NovelToon NovelToon

Bertahan Demi Buah Hati

bab 1 perkenalan peran dalam cerita

Assalamu'alaikum... hai, perkenalkan nama saya mala. saya punya anak tiga yaitu Deri, Dela dan Rizki. Ketiga anak itu dari dua suami. Deri dan Dela dari suami pertama. Sedangkan Rizki dari suami kedua. Semenjak kematian suami pertama, aku banting tulang bekerja membiayai kedua anak ku. Aku bekerja keras demi mencukupi kebutuhan anak Ku. Bukan hanya kebutuhan nafkah saja. Tapi, mereka butuh buat jajan, biaya pendidikan, dan pengobatan saat sakit. Aku juga sebagai tulang punggung orang tua. Mereka mengharapkan aku menjadi anak yang berbakti. Itulah alasan ku bekerja tanpa mengenal waktu. Aku titipkan kedua anak ku disaat aku harus pergi merantau. Kedua orangtua ku mengurus dan menjaga kedua anakku. Hingga anakku sudah beranjak dewasa. Ada kebanggaan sendiri saat aku bisa berjuang seorang diri bisa mencukupi kebutuhan dan keinginan Anak ku. hingga aku bekerja di sebuah cafe shop. sebagai waiters. Di sana lah aku bertemu dan berkenalan dengan Reza. Sering Reza jadi pelanggan cafe shop tempat kerja aku. Setelah kami sering ngobrol dan merasa nyaman. Kami pun melangsungkan kejenjang lebih serius lagi yaitu pernikahan. Aku melihat Reza begitu sayang dan perhatian kepada kedua anak ku.

setelah aku menikah dengannya aku pun keluar dari tempat pekerjaanku. Dia menyuruh aku diam dirumah. Jaga anak, urus rumah dan urus suami. Sebagai istri yang baik aku pun menuruti keinginan suami ku. Selama pernikahan kami baik baik saja dan bahagia. Dan kami pun dikarunia seorang bayi laki laki. Yang kami beri nama Rizki. Namun, setelah Rizki berusia 1 tahun lebih. Rizki menampakkan sifat aslinya. Ternyata dia cemburuan dan mudah emosi.

Dia juga tidak memberikan kasih sayang kepada kedua anakku dan tidak ada lagi perhatian buat mereka darinya. semakin tahun berganti tahun aku pun mengetahui karakter dia sebenarnya. Mudah tersinggung dan egois. Ini lah yang menyebabkan aku bingung menghadapinya. Terkadang aku bingung harus memilih dan membela siapa antara anak dan suami. Hingga orangtua mu mengetahui keretakan rumah tangga ku. Mereka juga tidak suka dengan suami ku yang mulai berubah terhadap kedua cucunya, anak dari ku. Hingga suatu hari dia berani selingkuh dengan teman kerjanya. Isu tentang perselingkuhan nya sudah aku dengar. Namun, aku belum percaya sebelum aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dan ternyata pada hari itu. Aku mencurigai gerak gerik suamiku. Sering pulang malam. Hp selalu dikunci kode. Kadang tidak pernah disimpan sembarangan seperti dulu lagi. Ini lah yang membuat aku semakin curiga dan cemburu. hingga suatu hari nanti aku memergoki Reza sedang berjalan bergandengan tangan dengan perempuan lain. Aku mencoba mengikuti dia. Hingga dia masuk kesebuah kosan. ternyata setelah aku tanyakan kepada orang sekitar. Mereka diam diam sudah menikah sirih. Hati istri siapa yang tidak hancur ,kecewa dan bersedih saat itu. Aku langsung berlari pulang dan menangis. untung hari itu ketiga anak ku sedang liburan dirumah orangtuaku. Hingga aku bebas untuk mencurahkan air mata kekecewaan, kepedihan dan kehancuran Hati. malam pun dia pulang. Aku diamkan dia. hingga dia merasa aneh dengan sikap ku yang tidak biasanya.

"ada apa denganmu?" tanya Resa penasaran dengan sikap ku yang mendadak diam.

"hari ini apa saja yang kamu lakukan?" aku balik nanya ingin tau kejujuran dia.

"kerja lah!" jawab dia ketus. Aku tersenyum sinis menahan emosi dengan kebohongan dia.

"kamu kerja apa?" tanya ku yang sudah mulai muak dengannya.

"pekerjaan ku setiap hari apa? Masih nanya?" dia malah membalikkan setiap pertanyaan ku. Aku semakin benci dan ingin rasanya aku menampar wajahnya.

"aku tanya kamu jawab jujur!" paksa aku mulai emosi.

"ada apa sih dengan kamu. suami pulang bukannya disambut baik baik ini malah bikin ga betah!" jawab dia marah. Aku yang harusnya marah bukan dia.

ya, dia pulang enak..tinggal makan, tidur istirahat. tanpa memikirkan perasaan ku.

"kamu benar kerja seharian apa bermesraan dengan perempuan simpanan mu itu?" aku pun mulai meluapkan unek-unek ku.

Aku melihat wajah dia spontan terkejut mebelalakan mata kepadaku.

"maksud kamu apa?" tanya di setengah marah.

"cukup kamu menutupi semuanya di depanku!" bentak aku meninggikan suara.

"kamu ngomong apa sih. Kesambet apa kamu?" tanya dia mulai tegang dan takut rahasia nya terbongkar.

"sejak kapan kamu menikah lagi?" tanya aku setengah menjerit.

Dia pun terkejut mendengar ucapan ku.

"oh, jadi kamu sudah tau?" tanya dia seakan akan tidak punya hati dan perasaan.

"iya aku sudah tau semuanya! tapi, kenapa kamu berbohong padaku selama ini. Aku kurang apa sama kamu? Aku sejelek apa Dimata kamu? Aku salah apa sama kamu? sehingga kamu selingkuh dari ku! Coba pikir salahku apa?" pertanyaan demi pertanyaan aku lontarkan dengan luapan api amarah.

Dia diam sejenak, entah apa yang dia pikirkan. apa di mencari alasan dari pertanyaan ku ataukah sedang menyiapkan jawaban yang pas biar dia tidak merasa bersalah. Atau apa aku Tidak tau...yang aku tau selama ini aku setia, sayang ,melayani dai setulus hatiku. Sebagai seorang istri yang berbakti kepada suaminya. aku pun tidak pernah berbohong kepadanya. sekecil apapun aku selalu jujur kepadanya. Entah karena apa dia selingkuh. Soal pelayanan di ranjang pun dia selalu merasa puas. bahkan menggauli aku hampir seminggu 3 Ampe 4 kali. Meskipun aku lelah dan cape seharian mengasuh anak , masak, mengerjakan pekerjaan rumah. namun, aku tidak pernah menolaknya untuk dia minta dilayani di atas ranjang. Namun, apa kesalahannya hingga dia Bernai mengambil keputusan sebelah pihak. Yang akan mengancam rumah tanggaku.

"Ayo jawab!" bentak aku membuyarkan lamunanku.

"aku ingin kita cerai. Akan aku ceraikan kamu detik ini juga!" jawaban dia benar benar tidak adil bagiku.

ternyata dia lebih memilih wanita itu dibandingkan aku. Ternyata dia lebih mencintai wanita itu dibandingkan aku..aku yang selama ini menemani dia, disaat sakit,sehat, susah , duka ,suka bersama..aku yang menemani dia disaat dia terpuruk. Malah oranglain yang menikmati hasilnya. Ini benar benar tidak adil bagiku. kenapa sejahat dan sekejam ini padaku.

"apa salahku?" tanya aku berkaca kaca menahan air mata.

"kamu tidak punya salah apa apa. Tapi, aku bosan!" jawaban dia Tidak masuk akal. Dia mengatakan bosan sedangkan dia menikah lagi dengan wanita lain. Dia akan mengatakan bosan juga setelah sekian lamanya dia bersama wanita itu?

Ah, tapi itu aku tidak peduli. Yang aku pedulikan hubungan kita saat ini.

"kamu bosan? selama ini kamu mengejar nafsu mu saja? tanpa kamu memikirkan anakmu?" tanya aku lirih menelan ludah yang pahit rasanya aku telan.

"iya, aku tidak memikirkan siapa siapa saat ini. Yang aku pikirkan saat ini kita bercerai!" dia tetap mau menceraikan aku. tanpa sebab alasan yang tepat . Hanya bosan? Bosan dengan apa? Karena apa?

"hari ini aku turunkan talak buat kamu. Detik ini, jam sekarang hari ini kita bukan suami istri lagi. Aku ceraikan kamu" akhirnya dia menurunkan talak padaku. yang tidak bisa aku cegah lagi. Yang tidak bisa aku tolak lagi. Dia benar benar kejam dan tega.

Dari situlah aku menutup pintu hatiku untuk lelaki yang datang membawa cinta. Aku tidak ingin bercinta lagi. aku tidak ingin mengenal lelaki lain. Semua lelaki sama. Yang aku takutkan dan menjadi trauma. Untuk mengenal sosok lelaki lagi. Sampai saat ini aku masih trauma ....

Bersambung...

bab 2 perjuangan ku

pagi pagi aku harus berangkat kerja. setelah menyiapkan sarapan pagi untuk kedua anak ku yang siap berangkat sekolah dan memberi bekal yang tidak seberapa nilai yang penting mereka ada untuk jajan disekolah. Dan anak ketiga ku. Aku titipkan kepada ibu ku. Aku pun langsung berangkat kerja. Hari ini aku kerja di restoran yang masih daerahku. Namun, cukup jauh untuk aku tempuh untuk jalan kaki. Akhirnya aku memutuskan pulang pergi naik angkot. sesampainya di restoran aku pun minta berhenti depan restoran. setelah aku Melakukan pembayaran ongkos angkot. Aku pun segera menuju Restoran. nampak teman teman ku sudah mulai berdatangan satu persatu. Aku bekerja direstoran bagian pelayan. Dimana melayani pembeli dan mengantarkan makanan. Hari ini ada pembeli yang memesan makanan yang tidak ada direstoran. Yang membuat aku bingung melayaninya.

"maaf Bu, direstoran kami hanya menyediakan makanan yang ada pada menu. Silahkan ibu lihat menunya kembali" ucap aku memberi penjelasan.

"masa restoran Segede gini ga ada asam garang?" ketus ibu ibu itu dengan berbadan besar montok. dan berambut di sanggul. Berpakaian rapih bak Ajeng.

"iya Bu ga ada. Silakan ibu bisa lihat di menu" jawab aku yang menyediakan menu makanan Padang.

"aduh sepertinya aku salah masuk restoran" gerutu ibu ibu itu dengan wajah memerah menahan malu.

"bagaimana Bu. ibu mau pesan apa?" tanya aku yang ga mau gagal kehilangan costumer.

"baik deh" pembeli itu pun langsung memilih menu yang dia inginkan. Dengan cepat aku mencatat menu yang dia sebutkan.

mungkin untuk satu porsi untu satu orang cukup kenyang. namun, ibu itu memesan beberapa menu. Yang jauh aku bayangkan akan habis kah dua porsi dimakan seorang diri?

Sebagai pelayan aku menyediakan apa yang di pesan ibu itu. setelah selesai aku pun duduk sejenak.

"woy malah bengong!" tegur Rina teman sepekerjaan ku.

"ga kok aku ga bengong" jawab ku mencoba mengelak.

"Gimana dengan pak Giant kamu mau menerima dia?" tanya Rina mengingatkan aku kepada pak Giant seorang pemilik toko sebelah.

Dia duda beranak dua bahkan sudah punya cucu..kalau pun aku harus menerima dia. Sama saja aku menikah dengan bapak ku sendiri. Karena jarak usia kami yang sepantasnya Antara anak dan bapak. Namun, bukan itu alasan ku menolah pak Giant. tapi hatiku yang sudah tertutup untuk kehadiran cinta.

"ga ah, aku ga memikirkan untuk menikah lagi" jawab ku menolak.

"lho kenapa? Hidup sendiri itu ga enak tau. mending nikah ada yang jamin. Kita ga usah capek-capek kerja lagi." ucap Rina.

"lah kamu sendiri bagaimana?" tanyaku membalikan fakta

"hehehhe..aku sih belum siap menikah" jawabnya tertawa malu.

"iya sama aja. jangan kan kamu. Aku juga ga mau menikah lagi. bukan belum siap" bantah aku.

setelah percakapan dengan teman sepekerjaan ku. Aku pun mulai beraktivitas lagi. Hari ini restoran sangat ramai pengunjung pas di jam makan siang. Aku dan rekan kerja ku sibuk melayani pembeli. kamu tidak sempat duduk maupun istirahat untuk makan siang pun kamu bergiliran. Aku makan lahap secepatnya. Karena masih banyak teman teman ku yang lain yang menunggu giliran makan siang. Pekerjaan yang membuat badan pegal dan lelah. Tidak menghambat semangat ku untuk membiayai ketiga anak ku. setelah tutup restoran jam setengah 9 malam. Aku mengelap dan membereskan tempat makan pengunjung. bersama karyawan lainnya. Setelah semuanya selesai. Aku pun siap siap untuk pulang. Setiap mau pulang, kesulitan untuk pulang secepatnya. Karena hambatan kendaraan. angkot juga sudah jarang berkeliaran di jam jam kepulangan ku. Teman ku yang bernama Rian menawarkan tumpangan padaku.

"belum pulang juga ?" tanya dia menoleh kepadaku dengan menunggangi motor.

"belum..ga ada angkotnya" jawabku ketir

"ikut aku aja. Aku anterin kamu pulang" dia menawarkan tumpangan. Ada senang juga saat dia menawarkan jasa. Tapi, aku ga enak hati karena kita tidak searah.

"kita kan ga searah?" tanya aku ragu ragu

"ga masalah. daripada kamu ga bisa pulang. kamu mau jalan kaki seorang diri sepanjang jalan di tengah malam gini?" tanya Rian menakuti aku.

Benar juga sih ...

"iya deh kalau ga merepotkan kamu" jawab aku langsung naik motor dia.

"nah gitu donk. Aku ga merasa direpotkan. justru aku senang bisa menolong kamu" ucapan dia menciut hatiku..aku takut kalau ada maksud lain dari tawaran dia. Sepanjang jalan kami terdiam menikmati perjalanan malam yang penuh dengan kedinginan yang mencekam seluruh tubuh. Hingga membuat bulu roma ku merinding. Dinginnya malam membuat suasana menjadi hening. Ingin rasanya aku memeluk tubuh dia untuk mendapatkan kehangatan dari angin malam. Namun, aku tidak mau dia berpikir aku wanita murahan. Apalagi status ku yang tidak memungkinkan orang akan menghargai aku dengan prilaku nama baik ku. Sesampainya dirumah. Aku pun turun.

"terimakasih banyak" ucap ku setelah turun dari motor dia.

"oke..ya udah aku pulang dulu ya." jawab dia

"iya hati hati dijalan"

"oke sampai jumpa besok" dia pun Langsung pergi meninggalkan halaman rumahku.

Aku pelan pelan membuka pintu yang terkunci. Dan aku selalu membawa kunci cadangan. biar tidak membangunkan anak anak ku ketika aku pulang.

Aku melihat mereka tertidur pulas. Disaat aku Melihat wajah ketiga anakku. Tersirat perjuangan ku saat membesarkan mereka. Aku pun merasa bersalah pada diriku sendiri yang belum bisa membahagiakan dan memberikan kebahagiaan kepada mereka. Aku mengusap air mata yang menetes di pipi. Aku pun segera mandi. Setelah mandi dan mengenakan pakaian tidur ala ibu ibu yaitu berdaster. Aku pun mencoba menutup mata untuk mulai tertidur. Dengan harapan besok lebih baik lagi dari hari ini.

jam menunjukkan pukul 5 subuh aku segera bangun dan mengambil air wudhu untuk melakukan kewajiban ku kepada sang pencipta. Setelah aku sholat, aku menyiapkan sarapan pagi untuk anak anakku. Waktu aku bersama anak anak sangat singkat dan pendek. pagi hanya ada waktu sebentar sebelum mereka berangkat sekolah dan diriku berangkat kerja. Pulang pun mereka sudah tidur. Tidak sempat menemui aku bahkan ngobrol bercanda tawa bersama. Aku selalu ingat anak ku yang bontot Baru berusia 2 tahun. Aku terpaksa meninggalkan dia bekerja. Dia yang seharusnya banyak merasakan kasih sayang dan perhatian lebih dariku. malah aku tidak ada di sisinya. Tidak selalu ada waktu untuknya .kadang itu yang membuat aku bersedih dan sakit hati dengan mantan suamiku yang tega menghancurkan kebahagiaan anak anakku. Aku harus berkerja keras dan meninggalkan mereka yang masih membutuhkan waktu dan perhatian dariku...

Bersambung...

bab 3 tangisan si bungsu

Aku sudah berada di restoran. kebetulan hari ini mau ada acara ulangtahun. Jadi hari ini restoran sudah dibooking dengan pelanggan yang akan mengadakan acara ulangtahun. kami pun sibuk mempersiapkan tempat dan menyediakan makanan. Aku mengelap keringat yang bercucuran di dahi. Rian memberikan tisu padaku. Untuk mengelap keringat ku. Aku mengambil tisu itu tanpa mencurigai niat baik Rian terhadap ku.

"nanti kita pulang bareng lagi ya" ucap Rian ketika aku mengelap keringat ku di wajah.

"makasih ya Rian. Tapi, aku takut merepotkan kamu" jawab aku ragu ragu.

"ga kok. Santai aja. Aku kan yang menawarkan jasa padamu?" tanya Rian membuat hati ku sedikit tenang.

"iya sih...tapi kalau tiap hari aku takut membebani kamu." jawab aku berat hati.

"ga tenang aja kok Ama aku mah" jawab Rian menyakinkan hatiku.

Aku tersenyum dan Rian pun membalas senyuman ku. acara ulangtahun pun dimulai. setelah kami mempersiapkan makanan buat mereka. kami sedikit tenang dan santai.

"semalam kamu pulang bareng ya Ama Rian?" tanya Rina yang selalu kepo dengan urusanku.

"iya emang kenapa?" tanya aku jujur.

"aduh kamu ga usah dekat dekat dia deh...coba aja pasti ada maunya" jawab dia mencibir bibir.

"masa sih..mau nya apa?" tanya aku penasaran.

" iya coba aja deh.. tar juga kamu tau" jawab dia menakuti nakuti aku.

Disaat aku melamun memikirkan ucapan Rina. Aku dikejutkan dia lagi.

"eh mereka udah Bubar tuh!" seru Rina mengejutkan lamunanku.

Rina Langung menarik tanganku untuk beraktivitas lagi. kita pun segera membereskan meja makan yang berceceran dari sisa makanan. setelah para tamu pulang dan langganan kami selesai dengan acaranya..kami pun dibagi tugas untuk mengerjakan pekerjaan. setelah semuanya selesai. pekerjaan yang menyita waktu cukup lama untuk membersihkannya.. akhirnya selesai sudah. Kami pun bersiap pulang. Rian sudah menunggu aku didepan bersama motornya.

"ayo naik" ucap Rian melirik aku. Aku terdiam sejenak teringat ucapan Rina yang membuat aku menjadi Keki terhadap Rian.

"kok diam. Ayo naik keburu malam" tegur Rian

"eh iya" akhirnya aku pulang bersama Rian. Karena pikiran aku takut tidak bisa pulang.

Diperjalanan kami pun diam membisu. Hingga sampai rumah pun kamu masih terdiam. Aku turun dari motornya.

"makasih ya Rian" ucap ku

"iya sama sama. Kamu kenapa tadi diam saja?" tanya Rian penasaran.

"ga apa apa sih" jawab aku Ragu ragu.

"iya kalau ada kendala bilang aja Ama aku..siapa tau aku bisa ngasih solusi" ucap Rian yang menurut aku tidak ada yang mencurigakan dari Rian. tidak seperti apa yang dikatakan Rina.

"iya.." jawab aku tersenyum.

"nah gitu donk.ya udah aku pulang dulu ya. sampai jumpa besok" dia pun segera pergi.

Aku langsung masuk kerumah. Aku terkejut seseorang membukakan pintu untukku. ternyata ibu ku nginap di rumahku.

"kamu baru pulang?" tanya ibu ku menatap ku

"iya Bu. Ibu nginap?" aku balik nanya.

"iya nginap lah. Kasian anak anak kamu selalu ditinggalkan terus tiap malam. Mala, cari lah pekerjaan yang bisa mengatur waktu. Ada waktunya untuk bekerja dan ada waktunya untuk bersama anak mu. Jangan kerja terus yang kamu pikirkan. Kamu tidak melihat anak anakmu yang masih membutuhkan mu?" panjang lebar ibu mengomeli aku.

"Bu, cari kerjaan jaman sekarang itu susah. apalagi aku yang hanya lulusan SD. Mau kerja apa Bu" jawab aku mencoba memberi pemahaman pada ibu.

"masih banyak kok. asal kamu mau aja ngejalaninnya dan ga gengsi" jawab ibu ku sedikit ketus.

Aku bingung dengan apa yang ibu katakan. Namun, aku tidak ingin berdebat dengan ibuku sendiri. Aku tidak ingin dicap anak durhaka karena membantah ucapan ibuku.

"iya nanti aku keluarnya bu. Kalau sudah menerima upah" jawabku pelan dan pasrah..

"iya harus begitu. Ibu ga mau kamu selalu sibukkan dengan pekerjaan mu. Sedangkan anakmu terlantar karena kurang perhatian dari kamu sebagai ibunya. ibu juga ga bisa sepanjang waktu mengawasi anak kamu. Karena ibu juga punya pekerjaan lain." ucapan ibu ada benarnya. Selama ini aku bekerja tidak. Mengenal waktu. Aku juga tidak lagi memperhatikan anak anakku. Aku tidak tau keseharian mereka seperti apa. apa saja yang mereka kerjakan disaat tidak ada aku. Ini semua membuat aku bersedih. Dan aku selalu menyalahkan diriku sendiri. Dan membenci mantan suamiku. Seandainya aku bertemu dia. Ingin aku tuntut dia untuk bertanggungjawab terhadap anaknya. Namun, apakah daya. Aku tidak memiliki kekuasaan apa apa. karena aku tidak tau dia dimana dan keluarga nya pun dimana. karena sewaktu aku menikah dengan dia. Dia hanya membawa sepotong surat ijin pernikahan dari desa nya. aku pun tidak tau keberadaan orangtuanya yang sekarang ada dimana. Karena mereka sudah pindah dari tempat tinggalnya. itulah yang menyebabkan aku kesulitan untuk menemui mereka.

Seandainya bertamu aku minta hak anakku.

setelah ibu mengomeli aku. ibu mausk kamar anak anak. ia tidur bersama anak anak. Ibu adalah orang satu satunya yang memahami keadaanku. Ibu juga yang sering ada disaat aku susah. Ibu juga yang selalu mendukung apapun yang aku kerjakan asal itu demi kebaikan. Ibu bagi malaikat dan pahlawan penolong dan selalu menasehati aku. Meskipun gaya bicaranya membuat orang yang tidak mengenai nya akan merasa tersinggung. Meskipun ibu orangnya cerewet namun dia memiliki hati yang lembut dan Baik. Ibu adalah contoh buat aku. Aku baru sadar pentingnya kasih sayang dan perhatian kepada anak anak. Aku pun memejamkan mata berharap esok hari ada harapan yang lebih baik lagi.

hari ini hari Minggu anak anak libur sekolah. Mereka bangun pagi pagi untuk lari pagi. si bungsu ga mau lepas dari gendongan ku. Dia menempelkan badannya dipangkuan. Seakan akan tidak mau kehilangan ibunya.

"tuh lihat anakmu. Dia sangat merindukan mu. udah kamu ga usah kerja hari ini" tegur ibu ku.

Aku menatap wajah lugu si bungsu.

"sayang .. Ama nenek dulu ya. Tar ibu pulang cepat" aku mencoba membujuk Rizki. Walaupun sebenarnya hatiku tidak tega untuk meninggalkan dia, apalagi dia memeluk pundakku erat erat. Seakan akan ingin selalu di dekatku. jam sudah menunjukkan pukul 7 . Ibu melihat aku cemas Karena jam kerja ku sebentar lagi dimulai. ibu mengambil Rizki dari tanganku. Dia menangis menjerit memanggil aku.

"ibuuuuuuuu...." suara di bungsu memanggil ku ditengah tangisan dia. aku tidak tega tapi mau gimana lagi keadaan memaksa aku harus tega meninggalkan anak ku. Ibu membawa rizki kebelakang rumah untuk menyembunyikan dari ku. Biar aku bisa bebas melangkah dan pergi untuk bekerja. sepanjang jalan aku teringat dengan tangisan dan teriakan dia memanggil aku. sakit hati ini dengan semua ini.. Ini semua gara gara mantan suamiku yang tega menyakiti aku dan anaknya.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!