NovelToon NovelToon

Dendam Rasa Membarah

Kebencian Andre

Sebelum memulai cerita marilah author menunjukkan siapa saja pemain yang ada di novel ini biar yang baca tambah semangat.

Rubby: Cantik, manis, baik hati, tidak sombong, adik tirinya Andre

Andre:Ganteng, tinggi, CEO, jahat sama Rubby, kakak tirinya Rubby.

Dimas:Ganteng, manis, murah senyum, tinggi, Dokter+pemilik rumah sakit, Baik sama Rubby.

Celine: cantik, jahat, suka sama Andre

Andre jaga adik mu salama papa dan mama mu berada di luar negeri jangan sekali sekali kau membuatnya menangis"

Seorang bocah laki-laki di perkirakan usianya 13 tahun memanyunkan bibirnya masih menatap benci seorang bocah perempuan di sampingnya.

"Tidak! dia bukan mama! dan dia juga bukan adikku!"

"Andre! jaga sikap kamu! bagaimana pun mama Rindi adalah mama kamu juga dan dia sudah menjadi adik kamu sekarang!" Pak Burhan berbicara tegas kepada Andre.

"Sudahlah mas jangan begitu kepada Andre mungkin anak seusianya belum cukup untuk menerima kehadiran aku dan juga Rubby mungkin suatu hari nanti dia akan menerima kami" Rindi merangkul tangan suaminya kemudian tersenyum lembut kepada Andre.

"Rubby sayang kamu jangan nakal yah, tenang ibu tidak akan lama, ibu akan kembali dan akan membawakan boneka Barbie untuk mu"

"ibu serius, yeayyyy kalau begitu cepat lah kembali yah bu aku sudah tidak sabar ingin main boneka Barbie"

"Aku benci kalian semua!" Hardik Andre seraya menghentakkan kakinya ke lantai.

"Sudah biarkan saja anak nakal itu dan sekarang ayo kita berangkat sekarang" Titah Burhan pada istri barunya.

Rubby kecil maju selangkah memeluk pinggang sang ibu. "Hati hati yah Bu, tenang aku tidak akan nakal kok"

"Iya ibu tau putri kecil ibu tidak akan nakal. suster tolong jaga Rubby selama kita pergi yah"

"Baik nyonya, saya akan menjaga Rubby serta menyayanginya seperti anak sendiri"

"Oke terimakasih kalau begitu sayang, ibu sama papa berangkat dulu yah"

Rubby kecil melambaikan tanganya di saat

sedan hitam itu sudah berjalan menjauhi halaman rumah.

"Dadah ibu...dah papa...."

"Ayo Non Rubby kita masuk ke dalam rumah"

"Iya suster"

****************

"Arrrggghhh...sakittt...!!" teriak Rubby kesakitan sembari memegang lengannya yang seperti terkena lemparkan sesuatu.

"Astaga Den Andre.Hentikan Den kamu tidak boleh begitu kepada Non Rubby"Sahut suster sembari melindungi tubuh Rubby dari serangan tembakan pistol mainan Andre.

" Dorrr.. dorr... dorr... Sus... menyingkirlah biarkan aku menembak bocah itu!"

"Tidak Den, Aden tidak boleh melakukannya lagi kasihan Non Rubby Den dia kesakitan"

"Dasar! dia saja yang cengeng! lagian ini hanya pistol mainan.".,

"Suster... ini terasa sakit" Rubby kecil mulai merengek ia menangis sembari bersembunyi di balik pelukan suster Ana.

"Yasudah kita main ke kamar saja yah" Suster membungkuk mengendong tubuh kecil Rubby menaiki tangga atas.

"Lihat lah aku akan membuat hidup mu tidak tenang berada di rumah ini, aku akan mengusir mu sekaligus mengusir ibu mu!"

****************

Malam pun tiba seperti biasa suster Ana selalu mengelus-elus kepala Rubby di atas pangkuan nya.

"Suster apa ibu dan papa sudah sampai di jepang?"

"Sus rasa belum Non kan perjalanan dari Indonesia ke Jepang pasti sangat lama mungkin besok pagi, sekarang Non tidur yah kalau nanti ibu sama papa sudah sampai nanti bakal sus sampaikan"

TV di ruang tamu masih menyalah menampilkan acara robot dan juga monster yang saling berperang. Karena bosan dengan acara itu pada akhirnya Andre mengganti channel tvnya.

"Yah malah acara berita!"

Bib!

Andre begitu kesal karena remot TV yang error sehingga tidak bisa di gerakan namun ada sebuah berita kecelakaan yang terjadi tepat nya malam ini, awalnya Andre tidak btertarik.

*Kita kembali lagi ke New TV telah terjadi kecelakaan pesawat tujuan Indonesia Jepang Zj60 di sebuah pulau yang menyebabkan seluruh penumpangnya di nyatakan meninggal dunia dan tidak ada satupun selamat karena pesawat di duga meledak di udara,berikut nam-nama korban yang meninggal dunia adalah. Paradika,Malik, Sekarputri, Amelia, dan lebih terkejut nya lagi salah satu korban yang meninggal itu adalah seorang presdir Burhan Perwira pemilik hotel Doofan dan juga istri barunya Rindi Haryati...

"Tidakk....papaa.....!!!"

******************

"Dasar pembunuh!'

Bug!!

Dengan kejam Andre kecil mendorong Rubby hingga terjatuh bahkan lagi lagi Rubby menangis karena prilaku kasar Andre.

''Kak kenapa kakak jahat sekali sama aku hiks hiks...

"Diam!! aku bukan kakak kamu..ayo kamu pergi dari rumah ini aku tidak sudih tinggal bersama anak pembunuh seperti mu" Andre menarik lengan Rubby menyuruhnya untuk pergi.Andre sudah menyeret tubuh mungil itu hingga sampai di pintu luar.

"Den, lepaskan Non rubby den, kasian dia dia juga masih sedih karena kehilangan ibunya den" Ucap suster Ana menasehati Andre.

"Sus jangan macam-macam aku bisa saja memecat suster juga jika suster masih saja membela anak pembunuh ini"

"Tunggu! Tuan Andre tidak bisa mengusir Non Rubby begitu saja. ingat Den dia juga punya hak atas rumah ini" Ucap Om Dewa orang kepercayaan papa.

"Apa maksud mu om?" Tanya Andre.

****************

"Jadi sebelum pak Burhan meninggal beliau pernah memberikan 70%harta warisannya kepada Non Rubby dan Den Andre hanya kebagian 30% saja jadi intinya Den Andre tidak bisa mengusir Non Rubby begitu saja"

Sementara Suster Ana merasa lega karena Rubby masih punya hak atas rumah ini itu berarti Andre tidak mempunyai hak apapun untuk mengusir Rubby.

"Itu tidak adil om! harusnya bocah itu pergi saja dari rumah ini karena ibunya lah yang menyebabkan mama dan juga papa meninggal!"

"Den Non Rubby masih terlalu kecil dia masih polos dan tidak tau apa-apa atas masalah yang menimpa mama dan papa Den yah karena itu semua adalah kesalahan ibunya"

 

12 tahun kemudian....

Berkaca mata tebal serta rambut bewarna hitam pekat yang selalu di kuncir dua itu lah julukan yang pantas untuk Rubby seorang gadis yang selalu di kenal pendiam dan tidak banyak bicara seperti cupu pada umumnya.

Serta sekarang hal yang biasa di lakukan oleh Rubby adalah duduk mendiam di dalam ruang kerjanya meski yang lain sudah berusaha membujuk dirinya untuk makan di kantin akan tetapi Rubby tetap teguh dengan pendiriannya membaca buku.

Getaran di ponsel pun mulai mengusik hatinya itu pertanda ada sebuah pesan,akan tetapi Rubby mengabaikannya ia tau betul yang mengirim pesan tersebut adalah Andre kakak tirinya yang kerap kali selalu menyiksa batin dan pikirannya. Kini bukan lagi pesan melainkan telepon, yaps Andre menelponnya kali ini.

Kali ini Rubby tak bisa mengabaikannya lagi sekilas ia melihat isi pesan yang tertera di layar ponsel. *Angkat telepon ku atau akan ku suruh kau untuk tidur di luar*

Rubby memejamkan mata sekaligus menarik nafas panjang sebelum menerima telepon dari Andre.

[Ha-hallo kak...]Ucapnya dengan suara gemetar.

[Aku kira kau sudah mati sehingga tak bisa mengangkat telepon dari ku]

Rubby sedikit menjauh kan ponselnya dari telinga tersaat mendengar kata mati dari sang kakak.

[Ma-maaf kak]

[Malam ini ada tamu tamu penting yang akan melakukan pesta kecil di rumah ini aku berharap setelah pulang kerja nanti kau harus pergi ke supermarket untuk berbelanja makanan serta minuman yang mahal]

[Baiklah kak akan aku lakukan nanti]

[Bagus.jam 17.00 kau sudah harus berada di rumah kalau kau sampai telat aku  benar-benar akan menyiksa mu lagi malam ini , ingat itu Rubby karena aku tak akan pernah main main dengan kata-kata ku]

[t-tapi kak bagaimana mungkin...

[Aku tidak ingin mendengarkan apa itu alasan mu itu dan apapun yang terjadi aku ingin kau sampai di rumah pada tepat seperti apa yang aku harapkan, kau mengerti kan]

Bib!

Andre memandangi ponselnya seraya menarik sudut bibirnya.

"Adik tiri yang malang andai saja waktu itu ibumu tak mengusik kehidupan ku maka sudah aku pastikan hidupmu akan tenang"

***************

Sebuah kecelakaan terjadi di jalanan ini sehingga banyak dari kendaraan lainya berhenti di tenga jalan yang menyebabkan kemacetan.

Rubby di dalam taxi luar biasa paniknya terlebih ia hanya membutuhkan waktu 30 menit lagi untuk sampai di rumah.

"Pak apakah tidak ada jalan lain, maksud saya jalan pintas gitu?"

"Maaf mbak mobil saya ini berada di tenga tenga kendaraan lainya jadi tak ada celah untuk putar balik mencari jalan pintas, bersabarlah mbak jam segini memang sering rawan kemacetan"

"Pak saya sedang terburu buru sekarang kalau begitu saya berhenti di sini saja yah"

"Loh apakah tidak bisa menunggu lagi mbak?"..

" Tidak pak, tidak masalah nanti di sana saya akan cari ojek kalau begitu ini uang taxinya"

"oh yaudah mbak terimakasih"

****************

Kini Rubby telah sampai tepat di pagar rumah Andre, ia terburu-buru turun lalu membayar uang ojek kepada mas ojeknya.

"Pak, tolong bukain pagarnya ini aku Rubby"

"Eh non Rubby tumben pulang kerjanya kesorean" Ucap pak Agam seraya membuka kan pintu pagar.

"Kak Andre suruh aku belanja dulu pak makanya lama,"

Pak Agam menatap jenuh belanjaan di kedua tangan Rubby ada rasa kasihan saat melihat gadis ini.

"Sini belanjaannya biar saya yang bantu bawain non"

"Tidak perlu pak, ini tidak terlalu berat kok aku bisa sendiri. kalau begitu aku masuk dulu yah pak permisi"

****************

"17.20 hebat kau telat 20 menit Rubby!"

Reflek Rubby menjatuhkan kedua kresek Belanjaanya ke lantai tersaat ia tau Andre telah menunggunya di samping pintu yang baru saja ia lewati.

"Masih ingat apa yang aku ucapkan di telepon tadi. yah malam ini tidur lah di luar, tidur lah di luar bersama nyamuk-nyamuk yang kelaparan" Andre menyunggingkan senyum jahat berjalan ke arah lain dan melewati Rubby dengan menabrak bahunya membuat Rubby terhuyung ke samping.

Rupanya tamu penting yang di bicarakan Andre semua adalah kebohongan, bahkan pria itu sengaja melakukan kebohongan itu hanya untuk mengerjai Rubby saja. dengan langkah berat Rubby berjalan menuju pintu luar tidak lupa ia menyiapkan semua peralatan penting saat ia akan tidur di luar terutama body lotion anti nyamuk, bantal dan juga selimut, dan sebotol air minum. Akan tetapi saat di pertengahan jalan lagi lagi Andre mencegahnya.

"Kamu bukan pergi piknik jadi kamu tak mesti membawa peralatan selengkap itu."

"Tapi kak aku butuh semuanya bantal dan selimut, di luar dingin kak aku tidak bisa tidur tanpa selimut"

"Hahaha jangan konyol aku tau kamu dan ibumu dulu adalah gelandangan terbiasa tidur tanpa itu semua jadi anggaplah jika kamu masih seperti dulu menjadi gelandangan"

"Kak kenapa kakak selalu membahas tentang hal itu" Rubby sedikit mengeluh seraya membenarkan posisi kaca mata tebalnya yang agak miring.

"Bagaimana aku bisa lupa tentang keburukkan ibumu saat di masalalu, semua keburukan tentang ibu mu aku masih sangat hafal, bagaimana ia datang kerumah ini lalu berselingkuh berselingkuh dengan papa ku hm"

"Aku meminta maaf atas nama ibu ku kak, aku mohon maafkan lah beliau karena sangat tidak baik jika kita membenci seseorang yang telah tiada" Ucap Rubby sembari menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Ck.Rubby Rubby ayolah kamu sangat sering mengatakan hal itu tapi buktinya aku tetap pada pendirian ku. Membenci ibu mu hingga akhir hayat!"

"Lihatlah kau membuang waktu ku saja kalau begitu tunggu apa lagi tidur lah di luar tanpa, teaharus membawa semua itu"

"Setidaknya izinkan aku untuk membawa selimut" Rubby memohon belas kasian pada Andre.

"Tidak akan ada keringanan untuk hukuman yang telah ku tetapkan!" Tatapan tajam Andre sukses membuat Rubby terdiam hingga dengan berat hati gadis itu meletakan semua apa yang ia bawa ke lantai.

****************

Udara di luar memang cukup dingin terlebih Rubby baru tau jika di luar terdapat banyak nyamuk beterbangan mencari santapan. Perlahan ia pun terduduk sembari memeluk lututnya serta menyenderkan bahunya di dinding samping pintu.

Kehadiran Rubby yang berada di luar memancing perhatian pak Agam yang sedang berjaga di malam hari hingga tanpa ragu pria yang berusia lebih dari 40 tahun itu menghampirinya.

"Non Rubby kok ada di luar?"

"Ini hukuman dari kak Andre pak" Ucap Rubby dengan seulas senyum menyedihkan.

"Astaga tega sekali yah tuan Andre, tapi non saran saya kenapa sih non gak pergi saja dari rumah ini dari pada di siksa tuan Andre terus"

"Iya sih pak aku memang sudah dari dulu untuk berpikir pergi dari rumah ini tapi ada alasan lain kenapa aku harus bertahan"

"Tapi non tuan Andre itu memang sudah kelewat batas, non saya sudah 10 tahun bekerja di sini bahkan dari dulu hingga sekarang tuan Andre masih saja benci sama Non"

****************

Di dalam kamarnya Andre meminum sekaleng wine sembari mengawasi video yang ada laptopnya. dan tidak membutuhkan waktu yang lama Andre pun mengambil ponselnya untuk menelpon seseorang.

[Pak Agam, bapak sudah 10 tahun bekerja rumah saya dan tentunya sudah menjadi kepercayaan saya dan tidak mungkin hanya masalah sepele saya memecat bapak karena telah ikut campur pada urusan saya. sekarang enyalah dari sana dan kembali lah bekerja!]

"Pak tidak apa-apa lebih baik bapak kembali bekerja saja lagi pula aku akan baik baik saja"

"Maafkan saya yah Non, saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk bantuin Non Rubby"

Pada akhirnya pak Agam telah kembali lagi ke pos penjaga meninggalkan Rubby yang masih duduk termenung sendirian.

Perihal Pernikahan

Cuaca di luar semakin lama semakin dingin membuat Rubby semakin mempererat tangannya di dengkul, jadi akan mustahil jika dapat tertidur dalam kondisi seperti ini.

Plak!

Plak!

Plak!

"Wahai nyamuk bisakah kalian membiarkan ku sedikit tenang mohon menjauh lah karena aku sama sekali tak mengganggu kalian"

Plak!

untuk sekali pukulan Rubby berhasil membunuh nyamuk yang baru saja menepi di kening nya. Noda darah pun membekas di telapak tangan.

"Hooh jadi percuma aku memakai baju dan celana panjang longgar tapi nyatanya kalian masih mengisap darah ku lewat kening." Rubby melumpuhkan dagunya di atas lutut dengan lesu sampai pada akhirnya ia pun terlelap di dalam mimpi.

****************

"Aduuh ini lagi malah males-malesan, bangun woy bangun udah siang mentang-mentang ini tanggal merah!"

Rubby tersentak bangun di saat ia merasakan cipratan air membasahi wajahnya, Samar-samar ia melihat Mutia yang berdiri depannya sembari berkacak pinggang. Mutia ini 5 tahun di atas usianya salah satu pelayan yang sudah lama bekerja di rumah ini.

"Mbak, bisa kah membangunkan ku dengan cara yang sopan"

"Ha.sopan? apa untungnya aku harus sopan pada seorang wanita yang tidak berguna seperti kamu. ingat Rubby posisi kita sama di rumah ini Sama-sama di anggap pelayan rumah tangga, yah meskipun kamu adalah adik dari tuan Andre akan tetapi bukan adik kandung kan melainkan adik tiri yang tak pernah di anggap"

Kata-kata seperti sudah sering terdengar dan untuk kali ini Rubby hanya mengabaikannya saja perlahan ia pun menegakkan tubuhnya. Tanpa harus membalas perkataan Mutia.

"Nih tugas pertama kamu!" Mutia memberikan sapu yang ia pegang kepada Rubby. "Kamu harus sapu semua ruangan yang ada di rumah ini jangan lupa habis itu pel nyampe bersih!"

"Aku akan melakukan nya tapi izinkan aku untuk tidur sebentar dulu di kamar karena mbak tau sendiri aku menghabiskan waktu tanpa tidur"

"Yah terserah! aku tidak perduli lagian itu juga dari ulah kamu sendiri yang senang sekali mencari gara-gara kepada tuan Andre, dan pokoknya kamu harus selesai kan tugas ini sekarang juga awas kalau tidak!"

Mutia melempar sapu ke lantai begitu saja lalu tak membutuhkan waktu yang lama ia pun pergi meninggalkan Rubby tanpa memperdulikan keluhannya.

 

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Seorang pria paruh bayah tengah menikmati pemandangan di pagi hari lewat balkon terasnya kemudian seseorang yang di duga sebagai istrinya pun menghampiri nya.dengan membawakan secangkir teh hangat.

"Ini sudah lebih 12 tahun mas sudah saatnya mereka berdua harus menikah karena memang tidak baik menundanya lagi"

"Mungkin Andre akan menolak di untuk di nikahkan tapi apa boleh buat ini sudah keputusan dari almarhum pak Burhan"

Pria itu adalah Pak Dewa dan Istrinya Ana mereka menjalin hubungan sebagai suami istri semenjak usia Rubby menginjak 12 tahun.Sesudah menikah Ana harus berat hati meninggalkan Rubby bersama Andre dan ikut bersama suaminya Dewa.

Dewa menyeruput teh buatan istrinya lalu kembali berbicara.

"Siang ini juga kita harus ke rumah Andre kita harus memberi tahunya tentang surat wasiat itu yah kalau dia menolak dia harus terpaksa memberikan 30% hartanya kepada Rubby"

"Baiklah mas, aku sungguh tidak sabaran untuk bertemu dengan Rubby"

****************

Rubby menselonjorkan kakinya lalu menyandarkan tubuh nya di atas kasur waktu persiapan untuk melanjutkan tidur namun baru saja akan menepikan kepalanya di bantal suara keras Andre membangunkannya dari luar.

Dorr!!... Dorr!!... Dorr!! ...

"keluar!!.. keluar...!!"

"Ada apa kak" Sahut Rubby.

"masih bertanya kenapa! hey kamu sadar gak sih kerjaan kamu di rumah ini masih banyak dan sekarang kamu mau enak enakan tidur tanpa memperhatikan pekerjaan rumah yang belum beres!"

"Tapi kak aku sudah nyapu sama ngepel seluruh ruangan!"

"Kamu pikir aku anak kecil yang bisa di bohongin! sekarang kamu lihat!" Andre menarik tangan Rubby menyeretnya dengan kasar. "Lihat kamu lihat lantai-lantai yang ada di ujung sana!"

"Aww sakit kak!" Rubby kesakitan karena Andre mencengkram erat pergelangan tanganya."Apa kok bisa?bukannya tadi lantai nya sudah aku sapu sama pel"

Di balik ujung ruangan Mutia tertawa terbahak-bahak di kedua tangannya di penuhi tanah liat yang basah.

"Rasain kamu Rubby emangnya enak di marahin sama Tuan Andre"

"Jangan mentang-mentang 70% harta ini adalah milik mu dan kamu bisa seenaknya atas rumah ini!"

"Bukan hanya 70% tapi 100% warisan pak Burhan akan jatuh pada Rubby jika kamu tidak segera menikahi Rubby!"

Untuk sesaat Andre dan Rubby menoleh pada sumber suara.

"Suster Ana..." Lirih Rubby terlihat senang.

"Om Dewa, kenapa om tiba-tiba datang dan barusan apa maksud kata-kata om dewa?"

"Tidak! surat wasiat macam ini! tidak aku tidak akan mau dan aku tidak akan setuju untuk menikahi anak dari seorang pelac*r yang telah membunuh kedua orang tua ku!" Andre marah besar ia menatap bengis Om Dewa dan juga suster Ana.

"Kamu tidak akan bisa menolak Andre. karena papa mu lah yang telah menandatangani surat pernyataan ini dan ini sah di mata hukum kamu harus segera menikahi Rubby apapun yang terjadi!" Ucap Om Dewa yang tak kalah tegasnya dari Andre.

"Om, Tante Ana aku tidak mungkin bisa menikah dengan seorang pria yang tidak mencintai ku, tidak apa-apa tidak masalah karena aku ikhlas pergi dari rumah ini dan memberikan seluruh warisan yang telah di berikan kepada ku kepada kak Andre"

"Rubby sus tau apa yang saat ini tengah kamu rasakan, akan tetapi ini hak kamu juga, kamu pantas menerimanya sus mohon kamu harus setuju yah untuk menikah dengan Andre"

Brak!!

Andre menabrak meja ia mengacungkan telunjuk nya kepada Rubby.

"Kamu! kamu! bersama ibu mu pasti sengaja kan menghasut papa agar memberikan semua harta warisan ku kepada kamu ha. aku tidak menyangka pada mu,aku kira kamu begitu polos ck namun nyatanya kau Menjijikkan!"

"Berhenti untuk menyalahkan Rubby Andre.Karena Rubby waktu itu masih kecil dan dia belum tau apa-apa soal warisan."

"Ck.aku merasa hilang akal sekarang!" Andre terlihat frustasi ia berjalan kesana kemari sembari memegang kepalanya.

"Jadi solusinya kamu harus menikahi Rubby untuk mempertahankan warisan mu cuma itu jalan satu satunya agar kamu memiliki hak penuh atas hotel Doofan."

"Hahaha sangat lucu apa kata mereka jika aku menikahi itik buruk rupa yang selama ini paling aku benci" Kata Andre sembari berkacak pinggang dan geleng-geleng kepala. "Pokoknya apapun yang terjadi aku tidak akan menikahi dia! bahkan aku tidak perduli soal wasiat, warisan atau apalah dan pada intinya aku akan menyuruh pengecara saja untuk mengurus soal warisan aku menjamin 100% adalah milik ku bahkan setelah semuanya selesai aku berjanji akan mengusir dia dari rumah ini!" Kata Andre bicara tegas.

"Kak! menurut kakak aku mau di nikahkan dengan kakak dengan cara seperti itu, justru aku tidak mau kak, aku tidak mau menikah dengan seseorang orang yang selalu membenci ku!"

"Oh yah bagus kalau begitu! sekarang kamu jelaskan sendiri pada Om Dewa kalau kamu tidak setuju untuk di nikahkan dengan ku!"

"Tidak! apapun yang terjadi kalian harus menikah. dan kamu Andre kamu tidak bisa untuk merekrut pengacara karena surat wasiat ini adalah sah milik tanda tangan papa mu ini adalah asli"

"Ah persetan dengan surat wasiat ini!" Andre marah dan hendak merobek kertas bertanda tangan papanya.

"Walau seribu kali kamu merobek surat wasiat itu, percuma kamu akan sia sia saja karena saya telah memiliki banyak salinannya" Sahut Om Dewa yang membuat Andre langsung menciut dan tidak berani untuk merobek surat warisan itu.

Diam-diam Mutia menguping pembicaraan mereka ia mengatup bibirnya sembari berbicara pelan.

"Astaga aku tidak bisa membayangkan jika sih wanita jelek itu akan menjadi majikan ku jika dia sampai menikah dengan Tuan Andre"

****************

Trankk..... Trannkk... Trannkk........

Bunyi lemparan botol minuman berbunyi nyaring membahasahi dinding dan sebagian pecahan belingnya berserakan di lantai itu adalah ulah dari Andre yang marah karena masih tidak Terima akan di nikah kan secara paksa dengan adik tirinya.

"Pah! sudah cukup derita yang kamu buat kepada mama. dan sekarang kau menanamkan derita yang lebih parah kepada ku!" Andre tertunduk lesu menangis sembari melihat foto papa dan mamanya."Papa tau kalau dari dulu aku tidak pernah menyukai gadis itu dan sekarang papa...

Tok... Tok.. Tok...

"Kak..kak Andre.. kak apa kakak baik-baik saja?"

Andre semakin berwajah masam di kalah ia mendengar suara seseorang yang paling ia benci. Lekas ia buru-buru keluar dari dalam ruangan tempat menyimpan minuman beralkohol.

Rubby menarik seulas senyum di saat kakaknya sudah membukakan pintu untuk nya.

"Tadi aku mendengar suara dari dalam, apa kakak baik-baik saja?" Tanya Rubby yang masih terlihat sangat polos padahal ia tau apa penyebab nya.

"Sialan! kau adalah penyebab semua ini kemari kau!" Andre semakin marah, menarik tangan Rubby untuk masuk kedalam ruangan nya. Kini pintu sudah di kunci rapat-rapat.

Pranktt....

"Argg... sakit!!...."

Insiden Rubby

Darah segar mengalir deras di kedua telapak tangan Rubby bahkan beling-beling kecil yang ada di lantai menancap di sebagian telapak tangan.

Rintihan kecil pun keluar dari mulutnya seraya menatap teduh wajah sang kakak yang telah tega mendorongnya dengan kasar.

"Luka di tangan mu itu belum seberapa di bandingkan dengan luka yang telah ibu mu perbuat kepada keluarga ku! Bahkan aku bisa saja membunuh mu jika aku mau!"

"Hiks kenapa kau tega sekali kak, padahal aku mencoba ingin peduli pada mu hiks hiks dan aku sama sekali tidak pernah jahat"

"Ck.aku tidak butuh rasa perduli mu itu! permainan mu licik kau sudah merebut 70% harta milik ku dan sekarang kau menginginkan aku menjadi suami mu!"

Rubby menyangga tangannya di tiang rak tempat menyimpan minuman, perlahan ia mencoba untuk berdiri kemudian membantu menjelaskan.

"Ah ti tidak kak bukan begitu maksud ku, itu bukanlah murni keinginan ku kak, dan aku bisa saja menolak akan tetapi Om Dewa dan...

"Arrrggghhh... Cukup....!!!" Andre terlalu tersulut emosi.

Bug!

"Arrggg...kak....maaf..."

"Ti tidak ap apa yang baru saja aku lakukan!"

Andre frustasi ia tertunduk lesu sembari memegang tubuh Rubby yang tak sadarkan diri dengan kondisi kepala yang berdarah akibat benturan penyangga minuman terjatuh dan menimpah kepala Rubby.

****************

Ambulan pasien gawat darurat memarkir di rumah sakit Permai lalu pasien di sambut dengan bangkar oleh suster menuju ruangan gawat darurat.

"Dok, tolong lakukan yang terbaik untuk keponakan saya" Pinta Suster Ana pada Dokter yang akan menangani Rubby.

"Kita akan berusaha melakukan yang terbaik karena jika di lihat dari kondisi pasien sepertinya ini luka yang serius. kalau begitu ibu bisa menunggu di luar"

"Iya baik dok"

Pintu ruangan gawat darurat tertutup rapat dan di dalam sudah banyak suster atau dokter yang menangani Rubby.

Andre telah baru saja sampai di rumah sakit setelah 10 menit Om Dewa dan suster Ana sampai.

"Andre! apa kau gila! apa kau berusaha untuk membunuh Rubby!"

"Tidak om! aku tidak berniat untuk melukainya apa lagi untuk membunuhnya lagian aku tidak sengaja mendorong rak berisi minuman ku dan menjatuhkan sesuatu hingga mengenai kepalanya lagian aku yakin itu hanya luka biasa om!"

"Luka biasa kau bilang! Andre. Apa kamu tau benda yang menimpa kepala Rubby itu sangat berat. Apa kau masih marah, tidak Terima kemudian masih menyalahkan Rubby?"

"Yah aku masih sangat tidak terima! aku masih tidak ingin di nikahkan secara paksa dengan gadis itu!"

"Baik, terus saja menolak karena sekarang ancaman terbesar mu adalah penjara!" Ucap Om Dewa terlihat mengancam."saya tidak tau apa respon semua orang yang bekerja di di hotel mu tentang atasnya yang mencoba untuk membunuh adiknya sendiri"

"Hooh sudah aku duga ini hanyalah sandiwara untuk menjebak ku! Om harus ingat om bukanlah siapa-siapa, om adalah bawahan papa saja tapi om sekarang berani menentang ku, bahkan sekarang tidak lagi menyebut ku dengan panggilan tuan!"

"Jangan mengalihkan topik Andre dan ada kalahnya saya bersikap tegas seperti kedua orang tua mu dan saya tidak akan menyia nyia kan amanah mereka untuk menjaga serta mendidik mu menjadi yang lebih baik"

"Om semua tidak terlihat baik-baik saja ketika anak pembunuh itu datang ke rumah ini!!"

Plak!!!

Sedari tadi Suster Ana hanya diam saja tapi ketika Andre mulai menyebut Rubby sebagai anak pembunuh dia menjadi emosi dan menampar Andre.

"Cukup Andre! setelah apa yang telah terjadi pada Rubby hari ini kau masih bisa menyebut nya sebagai anak pembunuh lalu apa kau tidak sadar apa perbuatan mu pada Rubby!"

Andre tersenyum miring sembari memegang wajahnya bekas tamparan Suster Ana.

"Lihat ternyata Suster Ana sudah mulai berani menyentuh mantan majikannya. hahaha luar biasa sekali"

"Keputusan mu untuk menolak di nikahkan dengan Rubby akan semakin berat setelah apa yang telah kau lakukan padanya!"

Pintu ruangan gawat darurat terbuka lagi dengan panik dokter berkata.

"Pasien terlalu banyak mengeluarkan darah, dia membutuhkan golongan darah O apa di antara kalian ada yang memiliki golongan darah itu karena di rumah sakit ini stok darah O telah habis"

Dengan panik Om Dewa dan Istrinya saling berpandangan.

"Lakukan, kebetulan saya memiliki golongan yang sama dengan pasien" Sahut seorang Pria yang tidak di kenalin.

"Kamu siapa?" Tanya Om Dewa.

"Kondisi pasien sedang tidak baik baik saja, setelah proses pendonoran darah selesai saya berjanji akan memperkenalkan diri kepada kalian semua" Ucap sang pria di sertain senyuman tulus.

Usai pengambilan darah berhasil sih pria yang baru saja mendonorkan darahnya untuk Rubby keluar dari ruangannya lalu segera menghampiri mereka.

"Maaf telah menunggu lama" Kata pria itu.

"Membosankan sekali entah siapa pria yang sok menjadi pahlawan ini" Ketus Andre di dalam hati.

"Katakan siapa kamu sebenernya, kenapa kamu baik sekali padahal kamu dan wanita yang ada di dalam ruangan itu tidak saling mengenal" Ucap Suster Ana, sedangkan Om Dewa hanya ikut mengangguk saja.

"Saya berhutang nyawa pada wanita itu karena berkat ia lah anak kakak saya selamat dari maut"

*Flashback*

Terkesan dingin tak banyak bicara tak memiliki banyak teman mungkin itu suatu keburukan yang ia punya. Di tepi jalan saat sedang menunggu taxi online Rubby memandang teduh kerikil kecil di bawah kakinya sekilas ia menendang-nendang kerikil itu dengan pelan.

Tidak berselang lama seorang bocah laki laki berusia 5 tahunan menghampiri Rubby dengan membawakan pistol mainan berisi air.

"Dorr...ayo main jika aku tembak maka kamu harus mati yah" Ucapnya sembari terus menembakkan air dari dalam pistolnya.

"Hey, ap- apa yang kamu lakukan, hey jangan begitu nanti aku bisa basah" Sahut Rubby seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Serta bayangan masa lalu

teringat, tentu ingatkan ini tidak akan pernah hilang bagaimana saat Andre kecil dulu ia juga pernah melakukan hal yang sama seperti boca laki-laki ini.

"Yah cemen, kenapa kakak tidak mati saat aku tembak" Keluh bocah laki-laki tersebut maka ia pun berhenti memainkan pistol tembaknya.

"Di mana orang tua mu, mengapa kamu sendirian di tepi jalan yang ramai seperti ini"

Sontak bocah laki-laki itu garuk kepala dan seperti kebingungan sendiri.

"Wah iya itu mama dan itu juga om Dimas" Tunjuk bocah laki-laki itu, maka detik ini juga bocah laki-laki tersebut berlari menghampiri orang yang dia maksud di sebrang jalan naas ada sebuah mobil melaju kencang hendak menabrak bocah itu namun beruntungan berpihak padanya karena berkat Rubby bocah laki-laki itu selamat.

*Flashback End*

"kalau bukan karena wanita itu mungkin anak kakak saya tidak akan berada di dunia ini lagi bahkan hari itu saya tak sempat mengucapkan rasa terimakasih karena wanita itu langsung pergi seperti terburu-buru"

"oh jadi begitu cerita nya, terimakasih yah karena kamu sudah menolong keponakan saya" Ucap Om Dewa.

Andre merasa bosan berada di situasi saat ini pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi.

"Kabarin aku jika dia sudah menjadi mayat!''Kalimat yang Andre ucapkan terdengar sadis sampai-sampai pria yang di ketahui bernama Dimas itu sampai geleng kepala di buatnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!