Happy Reading🦋
Kaisar Santiago Parker, putra ke-dua dari pasangan Argan Loui Parker dan Laras Agatha Parker. Kaisar memiliki seorang kakak laki-laki yang bernama Hero Santiago Parker dan seorang adik perempuan yang bernama Ciara Santiago Parker. Ketiga saudara tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda.
Kaisar adalah lelaki tampan bak dewa Yunani dengan postur tubuh yang gagah dan terkenal dingin, selalu sibuk dengan pekerjaannya yang sangat menumpuk. Lelaki yang gila kerja itu bisa melupakan apa saja di sekelilingnya jika sudah berhadapan dengan berkas-berkas dan layar monitor yang ada di meja kerjanya.
Beruntung keluarga Parker sudah hafal betul dengan bagaimana Kaisar dan mereka sangat memperhatikan Kaisar yang selalu bersikap cuek dengan semua orang jika sudah bekerja.
Maklumlah, pekerjaan merupakan pelariannya selama ini demi berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja setelah empat tahun kejadian menyakitkan dimana dia merasa dikhianati dan ditinggalkan begitu saja oleh gadis yang sangat dicintainya yang bernama Grizella.
Meskipun sempat mengalami keterpurukan yang mendalam, namun tidak membuat seorang Kaisar terjerumus dalam dunia gelap, misalkan menjadi seorang alcoholic atau bermain wanita demi meluapkan emosinya. Kaisar berfikir setiap hal buruk yang dialaminya masih bisa dialihkan ke hal lain yang tidak akan merugikan diri sendiri maupun orang sekitar.
Selama empat tahun Kaisar gagal move on setelah kepergian Grizella dari hidupnya. Grizella menghilang bak ditelan bumi.
Apalagi di keluarga Parker terdapat aturan yang tidak bisa di ganggu gugat sedikitpun, dimana keluarganya melarang dengan sangat keras adanya segss bebas meskipun keluarga mereka berada di wilayah yang mana hal tersebut adalah lumrah.
Hal ini dikarenakan Ibu dari Argan Loui Parker atau nenek Kaisar merupakan orang asli Indonesia yang patuh terhadap norma-norma orang timur. Jika di langgar maka hukuman berat siap menantinya.
Kaisar saat ini menjabat sebagai wakil direktur utama di perusahaan Parker Corp membuat seorang Kaisar menjadi pribadi penuh tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Komitmen dan totalitasnya tidak perlu di pertanyakan lagi. Tanggung jawab besar ada di pundaknya karena Hero enggan untuk mengurus bisnis keluarga dan lebih memilih untuk merintis bisnis sendiri. Hero mendirikan rumah sakit miliknya sendiri. Tetapi selain itu dia juga menjadi pimpinan rumah sakit Parker.
Adik perempuannya yang sangat periang dan manja bernama Ciara, belum jelas apa yang diam mau padahal usianya sekarang menginjak 21 tahun.
Jadi Kaisar harapan satu-satunya keluarga untuk meneruskan bisnis di perusahaan untuk menjaga kekayaan keluarga keluarga
--dan juga tentunya keberlangsungan hidup ribuan karyawannya.
🦋🦋🦋
Kaisar sedang berada di kota New York ditemani oleh sekretaris pribadinya yang juga sahabat kecilnya Aletheia.
Selama di Ney York, Argan meminta Kaisar untuk menyelesaikan permasalahan pada pembangunan proyek perhotelan baru di sana.
Argan sengaja menyuruh nya untuk turun langsung ke sana dengan alasan Kaisar tidak akan lama lagi menggantikan posisi Argan Sebagai Presiden Direktur, karena tidak ada pilihan lain Kaisar pun menuruti perintah Daddynya.
Memerlukan waktu selama seminggu untuk Kaisar menyelesaikan permasalahan di New York hingga daddy nya menelfon dan meminta Kaisar untuk kembali pulang. Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan.
Hingga saat nya tiba, semua keperluan sudah disiapkan oleh Aletheia dengan baik. Kaisar hanya perlu mengemaskan barang-barang pribadinya yang tidak mungkin di urus oleh Aletheia.
Namun,
Ketika Kaisar keluar dari apartemen pribadi milik keluarga parker untuk menuju mobil yang sudah di depan tiba-tiba
Dorrr...
Pandangan Kaisar berkunang-kunang hingga kegelapan yang mendominasi seluruhnya.
🦋🦋🦋
"Bagaimana, apakah segala keperluan untuk operasi pasien sudah disiapkan?" tanya seorang wanita yg sedang mengenakan jas berwarna putih yang memiliki name tag Grizella T.F kepada perawat yg ditemuinya.
"Sudah dok, pasien sudah memasuki ruangan operasi."
Grizella bersiap-siap dan mengganti jas putih dokternya dengan seragam operasi. Mereka bergegas menuju ruangan tersebut untuk menjalankan tugas. Grizella berjalan membawa dirinya mendekati pasien yang memerlukan bantuan nya.
Berdasarkan info yang di dapatkan dokter wanita itu, pasiennya kali ini adalah korban penembakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ia membawa derap langkahnya mendekati sang pasien yang terbaring tidak berdaya di brankar.
Wanita itu tertegun ketika melihat seseorang yang berbaring dengan lemah di brankar. Kaki yang berpijak terasa lembut seperti jeli.
‘’Bukan dia kan? Tidak,tidak. Aku hanya salah melihat, tidak mungkin ini Kaisar.’’ racau wanita itu menatap darah yang membasahi dada si pasien.
Dokter Arka yang merupakan rekan Grizella untuk melakukan operasi kali ini mendekati Wanita itu.
‘’Tenangkan dirimu, kau tidak boleh hilang fokus di situasi seperti ini. Nyawa pasien yang terpenting dan harus kita selamatkan.’’ ujarnya menasihati.
Grizella berada di samping Kaisar, mencoba menguatkan dan menenangkan diri. Bayangan-bayangan masa lalunya bersama pria itu masih tersimpan dengan jelas.
Wanita itu tidak menyangka setelah sekian lama berpisah dengan seseorang yang pernah memberikan warna di hari-hari nya lalu sekarang dipertemukan dengan keadaan yang seperti ini. Pria itu tidak sadarkan diri.
"Dokter Grizella, apakah anda yakin akan memimpin jalan nya operasi kali ini" ujar dokter Arka yang merupakan rekannya.
Grizella tersadar dari lamunannya,
"Tentu saja, aku bisa melakukannya lagipula ini bukan kali pertama bagiku."
"Tapi tampaknya keadaan mu sekarang sangat emosional, kalau tidak bisa mengendalikan diri menjadi lebih tenang , kesalahan kecil akan berakibat fatal, nyawa pasien ini yang menjadi taruhannya, serahkan operasi ini kepada ku saja,"
‘’Anda mau dia selamat? Aku akan menyelamatkannya.”
Dengan penuh keyakinan dan mimik yang tampak serius wanita yang mengenakan seragam scrub suits itu pun menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh rekan kerjanya.
"Tanpa mengurangi rasa hormat saya sedikitpun, sekali lagi saya tekankan bahwa saya bisa melakukan ini dokter arka."
Tidak ingin memperpanjang perbincangan tersebut yang akan membuat penguluran waktu pelaksanaan operasi , dokter arka pun menjawab "Baiklah-baiklah, aku percaya padamu. Kalau begitu operasi bisa di lakukan sekarang."
Grizella mengangguk, wanita itu memejamkan matanya dan menarik nafas panjang. Operasi kali ini, dia mengambil hak penuh atas keberlangsungan hidup pasien yang tengah berbaring lemah di hadapannya saat ini.
Wanita tersebut berusaha untuk setenang mungkin di setiap tindakan yang dilakukan nya. Menekan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya terkait siapa yang menjadi pasien nya sekarang, sumpah janji untuk mempertahankan hak kehidupan manusia harus dilakukan dengan sebaik mungkin.
Kamu harus bisa bertahan Kai, aku akan membantu mu mengeluarkan peluru itu. Aku berjanji kamu akan segera pulih, kamu pria yang kuat. Ayo kita berjuang bersama-sama.
Ucapan itu tentunya hanya ada di dalam hati saja.
Pandangan Grizella berpindah kepada rekan-rekan nya.
"Kalian harus lebih fokus terkait tanda-tanda apapun yg muncul nantinya. Kita mengupayakan untuk selalu bekerja sama dan jangan sampai keliru dalam mengambil penanganan." ujar Grizella berucap tegas dan lugas, kedua maniknya serius dengan pandangan menuntut.
Rekan kerja nya yang terdiri dari lima orang tersebut mengangguk.
Lampu operasi menyala, satu persatu alat medis dipergunakan dengan silih berganti. Grizella menggoreskan pisau bedah pada bagian bawah diafragma kanan pasien, perasaan khawatir dirasakan karena letak peluru yang mengenai luka tembak tersebut dekat dengan hati yg merupakan organ vital manusia.
Keringat membanjiri dahi wanita tersebut yang diusap sang asisten berulang kali. Grizella masih berusaha untuk mencari peluru pada pasien tersebut, hati-hati serta fokus itu yang menggambarkan keadaan nya sekarang.
" Pinset."
Perawat memberikan alat yang diminta oleh dokter tersebut.
🦋🦋🦋
Sedangkan di rumah utama,
"Bagaimana bisa Kaisar terkena tembakan, Argan apa yang terjadi?"
Argan menatap mata wanita yang begitu dicintai nya. Wajah yang menampilkan kesedihan begitu jelas disana.
"Aku berjanji akan segera mendapatkan pelaku nya, tapi untuk sekarang kita fokus kepada Kaisar dulu,"
"Aku sudah menyewa tim khusus untuk menyelidiki kejadian disana, motif penembakan ataupun siapa yang terlibat pasti akan segera terungkap sayang. Sekarang kamu tenang ya, doakan saja supaya operasi berjalan dengan lancar."
"Aku tidak ingin hal yang buruk menimpa anak-anak ku" ucapnya dengan wajah yang di banjiri air mata.
‘’Kita harus segera menyusul Kaisar kesana mas.”
“ Iya, sebentar lagi private jet yang ku sewa akan datang.”
Pasangan suami istri itu pun bersiap-siap untuk penerbangan mereka.
"Kaisar akan baik-baik saja dan akan segera pulih, percayalah. Dia bukan anak yang lemah." Argan berusaha untuk meyakinkan sang istri bahwa keadaan anak kedua mereka yaitu Kaisar Santiago Parker akan segera membaik.
🦋🦋🦋
Kembali ke ruangan Operasi,
"Dapat."
Seulas senyum dan perasaan lega tampak pada wajah Grizella. Setelah beberapa jam bekerja diruang operasi akhirnya apa yang dicarinya sedari tadi ia temukan.
"Biarkan aku menjahit nya." Dokter Arka yang sebelumnya memperhatikan kerja rekannya membuka suara.
"Aku bisa melakukannya, kau bisa membantu ku dengan memperhatikan denyut nadi, aliran darah serta pernapasan pasien." tatapan Grizella tidak pernah putus pada pasiennya dan mulai menjahit dengan teliti.
Mendengar ucapan Grizella, Dokter Arka hanya tersenyum kecut.
Sebenarnya siapa dia Ella, kenapa kamu terlihat sangat khawatir.
Tbc....
Halo guysss....
Makasih yang sudah mampir, semoga betah ya bacanya:(
Happy reading🦋
🦋🦋🦋
22.58
Operasi selesai dan dinyatakan berhasil
Grizella memandangi tubuh pasiennya, wanita tersebut bernafas lega sekarang. Pasien yang ditanganinya kali ini bukan seperti pasien biasanya. Menangani seseorang yang memiliki hubungan meskipun itu dimasa lalu nyatanya memberikan dampak tersendiri bagi Grizella.
Setelah itu dia pun menuju ruang sterilisasi, melepas seragam operasi dan berganti dengan pakaian kerja menggunakan jas putih dokter.
Pintu dibuka, mereka mendorong brankar keluar setelah berada di ruang operasi selama 2 jam 48 menit.
Terlihat wajah seorang wanita muda yang penuh harap menanti bagaimana keadaan pasien di sana.
"Bagaimana dengan kondisi Kaisar, apakah semua nya baik-baik saja? operasi berjalan dengan lancar kan?" cecar wanita itu yang setia menunggu dari tadi hingga pintu operasi terbuka.
"Operasi berjalan dengan lancar, terkait informasi lanjut mengenai saudara anda, bisa tanyakan langsung kepada dokter Grizella. Sebentar lagi beliau akan keluar."
Mendengarkan penuturan dari pria yg memiliki name tag Dr. Arkana W. wanita tersebut merasa lega, itu lah yang dirasakan nya sekarang.
Aletheia mengaku sebagai adik dari Kaisar karena untuk penanganan lebih lanjut harus di butuhkan persetujuan keluarga. Argan pun menyetujui tindakan yang dilakukan Aletheia itu.
Jujur saja Wanita itu sangat khawatir akan kondisi bos sekaligus teman kecilnya yang terkena tembakan hingga sekarang kasus tersebut masih dalam penyelidikan pihak kepolisian.
"Baik, terimakasih Dokter."
"Sama-sama, itu sudah menjadi tugas kami. Saya permisi dulu."
Arka pun meninggalkan tempat tersebut dan menuju ruangan nya.
🦋🦋🦋
tok tok tok..
"Masuk!"
"Malam Dokter Grizella." ujar Aletheia.
Grizella mengalihkan pandangan dan memandang seorang Wanita cantik di depannya.
"Malam nona, silahkan duduk."
"Straight to the point, bagaimana keadaan Kaisar?. Apakah ada hal yang perlu dikhawatirkan?" Aletheia langsung mengajukan pertanyaan.
"Operasi berjalan dengan sukses, beruntungnya peluru itu tidak mengenai organ vitalnya. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Selanjutnya kami akan terus memantau perkembangan keadaan Tuan Kaisar."
"Saya harap apa yang anda ucapkan itu bisa dipertanggungjawabkan. Jangan sampai ada kelalaian dalam penanganan kakak saya."
Grizella tersenyum samar, dia tahu kalau wanita di depannya ini bukan adik dari kaisar. Sempat menjalin hubungan dengan Kaisar, setidaknya dia tahu sedikit banyaknya mengenai anggota keluarga pria itu.
‘’Dalam waktu 30 menit setelah di lakukan operasi, nanti saya akan menghampiri ruang rawat tuan Kaisar untuk mengecek kembali keadaan nya." ujar Grizella lagi.
"Baiklah kalau begitu, saya akan keluar."
"Silahkan nona," balas Grizella dengan suara yang lembut.
Grizella memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.
“Takdir mempertemukan kita lagi setelah empat tahun berpisah Kai, siapa wanita tadi, apakah dia pendamping mu yang sekarang?” lirih Grizella.
Raut wajah wanita tersebut berubah menjadi sendu, kenangan kebersamaan mereka berputar di kepalanya.
🦋🦋🦋
Ruang rawat inap Kaisar,
Grizella membuka pintu ruangan tempat Kaisar terbaring. Dia bisa melihat bagaimana keadaan pria itu yang terbaring lemah di tempat pasien dengan ditemani seorang wanita yang tertidur di sofa pada ruangan tersebut.
Grizella menghampiri sang pasien dan mengecek keadaan Kaisar, ketika sudah memastikan bahwa keadaan pria itu baik-baik saja. Grizella menatap lekat sosok pria di hadapannya.
"Apa yang terjadi Kai?, kenapa bisa kamu terkena tembakan seperti ini?."
Grizella menatap lekat sosok pasien yang sedang terbaring damai di atas brankar rumah sakit.
"Aku kangen banget."
Buliran air mata membasahi wajah wanita itu, tetapi dengan segera pula dia menghapus air matanya.
"Beristirahatlah, aku yakin kamu akan segera siuman."
Grizella mengusap lembut rambut Kaisar dengan penuh kasih sayang. Setelah dirasa cukup untuk berdekatan dengan pria itu, Grizella keluar dari ruang rawat inap.
Dia lelah, di perlu untuk beristirahat sebentar.
🦋🦋🦋
Sepasang paruh baya bergegas memasuki area rumah sakit untuk mengunjungi putra mereka yang telah menjalani operasi tadi malam.
Argan membuka pintu ruang inap putranya.
Kaisar terbaring lemah, tetapi sudah siuman. Tadi dia terbangun diantara malam yang menyambut pagi, efek dari obat bius yang telah habis membuatnya sadarkan diri.
“Kaisar”
Pria yang di panggil tersenyum kearah sang mommy.
“Dasar anak nakal, apa yang kamu lakukan, kenapa bisa ada orang yang menembak kamu begini,’’ ucap Laras pada anaknya. Meskipun begitu raut wajah khawatir lah yang mendominasi wanita paruh baya itu.
Kaisar bergumam, ‘’Kai juga tidak tahu, mom. Selama disini, Kai hanya fokus mengurus proyek, rasanya tidak ada berselisih dengan orang.’’
Mendengar pembicaraan anak dan istrinya, Argan mengalihkan netranya kepada Aletheia.
"Alei, bisa keluar sebentar? ada yang ingin om bicarakan dengan kamu".
"Bisa om,"
Mereka pun keluar dari ruangan rawat inap tersebut dengan Argan yang berada di depan.
"Bagaimana kronologi kejadian penembakan itu, bagaimana bisa Kaisar terkena serangan seperti itu?"
" Jujur Alei juga tidak mengerti om, kejadian ini begitu cepat. Saat itu kami sudah bersiap-siap untuk ke bandara. Ketika mobil yang sudah Alei pesan tiba, Alei langsung masuk ke dalam dan bermain ponsel selagi menunggu Kaisar untuk bergabung," jelasnya.
‘’Lalu tak lama setelah itu, Kaisar datang dengan membawa kopernya, Ketika membuka pintu mobil, tiba-tiba terdengar suara tembakan, dan saat Alei lihat ke luar, Kaisar sudah pingsan dengan darah yang membasahi bajunya’’. Aletheia menjelaskan dengan mata yang berkaca-kaca. Jujur saja, kejadian ini baru pertama kali dialaminya.
Menarik nafas dalam-dalam, Argan berfikir dan mengingat lagi musuh yang tak lain adalah saingan bisnis mereka yang memang mengincar Kaisar.
Hal itu bisa saja terjadi karena sudah menjadi rahasia umum bahwa Kaisar lah satu-satunya sekarang yang akan menjadi penerus untuk kerajaan bisnis parker korp.
•••
Prang..
Prang..
Bughh..
Bughh..
"Bagaimana bisa dia masih bisa di selamatkan, kalian bekerja tidak becus. Percuma aku membayar mahal kalian kalau hasilnya saja seperti ini"
Seorang pria mengamuk, melempar semua vas yang ada di ruangannya. Merasa tak cukup pria itu pun memberikan bogeman mentah kepada dua orang anak buahnya.
Setelah mendapatkan laporan dari orang kepercayaannya terkait keadaan Kaisar yang masih hidup, membuat amarah nya semakin memuncak. Rencana yang sudah dia rancang ternyata tidak membuahkan hasil yang baik.
"Maafkan kami tuan, kami juga tidak menyangka bahwa target kita masih bisa di selamatkan"
"Dasar,bodoh. sudah ku bilang untuk menembak kepalanya tapi kalian melakukan itu saja tidak becus " maki bosnya.
Kedua pria yang terkena amukan sang bos hanya diam, tidak berani untuk membuka suara.
"Kalau sudah begini, kalian hanya akan membahayakan kedudukan ku"
Pria itu mengambil pistol di saku celananya dan
dorrr..
dorrr..
Dua nyawa lenyap dalam dua tarikan pelatuk pistol.
•••
Diruang rawat,
Sekarang hanya ada Argan, Laras dan Kaisar. Aletheia di perintahkan Argan untuk istirahat di sebuah hotel terlebih dahulu, selanjutnya wanita itu di minta untuk pulang ke Los Angeles.
Bagaimana pun segala aktivitas perusahaan akan terus berjalan dan dengan keadaan seperti saat ini, memaksa Aletheia untuk menghandel beberapa pekerjaan kaisar yang akan di bantu oleh Hero.
Pria yang akan menginjak usia tiga puluh tahun itu terpaksa pergi ke kantor untuk memantau keadaan perusahaan selama Argan dan Kaisar berada di New York. Ini semua perintah dari sang daddy.
Sedangkan Ciara, sekarang gadis itu berada di rumah grandpa dan granny nya. Dengan kejadian yang menimpa Kaisar kemarin, argan menyewa beberapa bodyguard untuk mengawal kemanapun ciara pergi. Gadis itu hanya menurut saja.
Ceklek,
Dokter masuk bersama para suster. Mereka membungkuk segan di pinggir brankar sebelum melakukan pemeriksaan.
"Selamat pagi nona laras dan tuan argan, saya dokter yang bertugas untuk menangani tuan kaisar"
Deg.
"Zela,"
Kaisar terpaku melihat kehadiran perempuan yang beberapa tahun belakangan ini selalu ia dirindukan, wanita yang begitu dicintainya. Jadi dia tidak bermimpi bahwa wanita yang masih menguasai hatinya memang ada di dekat nya?
Hal yang serupa terjadi pada Laras, wanita paruh baya itu tidak menyangka bahwa sekarang bertemu dengan Grizella, wanita yang pernah mengisi kehidupan sang putra.
Grizella menghampiri Kaisar untuk memulai tugasnya.
"Ayo sayang kita keluar, mungkin mereka perlu waktu untuk berbincang," ujar Argan pada sang istri. Laras mengangguk dan berjalan keluar.
Kaisar membuka suara, "Setelah kejadian itu kamu menghilang entah kemana," sedari tadi netra pria itu tidak pernah memutus pandangan sedikitpun kepada wanita yang selalu dirindukannya selama ini.
"Aku melanjutkan pendidikan ku." Sahut Grizella ditengah aktivitasnya memeriksa keadaan Kaisar.
"Dimana?, Apakah aku begitu mengganggu mu sehingga kamu menutup semua akses ku untuk sekedar mengetahui keadaan mu."
Grizella hanya diam dan terus melanjutkan tugasnya.
"Apakah ada keluhan yang anda rasakan Tuan Kaisar?" tanya Grizella berusaha untuk profesional dan tidak menghiraukan pertanyaan pasiennya.
Kaisar tersenyum kecut dan dan melihat ke arah luar.
Perasaan senang yang sempat hadir beberapa saat, menghilang seketika digantikan dengan sakit hati mengingat akhir hubungan mereka.
Grizella menghela nafas,
"Baiklah, keadaan Tuan Kaisar sepertinya sudah membaik, saya harap tuan jangan terlalu banyak bergerak untuk mempercepat proses pemulihan, permisi tuan."
Kaisar tidak menjawab, pria itu hanya menatap kepergian wanita yang mengenakan jas dokter dan diikuti suster hingga semakin lama punggung wanita itu hilang dari pandangan nya.
Tbc ....
Happy Reading🦋
"Aku mau kita putus Kai."
Kaisar terkekeh mendengar suara wanitanya dari sambungan telfon.
"Jangan bercanda Zela, sekarang aku sedang menunggu giliran untuk sidang. Kamu kangen?, setelah ini aku akan ke apartemen kamu tunggu sebentar ya."
Sambungan telefon terputus sepihak. Beberapa saat Kaisar mengernyit heran dengan Grizella yang tiba-tiba memutuskan pembicaraan itu. Tapi buru-buru dia menepis fikiran buruknya. Ia memasuki ruang sidang skripsi, Kaisar saat ini harus fokus terhadap studinya terlebih dahulu.
~Kaisar berfikir bahwa apa yang dikatakan Grizella hanya sebuah candaan dan tidak ingin digubris nya. Lagipula, sebelumnya tidak ada masalah diantara mereka.
Satu jam tiga puluh menit kemudian
Sidang selesai dan berjalan dengan lancar. Kaisar bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh dosen penguji. Wajah nya terlihat tenang. Satu persatu kewajiban nya telah terselesaikan.
Pria tersebut memutuskan untuk menelfon sang kekasih, tapi tidak ada Jawaban di seberang sana. Setelah beberapa kali tidak diangkat oleh sang empu dan chat yang di kirim melalui aplikasi chatting hanya centang satu. Pria tersebut memutuskan untuk mengunjungi apartemen wanitanya.
Mobil sport berwarna hitam membelah jalanan yang tidak terlalu ramai.
Setibanya di sana, pemandangan pertama yang tampak yakni menampilkan Grizella berpelukan dengan lelaki yang tidak dikenalinya.
Kaisar sakit hati? tentu!.
Siapa laki-laki yang lancang sekali memeluk wanitanya?
Emosi nya memuncak ketika tangan sang pria memegang tengkuk wanita nya dengan posisi mereka yang semakin dekat.
Oh ****!
MEREKA BERCIUMAN?
Pria itu hendak masuk dan memberikan bogeman mentah lelaki yang menyentuh wanita nya, tapi
tiba-tiba seseorang membekap hidung dan mulutnya dari belakang sehingga Kaisar pingsan tak sadarkan diri.
Siapa yang bersama wanita itu?, mengapa mereka bisa berciuman layaknya sepasang kekasih? semudah itukah Grizella berpaling dari nya?
Grizella mengambil keputusan sepihak, memutuskan hubungan tanpa memberikan alasan dibalik ini semua.
🦋🦋🦋
"Wah Kak Hero ada di kantor sepagi ini" seru Aletheia.
" Hmm seperti yang kamu lihat sekarang."
"Aku sangat bersyukur mendengar kabar bahwa om Argan menyuruh Kak Hero untuk bekerja di sini, setidaknya ketika nanti akan membuat suatu keputusan, aku tidak perlu mengganggu om Argan atau pun Kaisar yang sedang dirumah sakit."
Hero menatap wanita yang ada di hadapannya saat ini. Tak lama kemudian pria itu merentangkan tangan nya sebagai tanda untuk wanita didepannya datang dan memeluknya.
Aletheia tersenyum dan memeluk lelaki tampan yang saat ini sedang mengenakan setelan pakaian kantor dengan rapi, sosok pria yang beberapa hari tidak ditemuinya karena kesibukan masing-masing.
"Do you miss me little girl?"
"Engga."
Aletheia mencoba melepaskan pelukan nya, tetapi tangan yang membelit tubuhnya ini semakin kuat saja dan tidak bisa dia lepas.
"Kamu sangat buruk dalam berbohong Alei"
Aletheia tertawa kecil,
"Kangen dikit, tapi kenapa kak Hero ga ada sama sekali menghubungi Alei, tidak seperti biasanya?"
"Beberapa hari yang lalu, aku lagi sibuk ngurusin rumah sakit yang baru," jawab Hero.
Aletheia menganggukan kepalanya.
"Baiklah, dimana ruangan untuk ku hmm?" tanya pria itu yang kini sudah melepaskan tangannya yang membelit tubuh ramping Aletheia.
"Ruangan Kak Hero masih sama dengan yang dulu kok, tidak berubah," sahut Aletheia.
Hero Santiago Parker. Dulu ketika masih kecil, Aletheia sangat mengagumi sosok Hero. Hero sudah dianggap seperti kakak laki-laki baginya.
Ketika dia di jahili oleh teman bermainnya, Hero selalu membela alei kecil dan memarahi anak-anak yang nakal kepada gadis kecil itu
tak terkecuali Kaisar.
Perasaan itu semakin tumbuh menemani pertumbuhan Aletheia. Hero bersikap overprotektif melebihi Bara kepada Aletheia.
Tidak ada laki-laki lain yang boleh menjalin hubungan dengan wanita itu. Kata Hero, umur Aletheia saat itu masih dibawah umur untuk menjalin hubungan dengan laki-laki asing.
Hingga ketika Aletheia berada di sekolah menengah atas, wanita itu harus mengubur perasaannya.
Sosok pria yang selama ini di puja nya, sudah bertunangan dengan seorang model terkenal, tak hanya di negaranya saja tetapi sudah mendunia.
Aletheia tidak percaya diri jika harus bersaing dengan tunangan pria itu.
~Meskipun sebenarnya tubuh Aletheia juga termasuk body goals.
Hero yang sekarang hanya lah sebatas kakak laki-laki nya, tidak lebih.
"Baiklah kak, Alei ke ruangan dulu ya, banyak pekerjaan yang harus di kerjakan. Kak Hero semangat ya, kalau butuh bantuan tinggal hubungi Alei," ucapnya dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.
Tanpa menunggu respon dari Hero, Aletheia langsung melenggang menuju ruangan kerjanya.
Hero hanya menggelengkan kepalanya dengan terkekeh kecil.
"Dasar anak kecil."
🦋🦋🦋
11.30
Seorang wanita mengenakan kemeja putih dengan bawahan rok span berwarna cream dan rambut yang di cepol ke atas yang memperlihatkan leher jenjangnya tampak begitu serius berkutat dengan tumpukan berkas di hadapannya.
Wanita itu mengecek berkas keuangan bulanan perusahaan yang diserahkan oleh direktur keuangan. Seperti biasanya, sebelum laporan itu diserahkan kepada Kaisar, sudah menjadi tugas Aletheia untuk mengecek kembali berkas keuangan tersebut.
Jika ada yang janggal dari laporan itu, maka hal yang ditemukannya akan segera diberitahukan kepada sang atasan. Jemarinya dengan lincah mengetik pada keyboard komputer dengan sesekali memijat pelipisnya.
Kepala nya terasa berdenyut setelah berjam-jam berhadapan dengan berkas-berkas itu.
Pintu ruangan itu di buka,
Wanita yang berada di ruangan yang bernuansa abu-abu itu tidak menyadari ada sepasang mata dengan intens memperhatikannya.
"Alei"
"Iya?"
Tanpa menoleh pada sumber suara yang memanggil nama nya, perhatian wanita itu sepenuhnya ada pada layar monitor.
Seorang pria berjalan mendekati wanita yang tengah fokus mengerjakan pekerjaannya. Entah apa yang dikerjakan wanita itu hingga Hero yang sekarang sudah berada di sampingnya pun tetap saja tidak membuat Aletheia mengalihkan netranya dari berkas yang Keenan lihat adalah laporan keuangan.
Hero menarik hidung mancung Aletheia, membuat wanita itu membulatkan matanya.
Aletheia mencubit tangan kekar itu, "awww, sakit Alei!" dustanya.
Aletheia menoleh, seorang pria tampan berdiri disampingnya dengan tubuh yang menjulang tinggi, beberapa kancing kemeja atas nya yang terlepas menambah kesan seksi pria itu.
"Makanya jangan asal tarik hidung orang dong!."
Grizella tidak merasa bersalah malah sekarang wanita itu menatap tajam pria yang merupakan kakak dari Kaisar.
Kemudian ia kembali membuka suara,
"Kenapa kak? bukan kah tadi sudah ku bilang jika Kak Hero perlu sesuatu bisa menghubungi ku. Tidak perlu repot-repot ke sini kan?" tanyanya beruntun.
Wanita itu berdiri dari tempat duduknya. Dengan kondisi yang seperti ini, rasanya tidak baik untuk kesehatan jantung Aletheia.
"Sudah jam istirahat Alei, sekarang waktunya untuk makan siang."
"Kak Hero tidak perlu khawatir, Alei pasti akan makan siang. Tapi untuk sekarang nanggung banget kak. Biar nanti Alei pesan makanan secara online aja," lanjut nya dengan senyuman manis yang menghiasi wajah cantik nya.
Sesaat Hero terpukau dengan wajah wanita yang ada dihadapannya. Pria itu menyadari bahwa yang berhadapan dengan nya saat ini bukanlah seorang anak perempuan ingusan yang dulu selalu merengek padanya untuk mengajak bermain barbie.
Aletheia yang sekarang berbeda, wanita itu sudah tumbuh menjadi seorang yang terlihat sangat cantik, anggun dan juga memiliki tubuh bisa dikatakan nyaris sempurna. Wajah bersih mulus dengan make up tipis, bibir pink berisi, hidung mancung dan juga bentuk tubuh yang proporsional.
Hero menepis pikirannya yang seakan melalang buana. Ingat Hero, wanita yang ada di hadapanmu sekarang adalah adik perempuan mu setelah Ciara.
"Aku tidak bertanya kepada mu, tetapi ucapan tadi adalah perintah. Tidak ada pilihan yang lain. Pergi keluar sebentar bersama ku tidak akan membuat perusahaan ini bangkrut. Kamu hanya perlu duduk manis dan tinggal makan, itu saja."
"Tapi kak…"
Hero memberikan menaikkan sebelah alisnya melihat raut wajah kegelisahan wanita yang ada di depannya.
"Kamu ini kenapa?, kita hanya pergi sebentar alei, bukan dalam waktu yang berhari-hari." ujar Hero lagi mencoba untuk bersabar menghadapi Aletheia.
"Baiklah, tapi Alei boleh membawa laptop ya kak. Setidaknya ketika di jalan nanti ada bagian-bagian yang bisa Alei cicil"
~Alasan,
"Tidak boleh, sepulang makan siang nanti bisa di lanjutkan."
Aletheia menghela nafas panjang, Wanita itu melepaskan cepolan rambutnya.
Entah kenapa tadinya Aletheia merasa gerah.
~Padahal ruangan kerja nya ber AC.
Aletheia juga tidak menyangka akan kedatangan Hero yang berkunjung ke ruangan nya. Sungguh hal ini diluar dugaan wanita itu.
Tbc...
kalo ada yang typo kabarin yaakk
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!