“Kiran, Kiran, Lo dimana sih?.” panggil Alissya
“Apa sih!! Ribut banget jadi orang!.” jawab Kiran
“Lu tau gak? Bentar lagi bakal ada siswa pindahan dari London?.”
“ Hah? Siapa namanya? Cewek apa cowok?.”
“Cewek, kalo gak salah namanya Nadine Anindira.”
“Hmm, Keknya bakal ada aroma-aroma pembullyan disini.” Timpa salah satu teman Kiran
“Jelas dongg. Siapa pun yang bakal sekolah disini, harus merasakan bullyan dari kita-kita.”
“Hahahahaha. Kita liat, bakal sekuat apa dia bertahan di Sekolah kita!!.”
Geng Kiran terkenal sebagai Geng pembully di salah satu Sekolah SMP yang cukup terkenal, tepatnya SMP PANCADHARMA. Geng Kiran terdiri dari 4 orang diantaranya ada Kiran Anggreani, Alissya Calandra, Kyla Pratista, dan Aurellia Yocelyn. Sejauh ini tidak ada yang berani melawan Kiran dan teman-temannya. Ketika mereka di bully, mereka hanya bisa diam dan menangis dalam merenima perlakuan buruk tersebut. Mungkin mereka terlihat pasrah ketika di bully, akan tetapi jauh dalam lubuk hati korban yang telah di bully oleh Geng Kiran, mereka selalu berdoa dan berharap semoga suatu saat nanti akan ada sosok malaikat yang menolong mereka untuk melawan Geng Kiran.
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Geng Kiran pun sudah tiba, begitupun dengan para siswa-siswi yang berada di Sekolah SMP PANCADHARMA. Kabar adanya siswa pindahan dari Luar Negeri tersebut tentunya membuat banyak rasa penasaran dalam diri mereka, para siswa pun sudah tahu bahwa siswa pindahan tersebut akan merasakan pembullyan dari Geng Kiran.
“Kringggg.... kringggg. Krinngggggg.” Bunyi lonceng sekolah pun sudah berbunyi, pertanda upacara sekolah akan dimulai.
Semua pelaksanaan upacara berjalan dengan lancar. Sebelum upacara selesai, Kepala Sekolah yang bertugas sebagai pembina upacara memperingati para siswa-nya untuk tidak bubar lebih dulu setelah upacara selesai, karena hari itu adalah hari pengenalan siswa baru pindahan dari London. Waktu yang ditunggu pun akhirnya tiba, dimana Kepala Sekolah memperkenalkan siswa baru kepada para siswa yang ada di Sekolah SMP PANCADHARMA tersebut. Rasa penasaran yang ada dalam diri mereka pun segera akan terjawab.
“Mungkin ibu rasa kalian sudah tahu beberapa hari yang lalu adanya kabar tentang siswa baru pindahan dari Luar Negeri. Dan mungkin beberapa diantara kalian ada rasa penasaran seperti apa sosok siswa baru tersebut.”
“Nak kemarilah.” panggil Kepala Sekolah kepada siswa baru tersebut
Terlihat sosok gadis cantik berjalan menuju Kepala Sekolah. Sembari tersenyum, ia pun menyalami Kepala Sekolah-nya.
“Sekarang perkenalkan dirimu ke teman-temanmu.”
“Baik bu.”
“Heh siswa baru!! Cepetan dikit lu! Disini kita udah lama berdiri dilapangan!.” ucap Kiran
“Kiran!! Jaga sikapmu!.” Tegur salah satu guru yang berdiri dilapangan tersebut
Kiran yang di tegur oleh gurunya pun sedikit malu dan terdiam. Sementara beberapa siswa lainnya ingin tertawa keras, Namun tidak berani karena adanya ketakutan dalam diri mereka terhadap Geng Kiran.
“Awas aja lo anak baru!!.” batin Kiran
“Baiklah nak, Silahkan” ucap Kepala Sekolah kembali
“Baik bu.”
“Hallo teman-teman semuanya. Perkenalkan nama saya Nadine Anindira, saya pindahan dari salah satu sekolah SMP yang berada di London, tepatnya SMP HIGH INTERNATIONAL SCHOOL. Salam kenal semuanya ”
“Hallo Nadine, Salam kenal juga.” jawab para siswa
“Ohh iya, Tidak lupa juga saya ucapkan Terima Kasih terlebih dahulu kepada para guru-guru yang ada di sekolah ini. Terima Kasih atas sambutan baik yang telah diberikan kepada saya ketika saya mendaftar pertama kali di Sekolah ini, serta Terima Kasih banyak telah menerima saya dengan baik untuk melanjutkan pendidikan saya di Sekolah ini.” ucap Nadine sambil tersenyum kepada guru-gurunya.
“Sama-sama Nadine.” balas guru-gurunya sembari memberi senyuman mereka
Setelah perkenalan tersebut, Nadine memberikan kembali mic yang ia pegang kepada Kepala Sekolahnya.
“Baik. Itulah perkenalan singkat dari Nadine, Ibu harap kalian memperlakukan Nadine dengan baik juga di Sekolah ini. Sekarang kalian sudah bisa masuk ke kelas masing-masing untuk menunggu jam pelajaran di mulai.”
“Perlakukan dengan baik? Hahaha jangan harap bu!!.” ucap Kiran sedikit berbisik kepada teman se-Gengnya.
“Gak di bully gak asik wirrr.” ucap salah satu teman Kiran
“Hahaha enak aja gak di bully!.” timpa teman Kiran yang lainnya.
Jam pelajaran pun sudah di mulai, satu persatu para guru memasuki ruangan kelas masing-masing untuk memberikan materi kepada para siswa-nya. Sembari menunggu guru pelajaran masuk untuk memberi materi, terlihat dari kejauhan Nadine berjalan di belakang mengikuti gurunya masuk ke dalam kelas. Guru tersebut masuk ke dalam kelas 1A, dimana itu adalah kelas Kiran. Kiran dan Geng-nya berbeda kelas, Kiran dan Alissya duduk di kelas 1A, sementara Kyla dan Aurellia duduk di kelas 1B.
Ketika guru masuk, Kiran dan teman sekelasnya memberi salam. Setelah mengucapkan salam, Lagi-lagi guru tersebut memperkenalkan Nadine sebagai salah satu siswa kelas 1A.
“Baik anak-anak. Mungkin ibu sudah tidak perlu memperkenalkan siapa yang datang dengan ibu. Kalian sudah tahu kan siapa namanya?.”
“Iya bu, Namanya Nadine”. ucap salah satu siswa kelas 1A
“Iya benar. Jadi mulai hari ini sampai seterusnya, Nadine akan menjadi teman sekelas kalian. Silahkan duduk di bangku mu Nadine” ucap ibu Letizia sambil tersenyum kepada Nadine
“Terima Kasih bu.”
“Sama-sama sayang.”
Sambil menyimak penjelasan guru, Disisi lain Kiran dan Alissya saling menatap satu sama lain seolah-olah mereka sudah paham dengan ekspresi wajah mereka tentang apa yang nantinya akan diperbuat oleh mereka nanti terhadap Nadine.
Waktu semakin berjalan, jam pelajaran pertama dan kedua pun sudah berlalu.
“Kriinggg... kriiingggg... kringggg..” Lonceng sekolah kembali berbunyi menandakan jam istrahat sudah tiba.
“Hallo Nadine, salam kenal.” ucap salah satu teman sekelasnya
“Hai, Salam kenal juga. Siapa nama kalian?.”
“Aku Azelle Ayudia.”
“Aku Sherly Auristella.”
“Ohh hai Azell, hai Sherly.” ucap Nadine sambil menyalami mereka juga
“Apa kalian juga mau ke Kantin?.”
“Tidak, kami akan makan di tempat biasa kami makan.”
“Kenapa tidak ke Kantin saja? Ayoo kita makan bareng di Kantin.”
Azelle dan Sherly saling bertatap-tatapan ketika ditawar makan bersama oleh Nadine ke Kantin. Melihat hal itu, Nadine langsung menyadarkan mereka.
“Ada apa? Kenapa kalian hanya diam dan saling bertatap-tatapan?.”
“Aa.. aanuu Nad, Kami sudah biasa makan ditempat kami makan sambil bertukar cerita.”
“Ii..iyaa Nad, Kami memang suka makan dan bercerita ditempat itu ketimbang di kantin.” jawab Azelle dan Sherly
“Benarkah?.” tanya Nadine yang sedikit ragu akan jawaban Azelle dan Sherly
“Iyaa Nad.”
“Hmm, Baiklah. Aku ijin ke Kantin sebentar yaa..”
“Iya Nad, Kami juga ijin pamit keluar dulu yah.”
“Iyaa sampai jumpa kembali.”
Mereka pergi keluar ke tempat yang akan mereka tuju. Nadine yang berjalan menuju ke kantin, dalam benaknya terdapat beberapa pertanyaan dan masih terpikirkan akan raut wajah dari 2 temannya tadi ketika mereka mengobrol dalam kelas.
“Kenapa ketika aku menawarkan makan bareng ke Kantin mereka tidak igin ikut bersamaku? Kenapa dalam wajah mereka seolah-olah ada ketakutan ketika mendengar kata Kantin? Apa penjaga Kantinnya galak? Apa makanannya tidak enak? Atau mungkin wajahku menakutkan?. Ah sudahlah Nad, jangan berlebihan!!” batin Nadine
Ketika sampai di Kantin, beberapa siswa menyapa Nadine, dan Nadine membalas saapan itu dengan senyuman manisnya. Sampai akhirnya ia melewati tempat Geng Kiran. Nadine yang melewati mereka juga menyapa mereka, Namun sapaan baik itu tidak mendapatkan respon baik melainkan mendapatkan kata-kata kasar.
‘Eh.. eh tuh si murid baru dateng!!.” ucap Kyla
“Rin, aksinya kapan? Udah gatel nih tangan gue!.” balas Aurel
“Sama wehh! gue juga pengen banget buang saus ke rambut panjangnya!.” Jawab Alissya
“Udah, tahan ajalah dulu. Pulang Sekolah baru kita beraksi!!.” ucap Kiran
“Hai semua. Eh kalian berdua sekelas kan sama aku? Salam kenal untuk kalian semua ya, aku Nadine.”
“Udah tau!!” jawab Kiran tanpa membalas jabatan tangan Nadin dan tanpa menoleh ke arahnya.
“Hmm, okee. Ngomong-ngomong nama kalian siapa?.”
Teman-temannya melirik ke arah Kiran dan Kiran memberi kode kepada teman-temannya untuk menjawab pertanyaan Nadine.
“Gue Alissya, ini Kyla, ini Aurel dan ini kesayangan kami Kiran.” Jawab Alissya
“Ohh okee, salam kenal ya kalian.”
“Ya!!. Udah sana lo! Ganggu banget jadi orang!!.” jawab Kiran
“Ohokee, gue permisi ya.” jawab Nadine
Nadine pergi meninggalkan mereka, sementara dalam hati Nadine sangat ingin menjambak rambut mereka satu persatu. Namun, mengingat dirinya masih siswa baru di sekolah itu, ia tidak terlalu mengambil pusing atas apa yang dibuat Geng Kiran terhadapnya.
“Seandainya gue bukan siswa baru disini, udah gue jambak kalian satu persatu!!. Terutama lo Kiran! Tunggu aja waktu mainnya!!. Huhh sabar Nad, sabarrrr.....” batin Nadine
Disisi lain, Ketika Nadine sedang berkenalan dengan Geng Kiran, ternyata ada seseorang yang menatap Nadine dari kejauhan. Tidak lain yang menatap dari kejauhan itu adalah Kakak kelas Nadine, Aksa Adhitama.
Aksa Adhitama, atau kerap kali disapa Aksa oleh teman-temannya merupakan kakak kelas yang terkenal di sekolah SMP PANCADHARMA. Aksa adalah sosok pria tampan berdarah Turki-Indonesia, selain tampan ia juga merupakan pemimpin dari Geng Motor yang terkenal di Kota mereka. Ayah Aksa yang merupakan CEO terkaya di kota mereka tinggal, tentu banyak yang mengenali Aksa sebagai Tuan Muda dari Perusahaan Adhitama.
Disekolah tersebut, banyak para gadis-gadis yang terpikat dengan ketampanan Aksa sehingga banyak dari adik kelas sampai kakak kelas yang mengincar Aksa, termasuk Kiran. Namun Aksa adalah tipe cowok yang cuek, sehingga sangat sulit untuk di dekati.
Menyadari Aksa yang sedang memantau Nadine, sontak teman-teman Aksa menggoda Aksa sambil berchannddyyaaaa.
“Ehemmm kek nya ada yang sedang memantau sesuatu nih.” ucap Alvaro
“Mana serius banget lagi mantaunya, hahahaha.” tambah Andra
Menyadari dirinya yang sedang dibicarakan, Aksa langsung mengelaknya.
“Lo pada lagi nyindir gue ya?.”
“Nggak. Siapa yang nyindir elu, sok pede banget lu jadi orang.” ucap Ansell yang merupakan sepupunya
“Ksa, lo suka ya sama murid baru kita?.”
“Ngomong apasih lo Var, jangan ngadi-ngadi deh!.”
“Alaahh kalo suka ngomong aja Aksa, ntar diambil oranglain lebih dulu baru tahu rasa lo.”
“Ya emang gue gak suka Ndra, emang gak boleh ya kalo gue liat cewek dikit?.”
“Ya nggak salah sih, tapi kalo dilihat-lihat gak biasanya lo kekgitu. Kalo suka ngomong aja Ksa, nanti serahkan semuanya ke kita. Semuanya bakal kita atur tanpa kesalahan sedikitpun, iya gak Nsell?.”
“Benar tuh. Nyokap lo pasti juga bakalan suka ke Nadine, Nadine kan emang tipe bibi juga.”
“Tipa tipe, ngasal banget lo Ansell! Napa gue harus sepupuan sih sama lo, udah gak tampan, nyebelin lagi.”
“Dihh ngadi-ngadi lu ya. Orang tampan paripurna kekgini dikatain gak tampan. Waras lo?.”
“Tampan mata lo!! Nyebelin banget, punya sepupu tapi akhlaknya ketinggalan diluar angkasa.”
“Dihhh siapa juga yang mau sepepuan sama lo. Ngarep banget lu njirr.”
“Udah weehh !! Yang dibahas murid baru malah pada berantem kenapa jadi sepupuan.” ucap Andra
“Lo pada nanyain kenapa kalian sepupuan? Noh tanya kakek nenek lu kenapa buat nyokap bokap lo jadi saudaraan!!.” ucap Alvaro
“Hahahahaha njirrr iya juga ya.”
“Hahahahaha ngelagg broo.”
“Jadi bener lo suka sama murid baru broo?.” ucap Andra kembali
“Murad murid, dia punya nama woyy!!.” ucap Ansell
“Iya iyaa. Maksud gue Nadine.”
“Nggak lah, pada kenapa sih lo pada ngebahas dia. Lanjutin makan kalian.”
“Ya hanya untuk memastikan lo suka apa nggak, Ntar kalo ada yang lebih dulu suka ke Nadine biar kami yang ngasih peringatan ke orang itu.”
“Main peringatan-peringatan aja lo. Entar ditanyain emang lo siapa ngatur-ngatur dia? Hahhaha.”
“Yaudah kalo lo gak suka mending gue aja, biar yang suka ke Nadine bakalan gue panggil baku hantam.”
“Ambil broo ambill, ikhlas gue mah.”
“Nah loohh!! Kena jebakan batman kan lo. Hahahaha.”
“Apasih gak jelas lo.”
“Udah ngaku aja Ksa.”
“Gak gue gak suka Nadine, mending lo makan deh.”
“Si anyingg.” batin Andra
*Flash back
Nadine berjalan menuju ke tempat duduk setelah membeli makanan. Ketika Nadine sedang makan, Nadine mendengar beberapa percakapan antara para siswi di seberang sana.
”Itu siswa baru disekolah kita kan?. Cantik banget ya.” Puji salah satu dari mereka
“Ya namanya juga setengah bule yang jelas cakeplah!! Gimana sih lo.”
“Eh iya juga ya, Hahahah.”
“Kalian pada nyadar gak sih? Tumben ya Geng-nya Kiran gak bully si Nadine, Kan biasanya mereka suka membully siswa pindahan biar siswa tersebut gak tahan sekolah disini.”
“Jangankan siswa pindahan, siswa yang dinilai mereka dibawah mereka juga bakalan di bully habis-habisan.”
“Iya wehh. Gue masih kasihan lo ingat teman kita yang kelas 1C dibully habis-habisan sama mereka. Belum juga sebulan sekolah udah ditumpahin saus di rambutnya, kaca matanya di injek-injek sampai retak, terus bukunya di tumpahin air.”
“Jangankan lo. Kami semua juga kasihan ke teman kita itu, mereka emang keterlaluan banget kalo ngebully orang. Mana dibully di hadapan banyak orang pula”
“Iya bener, sampai-sampai dia udah gak berani datang ke sekolah. Entah gimana kabarnya sekarang.”
“Kalo gak salah gue pernah dengar katanya dia udah pindah Sekolah ya?.”
“Eh Lea, teman kelas 1C kita yang itukan tetanggan sama lo. Kira-kira gimana ya kabarnya.”
“Mereka udah pindah ke Kota lain. Dulu sepulang sekolah habis kejadian itu, dalam perjalanan pulang menuju rumah gue sempat berpapasan sama dia. Gue berenti bentar buat ngasih tumpangan ke dia. Awalnya dia gak mau masuk ke dalam mobil, terus gue bilang ke dia kalo gue gak sejahat Kiran sama Gengnya. Dia mau masuk ke mobil pun agak ragu gitu. Ngeliat dia nangis dan ada ketakutan dalam wajahnya sontak gue langsung peluk sambil nenangin dia.”
“Wihh baik banget kamu Lea.” timpa Nadine
Mereka terkejut akan kedatangan Nadine di meja tempat mereka makan. Tanpa disadari oleh mereka ketika mereka sedang keasikkan mendengar cerita Lea tentang salah satu teman seangkatan mereka yang dibully habis-habis oleh Geng Kiran, rupanya Nadine juga sedang menguping permbicaraan mereka. Sehingga ketika mendengar teman mereka dibully habis-habisan tanpa ada belas kasih, Nadine pun cukup marah dan ikut terharu mendengar cerita mereka tersebut.
“Nn.. Nadine? Kamu sejak kapan disini?.” ucap salah satu dari mereka
“Belum lama ini kok, Hehehe. Salam kenal ya, Gue Nadine.”
“Iya salam kenal juga.”
Setelah saling memperkenalkan diri satu sama lainnya, Nadine meminta mereka untuk membahas kembali tentang sosok gadis yang mereka bicarakan tadi.
“Maaf ya, Gue ikut nguping pembicaraan kalian sejak tadi.”
“Gak papa kok. Emang seharusnya kamu juga harus tahu hal ini, biar kamu lebih hati-hati ke mereka.”
“Iyaa tenang aja kok. Lea, bisa gak lo lanjutin cerita tentang teman kalian yang dibully habis-habisan. Gue dengarnya sampai terbawa ikut esmochi?.”
“Hahaha ada-ada aja kamu Nad.”
“Jadiii, pas udah gue tenangin dia, dia langsung ngomong ke gue katanya udah gak mau sekolah di sekolah ini. Habisnya, bully-an demi bully-an yang dia terima gak ada habis-habisnya. Makin dia bertahan di sekolah ini, yang ada mental dia bakalan hancur. Jadi pilihan tepat menurut dia ya pindah sekolah aja.”
Mereka hanya diam sambil mengangguk-anggukan kepala
“Terus pas udah mau nyampe rumah dia, gue ikut nganterin dia ke dalam rumahnya. Awalnya dia nolak gue ikut ke dalam rumahnya, tapi karena gue maksa dan pengen cerita hal ini ke orangtuanya, akhirnya di bolehin.”
“Setelah kami mengetuk-ngetuk pintu, ibu nya sedikit kaget dengan penampilan anaknya yang bisa di bilang udah kek habis diculik.”
Flash back off (Kejadian di rumah korban bully Geng Kiran)
Mengetahui anaknya pulang dengan keadaan seperti habis diculik, membuat ibu dari korban bully Geng Kiran sedikit terkejut.
Ibu korban : “Astagfirullah nak, kamu kenapa!? Kenapa pakainmu sangat kotor? Dan ini? Rambutmu sangat acak-acakkan!!. Ini ada apa sebenarnya!?.”
Gadis korban bullying tersebut hanya bisa menangis ketika ditanyai oleh ibunya. Melihat hal itu Lea langsung mengajak mereka ke dalam ruangan untuk menceritakan segalanya.
Lea : “Bu, apa bisa kita bicara sebentar di dalam?.”
Ibu korban : “Boleh nak, boleh. Silahkan masuk.”
Ibu korban : “Nak tolong ambilkan minuman untuk temanmu.” Ucap sang ibu korban kepada anaknya
Lea : “Tidak perlu Bu, tidak usah repot-repot. Lagian saya juga tidak akan lama.”
Ibu Korban : “ Jadi ini ada apa nak.?”
Lea : “ Sebelumnya perkenalkan nama saya Lea Bu.Saya satu sekolah dengan anak ibu, tapi kita hanya beda kelas saja. Selama ini Ibu udah tahu atau anak ibu belum pernah cerita ke ibu?.”
Ibu korban : “Sebenarnya ada apa nak? Anak ibu sangat pendiam, dan dia tidak pernah terbuka dengan keluarganya. Selama ini tidak ada yang pernah ia ceritakan ke ibu.”
Lea : “Jadi gini Bu. Selama ini anak ibu sering menerima perlakuan tidak menyenangkan di sekolah. Dia sering di bully oleh Geng Kiran disekolah. Geng mereka cukup terkenal dikalangan para siswa karena mereka suka sekali membully para siswa yang berada dibawah mereka, begitupun dengan siswa baru pindahan dari sekolah lainnya. Sesuai kejadian yang saya lihat dengan mata kepala saya, anak ibu sering diganggu. Mereka pernah membuang saus di rambutnya, bukunya dituangkan air, kaca matanya di injek-injek, dan yang lebih parahnya lagi Kiran pernah menyuruh anak ibu menembak kakak kelas ditengah-tengah lapangan ketika kakak kelas sedang duduk dengan teman-temannya, bahkan Kiran pun pernah menyuruh anak ibu berpura-pura kesandung dan harus di pangku oleh kakak kelas impian para gadis-gadis disekolah terebut. Dengan begitu mereka mengambil kesempatan agar bisa mempermalukan anak ibu. Selama ini dari kami tidak ada yang berani melawan mereka, siapapun yang berani melawan atau membantah perintah mereka, maka balasan yang akan diterima lebih parah lagi.”
Ibu korban : “(mengelus dadanya sambil menangis) Naudzubillah, kenapa selama ini ia tidak pernah menceritakan semuanya ke ibu? Ibu pikir ia sangat senang dengan sekolah barunya, nyatanya selama ini Ibu salah. Apa mungin karena kita bukan orang berada dan orang kaya seperti mereka sehingga mereka seenaknya memperlakukan anak ibu seperti itu.?”
Lea : “Maaf Bu, Saya harus menceritakan ini semua ke Ibu agar ibu mengambil tindakan yang baik untuk anak Ibu. Jika dia selalu menerima perlakuan buruk itu, mentalnya akan sangat hancur. Kasihan anak Ibu, masa depannya masih panjang, dan ia juga berhak bahagia untuk meraih kesuksessan yang ia impikan.”
Ibu korban : “Baiklah Nak, Terima Kasih atas perhatian dan belas kasihmu terhadap anak Ibu. Ibu akan cepat mengurus kepindahan Sekolahnya.”
Lea : “Bu, bukan saya bermaksud untuk mengusir anak ibu dari Sekolah kami. Tapi melihat ketakuan tadi di wajahnya sedikit membuat hati saya ikut hancur. Maka dengan itu saya harus cepat memberitahukan ini ke Ibu.”
Ibu korban : “Tidak apa-apa Nak, Justru Ibu lah yang harus mengucapkan banyak Terima Kasih kepadamu. Jika saja tidak kau ceritakan segalanya, pasti sampai seterusnya Ibu tidak akan tahu hal ini. Ya Allah betapa sangat memilukan nasib anakku selama ini.”
Lea : “Baiklah Bu, Mungkin hanya itu yang bisa saya lakukan, saya ijin pamit pulang Bu.”
Ibu korban : “ Iya nak, Hati-hati dijalan ya.”
Lea : “Iya Bu. Dan untuk kamu, cobalah terbuka dengan orangtuamu. Setidaknya dengan berbagi cerita kepada mereka, bebanmu sedikit teratasi. Tertutup dengan orangtua bisa saja, tapi lihatlah dulu hal apa yang seharusnya ditutupi. Sayangi kesehatan mentalmu. Jangan berpura-pura kuat dalam menghadapi segalanya. Menangis tidak membuatmu rendah tapi dengan menangis bisa membuatmu sedikit lega” ucap Lea kepada sang Korban
Korban bullying : “Baik, Terima K asih banyak atas perhatian mu Lea.” Memeluk Lea sambil menangis
Lea : “Sama-sama. Gue pamit pulang yah.”
Korban Bullying : “Dahh,, Hati-hati dijalan Lea.” Melambaikan tangan kepada Lea dan di ikut lambaian tangan Lea.
Setelah mendengar cerita Lea, mereka semua ikut terharu, termasuk Nadine. Nadine yang merupakan sosok tidak tegaan juga ikut merasakan apa yang dirasakan oleh teman angkatan yang baru saja mereka bahas.
‘‘Kringg.. kringg... kringgg.... “ Lonceng sekolah kembali berbunyi, menandakan jam istrahat mereka sudah selesai.
“Eh bel istrahat udah selesai, Kita balik ke kelas yuk.” ucap salah satu dari mereka
Masing-masing mereka berjalan menuju ke kelas mereka. Selama berjalan menuju ke kelas, pikiran Nadine tak karuan , ia masih merasakan kesedihan tentang apa yang di alami oleh teman yang telah dibahas oleh mereka sebelumnya. Selain itu Nadine juga bertanya-tanya dalam hatinya.
“Apa Kiran setega itu?.”
“Dimana letak hati mereka sehingga memperlakukan manusia layaknya seekor binatang?.”
“Apa dalam diri mereka sama sekali tidak ada belas kasih antar sesama wanita? Bagaimana jika yang mereka lakukan itu terjadi pada diri mereka?.”
*Sejenak Nadine teringat sesuatu
“Eh bentar-bentar. Tadi gue ngajak Azelle sama Sherly makan bareng di Kantin kan? Jangan bilang kaloo... Ohh atau ini alasan mereka gak mau makan bareng di Kantin bareng gue?. Sumpah!! kalo ini beneran alasan mereka gak mau makan bareng, Kiran sama teman-temannya emang udah keterlaluan banget!!. Emang Kantin Sekolah milik bokap nyokapnya apa?. ”
Diselimuti banyak pertanyaan dalam dirinya membuat Nadine tersandung dan membuatnya hampir terjatuh. Sehingga ada sosok pria tampan yang menangkapnya, yang tidak lain sosok pria tersebut adalah Aksa Adhitama. Sosok pria yang banyak di incari oleh gadis-gadis yang ada di sekolah PANCADHARMA tersebut.
“Akkhhhh maaf..maaf.. Maaf gue gak sengaja.” ucap Nadine sambil sedikit menunduk
Disaat Nadine mengangkat kepalanya, ia melihat ada sosok pria tampan yang berdiri dihadapannya. Kini mereka saling tatap-tatapan satu sama lain. Nadine yang tak sanggup menatap lama sosok pria yang berada di depannya, Nadine kembali mengucapkan kata maaf.
“Mm.. mm Maaf ya, gue gak sengaja.” ucap Nadine
“Hmm, lain kali kalo jalan liat-liat! Jangan kebingungan kek orang gila. Sekolah ini tidak menerima orang gila, kalaupun kesasar lebih baik pulang. ” jawab Aksa
“Gila? Dihhh mata lo tuh yang Gila! Sembarangan banget ngomong gue gila!.” ucap Nadine dengan nada kesal dan sedikit marah ketika dibilang gila oleh Aksa
“Ditolongin bukannya ngucap Terima Kasih malah ngajak adu mulut. Emang cewek gak waras lo!!.”
“Gue gak butuh ditolongin orang kek lo! Lagian gue juga udah minta maaf! Lo mau gue ngucap Terima Kasih kan? TERIMA KASIH!! Puas lo. Apa masih kurang?.”
“Gue gak butuh!!.” Bantah Aksa
*Flash back off
Melihat Nadine yang hampir terjatuh dan sikap Aksa yang sigap menahan Nadine, seketika para gadis-gadis yang masih berada diluar kelas langsung membiarakan hal tersebut.
“Huaaaa, Pengen nangisss.. Wehh wehh liat noh pemandangan langka.” ucap salah satu gadis tersebut
“Huhuu,, beruntung banget Nadine. Baru awal masuk Sekolah langsung disambut sama kak Aksa.”
“Kepotek hati kecilku masss, hiks.. hikss..”
“Dihh alayyy banget luu. Tapi iya sih gue juga iri, huhuhu.”
“Seandainya gue yang ada diposisi itu, gak bakalan gue lupa sampai kapanpun. Mandi, makan, tidur pun bakalan gue ingat terus.”
“Iyaa wehh,, kesempatan gak bakal dateng 2x. Kapan lagi kan dipeluk kak Aksa.”
“Tapi itu tidak dengan Nadine, Nadine belom sehari juga di Sekolah udah langsung dapat pelukan dari cowok incaran gadis-gadis di Sekolah ini.”
“Seandainya bisa tukeran raga, gue pengen jadi Nadine. Sehari juga gak papa kok sumpahh, Huhuuu Nadinee, iri banget gue sumpah.”
“Ayokk kita cari lampu botol Aladin sampe dapat, biar kita bisa merasakan apa yang dirasakan sama Nadine.”
“Lampu botol matamu, lampu ajaib kali heh! Ngakak banget lu.”
“Iya udah itu maksud gue. Saking iri dengkinya gue sampe gak fokus”
“Beruntung banget jadi Nadine. Kita yang udah lama mengcaper ke kak Aksa, tapi malah dicuekin.”
“Wajarlah Nadine beruntung, orang cantik setengah bule gitu gimana kak Aksa gak bakalan klepek-klepek dibuatnya.”
“Jangankan kita, Kiran yang udah lama suka sama kak Aksa juga gak dipeduliin sama kak Aksa, Kasian banget Kiran. Padahal Kiran sampe pasang akting pura-pura jatuh tepat dihadapan kak Aksa, tapi yang nolongin malah Andra, Hahahaha.”
“Eh tapi ya, tadi pas gue makan bareng teman gue di Kantin. Gue sama temen gue liat kak Aksa suka ngeliatin Nadine woyy.”
“Hah? Yang bener lo?.”
“Iyaa, mana ada gue bohonginlo pada. Pas Nadine kenalan sama Geng nya Kiran, kak Aksa ketahuan sama teman-temannya ngeliatin Nadine mulu.”
“Wooaahhh tamba iri dengki gue dibuatnya, Nadinee tukeran posisi yokkk.. hikss,, hikss..”
“Ehh bentar-bentar, gue baru ngehh.”
“Ada apa?.”
“Ini kalo Kiran tahu tentang ini, apa gak buat dia marah?. Secara Kiran juga udah dari dulu kan suka sama kak Aksa? Siapa pun yang berani deketin kak Aksa bakal dibully dan dipermalukan sama Geng Kiran.”
“Ehh iya juga ya. Duhh kalo mereka tahu hal ini, gue yakin Kiran gak bakal diam aja dehh.”
“Pasti itu mah. Kiran tuh gak liat siapa dia, gerak salah diem pun salah dimata dia.”
“Ngomong-ngomong kalian juga sadar gak sihh? Biasanya Kiran bakal ngebully siswa baru atau targetnya di Kantin, tapi ini kok adem-adem bae ya?.”
“Bener-bener, gue liatnya di Kantin juga gak ada keributan sedikit pun. Malah Nadine nyamperin Geng Kiran buat kenalan sama mereka, ya meskipun dapat respon yang kurang mengenakkan sih.”
“Jangan bilang Nadine bakalan gabung dengan Geng nya Kiran. Sumpah kalo beneran Kiran ngajak Nadine gabung di Geng mereka, Gak tahu kek gimana nantinya sama nasib-nasib yang dibully mereka.”
“Ya Allah jangan sampee, sumpah jangan sampee.. Ngebayanginnya aja gue udah merinding. apalagi Nadine pindahan dari luar negeri, yang pastinya kalian tahulah gimana pembullyan di Sekolah luar negeri.”
“Iyaa wehh, kalo Nadine ikut mereka yang pastinya yang dibully mereka bakalan lebih kena mental sampai depresii. Gue jamin itu, percaya dehh.”
“Ya Allah tolong kirimkan malaikat berwujud manusia di Sekolah ini, Kasihanilah nasib orang-orang yang sering kena bully dari Geng Kiran. Mau berapa target lagi yang harus merasakan pembullyan dari mereka.”
“Udahh,, doain semoga Nadine gak ikut gabung sama Geng nya Kiran.”
*Flash back On
Disaat Aksa dan Nadine sedang beradu kecil, Teman-teman Aksa yang melihat perdebatan tersebut langsung saja melerai mereka yang sedang beradu kecil.
“Udah wehh udahh!! Mau sampe kapan kalian beradu mulut satu sama lain?. Bentar lagi guru udah mau masuk, mending kalian masuk ke kelas masing-masing!!.” ucap Alvaro
“Salahin teman lo. Kalo bukan dia yang mulai ya gak bakal kekgini.”
“Udah-udah, Lupain yang baru saja terjadi. Biar adil, kata gue kalian berdua sama-sama gak waras!!. Puas kalian?.”
“Enak aja lo!!.” ucap Nadine dan Aksa secara bersama
Alvaro, Ansell, dan Andra sedikit tertawa kecil melihat tingkah mereka.
“Yaudah makanya balik ke kelas aja masing-masing.” ucap Andra
“Udah. Nadine sekarang kamu balik ke kelas kamu ya, Ksa yok balik ke kelas.” ucap Ansell
“Iyaa, sekali lagi gue minta maaf ya.” ucap Nadine ke Aksa
Tanpa menjawab permintaan maaf dari Nadine, Aksa pergi begitu saja meninggalkan Nadine. Sementara Nadine begitu kesal dengan sikap Aksa.
“Dihh.. pria menyebalkan!.” ucap Nadine
Melihat fenomena tersebut tentunya membuat para gadis-gadis di sekolah itu cemburu bercampurkan rasa iri. Bagaimana tidak, sosok Aksa yang sangat dingin dan cuek baru pertama kali bisa menyentuh seorang gadis meskipun tanpa disengajai. Mengingat banyak gadis-gadis yang suka mencari perhatian kepada seorang Aksa, tapi Aksa tak pernah peduli akan hal itu. Justru Aksa hanya akan melihat dan akan menyuruh teman-temannya untuk menolong seorang gadis jika terjatuh dihadapan mereka. Namun berbeda dengan Nadine, Aksa lah sosok pertama yang membantu Nadine. Alissya yang merupakan salah satu teman sekelas Kiran yang juga melihat moment tersebut langsung saja menceritakan hal itu kepada Kiran.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!