NovelToon NovelToon

GIRL AGAINTS THE WORLD

CHAPTER-1

Lilia crhistina, seorang pembunuh bayaran tingkat tinggi yang sangat dihormati.

Seorang wanita berumur 20 tahun ini sangat disegani oleh para mafia didunia.

walaupun lilia adalah seorang perempuan,dirinya sangat terkenal karena kesadisannya dalam menjalankan tugas.

Lilia membunuh orang-orang yang sangat melanggar aturan di negaranya.

Pejabat,bangsawan,ataupun masyarakat akan habis dibunuhnya jika sudah ditugaskan.

Pada suatu malam. Wanita ini dibayar agar membunuh pemuda yang sangat di puja-puja oleh kalangan wanita.

Marcel adalah seorang artis yang tampan. Ia terkenal akan ketampanannya, tetapi karena marcel mengedarkan narkoba dan juga sudah membunuh orang yang tidak bersalah membuat lilia sangat geram. Walaupun pekerjaannya adalah pembunuh bayaran tetapi dia tidak pernah menyangkut pautkan masalahnya pada orang yang tidak bersalah. Lilia tidak pernah memakai barang- barang terlarang. Karena itu adalah aturan di negaranya.

Jika saja ada yang ketahuan memakai barang-barang seperti itu akan dihukum potong jari.

Hal- hal yang berkaitan dengan pemerkosaan atau penculikan akan dihukum lehernya ditebas.

Jika ada pemberontakan dari luar negara akan dihukum oleh besi panas yang nantinya ditempelkan diperut. Dan besi panas tersebut akan diempel berulang kali hingga mati.

Aturan itulah yang membuat negaranya aman. Tetapi pasti ada yang melakukan hal tersebut diam-diam.

Aturan ini berdiri agar masyarakat tidak akan melakukan hal-hal diluar dugaan.

Masyarakat yang melanggar aturan akan dihukum di depan umum, agar masyarakat yang lain jera dan tau bahwa jika melakukan kejahatan konsekuensinya sangat berat.

Malam ini Lilia ditugaskan untuk membunuh marcel.

Seorang Lelaki tua kaya raya mengajukan permintaannya dengan memberikan uang yang bisa dibilang banyak. Lilia tentu saja menerika permintaan itu. bukan karena uang,melainkan karena Marcel yang tertangkap basah mengedar barang terlarang di negaranya. Lilia sangat menyiksa pemuda itu didalam ruangan kosong yang digunakan Marcel untuk menyimpan barang-barang terlarang yang akan dijualnua

Teriakan menderita seorang lelaki bernama Marcel itu menggelegar di dalam gudang yang penuh dengan barang-barang terlarang.

"Kau gadis gila! Akh---"makian-makian pedas keluar dari mulut marcel berkali-kali sehingga membuat lilia geram.

Plak,bugh

" kau bilang apa tadi?! hah! gila?"

Tanya lilia tak senang disertai pukulan yang menyakitkan.

"Hei? kau ingin rumor tentang dirimu yang membunuh seorang kakek tua dan dirimu yang menjual barang-barang seperti ini tersebar?"

tanya lilia menginjak-injak betis marcel kuat dengan wajahnya yang tak bersalah dan tertawa kesal dengan wajah imutnya.

"AKHH-- Cewek sial dari mana kau mengetahui ini?!"

tanya marcel dengan wajahnya yang penuh luka menatap heran Lilia bingung karena bagaimana bisa rahasianya tersebar seperti ini.

Lilia hanya menaikkan sebelah alisnya tersenyum menatap Marcel lalu mengeluarkan bomnya dan melempar ke arah tong bensin yang sudah disiapkannya disetiap sudut.

"Heh,bagiku mencari informasi segampang itu hanya seperti menuang air kedalam gelas".

Ucap Lilia lalu tersenyum manis dan berjalan keluar meninggalkan Marcel.

"Kau takkan bisa keluar hehe. karena sandi pintunya sudah kuubah sejam yang lalu. Ayo matilah bersama".

Marcel tertawa menatap Lilia yang terdiam didepan pintu besi dihadapannya.

"pasti ada celah!"

batin Lilia yang sedikit khawatir melihat keadaan sekitar.

"ohh?Apakau sekarang menjadi resah?"

kekeh Marcel lalu berusaha mengeluarkan sesuatu dari sakunya.

sebuah kaca kecil dengan ukiran cantik terpegang erat ditangannya.

Lilia yang tak terlalu peduli tetap mencari-cari celah karena bom yang sudah dilemparnya akan segera meledak.

"APA KATA SANDINYA?!"

Bentak Lilia yang sudah tak bisa berdiam diri disana.

"Kata sandi? jangan pikirkan itu waktumu habis".

ucap marcel lalu tersenyum tepat dihadapan Lilia.

BOOMM!

"LELAKI GILA!" lilia mengumpat kesal dan menutup matanya merasakan sakit yang luar biasa. Dirinya akan mati bersama orang yang dibununuhnya. baginya itu adalah kejadian yang sangat memalukan. Lilia adalah wanita terhormat tapi kenapa dirinya harus meninggal dengan keadaan yang memalukan.

***

Lilia membuka matanya dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"Eh tunggu. Bukannya aku mati? Aduh punggung ku" lilia meringis kesakitan dengan raut wajahnya yang tak dapat diartikan.

Mendadak dirinya terdiam karena mengingat sesuatu.

"*Haha...adik kecil harusnya kamu mati saja. sepertinya melihat wajahmu menambah rasa benci ku saja" ucap dua gadis cantik yang memukul dan mencambuk punggung lili merasa tidak berdosa karena memukul adik tirinya.

"MATI SANA!!"

Plak, plak, bugh.

Pukulan semakin menjadi membuat gadis muda itu tersungkur dengan badan yang dilumuri darah. Lili pingsan dengan keadaan yang sangat mengerikan.

"sudah saya bilang anda tak perlu kemari".

ucap seorang pelayan yang menangis melihat keadaan tuan putrinya.

tepat disaat pelayan itu pergi setelah membantu membersihkan dan membalut luka tuan putrinya. Lilia sudah tak bernyawa tanpa diketahui seorangpun*.

"Eh..ingatanku. Apa yang sebenarnya terjadi? Gadis ini baru meninggal dan tidak ada yang tau? tempat macam apa ini?" Lilia beranjak dari kasurnya berencana untuk melihat sekitarnya dan betapa terkejutnya dia saat melihat dirinya di cermin.

Wajahnya menjadi cantik, gadis muda yang dirasuki roh lilia inilah yang bernama lili.

Gadis muda berumur 18 tahun wajahnya sangat cantik,namun badannya dipenuhi luka dimana-mana.

"Tolong seseorang jelaskan ini padaku"

gumam Lilia yang masih tak paham dengan situasi saat ini.

"aku yang membawamu".

suara seorang wanita berdengung keras dikepala Lilia. Entah apa yang terjadi namun saat ini dirinya benar-benar terdiam melihat sekeliling yang tidak ada siapa-siapa.

"balaskan dendamku"

ucap wanita itu lagi

"karena kau adalah satu-satunya harapan. kau juga harus tau, hidupmu akan menjadi lebih berat daripada sebelumnya. Ada saatnya kau akan mengetahui semua ini. ingatlah, aku akan selalu mengawasimu"

sambungnya yang kembali membuat lilia terdiam.

Lilia tak ingin mempercayai itu, namun semua kejadian yang dialaminya tak dapat disangkal lagi.

dirinya juga mau tak mau harus menerima kenyataan walaupun akan terasa berat.

"Tuan putri...anda sudah bangun! Syukurlah" pelayan yang bernama melly itu menangis bahagia saat melihat lili bangun dan terlihat segar. Ia menunduk memberi hormat membuat lili tidak enak.

"hah? Apanya? tuan putri gimana?"

batin Lilia kaget menampilkan wajah bingungnya menatap pelayan yang barusan masuk ke ruangannya.

"Bangunlah, jangan menunduk"

"Eh? Beneran nih? Tuan putri? Aku?"

Batin lili bingung menatap melly yang ada dihadapannya.

"Terima kasih putri" pelayan itu tersenyum dan teringat sesuatu membuat dirinya kembali menangis.

"Tuan putri.. Maafkan hamba yang tak dapat melindungi putri. Tolong maafkan saya padahal saya sudah berjanji agar melindungi putri" melly menunduk dengan raut wajah yang sedih membuat lili tersenyum lembut.

"Hey, tidak apa-apa. Kali ini ak yang akan berjanji untuk membalas mereka semua" lili mengelus kepala melly dengan lembut membuat tangisnya mereda dan tersenyum ke arah tuan putrinyan

"Didalam ingatanku, melly sangat setia padaku. Mungkin aku bisa mengajarkan cara bertarung padanya. Badannya juga sehat dan mmm dadanya besar"

Lili mengangguk-angguk melihat tubuh melly dari atas kebawah.

"apa aku boleh meminta sesuatu?" tanya lili antusias dan memegang tangan melly dengan raut wajah yang berharap.

Membuat melly tersenyum dan mengangguk.

"Bisa kau jelaskan kepadaku mengenai Phoenix api? Daritadi nama itu terlintas dipikiranku".

tanya lili meminta penjelasan kepada melly yang bingung mengapa tuan putrinya menanyakan hal itu. padahal tuan putrinya sendiri sudah mengetahui itu karena dirinya yang selalu berangan-angan mendapatkan burung phoenix.

"ahh! mungkin tuan putri ingin mengetes pengetahuanku!"

batin Melly yang salah paham dan mengangguk-angguk.

"burung Phoenix api yang sangat didamba-dambakan tuan putri berada di lembah api. Tak banyak yang mengetahui keberadaannya. bahkan tuan putriku yang sangat pintar ini mengetahui keberadaannya melalui kata-kata didalam buku sejarah milik leluhurnya. tuan putri selalu mencari tahu keberadaannya dan memastikan burung itu ada didunia. karena saya juga sudah melihat dengan mata saya sendiri burung phoenix ini benar-benar sangat kuat. bahkan katanya ada beberapa orang yang ingin menjadikan phoenix itu sebagai spirit beastnya, namun mereka selalu kembali dengan keadaan luka bakar ditubuhnya".

jelas melly panjang lebar. Lili yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. walaupun informasi itu sedikit, tetapi hal itu berhasil memunculkan ingatan dimana dirinya benar-benar mencari tau keberadaan burung phoenix ini.

"Eh, kau sudah melihat burung itu?"

tanya Lili bingung menatap melly.

melly yang mendengar Lili menanyakan hal itu lebih terkejut dan bingung menatap tuan putrinya.

"Loh? kan saya pergi memastikannya bersama tuan putri?"

ucap melly bingung.

"Ah! ituu iyaa! aku lupa haha"

Lili menggaruk-garuk kepalanya lalu tertawa ringan menatap melly yang ikut tertawa.

"Besok pukul 5 pagi datang kesini, kita akan keluar istana"

Ucap lili tenang.

"Baik.. Tapi jika boleh bertanya apa yang akan kita lakukan?" tanya melly bingung karena baru kali ini lili ingin keluar dari kamarnya.

"Temani aku pergi ke lembah api"

ucap Lili karena memang sedari tadi pikirannya penuh dengan perkataan lembah api yang membuatnya penasaran ingin kesana.

Pernyataan lili membuat melly terkejut dan khawatir. Apakah tuan putrinya bercanda?

Tentu saja lili tidak sedang bercanda karena dirinya tiba-tiba mengingat semua kejadian-kejadian yang dulunya sudah terjadi pada gadis yang tubuhnya sedang dipakai dirinya.

Dan ada sesuatu yang menarik didunia ini membuat lili tergiur dan ingin mencoba sesuatu yang akan membuat semua orang mengagumi dirinya.

"Aku tidak bercanda" sambung lili tegas membuat melly bingung akan sifat tuan putrinya yang berbeda. Ia hanya mengangguk patuh karena dirinya sudah berjanji kepada lili.

*

*

*

*

bersambung

CHAPTER-2

Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Lili dan melly bersiap keluar dari kediamannya tanpa diketahui seorang pun.

"Tuan putri, kau yakin ingin ke lembah api?" tanya melly ragu dan khawatir.

"Tentu saja kenapa tidak? hei, Apa burung itu boleh dimakan?" tanya lili yang sangat menantikan phoenix yang akan menjadi peliharannya nanti.

***

"Ini tempatnya, tuan putri"

Melly dan lili berhenti di depan lembah api yang menurut lili biasa saja. Malahan saat melihat lembah api tempat itu seperti taman rumput disertai danau yang jernih.

"Ya. Aku masuk"

"Hah, tuan putri saya ikut"

Lili dengan senang hati memasuki lembah tersebut yang diikuti melly dibelakangnya. Melly kali ini sangat takut dan khawatir, perasaannya campur aduk membuatnya tak tenang.

BRAAK

kayu berapi terlempar kencang kearah melly dan lili. Melly yang melihat hal itu berusaha melindungi lili dan sayangnya mereka tak dapat mengelak karena kayu besar itu mengenai kepala dan punggung melly secara bersamaan

Lili yang melihat melly berdarah dan tidak berdaya itu ingin menangis. Walaupun dia adalah seorang pembunuh tapi dia adalah gadis yang memiliki hati.

Lili lebih terkejut lagi saat melihat burung besar berapi yang cantik sedang menatap Dirinya.

lili ternganga melihat burung didepannya dan menantikan peperangan besar yang mungkin akan terjadi antara dirinya dan burung ini.

"Mau apa kau manusia?"

"Heh Burung! Mau mati?!" tanya lili menatap kesal ke arah phoenix itu.

"Puas kau? kau membuat temanku pingsan, apa kau punya mata?"

Lili mengoceh panjang lebar memarahi burung phoenix itu seperti ibu dan anak yang sedang bertengkar.

Lili lari mendekati burung itu. Phoenix tersebut merasa terancam karena lili yang tiba-tiba mendekatinya, karena disaat manusia datang ke tempat nya mereka hanya ingin memburu dan melukai phoenix itu. Hal itu membuat dirinya kurang percaya terhadap manusia.

Saat ingin mengeluarkan apinya, lili yang sigap itu langsung melompat seraya mengeluarkan tali tambangnya.

Melilit dan mengikat leher burung tersebut lalu berdiri tepat diatas kepalanya.

"Jangan bergerak, bergerak sedikit saja leher mu akan patah"

Ancam lili

"Aku tidak akan melukai mu, aku hanya ingin kau menjadi milikku dan akan ku jaga kau dengan baik. Aku tidak berniat menyakiti hanya saja aku butuh dirimu. Aku kira bakal terjadi peperangan hebat rupanya kau tak seburuk yang mereka ceritakan" sambungnya lalu tersenyum ke arah burung itu dan menatap maniknya dalam-dalam.

"Diam dan tenanglah" lili menaiki burung besar itu dengan lihai dan berdiri tepat dikepala phoenix itu. Burung itu hanya tenang dan diam ditempat, lili dengan cepat menggigit jarinya dan meneteskan darah dikepala burung yang akan menjadi miliknya.

"Hari ini, kau milikku. Aku bersumpah akan menjaga mu dengan baik dan sumpah yang aku ucapkan akan sama dengan sumpah mu untukku. Kau harus menjaga dan membantu ku." cahaya bertandakan nama pemilik di atas kepala burung itu keluar menyinari lili.

"Mulai hari ini, namamu adalah axe." lili mengelus kepalanya dengan lembut dan tersadar akan melly yang pingsan dibawah sana.

"Master"

" apanya master? burung tua bodoh" lili menjitak kepala axe dengan kuat membuat nya meringis kesakitan. Lili melompat kebawah dan menghampiri tubuh melly yang terkapar direrumputan.

Luka melly semakin terbuka membuat lili makin sedih. Jika berjalan kaki ke istana akan memakan waktu yang lama. Sekarang juga sudah pukul 10 pagi, jika dia membawa axe keistana akan heboh besar nantinya.

"Eh.. Kan emang tujuanku tuh buat heboh. Axe antar aku pulang." axe menunduk dan dengan cepat lili menggendong melly lalu melompat keatas kepala axe.

Burung besar cantik berapi itu terbang mengantarkan masternya, walaupun lili belum terbiasa dengan suhu axe yang agak panas.

***

Lili melewati kota kerajaan. para penduduk yang melihat kedatangan Lili bukan main terkejut dan kagum melihat phoenix tertinggi dan terkuat itu terbang melewati mereka.

Hal tersebut juga dengan cepat menyebar ke raja dinasti wu atau ayahnya lili. Membuat mereka semakin terkejut karena burung tersebut mengarah ke istana.

Tepat dihalaman istana, dimana orang-orang istana yang membenci lili terkejut. Lili dibenci di istana karena lemah, kecuali ayahnya dan permaisuri istana yang menyayanginya. Saat mereka tidak ada, lili selalu disiksa oleh saudara- saudaranya membuat lili semakin menyerah untuk hidup. Hingga lilia datang ke kehidupan lili.

"Turun di halaman istana" lili memerintahkan axe. Dan saat mereka turun ke halaman semua orang terkejut. Raja tak percaya akan apa yang ada dihadapannya dan hampir menitikkan air mata, melihat putrinya.

"Axe, kau diam disini dulu. Jika ada yang menyentuhmu tatap dia dengan tatapan membunuh!" ucap lili tajam yang langsung melompat ke bawah.

"Oh bila perlu kau bunuh saja".

Sambung lili lalu pergi membawa melly ke arah tabib

"Tolong rawat dia, jangan memandang rendah melly karena dia adalah temanku" lili berbisik kearah tabib istana dengan mata tajamnya membuat nyali tabib itu menciut. Tabib dan pelayan istana langsung pergi menghantarkan melly ke ruang rawat untuk segera diobati.

"Lili.. Benar putriku lili." raja chun wu itu memeluk erat putrinya dengan tulus membuat lili merasakan nyaman dan kehangatan. Di kehidupan sebelumnya ia tak pernah merasakan pelukan dan kehangatan dari orang tuanya karena saat masih kecil ia dimasukkan kepanti asuhan.

Lili melepaskan pelukannya dan tersenyum kearah ayahnya.

Chaca dan xixi saudara tiri perempuannya yang sering menyiksa lili itu ketakutan saat menatap mata tajam lili dan burung phoenix didepan matanya menatap tajam.

Yak, phoenix yang dibawa oleh lili adalah hewan spirit yang memiliki peringkat bintang 9. Bintang 9 adalah peringkat yang hampir mencapai tingkatan awal hewan dewa, sehingga hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan hewan spirit tingkat 9.

Lili yang melihat saudarinya gemetar itu tersenyum meremehkan dan menatap tajam mereka. Sedangkan saudara laki-lakinya mendekati axe dan tak percaya. Burung besar dihadapannya ini milik adiknya.

Lili yang melihat daniel wu itu memberikan kode kepada axe.

Melihat tatapan mata lili, axe mengeluarkan aura membunuh dan menatap tajam kearah daniel membuat putra mahkota atau lelaki terkuat di dinasti wu itu hampir pingsan.

"kak kau takut?" tanya Lili lalu tertawa mengejek kearah daniel dengan tatapan tak suka. Daniel hanya meneguk ludahnya karena takut dengan lili, adiknya sendiri yang sering dia siksa dan memaki lili saat melihat lili didepan matanya.sekarang malah lili yang mempermalukannya didepan umum.

*

*

*

bersambung

CHAPTER-3

Lili memandang rendah daniel dan saudarinya. Bahkan pelayan atau dayang-dayang istana yang pernah menjahili lili juga ikut takut dan Menunduk.

" ahemmm.. Mulai hari ini, kusarankan agar tidak masuk sembarangan ke kediaman ku. Atau kalian akan terbakar hangus didalam!" lili melontarkan kalimat mengancam yang terdapat penekanan didalamnya.

Hal itu semakin membuat mereka ketakutan. Chun tidak menyangka bahwa putrinya berubah menjadi sekeras ini, kenapa sifat putrinya berubah? Ini sangat drastis menurutnya.

Permintaan lili membuat chun mau tidak mau menerima pasrah. Karena baru kali ini lili meminta sesuatu dan berbicara biasa saja terhadap yang lain.

Axe menundukkan kepalanya dan dengan cepat lili melompat ke burung besar itu. Untung saja halaman ini sangat besar, jika tidak sudah dipastikan bangunan yang menghalangi akan hancur.

" jaga melly dengan baik." ucap lili lalu pergi bersama axe meninggalkan semua orang yang berada dihalaman istana.

Xixi sangat geram saat lili menatap rendah dia dan chaca. Walaupun terbesit ketakutan yang sangat kuat didalam dirinya, ia pasti akan membunuh lili.

***

Lili yang sudah menjadi master axe bisa bertelepati. Telepati yang dilakukan lili dan axe tidak memiliki batas, walupun ribuan kilometer jarak mereka berdua terpisah, mereka tidak akan terputus komunikasi

"Antar aku ke tempatmu" lili yang sudah menyesuaikan dirinya dan axe mulai memberanikan diri untuk duduk di tubuh axe,untung saja bokongnya tidak terbakar karena tubuh axe.

Tak lama menunggu, mereka sudah sampai di lembah api.

Saat turun dari tubuh axe dirinya hampir terluka karena 2 ekor burung phoenix tingkat 8 sudah menyerangnya. Yak, itu anaknya axe.

"Axe sialan!! Anakmu itu jagain tolong " lili berteriak kesal kearah axe yang sedang memasang wajah tak bersalah.

Tidak ada pergerakan dari axe, lili semakin dibuat kesal. Aura membunuh yang dikeluarkan lili sangat kuat, ia lari melewati 2 burung itu dan mengaktifkan tenaga dalamnya sehingga dapat melompat dengan tinggi. Badannya terasa ringan, dirinya melompat kesana kemari membuat axe dan 2 ekor burung itu bingung dan pusing.

Saat mendapatkan celah, lili melempar api ke arah mata 2 burung itu. Disaat itulah lili merapalkan sesuatu dan menggigit jarinya lagi. Tetesan darah mengalir tepat di kedua kepala burung itu.

"Wahaa.. Ngerepotin cieh. Tau gak?! Itu emak kau piaraan aku, ni kok anaknya gak sopan sih sama majikan?" lili mengoceh panjang lebar membuat dua burung dihadapannya menunduk.

Ya mau bagaimana lagi, mereka sudah ditandai oleh lili. Jika masih tetap ingin membunuh lili, mereka akan mati bersama.

"Kau yang warna putih! Namamu adalah Tan" lili menunjuk anak axe yang berwarna putih itu menandakan bahwa dirinya memiliki kekuatan es yang sangat dingin.banyak yang tidak tau keberadaannya karena burung ini selalu berada dipuncak gunung.

"Kau yang merah!! Namamu cloud" burung merah yang dijuluki api iblis itu mengangguk patuh kearah lili.

"DAN KALIAN JANGAN GANGGU AKU. JANGAN BUAT KERIBUTAN! Yah walupun ini tempat tinggal kalian sih, tapi ya bodo amat. Tempat ini juga punya ku." lili dengan seenak jidatnya meninggalkan tiga burung yang diam mematung.

Axe sangat tidak percaya bahwa dengan sekali serangan saja lili sudah mendapatkan dua hewan lagi. Ini melebihi perkiraannya, dia tidak sia-sia menunduk patuh kepada lili.

3 burung itu juga meninggalkan tempat tadi dan kembali ke kediamannya masing-masing.

***

Lili berjalan-jalan mengelilingi lembah api. Menurutnya ini bukan lembah api, tapi adalah hutan surga. Orang bodoh mana yang menamai hutan yang sangat damai, sejuk dan indah ini dengan sebutan lembah api.

Lili berhenti sejenak memandang danau yang indah didepan matanya ini sungguh membuat lili ingin berenang.

"Haishh.. Kehidupan ini gak buruk juga. Tunggu saja kalian semua, akan kuhancurkan kalian yang sudah mengolok-olok diriku" lili terbaring direrumput hijau itu dengan suasana yang hangat membuatnya tertidur.

***

"Kak! Aku gamau lihat lili lagi" chaca gemetaran memegang tangan xixi karena melihat adegan tak terduga tadi pagi.

"Kau ini ***** kah? Dia itu harus disingkiran barulah kita akan menjadi putri mahkota. Walaupun dia memiliki phoenix bintang 9 , tapi aku memiliki harimau bintang 8 dan kau punya ular beracun raksasa bintang 8 mu itu bisa melebihi dia"

Xixi dengan tenang berbicara seolah-olah dapat mengalahkan lili. Dia tidak tau bahwa lili adalah orang pertama yang memiliki 3 hewan sekaligus.

"Jadi.. Kakak mau apa?"

"Kita mulai dari pakaiannya dan racuni diam-diam saat pelayan menyiapkannya" xixi menyeringai karena mendapatkan ide yang sangat hebat. Chaca yang mendengar ide kakaknya ikut tertawa senang.

Xixi dan chaca adalah kakak beradik kembar yang dilahirkan dari selir ke-2 dinasti wu. Sehingga gelar putri mahkota tak dapat diambilnya karena keberadaan lili yaitu anak dari sang raja atau kaisar wu dan permaisuri istana, yaitu laila wu.

Sedangkan daniel adalah anak dari selir ke-1. Dikarenakan daniel satu-satunya anak laki-laki, ia berhasil mendapatkan gelar putra mahkota.

"Besok pagi sebelum lili mandi, kau letakkan racun di pakaiannya" xixi mengingatkan chaca dengan seringaiannya lalu meninggalkan chaca yang mengangguk patuh.

***

BRAKKK

Lili terbangun dari tidurnya karena mendengar suara kegaduhan, itu membuatnya muak karena bunyi tersebut makin menjadi.

Lili mengikuti arah dari suara kegaduhan itu, betapa terkejutnya dia saat melihat seorang pria tampan dengan naga yang diserangnya.

Lili mengagumi ketampanan pria dihadapannya, ia lebih kagum lagi saat pria itu melompat dan mengayunkan pedangnya kearah naga itu.

"Tampan bangeutt"

Lili bergumam sendiri mengintip pria itu dari pohon.

Sesaat kemudian naga itu dapat dikalahkan dengan mudah oleh pria tampan dihadapannya.

Diperkirakan naga itu level 20, itu membuat lili menginginkan naga itu. Tapi apa boleh buat, naganya sudah dibawa pergi oleh pangeran tampan.

"Sebaiknya aku pulang. Axe antar aku pulang" lili memanggil axe dengan teriakannya yang menggelegar di dlam hutan, untung saja disana tidak ada orang lain.

Axe datang dengan wajah yang ingin protes karena tidurnya diganggu oleh majikan berisiknya.

Tanpa basa basi lili menaiki axe dan berbaring disana.

"Hayoo jalan,Antar aku pulang"

Lili tersenyum puas sambil menutup mata. Axe dengan cepat mengantarkan lili pulang, tanpa ada hambatan apapun lili selamat sampai ke istana.

"Terima kasih, kau istirahatlah aku juga lelah" lili mengelus puncak kepala axe dengan gemas dan melompat ke bawah. Axe pun pergi kembali ke kediamannya dengan cepat, lili yang melihat axe pergi langsung masuk kekediamannya dan bersiap untuk tidur.

"Tunggulah besok aku pasti akan datang mempermalukan kalian semua" lili tersenyum menatap bulan, besok adalah hari yang akan membuatnya lelah.

Karena dirinya akan kembali ke academy yang berisikan orang-orang yang membully nya akan menunduk patuh kearah lili.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!