Herm's Group adalah sebuah perusahaan produk konsumen Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta, yang memproduksi berbagai produk makanan dan minuman. Perusahaan ini didirikan oleh Feri Hermawan. Herm's Group sudah memproduksi banyak brand-brand makanan dan minuman terkenal di Indonesia bahkan sudah sampai Asia.
Kini Herm's Group dipimpin oleh Giovani Hermawan putra semata wayang Feri. Dia adalah seorang pria yang tampan, cerdas, baik hati, dan ramah. Yang menjadi kekurangannya adalah, dia selalu gagal dalam kehidupan asmaranya. Bahkan di usia 30 tahun, Gio masih betah sendiri, dan belum berkeinginan memiliki pendamping.
Walaupun Gio adalah CEO dari Herm's Group, tapi belum pernah dia menampakkan wajahnya ke hadapan publik. Hanya para pegawai di kantor saja, yang tahu seperti apa wajah tampan Gio. Tapi tentu saja mereka tidak akan berani membocorkan ke publik jika mereka tidak ingin berakhir dengan mendekam di penjara.
*****
Delapan tahun yang lalu.
Harvard University.
Gio saat ini sedang mengenyam pendidikan S2 dengan jalur beasiswa karena kecerdasannya. Walaupun dia lahir dari keluarga kaya, tapi dia tidak pernah memamerkan kekayaan keluarganya. Bahkan tidak ada di antara teman-temannya yang tahu, bahwa Gio adalah calon CEO Herm's Group. Termasuk kekasih Gio, yang bernama Laras.
Laras mau berpacaran dengan Gio itu karena dia memanfaatkan kepintaran Gio. Karena Laras adalah mahasiswa yang kuliah hanya untuk gaya-gayaan saja.
"Sayang, ayo kita belajar. Bukannya minggu depan kamu ada ujian?"ajak Gio dengan suara lembut.
Laras yang sedang berdandan langsung menutup bedak yang dia pegang dengan kasar dan wajahnya pun merengut, "Apaan sih kamu? Dikit-dikit belajar, apa-apa belajar."
"Tapi ini untuk kebaikan kamu, Ras"ucap Gio.
"Oke, aku akan belajar"tandas Laras dengan kesal.
Gio tersenyum mendengar perkataan Laras. Walaupun Laras pemarah tapi Gio selalu sabar menghadapi sikap Laras. Hingga Gio memutuskan malam ini datang ke apartemen Laras untuk membantunya belajar sekaligus memberinya kejutan. Karena Gio tahu sandi apartemen kekasihnya, maka dia masuk tanpa merasa kesulitan.
Sesampainya di dalam apartemen, Gio tidak menemukan Laras sama sekali. Tapi yang dia temukan adalah sebotol vodka di meja ruang tamu. Gio pun melangkah menuju kamar Laras, dan dia mendengar suara seorang laki-laki.
"Apa Gio tidak tahu hubungan kita?"terdengar suara berat laki-laki itu.
"Tidak akan. Dia itu dia sudah cinta mati sama aku. Cukup memasang wajah memelas saja dia pasti akan memaafkan aku"ucap Laras.
"Lalu kenapa kamu berpacaran dengannya?"
"Aku memacarinya karena memanfaatkan kepintarannya saja"ujar Laras.
Gio sudah mengepalkan tangannya dan tiba-tiba dia mendobrak pintu kamar dengan keras. Laras dan selingkuhannya terperanjat saat melihat sosok Gio berdiri di ambang pintu. Wajah Gio memerah saat melihat kedua manusia itu telanjang bulat dan hanya berbalut selimut.
"Gio..." Laras menegakkan tubuhnya saat melihat Gio.
"Jadi ini yang kamu lakukan di belakang aku? Baiklah Laras, jika aku begitu buruk di matamu, maka mulai hari ini kita tidak memiliki hubungan apapun. Aku tidak peduli dengan hidupmu. Sudah cukup selama ini aku dibohongi"tegas Gio dengan suara dingin lalu dia melangkah pergi.
"Gio!!"teriak Laras hendak beranjak dari kasur tapi laki-laki itu mencegahnya.
*****
Tiga tahun kemudian.
Masih berada di Amerika, karena Gio langsung melanjutkan pendidikan S3. Dia bukan tipe pria yang akan terpuruk hanya karena dikhianati seorang wanita. Sekarang dia menjalin hubungan dengan Jasmin. Seorang mahasiswa paling populer di kampus karena dia adalah putri dari rektor kampus.
Hingga suatu hari, di hari ulang tahun Jasmin, Gio harus menghadapi kenyataan pahit karena kekasihnya mempermalukan dia di jadapan seluruh tamu. Jasmin naik ke atas panggung menggandeng seorang pria tampan bukannya Gio yang meupakan kekasihnya.
"Hai semua, terima kasih sudah datang di pesta ulang tahunku. Dan aku akan memperkenalkan, Steve sebagai kekasihku"kata Jasmin yang disambut tepuk tangan tamu yang hadir.
Tentu saja Gio tidak terima karena dialah kekasih Jasmin, hingga akhirnya dia naik ke atas panggung.
"Apa-apaan ini Jasmin?"tanya Gio.
"Memang apa?"tanya Jasmin balik.
"Kenapa kamu memperkenalkan dia sebagai kekasih kamu? Lalu kamu anggap apa aku selama ini?"ucap Gio.
"Apa kamu tidak punya cermin? Seorang wanita cantik dan kaya seperti aku, memiliki pacar seperti kamu yang kuliah dengan beasiswa dan tidak memiliki apapun"ucap Jasmin dengan nada penuh penghinaan.
"Tapi aku tulus mencintai kamu"balas Gio hendak meraih tangan Jasmin.
Tiba-tiba Steve mendorong Gio menjauh dari Jasmin, "Jangan menyentuh Jasmin, pria miskin seperti kamu tidak pantas untuk dia" bentak Steve.
"Jasmin aku mohon jangan seperti ini. Aku akan lakukan apapun untuk kamu"ujar Gio memohon.
"Pergi dari sini. Aku tidak mau menjalin hubungan dengan pria miskin seperti kamu. Bisa-bisa reputasiku hancur karena berpacaan dengan kamu"ucap Jasmin dengan nada menghina.
Gio pun memutuskan pergi dari pesta Jasmin dengan rasa kecewa. Dia bingung, kenapa dia harus menunjukkan kekayaan yang dia miliki hanya untuk sebuah cinta. Apa sesulit itu mendapatkan cinta yang tulus?
*****
Tiga tahun kemudian.
Jakarta, Indonesia.
Gio kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikamnya di Amerika. Kini dia siap menggantikan papahnya memimpin perusahaan. Karena mengetahui masalah percintaan anaknya, Desi akhirnya memutuskan menjodohkan Gio dengan putri salah satu sahabatnya bernama Dita.
Gio setuju-setuju saja dengan perjodohan itu karena dia pikir pilihan orang tua adalah yang terbaik. Daripada dia harus kecewa lagi karena pilihannya sendiri. Hingga tiba hari pernikahannya dilaksanakan.
Akad nikah diadakan di rumah Dita, dan sekarang Gio sedang duduk di hadapan penghulu untuk mengucapkan ijab kabul. Namun belum selesai mengucapkan ijab kabul, pembantu di rumah Dita datang sambil berlari dan berteriak.
"Ada apa?"tanya ibu Dita.
"Non Dita pingsan"ucap pembantu itu.
Tentu saja semua orang terkejut dan mereka langsung berlari menuju kamar Dita. Dokter pribadi langsung dipanggil untuk memeriksa keadaan Dita.
"Apa yang terjadi dengan anak saya, Dok?"tanya ayah Dita.
"Nona Dita hanya mengalami kelelahan dan setres. Karena saat ini dia sedang mengandung dan usia janinnya delapan minggu"ucap dokter.
Seperti ada petir yang menyambar di siang bolong yang membuat semua orang termasuk keluarga Gio terkejut bukan main. Bagaimana bisa Dita hamil padahal Gio baru bertemu dengannya tiga kali sebelum pernikahan.
"Bagaimana bisa Dita hamil dan kalian berdua tidak mengetahuinya? Gio bahkan jarang bertemu dengan Dita. Mustahil jika bayi itu adalah anak Gio"tegas Feri.
Dan setelah itu Feri membatalkan pernikahan Gio dengan Dita karena dia tidak mau anaknya bertangggung jawab terhadap bayi yang bukan darah dagingnya.
Semenjak hari itu, Gio tidak lagi mau memikirkan urusan percintaan. Dia sudah lelah karena mengalami tiga kali kegagalan dalam urusan asmaranya. Orang tuanya pun tidak pernah menyinggung soal itu karena mereka paham, kalau putra mereka masih trauma untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita.
Sofia Aletrino, seorang supermodel kenamaan Indonesia blasteran Polandia-Indonesia. Papahnya, Bastian Aletrino adalah seorang arsitek asal Polandia yang menikah dengan Astrid, wanita Indonesia yang berprofesi sebagai seorang dokter.
Sofia lahir dan besar di Polandia hingga usia 12 tahun sebelum akhirnya dia pindah ke Indonesia bersama keluarganya dan menatap di Indonesia. Dia sudah memulai karir modelnya sejak usia 14 tahun. Sofia sudah banyak mengikuti ajang pemilihan supermodel. Hingga akhirnya, namanya sudah sangat diperhitungkan sebagai seorang model ternama diusia 25 tahun.
Awalnya Sofia ingin menjadi seorang pengacara. Setelah dia lulus S1, Sofia mendapat tawaran tampil di London Fashion Week. Tentu saja, dia tidak mau melewatkan kesempatan emas itu. Dan akhirnya dia memilih untuk fokus menjalani karir modelingnya.
*****
Milan, Italia.
Alin adalah sahabat sekaligus manajer dan asisten Sofia. Mereka sudah bersama sejak SMA bahkan hingga sekarang. Alin sudah hafal di luar kepala seperti apa sifat Sofia. Menurut orang yang belum mengenalnya, Sofia adalah wanita yang angkuh, judes, dan menyebalkan. Padahal jika sudah mengenalnya dengan baik, Sofia adalah sosok wanita penyayang, baik hati, dan apa adanya.
"Fia, bangun! Ini udah jam berapa, lo ada jadwal rehearsal buat acara Milan Fashion Week"teriak Alin mengguncangkan tubuh Sofia yang masih tidur nyenyak berbalut selimut.
"Berisik Lin, gue masih ngantuk bangke"tolak Sofia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Alin menghela napas kasar lalu berkacak pinggang menatap Sofia, "Acara dimulai 30 menit lagi, kalau lo sampai telat jangan salahin gue kalau pihak panitia cari model pengganti buat nggantiin lo," ancam Alin.
Mendengar perkataan Alin, Sofia langsung terduduk di tempat tidur, "Sumpah? Demi apa lo?"
"Demi langit dan bumi beserta isinya"balas Alin dengan nada jutek.
Sofia langsung ngacir ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia tidak mungkin mandi kalau dia ingin telat datang ke acara rehearsal. Akhirnya Sofia hanya cuci muka dan gosok gigi. Toh namanya perempuan cantik mau sudah atau belum mandi juga tetap cantik kan?
15 belas menit kemudian, Sofia keluar dari kamar mandi dan sudah memakai setelan kemeja dan celena jeans. Simple nampun nampak seksi untuk seorang model.
"Buruan Fi, nanti lo telat baru tahu rasa"gerutu Alin.
Sofia menyerobot tasnya yang tergeletak di meja rias lalu berkata, "Iya ini gue juga udah selesai."
Mereka berdua pun keluar dari kamar dan segera meninggalkan hotel untuk pergi menuju lokasi yang dijadikan tempat untuk acara fashion show besok malam.
The Royal Palace of Milan atau Palazzo Reale di Milano adalah bangunan klasik yang dahulu menjadi pusat pemerintahan di kota Italia Milan selama berabad-abad. Saat ini, ia berfungsi sebagai pusat budaya dan merupakan tempat pameran seni internasional. Dan tempat ini menjadi tempat diselenggarakannya Milan Fashion Week.
Sofia langsung menuju ruangan yang dijadikan sebagai ruang ganti. Sofia masuk dalam tim salah satu designer asal Lebanon dan dia akan memperagakan tiga gaun mewah racagan designer tersebut. Satu persatu gaun Sofia coba sekaligus dia jajal untuk dibawa berjalan di atas runway. Setelah acara rehearsal selesai, Sofia pun meninggalkan tempat itu.
Baru saja Sofia berjalan melewati pintu ruang ganti ada seseorang yang menabrak dia, hingga Sofia jatuh ke lantai.
"Ups sorry..."ucap orang itu dengan nada menjengkelkan.
Alin membantu Sofia berdiri lalu Alin berkata, "Jeny, bisa tidak kamu jangan membuat masalah dengan Sofia?"
Jeny Kim adalah model asal Korea yang merupakan saingan Sofia. Dia tidak pernah menyukai Sofia karena Sofia jauh lebih tenar daripada dia.
"Memangnya kenapa? Dia itu tidak pantas ada di fashion show ini. Jangan-jangan dia rela naik ke atas ranjang agar bisa mendapat kontrak agar bisa tampil di fashion show ini"ejek Jeny.
PLAK
Sofia menampar pipi kanan Jeny cukup keras, hingga oramg-orang yang berada di sana mengalihkan pandangannya ke arah Sofia.
"Seharusnya kamu berkaca pada diri kamu sendiri. Sebenarnya siapa yang suka naik ke atas ranjang pengusaha untuk dapat kontrak agensi model"tegas Sofia yang membuat Jeny langsung bungkam.
Semua orang menatap kagum ke arah Sofia, karena hanya wanita itu yang bisa bertindak tegas dan membungkam mulut iblis Jeny. Setelah puas dengan pidatonya, Sofia bergegas pergi dengan Alin.
"Lihat itu, bagaimana Sofia mempermalukan Jeny."
"Sofia itu model yang berkompeten. Tidak mungkin dia mau tidur dengan sembarang pria."
"Iya, yang aku dengar, justru Jeny yang seperti itu."
Begitulah komentar yang keluar dari orang-orang yang melihat keributan tadi. Dan hal itu jelas membuat Jeny merasa sangat malu.
"Gila tuh cewek. Rasanya pengin gue robek tuh mulut"omel Alin sambil berjalan menuju ke parkiran mobil.
"Dia nggak ada kapok-kapoknya ngajak gue ribut. Belum tahu dia keganasan seorang Sofia Aletrino"lanjut Sofia dengan bangganya.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan meninggalkan The Royal Palace untuk kembali ke hotel tempat mereka menginap.
Sesampainya di hotel, Alin langsung membuka laptop miliknya untuk mengecek jadwal pekerjaan Sofia setelah dari Milan Fashion Week.
"Lin, lo mau makan apa? Biar gue pesen ke restoran hotel"kata Sofia yang sedang memegang buku menu makanan.
"Pecel lele ada nggak ya?"celetuk Alin.
Mendengar perkataan Alin, Sofia langsung melempar bantal sofa dan tepat mengenai wajah Alin, "Heh bangun curut, ini Italia bukannya Depok," omel Sofia.
Alin terkekeh mendengar omelan Sofia yang super bar-bar. Walaupun tampang bule tapi kalau sudah mengomel maka ucapan ala anak Jaksel pun keluar dari mulut Sofia.
"Pizza aja deh"ucap Alin.
Sofia pun memesan beberapa menu makanan dan menelpon pihak restoran hotel melalui telpon yang ada di kamarnya.
"Habis dari Milan, kita ke mana lagi?"tanya Sofia.
"Habis fashion show lo masih ada pemotretan buat gaun yang lo pakai buat fashion show besok. Barulah besoknya kita ke Singapura buat datang ke acara grand opening store Marc Jacob"jawab Alin.
"Oke sip. Lin, bisa nggak lo kosongin jadwal gue buat kerjaan di luar negri? Gue capek beberapa tahun ini jarang banget ada di Indonesia. Gue kan juga kangen rumah. Emang lo nggak kangen papah sama mamah lo?"kata Sofia.
"Ya kangenlah Fi. Tapi kan gua manajer lo yang tetap harus bersikap profesional terhadap semua job-job lo yang berjibun. Udah berasa presiden lo kerjaannya keliling dunia"balas Alin santai.
Sofia menghampiri Alin yang duduk di sofa, "Ya udah, habis dari Singapura kita balik ke Jakarta aja. Kalau ada kerjaan terima aja kerjaan yang ada di Indonesia. Bosen gue ke luar negeri mulu"ujar Sofia.
"Iya bawel"seru Alin sambil mengangkat kedua alisnya.
Tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu. Ternyata makanan pesanan Sofia sudah diantarkam oleh pelayan hotel.
Keesokan harinya.
Sofia sudah berada di ruang ganti acara Milan Fashion Week sejak pagi hari. Karena banyaknya model yang dilibatkan dalam acara ini, maka persiapan make up dan hair do harus dilakukan lebih awal agar tidak bertabrakan dengan model yang lain.
Sofia memakai ballgown berwarna biru muda bertabur kristal bak cinderella dengan rambut dicepol dan memakai tiara kecil di kepalanya. Persis seperti putri kerajaan jika dilihat dengan seksama.
Dan akhirnya malam pun tiba, tepat pukul tujuh malam, acara fashion show dimulai. Dua puluh designer sudah memamerkan puluhan rancangan busana andalan mereka untuk musim ini dalam pagelaran Milan Fashion Week kali ini.
Sofia berdiri berbaris di backstage menunggu giliran untuk tampil di runway.
"Ayo Sofia, sekarang giliranmu"ujar seorang wanita yang merupakan salah satu panitia.
Sofia melangkahkan kaki memasuki runway. Dia berjalan dengan begitu anggun mengikuti alunan musik klasik sambil memamerkan ballgown berwrna biru muda bertabur kristal yang begitu mewah dan anggun. Wajah sensual dan tatapan tajam mata Sofia menjadi daya tarik terhadap dirinya.
Setelah acara fashion show usai, setiap model diharuskan melakukan photsoot di salah satu bagian The Royal Palace yang mirip seperti ruang pertemuan mewah bergaya klasik ala Romawi.
Sofia dipasangkan dengan seorang model pria asal Meksiko bernama Diego. Mereka nampak serasi dalam photoshoot seperti pasangan duke dan duchess.
"Oh my God, Sofia dan Diego kalian memang pasangan yang serasi. Kenapa kalian tidak berpacaran saja"ucap fotografer.
Sofia memutar bola matanya jengah. Dia selalu saja digosipkan dengan model pria yang menjadi pasangannya setiap kali photoshoot. Tapi dari semua gosip itu tidak pernah ada yang benar, karena memang Sofia tidak ingin menjalin hubungan dengan pria yang seprofesi dengannya.
"Kalau pemotretannya sudah selesai, bisakah aku kembali?"tegas Sofia.
"Ya tentu"ucap fotografer.
Saat Sofia hendak beranjak, Diego menahan tangannya dan berkata, "Bisa kita bicara sebentar?" Diego menatap Sofia penuh harap.
"Iya tentu"balas Sofia singkat.
Diego mengajak Sofia ke salah satu sisi balkon tempat pemotretan.
"Sofia, aku ingin mengatakan sesuatu. Aku menyukai kamu sejak pertama kali bertemu kami di New York tahun lalu"ucap Diego.
Sofia bukanlah tipe perempuan yang akan baper setengah mati ketika ada seorang pria menyatakan cinta kepadanya, "I am so sorry Diego. Tapi aku hanya menganggap kamu hanya sebatas sebagai rekan kerja tidak lebih. Maaf aku permisi." Sofia pergi meninggalkan Diego setelah selesai menyelesaikan perkataannya.
Tapi Diego berhasil menarik tangan Sofia hingga dia berhasil membawa tubuh Sofia ke dalam pelukannya. Sofia meronta memaks agar Diego melepaskan tubuhnya, tapi tak disangka justru Diego menarik tengkuk kepala Sofia dan mencium bibir Sofia secara paksa.
Dengan sekuat tenaga Sofia mendorong tubuh Diego agar menjauh darinya walaupun sangat sulit karena besarnya gaun yang dia pakai.
"Shit! What the hell! Kamu adalah pria paling berengsek Diego. Aku tidak mau melihat wajahmu lagi"sarkas Sofia penuh amarah lalu pergi meninggalkan Diego.
"Kita lihat saja nanti, apa setelah ini kamu masih bisa menolakku?"ucap Diego dengan senyum sinis.
Sofia kembali ke ruang ganti untuk melepas gaun yang dia pakai. Kemudian setelah berganti pakaian, dia menghampiri Alin yang sudah menunggunya di ruangan yang dikhususkan untuk para manajer model.
"Lo kenapa kelihatan marah begitu?"tanya Alin.
Sofia mengambil sebotol air mineral lalu menenggaknya begitu cepat. Setelah itu dia berkata, "Diego nyium gue secara paksa, Lin."
"WHAT??? SUMPAH???" Alin berteriak sambil menggebrak meja yang ada di depannya.
"Kurang ajar itu cowok. Mentang-mentang cakep bisa bertindak seenak udelnya hah?"lanjut Alin yang mulai terbawa emosi.
"Dia bilang kalau dia suka sama gue. Lah memang dia pikir gue cewek apaan, sampai harus bahagia dicium sama cowok yang nggak gue suka"ketus Sofia dengan wajah memerah.
Alin mendekati Sofia dan memeluk sahabatnya itu, "Sabar Fi. Kalau perlu gue laporin dia ke polisi. Biar karirnya hancur sekalian."
"Udahlah, lupain aja kejadian ini. Gue males ribut sama orang. Mending keberangkatan kita ke Singapura dipercepat malam ini aja"ucap Sofia.
"Tanpa lo suruh, gue udah ngelakuin itu sebelumnya. Gue udah pesen tiket keberangkatan kita ke Singapura malam ini. Jadi mending kita balik ke hotel buat siap-siap"ajak Alin.
"Ya udah, ayok"balas Sofia.
Mereka berdua pun meninggalkan The Royal Palace untuk bergegas menuju ke hotel.
Sesampainya di hotel, Alin dan Sofia langsung menemasi pakaian mereka dan beberapa dokumen keperluan imigrasi.
"Fi, nggak mau beli oleh-oleh dari Italia?"tanya Alin.
"Memang oleh-oleh khas Italia apaan?"tanya Sofia balik.
"Kalau nggak salah sih bakpia pathok"celetuk Alin dengan wajah polos tak berdosanya.
Mendengar jawaban Alin, Sofia langsung melempar paspor yang ada di tangannya dan langsung mengenai wajah Alin, "Hei curut, sejak kapan bakpia pindah ke Italia? Kalau lo masih ngaco gue bakal buang lo ke Antartika sumpah," sulut Sofia.
Yang diomeli hanya cengar-cengir. Alin sangat suka meledek Sofia, karena perempuan itu akan menjadi sangat cerewet.
Tiba-tiba HP Sofia berbunyi, dan ternyata dia mendapat telpon dari mamahnya.
"Halo, Mam."
"Fia, kamu masih di Italia?"
"Udah enggak Mam. Aku sama Alin udah mau siap-siap berangkat ke Singapura."
"Apa kalian berangkat malam ini?"
"Iya Mam. Kenapa?"
"Nggak papa, mamah cuma khawatir aja sama kamu."
"Ya ampun, Mam. Ini bukan pertama kalinya aku pergi ke luar negeri. Kayak nggak biasanya aku pergi jauh. Tenang aja, habis dari Singapura, Sofia langsung pulang ke Jakarta dan mungkin untuk beberapa bulan ke depan, aku nggak ambil kerjaan di luar negeri."
"Oh ya? Baguslah kalau begitu. Mamah udah kangen banget sama kamu."
"Iya Mam. Fia juga."
"Ya udah, kamu hati-hati di jalan. Salam buat Alin."
"Siap ibu negara."
Sofia pun mematikan telepon setelah perbincangan dengan mamahnya selesai.
"Tante Astrid bilang apa?"tanya Alin.
"Cuma bilang hati-hati aja. Dan titip salam buat lo"ucap Sofia.
"Uh so sweet banget sih mamah lo. Beda sama mamah gue"protes Alin.
"Ya ampun, nih cewek. Emang sejak kapan lo laporan sama mamah lo setiap mau pergi ke mana? Besok kasih kejutan aja sama Tante Mita, pasti dia seneng tiba-tiba lo balik karena masih inget rumah"kata Sofia sambil terkekeh.
"Dasar semprul"gerutu Alin.
Setelah selesai berkemas, mereka langsung menuju resepsionis hotel untuk check out. Setelah check out selesai, mereka diantar oleh sopir dari hotel menuju bandara.
Sesampainya di bandara, mereka berdua langsung menuju gate keberangkatan dan melakukan check in. Setelah check ini selesai, mereka menuju pesawat dan siap untuk berangkat menuju Singapura.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!