itu dipenjara. Tapi jika dia berani macam-macam lagi saat sudah keluar penjara maka Catylin tak akan segan-segan untuk menghabisinya.
"Aku ingin bekerja di Flower Fairy juga sepertimu." Santi yang mendengar ucapan Catylin langsung menyemburkan minuman yang baru saja dia nikmati.
"Apa aku tidak salah dengar? Apa kau mau bekerja sebagai pelacur juga?" tanya Santi yang terburu-buru menghampiri Catylin.
"Aku serius. Ada seseorang yang aku cari dan kemungkinan berada di sana. Aku mohon bawa aku untuk bekerja disana juga!" Catylin memohon pada Santi. Tapi Santi masih memikirkannya karena dia takut Catylin akan menyesal.
"Apa kau sudah memikirkannya matang-matang? Bagaimana dengan traumamu pada laki-laki? Lalu siapa yang ingin kau temui di sana?" Serentetan pertanyaan itu bertujuan untuk melihat kesungguhan dari Catylin
"Aku sudah memikirkannya matang-matang dan trauma pada laki-laki juga sudah hilang. Seseorang yang ingin aku temui adalah orang yang mengambil keperawananku."
Catylin pun sebelumnya sudah bertanya pada Paman Darko mengenai mafia tersebut. Paman Darko hanya mengetahui bahwa pria itu adalah bos besar mereka yang kebetulan tengah berada di markas sekitar tempat tinggal mereka saat itu.
Catylin tak mungkin mengorek informasi dari anak buah mafia karena itu terlalu berbahaya. Masih untung jika dia hanya di jual. Kalau organ dalamnya juga ikut di ambil Catylin pasti akan meregang nyawa.
Kesungguhan dari mata Catylin membuat Santi memberikan keputusan. Dia akan membawa Catylin bekerja di Flower Fairy.
2 tahun Catylin berada di Flower Fairy. Sejak masuk pertama kali pun dia telah mengajukan persyaratan pada Mami Isabella dengan janji akan membuat Flower Fairy menjadi rumah pelacuran paling terkenal.
Hal itu dianggap serius oleh Mami Isabella karena sorot mata Catylin yang serius dan tangguh itu begitu sama dengan miliknya saat memulai bisnis haram ini.
Mami Isabella melihat gambaran diri Catylin pada dirinya. Jadi dia percaya pada ucapan Catylin. Memang tidak diragukan hanya dalam 2 tahun usaha haram ini berkembang pesat.
Catylin bahkan memberikan ide pada Mami Isabella untuk membuka klinik kecantikan profesional yang bertaraf internasional.
Mami Isabella menurutinya juga dan meraih pundi-pundi rupiah dari setiap pria yang di tolak oleh Catylin karena wajah yang tidak tampan.
Mereka melakukan operasi plastik hanya bertujuan untuk bisa tidur dengan Catylin.
Kepopuleran Klinik kecantikan Mami Isabella pun merebak ke seluruh penjuru wilayah dan berkembang tidak kalah dengan bisnis haramnya.
Catylin bukanlah wanita yang bodoh. Dia menempatkan banyak uang pada klinik kecantikan Mami Isabella untuk meraup keuntungan yang lebih besar.
Tentu saja semua ditulis dalam kontrak yang disahkan pejabat setempat sehingga investasi yang dilakukan Catylin tak akan ada gangguan atau kecurangan dari Mami Isabella.
Kembali pada waktu sekarang, Catylin telah selesai berdandan. Dia menggerai rambutnya dan memakai dress mini setali berwarna emas yang membentuk lekuk tubuhnya.
Tidak lupa dia juga menggunakan perhiasan simpel yang menghiasi tubuhnya. Higheels berwarna emas dengan tinggi 10cm terpasang di kakinya yang jenjang.
Dia juga menempatkan beberapa makeup, ponsel yang dimasukkan dalam pouch yang senada dengan warna pakaian yang dikenakan.
Wajahnya bagai peri. Dia tidak berdandan menor dan hanya mengikuti trend makeup douyin yang sedang viral di media sosial.
Saat Santi masuk dan melihat tampilan Catylin dia tak berhenti berdecak kagum. "Ckckck, kau memang sangat cantik Frey ah maksudku Catylin. Maaf sepertinya aku belum terbiasa memanggilmu memakai nama deoan."
Catylin memajukan wajahnya sangat dekat dengan Santi hingga wajah sahabatnya itu memerah malu. "Yang benar? Secantik itukah aku?" ucap Catylin dengan nada yang centil membuat pria yang mendengarnya akan langsung mengeras.
Santi mundur selangkah dan menyebabkan Catylin tertawa terbahak-bahak. "Tadi berbahaya sekali, kau tahu. Kalau aku jadi laki-laki aku pasti akan jatuh cinta denganmu."
Mami Isabella tiba di ruangan dan menyela obrolan mereka. "Catylin, mobil sudah siap dan Master Johan sudah menunggumu di hotel xxx."
"Dan kau Santi, cepat kemari ada beberapa tamu yang ingin bermain denganmu."
Kata-kata dari Mami Isabella pun membuat obrolan itu bubar. Catylin segera berangkat menuju hotel dan Santi melayani beberapa pria malam ini.
Mobil Sedan BMW yang membawa Catylin berhenti tepat di depan Loby hotel bintang 5. Seorang bodyguard yang duduk di samping supir juga ikut turun.
Pria berbadan besar yang menggunakan jas serba hitam itu menarik pintu mobil bagian penumpang dan mengulurkan tangannya pada Catylin.
Catylin keluar dari mobil mewah itu dengan berpegangan pada Bodyguard. Setelah tiba di loby hotel dia langsung berbelok ke arah lift untuk menuju lantai 12 tempat pria itu menginap.
"Ah, iya Jack berapa nomor kamar pria itu?" Tanya Catylin pada bodyguard yang memiliki badan besar di belakangnya.
"Kamar 1237, Nona Catylin," ucap Jack datar.
Mereka tiba di lantai 12 dan melihat arah kamar 1237. Tiba di depan kamar Catylin memencet bel. Seorang pria muda yang sama seperti di foto membuka pintu dan mematung sejenak sebelum dia membiarkan Catylin masuk.
Segelas anggur dan cemilan terletak di atas meja. Pria itu dengan romantis meraih tangan Catylin dan mendudukkannya dikursi itu. Pria tampan itu duduk di depannya.
Ada lilin yang juga menyala di atas meja menambahkan suasana jadi lebih romantis. Dia memegang tangan Catylin dengan lembut dan berkata, "Kau benar-benar sangat cantik seperti yang dirumorkan.
Dia mencium tangan Catylin yang memiliki aroma vanili itu. " Terima kasih telah memilihku, aku akan membuatmu puas." Dia menuangkan anggur dan mereka minum bersama hingga setengah mabuk.
Pria itu menarik Catylin dalam pelukannya dan menggendong wanita cantik itu ala bridal style. "Namaku Johan. Ingat baik-baik dan teriakkan namaku saat kita mencapai kepuasan," pintanya.
Pria itu memperlakukan Catylin dengan lembut sehingga membuat Catylin tidak sabar. Mereka pun melakukan hubungan romantis dan Johan mendapat kepuasan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya dengan wanita lain.
Johan meletakkan tubuhnya di samping Catylin. Dia penuh keringat begitu juga Catylin yang rambutnya kini berantakan.
Mereka tidur dengan posisi saling berpelukan di bawah selimut.
Saat Catylin terbangun, Johan sudah duduk di kursi memakai kaos putih dan celana pendek jeans berwarna coklat. "Kau sudah bangun? Mau sarapan bersama?" Johan mengalihkan pandangannya pada meja makan yang penuh dengan makanan.
Catylin mengangguk ringan tapi sebelum itu dia akan membersihkan diri dulu di kamar mandi. Setelah selesai mandi dan mengeringkan rambut dia duduk di meja makan dan sarapan bersama johan.
"Kudengar kau mencari seseorang?" tanya Johan sembari memasukan pancake ke dalam mulutnya.
"Iya aku memang mencari seseorang."
Catylin kemudian memberitahu Johan ciri-ciri orang yang dia cari tapi sayang sekali informasi yang dimiliki Catylin sangat sedikit.
Ciri-ciri yang dia sebutkan sangat umum dan mencari seorang mafia itu tidak mudah karena mereka selalu bersembunyi dibalik kegelapan.
Jarang ada yang mendeteksi mereka apa lagi mereka jago berkamuflase menjadi sosok lain.
Catylin pun sudah tak heran dengan pernyataan dari Johan yang sudah sering dia dengar dari pelanggan sebelumnya.
"Apa kau tidak tertarik menjalin hubungan dengan satu orang saja?" tanya Johan dengan harapan dia bisa menjalin kasih dengan wanita yang ada di depannya.
Menjadikannya simpanan juga tidak buruk. Begitu yang ada di pikirannya.
"Tidak. Memangnya kau tau berapa biaya yang kau butuhkan untuk menjadikanku simpananmu?" tanya balik Catylin pada Johan.
"Berapa?"
"Hitung saja, semalam aku bisa mendapat 500 juta." Johan menelan salivanya.
"Benar juga, jika 1 bulan maka akan terkumpul 15 Milyar. Hah, sepertinya aku tak sanggup jika memberimu uang segitu banyak," desah Johan penuh penyesalan.
15 Milyar adalah penghasilan dia bekerja dalam dua bulan tapi wanita di depannya ini hanya mendapatkannya dalam 1 bulan. Itu pun paling sedikit.
Catylin tersenyum kecil dan melanjutkan sarapannya.
Sementara itu di suatu tempat yang gelap dan kotor, pria psikopat yang telah merenggut kesucian Catylin tengah membersihkan pisaunya yang terlumuri darah.
Dia mengambil salah satu sapu tangan dan membersihkannya dengan cermat. 4 orang bawahannya menyeret pria yang telah dia tusuk.
"Kuburkan dibelakang pondok! Gali cukup dalam agar tidak ada orang yang tahu!" perintahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!