"Sudah ku katakan, kau takkan diterima di sini, apa kau tuli?"teriak seseorang kepada pria yang berdiri di depan resepsionis. Pria itu adalah Ozman, dokter dengan kondisi spektrum autisme.
"Saya ingin, ingin magang,"ujar Ozman dengan sedikit gugup dan cemas.
Lalu, Ozman hanya bisa menunduk sembari melihat ke kiri dan ke kanannya, seakan Ozman mencari seseorang yang bisa membantunya dan memberi Ozman kesempatan untuk magang di rumah sakit Bunda Kasih. Rumah sakit swasta yang cukup besar di kota tersebut.
"Kenapa rumah sakit sebesar ini merekrut orang cacat?"cibir salah satu pasien rawat jalan yang datang untuk mengambil obat.
"Saya tidak cacat, saya seorang dokter. Saya, saya mampu."Terlihat Ozman yang kesusahan dalam berbicara membuat mereka kembali mencibir pria itu dengan keterbatasannya.
Bukan hanya Ozman, banyak dokter muda lainnya yang datang untuk magang tetapi mereka diterima begitu saja. Hanya Ozman yang di tolak tanpa diberi waktu untuk Ozman menjelaskan kepada mereka jika dia mampu dan bisa menyelesaikan magangnya dengan baik. Tetapi, Ozman yang kondisi spektrum autisme membuat Ozman terdiam dan hanya bisa menunduk ketika orang lain memarahinya.
"Aku, bisa. Berikan aku kesempatan,"ucap Ozman pelan sembari melihat ke arah mereka dengan netra yang memohon. Tetapi, mereka masih saja tak memedulikan Ozman, bahkan Ozman di usir dari tempat itu oleh beberapa satpam yang di panggil oleh resepsionis.
Namun, tekad Ozman sudah bulat. Dia ingin menjadi dokter yang memiliki surat izin praktik, oleh sebab itu Ozman bersikeras untuk di terima magang di rumah sakit Bunda Kasih.
Ozman, memberontak sembari berlari ke arah koridor rumah sakit mencari ruangan atasan ataupun Direktur rumah sakit tersebut. Dalam keadaan yang tergopoh-gopoh Ozman berlari, dia tak peduli meskipun Satpam mengejarnya hingga ke depan pintu Direktur.
"Cepat bawa dia pergi! Sebelum Direktur datang,"ucap salah satu satpam yang sudah memegang tangan Ozman. Semua mata melihat ke arah Ozman dengan tatapan menjijikan seakan pria autisme seperti Ozman sangat menganggu mereka jika berada di tempat itu.
"Tidak!"Ozman memberontak, tetapi pegangan Satpam itu cukup kuat, dengan tenaga Ozman yang terbatas itu dia bukanlah tandingan mereka.
"Biarkan aku magang, aku tak akan mengacaukan, kalian."Lanjut Ozman yang melihat ke arah semua orang.
Namun, dua orang Satpam itu berhasil menyeret tubuh Ozman hingga keluar rumah sakit. Di luar rumah sakit semua orang melihat ke arah mereka yang mendorong Ozman hingga terjatuh di depan pintu lobi rumah sakit.
"Biarkan aku magang,"ucap Ozman, sembari menatap mereka dalam keadaan masih terduduk di depan pintu rumah sakit. Ozman meremas jari jemarinya dengan gemetar, rasa takut Ozman tiba-tiba menyerangnya, perlakuan mereka membuat pria autisme ini semakin ketakutan.
"Biarkan aku magang,"
"Biarkan aku magang,"
Ozman, beberapa kali mengulangi perkataan itu, tetapi dua satpam itu telah pergi meninggalkan Ozman di depan pintu lobi rumah sakit.
Ozman, berdiri sembari menatap pintu lobi rumah sakit. Semua mata masih memperhatikannya dengan tatapan yang menjijikan ke arah Ozman. Apa yang salah dari Ozman sehingga mereka melihat pria itu begitu? Dia hanya manusia biasa dengan kondisi spektrum autisme, dia tidak bersalah yang salah itu mereka yang memiliki pikiran sempit, bahkan mereka tak segan-segan menghina Ozman.
"Siapa yang mau berobat sama orang seperti itu?"
"Pria berpenyakit seperti itu memangnya bisa mengobati pasien?"
"Menjijikan, aku akan berhenti berobat di sini jika dia yang menjadi dokter di sini,"ujar seseorang yang baru saja keluar dari rumah sakit itu.
Beberapa orang tertawa dengan cukup riang yang telah berhasil mengejek dan menghina orang seperti Ozman. Dalam keadaannya yang gugup dan sedikit gemetar Ozman melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan rumah sakit tersebut.
Mengindap penyakit Syndrome Savant setelah kecelakaan di masa kecil, itu bukanlah keinginan Ozman. Karena, bukan cedera di bagian kepala saja yang dia terima, duka terbesar dalam hidupnya juga Ozman rasakan ketika ke dua orang tuanya ikut mati dalam kecelakaan tunggal tersebut, pada 20 yang tahun lalu.
Bukan hanya di kalangan masyarakat saja, bahkan hampir semua rumah sakit membuang Ozman yang dalam kondisi spektrum autisme. Padahal Ozman hanya manusia biasa yang juga berhak menggapai cita-citanya, tetapi tak banyak orang yang mau menerima kehadiran Ozman di kalangan mereka.
Ozman adalah pria yang tampan dan cukup pintar, hanya saja dia memiliki keterbatasan dalam bersosial, Ozman tidak memiliki teman atau kerabat dekat, sejak kecil Ozman hanya tinggal sendiri di rumah sederhana, tetapi sejak kecil Ozman sudah mengetahui dan menghafal struktur organ dalam manusia.
Hidup dengan mengandalkan harta warisan orang tua juga tidak cukup, tetapi hal itu bisa Ozman buktikan kepada semua orang. Pria dengan keterbatasan bisa lulus sekolah kedokteran sesuai dengan impiannya.
Namun, ketika usia Ozman yang sudah dewasa pria ini bisa lulus sekolah kedokteran dengan cepat dan bahkan Ozman mendapatkan beasiswa dari sekolah kedokterannya dulu, sehingga pria ini bisa menyelesaikan sekolah kedokterannya dalam jangka waktu 6 tahun.
Langkah kaki Ozman terhenti di pagar rumah sakit, sebelum dia meninggalkan rumah sakit itu, sekali lagi Ozman menoleh dan menatap gedung dengan tinggi dan ada puluhan kamar di dalamnya. Ozman berharap jika suatu saat dia akan di terima magang di tempat itu.
Matahari hari itu cukup terik, bahkan panasnya membuat Ozman merasakan dahaga, pria ini berhenti di depan sebuah restoran sembari menatap ke dalam restoran. Melihat banyak orang yang sedang menikmati makan siang dan waktu santai mereka, banyak menu hidangan yang membuat Ozman tertarik dan ingin mencicipinya.
"Pergi! Sedang apa kau di sana? Kau hampir saja membuat pelanggan ku takut," ucap seorang pelayan yang berdiri di ambang pintu restoran. Ozman yang merasa tak menganggu orang, dia pun bingung dan menoleh ke belakang, tetapi tak ada orang lain selain dirinya.
"Apa yang kau liat? Aku berbicara denganmu, pergi kau!"titah orang itu lagi, Ozman dalam keadaan bingung melihat orang tersebut yang terus berbicara dengannya.
"Aku ingin,"
"Aku ingin minum," Ozman mendekat, tetapi pelayan itu menatap Ozman dengan raut wajah yang tak suka.
"Kau tidak di terima, pergi kau!" Pelayan itu mendorong Ozman, hingga pria itu terjatuh. Setelah mengusir Ozman pelayan ini kembali masuk ke dalam restoran.
"Kamu tidak apa-apa?"tanya seorang wanita yang datang membantu Ozman, kebetulan dia baru sampai di tempat itu juga untuk makan siang. Ozman tak menjawab, dia hanya meraih tasnya lalu memeluk tas itu dengan erat, melihat kondisi Ozman seperti orang autisme karena takut jika berhadapan dengan orang lain, wanita ini langsung tersenyum.
"Jangan takut, aku takkan menyakitimu,"ujar wanita ini sembari menggerakkan tangannya. Ozman mendongakkan kepalanya lalu menatap wanita cantik berpakaian putih seperti dokter, Ozman ikut tersenyum dan menunduk.
"Terima kasih,"ucap Ozman yang sedikit membungkuk.
"Aku Amelia. Aku Dokter Amel, apa kamu lapar?"
Ozman menggelengkan kepalanya, lalu dia mengulurkan tangannya ke arah Amelia."Ozman," ucap Pria ini yang tersenyum, Amelia juga tersenyum.
"Amelia!"teriak seorang pria berpakaian dokter juga, sudah bisa di tebak jika pria itu adalah teman Amelia.
"Aku harus pergi, bye!"Amelia melambaikan tangannya ke arah Ozman, wanita ini pun berlalu pergi, wanita ini adalah orang pertama yang memperlakukan Ozman dengan baik.
Rumah sakit Bunda Kasih.
Direktur dan staf rumah sakit, serta atasan dokter mengadakan rapat penting. Rumah sakit mereka kelebihan pasien dan kekurangan dokter bedah, sedangkan dokter yang lain malah lebih banyak di banding dengan dokter bedah. Rumah sakit Bunda Kasih memerlukan dokter bedah yang genius yang bisa mengatasi pasien dalam keadaan darurat sekalipun.
"Rumah sakit ini kelebihan dokter, seperti dokter anak dokter kandungan dan dokter THT. Sedangkan dokter bedah hanya satu orang, dengan pasien yang setiap hari bertambah apa mungkin bisa dokter bedah yang hanya satu orang bisa mengatasinya?"Nyonya Selly selaku Direktur rumah sakit sedang berbicara di depan semua dokter dan staf lainnya.
"Pasien yang harus di operasi setiap hari meningkat, gejala mereka juga berbeda. Dari penyakit jantung, hingga penyakit lambung. Dari gangguan paru-paru hingga gagal ginjal, tetapi belum ada yang bisa mengatasi pasien dalam kondisi yang cukup parah. Seperti melakukan pencangkokan jantung,"ujar Nyonya Selly, selaku Direktur di rumah sakit tersebut.
"Kita membutuhkan dokter yang bisa melakukan hal yang mustahil, seperti itu. Terlebih lagi, demi mengurangi angka kematian setiap Minggunya kita memerlukan dokter dengan pemikiran yang luas, serta ilmu kedokterannya yang sangat tinggi, bukan hanya lulus lalu bekerja, tetapi tidak memiliki keterampilan yang khusus di bidang masing-masing," timpal Nyonya Nelli, wanita ini adalah atasan dokter di rumah sakit Bunda Sakit.
Semua staf terdiam mendengar dua wanita yang memiliki jabatan tertinggi di rumah sakit itu berbicara mengenai pekerjaan mereka.
"Kami sudah sepakat akan mengurangi dan memberhentikan beberapa dokter di bidang lain, dengan mencari dokter baru, kami memerlukan dokter bedah. Saya dengar, hari ini beberapa anak magang datang untuk interview? Apa mereka sudah di wawancarai?"tanya Nelli.
"Sudah, tetapi tidak ada anak magang di bagian bedah, rata-rata semuanya di bagian anak dan bagian kandungan."Tukas Dokter Rendy, selaku dokter bedah satu-satunya di rumah sakit tersebut, dengan bayaran yang paling mahal dari dokter lain. Pria ini memiliki peran penting di rumah sakit Bunda Kasih.
"Berikan surat magang mereka kepada saya, biarkan saya memeriksanya sebentar,"ujar Nyonya Selly, Amelia berdiri dan memberikan map dengan data pribadi dokter magang. Di dalam map itu masih ada data pribadi milik Dokter Ozman yang belum mereka sisihkan.
Selly, membuka satu persatu map dan melihat beberapa dokter magang, semuanya adalah dokter anak dan dokter THT. Memang tak ada dokter bedah, Selly mengerutkan keningnya di saat map tersebut akan tertutup.
Selly, membuka kembali dan melihat formulir milik Dokter Ozman, yang masih tertinggal di sana, tetapi belum ada isi interview dari dokter magang tersebut.
"Dokter Ozman, dokter magang?" Selly menatap ke arah Amelia, lalu wanita ini melihat ke arah dokter Ayu dan juga Rain. Karena mereka yang bertanggung atas dokter magang pagi ini.
"Kenapa masih ada dokter magang belum di interview, dan di sini tertulis jika dia dokter bedah? Kenapa kalian bisa melewatinya?" Selly bertanya dengan nada yang sedikit marah, tetapi Rain langsung menanggapinya dengan tenang.
"Nyonya Selly, silakan Anda baca formulirnya sampai selesai, apakah kita harus menerima dokter magang dengan kondisi spektrum Autisme? Apa tidak mempengaruhi kinerja kita nanti? Jangan hanya karena satu orang tapi menyebabkan kita semua dalam masalah,"imbuh Rain, Nelli tersenyum miring mendengar pernyataan Rain.
"Benar, kita tidak bisa ambil resiko,"
"Kenapa tidak?" tanya Nelli kepada Selly, wanita ini mengerutkan keningnya.
"Seseorang yang mengindap penyakit autisme tidak bisa merawat pasien, karena dia sendiri adalah pasien. Apa kamu ingin rumah sakit ini menjadi bincangan hangat di sosial media? Yang menjadikan pasien sebagai dokter?" Selly, menutup map itu kembali dan ingin membubarkan rapat. Tetapi, Nelli kembali memberi pendapat dan sarannya pada rapat siang itu.
"Dia mengidap penyakit Syndrome Savant, sedangkan di sini tertulis kalau dia lulusan terbaik di sekolah kedokteran, ternama di kota kita?"Nelli memegang formulir milik Ozman, yang diambil di tangan Selly.
"Tidak mungkin sebuah universitas terkenal bisa meluluskan mahasiswanya dalam jangka waktu 6 tahun, mereka sudah pasti tidak akan mau mengambil resiko. Aku yakin, dia adalah orang yang memiliki keistimewaan yang mungkin tidak banyak orang tahu. Dia magang di sini hanya untuk mendapatkan surat izin praktik saja, apa salah jika kita memberi dia kesempatan?"Lanjut Nelli, semua orang terdiam sembari menatap satu sama lain. Keputusan ada pada Selly, tetapi juga membutuhkan dukungan staf yang lain.
Ruangan rapat yang begitu luas, mendadak pengap dan AC yang sejak dari tadi hidup mendadak terasa mati. Suasana cukup menegangkan. Pilihan yang sulit, nama baik rumah sakit akan di pertaruhan di sampai mereka menerima dokter dalam kondisi spektrum autisme magang di rumah sakit tersebut.
"Apa orang dengan kondisi autisme bisa di sembuhkan?"tanya Rain, semua mata kini menatap pria itu, karena dia juga termasuk dokter senior, tetapi Rain hanya dokter umum.
"Saya tidak bisa mengatakan itu bisa di sembuhkan, karena menurut biodata yang saya baca di sini, penyakit itu sudah di derita olehnya semenjak usia 8 tahun, apa itu bisa di sembuhkan?"kini Nelli, berbalik bertanya kepada Rain, pria ini terdiam.
"Nyonya Nelli, saya tidak bisa mengambil tindakan yang merugikan rumah sakit, karena jika kita merekrutnya untuk magang di rumah sakit ini, saya yakin banyak keluarga pasien yang mengeluh."Pungkas Selly, yang berulang kali hanya bisa menghela nafasnya.
"Dokter Han, apa pendapat Anda?"
Dokter Han adalah dokter anak, tentu ini juga harus bertanya kepadanya karena jika dokter bedah itu magang di rumah sakit, mungkin Dokter Han akan sering bertemu dengannya. Beberapa hari ini pasien anak banyak yang menjalani operasi karena kelainan yang mereka alami.
"Saya juga tidak bisa mengambil resiko jika dokter bedah magang di sini, saya takut dia akan membuat pasien anak yang saya tangani dalam masalah,"tukas Pria ini. Amelia ingin memberi pendapat, tetapi Rendy melarangnya.
"Rapat di tutup. Kita akan membahas ini lain waktu, Rendy tetap buka lowongan bagi dokter bedah yang ingin berkerja di sini dan bergabung dengan kita, tetapi cari yang normal,"cibir Selly, sembari menatap Nelli. Rendy hanya tersenyum mendengar itu.
Ozman, berjalan dengan terburu-buru agar bisa segera sampai halte bus.Ozman, berencana untuk kembali ke rumah setelah hari ini dia gagal untuk magang di rumah sakit Bunda Kasih.
"Menunggu bus di halte, sekitar 10 menit, atau 15 menit. Membayar ongkos 20 ribu, akan tiba di rumah sekitar 20 menit."Gumam Ozman, sembari menelusuri jalan aspal yang begitu panas, Ozman menutup kepala dengan kedua tangannya. Begitulah setiap harinya Ozman melewati hari-harinya.
Ozman setiap hari hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Dia setiap hari melakukan hal yang sama hampir setiap hari. Sehingga berapa jam tiba di rumah dan berapa ongkos bus yang harus dia bayar, pria ini telah mengingatnya dengan benar.
Langkah kaki Ozman terhenti di sebuah taman mini dekat halte bus. Pria ini berhenti ketika melihat kupu-kupu yang indah hinggap di taman mawar tersebut. Dia tersenyum dan bahkan berusaha untuk meraih kupu-kupu tersebut yang berterbangan. Meskipun usianya sudah 26 tahun, tetapi Ozman masih bertingkah layaknya anak berusia 10 tahun. Hal itu, di sebabkan oleh spektrum autisme yang dia alami.
Gelak tawa Ozman membuat beberapa mata memandangnya aneh, orang dewasa yang bertingkah seperti anak-anak tentu saja menarik banyak perhatian orang di sekitar tempat itu.
"Dasar pria aneh,"cibir pengendara motor yang lalu lalang di jalan tersebut.
Ozman, sedang bermain dengan kupu-kupu hingga dia melewati bus pertama yang baru saja meninggalkannya. Ozman harus menunggu bus berikut jika pria ini ingin pulang ke rumah.
Jalanan siang itu di penuhi dengan berbagai macam kendaran di jalan yang lalu lalang, sehingga sebagian jalan terlihat begitu macet.
Brak!
Seseorang baru saja mengalami kecelakaan dan tak jauh dari tempat berdirinya Ozman. Sehingga membuat indra pendengaran Ozman menangkap suara itu dengan sangat jelas. Pria ini berbalik, betapa terkejut dia ketika melihat sebuah mobil yang menabrak pembatas jalan, hingga mengalami kecelakaan yang cukup serius. Hal itu, membuat Ozman terdiam menyaksikan kejadian itu, tetapi seluruh tubuhnya bergetar hebat, kejadian 20 tahun lalu kembali terlintas di kepala Ozman.
"A-aku...." Ozman duduk dengan kedua tangan menutup telinganya. Memori yang sejak lama telah terekam diingatan Ozman kini kembali berputar, seakan ingatan itu ingin Ozman mengingat kembali bagaimana kejadian 20 tahun yang lalu telah mengubah dunia Ozman.
"Tolong! Anakku!"teriak seorang wanita muda yang sedang memangku anaknya. Ternyata itu bukan kecelakaan tunggal, tetapi mobil itu baru saja menabrak anak kecil dan tubuh anak itu terpental jauh ke dalam restoran membuat dinding kaca restoran tersebut pecah sehingga beberapa serpihan beling menancap di perut dan juga di wajah anak tersebut.
"Tolong! Tolong! Anakku!" teriakan suara wanita itu semakin keras di saat melihat serpihan kaca yang menancap di perut sang anak. Tangisannya yang histeris membangun Ozman dari ketidaksadarannya. Pria ini segera berdiri dan pergi dengan jalan tergopoh-gopoh menuju restoran tersebut.
Beberapa orang yang berdiri di sana hanya bisa melihat tanpa berani membantu, bahkan di sana juga ada seorang dokter yang hanya melihat saja.
"Tolong! Bantu anak saya,"ucap Wanita itu yang masih menangis sembari masih memangku tubuh anaknya yang sudah tak sadarkan diri sejak tadi.
Dokter itu, akhirnya memberanikan diri untuk membantu anak itu, tetapi terlihat dia sangat ragu-ragu untuk menyentuh anak tersebut dalam keadaan terluka cukup parah.
Dokter itu membuka kancing kemeja yang dikenakan anak tersebut, lalu melihat bukan hanya di bagian perut saja yang terluka, ternyata bagian leher juga.
"Pecahan kaca ini tidak melukai pembuluh nadi karotid, tetapi melukai vena di leher,"dokter itu membuka semua kancing baju untuk memeriksa bagian perut. Terlihat dia ragu untuk melakukan pertolongan pertama. Keringat hampir membasahi seluruh wajahnya, dia sendiri gugup apalagi semua orang berdiri dan menyaksikan cara dia menangani anak tersebut.
"Joan...."Seru sang wanita tua itu yang memanggil nama anaknya, dia masih menangis tersedu-sedu ketika melihat kondisi sang anak yang jauh dari kata selamat.
"Berikan aku sepotong kain, aku akan menghentikan darah di lehernya terlebih dulu, setelah ini dia akan baik-baik saja,"ujar dokter tersebut yang tidak di ketahui namanya, tetapi dia memakai pakaian seorang dokter. Wanita tua itu memberikan sapu tangan yang dia punya untuk sang dokter, pria ini segera mengambil dan menekan kain itu di bagian leher Joan yang terluka.
"Jangan lakukan itu!"Ozman yang baru saja tiba melarang dokter tersebut melakukan hal itu. Tetapi, penampilan Ozman membuat semua orang menatapnya dengan aneh dan bingung.
"Itu tidak benar, jangan lakukan itu!"sekali lagi Ozman berteriak. Tetapi, dokter yang saat ini mencoba menangani Joan nampak tak terima, tetapi pria ini tetap melanjutkan menekan leher Joan dengan sapu tangan untuk menghentikan darah yang keluar.
"Siapa orang aneh ini? Kenapa dia menganggu pengobatan anak ini? Menyebalkan sekali!"cibir beberapa orang yang melihat aksi Ozman. Melihat perintahnya yang tak didengar oleh dokter itu, lalu Ozman segera mendorong dokter tersebut agar menjauh dari Joan.
"Hei, apa yang kau lakukan?" kini Ibu Joan yang berteriak di saat melihat pria spektrum autisme seperti Ozman menghentikan pertolongan untuk anaknya. Tentu saja ibu mana pun akan marah.
"Singkirkan pria idiot itu dari sana!"
"Usir dia!"
Beberapa orang mencoba menghentikan Ozman yang ingin menolong anak itu, tetapi dengan sekuat tenaga Ozman melawan mereka.
"Tidak! tolong anak Saya,"wanita itu terus menangis, melihat kondisi sang anak yang cukup parah.
"Jangan!"
"Jangan! Jangan menekan lehernya!"
Ozman berteriak bak orang tidak waras di saat melihat dokter itu yang melanjutkan aksinya menekan leher Joan dengan sapu tangan tadi.
"Kalau Anda menekan leher anak itu, ma-maka Anda ak-akan membunuhnya. Karena dengan cara itu bisa membuat nafas a-anak itu tersumbat," dengan bersusah payah Ozman berbicara, tetapi tak membuat orang-orang melepaskan tangannya.
Namun, ketika sang dokter mendengar ucapan Ozman barusan segera berdiri dan menyuruh orang-orang untuk melepaskan Ozman. Dalam keadaan takut dan gugup Ozman berdiri sembari memainkan carinya. Kondisi yang seperti itu membuat Ozman sangat cemas.
"Jika Anda ingin menekannya maka lakukanlah dengan cara menekannya sedikit ke atas,"ujar Ozman, lalu mendekati anak tersebut, serta mengambil tindakan yang perlu dilakukan.
"Tolong!"Ozman melambaikan tangan ke arah dokter yang berdiri itu, sembari meminta tolong untuk membantunya menekan bagian leher Joan.
"Tolong tekan di sini!"
"Tolong tekan di sini!"
Ozman membenarkan posisi Joan agar memudahkan dirinya untuk mengobati Joan yang terluka parah.
"Apa yang dia lakukan?"
"Kenapa dia melakukan itu?"
"Dasar orang aneh,"
"Orang cacat mana bisa menolong orang lain,"
Ha ha ha ha
Beberapa orang masih sibuk mencibir dan menghina perilaku Ozman yang dalam kondisi spektrum autisme. Bahkan, bukan hanya itu, beberapa orang menertawakan Ozman yang bertingkah sangat aneh di depan mereka semua.
Ozman tak memedulikan omongan orang-orang yang sedang menertawakannya. Dia meletakan dua jarinya di leher Joan, sembari memeriksa kondisi Joan. Pria ini memejamkan mata lalu ingatannya tentang ilmu kedokteran pun melintas begitu saja diotaknya.
Di saat yang seperti ini, Syndrome Savant ikut menyerang dirinya. Sehingga menjadikan Ozman layaknya seperti dokter pada umumnya, meskipun pada titik kondisi seperti ini spektrum autisme tetap terjadi.
'Paru-paru dan hatinya mungkin ikut terluka karena rasa trauma.'
Ozman melihat ke arah dokter itu, lalu berkata "jangan khawatir saat ini denyut nadi anak ini masih sangat normal," Ozman berbicara sangat jelas ketika Syndrome Savant menyerangnya. Karena, rasa gugup yang lumayan parah di derita oleh Ozman beberapa waktu yang lalu, atas perlakuan orang-orang di sekitar tempat itu. Membuat Syndrome Savant terjadi dalam waktu bersamaan.
Ozman langsung berpindah posisi dengan ibu Joan, wanita itu segera menukarkan posisinya dengan Ozman, di saat melihat pria itu dengan serius akan mengobati Joan.
Beberapa orang terkejut ketika Ozman melepaskan pakaian Joan, terlihat pecahan kaca masih menancap di perut Joan. Tak membuang waktu beberapa orang yang menonton mengambil vidio Ozman dan ingin mengabdikannya karena hal itu sangat langka dilakukan oleh orang yang keterbatasan seperti Ozman.
"Apa yang akan pria cacat itu lakukan?"
"Apa dia bisa?"
"Bisa-bisanya orang cacat ini bermain-main dengan nyawa orang lain,"
Tetap saja apapun yang dilakukan Ozman tak pernah benar di mata orang lain, karena kekurangannya membuat orang lain menghina Ozman.
Dengan secara perlahan Ozman, membuka mulut anak itu. Lalu, dia mulai mendengar sesuatu dari mulut Joan. Setelah itu, Ozman dapat mengambil kesimpulan.
Ozman mengangkat sedikit dagu Joan agar dia bisa membuka mulut Joan dengan lebar, barulah Ozman memberi napas buatan untuk Joan, guna untuk mengetahui kondisi perut Joan ketika menerima napas buatan yang diberikan oleh Ozman. Dan benar saja, perut Joan bergerak naik turun ketika napas itu dia terima dari Ozman.
'Pada anak-anak, biasanya serangan jantung terjadi karena sulit bernapas'
Ozman terus memberikan napas buatan, dia tetap memperhatikan perut anak tersebut yang bergerak naik turun hingga di saat menerima napas buatan dari Ozman.
'jika terus bergerak seperti itu, maka pernapasannya harus di cek dengan benar. Maka berikan napas buatan terus menerus untuk mengecek gerakan dadanya.'
Begitulah suara yang terlintas di kepala Ozman, pria ini terus melakukan hal tersebut untuk melihat gerakan perut dan dada Joan.
'Setelah itu gunakan matamu untuk mengecek napasnya dari gerakan dada dan perut.'
Ozman langsung mengangkat sedikit tubuhnya dan duduk dengan benar, dalam posisi tangan masih memegang mulut Joan. Netra, Ozman bergerak melihat dada hingga ke are perut Ozman sembari melihat perut yang bergerak naik turun.
Dia mulai konsentrasi, setelah itu Ozman memejamkan mata serta fokus pada gambaran bentuk tubuh manusia. Gambar organ pernapasan sekilas nampak di mata Ozman.
"Apa yang sedang dia lakukan?" tanya orang-orang yang melihat Ozman memejamkan matanya, untuk berkonsentrasi.
'Respiratory system (sistem pernapasan), serta sudden cardiac arrest (henti jantung mendadak). Hal ini, harus perlu diketahui tingkat kepentingan lima bintang di dalam tubuh manusia.'
'Tingkat kepentingan lima bintang tersebut adalah .Yang pertama, memungkinkan Anda untuk berbicara dan mencium. Yang kedua, menghangatkan udara agar sesuai dengan suhu tubuh dan melembapkannya ke tingkat kelembaban yang dibutuhkan tubuh. Yang ketiga, memberikan oksigen ke sel-sel dalam tubuh. Yang keempat, mengeluarkan gas limbah, seperti karbon dioksida, dari tubuh saat menghembuskan napas. Dan yang ke lima, melindungi saluran udara dari zat berbahaya dan iritasi.'
Ozman, perlahan-lahan membuka mata, lalu melihat perkembangan pada luka yang ada di perut Joan. Membuat Ozman berpikir jika paru-paru Joan juga bereaksi atas napas buatan yang diberikan Ozman pada beberapa waktu yang lalu.
"Jika tak ada reaksi dari paru-paru, maka kemungkinan tension pneumothorax akan terjadi,"ujar Ozman, yang kini menatap dokter yang membantu dirinya. Pria itu sendiri nampak bingung dengan penjelasan Ozman padahal dia juga seorang dokter.
'Tension pneumothorax adalah kondisi medis darurat ketika udara terperangkap di rongga pleura antara paru-paru kiri dan kanan. seluruh bagian dari paru-paru dapat kolaps sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi jantung dan organ tubuh lain.'
"Dokter, lakukan apa yang akan ku katakan,"Ozman menatap dokter itu yang menganggukkan kepalanya dengan tangan masih menekan bagian leher atau Joan dengan sapu tangan milik Ibu Joan.
"Berikan anak ini napas buatan setiap 3 detik sekali, Anda juga perlu mengecek bagian gerakan dadanya. Ingat, lakukan apa yang ku katakan, jangan melakukan kesalahan apapun, aku segera kembali." Ozman berdiri, membuat Ibu Joan panik, karena Ozman meninggalkan anaknya dalam keadaan yang masih membutuhkan pertolongan.
"Jangan tinggalkan anakku!"teriak Ibu Joan, yang melihat Ozman berjalan tergopoh-gopoh, dengan gerak tangan yang mengikuti langkah kaki.
"Nyonya tenang saja, pria itu tidak akan lari," seru seseorang yang ada di sana yang sudah mulai menikmati kinerja pertolongan yang di lakukan Ozman.
Ozman, keluar dari restoran tersebut dan melihat apotik yang ada di sekitar tempat itu, benar saja jalanan cukup ramai, tetapi tak ada satupun mobil ambulance yang tiba di sana.
Ozman dalam kondisi spektrum autisme mencoba mencari apotik terdekat, hingga dia menemui sebuah apotik yang tak jauh dari restoran tersebut, jaraknya sekitar lima toko dari tempat kejadian.
Namun, kedatangan Ozman di apotik itu tak dihiraukan oleh pelayan toko, padahal Ozman sudah berdiri sejak lama di depan resepsionis apotik tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!