NovelToon NovelToon

RUMAH UNTUK JEVARIEL

SINOPSIS DAN PROLOG

...[STOP PLAGIAT,KARYA INI SUDAH MELAKUKAN PENGECEKAN KEASLIAN DI TURNITIN DAN JIKA ADA ORANG YANG MENJIPLAK KARYA INI DIPASTIKAN AKAN DIKENAI SANKSI HUKUM ENTAH BERLAKU DENDA ATAUPUN PIDANA. ...

...STOP PLAGIAT 🙏🏻...

...KAMI PENULIS MENULIS KARYA DENGAN SEPENUH HATI DARI HATI NURANI DAN HASIL JERIH PAYAH PIKIRAN SENDIRI]...

...*...

...SINOPSIS...

" El, Aku mau jadi ibu dari bayi ini aku mau merawatnya! Kalau kamu keberatan kamu boleh menghentikan Sandiwara ini dan memberitahukan kepada keluarga kamu soal bayi ini bukan bayi kamu"

"Glen kalo lo nggak keberatan gue mau jadi suami sekaligus ayah dari bayi ini, kita rawatnya secara bersama-sama."

Menceritakan tentang dua orang mahasiswa kedokteran yang sedang melakukan kkn praktek lapangan bernama Glenca Lysandra Zefalika dan Elkairo Putra Erlangga mereka baru saja melakukan kkn selama 10 bulan bersama-sama namun karena ada seorang laporan masyarakat yang membutuhkan seorang perawat akhirnya mereka dipindahkan kesebuah rumah sakit tua yang terletak di pedalaman desa.

Baru saja mereka memasuki rumah sakit yang sudah tidak terawat itu mereka dikejutkan dengan penemuan bayi laki-laki yang baru lahir ditinggalkan di sebuah bangkar rumah sakit.

Tampaknya bayi itu sudah diberi asi oleh ibu kandungnya dengan kondisinya yang sudah bersih, Hidup lagi capek-capeknya mereka malah disangka pasangan suami istri oleh warga sekitar .

Mereka terpaksa mengucapkan akad nikah di KUA Karena desakan para warga yang tidak ingin salah satu pasangan yang tinggal satu rumah dikampung tersebut tidak memiliki ikatan apapun,pada akhirnya dosen mendengar kabar bahwa Glenca sudah melahirkan bayi tetapi masih bersikeras untuk tetap praktek lapangan sampai akhirnya dosen memberikan keringanan kepada mereka agar libur setelah melahirkan.

Elkairo akhirnya mengajak Glenca pulang kampung bersamanya karena Glenca takut kalau orang tuanya marah karena pulang-pulang membawa suami dan bayi.

Sesampainya di kampung kelahiran Elkairo keluarga lelaki tampan tersebut sangat terkejut sekaligus marah kepadanya karena telah menghancurkan masa depan seorang gadis cantik yang terlihat berdosa itu.

Mereka tidak mengetahui kalau pernikahan mereka hanyalah sebuah kebohongan agar bisa menjalankan praktek lapangan namun mereka malah dipulangkan dulu.

Tadinya mereka sudah mau menyerah merawat bayi yang diberi nama Jevariel ini namun entah kenapa hati mereka mulai tertuju untuk merawatnya dengan penuh kasih sayang bahkan Glenca mau menjadi ibu laktasi bagi bayi tidak berdosa tersebut.

Pada akhirnya mereka hidup sebagai pasangan suami istri demi membangun rumah untuk bayi bernama Jevariel tersebut.

...*...

...*...

...PROLOG...

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus yang penuh tekanan, Glenca Lysandra dan Elkairo Putra, dua mahasiswa kedokteran bertemu di sebuah rumah sakit yang menjadi tempat mereka melaksanakan praktik lapangan.

Mereka memiliki impian yang sama – menjadi dokter hebat yang dapat menyembuhkan dan memberikan harapan bagi pasien mereka.

Namun, takdir menghadirkan cobaan yang tak terduga dalam hidup mereka. Suatu hari, saat melintasi koridor rumah sakit yang sunyi, mereka menemukan sesuatu yang mengguncang hati mereka.

Di sebuah ruangan yang tersembunyi, tergeletaklah seorang bayi yang baru lahir. Bayi malang itu telah ditinggalkan oleh ibunya, tanpa ampun dan kasih sayang yang seharusnya.

Dirundung oleh belas kasihan dan kepedulian yang mendalam, Glenca dan Elkairo tahu bahwa mereka tak bisa berpaling begitu saja. Mereka harus melakukan sesuatu untuk memberikan sebuah masa depan yang cerah bagi bayi yang terlantar itu.

Dalam langkah yang kelam dan cemas, mereka memutuskan untuk menikah muda demi menjadi orang tua dan memberikan rumah untuk bayi Jevariel, begitu mereka memberinya nama Jevariel menjadi ikatan tidak terputuskan antara Glenca dan Elkairo.

Dalam kesulitan dan perjuangan mereka, Jevariel menjadi sumber kekuatan dan cinta yang tak terhingga.

Meski masih muda dan belum sepenuhnya memahami apa artinya menjadi orang tua, Glenca dan Elkairo bersama-sama mengarungi perjalanan yang tak terduga ini – seorang dokter dalam masa intern, seorang dokter pria, dan seorang bayi kecil yang menemukan pengertian keluarga dalam kehangatan cinta yang penuh.

Begitulah, jelang dimulainya perjalanan mereka sebagai orang tua muda, sebuah ikatan baru yang takdirnya terbangun dari ketidakadilan.

Antara Glenca yang bertekad untuk melindungi dan menyembuhkan, Elkairo yang penuh kehangatan, dan Jevariel yang menjadi tumpuan perjuangan mereka, kisah hidup ini akan mengajarkan mereka arti dari pengorbanan, keberanian, dan betapa cinta bisa menyembuhkan sekaligus mengubah takdir.

Happy reading kalian lanjut bab 1 nya.

jangan plagiat ini hasil pikiran sendiri author jika anda ingin punya karya pikirkan dengan pikiran sendiri anda punya otak!

01. jalanan gelap

Pagi hari yang masih gelap menyambut dua orang mahasiswa kedokteran yang ingin menjalani program intership yaitu Glenca Lysandra Zefalika dan Elkairo Putra Erlangga, Mereka baru bertemu selama 10 bulan terakhir saat sama-sama menjalani intership di rumah sakit dimedan dan kini mereka berdua harus di pindahkan menjadi relawan di rumah sakit pedalaman desa di punden rejo.

Langit masih terlihat samar-samar, hanya beberapa bintang yang terlihat berkelip di kejauhan. Mereka merasa tegang dan sedikit cemas, karena ini adalah kali pertama mereka harus menelusuri pedesaan yang tidak begitu ramai penduduknya.

Keduanya sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit setempat, di mana mereka akan menjalani program internship kedokteran.

Berjalan kaki adalah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan mereka, karena pedesaan ini tidak dilalui oleh kendaraan umum pada pagi hari. Mereka hanya mengandalkan cahaya redup dari beberapa lampu jalan yang tersebar di sepanjang jalan.

Namun, tak disangka, Glenca tersandung sebuah batu besar yang terletak di tengah jalan. Ia jatuh dengan keras, menyebabkan luka terbuka di kakinya dan darah mulai mengalir.

Elkairo segera berlari mendekatinya dengan cemas dan membantu Glenca berdiri. Darah mulai membasahi celananya dan rasa sakit membuatnya merintih. Elkairo segera berlutut di sampingnya, cemas melihat keadaannya.

"Glenca, gue bilang juga apa jalanan gelap begini jangan jalan terburu-buru" jawab Elkairo dengan khawatir.

"Iya maaf, aku cuman pengen cepet-cepet sampe" ujar Glenca sambil menahan rasa sakit. Dia merasakan kehangatan darah mengalir dari luka di kakinya.

 "Aku tak bisa melanjutkan berjalan, El. Aku tak bisa berdiri."

Elkairo memeriksa luka itu dengan cermat.

 "Lo harus segera mendapatkan pertolongan medis," kata Elkairo khawatir.

"Tapi bagaimana kita bisa melanjutkan perjalanan jika lo aja nggak bisa berjalan?"

Saat mereka mencoba mencari solusi, seorang penduduk setempat yang penasaran mengintip dari jendela rumahnya.

Dia melihat Glenca yang sedang terbaring di tanah dengan perut yang terlihat buncit akibat memakai jaket tebal.

Tanpa penjelasan lebih lanjut, orang tersebut salah mengira bahwa Glenca adalah seorang ibu hamil yang sedang mengalami kesulitan.

 " pagi-pagi buta udah ada yang berisik aja! Cewek muda mau ngelahirin dasar anak muda udah kepepet asuon aja pasti gara-gara zina, silahkan saja pergi to jabu marsahit nian na disana nggak ada dokternya." Ucap wanita paruh baya tersenyum kecut sambil menggelengkan kepala dan menutup kembali jendelanya rapat-rapat.

Elkairo menggendong Glenca dengan hati-hati berjalan menyelusuri jalanan gelap itu. Saat mereka tiba di rumah sakit, mereka merasa sedikit terkejut dengan kondisinya.

 Bangunan tersebut tampak tua dan kurang terawat. Meskipun demikian, mereka memasuki rumah sakit dengan harapan dapat memberikan bantuan medis yang diperlukan kepada masyarakat desa.

Dalam waktu singkat, Elkairo membersihkan luka di kaki Glenca dengan air bersih yang mereka bawa.

Setelah itu, ia dengan hati-hati membungkus luka tersebut dengan perban steril. Glenca menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit.

 "Aww pelan pelan El!"

"Iya ini juga udah pelan, makanya kalau jalan tuh liat-liat."protes El sambil membungkus luka di lutut Glenca.

"Iya iya udah sih ngomelnya kan udah minta maaf dari tadi!"

"Ini karena lo takut sama hantu jadi jalannya nggak liat jalan malah liat ke atas!"

"Ish berisik banget sih kan aku udah minta maaf!" Glen menepis tangan El yang sedang masih memegangi lututnya, Glenca pun memaksakan untuk turun dari tempat tidur pasien.

Setelah Glenca merasa sedikit lebih baik, ia memutuskan untuk berkeliling di rumah sakit tersebut, ia berjalan di lorong rumah sakit yang agak gelap, ia mendengar suara tangisan yang samar-samar.

"Suara bayi? Ah mana mungkin setan ngelahirin!"

Karena penasaran ia mengikuti suara itu dan tiba di sebuah ruangan yang terlihat terbengkalai. Di sudut ruangan, ia menemukan seorang bayi laki-laki yang tergeletak di kasur pasien dengan keadaan sudah bersih.

...Bersambung...

jangan lupa like and komen kalau kalian suka!

02. penemuan bayi

Setelah Glenca merasa sedikit lebih baik, ia memutuskan untuk berkeliling di rumah sakit tersebut, Saat ia berjalan melalui lorong yang sunyi terdengar sesosok suara tangisan yang menggema di kejauhan.

Suara itu terdengar samar, seperti suara bayi yang menangis.

"Kedengarannya suara bayi? Mungkin itu bayi tetangga!" Glenca sempat menengok kesekelilingnya lorong rumah sakit yang pinggirannya banyak ditumbuhi rerumputan liar.

"Eh rumah tetangga kan jauh dari sini!" Glenca merinding saat sensasi dingin merambat di sepanjang tulang belakangnya, dan tanpa sadar, tangannya menyentuh pundaknya sendiri.

"Masa iya ada hantu ngelahirin bayi dirumah sakit!" Glenca mendengarkan dengan cermat, suara tangisan itu semakin jelas ia mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

 Ia pun memutuskan melawan rasa takutnya dan mengikuti suara tangisan itu ,berjalan menuju asal suara dengan hati yang berdebar-debar.

Clekkk...

Ia membuka ruangan pasien yang tampak gelap dan tidak terkunci dengan penerangan seadanya ia meraba-raba sekitarnya dalam kegelapan, mencari saklar lampu di ruangan.

 Dalam ketegangan dan kekhawatiran, jari-jarinya menemukan tombol saklar dan dengan gerakan cepat, ia menekannya.

 Lampu yang menyala dengan tiba-tiba menerangi ruangan, membawa kelegaan dan kejernihan setelah momen yang mencekam.

 Namun saat keadaan di ruang rawat tersebut membuat ia terkejut akan banyak barang-barang yang berserakan dimana-mana serta dilumuri dengan darah segar yang tampak masih baru.

Ia tertuju dengan ranjang sebelah yang masih dibatasi oleh tirai pembatas, ia pun segera Membuka tirai tersebut Kini matanya membulat sempurna dan tangannya secara refleks membekap mulutnya sendiri dikejutkan dengan bayi yang merengek yang tampak bersih terbungkus dalam selimut kecil.

"Astaga siapa yang tega meninggalkan bayi disini!"

Dengan hati-hati, Glenca mengangkat bayi ke pelukannya. Dia merasakan kehangatan dan kelembutan bayi itu, dan secara naluriah, dia memeluknya dengan lembut mengusap-usap punggung bayi yang ia peluk erat ia tahu alasan bayi itu menangis karena merasa sesak akibat tidak bersendawa setelah minum asi dari ibunya.

"Tenanglah aku akan membantumu untuk bersendawa"

Glenca merasa getaran halus di punggung bayi saat ia terus mengusapnya dengan lembut.gerakan usapannya, memberikan dorongan ringan pada perut bayi untuk memfasilitasi keluarnya udara yang terperangkap.

"Kemana ibumu pergi? Apa dia pergi ke kamar mandi?" Glenca pun membawa bayi itu keluar untuk membantu mencari siapa ibu yang telah melahirkannya

" Halo,Permisi?? Apa ada orang disana??" Glenca terus memanggil dan mengecek satu persatu ruangan pasien dengan menyalakan lampunya dengan satu persatu.

Sementara itu Elkairo yang sedang membereskan peralatannya di ruangannya mulai merasa heran dengan Glenca yang tidak kunjung kembali.

"Ada yang nggak beres" dengan buru-buru Elkairo mengambil senternya dan mencari keberadaan Glenca karena ia khawatir apalagi Glenca baru saja terluka.

Glenca melangkah dengan hati-hati, menggendong bayi itu dalam pelukannya, melintasi jalanan rumah sakit yang tampak terlantar dengan rumput ilalang yang menjalar di sekitarnya.

Matahari pagi mulai terbit, menyinari jalanan dan memancarkan kehangatan Namun, pandangannya teralihkan oleh ceceran darah yang mengarah ke sebuah persawahan di seberang rumah sakit.

Ia merenung sejenak, "Apakah ibu dari bayi ini melarikan diri ke sana? Dengan kondisinya yang baru saja melahirkan, pasti sulit baginya untuk pergi jauh."

Saat Glenca melangkah keluar dari pintu belakang rumah sakit, tak sengaja lututnya yang diperban terkena gesekan ranting yang menjulur.

Rasa sakit yang tiba-tiba membuatnya berhenti sejenak, menyebabkan wajahnya meringis.

Namun, meskipun kesakitan itu mencengkeramnya, tekadnya untuk mencari tahu ibunya tidak tergoyahkan namun sayangnya Elkairo yang melihat sosok Glenca ingin pergi dari rumah sakit itu langsung menghampiri dan menghentikannya.

"Glenca!!" teriaknya.

Elkairo berlari mendekati dengan nafas yang terengah-engah, ia tampak terkejut melihat Glenca menggendong bayi merah berjenis kelamin laki-laki itu.

"Ini bayi siapa?"

...Bersambung...

jangan lupa mampir ke tiktok Arkan kvndra fiksi karena ada spoiler tentang novel ini dan Instagram author Namhye

kalau suka Jangan lupa komentarnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!