Malam ini Davian sedang menghadiri acara pernikahan sahabat sekaligus kakak ipar dari Daven yang merupakan kembarannya, yaitu Rendra. Davian, Daven, Della, dan Rendra, mereka memang seumuran. 4 dari mereka, yang belum menikah hanya tinggal Davian dan Della saja. Della sendiri saat ini sudah memiliki seseorang yang spesial, jadi ada kemungkinan sebentar lagi Della akan menikah menyusul Daven dan Rendra yang sudah menikah terlebih dahulu. Sementara Davian, dia masih nyaman dengan status jombolnya yang sudah berjalan kurang lebih 2 tahun ini. Tapi it's ok, pernikahan bukan sesuatu yang harus diburu-buru kan? Karena pernikahan adalah sesuatu hal yang sangat sakral, sebisa mungkin kita memilih pasangan yang tepat agar bisa menjadi pendamping kita hingga nanti maut memisahkan.
"Selamat ya Ren, Vi... semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Dan semoga cepet-cepet dikaruniai momongan." Ujar Davian memberikan ucapan selamat kepada sang pengantin, yaitu Rendra dan Viola.
Rendra dan Viola tampak tersenyum.
"Makasih ya Dav." Ujar Viola.
Davian menganggukkan kepalanya.
"Thanks Dav, semoga kamu bisa cepet nyusul juga." Ujar Rendra kepada Davian.
"Aamiin, doain aja semoga aku cepet ketemu sama jodoh." Jawab Davian dengan senyum tipisnya.
Kalian jangan salfok dengan Davian dan Rendra yang menggunakan aku-kamu ya. Ini memang sudah menjadi kebiasaan Rendra yang tidak pernah ber lo-gue, jadi Davian pun menyesuaikannya. Beberapa orang pasti sudah tau kalau keluarga Rendra memang selalu berkomunikasi dengan panggilan aku-kamu, jadi sampai saat ini pun tidak ada yang menggunakan lo-gue.
Setelah mengucapkkan selamat kepada Rendra dan Viola, Davian turun menuju tempat Della dan Sandra tengah duduk bersama.
"Kalian lagi ngumpul disini ternyata." Ujar Davian seraya mendudukkan dirinya disamping Della.
Saat Davian baru duduk, tatapan Davian langsung tertuju kepada gadis yang saat ini sedang menundukkan kepalanya seraya menikmati kue. Gadis itu duduk tepat disamping Sandra. Entah kenapa Davian merasa ada sesuatu yang berbeda saat dia melihat gadis itu.
"Iya, lagi cobain kue-kuenya, enak banget kok Kak. Cobain deh." Ujar Della seraya menyuapkan kue miliknya kepada Davian.
Davian menerima suapan kue dari Della, tapi tatapannya masih kearah gadis yang duduk tepat dihadapannya. Saat ini gadis itu tampak menatap kearahnya, dan itu membuat jantung Davian berdetak lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya. Kenapa bisa seperti itu? Davian sendiri juga tidak tau alasannya.
"Btw.. ini siapa ya?" Tanya Davian.
Pada dasarnya Davian memang tipe orang yang friendly, jadi tidak ada yang curiga juga saat Davian bertanya seperti itu.
"Kenalin ini Putri, Kak. Salah satu pegawai Kak Viola di Azalea's Florist." Ujar Sandra memperkenalkan Putri.
Putri yang sedang dikenalkan kepada Davian tampak tersenyum tipis.
Davian yang melihat senyum Putri juga tampak memperlihatkan senyumnya. Kemudian dia mengulurkan tangan kanannya kearah Putri bermaksud untuk berkenalan dengan gadis itu.
"Kenalin, aku Davian, kembarannya Della." Ujar Davian.
Putri menjabat uluran tangan Davian.
"Putri, Kak." Jawab Putri. "Eehm, berarti Kakak suaminya Mbak Sandra ya?" Tanya Putri.
Putri, dia memang pegawai Viola di Azalea's Florist. Lalu kenapa Putri bisa mengenal Sandra dan Della? Itu karena mereka berdua cukup sering membeli bunga di Azalea's Florist. Dan Putri juga tau kalau suami Sandra adalah kembaran dari Della. Hanya saja memang selama ini Putri belum pernah melihat suami Della secara langsung. Oleh karena itu, saat tadi Davian memperkenalkan diri sebagai kembaran Della, Putri langsung menebak kalau Davian adalah suami Sandra.
Tapi ternyata tebakan Putri salah, yang ada Putri justru menemukan sebuah fakta baru yang baru saja dia ketahui. Yaitu...
"Bukan Put, Kak Davi bukan suami aku. Suami aku namanya Daven." Ujar Sandra menyahuti ucapan Putri.
Sementara Davian dan Della tampak tertawa kecil setelah mendengar pertanyaan Putri.
Kini wajah Putri menampilkan ekspresi bingung.
"Loh, bukannya suami Mbak Sandra itu kembarannya Mbak Della ya?" Ujar Putri.
Sandra tampak tersenyum, begitu juga dengan Della dan Davian.
"Suami Sandra ya kembaran aku sama Della, Put. Kita kembar 3." Jawab Davian.
Saat ini mulut Putri tampak terbuka karena dia cukup terkejut dengn fakta baru yang baru saja dia ketahui. Putri sama sekali tidak menyangka kalau ternyata Della, Davian dan Daven, mereka kembar 3.
"Ooo kembar tiga ya?" Ujar Putri seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Itu... itu baru Daven, suami Sandra." Ujar Davian menunjuk seorang laki-laki yang saat ini sedang berdiri disamping meja kue bersama dengan seorang anak kecil cantik.
Putri menoleh kearah sumber yang Davian tunjuk. Dan... Putri melihat Laki-laki dengan wajah yang sama persis dengan wajah Davian. Untuk momen pertamanya ini, Putri sama sekali tidak bisa membedakan yang mana Davian dan yang mana Daven. Karena memang keduanya terlihat sama persis.
"Kok sama banget ya mukanya? Enggak ada bedanya sama sekali." Komentar Putri.
Sesekali Putri menoleh kearah Daven lalu kembali menatap Davian yang saat ini duduk didepannya.
"Kalau baru ketemu emang iya kok, mereka kelihatan sama. Tapi lama-lama kamu pasti bakalan paham bedanya Bang Daven sama Kak Davi, Put." Ujar Della.
"Soalnya mereka emang beda banget. Muka doang yang kembar, tapi sebenarnya mereka enggak kaya kembar. Paham enggak, Put?" Sambung Sandra.
Bagaimana ya cara menjelaskannya? Ya intinya begitulah. Daven dan Davian memang saudara kembar yang memiliki wajah kembar. Tapi keduanya berbeda hampir 180 derajat. Dan semua pasti akan setuju dengan penilaian Sandra yang satu ini.
Putri yang mendengar ucapan Della dan Sandra hanya menganggukkan kepala. Ya sudahlah ya, tidak terlalu penting juga untuk Putri mengetahui yang mana Davian dan yang mana Daven. Secara mereka juga baru pertama kali bertemu. Dan Putri rasa untuk kedepannya dia tidak akan terlibat kepentingan apapun dengan keduanya. Mengingat baik Daven ataupun Davian sebelumnya tidak pernah sekalipun mampir ke Azalea's Florist. Berbeda dengan Della dab Sandra yang setidaknya seminggu sekali pasti akan datang ke toko untuk membeli bunga disana.
Davian, disaat Putri sedang mengobrol dengan Della dan Sandra, tidak mengalihkan tatapannya sedikitpun dari gadis itu. Entah kenapa Davian merasa tertarik untuk berlama-lama menatap wajah anggun itu. Wajah imut dan menggemaskan Putri membuat Davian merasa nyaman saat melihatnya. Putri, kalau dibandingkan dengan Sandra dan Della, tentu saja dia memiliki kecantikan yang berbeda. Kecantikan yang Putri pancarkan terasa lugu dan polos, dan itu benar-benar menarik perhatian Davian. Dari segi fisik, tinggi badan Putri juga bisa dikatakan standar-standar saja, mungkin sekitar 155-160 cm saja. Berbeda dengan Sandra dan Della yang memiliki tinggi badan semampai yang menyentuh 170 cm.
"Kalau aku peluk kamu pasti rasanya bakalan nyaman banget kayanya, Put." Bisik Davian dalam hati.
"Kalau aku peluk kamu pasti rasanya bakalan nyaman banget kayanya, Put." Bsik Davian dalam hati.
Davian benar-benar larut dengan kegiatannya menatap Putri. Laki-laki itu tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Putri. Memang tidak ada yang sadar dengan apa yang Davian lakukan itu, mengingat Sandra dan Della tampak sibuk mengobrol. Hanya saja, sebagai orang yang menjadi objek dari tatapan Davian, Putri tentu saja sadar kalau sejak tadi Davia mempeerhatikannya. Hanya saja Putri memilih untuk diam dan bersikap seperti biasa. Putri sesekali akan mengobrol menyambung pembicaraan bersama dengan Sandra dan Della.
"Ini Kak Davian kenapa liatin aku terus ya? Apa ada yang salah sama aku? Atau ada sesuatu dimuka aku tapi dia diem aja?" Gumam Putri dalam hati.
Kalau boleh jujur, sebenarnya Putri merasa sangat tidak nyaman. Tapi ya mau bagaimana lagi, tidak ada yang bisa Putri lakukan selain diam.
Sementara Davian, dia benar-benar larut dengan dunianya sendiri. Matanya tidak beralih sedikitpun dari Putri. Hanya saja selain Putri, ada orang lain lagi yang sadar dengan apa yang Davian lakukan, orang itu adalah Daven. Laki-laki berstatus sebagai kembaran Davian itu saat ini sedang menatap kearah dirinya. Daven bukan tidak tau dengan apa yang sedang Davian pikirkan saat ini. Sebegai kembaran, Daven tentu saja cukup paham dengan apa yang saudara kembarnya rasakan. Terlebih antara Daven dan Davian memang memiliki sebuah ikatan batin yang cukup kuat. Sebenarnya dengan Della pun seperti itu, hanya saja karena Della adalah perempuan, jadi mereka tidak terlalu terikat seperti halnya Daven dan Davian. Tau sendiri kan, dibandingkan menganggap Della sebagai kembaran, Davian dan Daven lebih menganggap Della sebagai adik mereka.
Tatapan Putri kini menyusur kesana-kemari mencari keberadaan Rani. Tadi, Rani bilang dia akan ke kamar mandi, hanya saja Rani memang menolak saat Putri mengatakan dia akan menemani gadis itu. Hal itu karena tadi sudah ada Della dan Sandra, jadi Rani merasa tidak enak kalau Putri menemani dirinya ke kamar mandi. Ngomong-ngomong, siapa Rani? Rani adalah karyawan di Azalea's Florist seperti halnya Putri. Sebelum Viola memutuskan untuk menikah, hanya Putri karyawan di Azalea's Florist, hal ini karena Viola merasa sudah cukup dengan Putri saja. Tapi setelah Viola memutuskan untuk menikah, Viola memutuskan untuk menambah karyawan lagi untuk membantu Putri di Azalea's Florist. Mengingat setelah menikah nanti Viola akan sibuk dengan rumah tangganya dan tentu saja tidak bisa kalau harus setiap hari berada di toko bunganya. Dan Rani lah orang yang menjadi teman Putri di Azalea'd Florist saat ini.
"Udah 10 menit kok Rani belum selesai-selesai juga sih. Apa dia nyasar ya?" Ucap Putri tetap didalam hati.
Kegelisahan Putri nyatanya terbaca oleh Davian.
"Kamu cari siapa Put?" Tanya Davian kepada Putri.
Pertanyaan Davian itu membuat membuat Della dan Sandra juga ikut mengalihkan perhatian kearah Putri.
"Eehh, ehm itu, aku cari Rani kak. Tadi pamit ke kamar mandi tapi kenapa belum kesini juga. Padahal udah cukup lama dia di kamar mandi." Jawab Putri jujur.
Della dan Sandra yang memang sudah mengenal Putri, ikut menoleh kesana kemari untuk membantu Putri mencari Rani. Mengingat aula ini sangat besar, ditambah dengan banyaknya dekorasi, siapa tau Rani sudah keluar dari kamar mandi. Sampai akhirnya...
"Itu Rani, Put." Ujar Sandra menunjuk kesalah satu stand makanan yang lokasinya cukup jauh dari meja tempat mereka saat ini duduk.
Putri menoleh, ternyata benar ada Rani disana. Saat ini Rani sedang mengantri di stand sate. Melihat itu, Putri menghela nafas pelan. Disini dis sejak tadi menunggu Rani, tapi Rani malah asik antri makanan.
"Kalau gitu aku permisi dulu ya, Kak. Aku mau ke tempat Rani sebentar, nanti inshaallah kesini lagi." Ujar Putri.
Sandra dan Della menganggukkan kepala, sementara Davian tampak diam saja. Ya gimana ya, Davian merasa sangat berat hati membiarkan Putri beranjak darisana. Tapi mau bagaimana lagi, memangnya apa hak Davian melarang-larang Putri? Davian tidak memiliki hak apa-apa.
Putri beranjak dari kursinya, lalu melangkahkan kaki menuju tempat Rani saat ini. Sebelumnya Putri menganggukkan kepala kepada Davian sebagai kode kalau dia tengah berpamitan kalau dia akan beranjak darisana.
Saat ini Putri menggunakan dress panjang dengan sebuah high heels yang 10 cm yang membalut kakinya. Dan ya, itu membuat Putri merasa agak kesulitan. Mengingat selama ini Putri sangat jarang menggunakan high heels, tidak, bahkan hampir tidak pernah. Terakhir Putri menggunakan high heels adalah saat perpisahan SMA, itu sudah 5 tahun yang lalu. Tapi Putri cukup bersyukur karena saat ini dia masih bisa menggunakan highheels walaupun kesulitan. Sementara itu, sehari-hari Putri memang terbiasa menggunakan sepatu kets saat bekerja, karena memang sepatu kets lebih memudahkan mobilitasnya ketika sedang bekerja.
"Ran..." Ujar Putri memanggil Rani.
Rani yang merasa namanya dipanggil pun menoleh, tampak sebuah senyum tersungging dibibir Rani. Sepertinya Rani tidak merasa bersalah sama sekali setelah membuat Putri menunggu dirinya. Ya bagaimana mau merasa bersalah, Rani tidak tau kalau ternyata Putri menunggu dirinya. Melihat Putri yang seperti sedang asik mengobrol bersama dengan Della dan Sandra membuat Rani memutuskan untuk hunting makanan. Secara saat ini Rani memang sudah sangat lapar.
"Heyy... sini deh Put, cobain makanan-makanannya, enak-enak banget tau." Bisik Rani.
Rani sengaja berbisik agar suaranya tidak terdengar oleh yang lain. Ya Rani malu lah kalau nanti yang lain dengar dan menganggap kalau Rani norak. Walaupun sebenarnya Rani memang agak sedikit norak, mengingat sebelumnya dia tidak pernah datang ke acara pernikahan yang semewah ini. Tapi tetap saja Rani harus menjaga imagenya dong.
Sementara itu, Putri menoleh kearah meja yang tadi dia duduki. Tenryata disana sudah ada Daven juga, kembaran Davian dan Della. Melihat semua berkumpul, entah kenapa justru membuat Putri merasa sungkan kalau harus kembali bergabung. Oeh karena itu akhirnya Putri memutuskan untuk menyetujui ajakan Rani mencoba makanan yang ada. Karena nyatanya sejak tadi Putri baru memakan beberapa potong kue saja, dan saat ini dia merasa lapar juga.
Tanpa Putri ketahui, nyatanya Davian sesekali masih melihat kearah dirinya. Posisi duduk Davian saat ini memudahkan laki-laki itu menatap kearah Putri yang sedang makan bersama dengan Rani. Entah kenapa Davian merasa gemas melihat betapa lahapnya Putri makan. Rasanya Davian juga ingin bergabung bersama dengan gadis itu. Gadis yang bahkan baru Davian kenal belum 1 jam lamanya. Sebenarnya ada apa dengan Davian? Kenapa Davian seperti orang yang sedang jatuh cinta? Tapi benarkah Davian memang sedang jatuh cinta? Aaahh... Tidak, tidak mungkin kan Davian jatuh cinta kepada Putri di pertemuan pertema mereka?
Dengan mata yang sesekali menatap kearah Putri, Davian mencoba untuk tetap menyimak pembicaraan yang sedang Sandra dan Della bicarakan. Sampai akhirnya kedua perempuan itu beranjak darisana bersama dengan Aileen, menyisakan Davian yang hanya berdua saja bersama dengan Daven. Sebelumnya Davian pikir ini adalah kesempatan dirinya untuk bisa semakin leluasa menatap Putri. Tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Karena ...
"Ekhem..." Daven berdehem pelan.
Namun meskipun pelan itu membuat Davian refleks langsung mengalihkan perhatiannya dari kegiatannya memandan Putri. Saat Davian menoleh kearah Daven, terlihat saudara kembarnya itu sedang menyesap minumannya.
"Kenapa?" Tanya Davian kepada Daven.
Davian tau kalau ada sesuatu yang ingin Daven katakan kepada dirinya.
"Lo suka sama dia?" Ujar Daven seraya menunjuk arah Putri dengan dagunya.
Sudah dibilang kalau sejak tadi Daven memperhatikan gerak-gerik Davian. Daven tau kalau Davian pasti tertari denga gadis itu. Yang Daven sendiri tidak tau namanya siapa. Tapi kalau dilihat-lihat, gadis itu sepertinya memiliki kepribadian yang cukup baik. Itu baru penilaian Daven sekilas loh ya, entah benar atau tidak ya Daven sendiri tidak tau.
Davian sejujurnya agak sedikit terkejut mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Daven. Tapi sebisa mungkin Davian mencoba untuk tetap bersikap tenang. Walaupun sebenarnya Davian juga tau kalau dia tidak bisa menyembunyikan apa-apa dari Daven. Kalian tentu ingat kalau Davian dan Daven adalah saudara kembar, dan mengenai ikatan batin itu bukan omong kosong belaka. Antara Daven, Davian dan Della, mereka memang memiliki ikatan batin yang sangat kuat. Tapi yang paling kuat adalah ikatan batin antara Daven dan Davian.
Davian hanya mengangkat kedua bahunya saja sebagai jawaban paling aman. Davian belum bisa mengatakan suka atau tidak. Tapi yang jelas ada sesuatu dari diri Putri yang membuat Davian merasa tertarik kepada gadis itu.
"Yang jelas, suka apa enggak?" Ujar Daven.
Entah kenapa Daven ingin mendengar jawaban Davian. Padahal sebelumnya Daven sama sekali tidak pernah mengurusi percintaan Davian. Mau Davian berpacaran dengan siapa saja, itu bukan masalah untuk Daven. Dan Daven sama sekali tidak peduli. Tapi kenapa sekarang Daven ingin tau? Kan Davian jadi merasa heran dengan saudara kembarnya itu.
"Gue enggak tau, tapi yang jelas ada sesuatu dalam diri Putri yang bikin gue jadi tertarik sama dia. Gue bahkan enggak bisa ngalihin tatapan gue dari dia terlalu lama." Jawab Davian pada akhirnya.
Ya mau berbohong pun itu tidak akan bisa, Daven pasti akan langsung tau kebohongan Davian. Daven memang pribadi yang pendiam dan tidak banyak bicara, tapi laki-laki itu tipe yang memperhatikan. Jadi diamnya Daven bukan karena dia tidak tau apa-apa, melainkan hanya karena dia malas terlalu banyak bicara saja.
"Ooo, jadi namanya Putri." Ujar Daven seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau lo emang suka, kejar aja. Perjuangin dia." Sambung Daven.
Ucapan Daven tentu saja membuat Davian melebarkan bola matanya. Yang benar saja, bisa-bisanya Daven mengatakan hal seperti itu. Padahal Daven sendiri baru mengetahui nama Putri beberapa detik yang lalu. Dan tiba-tiba saja Daven mengatakan kepada Davian kalau tidak apa-apa jika dirinya ingin memperjuangkan Putri. What, Davian saja sama sekali tidak memiliki pemikiran seperti itu.
"Lo ngomong apa sih? Kenapa tiba-tiba minta gue buat perjuangin Putri." Ujar Davian seraya memasang ekspresi wajah heran.
Daven, dia hanya tersenyum tipis. Sampai akhirnya...
"Gue rasa dia cocok sama lo. Dan ya, gue setuju kalau lo mau nikahin dia." Jawab Daven.
Setelah mengatakan itu, Daven beranjak darisana meninggalkan Davian yang bingung sendirian.
"Apa ini? Tadi nyuruh gue buat perjuangin Putri, sekarang bilang kalau setuju gue nikah sama Putri. Kenalan aja baru tadi udah disuruh nikah aja," Gerutu Davian dalam hati.
Meski menggerutu, nyatanya ada sesuatu dalam diri Davian yang terasa hangat. Entah kenapa Davian merasa bahagia saat mendengar Daven setuju kalau dirinya menikah dengan Putri.
Kini jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari. Dan Davian sudah berbaring diatas ranjangnya bersiap untuk tidur. Tapi, sesuatu mengganggu pikiran Davian hingga membuat laki-laki itu sulit untuk sekedar memejamkan mata. Ya, Davian teringat akan Putri. Sepulangnya dari acara resepsi Rendra dan Viola, bayangan Putri terus saja muncul dikepala Davian. Sementara Davian sendiri tidak tau kenapa hal seperti itu bisa sampai terjadi.
"Kenapa tiba-tiba jadi mikirin Putri terus sih?" Ujar Davian menggerutu.
Bukan apa-apa, sejujurnya Davian merasa senang saat tiba-tiba bayangan Putri terlintas dikepalanya. Tapi tentu saja itu membuat Davian juga dilanda rasa bingung.
Rasanya sangat tidak masuk akal sekali kalau tiba-tiba Davian jadi kepikiran Putri terus. Padahal ini adalah kali pertama dia bertemu dengan Putri. Dan, sebenarnya tidak ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua. Davian dan Putri hanya berkenalan seperti orang-orang yang baru pertama kali bertemu. Bahkan Davian dan Putri juga tidak terlibat banyak obrolan. Jadi, aneh kan kalau tiba-tiba Davian jadi memikirkan Putri terus?
"Masa iya aku suka sama Putri dipertemuan pertama sih? Rasanya enggak masuk akal banget deh." Gumam Davian lagi.
Ya, Davian tentu saja menyangkal hal itu. Menurut Davian alasan dia memikirkan Putri terus bukan karena dia suka dengannya.
Lalu kalau bukan karena suka? Karena apa dong? Nah, kalau itu Davian sendiri juga tidak bisa menjelaskannya.
Setelah seharian ini Davian ikut sibuk diacara pernikahan Rendra dan Viola, harusnya saat ini Davian tidur karena tubuhnya sudah pasti lelah. Tapi, nyatanya Davian sama sekali tidak bisa memejamkan matanya karena dia terus memikirkan Putri.
Dan sekarang, Davian tampak sibuk dengan ponselnya. Apa yang Davian lakukan? Davian sedang mencari akun sosial media milik Putri. Ya, Davian tidak bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal itu. Entah kenapa Davian ingin mengenal Putri lebih jauh lagi. Oleh karena itu, hal pertama yang Davian lakukan adalah mencari tau sosial media milik Putri.
"Tapi nama Putri siapa ya?" Tanya Davian kepada dirinya sendiri.
Saat tadi berkenalan, Putri hanya memberitahukan nama panggilannya saja tanpa nama lengkapnya. Dan saat Davian mencari sosial media Putri dengan nama itu, nyatanya ada banyak sekali orang dengan nama Putri. Tidak mungkin juga kan kalau Davian mencaritahu satu persatu.
Sampai akhirnya Davian mendapatkan sebuah ide.
"Kenapa gue enggak cari di akun Viola aja? Secara Putri kan karyawan dia. Udah pasti mereka berdua bakalan saling follow kan?" Ujar Davian lagi.
Setelahnya, Davian langsung melihat akun sosial media milik Viola. Dan benar saja, dalam waktu singkat akhirnya Davian bisa menemukan akun sosial media milik Putri.
"Nah, ketemu..." Davian bersorak pelan saat dia menemukan akun sosial media milik Putri.
Hanya saja Davian harus kecewa, karena akun sosial media milik Putri diprivat. Hal itu membuat Davian tidak bisa melihat isi aku sosial media milik Putri. Tapi ya sudahlah ya, yang penting saat ini Davian sudah mengetahuinya. Sekarang Davian hanya tinggal memutuskan apakah dia akan memfollow atau tidak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!