NovelToon NovelToon

STAY WITH ME

PROLOG

Hai gaes

Apa kabar?

Semoga kita semua dalam kondisi yang terbaik.

Author mau mengucapkan terima kasih kepada pengemar Chayahuda yang masih setia menenani author dalam merangkai cerita- cerita indah di noveltoon.

Kali ini Author hadir dengan cerita terbaru yang di jamin lebih seru, dramatis dan menguras emosi. Dan tentu saja cerita ini hanya fiktif ya karena berdasarkan imajinasi author semata. Meskipun begitu author harap kalian akan menyukainya.

Akhir kata, selama menikmati novel ini dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian.

Like, vote dan koment ya

Terima kasih

♡♡♡

Prolog Singkat

Hanna merupakan seorang gadis yang cantik dan juga ceria, ia hanya hidup berdua bersama dengan ibunya setelah sang ayah meninggal. Hanna bekerja sebagai perawat di salah satu klinik kesehatan di pusat kota. Sejak ibunya sakit, Hanna mengambil peran menjadi tulang punggung keluarga. Hidupnya yang biasa- biasa saja tiba- tiba berubah drastis saat takdir mempertemukan dirinya dengan pria yang bernama Reza, pria tampan dari keluarga Wijaya.

Karena sebuah insiden membuat Hanna dan Reza bertemu hingga akhirnya mereka terlibat dalam sebuah hubungan yang rumit. Sejak pertemuan itu, takdir Hanna seolah berubah, ia harus terlibat dengan Reza dalam berbagai hal yang bermula dari sebuah salah paham. Namun takdir Hanna bukan hanya terlibat dengan Reza, ternyata Hanna juga harus terlibat dengan keluarga konglemerat itu. Mulai dari bekerja di rumah keluarga Wijaya hingga menjadi perawat pribadi untuk putra sulung keluarga tersebut yang sakit akibat kecelakaaan.

Hanna harus membiasakan diri untuk menghadapi sikap Reza, pria yang di juluki sebagai pria bad boy yang menjadi biang masalah di keluarganya. Seolah menemukan mainan baru, Reza tidak henti- hentinya mengerjai Hanna hingga membuat gadis itu marah dan kesal padanya. Menjadi perawat untuk pria yang bertemperamen tinggi sungguh bukanlah hal yang mudah, Hanna harus bisa lebih bersabar dan berlapang dada menerima semua perlakuan Reza yang kasar dan bersikap seenaknya.

Mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari Reza membuat Hanna sempat berpikir untuk menyerah dan mundur, namun ia membatalkan niatnya tersebut setelah mengetahui sebuah rahasia yang selama ini di pendam oleh Reza. Sebuah rahasia yang menjadi awal mula perubahan sikap seorang Reza Wijaya, sang putra sulung yang di gadang- gadang menjadi pewaris perusahaan keluarga.

Rahasia apakah itu?

Lantas apa yang akan Hanna lakukan ketika Reza memintanya untuk pergi dari rumahnya.

"Jika kamu ingin aku pergi dari rumah ini, maka cepat lah sembuh. Karena begitu kamu sembuh, aku akan langsung meninggalkan rumah ini tanpa perlu kamu usir" Ucap Hanna dengan lantang.

Reza menatap Hanna tajam, ia tidak percaya jika gadis itu berani menantangnya.

"Baiklah. Aku pegang ucapanmu itu".

"Aku pastikan kalau aku akan segera sembuh sehingga kamu bisa cepat- cepat angkat kaki dari rumahku".

Hanna menyeringai

"Syukurlah jika anda bisa segera sembuh tuan Reza, karena aku juga sudah tidak betah lama- lama dirumah ini".

"Sekarang buktikan ucapan anda itu, jangan hanya bisa mengertak tanpa bisa membuktikannya".

"Kamu akan menyesal karena telah menantangku" Ucap Reza.

Keduanya saling menatap tajam sembari mengirimkan sinyal permusuhan.

Apa yang akan terjadi jika Hanna dan Reza harus tinggal bersama dan bertemu setiap hari untuk kurun waktu yang lama sedangkan keduanya memiliki hubungan yang tidak baik?

Mampukah Hanna mengubah Reza menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya?

Mungkinkah benih- benih cinta bersemi diantara mereka seiring perjalanan waktu yang mereka habiskan bersama?

Lalu berhasilkah Reza mempertahankan Hanna untuk tetap di sisinya?

Cowo bad boy vs cewe good girls

Bagaimana kisah mereka selanjutnya?

Penasaran,,,!

Tetap bersama 'Stay With Me' ya.

Jangan lupa like, koment dan vote ya

.

♤♤♤♤♤

Oh iya bagi kalian yang baru mengikuti novel Chayahuda, author informasikan bahwa novel ini merupakan novel ketiga author dan jika kalian berkenan silahkan kunjungi novel author lainnya,

yaitu Cinta sang Dewi Bedah dan Sang Mantan dan Kedua novel ini sudah tamat.

CINTA SANG DEWI BEDAH

SANG MANTAN

Silahkan di kunjungi dan semoga kalian suka

Terima kasih

♡♡♡♡♡

INSIDEN

Brukk,,,

Reza keluar dari mobilnya saat mendengar bunyi benturan keras yang dari belakang mobilnya. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat sisi kanan belakang mobilnya terlihat penyot dan baret, lampu samping mobilnya juga ikut pecah dengan pecahan kaca yang berhamburan di jalan. Seketika itu juga Reza langsung murka saat menyadari mobil kesayangan hancur.

"Shittt!" Umpat Reza dengan kesal.

Reza menatap seseorang yang sedang berusaha mendirikan motornya yang terjatuh, ia yakin jika orang itulah yang telah menabrak mobil kesayangannya hingga rusak parah.

"Hei! Lo pikir jalan ini milik bapak lo, hah!" Maki Reza pada orang itu.

"Kalau lo nggak bisa bawa motor, maka jangan coba- coba bawa motor . Lo lihat ini, mobil gua hancur karena ulah lo" Tunjuknya pada bagian mobilnya yang rusak.

"Lo sadar nggak sih kalau lo udah merugikan orang lain karena kelalaian lo itu".

"Ma, maaf. Saya tidak sengaja" Ucap pengendara motor itu dengan suara yang bergetar.

Reza terkejut saat mendengar suara orang itu yang terdengar seperti suara perempuan, ia pun menelisik penampilan wanita itu dari bawah hingga keatas. Penampilan wanita itu terlihat seperti laki- laki dengan memakai celana jeans dan juga jaket jeans berwarna coklat tua serta mengenakan masker yang menutupi sebagian wajahnya hingga membuat Reza kesulitan untuk mengenalinya.

"Gua nggak peduli lo sengaja atau tidak, yang pasti karena elo, mobil gua rusak" Bentak Reza.

"Saya minta maaf. Saya benar- benar tidak sengaja".

"Alah, diam lo. Jangan pikir karena lo cewe maka gua akan bersikap lembut dan berbaik hati sama lo. Gua nggak peduli lo itu cowo ataupun cewe, yang pasti lo harus ganti rugi atas kerusakan mobil gua".

"Iya, saya mengaku salah dan saya akan ganti rugi" Ucap gadis itu takut.

"Lo memang harus ganti rugi" Sahut Reza.

"Jika lo berani melarikan diri, maka gua akan ngelaporin lo ke kantor polisi" Ancam Reza.

Mendengar nama polisi seketika membuat gadis itu ketakutan.

"Jangan. Saya mohon jangan laporkan saya ke kantor polisi. Saya janji akan menganti semua kerusakan mobil anda".

"Heh! Lo pikir gua akan percaya begitu saja dengan ucapan lo. Lo harus ngasih gua jaminan agar gua percaya sama lo" Ucap Reza.

"Jaminan!" Perasaan gadis itu mulai tidak tenang.

"Iya, jaminan. Gua butuh jaminan agar lo nggak bisa kabur dari tanggung jawab".

Reza mengulurkan tangannya.

"Berikan KTP lo" Ucapnya.

"KTP?" Ulang gadis itu.

"Iya, gua akan menahan KTP lo hingga lo melunasi semua kerugian gua".

Reza menyeringai, ia dapat melihat raut wajah ketakutan dari balik masker itu.

"Cepat serahkan, sebelum gua lapor polisi" Ancam Reza.

"Iy, iya. Baik"

Dengan perasaan yang takut, gadis itu mengeluarkan selembar kartu dari saku jaketnya, meski ragu namun ia tetap menyerahkannya kepada Reza.

"Ini" Gadis itu mengeluarkan selembar kartu dan menyerahkannya kepada Reza.

Dengan cepat Reza meraih kartu itu dan memeriksa identitas yang tertulis di sana. Entah mengapa Reza merasa jika wajah gadis yang sedang berada di depannya berbeda dengan foto yang terdapat di KTP itu. Reza curiga gadis itu berbohong kepadanya.

"Buka masker lo" Pinta Reza.

"Hah!" Gadis itu kembali terkejut.

"Gua hanya ingin memastikan jika KTP ini asli" Ucap Reza.

"Ini adalah benar KTP saya. Anda bisa menahannya sebagai jaminan".

Reza menatap gadis itu tajam, ingin sekali ia menarik masker itu untuk melihat wajah dari orang yang telah merusak mobil kesayangannya. Tapi Reza harus mengurungkan niatnya karena tidak ingin membuat keributan di tengah jalan.

"Sebaiknya anda segera menelpon bengkel untuk menanyakan jumlah kerugian mobil anda dan memberikan tangihannya kepada saya" Ucap gadis itu mengalihkan perhatian.

"Lo tunggu disini dan jangan coba- coba untuk melarikan diri" Ancam Reza.

Gadis itu mengangguk.

"Iya, saya tidak akan kabur".

Reza terdiam sesaat sebelum akhirnya ia melangkah masuk kedalam mobil untuk mengambil ponselnya dan tentu saja kesempatan itu tidak di sia- siakan oleh gadis itu. Tanpa sepengetahuan Reza, gadis itu memundurkan motornya hingga sedikit berjarak dengan mobil Reza dan secepat kilat menyalakan mesin motor kemudian langsung tancap gas meninggalkan lokasi insiden itu. Reza yang menyadari suara motor langsung keluar dari mobilnya untuk menahan gadis itu namun sayang ia kalah cepat dari gadis itu.

"Hei! Mau kemana lo, jangan kabur. Hei,,,!" Teriak Reza dengan kencang saat melihat motor itu melaju kencang hingga semakin menjauh dan menghilang dari pandangan matanya.

"Shittt,,,!" Umpat Reza kesal.

"Sialan tuh cewe, berani- beraninya ngerjain gua. Awas lo, gua nggak akan ngelepasin lo. Lo lihat aja, gua bakal kejar lo hingga ke ujung dunia sekalipun".

Reza menggepalkan tangannya dengan penuh emosi saat melihat motor matic itu menghilang dari pandangannya.

"Lo berurusan dengan orang yang salah" Ucap Reza pada KTP yang di berikan oleh gadis itu.

"Tunggu saja, tidak lama lagi kita pasti akan bertemu kembali, Hanna Wulandari".

Reza menyeringai tipis sembari memasukan KTP itu kedalam dompetnya kemudian ia pun segera menelpon pihak bengkel untuk menjemput mobilnya.

.

Reza yang baru saja masuk kedalam sebuah ruangan khusus di salah satu pusat hiburan malam di ibu kota, langsung menghempaskan tubuhnya ke sebuah sofa. Wajahnya tampak kusut dan terlihat tidak bersahabat. Reza masih kesal karena dirinya telah di bodohi oleh seorang wanita yang baru saja menghancurkan mobilnya.

"Kenapa muka lo jadi kusut begitu bro? Lo lagi punya masalah?" Tanya Bimo, teman tongkrongannya .

"Sshh! Lo nggak usah banyak tanya Bim. Hari ini Reza sedang kesal karena mobil kesayangannya rusak di tabrak orang" Ucap Dani yang ikut masuk bersama Reza.

"Hah! Serius lo! Kok bisa sih? Gimana ceritanya?" Tanya Bimo yang penasaran dengan kejadian yang sebenarnya.

"Tadi siang, mobil Reza di tabrak oleh sebuah motor di pertigaan lampu merah. Nah setelah itu, yang nabrak malah kabur dan nggak mau tanggung jawab" Jelas Dani.

"Jadi ya gitu deh,,," Dani melirik Reza sekilas lalu kembali berucap

"Dia kesal karena berhasil di kadalin sama cewe itu".

"Yang nabrak mobil lo cewe, Za?" Tanya Bimo lagi.

"Mmm!" sahut Reza masih kesal.

"Hah! Hahaha. Gua nggak percaya lo berhasil di kibulin sama cewe" Bimo menertawakan Reza.

"Sialan lo!" Reza melempar bungkus rokok kearah Bimo.

"Hahahaha!" Bimo menepis bungkus rokok itu dan kembali tertawa ngakak.

"Gua juga masih nggak percaya seorang Reza Wijaya jadi korban tabrak lari oleh seorang cewe" Ucap Dani.

Bukannya ikut prihatin atas insiden yang dialami oleh Reza, Bimo dan Dani justru tertawa ngakak mengingat nasib sahabatnya yang malang.

"Tertawa aja terus" Ketus Reza.

"Mulai malam ini dan sampai satu bulan kedepan, semua tagihan di klup ini kalian yang bayar" Ancam Reza.

Seketika Bimo dan Dani terdiam, mereka tidak bisa berkutik jika Reza sudah mengeluarkan sebuah ancaman.

"Santai dong bro, masa gitu aja marah sih?" Bujuk Bimo.

"Iya Za, santai aja. Bukannya sekarang lo juga butuh bantuan Bimo untuk mencari cewe itu" Sambung Dani.

"Jadi lo butuh bantuan gua Za. Kenapa lo nggak bilang dari tadi sih" Bimo menepuk lengan Reza.

"Lo butuh bantuan apa? Apa yang lo inginkan?" Tanya Bimo.

Reza menghela nafas, meskipun kesal pada Bimo tapi harus diakui jika ia tetap membutuhkan bantuan dari sahabatnya itu. Reza mengambil dompetnya dan mengeluarkan selembar KTP dari dalamnya kemudian melemparkannya diatas meja.

"Lo cari cewe itu sampai ketemu. Gua nggak mau tahu, pokoknya lo harus menemukan cewe itu dalam waktu kurang dari dua puluh empat jam" Perintah Reza.

Bimo melihat KTP yang di lempar oleh Reza lalu memungutnya dan memeriksa identitas yang tertera di tanda pengenal tersebut.

"Jadi cewe ini yang telah menabrak mobil lo? Cantik juga" Ucap Bimo menyeringai.

"Cukup menarik!" Sambungnya lagi.

Bimo memasukkan KTP itu kedalam saku kemejanya seraya berucap :

"Apa yang harus gua lakukan jika gua menemukan cewe ini?" Tanya Bimo.

"Tugas lo hanya mencari keberadaannya dan temukan dia secepatnya. Selebihnya, biar menjadi urusan gua" Ucap Reza.

"Baiklah, bos. Laksanakan!" Hormat Bimo sambil tersenyum.

Reza menyeringai, ia sudah bertekad akan memberi pelajaran pada cewe yang telah membuat mobilnya hancur.

"Tunggu saja, gua nggak akan mengampuni lo meski lo bersujud di kaki gua" Gumamnya penuh amarah.

SALAH TANGKAP #1

Hanna tersenyum sambil menyapa rekan kerjanya yang baru keluar dari klinik, mereka baru saja menyelesaikan dinas malamnya yang kemudian akan di gantikan oleh rekan yang bertugas di shiff pagi. Dan kebetulan pagi ini merupakan jadwal Hanna bertugas bersama beberapa rekannya yang lain.

Hanna merupakan seorang perawat yang bekerja di salah satu klinik swasta di pusat kota. Karena berasal dari lulusan fakultas swasta yang tidak begitu terkenal, membuat Hanna kesulitan untuk melamar pekerjaan di rumah sakit besar baik itu di rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta, karena rumah sakit tersebut lebih memprioritaskan lulusan yang berasal dari fakultas negeri atau pun dari fakultas swasta yang memiliki nama besar dan terkenal.

Namun meskipun begitu Hanna tidak berkecil hati, ia justru bersyukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan padanya untuk dapat bekerja di sebuah klinik meski klinik tersebut bukanlah klinik yang besar. Setidaknya Hanna bisa mengaplikasikan ilmu yang telah di perolehnya di bangku kuliah untuk menolong orang lain.

"Selamat pagi!" Sapa Hanna pada teman- temannya.

"Pagi Hanna" Sahut teman- teman Hanna.

"Pagi ini jadwal dr Tedi kan?" Tanya Hanna pada temannya.

"Iya, tapi dr Tedi mengatakan akan datang sedikit terlambat karena beliau harus mampir ke rumah sakit terlebih dulu".

"Ok, baiklah. Semoga dr Tedi bisa segera datang" Ucap Hanna yang langsung di angguki oleh teman- temannya.

"Aku ganti seragam dulu ya" Sambungnya lagi sambil berlalu pergi.

Klinik tempat Hanna bekerja memang bukanlah klinik yang besar, namun karena letakknya yang trategis di pusat kota membuat klinik tersebut menjadi tujuan utama pasien jika dalam keadaan darurat sebelum nantinya di rujuk kembali ke rumah sakit yang lebih besar.

Hanna selesai mengganti pakaiannya dengan seragam perawat yang memang di persiapkan khusus untuk pegawai di klinik tersebut dan setelah itu ia bergegas menuju keruangan yang menjadi tempatnya bertugas yaitu ruang IGD. Namun saat langkah kakinya menuju ke ruang IGD, Ia di kejutkan dengan sebuah suara yang memanggil namanya.

"Hanna" Seorang satpam tampak berjalan menuju kearah Hanna.

"Ada apa pak Boby?" Tanya Hanna

"Di depan, ada orang yang ingin bertemu sama kamu" Jawab pak Boby.

"Siapa?" Tanya Hanna lagi.

"Polisi" Sahut pak Boby.

"Hah! Polisi?" Hanna terkejut.

"Untuk apa mereka mencari saya pak?

"Bapak juga tidak tahu, Hanna. Mereka hanya mengatakan ingin bertemu denganmu".

"Ayo cepat temui mereka, sebelum mereka membuat keributan di sini" Pak Boby mengajak Hanna untuk menemui polisi itu.

Hanna mengangguk, kemudian mengikuti bapak Boby menemui polisi itu. Hanna melihat ada dua orang pria yang memakai pakaian bebas sedang berdiri di pos satpaam.

'Mereka tidak terlihat seperti polisi ' Batin Hanna.

"Maaf, apa bapak- bapak sedang mencari saya?" Tanya Hanna sopan.

"Apa benar anda yang bernama Hanna Wulandari?" Tanya seorang polisi.

"Iya pak, saya Hanna Wulandari. Ada apa ya pak? Kenapa bapak- bapak mencari saya?" Tanya Hanna.

"Kami mendapat laporan jika anda telah melakukan tabrak lari beberapa hari yang lalu. Maka dari itu kami meminta nona agar ikut bersama kami kekantor polisi untuk memberikan keterangan" Ucap salah satu polisi.

"Hah!" Hanna kembali di buat terkejut mendengar tuduhan yang dialamatkan padanya.

"Sepertinya bapak salah orang. Salah tidak pernah melakukan apa yang bapak tuduhkan tadi. Lagi pula apa buktinya jika saya telah melakukan kejahatan itu" Ucap Hanna.

"Sebaiknya anda ikut kami ke kantor polisi untuk dapat memberikan keterangan, anda bisa menjelaskan semunya di kantor polisi".

"Kenapa saya harus ke kantor polisi sih pak? Saya kan tidak bersalah" Tolak Hanna.

"Maaf nona Hanna, kami hanya menjalankan tugas. Kami minta anda bersedia untuk bekerja sama dengan kami agar masalah ini cepat selesai".

Kedua polisi itu ingin membawa Hanna namun Hanna berusaha menghindar seraya berkata:

"Tunggu dulu. Saya ingin melihat tanda pengenal anda. Saya ragu jika anda benar- benar polisi. Lagipula mana surat perintah penangkapan untuk saya. Saya tidak bersedia untuk ikut bersama anda jika anda tidak bisa menunjukkan surat perintah penangkapan tersebut" Tantang Hanna.

Kedua polisi itu saling berpandangan, sepertinya mereka berhadapan dengan gadis yang pemberani. Karena tidak ingin membuang- buang waktu, kedua polisi itu pun mengeluarkan tanda pengenal mereka dan menunjukkannya kepada Hanna. Setelah itu salah satu polisi juga mengeluarkan selembar surat dan kembali menunjukkan surat tersebut kepada Hanna. Hanna terkejut saat membaca surat yang menunjukkan perintah penangkapan untuknya.

"Ini surat perintah penangkapan anda, nona Hanna. Dan sekarang mari ikut bersama kami. Jangan paksa kami untuk mengambil tindakan kasar" Ucap polisi itu.

Polisi itu membukakan pintu mobil untuk Hanna.

"Tap tapi pak!" Hanna masih berusaha untuk menolak.

"Ayo nona Hanna".

Dengan terpaksa, akhirnya Hanna bersedia mengikuti ajakan dua polisi itu untuk masuk kedalam mobil, tapi sebelumnya ia sudah meninggalkan pesan untuk atasannya melalui bapak satpam yang bertugas. Ia berpesan agar atasannya menjemputnya ke kantor polisi jika dalam waktu dua puluh empat jam ia belum kembali.

Mobil melaju meninggalkan halaman klinik tempat Hanna bekerja menuju ke kantor polisi. Tiga puluh menit berlalu, akhirnya mereka sampai di kantor polisi setempat. Tanpa menunggu lama, mereka langsung keluar dari dalam mobil dan bergegas masuk kedalam kantor polisi. Di dalam kantor polisi, ternyata kedatangan mereka sudah di tunggu- tunggu oleh pak Sigit, komandan polisi di wilayah setempat.

"Selamat pagi komandan, kami berhasil membawa tersangka kemari" Lapor polisi itu pada atasannya.

"Kerja bagus Brida Edi, sekarang anda boleh bertugas kembali" Ucap pak Sigit.

"Baik pak, laksanakan"

Brida Edi dan rekannya langsung kembali pada tugas awalnya.

Pak Sigit menghampiri Hanna dan memperhatikan penampilannya dari atas hingga bawah dan beliau langsung bisa menebak jika gadis yang sedang berdiri di hadapannya itu adalah seorang tenaga kesehatan.

"Anda yang bernama nona Hanna Wulandari?" Tanya pak Sigit pada Hanna.

Hanna mengangguk

"Iya, pak. Saya Hanna. Hanna Wulandari" jawab Hanna.

Pak Sigit ikut menganggukkan kepalanya.

"Kalau boleh tahu, untuk apa saya di panggil ke kemari?" Tanya Hanna to the point.

Meskipun dua polisi sudah mengatakan sekilas kesalahannya, namun Hanna masih penasaran mengapa dirinya bisa mendapatkan tuduhan tersebut. Padahal ia sama sekali tidak pernah terlibat masalah dengan seseoranh. Pak Sigit menyunggingkan senyum mendengar pertanyaan Hanna, beliau suka dengan keberanian gadis itu.

"Sebelum saya menjawabnya, ada sebaiknya jika anda duduk dulu nona karena banyak hal yang harus kita bicarakan".

"Mari, silahkan duduk nona Hanna" Ucap pak Sigit.

Hanna berusaha untuk bersikap tenang, kemudian ia pun ikut duduk di depan meja pak Sigit.

"Begini nona Hanna, dua hari yang lalu kami mendapat laporan dari korban jika anda telah melakukan aksi tabrak lari pada korban dan menolak untuk mengganti rugi. Apakah itu benar?" Pak Sigit mengawali pertanyaannya.

"Hah! Tabrak lari? Kapan? Saya rasa, saya tidak pernah melakukan hal tersebut. Saya rasa itu hanya laporan palsu" Sanggah Hanna.

"Benarkah? Lalu kenapa kami mendapatkan laporan jika anda telah menabrak seseorang?" Tanya pak Sigit lagi.

"Saya tidak tahu pak. Saya benar- benar tidak tahu apapun tentang masalah ini dan untuk apa saya memberi keterangan atas sesuatu yang saya sendiri tidak ketahui kejadiannya" Bela Hanna.

"Saya sangat yakin jika laporan itu hanyalah laporan palsu yang di buat oleh orang yang tidak bertanggung jawab" Sambungnya lagi.

Pak Sigit mencoba untuk mengamati setiap gerak gerik Hanna, berusaha mencari cela dari mimik wajah Hanna namun sayangnya beliau tidak dapat menangkap hal yang mencurigakan dari gadis itu. Beliau tahu jika Hanna berkata jujur.

"Pak, saya benar- benar tidak pernah menabrak siapapun, lagi pula untuk apa saya melakukan hal itu. Saya sibuk pak, saya punya pekerjaan jadi saya tidak punya banyak waktu untuk bermain- main di jalanan".

Bukannya takut, Hanna justru marah karena tanpa sebab yang jelas dirinya dituduh telah menabrak seseorang.

"Tenang nona Hanna, saya minta agar anda tetap tenang. Kami membawa anda kemari hanya untuk memintai keterangan bukan menuduh anda yang tidak- tidak. Kita akan mencari tahu kebenarannya nanti saat korban datang kemari" Ucap pak Sigit.

Pak Sigit meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang di seberang sana, beliau meminta agar korban yang membuat laporan tersebut datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Setelah melakukan panggilan untuk beberapa lama, pak Sigit memutuskan panggilan dan kemudian kembali menatap Hanna.

"Sebentar lagi kita akan mengetahui kebenarannya, keterangan siapa yang dapat di percaya. Saya harap anda bisa bersabar menunggu orang yang membuat laporan ini datang" Ucap pak Sigit.

Hanna hanya dapat menghela nafas dan berharap agar orang itu cepat datang sehingga masalah ini cepat selesai dan ia bisa secepatnya pergi dari kantor polisi itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!