Kehidupan baru Cantika baru saja dimulai. Pernikahannya dengan Yuda merupakan babak baru dalam kehidupannya. Cantika masih terasa bermimpi. Yuda adalah pria idamannya sejak pertama kali bekerja di Romansha Corp. Atasannya yang terlalu jauh dari jangkauan nya.
Tapi nasib berkata lain, acara Gathering perusahan yang mengharuskan Cantika bekerja sama dengan Yuda menjadi awal sebuah tragedi. Yuda yang terminum obat perangsang tanpa sengaja memaksa Cantika menuntaskan hasratnya.
Yuda yang saat itu baru saja patah hati karena kekasih hatinya menolak lamarannya dan memilih untuk melanjutkan studinya ke luar negeri. Tapi sejak menodai Cantika Yuda dibelenggu rasa bersalah. Hingga memutuskan mencari Cantika yang tiba tiba menghilang bersama dengan bayi dalam kandungan nya.
Pencarian Yuda berujung di pulau Lombok tempat Cantika tinggal dan bekerja . Pendekatan yang Yuda lakukan membuat Cantika memaafkan dan menerima lamaran Yuda. Hingga keduanya menikah. Setelah menikah Yuda dan Cantika pindah ke Jakarta karena Yuda mendapat tawaran dari sahabat Papanya sekaligus ayah dari mantan Bosnya.
Dan disinilah kini Cantika tinggal. Di sebuah Apartemen mewah milik Yuda yang berada di pusat kota. Cantika termenung seorang diri menatap pemandangan kota Jakarta dari jendela kaca lantai dua puluh . Kilas balik kejadian tak terduga hingga terjadinya pernikahan nya mengukir senyum di bibir seksinya .
Semua seperti mimpi baginya. Yuda cinta pertamanya, dan kini jadi suaminya. Apalagi kehamilan yang telah menginjak tujuh bulan. Tidak lama lagi Cantika akan menjadi seorang ibu.
" Apa yang membuat Bumil cantik ini tersenyum senyum sendiri. " Sebuah tangan kekar melingkar lembut di pinggang Cantika. Dan satu tangan yang lain meraih wajah Cantika agar menoleh pada pemilik tangan yang tepat di belakang Cantika. Kecupan hangat mendarat tepat di bibir ranum milik Cantika. Tentu saja dia tahu siapa pelakunya.
" Kamu ngagetin aja, Mas. Kok nggak kedengaran datangnya. " Ucap Cantika menoleh ke arah Yuda.
" Asyik banget melamun nya hingga aku datang nggak nyadar. Lagi mikir apa, hmm ?? Yuda mendaratkan kecupan basah di leher samping Cantika.
" Mas...
******* lembut lolos dari bibir Cantika ketika kecupan Yuda berubah menjadi hisapan kuat. Rasa geli bercampur sedikit sakit membuat tubuh Cantika meremang.
" Mass... " Bukannya berhenti Yuda semakin terpancing.
" Sejak kapan istriku ini jadi manja dan menggemaskan begini. Aku jadi nggak tahan ingin menggigitnya. " Yuda membaringkan Cantika dengan lembut dan mulai melahap benda kenyal ranum yang sedang mengerucut itu.
" Sekarang katakan apa yang kamu pikirkan saat sendiri tadi. " Suara serak Yuda terdengar seksi bagi Cantika.
" Memikirkan kamu ! " Jawab Cantika singkat di sela sela napasnya yang tersengal sengal karena ulah Yuda.
" Benarkah... Cantik. Oh istri sweet banget. Bagaimana aku tidak jatuh cinta dengan mudah padamu. Tidak hanya senyummu yang manis. Tutur katamu, tubuhmu bahkan ini... membuat aku mabuk karenanya. " Yuda mengecup bibir seksi Cantika dengan gemas .
" Mass... " rengek manja Cantika. Yuda merasa menang membuat Cantika gelisah dengan tatapan sayu.
" Mas, bagaimana pekerjaan mu ? Apa sulit untuk menyesuaikan diri. Perusahaan yang berbeda latar belakang dengan pengalaman kerja kamu. Pasti banyak kendala. " Keduanya berbaring saling berhadapan.
" Kamu menyepelekan Mas ya... ? " Yuda pura pura kesal.
" Nggak gitu hanya takut kamu kesulitan. " Jawab Cantika.
" Ya.. kamu benar. Tapi aku bisa kok walau sedikit sulit . Hanya butuh sedikit belajar. Dan Om Budi masih membimbingku. Jangan khawatir. " Yuda mengusap pipi tembem Cantika .
" Syukurlah kalau begitu. " Cantika meraih tangan Yuda yang berada di pipinya kemudian membawanya ke bibir. Kecupan hangat terasa di punggung tangan Yuda .
Tatapan penuh cinta kedua sejoli itu diikuti saling melempar senyum. Kebahagiaan begitu kentara dari keduanya. Siapa sangka jika pesona Cantika bisa meluluh lantahkan Yuda. Hingga bisa menjadi obat patah hati terberatnya Yuda.
" Sayang, tidurlah, Ini sudah malam. Tak baik ibu hamil tidur larut. " Ucap Yuda sembari mengusap perut Cantika yang membuncit..
" Kamu belum mau tidur, Mas. " Cantika belum mau beranjak untuk tidur. Sejak hubungannya membaik dengan Yuda Cantika selalu ingin tidur di dekapan sang suami. katakanlah Cantika manja, karena memang begitu kenyataan nya.
" Kenapa, hmm ? . Butuh pelukan untuk tidur? Yang manja itu anaknya Daddy atau Mommy nya sih ini... ? " Ucap Yuda sambil menciumi perut Cantika dan kemudian mencubit pipi mulus istrinya.
" Mommy nya, kenapa... ? Nggak boleh ya? " Jawab Cantika membuat Yuda terkekeh geli mendengar jawaban Cantika yang diluar ekspektasi nya .
" Boleh... sangat boleh. Aku tambah senang jika Mommy nya manja gini. Kamu tahu, aku menemukan Cantika yang baru. Aku tidak bisa lagi membayangkan kamu yang dulu. Tapi aku senang dengan dirimu yang sekarang. Jangan pernah berubah, sayang. Meski nanti anak kita sudah pada besar, tetaplah manja seperti ini. " Yuda memeluk Cantika erat. Seperti tak ingin melepaskannya .
" Dad... sesak ! " Yuda terkekeh kembali , panggilan Cantika padanya membuatnya semakin melambung.
" Yes, Mom... as you wish, Baby. Oh... kamu menggemaskan sekali malam ini. Bolehkan aku meminta mu lagi, Sayang. " Yuda membawa telapak tangan Cantika ke arah sesuatu yang tersembunyi di sana yang telah bereaksi berlebihan.
" Dad... kamu nakal...
" Yes i am...
Keduanya kembali larut dalam gairah yang membakar hingga malam menjelang. Kebahagiaan yang tercipta antara keduanya saling mengikat erat. Dan semoga kebahagiaan selalu ada hingga maut memisahkan.
Siapa yang tahu jika dendam dan kebencian kadang kadang adalah virus penghancur yang yang amat dahsyat.
Pagi ini Yuda berangkat ke kantor seperti biasanya. Setelah menikmati sarapan seadanya hasil olahan istri tercintanya Yuda pamit pada Cantika.
" Jangan capek capek, dan jangan angkat yang berat berat. Ok !? Daddy pergi sayang, jangan buat Mommy kerepotan , jadi anak baik , ya. " Satu kecupan di dahi Cantika dan banyak kecupan mendarat di perut Cantika.
" Mas... hati hati ! " Cantika membalas kecupan Yuda pada pipi suaminya itu.
Baru saja Yuda meninggalkan Apartemen, Cantika dikejutkan oleh dering ponsel nya. Dahi Cantika terlihat berlipat saat menatap layar benda pipih itu. Sebuah nomor tak dikenal melakukan panggilan.
Cantika mengabaikan panggilan itu dan melanjutkan pekerjaannya. Merapikan bekas sarapan mereka yang berserakan di meja makan. Tapi Cantika kembali menghentikan aktivitas nya. Nomor tak dikenal itu kembali menelponnya .
Akhirnya setelah beberapa saat dengan ragu Cantika menerima panggilan itu. " Halo... dengan siapa ini ? " Tanya Cantika.
" Dengan Cantika ? " Sebuah suara pria yang terdengar berat.
" Iya, benar. Ini siapa? " Cantika tidak mengenal suara yang menyapanya dari seberang telpon.
" Saya Papanya Yuda , Dewangga .
" Papa Mas Yuda ? Maaf Pak, Mas Yuda tidak pernah cerita tentang Papanya. " Cantika khawatir itu hanya modus penipuan model baru.
" Tentu saja dia tak cerita, karena suamimu sedang marah dengan Papa. Papa tahu kamu pasti meragukan Papa. Telpon Roman saja atau Budi. Nanti kamu pasti mengerti alasannya. Nak... setelah itu Papa harap kamu mau bertemu dengan Papa. " Dewa memang menaruh harapan besar pada Cantika.
Yuda putra semata wayang nya. Pewaris kerajaan bisnisnya. Diusianya sekarang ini Dewa juga ingin seperti Budi yang telah memutuskan untuk menikmati masa tuanya dengan anak dan cucu cucunya.
Dan Cantika adalah harapan baru baginya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hai readers
Happy day 💕
Cantika duduk termenung memikirkan semua ucapan pria yang mengaku Papa Yuda. Selama ini Yuda tidak pernah menyinggung soal orang tuanya. Sejauh ini Cantika hanya mengenal Dokter Wira dan Dokter Diah sebagai om dan tantenya Yuda. Tapi kini Cantika di pertemukan dengan kenyataan bahwa Papa Yuda masih hidup.
Cantika memutuskan untuk bertanya dulu pada Yuda nanti. Barulah nanti dia memutuskan untuk menemui pria bernama Dewangga itu atau tidak. Jika memang yang pria itu katakan, tentu Cantika mau membantu agar anak dan ayah itu akur kembali. Walau bagaimana pun juga berarti pria itu kakek dari anaknya.
Sementara itu Pak Budi baru saja bertemu dengan Yuda. Tidak ada yang begitu penting untuk dibahas, hanya saja Pak Budi punya beban moral untuk mengembalikan Yuda pada Dewangga. Apalagi Yuda membenci Dewa karena kesalahan pahaman yang berlarut larut .
" Yud... bagaimana kabar Cantika . Apa dia betah di sini ? " Ucap Pak Budi membuka pembicaraan di luar urusan kantor.
" Cantika baik ,Om . Tapi dia terlihat mulai bosan , mungkin karena dia terbiasa bekerja. " Jawab Yuda sambil terkekeh.
" Biarkan saja sampai dia terbiasa, sebentar lagi juga lahiran. Setelah itu dia akan sibuk dengan bayinya. " Ucap Pak Budi menanggapi.
" Iya, Om. Cuma belakangan agak sedikit manja, oleh sebab itu aku tidak bisa terlalu lama di kantor apalagi lembur, Om. "
" Tidak apa apa, serahkan pada asisten mu sebagai pekerjaan agar tidak terlalu berat. Dan kamu tetap bisa mengandalkan Om disaat kamu butuh. " Pak Budi memukul pelan pundak Yuda .
" Baik, Om. Dan Terima kasih untuk semuanya. Om dan Kak Roman telah banyak membantu aku. " Ucap Yuda sungguh-sungguh.
" Tidak usah berlebihan, kamu itu yang Om butuhkan bukan sebaliknya. Padahal tanpa Om bantu juga kamu bisa lebih sukses. Perusahaan Papa kamu jauh lebih besar. " Yuda terdiam mendengar ucapan Pak Budi.
" Yud... kamu sudah menikah, dan sebentar lagi akan punya anak. Tidak adakah keinginan kamu untuk membawa Cantika pada Papa mu. Hentikan kesalahan pahaman mu. Beliau sudah cukup tua dan butuh kamu sebagai pengganti nya. " Pak Budi mencoba untuk menanyai hati Yuda.
" Tidak untuk saat ini, Om. Aku masih merasa sakit mengingat Mama meninggal karena dia. " Yuda masih tetap pada pendirian nya.
" Bukan dia penyebabnya Yuda, Mama kamu hanya salah paham. Jika saja dia mencari tahu dulu kebenarannya atau setidaknya bertanya mungkin kecelakaan itu bisa terhindari. Buka mata kamu, jangan terbawa emosi. Kamu bisa mencari tahu sekarang jika kamu mau. Tanyakan baik baik pada Papa kamu. " Pak Budi sedikit kesal dengan sifat keras kepala Yuda.
" Jika dia tidak berselingkuh kenapa dia menikahi wanita itu ! " Yuda tetap tidak menerima ucapan Pak Budi. Doktrin yang diterimanya dari Tantenya telah merusak Yuda terlalu dalam.
" Ada kisah masa lalu yang membuat Papa kamu harus bertanggung jawab. Itupun setelah Mama kamu meninggal. Cari tahulah Yuda, sebelum kamu menyesal. " Pak Budi kembali menepuk pundak Yuda beberapa kali dan akhirnya pergi meninggalkan Yuda sendiri di ruangan nya.
Ingatan Yuda kembali ke masa dimana dirinya menjadi anak yang paling bahagia. Memiliki seseorang ibu yang menyayangi nya dan seorang ayah yang selalu memanjakan nya. Yuda tidak bisa berbohong pada hatinya, kalau memang dia merindukan sang Papa. Lelaki yang menjadi kebanggaan nya di masa lalu. Heronya yang dia disebut dengan nama Papa.
Hingga suatu hari seorang supir menjemputnya di sekolah dan membawanya ke rumah sakit. Dan di sanalah Yuda tahu jika Mamanya telah meninggal dunia karena kecelakaan. Dan membawa serta adiknya yang masih di dalam kandungan sang Mama.
Yuda memejamkan matanya, menepis bayangan masa lalu yang mengusik pikiran nya. Tidak ingin larut dalam lamunan Yuda kembali mencoba untuk fokus pada pekerjaan nya . Yuda ingin cepat menyelesaikan tugas tugasnya. Agar cepat bisa bertemu dengan sang istri yang semakin membuat Yuda gemas.
*****
Sore telah menampakkan aura jingga di ufuk barat. Cantika telah selesai mandi setelah memasak makanan untuk suaminya. Tinggal menunggu Yuda pulang dari kantor seperti biasanya.
Tak lama kemudian orang yang ditunggu akhirnya tiba. Yuda pulang dengan wajah yang terlihat lelah. Dengan senyuman yang yang sedikit dipaksakan Yuda mengecup kening Cantika saat Cantika mengambil alih tas kerjanya.
" Mas terlihat sangat letih, apa banyak pekerjaan ? " Tanya Cantika sambil menggandeng tangan Yuda ke arah sofa.
" Hmm... begitulah. Mungkin karena belum terbiasa dengan posisi seorang CEO. Berbeda dengan saat aku jadi seorang assisten. " Yuda menoleh dengan senyuman melihat istrinya yang memperhatikan setiap ucapannya.
" Yang sabar ya, Mas. Nanti juga terbiasa. Mas mau mandi atau mau makan dulu ? " Tanya Cantika.
" Masak apa, Sayang. " Tanya Yuda.
" Ikan Gurami goreng sama sambal cabe hijau. Mau makan ? "
" Ok, kita makan dulu. Jadi lapar dengar sambal hijau. " Yuda menarik Cantika lembut untuk membantunya berdiri.
Keduanya menuju ruang makan. Cantika membuka tudung saji dan terlihatlah hidangan sudah tertata di sana. Dengan telaten Cantika melayani Yuda makan. dari mengambilkan nasi serta perlengkapan nya. Menyiapkan gelas berisi air putih dan menaruhnya di dekat Yuda.
" Tidak usah terlalu repot, Cantik. Mas bisa mengambil sendiri. Duduk sini kita makan. " Yuda menepuk kursi kosong di sisi kirinya. Cantika pun menuruti suaminya.
Niat hati Cantika ingin menanyakan tentang Papa Yuda, tapi melihat Yuda yang terlihat lelah Cantika mengurungkan niatnya. Biarlah nanti Cantika akan bicara disaat yang tepat. Akhirnya Cantika dan Yuda menghabiskan makanan mereka sambil berbincang ringan membunuh sepi.
" Bagaimana kabar Baby nya ? Apa dia jadi anak baik hari ini? " Tanya Yuda di sela suapan nya.
" Baik... dia baik hari ini. Hanya ada gerakan kecilnya yang menemani Mommy nya. " Jawab Cantika sumringah.
" Baby nya Daddy pintar, nanti kita beli pakaian, ya ? Bukankah ini sudah tujuh bulan, kita harus bersiap siap menyambutnya. " Yuda mengelus perut Cantika yang membuncit.
" Iya, Mas benar. Kita angsur beli nanti saat Mas libur. Aku juga ingin jalan jalan membunuh rasa bosan. Pasti menyenangkan ke Mall sambil hunting perlengkapan Baby. " Cantika terlihat antusias dengan mata berbinar membayangkan hal yang menyenangkan menurutnya .
Yuda tersenyum bahagia melihat Cantika begitu bersemangat hanya dengan hal kecil saja. Istrinya sangat sederhana, tidak perlu emas berlian, atau tas dan sepatu branded. Dengan jalan ke pusat perbelanjaan saja sekedar membeli perlengkapan bayi mereka sudah membuatnya bahagia .
Terbersit rasa syukur dalam hati Yuda, meski pernikahan mereka terjadi dengan cara tak biasa tapi Cantika tetap menjalankan tugasnya dengan sepenuh hati. Memberinya banyak cinta yang tanpa banyak menuntut . Sungguh istri idaman setiap pria.
" Aku semakin mencintai mu, Sayang. Tetaplah seperti ini, untukku dan keluarga kita kelak. " Yuda mengusap pipi Chubby Cantika dengan lembut.
" Tapi keluarga kita tidak lengkap tanpa orang tua kita, Mas. Andai saja kita masih memilikinya. Bahkan aku sendiri tidak tahu siapa orang tua ku. " Ucap Cantika penuh maksud.
" Kita tak butuh mereka untuk bahagia. Aku hanya butuh kamu dan anak anak. " Wajah tampan Yuda terlihat mengeras seketika membuat Cantika urung untuk berkata lebih lanjut.
" Aku berniat untuk mencari orang tua ku, Mas. Selama ini aku terhalang biaya. Jika Mas izinkan aku ingin menggunakan sedikit uang untuk itu. " Ungkap Cantika hati hati.
" Tentu saja boleh, uang ku juga milikmu, Cantik. Lakukan apapun dengan uang itu. Jangan khawatir Mas masih punya banyak uang . Nanti Mas bantu kamu untuk mencari keberadaan mereka. " Ucapan Yuda menenangkan hati Cantika. Senyum indah mengukir di bibir ranum nya.
Yuda akan melakukan apapun yang bisa membuat istrinya bahagia. Apalagi hanya sekedar mencari orang tua Cantika Yuda pasti akan membantunya semaksimal mungkin. Agar bisa selalu melihat senyum manis milik Cantika.
Seperti hal nya Cantika yang ingin mencari tahu keberadaan orang tuanya. Yuda juga ingin mencari tahu tentang kebenaran orang tuanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Staytune always Readers 💕
Kedua pasangan suami istri itu berbaring hendak tidur. Seperti biasa Cantika sekali minta dipeluk agar bisa tertidur. Yuda merentang tangan agar Cantika bisa rebah di lengan kokohnya. Dan Yuda akan mengelus punggung istrinya hingga terlelap .
Tapi malam ini Cantika sulit untuk tidur. Pikiran nya masih dipenuhi oleh ucapan Dewangga yang mengaku Papanya Yuda. Tapi Cantika merasa takut untuk bertanya, apalagi reaksi Yuda saat Cantika menyinggung masalah orang tua tidak sesuai harapan nya.
" Mas...
" Hmm...
" Bagaimana rasanya punya orang tua ? " Cantika mencari topik yang sama tapi dengan tujuan yang sama.
" Bahagia, menyenangkan dan terasa lengkap. Ada yang menyayangimu, membelai mu dengan banyak cinta. Yang memenuhi segala yang kamu inginkan. Dan disaat sakit ada yang memelukmu dengan hangat. " Yuda membayangkan saat umurnya masih lima tahun. Disaat masih ada Mama dan juga Papanya .
" Kamu beruntung pernah merasakan nya. " Ucap Cantika. " Aku ingin anak kita juga merasakan itu semua, tidak seperti ku. Apa kamu merindukan mereka ? " Tanya Cantika dengan mendongak menatap wajah suaminya yang juga menatap nya.
" Tentu... aku sangat merindukan Mama. " Jawab Yuda
" Papa...? "
Pertanyaan Cantika membuat Yuda melepaskan belitan tangganya. Dan menatap Cantika dengan tajam.
" Jangan menyinggung tentang lelaki itu, aku tidak suka mendengar apapun tentang nya. Hah... Mengapa semua orang mengingatkan aku padanya hari ini. " Yuda merubah posisinya dengan telentang. Dan meremas rambutnya kuat.
" Maaf, Mas. Aku tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan kamu. Aku hanya bertanya . " Cantika berkata dengan wajah sendu melihat amarah dari mata Yuda.
" Tidak apa apa , aku ke ruang kerja dulu. Kamu tidurlah nanti aku menyusul. " Yuda bangkit dan meninggalkan Cantika seorang diri.
Cantika hanya bisa menghela napas kasar. Ada penyesalan yang Cantika rasakan karena telah membuat suaminya kesal. Tapi Cantika mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang mengganggunya sedari tadi. Ucapan Dewangga mendekati kebenarannya.
Tidak ada cara lain untuk membantu ayah dan anak ini untuk berbaikan kecuali mencari tahu lewat Pak Budi. Cantika harus menanyakan beberapa hal baru memutuskan untuk bertemu Dewangga atau tidak. Cantika ingin kelak anaknya memiliki keluarga dan mengetahui asal usulnya. Setidaknya Yuda memiliki asal usul yang jelas, tidak seperti dirinya.
Sementara Yuda berada di ruang kerjanya sambil menatap keluar jendela besar apartemen nya. Pemandangan malam yang dipenuhi kelap kelip lampu dari kejauhan. Tapi tidak satupun yang menarik perhatian Yuda. Kepalanya dipenuhi oleh ucapan Pak Budi untuk mencari tahu kebenarannya. Apa yang terjadi antara Papa dengan kematian Mamanya. Dan hubungan nya dengan Evelyn ibu tirinya.
Yuda menekan satu nomor kontak di ponselnya untuk menghubungi seseorang.
" Halo, Bro... aku butuh bantuan kamu. "
"..... "
" Berikan padaku nomor teman kamu yang anggota Black mask. Aku ingin menyelidiki sesuatu. "
" ...... "
" Baiklah aku tunggu. Tidak perlu khawatir ini hanya urusan keluarga. "
" ...... "
" Ok, Bro... thanks sebelumnya . "
Yuda menutup ponsel nya setelah mengakhiri pembicaraan. Setelah menenangkan dirinya sejenak barulah Yuda kembali ke kamar. Matanya tertuju pada Cantika yang tertidur sendiri. Istrinya itu terlihat gelisah. Usia kandungan yang telah semakin tua membuat Cantika tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Tiba tiba hati Yuda merasa bersalah karena telah memarahi Cantika yang tidak tahu apa apa. Yuda mendekati ranjang dan berbaring di belakang Cantika. Dengan penuh perasaan Yuda memeluk istrinya dari belakang sambari mengelus lembut perut besar itu. Hingga perlahan Cantika mulai tenang dalam tidurnya.
Sambil menghirup aroma shampo dari rambut panjang Cantika yang menenangkan Yuda mulai menutup matanya. Mencoba mengenyahkan segala isi kepalanya agar bisa beristirahat dengan tenang. Dan akhirnya Yuda menyusul Cantika dalam nyenyak tidurnya.
*****
Di sebuah restoran Cantika duduk sendiri sambil menikmati Milky Strawberry di depannya. Cantika tengah menunggu seseorang yang tadi dia hubungi. Selang beberapa waktu kemudian seorang pria paruh baya datang menghampiri nya.
" Hai, Nak... sudah lama menunggu ? " Tanya pria yang ternyata adalah Pak Budi.
" Nggak, Om. Baru beberapa menit yang lalu. Apa kabar Om. " Cantika menyalami Pak Budi dengan takzim.
" Om baik, dan sepertinya kandungan kamu udah besar. Kalian sehat ? " Tanya Pak Budi balik.
" Alhamdulillah, kami juga sehat. Oh iya Om, selamat ya atas pernikahan Om dan Bunda. Aku tidak menyangka Om mampu menaklukkan hati Bunda kembali. " Cantika kembali menyalami Pak Budi.
" Terima kasih, Cantika. Walaupun tidak gampang tapi dengan keyakinan yang teguh dan usaha yang keras semua usaha pasti ada hasilnya bukan. " Ucap Pak Budi sarat makna.
" Om benar. "
" Jadi , apa yang membuatmu ingin bertemu dengan Om ? Tanya Pak Budi to the point.
" Ada seseorang yang menelpon ku ,dan dia mengaku Papanya Mas Yuda . Apa Om mengenalnya ? " Cantika mulai mengutarakan maksudnya.
" Dewangga.? Apa dia yang menghubungi kamu ? "
" Benar, Om. Orang itu mengaku bernama Dewangga. " Cantika membenarkan sangkaan Pak Budi.
" Om sangat mengenalnya. Dialah orang yang mensupport Om, saat Om kehilangan rasa percaya diri saat mendirikan perusahaan sendiri. Tapi sayang dia kehilangan rasa percaya diri untuk meraih Yuda kembali. " Terdengar desah lelah dari mulut Pak Budi.
" Apa yang terjadi sebenarnya, Om. Apa yang membuat Mas Yuda begitu marah saat menyinggung tentang Papanya. " Cantika tidak bisa menutupi rasa penasaran nya.
" Om tidak berhak menceritakan semuanya. Tapi pada intinya hanya kesalahan pahaman saja. Mama Yuda meninggal karena kecelakaan setelah melihat Papanya menemui seseorang di hotel. Tanpa tahu yang sebenarnya. Jadi Yuda menyangka jika penyebab kematian Mamanya adalah Dewangga. Dan setahun setelah Ziah meninggal Dewangga menikahi Evelyn wanita yang ditemuinya di hotel kala itu. " Pak Budi sengaja berhenti dan menunggu reaksi dari Cantika.
" Pantas Mas Yuda marah dan berpikir seperti itu. Terlihat sekali ada pengkhianatan disini Om. " Ucapan Cantika menerbitkan senyum sumbang Pak Budi.
" Kelihatan nya seperti itu jika kita hanya mendengar sepotong saja. Tapi ada hal yang belum terungkapkan disini. Ada alasan untuk semua tindakan. Alangkah bijaknya jika kita bertanya dan mencari tahu kebenarannya sebelum menarik kesimpulan. Itulah yang terjadi pada Yuda saat ini. Ada doktrin jahat yang telah masuk dari seseorang yang meracuni pikiran nya. Hingga sulit baginya untuk menerima kenyataan. "
Cantika menyadari kesalahannya. Apa yang Pak Budi katakan adalah benar. Bagaimana bisa menyelesaikan masalah yang ada jika kita hanya mengandalkan presepsi semata. Tanpa mencari apa alasan dan bagaimana bisa terjadi. Cantika mengerti duduk permasalahannya, tinggal menemui Dewangga, Papanya Yuda. Agar mendengar jelas kejadian sesungguhnya.
" Om sangat benar. Tadi aku hanya mengeluarkan isi kepala tanpa tahu kebenarannya . Sepertinya aku harus menemui mertua ku, Om. Bisakah aku minta bantuan, Om ? " Tanya Cantika yakin.
" Keputusan yang benar, Nak. Percayalah sama, Om. Mertua kamu orang baik, Om yakin kamu pasti bisa membantunya untuk kembali akur dengan Yuda. Yuda itu pewaris tunggal Cantika. Perusahaan mertuamu jauh lebih besar dari Amris Group sekalipun. Dan Dewangga butuh Yuda untuk mengambil alih semua itu. "Ungkap Pak Budi terus terang. Cantika terperanjat mendengar kenyataan yang baru saja didengarnya.
" Mas Yuda pewaris tunggal...
Cantika tak mampu melanjutkan ucapannya.
" PRA TECHNO ...! Pernah dengar perusahaan itu ? " Cantika mengangguk pelan dalam keterkejutan nya. " Itu nama perusahaan Papa Yuda.
" Tapi aku melakukan semua ini hanya demi anak ini, Om. Aku tidak ingin nasibnya sama seperti ku yang tidak mengetahui asal usul . Setidaknya Mas Yuda punya asal usul yang jelas . Jika aku menemukan hal lain dari tujuanku, maka aku anggap bonus saja. " Cantika kembali pada tujuan awalnya. Dia tidak ingin hatinya ternoda oleh iming iming bongkahan harta.
" Om tahu itu, Nak. Kamu orang baik, semoga kamu berhasil dalam misi kamu kali ini. Jika butuh apapun Om siap membantu. "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!