Seorang wanita tengah duduk sambil mengais didepan pintu operasi. Disampingnya berdiri dua orang wanita berpakaian glamor .Kedua nya juga menatap cemas ruang operasi yang kini masih tertutup rapat .Hingga suara wanita paruh baya terdengar memecah keheningan .
" Ingat perjanjian kita Aluna . Setelah operasi Daren berhasil segara tinggalkan kota ini .Dan ingat jangan pernah muncul kembali dihadapkan anak ku ." Ucap Wanita itu dengan penuh tekan .
" Yah,nyonya ..." Jawab Aluna dengan linglung.Wanita itu menunduk mengingat bagaimana dirinya dengan terpaksa harus menandatangani perjanjian perceraian dengan suami nya . Hingga saat ini dia masih tidak menyangka ,jika dia harus meninggalkan suami yang dia cintai nya .
Flash back on .
Aluna sedang berada di rumah kecil nya sedang menyiapkan makan malam .Tapi hingga larut malam suami nya belum juga kembali . Hingga kabar dari dari rumah sakit . Yang mengabarkan kabar yang mengejutkan nya . Dimana suami nya terlibat kecelakaan ,Yang membuat suami nya harus di rawat di rumah sakit .
Aluna berlari kerumah sakit dengan ketakutan . Saat dia baru saja tiba dokter mendatangi nya dengan tergesa gesa . Yang meminta nya untuk segera mengurus administrasi . Yang bisa dibilang tidak sedikit untuk biaya operasi suami nya .
" Nyonya ,tolong segera selesai kan administrasi segera mungkin . Kami tidak mungkin melakukan operasi jika Anda belum menyetor biaya . Meski itu hanya separuh saja ." jelas Suster yang bersama dengan dokter .Tubuh Aluna semakin lemas setelah membaca tagihan rumah sakit .
" Saya akan usaha kan sus .Tolong lakukan yang terbaik .Saya akan mencari uang nya ." Ucap Aluna dengan berderai air mata .
Ditengah kebingungan nya seorang wanita paruh baya datang . Memberinya uang dengan persyaratan yang mencengangkan.
" Aku akan membayar nya tapi dengan satu syarat ,Tinggalkan Daren ." Ucap Nyonya Collen .Aluna menatap ibu mertua nya dengan mata berkedip .
" Bu ... bagaimana anda mengatakan itu .Daren saat ini sendang kritis ?."Aluna bertanya dengan sendu .
"Ini ,tanda tangani dan pergi lah sejauh mungkin . Perempuan miskin seperti mu tidak layak untuk putra ku ." Nyonya Collen melempar surat perjanjian dengan kasar .Aluna memandangi surat itu dengan mata memerah .
" Daren ,apa yang harus aku lakukan saat ini .Aku mohon bertahan lah ,bangun lah aku tidak ingin meninggalkan mu ." Bisik Aluna di dalam hatinya .
" Cepat lah ,Aluna . Apa kau ingin Daren mati jika tidak mendapatkan perawatan yang cepat ." Wanita yang berada di samping nyonya Collen . Mencoba membujuk Aluna dengan pandangan sinis .sudut bibirnya terangkat menyunging kan senyum .
Dengan tangan bergetar Aluna terpaksa menandatangani nya . Dengan air mata yang membasahi wajah nya . Aluna menguatkan hatinya . Demi keselamatan dan kesembuhan suami nya . Aluna rela mengorbankan kebahagiaan nya sendiri .
Flash back of .
Dan disini lah mereka saat ini menunggu dokter keluar. Mereka sudah menunggu hampir 4 jam tapi dokter belum juga keluar .Hingga pukul 3 dini hari dokter keluar dengan wajah kelelahan .
" Dokter bagaimana keadaan anak saya?." Nyonya Collen bertanya dengan cemas . "Keadaan nya saat ini sudah stabil .Sebentar lagi pasien akan di pindahkan keruang rawat ." Dokter itu menjawab dengan sopan .
" Terimakasih dokter ...." Sahut nyonya Collen dengan senyum lega .Begitu pula dengan Aluna yang berdiri di belakang .
" Terimakasih tuhan , terimakasih ..." Bisik Aluna penuh syukur .Nyonya Collen berbalik menatap Aluna dengan penuh penghinaan .Dengan suara acuh tak acuh berkata dengan jijik .
" Sekarang kau bisa pergi putra ku ,tidak lagi memerlukan wanita miskin seperti mu ." Ucap nya dengan pandangan merendahkan .
" Bu ,ijin kan aku untuk melihat Daren yang terakhir kali nya ." Ucap Aluna dengan sedih. "Heh ,miskin jangan pernah memasang wajah menyedihkan mu dihadapan ku . Itu semakin membuat ku jijik.Sarah ayo pergi ,jangan perduli wanita miskin ini ." Nyonya Collen mengandeng tangan Sarah .
" Aunty ,aku rasa biarkan dia melihat Daren ,lagi pula dia tidak akan bisa lagi bertemu dengan nya." Sarah berkata dengan lembut .
" Biak lah kerena kamu yang meminta nya ,Biarkan wanita miskin itu melihat Daren ." Sahut nya dengan suara tak kalah lembut .Jantung Aluna seakan diremas oleh sesuatu .Yang membuat nya tidak bernafas . "Ingat hanya 5 menit ,Saya memberikan mu waktu hingga mata hari terbit untuk meninggalkan ibu kota ." Suara Nyonya Collen terdengar sangat menyakitkan di telinga Aluna .Dengan langkah yang berat Aluna melangkah kearah sang suami . Yang berbaring di ranjang rumah sakit,dengan mata terpejam.
" Maaf kan aku Daren . Semoga kau bisa hidup bahagia tanpa ku .Aku melakukan ini demi diri mu .Aku mencintai mu selalu ." Bisik Aluna di telinga Daren . " Aku ingin memberi mu kado pernikahan kita berdua . Aku hamil." Lanjut nya sambil melabuhkan ciuman di bibir pria yang masih belum sadar .Belum sempat Aluna mengatakan apa pun lagi suara nyonya Collen,sudah kembali terdengar .
" Waktu mu habis .Silahkan pergi ,aku muak melihat mu disini .Aku tidak ingin putra ku di kotori oleh mu ." Suara Nyonya Collen terdengar sangat menyayat hati Aluna .Dengan berat hati Aluna melangkah pergi . Meninggalkan ruangan dimana Daren di rawat .
Kali ini tujuan Aluna adalah rumah kecil yang telah dia tinggali bersama dengan Daren . Yang sudah mencapai satu tahun rumah kecil ,yang menjadi saksi cinta mereka . Aluna mengemasi beberapa pakaian nya juga surat surat penting .
Saat dia melihat jam sudah menunjukan pukul 5.Aluna terpaksa pergi ,dimana sudah ada dua orang . Yang menunggu nya ,untuk segera meninggalkan kota .Saat Aluna melangkah kaki nya keluar rumah .Tubuhnya terhuyung lemah ,jika saja pengawal tidak sigap memegangnya .wanita itu sudah pasti terjatuh di tanah .
" Nona ,apa anda baik baik saja ...?" Pengawal itu bertanya dengan sopan .
" Emm ...terimakasih ." Ucap Aluna dengan lemah . Tanpa dia sadari jika hal itu di potret oleh orang lain .Yang sedang mengamati mereka . Orang itu juga mengambil beberapa foto lagi . Hingga mobil melaju dengan kecepatan tinggi . Orang itu memandangi hasil karya nya . Dirasa sudah cukup dia pun pergi meninggalkan tempat itu.
Selama perjalanan Aluna hanya terdiam dia tidak curiga sama sekali . Jika saat ini mobil tidak berjalan menuju bandara. Melainkan menuju tempat lain . Aluna yang masih sedih hanya bisa diam .Setelah menempuh perjalanan cukup lama.Mobil berhenti di pinggiran kota .Tepatnya di pinggir sebuah tebing .Aluna melihat supir yang membawa nya turun dari mobil .Aluna kebingungan akhirnya bertanya .
" Tuan kenapa berhenti disini ?" Aluna bertanya dengan cemas .
"Nyonya ,saya juga tidak tega melakukan nya . Tapi ini perintah dari nyonya besar . " Jawab Supir itu. " Seharus nya saya membiarkan mobil ini terjun kearah bawa sana .Tapi aku masih memiliki hati nurani .Nyonya pergi lah sejauh mungkin saya kan menenggelamkan mobil ini ." Ucap supir itu dengan suara bergetar . Dia memandang Aluna penuh rasa iba .
Tubuh Aluna kembali bergetar ketakutan mendengar nya .Dia menatap supir dengan tidak berdaya . Aluna menggelengkan kepala nya dengan air mata yang mengalir .
" Pergi lah nyonya,sebelum ada yang melihat anda ." Perintah pria itu dengan sendu .
Akhirnya Aluna pergi dengan sedih . Dia Hanya membawa Tas kecil yang berisi surat surat penting saja . Sedangkan tas yang berisi baju dia Tinggalkan begitu saja .
" Terima kasih ..." Bisik Aluna sebelum menjauh . Dia melihat supir itu mendorong mobil hingga jatuh dari tebing . Dan benar saja tak butuh waktu lama sebuah mobil datang .
Aluna masih berlari menjauh dari tempat awalnya .Hingga akhirnya dia menemukan sebuah mobil yang lewat .Untung saja orang itu berbaik hati membantu nya . Dengan perasaan cemas dan ketakutan Aluna pergi menuju ke stasiun keberangkatan kereta .
Di rumah sakit Nyonya Collen mendapat laporan, jika mobil yang di gunakan Aluna telah terjatuh dari tebing . Senyum merekah menghiasi bibir merah nya.
" Bagus ,sekarang tidak akan ada lagi yang wanita menyedihkan itu. Dia tidak layak untuk bersanding dengan putra ku. Hanya Sarah lah yang akan layak menjadi nyonya muda Collen ." Gumamnya penuh kepuasan .Tak lama Daren yang tertidur lelap akhirnya terbangun . Pria itu membuka mata nya melihat sekeliling nya . Merasa ada yang tidak beres dengan tubuh bagian bawah nya . Dai tidak bisa mengerakkan kaki nya sama sekali .
" Uuhh ... " Daren mengeluh lirih .Yang menarik perhatian dua wanita yabg sedang tersenyum bahagia .Merayakan kemenangan mengusir Aluna.
" Daren ,ya tuhan nak akhirnya kau sadar juga .Ibu sangat khawatir. " Nyonya Collen berkata dengan cemas.Sayang nya Daren hanya terdiam dia menatap sekeliling .Pria itu tidak melihat adanya istrinya .
" Aluna ..." Ucap nya lirih .
" Sayang .Jangan cari dia lagi . Sejak semalam hanya ibu dan Sarah yang berada di sini ." Jawab Nyonya Collen . Yang di benarkan Sarah yang berdiri di samping nya. Daren tertegun mendengar hal itu .Tidak mungkin jika Aluna tidak datang . Dia merasa ada yang tidak beres. Sehingga pria itu memicingkan matanya .
" Daren dengar ibu .Lebih baik kamu pulihkan saja dulu kesehatan mu .Masalah Aluna biar ibu yang mengurus nya ." Nyonya Collen membujuk Daren untuk kembali beristirahat. Pria itu hanya diam saja yah benar saat ini dia saja tidak bisa merasakan kaki nya .Tak lama dokter datang untuk memeriksa Daren . "Bagaimana perasaan anda saat ini tuan muda .?" Dokter itu bertanya dengan sopan dan ramah .
" Aku tidak bisa merasakan kaki ku ." jawab Daren acuh tak acuh .Dia enggan berbicara dengan siapa pun saat ini . Yang dia pikirkan hanya Aluna. Saat semalam dia tidak sadarkan diri . Dia seakan bermimpi mendengar suara perempuan berbisik ditelinga nya .
" Untuk saat ini semua sudah normal .Kami akan melakukan observasi lagi terhadap kaki anda . " Ucap Dokter dengan senyum sopan .Daren hanya mengangguk kepala nya saja .Berbeda dengan Nyonya Collen dan Sarah yang cukup syock . Dengan berita yang baru saja di katakan dokter .
" Dok, bagaimana dengan kaki anak saya .Dia tidak mungkin lumpuh kan .?" Tanya Nyonya Collen dengan cemas . Begitu pula dengan Sarah yang terlihat pucat .
"Kami belum bisa memastikan hal itu nyonya . Kami harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut . Saat tuan muda sudah bisa bangun ." Jawab Dokter tetap dengan suara yang rendah dan sopan .
" Baik lakukan yang terbaik untuk nya. " Nyonya Collen berkata dengan gusar. Sarah yang berada di belakang juga sama .
" Bagaimana jika Daren lumpuh ,tidak mungkin aku harus merawat orang lumpuh ." Bisik nya didalam hati .Dia masih muda tidak mungkin merawat orang lumpuh seumur hidupnya . Meski dia tahu Daren merupakan pewaris tunggal keluarga Collen . Tapi siapa juga yang mau dengan orang cacat .
" Bu ,tolong berikan ponsel ku .Aku akan menghubungi Aluna ." Pinta Daren dengan wajah datar .Instingnya mengatakan sesuatu yang tidak seharus nya .Kalimat wanita yang berbisik kepada nya sangat jelas di ingatan nya .Apa lagi kalimat terakhirnya yang begitu jelas di benak nya ' Aku hamil ' . Kalimat itu tidak bisa terlupakan dengan mudah .Nyonya Collen hanya menatap nya dengan rumit. Sebelum akhirnya dia membuka mulut.
" Nak ,jangan cari wanita itu lagi .Semalam dia datang mengantarkan surat perceraian . Dan juga dia telah pergi dengan pria lain ." Jelas Nyonya Collen dengan raut wajah tidak berdaya . Daren menatap nya dengan linglung .Hingga Sarah menyodorkan kertas yang terdapat tanda tangan Aluna.
" Daren ,wanita itu begitu tega kepada mu .Saat kau mengalami kecelakaan dia malah pergi dengan orang lain .Jadi tolong jangan mencari nya lagi ,oke ." Sarah berkata dengan suara lemah lembut .Yang membuat siapa pun yang mendengar nya merasa iba .Daren hanya mendengus kesal .
"Bu ,aku mohon ...." Ucap Daren dengan lemah .
" Oke,lakukan jika kau tidak percaya dengan ibu ." Ucap Nyonya Collen dengan geram . Sepertinya meyakinkan putra nya cukup sulit. Setelah Daren mengenal Aluna sering kali dia membantah ibu nya . Yang memang tidak menyukai Aluna . Yang dikatakan dari kalangan bawah .
Daren dengan cepat menekan tombol untuk menghubungi Aluna. Berkali kali tetapi tetap saja sama . Nomer ponsel Aluna tidak bisa di hubungi .Itu semakin membuat kedua wanita itu senang . Kedua nya saling melempar senyuman .
" Daren,sudah berhenti kamu harus banyak istirahat .Setelah kamu sehat kamu bisa mencari nya ." Suara lembut mendayu dayu milik Sarah . membuat Daren semakin kesal .Hawa ruangan semakin dingin,hal itu membuat Sarah merinding .
" Daren apa yang dikatakan Sarah benar . Sekarang fokus saja untuk kesembuhan mu. Jika kamu sudah sembuh kamu bisa mencari nya lagi .Kamu harus ingat jika kamu masih memiliki ibu ,ayah dan Sarah .Yang akan selalu bersama mu ." Nyonya Collen lagi lagi,mengobarkan perasaan Daren .Sayang nya Daren hanya diam saja tidak menjawab .
" Pergi lah Bu aku lelah." Ucap Daren sambil melambaikan tangannya .Dengan perasan tidak menentu dia menutup mata nya.
Nyonya Collen berbalik pergi bersama dengan Sarah . Yang kini kedua nya berada di depan ruang rawat Daren .
" Bu ,Apa Daren tidak akan curiga dengan kita .?" Tanya Sarah pelan .
" Tenang saja . Lagi pula wanita itu sudah mati ." Jawab Nyonya Collen dengan senyum tipis .
" kamu benar Bu ,kenapa aku tidak terpikirkan sebelum nya ." sahut Sarah dengan wajah semeringah .
" Sekarang kamu hanya perlu menemani Daren . Dengan begitu pasti dia akan luluh kepada mu ." Nyonya Collen memegang tangan Sarah dengan senyum lembut. Layak nya ibu dan anak .
Aluna saat ini sedang bersandar di jendela kereta .Yang entah akan membawa nya kemana . Dia hanya mengikuti langkah kaki nya aja . Wanita itu termenung sambil mengusap perutnya,Yang masih ramping . belum adanya benjolan .
"Maaf kan mama sayang .Kita harus pergi meninggalkan papa ." Bisik nya dengan sedih. Wanita perih baya yang berada di samping nya juga memperhatikan gerakan itu.
"Nona,apa kamu sedang hamil .?" Wanita itu bertanya dengan ragu .Aluna menoleh kearah wanita itu sambil tersenyum .
" Iya seharus nya ini awal bulan ." Jawab Aluna dengan sedih .Wanita itu menatap Aluna dengan pandangan berbeda.
" Saya baru saja bercerai dengan suami saya beberapa hari lalu ,setelah menikah selama satu tahun . Dan baru kemarin saja tahu jika saya hamil ." Jelas Aluna dengan mata kosong . Tangan nya tidak berhenti mengusap perutnya .wanita itu mengerutkan kening nya .
" Kenapa kamu tidak kembali kepada nya dan memilih pergi .?" Wanita sekali lagi bertanya dengan keheranan .
" Tidak aku hanya wanita miskin ." Jawab Aluna sebelum memalingkan wajah nya . Mendengar itu wanita paruh baya itu tergugu .Apa lagi dengan wajah sendu mata bengkak . yang di miliki Aluna ,sudah menandakan ada yang tidak benar . Hingga sebuah pemikiran muncul di benak nya. Apa kah wanita muda ini bercerai kerena tidak mendapatkan restu .
" Mungkin ini adalah pilihan terbaik untuk mu ." Wanita itu berkata lebih lembut .Setelah menempuh perjalanan hampir mencapai 8 jam .Akhirnya kereta berhenti dia sebuah kota yang tidak pernah Aluna singgahi .Wanita yang bersama Aluna juga turun disana .Wanita itu memandangi Aluna yang masih terdiam di kursi tunggu .Dengan perasaan campur aduk wanita itu mendekati Aluna.
" Aluna ,apa kau sudah menemukan tempat tujuan .?" Wanita itu bertanya dengan lembut. "Belum ,mungkin aku akan mencari penginapan yang didekat sini." Jawab Aluna pelan.
" Bagiamana jika kamu ikut ibu ,di desa tempat tinggal ibu kamu bisa tinggal disana . Para warga juga bukan asli dari sana . Kebanyakan mereka juga pendatang seperti mu. " Wanita mengajak Aluna. Dia merasa kasihan dengan wanita muda ini .Aluna tertegun sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikutinya . mungkin ini pilihan terbaik .Lagi pula dia tidak memiliki tujuan apa pun lagi .
" Terimakasih nyonya .." Jawab Aluna . Wanita itu tersenyum mendengar jawaban Aluna . Mereka kembali menaiki bus menuju desa tempat tinggal wanita itu .Satu jam kemudian mereka tiba di depan desa . Yang begitu sejuk dan damai .
" Selamat datang Aluna .Semoga bersama dengan kami bisa membuat mu lebih baik ." Ucap wanita itu dengan penuh kasih .
" Terimakasih nyonya Britt .." Aluna menjawab dengan senyum lembut .
" Ayo aku akan membawa mu untuk mendaftar kepada kepala desa ." Nyonya Britt membawa Aluna ketempat kepala desa . Aluna mengikuti nya hingga akhirnya mereka tiba di sebuah rumah . Yang bisa di bilang paling unik .
" Permisi ,apa kepala desa ada ." Nyonya Britt bertanya kepada seorang pemuda yang berada di teras rumah .
" Ada nyonya ,ada perlu apa bertemu dengan paman .?" Pemuda itu bertanya dengan cepat. "Ini ada yang ingin menetap disini .." jawab Nyonya Britt . Sambil memperkenalkan Aluna kepada pemuda itu .Yang merupakan keponakan dari kepala desa . Yang sejak kecil sudah ikut kepala desa .
" Silahkan tunggu nyonya ,saya akan memanggil paman ." Sahut pemuda itu sebelum berbalik memasuki rumah .
" Nyonya Britt ,Apa ada rumah kosong untuk saya tinggali .?" Aluna bertanya dengan cemas .Dia sudah mulai kelelahan sehingga ingin segera beristirahat .
" Tenang saja ,banyak rumah kosong .Dulu itu di tempati oleh pendatang . Dan mereka sudah kembali ke kota mereka ." Jawab Nyonya Britt .Itu membuat Aluna sangat lega .Tak lama pemuda itu kembali bersama dengan seorang pria paruh baya .Mata pria itu berkedip melihat wajah Aluna yang begitu mirip dengan seseorang .
" Selamat malam pak maaf kami menganggu waktu anda . Ini Aluna dia ingin tinggal disini ."nyonya Britt memperkenalkan Aluna kepada kepala desa .Yang masih tertegun melihat sosok Aluna . Seperti wanita yang beberapa tahun lalu dia kenal .
" Nak ,boleh kan saya tahu siapa nama ibu mu .?" Kepala desa bertanya dengan mata tertuju kepada Aluna .
" Ibu ku ,Jovanka Luoise ." Jawab Aluna dengan cepat .Tubuh kepala desa menegang mendengar itu .
" Nak ,kata kan dimana dia saat ini.?" pria itu kembali bertanya sambil meraih pundak Aluna .
" Ibu sudah meninggal satu tahun lalu ." Bisik Aluna dengan lirih .Kepala Desa mundur dengan tubuh bergetar . Terlihat dengan jelas jejak ketakutan ,kesedihan dan penyesalan. Hal itu juga membuat Aluna merasakan sesuatu .
" Nak ,katakan siapa ayah mu .?" Pria itu sekali lagi bertanya setelah menyesuaikan emosi nya.
" Abraham Lincoln." Sahut Aluna dengan tatapan penuh kebencian .Tubuh pria itu kembali limbung .Jika saja pemuda itu tidak menahan nya sudah pasti dia terjatuh .selama bertahun tahun dia bersembunyi di desa ini . Dia tidak tahu jika wanita yang dicintai telah tiada . Apa lagi dia meninggal anak perempuan yang begitu cantik .
" Ha ha ha .... " Kepala desa tertawa ironis ."Albert siapkan kamar untuk nya dia akan tinggal bersama kita ." Ucap Nya dipenuhi kesedihan.Apa yang telah dia lakukan selama ini . Kenapa dia harus meninggalkan wanita yang dicintainya bersama dengan putrinya .Perasaan bersalah semakin memperkeruh perasaan nya . Jantung nya seakan di remas oleh sesuatu .
" Nona ,mari ikuti saya . Saya akan mengantar anda. Anda sudah pasti sangat lelah .Untuk hal yang lain tanya kan saja itu besok ." Albert segera membawa Aluna pergi . Dengan keadaan sang paman saat ini tidak mungkin bisa diajak bicara .
Kepala desa masih tertegun mendapati kenyataan pahit . Bertahun tahun lalu demi keselamatan wanita yang di cintai nya . Dia pergi meninggalkan nya ,Waktu itu keluarga Lincoln sedang dalam masalah . Sehingga membuat nya harus bersembunyi hingga saat ini .Tapi siapa yang akan menduga jika dia memiliki putri . Putri yang begitu cantik memiliki sepasang mata yang sama dengan nya. Memiliki wajah seindah wanita yang dicintainya .
" Jo ,maafkan aku . Apa kau bisa melihat nya dari atas sana . Mulai saat ini aku lah yang akan menjaga nya. Berbahagialah disana serahkan semua nya kepada ku." Ucap kepala desa sambil menatap kearah langit yang gelap .
Aluna dibawa kekamar yang berada di ujung lorong rumah .Awal nya Aluna merasa rumah itu kecil .Tapi siapa yang tahu jika rumah itu sangat luas dan nyaman .
" Nona istirahat lah .Saya harus pergi lebih dulu . Dapur ada disebelah sana ,jika kamu lapar pergi makan . Mungkin masih ada sisa makan malam ." Albert memberi Aluna arahan .Aluna menganggukkan kepala nya sebagai jawaban.Albert kembali menatap nya sebelum berbalik pergi . Pemuda itu juga memandang mata Aluna yang merupakan ciri khas keluarga nya .Apa lagi tadi Aluna menyebutkan nama paman nya . Sehingga membuat pemuda itu berasumsi .Jika Aluna merupakan putri dari paman .
" Paman ..... " Panggil Albert kepada Abraham yang masih termenung .Pria itu menoleh menatap Albert.
" Dia adik mu Al ,...hanya itu yang bisa paman katakan .Mungkin sudah waktu nya untuk kita kembali ." Jelas Abraham dengan mata tajam .Mata yang sudah lama tidak pernah Albert rasakan.Ada kilatan cahaya yang membuat Albert tersenyum .
" Di mengerti paman ...." Sahut nya sebelum pergi .
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!