Kurun waktu yang lampau.
Kavindra adalah Raja yang memiliki kekuatan setengah dewa, ia akan segera melangsungkan pernikahan megah dengan perempuan cantik jelita bernama Dewi Prameswari, padahal sang Raja sudah memiliki permaisuri yang dikaruniai 7 orang anak.
"Tuanku yang terhormat, apakah Tuan sudah mengetahui jika sebenarnya Putri Prameswari adalah adik kandung Tuan yang hilang saat peperangan 20 tahun yang silam!"
"Sebaiknya engkau tidak perlu banyak berbicara, siapapun dia, aku sudah terlanjur mencintainya?"
"Tapi Tuan, sang Raja tidak boleh melakukan hal yang terlarang!"
Dengan Gagah, Kavindra mengepakkan jubah kebesarannya, sontak Pria penasehat Raja itu tersungkur dan langsung mengeluarkan batuk darah yang sangat kental.
"Tuhan sekalipun tidak akan sanggup mencegah apa yang sudah menjadi keputusan ku!"
Kemarahan dan kesombongan Kavindra telah dibutakan oleh cinta, ia tetap nekat melangsungkan pernikahan bersama adiknya sendiri.
Putri Prameswari juga sudah terlihat tergila-gila dengan ketampanan Raja Kavindra yang memiliki tubuh kekar serta kesaktian yang luar biasa. Keduanya sama-sama sudah dibutakan cinta dan hawa nafsu.
*
Saat Malam pertama, Raja Kavindra merasakan batuk yang amat sangat menyiksa.
"Aaaaaaa!"
"Aaaaaarg!"
Raja Kavindra meraung dan menggelepar kesakitan hingga kehilangan tarikan nafas normal. Raja itupun tewas hanya mengalami batuk kecil yang sangat gatal di lehernya.
Seketika semua orang panik dan merasa tidak percaya, sosok Raja yang hebat itu meninggal begitu cepat dan terlihat sepele.
Ketakutan merkea diiringi dengan gemuruh yang menggelar bersama hujan deras, cuaca malam itu sangat buruk. Seakan-akan Tuhan telah menjawab kesombongan Raja Kavindra.
Akhirnya Dewi Prameswari diusir dari istana sebagai perempuan yang menyebabkan Raja mereka tewas.
*
Sebuah Kutukan itu pun dipercaya akan terus menimpa keturunannya yang berani menikahi cinta pertama mereka walaupun bukan dalam pernikahan sedarah, hanya keturunan yang tidak menikah dengan cinta pertama saja, bisa terus berlangsung hidup dan memiliki keturunan.
Kutukan yang sangat menyiksa bagi setiap keturunan Kavindra. Hingga waktu terus berlalu dan zaman sudah berganti.
Anak cucu Raja Kavindra, masih tersisa di permukaan bumi, meski terhitung dengan jari, karena banyak dari Keturunan Kavindra yang tidak mempercayainya bahkan tidak menyadarinya.
Mereka yang tetap nekat menikahi cinta pertamanya sama saja mempercepat kematiannya.
*
Sebuah kutukan misterius yang sudah tidak dipercayai lagi namun masih menyisakan peristiwa-peristiwa pilu.
Setiap keturunan (laki-laki) Kavindra memiliki paras yang tampan dan diantaranya ada yang terpilih memiliki kesaktian tinggi Raja Kavindra, manusia setengah dewa.
***
Di sebuah rumah yang berukuran tidak begitu besar.
Tampak seorang pria mabuk hendak berniat melakukan aksi bejadnya terhadap gadis bernama Bella Arunika. Gadis cantik bermata coklat.
"Pergi kau bajingan, jangan nodai putriku!" Teriak Rodiah melempari isi perabotan memasak seperti; panci, kuali, spatula bahkan ember ke arah Dery Lan. Dia adalah suami Rodiah.
Rodiah kehilangan kesabarannya, lalu mengambil sebuah pisau tajam yang siap menghunus Dery. Wanita itu sangat marah dan sudah kehabisan kesabaran, tidak perduli lagi, apakah ia akan mati atau di penjara.
Melihat kemarahan sang istri, Dery pun pergi melarikan diri.
Sejak usia masih 5 tahun, kedua orang tua Bella Arunika dan kakak wanitanya tewas dalam kasus pembunuhan serta perampokan orang yang tidak dikenal di rumah mereka sendiri, Bella diselamatkan oleh pengasuhnya yang berhasil kabur dari lokasi kejadian.
Persaingan bisnis menjadi pemicu hal kematian orang tuanya. Bella Arunika kemudian di asuh oleh ibu dari ayahnya.
5 tahun kemudian, sang Nenek pun meninggal. Seorang Nenek yang sangat menyayangi dan melindungi cucunya itu.
Tidak ada pilihan lain, akhirnya Bella diasuh oleh Tantenya yaitu adik kandung Ayah Bella. bernama Rodiah, sosok perempuan yang cantik dan baik hati. Ia sudah menganggap Bella sebagai putri kandungnya sendiri.
Rodiah memiliki satu orang putra yang juga meninggal di usia 15 tahun, akibat sakit tifus. Sejak tewasnya sang anak. Dery Lan menjadi depresi berat hingga doyan melakukan judi dan mabuk-mabukan sebagai pelariannya.
Dery memiliki banyak hutang dari aktivitas judi yang justru menguras harta mereka. Hampir setiap hari, banyak pihak yang datang ke rumah Rodiah untuk menagih hutang kepada suaminya. Sementara Dery tidak pernah ada di rumah, ia bak hantu bergentayangan, yang bisa muncul kapan saja. Setiap kali datang, Dey hanya marah-marah dan kerap sekali menyiksa istrinya jika tidak diberikan uang. Tak hanya Rodiah, Dery juga menyiksa Bella bahkan nyaris hampir memperkosa gadis itu dan menjadikannya sebagai taruhan judi.
Rodiah dan Bella menjalani kehidupan mereka dalam kisah senang dan susah bersama. Bella juga sudah menganggap Tantenya adalah ibu sambung yang sangat ia sayangi.
Akibat selalu didatangi oleh sekelompok orang yang menakutkan, Bella terpaksa menjual banyak aset peninggalan kedua orang tuanya demi membayar hutang-hutang sang Paman.
Dalam linangan air mata, Rodiah berkata kepada Bella;
"Jangan jual semua hartamu Nak! Kau perlu untuk kuliah nanti...Hiks...Hiks... Maafkan Tante sayang!" Rodiah memeluk Bella yang saat itu mengangguk ikut meneteskan air mata.
"Tidak apa Tante, yang penting kita bisa selamat!" keduanya larut dalam pelukan kesedihan.
Suatu malam, Rodiah dan Bella melarikan diri dari sebuah kontrakan kecil mereka. Dery ibarat Zombi bagi keduanya, Rodiah sendiri sudah tidak memiliki harta sedikitpun.
Semuanya telah habis tak tersisa akibat ulang sang suami yang tidak bertanggung jawab.
Rodiah hanya bergantung kepada Bella yang masih menyisakan sedikit harta peninggalan orang tuanya.
Pilihan terakhir Rodiah dan Bella adalah Pergi meninggalkan kota kecil mereka dan merantau ke kota lain, keduanya memulai hidup yang baru.
Rodiah memilih berpisah begitu saja dari suaminya tanpa ada surat cerai dari hukum. Dari harta tersisa, Bella menyewa sebuah ruko kecil, ia juga memberikan modal untuk Rodiah agar berjualan Nasi goreng di ruko mereka. Untungnya Rodiah pintar memasak dan sangat menyukai kuliner.
Dua perempuan tangguh itu saling bekerja sama untuk menopang hidup, mereka tak kenal lelah dan tak ingin berputus asa.
*
Waktu terus berlalu.
Dalam tetesan air mata keharuan, Rodiah menatap indah gaun cantik Bella bersama balutan jubah kemenangan seorang mahasiswi yang berhasil menuntaskan perjuangan pendidikannya. Menuntaskan pendidikan Bella merupakan wasiat penting dari keluarganya.
*
Acara wisuda Bella.
"Tante!" teriak Bella mencium dan memeluk haru perempuan yang sudah berusia 38 tahun itu. Ia menangis haru yang tidak bisa ia ungkapkan.
"Terima kasih Nak, kamu sudah menjadi yang terbaik, Ibu dan Ayah mu pasti disana!"
*
*
*
Assalamualaikum, Halo pembaca setia Sarah Mai. Kutukan cinta pertama adalah novel yang bergenre fantasi romansa. Jika novel ini tidak sesuai dengan Genrenya, harap maklum yah kakak-kakak tercinta yang penting bisa menghibur dan menemani kalian
Jangan lupa dukung terus, dengan like, komentar, vote, gift agar author semangat updatenya enggak malas-malas.
Terima kasih yah.
Wassalam.
Minggu yang cerah.
"Tanteku sayang, Bella pergi dulu!" ucap gadis itu dengan riang memeluk manja Rodiah dari belakang sambil mencolek masakan ibu sambungnya itu.
"Hem, enak!"
"Kamu mau kemana!"
"Mau belajar menyetir lagi!" jawab Bella langsung pergi.
"Daaaah!"
"Bel!" panggil Rodiah.
"Yah!" perempuan itu reflek berbalik cepat menatap Rodiah.
"Jangan memilih jalur perbukitan, kamu belum terlalu mahir," pesan Rodiah, karena Bella sempat mengatakan jika ia ingin melalui jalan perbukitan.
"Hehehehe, Iyah deh!"
Tak lama kemudian, gadis itu pun pergi.
*
Belum memilliki tabungan yang cukup untuk membeli sebuah mobil pribadi. Bella terpaksa menyewa mobil selama satu minggu demi memantapkan diri dalam menyetir kendaraan roda empat serta mudah memiliki SiM A sebagai persyaratan kelulusan menjadi seorang sekretaris di Perusahaan.
"Haduh jalanan mulai ramai!" gumamnya merasa panik tengah mencoba nekat memasuki jalan raya perbukitan, ia menghiraukan pesan Rodiah demi melengkapi kemampuannya dalam berkendara karena Bella merasa sudah mahir dan tidak memiliki tantangan berada di jalan raya yang datar.
Jalan perbukitan itu merupakan jalur wisata yang menampilkan pemandangan yang cukup indah. Jalannya tidak terlalu lebar, hanya bisa dilewati dua mobil saja, tepi jalan itu memiliki jurang perbukitan yang tidak begitu dalam, dua sisinya hanya diberi pembatas beton pendek. Namun jika sampai terjatuh, sungguh akan merepotkan dan bisa terguling.
Mobil yang berada di belakang Bella satu demi satu mulai protes dengan membunyikan klakson mereka akibat laju kecepatan mobil Bella yang terlalu rendah. Hal itu semakin menambah kegugupannya dalam menyetir mobil. Sesekali ia terpaksa harus berhenti dan memberikan jalan kepada mobil lain.
"Harusnya aku tidak memilih jalan ini, benar kata Tante, aku benar-benar tidak tenang atau paling tidak membawa seseorang di sebelahku untuk membantuku, sehingga aku tidak perlu berhenti."
Penyesalan Bella mulai terlihat sampai ia meneteskan keringat yang membasahi dahinya. Ia tidak bisa bersantai menggunakan AC karena cukup tegang melewati jalur perbukitan.
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, sebuah sedan hitam mewah melaju dengan sangat kencang, ditumpangi oleh seorang pria yang sedang menelpon.
Bella yang sudah mulai menguasai rasa ketakutannya, kini kacau kembali ketika ia melihat di kejauhan, sebuah mobil cepat sedan hitam itu, Ia reflek berhalusinasi membayangkan jika mobil itu akan menubruk mobilnya.
Bella kembali merasa gugup berlebihan sampai ia merasa stir yang ia kendalikan sangat lah keras dan tidak bisa diputar dan sulit dikendalikan, tangannya bergetar hebat sehingga membuat mobil itu bergerak kearah kanan dan kiri.
Melihat mobil Bella yang tidak stabil, si supir mobil sedan pun terkejut hebat sehingga tidak dapat berhenti dalam jarak yang sudah dekat, untuk menghindari mobil Bella, pria itu terpaksa banting stir dan tidak disangka pula ia nyaris menabrak sebuah mobil truk mini yang juga sedang melaju kencang ingin melewati mobil Bella.
Supir sedan itu berusaha lagi menghindari mobil truk hingga ia harus terpaksa menubruk keras tembok beton sebagai pembatas, mobil sedan akhirnya terguling-guling hingga terlempar ke jurang dengan kaca mobil yang pecah.
Reflek Bella menjerit histeris, ia sangat ketakutan, seolah-olah tidak bisa bernafas, begitu shock melihat langsung kecelakaan mobil sampai terguling berkali-kali dengan jelas dari kaca spionnya.
"Bagaimana ini...Aduh... Aduh, aku panik sekali?" ucap gugup gemetaran Bella berusaha keluar mendapati kerumunan beberapa orang yang sudah melihat ke arah jurang. Mobil mengeluarkan asap kecil namun tidak meledak.
"Bagaimana ini?" tanya gugup Bella.
"Cepat panggil polisi atau bantuan lainnya?" ucap orang-orang disana yang juga panik melihat keadaan mobil dengan kondisi terbalik. Mereka saling menelpon bantuan termasuk Bella agar tim penyelamat segera menolong penumpang yang berada di mobil sedan.
"Saya yakin penumpang di dalam mobil Itu sudah tewas, tidak mungkin selamat benturannya cukup keras!" ucap salah satu orang-orang disana.
Bella terduduk lemas dan menangis, ia merasa sangat bersalah.
"Tenanglah Nona, jangan menangis disini?" Bella menjelaskan kecelakaan itu dengan polos jika ia yang salah.
"Jangan menyalahkan diri sendiri Nona, si pemilik sedan ini juga sangat kencang berkendara, seharusnya dia tidak boleh melaju dengan kecepatan tinggi di jalur perbukitan."
*
"Neo...Neo...!" Teriak Jay Kavindra bersama ponsel genggamnya. Ia adalah korban kecelakaan itu, pemilik pengendara sedan hitam. Jay hanya terjepit, sama sekali tidak menggoreskan luka di tubuhnya, namun sedikit terlihat ada tetesan darah kecil di telinganya.
"Iya Tuan!"
"Beri aku bantuan, mobilku sedang terbalik di jurang daerah perbukitan Nusa (inisial). Aku bisa membunuhmu jika kau datang terlalu lama."
"Bukankah, Tuan bisa tinggal keluar saja, terbang ke jalan Raya!" Haruba Neo (45 tahun) Penasehat keputusan sekaligus sekretaris Jay.
Neo adalah satu-satunya manusia yang mengetahui dan dipercaya untuk menyimpan rahasia jika pria bernama Jay Kavindra, bukanlah manusia biasa, ia memiliki kesaktian supranatural karena merupakan pilihan titisan Raja Kavindra yang saat ini berusia 32 tahun.
"Di atas jalan raya terlalu banyak manusia, mereka akan berpikir jika aku ini bukan manusia melainkan jin yang ingin viral!" Omelan Jay yang tidak ingin identitasnya diketahui oleh orang-orang.
"Baik Tuan, saya akan segera mengurusnya?"
"Tahan perempuan pemilik plat mobil XX, dia penyebab dalam kecelakaan ini, belum mahir menyetir mobil tetapi sudah nekat berkendara di jalan raya perbukitan, aku ingin memberinya pelajaran," Omelan Jay.
"Siap Tuan!"
*
Bella semakin kebingungan, ia masih menangis ketakutan dan tidak berani menelpon Rodiah.
"Tidak lama kemudian, tim penyelamat berupa polisi, ambulan, mobil derek memenuhi jalanan itu. Kondisi jalan raya terpaksa ditutup sementara.
Polisi meminta agar semua orang yang berada di lokasi kecelakaan itu kembali kepada aktivitasnya, kecuali Bella Arunika.
"Pak Polisi ada berapa banyak penumpangnya?" tanya Bella merasa khawatir.
"Hanya satu orang saja yaitu pemuda bernama Jay Kavindra!"
"Apakah dia masih hidup?"
"Iya, dia masih hidup!"
"Hoh, syukurlah!" ucap lega dan hati Bella mulai tenang.
"Tapi, kamu saat ini sedang bermasalah, silahkan ikut kami ke kantor!"
Tidak berapa lama, Jay Kavindra dibopong oleh tim medis agar segera masuk ke dalam mobil ambulan. Sebelum masuk, Bella menatap kondisi Jay begitu fokus, sontak mata tajam Jay melihat bengis ke arah Bella, keduanya melakukan pandangan pertama, hingga petugas menaikkan bed evakuasi Jay ke dalam ambulan.
Bella terbengong dan tidak habis pikir.
"Ini benar-benar mustahil, dia tidak terluka, bajunya juga masih bagus, seperti sama sekali tidak mengalami kecelakaan, bahkan tidak ada yang sobek?"
Bella teringat dengan kata orang-orang yang menyaksikan kecelakaan itu, hampir semua memberikan prediksi jika kecelakaan yang dialami Jay sudah pasti menewaskan penumpangnya, karena kondisi mobil, terguling, rusak parah, dan terlempar keras, jika pun ada yang selamat, penumpang itu akan mengalami cacat atau cedera yang cukup parah.
"Nona, mari, ikut kami ke kantor!" ajak polisi itu mengagetkan lamunan Bella.
"Ta...tapi bagaimana dengan mobil saya Pak?"
"Kami akan mengurusnya!"
"Apa saya akan dipenjara Pak!" tanya polos Bella.
"Soal itu, nanti kita bisa selesaikan di kantor!"
"Baiklah!" jawab Bella dalam raut lesu dan masih shock, ia pun naik ke mobil polisi.
"Inilah akibatnya, karena aku tidak mendengarkan pesan Tante! Huuuft, jadi ribet?" ucap kesal Bella.
*
Berita heboh tentang kecelakaan Jay Kavindra telah tayang disejumlah stasiun-stasiun TV nasional dan media sosial.
"Presiden Direktur PT Kavindra Group mengalami kecelakaan tragis yang nyaris merenggut nyawanya."
"Seorang pria telah mengalami kecelakaan fatal, namun tidak memiliki luka sedikitpun di sekujur tubuhnya"
"Perbukitan Nusa dipadati oleh sejumlah warga setempat yang penasaran dengan kecelakaan mobil, dimana mobil si korban mengalami kehancuran di bagian tengah. Tapi sangatlah ajaib, korban berhasil diselamatkan tanpa ada luka-luka di sekujur tubuhnya"
*
Haruba Neo memerintahkan ajudannya agar mengatasi para media untuk segera berhenti membesar-besarkan berita kecelakaan Jay Kavindra dan sudah menyiapkan beberapa Dokter untuk memberikan klarifikasi bahwa Jay adalah korban kecelakaan yang memang tidak memiliki luka luar namun cedera pada luka dalam. Jay sangat stress, marah dan panik jika orang-orang mengetahui identitasnya sebagai manusia setengah dewa .
*
Mobil Ambulans yang membawa Jay langsung menuju rumah sakit milik PT Kavindra. Meskipun rumah sakit itu adalah milik aset Kavindra, tetap saja Lelaki itu tidak menyukai suasana rumah sakit.
Sementara Bella Arunika dibawa langsung menuju kantor polisi untuk menjalani proses hukum.
*
Rumah Sakit
Jay membuat Gendang telinganya sedikit bermasalah, agar ia dapat menjalani pemeriksaan layaknya manusia normal yang tetap memiliki cedera setelah mengalami kecelakaan.
"Tuan Jay Kavindra, telinga anda hanya mengalami sedikit masalah, butuh alat bantu pendengaran untuk sementara waktu, mungkin hanya satu atau dua bulan saja!"
"Terima kasih" ucapnya sedikit kurang bersemangat akibat banyaknya orang-orang yang mencari tau tentang misteri kecelakaannya.
"Kami akan memberikan klarifikasi tentang masalah ini, Tuan!"
"Lakukan secepatnya!"
"Baik Tuan!"
*
Setelah melakukan pemeriksaan, Jay di dipindahkan ke ruang inap president suite room sebagai owner pemilik rumah sakit.
Kondisi lelaki itu sebenarnya baik-baik saja, namun ia harus tetap berakting sakit demi tidak membuat publik curiga.
Terdengar suara ketukan pintu.
"Sore Tuan!"
Haruba Neo datang menghampiri Jay untuk memberikan laporan dari pihak kepolisian.
"Bagaimana kondisi Tuan? Saya cukup khawatir"
"Aku baik-baik saja, namun beberapa jam ini harus tertahan di rumah sakit, agar tidak menghebohkan orang lain lagi di luar sana.
"Baiklah Tuan!"
"Kamu lihat kan, betapa ributnya para manusia? Bagaimana jika saat itu aku terbang atau menjelma menjadi seekor binatang, seperti yang kau sarankan?"
"Maafkan atas kelancangan saya Tuan!"
"Bawa perempuan sial itu ke hadapanku, aku ingin memberikan ia pelajaran!"
"Segera Tuan!"
"Aku tunggu!"
Neo pergi melaksanakan perintah sang majikannya.
"Lumayan juga, tenaga perempuan itu bisa aku gunakan untuk mengurus para meong-meong ku, tentu mereka sudah sangat merindukan sosok cat sitter."
Jay memiliki 50 ekor kucing kesayangan di rumahnya.
*
Baru beberapa jam berjalan, Jay Kavindra sudah tidak tahan berada di rumah sakit, ia memaksa untuk segera pulang, cukup melakukan perawatan dari rumah saja dan meminta kepada Neo agar pihak kepolisian dan para ajudannya mengawal kepulangan dirinya dari serbuan wartawan yang membuat seorang Jay Frustasi, karena ia tidak bisa mengendalikan kekuatannya jika hati sedang berontak.
*
Kantor Polisi
Ketika berada di kantor polisi, Bella masih saja memikirkan rasa tidak percaya saat melihat kondisi seorang manusia yang terlihat baik-baik saja setelah mengalami kecelakaan parah. Tampak dirinya masih sangat trauma, dalam raut wajah yang lesu ia terduduk menunggu antrian interview dan hasil keputusan dari kepolisian tentang nasib hukumannya. Selain kasus Bella, di kantor polisi ada beberapa kasus penting yang harus di tangani oleh pihak kepolisian.
Tiba-tiba Bella merasakan sesuatu yang hangat dan tidak nyaman membasahi kakinya. Saat ia menunduk, betapa terkejutnya Bella melihat kemunculan seekor kucing berwarna coklat sedang pipis menyemprotkan air seninya di kaki Bella.
Sontak Bella terkejut dan marah;
"Hei, kuciiiing, kenapa kau pipis di kaki ku!" hentak keras Bella sambil meringis kesal. Anehnya si kucing itu tidak merasa takut dan tidak lari seperti kucing pada umumnya, ia balik menantang Bella dengan mendirikan bulu-bulunya, menunjukkan kemarahannya kepada Bella. Gadis itu merasa aneh.
"Jadi kamu menantang aku? okey?" ucap kocak Bella membesarkan matanya menatap si kucing.
Keduanya saling melotot tajam, Bella pun bangkit mengejar dengan emosi hingga akhirnya si kucing melarikan diri dengan cepat.
Orang-orang tidak memperhatikan Bella karena sibuk pada pekerjaan masing-masing.
Bella mengejar kucing sampai ke depan pintu namun sayang salah seorang polisi langsung mencegahnya.
"Hei Nona, apa kau ingin melarikan diri?"
"Tidak Pak! Saya hanya ingin memberikan pelajaran kepada kucing yang sudah berani pipis di kaki saya!"
"Di sini tidak ada kucing, ngawur kamu, kamu pasti sedang mencari alasan kan? Ayo Masuk!"
Bella pun semakin merasa sebal, ia meminta izin ke toilet untuk membersihkan kakinya. Polisi tetap menjaga Bella agar bertingkah mencurigakan.
"Kucing siapa sih itu? Bisa-bisanya dia masuk ke kantor Polisi, apa dia tidak pernah dididik oleh Tuannya, hingga pipis sembarangan saja! iiii dasar kucing, kamu tidak tau jika hari ini aku sedang kesal...kesal...kesaaaaaaaaal," jerit histeria tertahannya di kamar mandi, membuat Polisi kembali curiga.
"Hei Nona, jangan coba-coba untuk melarikan diri yah!" seruan polisi dari balik pintu kamar mandi.
"iiyaaaaa!" jawab teriak Bella dengan kesal, bergegas membasuh bersih kakinya dengan sabun.
Kucing yang pipis di kaki Bella adalah kucing suruhan Jay Kavindra yang kebetulan ia memang ingin pipis lalu Jay terpikir untuk memberikan saja kepada Bella menyambut salam kemarahannya.
*
"Rasain loh!" tawa tipis Jay mampu melihat wajah Bella yang marah.
*
Setelah mendapatkan kabar dari pihak kepolisian, Rodiah memasuki kantor polisi itu dengan langkah terburu-buru untuk mendapati keberadaan Bella.
"Tante!" rengeknya langsung memeluk Rodiah.
"Maafkan Bella...hiks!"
"Tenanglah sayang!" ucap Rodiah menguatkan sang keponakannya yang terlihat sangat pucat dan lesu. Bella sudah menceritakan kejadian kronologis kecelakaan itu kepada Rodiah.
"Ayo makan dulu, Tante bawakan makanan kesukaan kamu?"
"Terima kasih Tante!"
Mata Bella reflek berkaca-kaca memang dirinya sedang lapar dan kacau.
Bella makan dengan lahap sekaligus melampiaskan rasa stres yang sudah berjam-jam berada di kantor Polisi, ia belum menemukan titik terang dari kasusnya.
"Sabar yah Bella, jangan takut, kamu harus kuat sayang!"
"Iya Tante!"
"Tapi mengapa pihak keluarga yang kamu tabrak itu tidak terlihat!"
"Bella tidak tau Tante!" jawab mewek gadis itu.
Tiba-tiba terdengar suara panggilan.
"Bella Arunika silahkan memasuki ruang interogasi?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!