NovelToon NovelToon

Gadis Pencuri Hati Ceo

Bagian 1.

Tubuh mungil Julia merapat ke sudut ujung tempat tidur king size tersebut, wajahnya terlihat pucat melihat sosok pria yang memasuki kamar hotel itu.

Sedari tadi Julia menangis memikirkan kehidupannya yang miris, dijual oleh Tantenya yang sudah di anggapnya sebagai pengganti orang tuanya.

Adik dari Ibunya itu mengambil alih hak asuh Julia, setelah orang tua gadis itu meninggal.

Dari semenjak usia lima belas tahun, Julia sudah ikut dengan adik Ibunya tersebut.

Tapi, Tantenya itu selalu pilih kasih padanya. Julia cenderung selalu di abaikan oleh Tantenya, kalau sepupunya menindas dirinya.

Karena gaya hidup keluarga Tantenya itu sangat boros, sehingga mempunyai hutang yang begitu banyak pada rentenir.

Hingga suatu hari Tantenya mendapat ide dari temannya, bahwa ada seorang pria di club malam, tempat temannya itu bekerja, ingin dilayani seorang gadis yang masih perawan, dan masih muda.

Dan bayarannya sangat fantastis, 2 Miliar untuk satu malam, sampai pria itu puas.

Mendengar itu, tentu saja Tantenya langsung menginginkan uang tersebut. Dan menyodorkan Julia untuk mendapatkan uang itu.

Dan sekarang, Julia di sini, berada dalam sebuah kamar mewah di salah satu hotel termahal di kota mereka.

Tubuh mungil Julia meringkuk di ujung tempat tidur, tubuhnya semakin gemetar melihat pria yang masuk ke dalam kamar menutup pintu.

Tapi, sepertinya pria itu belum melihat Julia.

Pria itu terus saja berjalan menuju kamar mandi, seraya melepaskan satu persatu pakaiannya.

Lalu menutup kamar mandi setelah menangglkan semua pakaiannya.

Julia di tempat tidur mengelap air matanya yang membasahi pipinya dengan tangan yang gemetar.

Apakah dia bisa melarikan diri dari kamar tersebut? selagi lelaki itu mandi?

Julia perlahan turun dari tempat tidur, dan dengan langkah pelan agar tidak terdengar oleh pria itu, Julia mengendap-endap menuju pintu kamar.

Julia memegang gagang pintu, dan menariknya, ternyata pintu tidak bisa di buka.

Dengan panik Julia mencoba kembali membuka pintu tersebut, jantungnya berdegup kencang.

Tinggal satu langkah lagi, tapi pintu tidak bisa dibuka, sehingga tangan Julia kembali gemetar karena gugup.

Ceklek!

Terdengar pintu kamar mandi terbuka, dan sontak membuat Julia berbalik bersandar pada pintu kamar.

Julia memandang pria itu sudah selesai mandi, dan sedang mengenakan sehelai handuk saja menutupi bagian intimnya.

Tubuh Julia membeku di tempatnya, jantungnya berdegup kencang, wajahnya terlihat begitu pucat.

"Siapa kamu?" sahut pria itu baru menyadari ada seorang gadis di dalam kamar, selain dirinya.

Pria itu menatap Julia yang tengah bersandar di daun pintu dengan mata terbelalak memandang ke arah pria itu.

"A..a..aku..." Julia semakin ketakutan, habislah dia! tidak bisa melarikan diri.

"Siapa yang menyuruhmu masuk ke mari?" tanya pria itu tajam, matanya terlihat begitu lekat memandang Julia.

"I..i..itu.." Julia tidak tahu mau mengatakan apa, dia di bawa masuk dengan paksa tadi ke dalam kamar ini, dan di suruh untuk melayani seorang pria yang akan datang ke dalam kamar tersebut.

Pria itu mendekati Julia, dan sontak membuat tubuh Julia semakin gemetar.

"Kau di suruh siapa masuk ke sini?" tanya pria itu tajam, dia terlihat menahan amarah.

"Aku tidak tahu Tuan, dia..dia...hanya..."

"Jangan pura-pura sok jadi perempuan suci, kau di suruh Robert untuk melayani ku ya? atau kau pura-pura salah masuk kamar untuk mencari perhatianku?" tanya pria itu semakin mendekati Julia.

Tubuh Julia membeku merasakan tangan pria itu menyentuh bahunya yang terbuka.

Pria itu begitu dekat padanya, sampai Julia dapat menghirup aroma tubuh pria itu.

Dan, dengan jelas dapat menatap wajah pria itu.

Pria itu ternyata begitu tampan, dengan rahang yang tegas dan mata yang tajam.

Mereka sesaat saling menatap satu sama lain.

Tiba-tiba Julia tersadar, kalau dia hanya memakai pakaian tipis membalut tubuhnya.

Dia baru menyadari kalau dia memakai pakaian yang menurutnya begitu aneh, pakaian itu rasanya tidak nyaman untuk di pakai.

Potongannya yang pendek, dan belahan dada yang dalam, memperlihatkan belahan dadanya yang terlihat sangat menggoda.

Dan, pakaian dalamnya nyaris terlihat sangat jelas, serta benda lembut di dadanya juga terlihat sangat jelas.

Julia semakin menekan punggungnya ke daun pintu, mencoba mengambil jarak pada pria itu.

Julia menelan ludahnya tanpa sadar melihat pria itu tersenyum sinis.

"Kamu pura-pura menjadi seorang gadis baik-baik ya, mencoba menghindari sentuhanku, kalau sudah masuk ke kamar ini, berarti kamu harus melayaniku!" Pria itu menarik pinggang Julia merapat pada tubuh pria itu.

Tubuh Julia menempel pada tubuh setengah basah pria itu, terasa masih dingin karena baru selesai mandi.

Seumur hidup baru kali ini Julia berdekatan dengan seorang pria, dan bersentuhan.

Gadis itu ingin menangis rasanya karena begitu ketakutan, dan merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.

Pria itu mendekatkan wajahnya pada Julia.

"Heh! teruslah berpura-pura, kamu mencoba ingin menarik simpatiku ya, kalau sudah berada di sini, Ayo selesaikan tugasmu!" pria itu mengangkat tubuh mungil Julia dengan sekali angkat menuju tempat tidur.

"Bukan Tuan, aku...aku bukan wanita seperti itu, tolong lepaskan aku, aku salah masuk kamar!" sahut Julia berusaha meronta dari bopongan pria itu.

Pria itu tidak mendengarkan apa yang dikatakan Julia.

Tubuh mungil itu di lemparkan pria itu ke atas tempat tidur king size tersebut, lalu bergegas menyusul Julia naik ke atas tempat tidur.

"Tuan, ku mohon! aku bukan gadis panggilan, tolong Tuan, lepaskan aku...ku mohon!" sahut Julia mulai menangis, sembari tubuhnya meringsut mundur menjauh dari pria itu.

Kaki Julia di pegang pria itu, membuat Julia tersentak semakin ketakutan.

Pakaian tipis Julia sudah menunjukan sebagian tubuhnya yang indah, tubuh yang belum pernah di sentuh oleh pria mana pun.

Air mata Julia sudah mengalir deras membasahi wajahnya, hidupnya benar-benar sungguh malang.

Sebentar lagi keperawanannya di ambil pria yang tidak di kenalnya, dan tidak dicintainya.

Pria itu menarik Julia mendekat padanya, lalu menundukkan wajahnya menatap Julia yang menangis.

"Kamu masih saja pura-pura ya, mencoba menjadi seorang wanita yang lemah agar aku terpedaya dengan drama mu, jangan terlalu kebanyakan akting!" ucap pria itu tersenyum sinis.

Wajah pria itu semakin menunduk, lalu mencium bibir Julia yang belum pernah di cium pria mana pun.

Sesaat pria itu membeku merasakan rasa bibir Julia, sungguh berbeda dan terasa begitu lembut dan...manis!

Pria itu dengan cepat membuang pikiran yang menurutnya tidak mungkin, dan melanjutkan mencium bibir Julia.

Gila! pria itu sangat menyukai bibir Julia, dan semakin dalam mencium bibir Julia.

Menyusupkan lidahnya masuk ke sela-sela gigi Julia, lalu lidahnya masuk ke dalam mencari lidah Julia.

Pria itu mengulum bibir Julia dengan rakus, dia sangat menyukai bibir Julia.

Julia mencoba menghindari ciuman pria itu, tapi dengan cepat jemari pria itu mencengkram pipi Julia agar tidak bisa menghindarinya.

Bersambung.....

Bagian 2.

Tangan Julia mencoba mendorong tubuh kekar pria itu agar menjauh darinya.

Tapi malah membuat pria itu jadi semakin mencium Julia dengan ganas, dan memegang kedua lengan Julia ke atas kepala gadis itu.

Tangisan Julia semakin menjadi-jadi, habis sudah! hidupnya sudah hancur, dia sudah bukan seorang gadis yang suci lagi.

Masa depan Julia sudah suram, tidak ada kebanggaan yang akan dia berikan nantinya kepada calon suaminya.

Julia merasakan pergelangan tangannya begitu sakit di cengkram pria itu dengan erat.

Hati Julia sakit sekali, benar-benar sangat sakit!

Julia percuma melawan, dia hanya seorang gadis kecil yang lemah, dan tidak punya kuasa untuk berontak lagi.

Yanga ada akan menambah sakit di tubuhnya, karena tenaga pria itu lebih kuat dari pada dirinya.

Julia merasakan satu tangan lelaki itu mulai mengelus tubuhnya, membelai pahanya dengan ritme yang sensual.

"Ku mohon Tuan, lepaskan aku...ku mohon" gumam Julia dengan pilunya, air matanya terus saja mengalir tidak berhenti.

Lelaki itu sepertinya sudah gelap mata, dia begitu menikmati ciumannya yang terasa begitu menggairahkan tubuh lelaki itu.

Dia tidak mendengarkan suara lemah Julia yang memohon untuk di lepaskan, dia sangat menyukai tubuh Julia, dan rasa bibir Julia.

Suara tangisan Julia meminta tolong, sama sekali tidak berguna, dan tidak di anggap sama sekali.

Lelaki itu semakin menikmati sentuhan tangannya pada pada tubuh Julia, meremas benda lunak di dada Julia yang terasa lembut, dan tidak tahu entah kenapa, pria itu sangat menyukai nya.

Dada lembut itu terasa seperti belum pernah di sentuh siapapun sebelumnya.

Lagi-lagi pikiran yang aneh di kepala pria itu, disingkirkan lelaki itu, dan dia tidak mempercayai kalau gadis itu belum pernah tidur dengan lelaki lain.

Pria itu sudah mulai merasakan ereksinya mengeras, dan sudah tidak bisa di tahannya lagi, tubuhnya begitu bergairah menyentuh tubuh Julia, tidak seperti biasanya. Bisa menahan diri pada wanita yang suka menggoda dirinya.

"Tuan, ku mohon...lepaskan aku" terdengar lagi suara memohon Julia yang terdengar begitu pilunya.

Pria itu semakin kalap mendengar permohonan Julia, sepertinya dia marah karena Julia menolaknya.

Banyak wanita yang ingin tidur dengannya, dan ingin mengandung anaknya, dengan tidak tahu malu mencoba merayu dirinya dengan berbagai cara.

Tapi, gadis ini malah tidak ingin di sentuhnya, dan itu membuat pria itu ingin melakukan lebih lagi pada gadis itu, ada semacam ingin melampiaskan sakit hati pada Julia.

Sekali tarik, pakain tipis yang membalut daerah sensitif Julia robek di tarik pria itu.

"Aaa...Tuan! jangan! ku mohon...jangan!" Julia histeris, air matanya semakin banyak keluar.

Ini tidak adil! aku sudah memohon, tapi dia tidak ada rasa iba sedikitpun! pikir Julia begitu sedihnya.

Hati gadis itu benar-benar terluka, hidupnya tidak berharga di mata siapapun, ini sungguh sangat menyakitkan.

Papa, Mama...putrimu sebatang kara, tidak ada yang menghargai hidup putri kalian ini.

Julia memejamkan matanya pasrah, hatinya tiba-tiba membeku.

Gadis itu akhirnya hanya diam saja, tidak bergerak sedikitpun.

Ya, dia hanya pasrah saja dengan nasib yang di jalaninya.

Setelah ini selesai, dia akan pergi jauh dari kota ini, dan jauh dari keluarga Tantenya yang tidak menyayanginya.

Gadis itu merasakan daerah intimnya mulai di masuki ereksi pria itu, karena masih tertutup tentu saja sangat sakit.

Tanpa sadar Julia menjerit.

Dan, itu membuat pria itu membeku di tempatnya.

Ternyata gadis yang sedari tadi memohon padanya itu masih perawan, sangat terasa sekali, dia tidak bisa memasukinya tanpa dorongan yang kuat.

Pria itu menatap gadis yang berada di bawahnya itu, terlihat begitu menggoda dan sangat indah.

Gadis itu tampak menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit di daerah sensitifnya, terlihat begitu cantik dan menggairahkan.

Akal sehat pria itu kembali tidak bisa di kontrolnya, gadis itu membuat dia lupa diri.

Bersambung.....

Bagian 3.

Julia menahan rasa sakit yang menggigit pada daerah sensitifnya, dia dengan sekuat tenaga menahan rasa sakit itu, saat pria tersebut menerobos selaput darahnya.

Julia sudah pasrah, dia diam saja tidak bergerak, membiarkan lelaki itu menuntaskan hasratnya.

Pria itu merasa tidak senang melihat wajah datar Julia, yang tidak menikmati apa yang dilakukannya pada gadis itu.

Sementara dia sendiri sudah mau gila rasanya, ini sangat menyenangkan, dan dia tidak bisa menghentikan dirinya, ingin lebih lagi merasakan tubuh Julia.

Gadis itu tampak tidak menikmati apa yang di lakukannya, tubuh gadis itu diam saja tidak merespon goyangan pinggulnya memasuki tubuh gadis itu.

Wajah datarnya terlihat begitu dingin, tidak perduli kalau dirinya sudah tidak perawan lagi.

Pria itu semakin kesal, dan dengan kalap melakukan gerakan cepat, merasa sudah ingin meledak.

Tubuh Julia membuat tubuh pria itu sangat menyukai tubuh Julia.

Julia tetap tidak merespon gerakan pinggul pria itu, yang membuat daerah sensitifnya terasa sangat sakit dan ngilu.

Air mata Julia kembali mengalir dari sudut matanya, gadis itu menangis dalam diam.

Menikmati penderitaannya tanpa mengeluarkan suara.

Tubuhnya bergoyang-goyang, membiarkan pria itu menuntaskan hasratnya sampai puas.

Dan, Julia merasakan sesuatu memasuki rahimnya, lelaki itu mengejang dengan suara mendesah puas.

Lalu tubuh besar itu ambruk di samping tubuh Julia, nafasnya terdengar memburu.

Beberapa menit pria itu berbaring di samping tubuh Julia.

Sementara Julia masih dengan posisinya terlentang, merapatkan sedikit kakinya yang tadi melebar.

Air matanya masih terus mengalir tanpa mengeluarkan suara tangisan.

Wajahnya terlihat datar, dengan mata yang hanya memandang satu objek saja.

Perlahan matanya ditutupnya untuk menahan rasa sakit hatinya, hidupnya sudah hancur, tidak ada lagi sesuatu yang dapat di banggakannya pada dirinya.

Tidak lama kemudian pria itu bangkit dari berbaringnya, dan turun dari tempat tidur dengan tubuh polos.

Pria itu mengambil sesuatu dari saku celananya, lalu menuliskan sesuatu pada benda yang di ambilnya tersebut.

Kemudian melemparkan secarik kertas ke atas nakas.

"Ini cek tiga miliar untuk layanan mu, pergilah! dan aku tidak ingin melihatmu lagi setelah keluar dari kamar ini!" sahut lelaki itu dengan dingin.

Pria itu bergegas pergi ke kamar mandi, dia ingin membersihkan dirinya lagi.

Dengan air mata yang masih terus mengalir, perlahan Julia bangkit dari tempat tidur.

Daerah selangkangannya terasa begitu sakit, Julia meringis dalam diam.

Mengepalkan tangannya dengan erat menahan rasa sakit yang menggigit saat dia melangkah.

Julia melihat selembar kertas yang dilemparkan pria itu ke atas nakas, hatinya yang sakit semakin sakit melihat cek yang di berikan pria itu.

Dia seperti gadis murahan di perlakukan pria itu, yang di hargai dengan uang.

Julia mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya, dia harus meninggalkan kamar itu, sebelum pria tadi keluar dari kamar mandi.

Julia tidak mengambil cek yang di letakkan pria itu di atas nakas, gadis itu bergegas menuju pintu kamar.

Walau selangkangannya terasa sakit saat melangkah, dia harus menahannya, dia harus secepatnya pergi.

Julia menarik gagang pintu, sama seperti tadi tidak bisa di buka.

Julia mencoba untuk mempelajari sebentar cara membuka pintu tersebut.

Julia memutar gagang pintu, lalu kemudian mendorongnya keluar.

Ceklek!

Pintu pun berhasil keluar, ternyata dia salah cara membuka pintu itu, makanya tidak bisa di buka.

Julia melangkahkan kakinya keluar kamar, tapi mendadak kakinya berhenti.

Gadis itu tampak berpikir sebentar, setelah dia keluar dari hotel ini, dia berencana tidak akan kembali lagi ke rumah Tantenya.

Dia ingin melarikan diri dari kota ini, tapi dia tidak mempunyai uang sedikitpun.

Kepala Julia berputar melihat kedalam kamar, memandang cek yang di berikan pria itu di atas nakas.

Baiklah! pikir Julia.

Dia akan menggunakan uang itu untuk melarikan diri.

Dengan menahan sakit, Julia bergegas mengambil cek yang di berikan pria itu.

Setelah itu Julia pun pergi meninggalkan kamar hotel tersebut, hanya dengan berbalut selimut saja.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!