NovelToon NovelToon

Suamiku Seorang Mafia Dan Psycophath 2

Awal Mula

Tuan Abertos dan Nyonya Abertos berkumpul di meja makan di mana ditemani Mommy Davina dan Daddy Aberto bersama ketiga anak kembarnya. Mereka makan dalam diam tanpa ada yang bicara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.

Seperti biasa Daddy Aberto dan Mommy Davina mengantar ke tiga anak kembar genius ke sekolah sedangkan ke dua orang tuanya menghabiskan waktunya menikmati masa tua karena semua perusahaan sudah diserahkan ke Daddy Aberto sedangkan adik kembarnya tidak pernah mau mengurusnya karena adiknya sudah sibuk mengurus perusahaan milik mertuanya.

Orang tuanya sebenarnya sangat kecewa dengan anak bungsunya karena semenjak menikah tidak pernah menemui mereka belum lagi perusahaan yang diberikan di tolaknya mentah - mentah oleh putra bungsunya.

Sepertinya istrinya memonopoli putra mereka sehingga putra bungsunya tidak pernah perduli dengan ke dua orang tuanya. Ada rasa penyesalan di hati ke dua orang tuanya karena telah menerima perjodohan dengan sahabatnya.

Ketika mereka bertemu dengan Mommy Davina, mereka sangat senang karena menantunya sangat tulus mencintai putranya dan juga memberikan banyak perubahan. Putranya tidak pernah tersenyum sebelum menikah dengan Mommy Davina tapi semenjak menikah Daddy Aberto selalu tersenyum.

"Mommy dulu sempat berfikir negatif tentang menantu kita tapi setelah tahu betapa baiknya Davina membuat Mommy tidak ada pikiran negatif." Ucap Nyonya Abertos sambil duduk di kursi goyang dengan di temani suaminya yang duduk di sofa.

"Daddy juga dulu begitu di mana Daddy berfikir negatif tentang menantu kita, tapi ternyata Daddy salah karena ternyata menantu kita memberikan banyak dampak positif untuk putra kita." Ucap Tuan Abertos.

"Mommy masih ingat waktu dulu? Ketika kita berada di rumah sakit di mana mommy meminta mereka untuk tinggal dengan kita namun putra kita ingin pindah ke mansion miliknya dan Mommy sangat sedih. Mommy masih ingatkan?" tanya Tuan Abertos.

"Iya Mommy ingat, Dad. Waktu itu Mommy sangat sedih dan menantu kita melihatku langsung memalingkan wajahnya ke arah putra kita dan memberikan kode lewat tatapan matanya." ucap istrinya yang mengira Mommy Davina tidak suka jika tinggal dengan ke dua mertuanya.

"Iya benar dan saat itu juga putra kita melihat Mommy yang sedang sedih langsung tidak tega kemudian langsung setuju tinggal dengan kita." Ucap suaminya.

"Seandainya saja menantu dari putra bungsu kita perduli dan sering memberikan kabar Daddy pasti sangat bahagia." Sambung suaminya dengan wajah sendu yang sangat merindukan putra bungsunya.

"Benar Dad. Jujur Mommy sangat menyesali perjodohan putra bungsu kita." Ucap istrinya yang menyesal menjodohkan putra bungsunya dengan anak sahabatnya.

"Daddy juga Mom. Dulu sahabat Daddy sangat baik tapi sejak putra bungsu kita menikah sahabat Daddy tiba - tiba langsung berubah." ucap suaminya yang juga menyesali perjodohan dengan anak sahabatnya.

"Kita hanya bisa berdoa semoga putra bungsu kita dan menantu kita bahagia selain itu semoga mereka selalu ingat dengan kita sebagai orang tuanya." Ucap istrinya penuh harap.

"Amin." Ucap suaminya penuh harap.

"Daddy ingin sekali bertemu dengan ke dua cucu kembar kita yang pastinya lebih tua dari Dave, Daven dan David." Ucap suaminya penuh harap.

"Mommy juga sama Dad, ingin sekali bertemu dengan ke dua cucu kembar kita dan juga bertemu dengan Abertosa bersama istrinya." Ucap Nyonya Abertos penuh harap.

Kepala pelayan tiba - tiba datang menemui sepasang suami istri paruh baya tersebut kemudian menundukkan kepalanya sebentar.

"Maaf Nyonya Besar dan Tuan Besar, ada Nyonya Muda ke dua dan Tuan Muda ke dua bersama ke dua anak kembarnya datang." Ucap kepala pelayan.

"Suruh mereka masuk ke dalam." Ucap Nyonya Abertos sambil tersenyum bahagia begitu pula dengan suaminya.

"Baik Nyonya Besar." Jawab kepala pelayan tersebut dengan hormat.

Kepala pelayan tersebut pergi meninggalkan ruang keluarga sedangkan sepasang suami istri tersebut saling menatap.

"Akhirnya mereka datang juga." Ucap istrinya.

"Mungkin ikatan batin antara orang tua dengan anak karena itulah putra bungsu kita datang bersama keluarganya." Ucap suaminya.

"Mungkin saja Dad." Ucap istrinya yang tidak sabar menunggu kedatangan mereka begitu pula dengan suaminya.

Tidak berapa lama datanglah putra bungsunya, menantu dan ke dua cucu kembarnya. Sikap mereka sangat angkuh terlebih menantunya sama sekali tidak mencium ke dua punggung tangan mertuanya berbeda dengan Mommy Davina yang selalu menghormati dirinya.

Bukan itu saja ke dua cucunya bersembunyi di belakang ke dua orang tuanya dan tidak mau bersalaman dengan ke dua Opa dan Omanya. Hal itu membuat Tuan Abertos dan Nyonya sangat sedih dengan sikap mereka terlebih dengan sikap putra bungsunya yang seperti jauh padahal sangat dengan mereka.

"Sayang, bertahun - tahun kami menunggu kalian datang dan kini kalian datang menemui kami." Ucap Nyonya Abertos sambil memeluk putra bungsunya tapi putra bungsunya tidak membalas pelukan Nyonya Abertos.

"Kamu kenapa?" tanya Nyonya Abertos sambil melepaskan pelukannya dengan wajah sendu.

"Mommy dan Daddy, selama bertahun - tahun Aku tidak pernah meminta sesuatu dari Mommy dan Daddy tapi sekarang Abertosa meminta warisan." Ucap Abertosa tanpa basa basi.

Warisan

"Kenapa baru datang sudah berbicara warisan? Orang tuamu juga masih hidup." Ucap Nyonya Abertos dengan tubuh lemas seperti tidak bertulang karena dirinya mendapatkan sambutan dingin dari putra bungsunya dan juga menantu bungsunya yang berdiri agak menjauh bersama ke dua anak kembarnya.

"Abertosa kamu itu baru datang dan langsung membicarakan warisan, apakah istri dan mertuamu yang meracuni pikiranmu hah!!" bentak Tuan Abertos sambil memeluk istrinya dari arah samping.

Entah kenapa Tuan Abertos tiba - tiba tubuhnya merasa lemas seperti tidak bertulang sama seperti istrinya. Sepasang suami istri tersebut sangat terkejut dengan ucapan putra bungsunya yang meminta warisan.

Mereka tidak mempermasalahkan harta milik mereka hanya saja putra bungsunya selama bertahun - tahun tidak datang menemui mereka tapi tiba - tiba datang meminta warisan. Sedangkan selama ini Abertosa selalu menolak pemberian orang tuanya bahkan menghinanya kalau harta milik keluarga istrinya sangat banyak dari pada harta milik orang tua Abertosa.

"Daddy, apakah salah seorang anak menuntut warisan? Selama ini semua perusahaan yang Daddy punya dikuasai oleh kakak, apakah seorang adik tidak boleh mendapatkan haknya?" Tanya Abertosa.

"Jadi ini tidak ada hubungan istri dan juga ke dua mertuaku." Sambung Abertosa.

"Abertosa sadarlah. Dulu kamu itu sangat patuh dan menghormati orang tua tapi semenjak kamu menikah hingga sekarang, kamu tidak pernah menghubungi kami. Hanya Mommy yang selalu menghubungi dirimu. Itupun kamu kadang mengangkat ponselnya kadang tidak. Kalau bukan dari istri dan ke dua mertuamu kamu tidak akan seperti ini " Ucap Tuan Abertos dengan nada naik satu oktaf

"Hei pak tua, jangan membawa namaku dan juga orang tuaku." Ucap menantunya dengan nada kesal karena dirinya dan orang tuanya di tuduh mempengaruhi suaminya.

"Apalagi sudah sepantasnya seorang anak mendapatkan warisan karena sudah haknya. Masa semua warisan di kasih ke kakak ipar, jadi orang kok maruk." Sambung istrinya Abertosa dengan nada masih satu oktaf.

Mommy Abertosa menampar menantunya sambil menatap tajam karena dirinya tidak terima suaminya di sebut pak tua. Walau memang sudah tua tapi menantunya sangat tidak sopan dengan orang yang lebih tua.

"Apakah itu yang diajarkan oleh orang tuamu hahh!! Tidak punya sopan santun terhadap orang tua." Bentak Mommy Abertosa dengan wajah memerah menahan emosinya.

"Hai nenek tua beraninya menamparku!!" Teriak istrinya Abertosa tidak mau kalah sambil mengangkat tangannya dan bersiap menampar Mommy mertuanya.

"Jangan sekali - kali mencoba menampar Mommyku." Ucap Mommy Davina sambil menahan tangan istri Abertosa kemudian menekuknya.

"Akhhhhhh .... Sakit!" Teriak istrinya Abertosa kesakitan karena pergelangan tangannya di tekuk.

"Lepaskan istriku perempuan ja x lang!!!" Bentak Abertosa.

xxxxxxxxxx Flash Back On xxxxxxxxxxx

Setelah mengantar ke tiga putranya Daddy Aberto mengendarai mobil menuju ke arah kantor di mana Mommy Davina duduk di samping pengemudi. Mommy Davina berencana membantu pekerjaan suaminya mengingat Hendrik sedang sibuk mengurus perusahaan barunya.

"Daddy, kok perasaan Mommy tidak enak kita pulang yuk." ajak Mommy Davina.

"Daddy juga sama Mom, perasaan Daddy tiba - tiba tidak enak kenapa ya?" Tanya Daddy Aberto.

"Kita pulang ke mansion saja ya, Dad." Ajak Mommy Davina.

"Baiklah tapi Daddy mau telephon asisten baru Daddy kalau kita datang siang." Ucap Daddy Aberto sambil menghentikan laju mobilnya kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya.

Setelah menghubungi Daddy Aberto memutar mobilnya dan kembali ke mansion. Sampai di mansion Mommy Davina yang biasanya suaminya membuka pintu mobil untuk dirinya tapi entah kenapa Mommy Davina tidak sabar dan langsung membuka pintu mobilnya dan menutupnya dengan cepat.

Mommy Davina berjalan dengan langkah cepat dan seorang bodyguard membuka pintu utama. Mommy Davina langsung berjalan masuk ke dalam menuju ke ruang tamu sedangkan Daddy Aberto setelah memarkirkan mobilnya ikut menyusul istrinya masuk ke dalam mansion.

Mommy Davina mendengar suara orang yang sedang bertengkar membuat Mommy Davina mempercepat langkahnya dan matanya membulat sempurna melihat seorang wanita cantik ingin menampar Nyonya Abertos. Mommy Davina langsung menahan tangan wanita itu agar tidak menampar Nyonya Abertos.

Daddy Aberto yang baru saja berjalan ke arah ruang tamu dan mendengar adik kembarnya menghina istri yang dicintainya membuat dirinya tidak bisa menahan emosinya.

xxxxxxxxxx Flash Back Off xxxxxxxxxxx

Mommy Davina langsung mendorong tubuh wanita itu hingga terjatuh di lantai sedangkan Daddy Aberto memukul adik kembarnya untuk pertama kalinya sebanyak dua kali hingga wajahnya lebam - lebam.

Selama ini Daddy Aberto tidak pernah memukul dan cenderung melindungi adik kembarnya karena Daddy Aberto sangat tulus menyayangi adik kembarnya.

"Jangan sekali - kali menghina istriku." Ucap Daddy Aberto dengan nada dingin.

"Cih .... Istri? Sejak kapan Kakak menikah? Bukankah Kakak anti dengan wanita?" tanya Abertosa sambil tersenyum mengejek kakak kembarnya.

"Bukankah waktu itu Aku sudah memberitahukan ke kamu kalau Kakak ingin menikah? Mengenai anti wanita memang benar tapi berkat istriku Kakak sembuh jadi jangan pernah menghina istriku." Ucap Daddy Aberto dan bersiap untuk memukul adik kembarnya.

Daddy Aberto tidak terima istrinya di sebut wanita ja x lang, jika saja bukan adik kembarnya bisa dipastikan Daddy Aberto akan membunuhnya.

"Stop!!! jangan bertengkar." ucap Nyonya Abertos sambil mengeluarkan air matanya.

"Honey, Aku mohon tahan emosi honey. Mommy nangis." Ucap Mommy Davina sambil menahan tangan kanan suaminya.

Ayo Bergabung

Daddy Aberto menghembuskan nafasnya dengan perlahan untuk mengontrol emosinya yang memuncak.

"Dulu kamu tidak seperti ini, apa yang terjadi denganmu?" tanya Daddy Aberto setelah berhasil mengontrol emosinya.

"Perusahaan yang Aku kelola mengalami bangkrut karena itulah Aku meminta warisan." Jawab Abertosa tanpa basa basi.

"Bukankah waktu itu kamu menolaknya?" tanya Daddy Aberto.

"Memang benar tapi karena bangkrut jadi Aku memintanya." Jawab Abertosa.

"Mommy dan Daddy sudah menyerahkan semuanya sama Kakak dan Kakak sudah menyerahkan semuanya untuk istriku jadi jika kamu memintanya maka mintalah sama istriku." Ucap Daddy Aberto.

"Cih.. Dasar kakakku bodoh mana mau istrimu memberikannya padaku." Ucap Abertosa sambil memandang Mommy Davina dengan tatapan sinis.

Kakaknya ingin mengatakan sesuatu tapi istrinya langsung memeluk suaminya dari arah samping.

"Sayang, semua harta yang Daddy berikan pada Mommy kini sudah milik Mommy bukan?" tanya Mommy Davina dengan nada lembut.

"Benar." Jawab suaminya dengan singkat dan padat.

"Jadi terserah apa yang akan Mommy lakukan dengan harta itu." Ucap Mommy Davina memastikan.

"Ya." Jawab Daddy Aberto singkat lagi.

Abertosa dan istrinya yang mendengar percakapan mereka hanya memutar bola matanya dengan malas.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Mommy Davina.

"Aku akan memberikan semuanya untukmu Abertosa tapi dengan satu syarat." Ucap Mommy Davina sambil menatap adik iparnya dengan tatapan kecewa yang teramat sangat.

Semua yang mendengarnya sangat terkejut ketika Mommy Davina mengatakan hal itu.

"Mommy kenapa diberikan semuanya?" Tanya Daddy Aberto dengan nada protes.

"Daddy, bukankah terserah Mommy hartanya mau diapakan sama Mommy? Jadi Mommy akan memberikan semuanya tapi dengan satu syarat." Ucap Mommy Davina.

"Apa itu syaratnya?" tanya Abertosa dan istrinya dengan serempak sekaligus penasaran apa syaratnya begitu pula dengan yang lainnya.

"Selama satu bulan kalian dan anak kalian perlakukan Mommy dan Daddy dengan baik. Terlebih kalian sudah menjadi orang tua dan sudah mempunyai anak, apakah kalian tidak sedih jika suatu saat nanti ke dua anak kalian berdua sudah besar kemudian bertengkar karena merebutkan harta?" Tanya Mommy Davina sambil menatap ke dua adik iparnya secara bergantian.

"Bagiku harta paling berharga dan ternilai harganya adalah keluarga. Walau mereka berdua adalah mertuaku tapi Aku selalu menganggap nya sebagai orang tuaku." Sambung Mommy Davina.

Sambil berbicara Mommy Davina meretangkan ke dua tangannya ke samping. Di mana tangan kanannya memeluk suaminya sedangkan tangan kirinya memeluk Nyonya Abertos.

"Suamiku, ke tiga anak kembar kami dan orang tua kami adalah harta yang paling berharga jadi jika kalian menginginkan semua harta Aku berikan dengan ikhlas." Ucap Mommy Davina dengan nada tegas.

"Apakah kalian sanggup mengikuti syaratku? Selama satu bulan tidak ada pertengkaran dan setelah satu bulan semua harta ini akan Aku berikan pada kalian." Ucap Mommy Davina.

Semua yang mendengarnya sangat terkejut dengan ucapan Mommy Davina terlebih Abertosa dirinya tidak menyangka kakak iparnya tidak perduli dengan harta yang berlimpah melainkan keluarga yang diperdulikannya tidak seperti istri dan ke dua mertuanya.

"Kamu sekarang tahu kan, Abertosa? Kenapa kakak mau menikah dengan wanita ini? Ibu dari ke tiga putraku yang menghormati suami dan orang tua kita." Ucap Daddy Aberto sambil memeluk pinggang istrinya dengan posesif.

"Abertosa ketahuilah Mommy dan Daddy selalu menangis karena merindukanmu yang tidak pernah datang." Ucap Mommy Davina berusaha menyadarkan adik iparnya.

"Suamiku jangan dengarkan ucapan mereka, mereka berpura - pura mengatakan itu padahal mereka sangat licik dan ingin menguasai semua harta orang tuamu." Ucap istrinya mencoba mempengaruhi suaminya.

"Abertosa, sebagai kakak ipar hanya bisa mengatakan dua hal padamu. Pertama tanyakan pada hati nuranimu dan yang ke dua jika ke dua putramu seperti apa yang kalian lakukan saat ini, bagaimana perasaanmu sebagai orang tua? Membiarkan atau merasa sedih karena ke dua anak kalian tidak akur hanya demi merebutkan harta warisan?" tanya Mommy Davina sambil menatap Abertosa dengan tatapan sendu tanpa memperdulikan ucapan adik iparnya.

"Aku bukan orang yang tergila - gila dengan harta karena harta tidak bisa di bawa jika kita sudah tiada. Mommyku selalu mengajarkanku dan Kakak kembarku untuk tidak saling merebutkan harta selain itu mengajarkan kami untuk saling berbagi dengan orang - orang yang ada di bawah kita." Sambung Mommy Davina.

Jantung Abertosa berdetak kencang mendengar ucapan kakak iparnya yang menyentuh hatinya.

"Hei wanita mu x ra x han! Kamu jangan coba - coba menghasut suamiku." Ucap istrinya Abertosa sambil menatap tajam.

Daddy Aberto langsung menampar pipi adik iparnya membuat Abertosa menatap tajam ke arah kakak kembarnya. Sedangkan Mommy Davina mengusap punggung suaminya agar bisa mengendalikan emosinya.

"Adik ipar, lihatlah wajah Mommy dan Daddy? Mereka berdua sangat merindukanmu. Adik ipar harusnya bersyukur mempunyai dua orang tua lengkap dan sayang pada adik ipar sedangkan orang diluaran sana? Mereka kehilangan Ibunya dan ada juga ada yang kehilangan ayahnya bahkan orang tuanya sedangkan adik ipar masih bisa melakukannya." Ucap Mommy Davina.

"Setiap sebulan sekali, kami sekeluarga selalu pergi ke panti asuhan di mana mereka ada yang di buang oleh orang tuanya, ibunya pergi meninggalkan mereka, ayahnya tidak mau bertanggung jawab dan lain sebagainya." Sambung Mommy Davina dan tidak berapa lama air matanya keluar.

Mommy Davina teringat dengan cerita pemilik panti asuhan di mana anak - anak yang diasuhnya rata - rata ceritanya sangat menyedihkan. Daddy Aberto yang melihat istrinya menangis mengusap air mata istrinya agar berhenti menangis.

Orang tua Aberto dan Abertosa mendekati Mommy Davina membuat Daddy Aberto menggeser tubuhnya karena dirinya tahu kalau orang tuanya akan memeluknya istrinya.

"Mommy juga ikut menangis ketika mendengar cerita pemilik panti asuhan. Terima kasih karena kamu mengajarkan kami untuk saling berbagi" Ucap Nyonya Abertos.

"Sama - sama Mom." Ucap Mommy Davina sambil membalas pelukan ke dua mertuanya.

Abertosa melihat itu entah kenapa hatinya merasa bersalah tapi istrinya yang sangat licik berusaha mempengaruhi suaminya.

"Sayang, kamu jangan percaya dengan wanita itu. Wanita itu pura - pura melakukan itu agar ke dua orang tuamu dan kakakmu percaya kalau wanita itu sayang padahal hatinya busuk." Ucap istrinya.

Abertosa menjadi bimbang kembali dan tidak berapa lama terdengar tiga suara anak kecil memanggil dan mendekati mereka sambil masing - masing membawa piala kemudian meletakkan piala - piala tersebut di atas meja.

"Oma, opa, Mommy dan Dadddy kami pu..." Ucapan mereka terpotong karena melihat Tuan Abertos ada dua.

"Oma, opa dan Mommy, kenapa Daddy ada dua?" Tanya ke tiga anak kembar dengan serempak dan wajahnya bingung.

Daddy Aberto mendekati ke tiga putranya dan menggendong Dave sedangkan opanya menggendong Daven dan omanya menggendong David kemudian mengecupnya.

"Aish... kalian tega sama Daddy. Tidak bisa membedakan mana Daddy dan mana Paman." Ucap Daddy Aberto dengan wajah pura - pura cemberut.

"Maaf Daddy, wajah Daddy sangat mirip dengan Paman. Apakah ini Paman Abertosa yang Daddy ceritakan?" tanya Dave sambil mengecup pipi Daddy Aberto.

"Benar Sayang. Ayo salaman sama Paman dan Tante." Ucap Mommy Davina sambil memberikan kode ke arah adik iparnya yang bernama Abertosa.

Ke tiga anak kembar turun dari gendongan Daddy Aberto, Nyonya Abertos dan Daddy Abertos.

"Paman, kenalkan saya Dave anak pertama." Ucap Dave memperkenalkan dirinya.

Dave mengulurkan tangannya sedangkan Abertosa menerima uluran tangan Dave. Hati Abertosa menghangat melihat ponakannya mencium punggung tangannya begitu pula dengan Daven dan David.

Berbeda dengan istrinya, istrinya tidak mau tangannya di sentuh ke tiga ponakannya membuat tangan Dave menggantung. Hal itu membuat Daddy Aberto menatap tajam ke arah adik iparnya sedangkan adik iparnya tidak memperdulikan sama sekali.

"Cucu - cucu Opa dan Oma mendapatkan piala?" Tanya Tuan Abertos berusaha mengalihkan perhatiannya.

"Iya Opa tadi di sekolah ada lomba dan kami menang." Jawab Dave sambil menurunkan tangannya.

"Wah hebat cucu - cucu Oma dan opa." Ucap Nyonya Abertos sambil berjongkok kemudian merentangkan ke dua tangannya.

"Terima kasih Oma dan Opa." Jawab ke tiga cucunya sambil mengecup pipi oma dan opanya secara bergantian.

"Huh... pa..." Ucapan istrinya Abertosa terpotong oleh Mommy Davina.

"Adik ipar dan ke dua ponakanku pasti sangat lelah silahkan istirahat." Ucap Mommy Davina sambil menggelengkan kepalanya untuk tidak meneruskan ucapannya.

"Baiklah kamu istirahat dulu." Ucap Abertosa sambil menarik tangan istrinya.

Mereka berempat berjalan ke arah kamar Abertosa yang bertahun - tahun tidak pernah pernah ditempati lagi sejak dirinya menikah.

Abertosa membuka pintu kamarnya dan melihat semuanya masih sama dan kamarnya tetap bersih. Ke dua anak kembarnya mengeluarkan masing-masing ponselnya kemudian main game online sambil berbaring di ranjang.

"Kalian istirahat dulu, papa ingin bicara dengan orang tua papa." Ucap Abertosa.

"Papa, ingat jangan mudah di pengaruhi oleh mereka dan ingat apa yang telah mereka lakukan padaku, pipi dan tubuhku sakit. Jadi Papa harus membalaskan dendam ke mereka." Ucap istrinya yang masih kesal dengan Daddy Aberto.

Suaminya hanya menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan mereka bertiga menuju ke ruang keluarga. Hingga Abertosa melihat ke dua orang tuanya, Kakak kembarnya dan ketiga ponakannya sedang tertawa bersama dan sekaligus bermain bersama.

Ketiga anak kembar tidak ada satupun yang memegang ponsel seperti yang dilakukan ke dua anak kembarnya yang sangat susah untuk melarang memainkan ponselnya.

Dave, Daven dan David yang merasakan diperhatikan menengok ke arah samping dan melihat paman Abertosa hanya berdiri menatap mereka membuat mereka mendekati Pamannya. Sedangkan sepasang suami istri tersebut sudah mengetahui kedatangan Abertosa ketika Abertosa menuruni anak tangga namun mereka hanya diam dan membiarkan ketiga anak kembar berjalan ke arah Abertosa.

"Paman kenapa berdiri di situ? Ayo bergabung bersama kami." Ajak ke tiga ponakannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!