Dengan langkah tegap dan tatapan dingin seorang pria menuruni tangga dari Mansionnya.Tak ada yang berani menatap mata tajamnya kecuali atasannya yaitu Zaki Iskandar Mubarak.
Meski ia awalnya adalah asisten pribadi dari pria bernama Zaki namun dia merupakan pimpinan dari mafia terkejam di negara itu.Tak ada pengampunan baginya jika ada yang mengusik keluarga atasannya maupun orang terdekatnya.Tidak akan ada rasa kasihan dalam kamusnya.Ia akan membunuh dengan kejam musuhnya lalu menjual organ tubuhnya pada pasar gelap.
Dia adalah Dave Grohl Mahardika,pria berusia 28 tahun yang memiliki sifat dingin dan kaku.Tak ada wanita yang berani mendekatinya.Bukan pria itu tidak tampan malah pria itu sangat tampan dengan sejuta pesona.Belum apa apa wanita akan menciut jika berhadapan dengan pria itu.
Dave memiliki alasan mengapa ia tidak mau berdekatan atau menjalin hubungan dengan makhluk yang namanya wanita.Dia sudah tak mempercayai lagi yang namanya wanita saat sang ibu meninggalkan tanpa rasa bersalah bersama adiknya yang masih bayi.Hal itu mengikis rasa kepercayaannya pada seorang wanita.
Pria itu juga berusaha untuk tidak pernah jatuh cinta,jika itu sampai terjadi ia tak ingin orang yang ia cintai menjadi kelemahannya nantinya.Dan tak akan ada juga wanita yang mau menikah dengan seorang ketua mafia seperti dirinya.
Dave melajukan kendaraannya membelah kota untuk menuju perusahaaan yang ia pimpin.Zaki mempercayakan anak perusahaannya untuk ia pimpin.Dan ia tak akan membuat kecewa orang yang sudah memberikannya banyak kepercayaan itu.
Sudah setengah tahun ini ia memimpin perusahaan,dan hasilnya cukup membanggakan.Ia mampu memenangkan beberapa tender dan juga saham pun ikut naik.
Pria itu menatap fokus jalanan,ia lebih suka menyetir sendiri meski anak buahnya bisa saja menyopirinya.Ia lebih suka melakukannya sendiri.
Tentang keluarganya tak ada yang menarik, kedua orangtuanya meninggalkannya dengan sang adik.Dua puluh tahun mereka hidup tanpa kasih sayang ibu kandung.Beruntung keluarga Iskandar menemukan mereka dan mengangkat mereka menjadi anak.Adiknya yang saat itu masih bayi dirawat dengan baik oleh Nyonya Iskandar.
Tentang adiknya,Daveena Giana Mahardika,kini sudah melanjutkannya studinya di Amerika.Dave akan melakukan apapun untuk adik kesayangannya itu.
Citt...
Dave menghentikan mobilnya saat seseorang berlari menghadang mobilnya.Ia sangat mengenal gadis yang saat ini dikejar kejar oleh beberapa pria bertubuh besar itu.Dave menurunkan kaca mobilnya saat gadis itu memukul kaca mobilnya meminta pertolongan.
Dave menurunkan kaca mobilnya dan membukakan pintu secara otomatis.Gadis itu langsung masuk dan tak melihat siapa yang berada dibalik kemudi.
Dave menaikan kaca mobilnya lalu kembali melajukan mobilnya.Pria itu tak membiarkan gadis itu mengatur nafasnya yang memburu.
"Terimakasih Tuan anda sudah--gadis itu menghentikan ucapannya saat menatap Dave.
"Pak Dave...",lirih gadis itu.
"Kamu memiliki hutang hingga dikejar kejar oleh pria tadi?",tanya Dave.
"Ah bukan Pak, mereka suruhan orangtua saya",jawab gadis itu.
"Kenapa mereka mengejarmu?",tanya Dave.
Gadis itu terdiam,tampak keraguan di dalam sorot matanya.
"Ada apa,mungkin aku bisa membantumu",tanya Dave.
"Anda tidak akan bisa membantu saya Pak.Saya akan menikah besok dengan pria pilihan Papa saya,makanya saat memilih kabur dari rumah",jawab gadis itu.
Dave membeku,ia tak percaya ini tak hanya atasannya.Sepupu dari Zaki ini juga dijodohkan."Sepertinya keluarga kalian sangat hobi menjodohkan anak anaknya", sindir Dave gadis yang tak lain adalah Juwita.Sudah setengah bulan semenjak pertemuan terakhir mereka di rumah sakit saat istri Zaki melahirkan dan ini adalah pertemuan pertama mereka sejak saat itu.
"Lalu aku harus mengantarkanmu kemana?",tanya Dave.
"Entahlah Pak,bisakah saya minta tolong pada anda?",tanya Juwita.
"Apa?",tanya Dave.
"Bisa saya tinggal dimansion anda yang ada di--
"Tidak...disana tak ada lagi pelayan yang tinggal.Kamu tinggal saja di salah satu unit apartemen saya",ujar Dave yang kasihan dengan sepupu Zaki ini.Jika bukan kerabat dari Zaki ia tak akan mau membantu.Waktunya sangat berharga untuknya.Terlebih keluarga Zaki sudah banyak membantunya selamanya ini.
"Jika saya masih dikota ini,Papa saya akan tetap menemukan saya Pak",jawab Juwita.
"Apa alasan keluargamu menjodohkanmu?",tanya Dave.
"Itu--karena mereka ingin saya menikah dan tentu saja saya menolak karena saya tak memiliki kekasih.Akhirnya mereka memberikan saya tantangan untuk mencari pasangan dalam waktu tiga bulan jika gagal saya harus mau menikah dengan pria pilihan mereka",jawab Juwita.
"Dan kamu gagal mencari kekasih?",tanya Dave.
"Iya Pak.Saya menyukai seseorang tapi orang itu tidak peka.Mungkin saya bukan wanita kriterianya",jawab Juwita tersenyum miris dengan nasib percintaannya.
"Berapa usiamu?",tanya Dave.
"24 tahun",jawab Juwita.
"Kita ke kantorku dulu,aku ada meeting pagi ini.Setelah selesai aku akan mengantarmu kesuatu tempat",ujar Dave kembali ke wajah datarnya.
"Terimakasih Pak atas pertolongan anda",jawab Juwita.
"Ya...",jawab Dave dengan wajah datarnya.
Tak lama Dave sampai di sebuah gedung bertingkat.Pria itu meminta Juwita untuk ikut turun.
"I-ini kantor anda Pak?",tanya Juwita menatap gedung bertingkat itu.
"Iya..."
"Pantas saja anda tak lagi kelihatan lagi di kantor Kak Zaki",kekeh Juwita.
"Ini anak perusahaan Iskandar Crop",jawab Dave berjalan masuk kedalam perusahaaan diikuti Juwita dari belakang.
Juwita tak lagi bertanya, gadis itu diam.Ia mengikuti Dave diiringi tatapan karyawan padanya yang hanya memakai piyama tidur jauh dari kata modis.
"Masuk lah!,kamu bisa menungguku disini.Aku akan menghadiri meeting sebentar lagi",ujar Dave saat sampai diruangannya.
"I-iya Pak",jawab Juwita.
"Jika kamu lapar,kamu bisa menelepon layanan office girl melalui telepon itu",ujar Dave menunjuk telepon yang ada diatas meja.
"Iya Pak...", jawab Juwita.
Tok tok tok
"Masuk!"
Ceklek
"Maaf Pak, meetingnya akan segera dimulai",ujar seorang pria yang merupakan sekretaris Dave.
"Ya...",jawab Dave.
Dave meninggalkan Juwita diruangannya,pria itu harus menghadiri meeting dengan para divisi membahas laporan akhir bulan.
Kembali kepada Juwita, gadis itu saat ini duduk di sofa ruangan Dave dengan bertekuk lutut.Jika hari ini ia tak bertemu Dave entah apa yang akan terjadi pada dirinya.Ia harus menikah dengan pria yang tak ia kenal dan ia cintai sama sekali.
Ting
Mama
[Juwita...pulang Nak,Papa kamu sangat marah saat ini karena kamu kabur.Kami akan sangat malu jika pernikahan ini batal sayang]
Juwita mematikan ponselnya,ia tak habis pikir dengan kedua orangtuanya yang mementingkan rasa malu daripada kebahagiaannya,orangtua macam apa itu?.
"Maafkan Juwi Ma,maaf", lirih Juwita terisak.Air mata yang ia tahan dari tadi akhirnya keluar juga.
...****************...
Ceklek
Juwita mengangkat kepalanya menatap seseorang yang tengah berdiri diambang pintu.Seorang wanita berpakaian cukup seksi melipat tangannya di dada tersenyum miring pada Juwita yang sedang menghapus air matanya dengan kasar.
Wanita itu menatap Juwita dari atas sampai kaki lalu tersenyum remeh."Gelandangan mana yang di bawa Pak Dave kesini", sinis wanita itu.
Juwita mengepalkan kedua tangannya,ingin rasanya ia menyumpal mulut wanita itu dengan sendal yang ia gunakan jika tak mengingat ini kantor milik sepupunya.
"Siapa kamu?",tanya Juwita.
"Aku?,Aku Clara calon istrinya Pak Dave",jawab wanita itu penuh percaya diri.
"Oh...",jawab Juwita acuh namun hatinya terasa begitu teriris.Pantas saja Dave tak pernah meliriknya ternyata kekasih pria itu sangat cantik dan modis serta juga seksi.
"Kenapa kamu sampai di bawa Pak Dave ke sini?,oh aku tau pasti maid baru untuk mengurus mansionnya ya",ujar wanita itu yang sengaja datang kesini saat mendengar beberapa karyawan mengatakan jika atasan mereka membawa seorang wanita keruangannya.Hal yang tak pernah pria itu lakukan selama ini.Karena ia melihat Dave keluar dari ruangannya bersama sekretarisnya membuat wanita itu memiliki kesempatan untuk melihat Juwita.
"Aku--
"Kelihatan sih",ujar Clara.
"Oh ya...aku ingatkan kamu untuk jangan berharap Dave menyukaimu,karena dia milikku",ujar Clara penuh penekanan.
"Tidak akan",jawab Juwita.
"Kalau begitu ayo pergi dari sini,dan ingat jangan lagi mendekati Dave atau aku akan mengatakan pada semua orang jika kamu pelakor",ujar Clara menunjuk pintu.
"Huffhhh...kalau aku gak--
"Nantangin kamu,hah?.Oke aku akan--
"Iya iya aku pergi",jawab Juwita dengan wajah kesalnya.
"Silahkan!",ujar Clara tersenyum penuh kemenangan karena ia berhasil menyingkirkan wanita yang berdekatan dengan pria yang selama ini ia inginkan.
Juwita melangkah lesuh memasuki lift, harapannya untuk kabur pupus sudah.Berharap Dave bisa menolongnya tapi pria itu sudah memiliki kekasih dan ia tak ingin di cap pelakor jika berdekatan dengan pria dingin itu.Mengenai Dave,gadis itu memang menyukai pria itu dan kini ia harus patah hati sebelum mengatakan cintanya pada pria itu.Hatinya terasa begitu sakit saat ini saat tau pria yang ia cintai telah memiliki kekasih.
Juwita keluar dari lift lalu berjalan keluar dari perusahaan itu dengan langkah lebar.Tujuannya saat ini adalah rumah temannya yang tak jauh dari sini.Dia berharap temannya ada dirumah.
Sementara itu Dave baru saja menyelesaikan meetingnya,pria itu segera kembali ke ruangannya setelah meminta sekretarisnya untuk mengirimkan hasil rapat.
Pria itu membuka pintu ruangannya namun tampak kosong.Pria itu memeriksa seluruh ruangannya termasuk kamar mandi namun hasilnya Juwita tak lagi berada diruangannya.
"Kemana gadis itu?",gumam Dave.
"Mungkin dia ke kantin", pikirnya.
Dave tak lagi memusingkan kemana Juwita pergi karena ia berpikir gadis itu hanya ke kantin.Pria itu kembali melanjutkan pekerjaannya.
***
Tok tok tok
Juwita mendatangi ruang temannya berharap sang teman berada dirumah.
Tok tok tok
"Ayu...ini gue Juwita", teriak gadis itu didepan rumah sederhana temannya itu.
Ceklek
"Juwi...",seru Ayu.
Juwita menoleh dan langsung berhamburan memeluk Ayu dan menangis terisak.Ayu yang tak tau apa apa tampak kebingungan.
"Lo kenapa Wi?",tanya Ayu mengusap pelan punggung Juwita berharap temannya itu tenang.
"Yu...gue kabur dari rumah",jawab Juwita mengurai pelukannya lalu mengusap air matanya.
"Ayo masuk dulu,kita bicara didalam",ujar Ayu membawa Juwita memasuki rumahnya.
"Minum dulu,biar Lo tenang setelah itu baru cerita", sambung Ayu menyodorkan segelas air putih.
"Terimakasih ya",jawab Juwita.
"Ya..."
"Ada apa Wi, kenapa Lo kabur dari rumah?", tanya Ayu.
Juwita tersenyum pilu."Gue di jodohin sama orangtua gue",jawab Juwita.
"What?, dijodohkan?.Ya Ampun Wi,ini bukan lagi zaman perjodohan.Ngadi ngadi aja orangtua Lo",pekik Ayu.
"Makanya gue kabur, boleh ya gue nginap disini untuk sementara waktu",ujar Juwita.
"Tentu...tapi malam ini Lo sendiri deh disini.Gue mau menghadiri ulang tahun salah satu teman kerja gue di club.Gak apa apa kan,gue paling pulang tengah malam.Disini aman kok",jawab Ayu.
"Gue boleh ikut gak?",tanya Juwita.
"No...Lo belum pernah datang ke sana Wi,yang ada Lo di sergap pria hidup belang",jawab Ayu.
"Boleh ya Yu.Gue gabut nih",ujar Juwita memohon pada temannya.
"Tapi Wi,Lo itu--
"Boleh ya",mohon Juwita.
"Huffhhh baiklah",jawab Ayu pada akhirnya membuat Juwita tersenyum senang.
Dan sinilah Juwita saat ini, disebuah Club' yang ramai dengan lautan manusia yang berpakaian minim.Juwita juga melukukan hal yang sama.Gadis itu memakai baju yang super ketat dengan punggung terbuka dibagian belakang.Juga rok mini diatas paha membuat gadis yang memiliki body goals itu tampak menawan.Banyak pasang mata yang menatapnya tak berkedip namun Ayu bersiaga melindungi temannya itu dari gangguan pria nakal.
Juwita duduk disalah satu meja bersama Ayu yang tampak menyapa orang orang yang ia kenali.Ayu tak meninggalkan Juwita walau sebentar.Ia takut temannya itu diseret pria hidung belang.
"Yu siapa nih?",tanya seorang pria menghampiri Ayu lalu menunjuk Juwita.
"Teman gue,jangan macam-macam Lo",ancam Ayu memasang wajah galaknya.
"Eits...oke oke,tapi kenalan boleh dong",ujar pria itu mengedipkan matanya pada Juwita membuat gadis itu merinding takut.
"Lihat,dia aja takut sama Lo.Sana cari wanita lain",ujar Ayu mendorong tubuh pria itu.
"Wi...dance yuk!",ujar Ayu menunjuk lantai dansa.
"Ayo",jawab Juwita bangkit dari duduknya lalu turun kelantai dansa bersama Ayu.
Iringan musik DJ membuat pada manusia yang ada di lantai dansa meliuk-liukkan tubuhnya begitu juga Juwita.Gadis itu tak sadar ada seorang pria berusaha mendekatinya dan menari dibelakangnya.
Dari kejauhan sepasang mata menatap tajam pada Juwita.Pria itu mengeras rahangnya saat melihat seseorang berusaha untuk menyentuh pinggang Juwita.Meski Juwita menolak dan tampak marah tapi orang itu tampak makin berani.
Pria itu langsung turun ke lantai dansa dan menarik kasar pergelangan tangan Juwita.Gadis itu tampak terkejut dan memberontak.
"Lepas...", teriak Juwita berusaha melepaskan tangannya.
Pria itu membawa Juwita keruangan VVIP khusus untuknya."Jadi begini kelakuanmu?",tanya pria itu menatap tajam Juwita.
"P-pak Da-ve an-da disini?",tanya Juwita tanpa menjawab pertanyaan Dave.
"Jawab pertanyaanku!",ujar Dave yang begitu terlihat marah melihat pakaian yang dikenakan oleh Juwita.
Juwita yang teringat akan kejadian dikantor pria biru tersenyum miring."Jika ia kenapa?,bukan urusanmu Pak Dave.Urus saja kekasihmu",jawab Juwita.
Dave mengerutkan keningnya karena tak paham dengan maksud ucapan Juwita."Apa maksudmu?",tanya Dave.
"Sudahlah lupakan saja",jawab Juwita.
"Kenapa kamu pergi begitu saja tadi siang.Aku memintamu untuk menunggu tapi kamu malah pergi",tanya Dave membuka jas yang ia gunakan lalu memasangkan pada tubuh Juwita yang terbuka.
"Aku--
"Ayo pulang,aku akan membantumu untuk kabur dari kedua orangtuamu",ujar Dave.
"Tapi--
...****************...
"Apa lagi?,kamu masih mau disini mempertontonkan tubuhmu pada pria belang di tempat ini?",tanya Dave.
"Ti-tidak a-aku--
"Lihatlah semua pria menatapmu lapar",ujar Dave.
Juwita memperhatikan sekelilingnya dan benar saja banyak pria yang menatapnya lapar padanya.Gadis itu bergidik ngeri lalu berjalan lebih dulu dari Dave untuk keluar dari Club' itu.
"Vans... aku pergi dulu",ujar Dave pada temannya yang merupakan orang kepercayaannya untuk mengelola tempat malam ini.
Dave memiliki beberapa club' malam,dan kedatangannya kesini bukanlah untuk bersenang-senang dengan wanita karena ia bukan pria yang suka bermain wanita.Kedatanganya kesini hanya mengecek tempat usahanya ini.
"Ya Dave...",jawab Vans melambaikan tangannya yang sedang duduk bersama wanita cantik.
Dave mengikuti Juwita yang lebih dulu keluar dari tempat itu.Pria itu menemukan Juwita yang berdiri di dekat pintu masuk menunggunya.
"Ayo...",ujar Dave mendahului Juwita.
Juwita mengikuti langkah lebar pria itu menuju mobilnya.Gadis itu sedikit kewalahan menyamakan langkah mereka.
Juwita memasuki mobil Dave setelah pria itu menyuruhnya masuk dan duduk sebelah kemudi.Juwita yang memakai rok pendek membuat pahanya terekspos.Meski gadis itupun berusaha menurunkan roknya tapi usahanya sia sia.
Dave memasuki mobilnya dan duduk dibalik kemudi.Pria itu mengerutkan keningnya saat melihat Juwita bergerak gelisah.
"Kamu baik baik saja?",tanya Dave.
"I-iya...",jawab Juwita gelagapan.
Dave yang menyadari gerak tubuh gadis itu mendesis pelan."Buka jas itu lalu tutupi pahamu itu!",ujar Dave.
Juwita segera membuka jas milik Dave yang membungkus tubuhnya lalu menutupi pahanya yang terbuka.Meski baju dibagian dadanya memiliki potong dada rendah hingga memperlihatkan belahan asetnya.
"Shitt...",umpat Dave memalingkan wajahnya.
"Sekali lagi aku melihatmu berpakaian seperti itu maka akan aku pastikan aku merobek pakaiannmu itu",ujar Dave menatap lurus ke depan.
Juwita tak menjawab,ia sungguh malu saat ini.Malu?, kenapa baru sekarang ia merasa malu tadi saat di tempat hiburan itu ia tak sedikitpun merasa malu karena tubuhnya telah ditatap banyak orang.Tapi kenapa saat bersamaan Dave rasa malu itu muncul.Dave melajukan mobilnya menuju Mansionnya.Disini Juwita akan aman karena mansionnya ini banyak pengawalnya yang berjaga.
"P-pak... ngomong ngomong kekasihmu sangat cantik",ujar Juwita membuka suara.
"Kekasih?",beo Dave.
"Iya tadi dia mendatangiku ke ruanganmu Pak,dan memintaku untuk menjauhimu",ujar Juwita.
"Karena itu kamu pergi?",tanya Dave.
"Ya...aku tak ingin dianggap pelakor",jawab Juwita.
Dave tak lagi menjawab karena ia akan mengecek cctv ruangannya nanti setibanya di Mansion.Dan dia tidak memberikan klarifikasi pada Juwita tentang siapa wanita yang mengaku sebagai kekasihnya itu.Baginya itu tidak perlu karena Juwita bukan siapa siapanya.
Juwita merengut kesal melihat wajah datar dan dingin Dave.Ia berharap Dave mengatakan jika itu tidak benar tapi apa ini, pria itu diam saja.
Sekarang ia tak mempedulikan Dave memiliki kekasih atau tidak.Ia membutuhkan Dave untuk tempat berlindung dari orang orang Papanya yang ia yakin saat ini masih mencarinya.
Sesampainya di Mansion keduanya turun dari mobil disambut oleh pengawal yang berjejer menunggu kedatangan mereka, lebih tepatnya kedatangan Dave.
"Kak Zaki saja tidak memiliki Mansion seluas ini,tapi dia yang hanya memegang anak perusahaan memiliki dua mansion yang sangat luas",batin Juwita.
Juwita tak tau saja jika kekayaan pria itu bukan dari gaji yang Zaki berikan.Tapi dari bisnis ilegal pria itu.Dave memiliki gudang persenjataan terbesar di Asia tenggara dan itu satu satu perusahaan legal yang ia tekuni.Sedangkan yang ilegal ia juga melakukan transaksi jual beli organ tubuh manusia di bawah tanah sana.Organ tubuh itu ia dapat dari musuh musuhnya yang berhasil ia tangkap.Dan ada lagi sederet usaha lainnya yang menambah pundi pundi uangnya.
Bekerja pada Zaki adalah bentuk balas budinya.Sebenarnya yang mengajarkan ia berbisnis ia adalah mendiang Tuan Mubarak,Kakek Zaki yang merupakan ketua mafia yang paling ditakuti.
"Bik...layani dia selama dia berada disini",ujar Dave pada salah satu pelayannya.
"Baik Tuan...", angguk pelayan itu dengan kepala tertunduk.
"Kamu masuklah ke kamar itu.Itu adalah kamar Daveena,ada pakaian miliknya disana.Pakailah,aku rasa cocok dengan tubuhmu",ujar Dave menunjuk sebuah kamar pada Juwita.
"Baik Pak, terima--
"Bik tunjukkan dimana kamar tamunya",sela Dave lalu melangkah menaiki tangga menuju kamarnya berada meninggalkan Juwita.
Juwita memasuki kamar dengan pintu yang tinggi itu dengan langkah pelan.Aroma Vanilla menusuk hidungnya.Kamar itu luas dengan tempat tidur berukuran size.Di dinding kamar terdapat foto Daveena kecil dan juga foto gadis itu saat berlibur di Paris.Dan juga ada foto gadis itu bersama Dave yang tampak tersenyum tipis merangkul sang adik.
Juwita menyunggingkan senyumannya saat melihat foto Dave.Gadis itu teringat tujuannya ke kamar ini adalah mengambil pakaian milik Daveena untuk ia pakai.
Juwita membuka pintu lemari besar itu dan ia kembali terkejut saat melihat pakaian yang berjejer rapi dan tentunya harganya sangat fantastis untuk satu buah baju.Gadis itu mencari piyama untuk ia pakai.Dan akhirnya ketemu,Juwita kembali menutup lemari itu dan melangkah keluar kamar dimana pelayan telah menunggunya.
***
Sementara itu di kamarnya Dave sedang mengerjakan pekerjaannya yang tertunda.Pria dingin itu meremas ponselnya saat membaca pesan yang dikirim oleh orang kepercayaannya.
"Setelah 20 tahun kalian baru mencari keberadaan kami?, kemana saja kalian selama ini disaat adikku membutuhkan ASI",gumam Dave dengan mata yang memerah.
"Argh...tak perlu lagi kalian datang karena kami sudah bahagia", cicit Dave dan air mata jatuh di pelupuk matanya.Dibalik wajah tegas dan dinginnya ia juga memiliki hati yang sangat rapuh.
Dave mengacak rambutnya frustasi,dia tidak akan memaafkan orang yang sudah mencampakkannya dan adiknya meski itu orang yang telah melahirkannya.Ia sangat membenci wanita yang bergelar ibu yang dengan tega meninggalkannya di tengah keramaian dunia yang begitu kejam ini.
Dave mengusap wajahnya kasar lalu membuang nafas berat.Bayangan masa lalu yang berusaha ia kubur kembali hadir.Pria itu memukul samsak yang ada dikamarnya untuk meluapkan emosinya.Hanya alat itu yang menjadi sasarannya jika emosinya tak stabil.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!