NovelToon NovelToon

MY CEO

01

Brukk...

"leon"

Dari ambang pintu seorang wanita berteriak memanggil seorang laki laki yang terjatuh dari kursi roda yang sedang ia duduki, ia berlari kearah laki laki yang sekarang sedang menatapnya dengan posisi yang masih sama saat ia terjatuh tadi.

"Kau tak apa? Tas apa yang kamu lakukan sampai terjatuh seperti ini Hahh.. "

" kakak tenang dulu, leon tak apa lihat tak ada yang luka"

"Bagai mana tidak hawatir,kamu tadi terjatuh cukup keras"

Dadanya kembang kempis menahan anak sungai yang ingin keluar dari pelupuk matanya.

ia baru pulang kerja dan pada saat pulang ia disuguhi pemandangan adiknya yang Jatuh di depannya.

Adik satu satunya bahkan bisa di sebut keluarga satu satunya yang ia punya, salah satu harta berharga dan alasan mengapa ia bertahan di dunia yang kejam ini.

"maaf kan leon kak, leon hanya bisa menyusahkan kakak"

wajahnya menunduk menyembunyikan air mata yang keluar dari pelupuk matanya.

Ia merasa tak berguna, ia hanya bisa menyusahkan kakak nya,sampai kakak nya itu harus kerja banting tulang untuk membiayai kehidupan meraka bahkan membiayai pengobatannya yang bahkan membutuhkan biaya tak sedikit.

"Apa yang kamu katakan leon, kamu tidak pernah menyusahkan kakak,malah kakak beruntung mempunyai adik seperti kamu dan kakak mohon jangan pernah kamu bilang bahwa kamu hanya memjadi beban untuk kakak"

"tapi itu memang kenyataannya kak,seharusnya leon bisa membantu kakak untuk memncari uang,tapi leon hanya bisa diam di dalam rumah"

"lihat kakak, setelah kamu sembuh nanti kamu bisa membantu kakak kapanpun kamu mau"

yah kakaknya memang benar, ia hanya harus berusaha dan bersabar agar ia bisa mebalas semua jasa yang kakak nya berikan padanya.

lagipula ia Bukanlah anak yang bodoh ia merupakan anak yang pandai, hanya saja karna penyakitnya ia mempunyai keterbatasan yang memharuskannya duduk di kursi roda walaupun ia bisa berjalan.

"kalau begitu bagai mana kalau kita makan, kakak pasti belum makan kan?. leon sudah memasak makanan kesukaan kakak, tumis bunciis"

senyumnya terbit ketika ia menyebutkan makanan kesukaan kakak nya itu

"baiklah kakak ganti baju dulu, kamu duluan saja nanti kakak menyusul"

Di dalam kamar eliza duduk di pinggir kasur memandang fiti dirinya dan adiknya.

kalau boleh jujur ia lelah lelah dengan semua yang ia jalani, kalau bukan untuk adiknya mungkin ia sudah lama menyusul orang tuanya yang sudah bahagia di atas sana

"Mah,pah apa yang harus kita lakukan, dari mana liza mendapatkan uang untuk biaya pengobatan leon,bahkan gaji liza pun hanya cukup untuk makan dan membeli obat leon"

tak terasa air matanya mengalir deras kala mengingat ucapan dokter tentang adiknya Dua tahun lalu

"Dokter apa uang terjadi pada adik saya "

sebelum berbicara dokter itu menghela napas tak tega mengatakan kebenaran tentang pasien yang sedanv ia tangani ini pada orang yang ia duga adalah kakaknya

"maaf nona adik anda adik anda didiagnisa mengidap penyait multiple sclerosis"

"multiple *sclerosis?"

"Benar,penyakjt ini merupakan gangguan saraf yang dapat memengaruhi fungsi otak, mata, dan sumsum tulang belakang contohnya bisa menyebabkan hilang nya penglihatan, nyeri dan rasa lelah yang berlebihan"

hancur itu yang eliza rasakan,keluarga satu satunya yang ia punya harus mengalami hal seberat ini*.

-

"Tuan"

"Sudah berapa kali saya bilang jangan panggil saya tuan saat tidak ada orang lain"

Dengan wajah datarnya ia bahkan berbicara tanpa melihat lawan biaranya.

"Baiklah Gane apa kau tak akan pulang? ini sudah larut malam,jangan menyia nyiakan dirimu dengan tumpukan berkas itu,pulang dan istirahatlah biar saya yang mengurus sisanya"

"Tak perlu"

"untuk apa saya mengkhawatirkan manusia macan tuan itu, saya ngomong panjang lebar hanya hanya di balas, tak perlu ,Ho ho ho.. sopankah begitu?"

"jangan mengumpati saya di belakang rayy"

Degg

"Saya lupa kalau tuan merupakan spesies cenayang yang bisa membaca isi hati seseorang "

"saya bukan cenayang"

"maaf tuan ini salah saya "

memang apa yang bisa ia lakukan rekan minta maaf? ia hanya seorang beruntung yang di pungut tuannya dari jalanan dan di jadikan bawahan sekaligus asisten pribadinya.

Jadi apapun yang tuannya katakan akan ia lakukan bahkan jika tuannya itu menginginkan nyawanya ia akan berikan dengan suka rela.

"maaf,tuan?"

"Hmm"

"Tuan hendra ingin memajukan jadual rapat dengan anda menjadi besok di restoran xx"

"Batalkan"

"Tapi tuan... "

"saya tidak punya banyak waktu untuk meladeni orang yang tida kompeten seperti dia"

"Tapi keuntungan yang kita dapatkan cukup besar dan menguntungkan tuan"

"Besar? apakah kau pikir kehilangan investor seperti dia bisa membuatku rugi besar Huh..,? "

perhatiannya yang semula ia pusatkan pada laptop nya sekarang ia alihkan pada sistemnya sepenuhnya.

tenang namun pasti semua kata kata yang ia ucapkan bagai menyatu dan mengalun bersama angin

"Tidak bukan itu maksud saya tuan, hanya saja... "

Panik,itu yang asisten tau rasakan, apalagi melihat arah pandang tuan nya yang sekarang berpusat pada dia seluruh-nya.

Bahkan rasanya ia ingin lari dari ruangan yang atmosfernya sangat dingin ini,bukan dari Ac atau angin alami lagi tapi atmosfer yang diciptakan dari sekitar tuan nya itu.

"Baik, besok jam 12.45"

"Anda serius tuan? "

"telat sedikitpun semuanya batal"

"baik tuan akan saya urus semuanya"

02

tak

tak

tak

sura langkah kaki yang tak beraturan itu berasal dari eliza yang berlari keluar kamar

"leon, kakak berangkat sekarang maaf kamu sarapan sendiri dulu ya dek"

alis leon terangkat melihat tingkah kakak nya

"kenapa buru buru banget kak? "

"iya kakak malem begadang baca novel, terus lupa pasang alarm"

Eliza membalas ucapan leon tanpa melihat adiknya yang sedang menatap nya yang sedang fokus meragukan penampilannya.

kakak nya itu cantik hanya saja karna keterbatasan keluarganya kakak nya itu jarang merawat dirinya karna eliza hanya disibukkan dengan kerja, kerja dan kerja.

"Yaudah kakak pergi dulu, kamu jangan lupa sarapan ya"

ucap eliza berlalu setelah mengecup

"Hmm, kakak hati hati di jalan"

"iyaa"

eliza hanya bisa tertawa dalam hati melihat kelakuan adiknya itu, adik nya itu memang termasuk spesies laki laki yang cool, dia hanya akan menjawab seperlunya saja.

Apa lagi dulu saat adiknya itu belum di Ponis pengidap penyakit mengerikan itu, adik nya itu terlihat berkali kali lebih keren, walau tak menutup kemungkinan bahwa sekarangpun adiknya itu tetap keren walau duduk di kursi roda.

Sedangkan dikediaman smith, Suasana pagi ini cukup dingin selain karna Ac, juga karna atmosfer yang di keluarkan oleh para penghuni mansion

"Sampai kapan kamu akan terus sendiri Gane"

Lontaran pertanyaan dari wanita setengah baya yang duduk di meja makan itu membuat semua orang orang di meja makan itu menghentikan aktivitasnya

" nanti"

mata selina melotot kearah sang anak yang dengan santainya memakan nasi goreng,Anak pertamanya ini memang agak susah diajak berdiskusi

"Umurmu sudah tidak muda lagi,sudah saatnya kamu mencari pendamping hidupmu"

Tangan gane mengepal menggenggam erat sendok yang ia pegang, benar dan ia tahu bahwa umurnya memang sudah legal untuk menikah tapi masalahnya dia belum tua, umur dia baru genap 30 tahun minggu kemarin.

Ia juga tahu kenapa ibunya selalu menanyakan pihak itu, karna adiknya Gantikan pun sudah mempunyai tambatan hatinya, tinggal meresmikan.

"Gane tahu mom,tapi tidak untuk waktu dekat ini mencari pasangan itu tidaklah mudah,dan kita harus menancapkan dulu hati kita"

"Gak mudah apanya, momy juga dulu cuma duduk manis eh Dateng dady kamu, Iya kan mas"

Ucapan selina membuat semua orang yang ada di meja makan melongo

"Apaan duduk manis,ya emang sih duduk manis ,tapi waktu aku datang kerumah mu kamu nagis kejer sayang :("

rasanya Dirga kepala sang kepala keluarga ini ingin mengucapkan kata kata itu di depan sang istri namun apa boleh buat, ia termasuk golongan suami yang takut istri, jadi ia hanya bisa berbicara di dalam hati nya saja.

"iya sayang "

lain di hati lain di mulut itu yang dirga rasakan tapi dari pada ia harus ribut dengan sang istri lebih baik ia mendoakan nya saja.

"iya momy tinggal duduk manis karna momy dan dady nikah karna perjodohan bukan bukan saling cinta kaya gab"

ucapan gabriela itu membuat sang momy meliriknya tajam

"enak aja kamu, ya...emang sih awalnya gak saling cinta, tapi kalau sekarang kan beda lagi kalau gak saling cinta gak mungkin ada kalian berdua"

Ucap selina sinis, kesel diatuh enak aja anak bungsunya itu bilang kalau orang tuanya tidak saling cinta.

ya, tapikan...

"Gane selesai"

ucapan Gane itu membuat seluruh perhatian mengarah padanya apalagi Gane langsung bangkit dari tempat kursi yang ia duduki

"Gane duluan pah"

"hmm"

selina hanya Menghela nafas pelan melihat kelakuan ayah dan itu,sama gaada bedanya dari sifat, kelakuan, bahkan kesukaannya pun sama

"Jangan lupa pulang bawain Momy dan dady menantu, kalau bisa sekalian sama cucu"

Gane tak mengindahkan teriakan momy nya itu ia terus berjalan keluar mansion diikuti rayyan yang selalu menempel kemanapun ia pergi

"Dikira nyari istri sama anak itu gampang apa? kalau aja ada di shoope udah lama aku chake out"

hatinya mungkin menggerutu tapi Gane adalah orang yang pandai mengendalikan ekspresi

"semoga tuan Gane tidak tertekan atas desakkan nyonya dan berniat mengakhiri hidupnya,kalau tuan Gane meninggal jafi gelandangan lagi donggg"

Gane dan rayyan adalah satu spesies yang sama di hati bisa menggerutu dan mengeluh tapi mimik wajah akan selalu tegas dan datar, sampai bisa mengintimidasi lawan biaranya

Di sisi eliza, sekarang ia sedang berada di restoran tempat ia bekerja

ya eliza bekerja sebagai sorang pelayan di kafe yang cukup jauh dari rumahnya

"liza"

panggilan itu membuat eliza yang sedang mencuci piring mengalihkan pandangan

"kenapa Lid? "

Lidia bunga teman sekaligus sahabat eliza saat pertama kali ia masuk kerja di kafe ini

"katanya nanti malem kafe ini akan kedatangan pelanggan istimewa loh"

"istimewa? "

"Hooh, orang orang bilang kalau nanti males tuan Ganendra smith akan datang dan mengadakan rapat di kafe ini, Aaaaa seneng banget seriusss"

Kening liza mengkerut emang kenapa kalau tuan ganda ganendra itu kesini? kenapa temannya sampai sejenis ini? apakah ia setia? atau selebriti?

"teruuuss"

mendengar jawaban singkat terkesan tidak peduli dari eliza Liska lantas menatap eliza dengan serius

"Teruss? terus kamu bilang,liza plis deh kamu gak tau siapa tuan ganendra? "

pertanyan dari lidia hanya di balas gelengkan tak minat dari eliza yang membuat lidia menganga tak percaya

"ya emangnya kenapa kalau aku gak kenal dia, emang harus semua orang tahu sama dia? "

"ya.., Engga juga cuma aneh aja gitu ada orang yang tau pewaris dari perusahaan smith yang besarnya kagak kira kira, mana ganteng banget lagi"

"Udah lah, kalau kamu bilang tadi si tuan tuan itu tamu penting, berarti kita harus beres beres jangan sampai kita di tegur gara gara ketahuan ngerumpi"

"bener juga si, yaudah ayo sebelum ada orang yang liat"

"Tuan Ganendra pewaris perusahaan besar smith coporation, berarti ia bukan orang biasa ya? kenapa perasaan ku tidak enak, semoga saja tidak ada masalah apapun yang terjadi"

03

"Tuan sekarang adalah waktunya anda untuk menemui tuan hendra di restoran xx",

ucapan rayy itu berhasil mengalihkan perhatian ganendra dari berkas berkas di hadapan nya

Tanpa sepatah kata pun ganendra membuka kacamata yang bertengger di hidung mancungnya dan berjalan keluar di ikuti oleh sang asisten rayyan

Di perjalanan menuju parkiran rayyan tiba tiba menghentikan langkahnya sambil melihat punggung ganendra yang berjalan menjauh

"Mati aku, kenapa aku bisa lupa memberi tahu tuan kalau tuan hendra membawa anak nya di pertemuan kali ini,,Aihhh sial bagaimana ini"

Rayyan berdiri mematung sambil sambil menggurutu dalam hati melihat tuannya yang sudah masuk kedalm mobil

"sedang apa kamu disana rayyan, apa kau akan membuat ku mati karna dehidrasi Huuh..? "

Gane berbicara dari dalam mobil tanpa mengalihkan perhatiannya dari grafik yang berada dalam layar handphon nya.

suara Gane yang dingin berhasil membangunkan rayyan yang dari lamunannya

"Tidak tuan, maaf kan saya"

Sesampainya di kafe Gane dan rayyan di sambut dengan baik, bahkan saat mereka turun dari mobil mereka disambut oleh para karyawan kafe yang berjajar mengiringi langkah mereka berdua sampai masuk ke dalam ruangan kafe yang sudah di siapkan

Tiba di ruangan Gane menghentikan langkah nya secara mendadak ketika melihat dua orang yang sedang duduk di depannya

ia kemudian melirik rayyan yang bergerak gelisah di sebelah nya sambil menundukan kepala nya

"Gajimu ku potong" ucapnya dingin sambil menatap rayyan yang berdiri mematung

pelan tapi pasti, suara Gane mengalun di telinga nya,rayyan sudah menebak nya kalau tuan nya itu pasti akan marah, tapi untung nya dia tidak di hukum oleh tuan datar nya itu

"Tuan Gane, Tuan Rayyan selamat datang dan Silahkan duduk"

Tuan hendra langsung menyapa Gane ketika melihat Gane dan rayyan mendekat ke meja yang sudah di sediakan

"hemm",Gane hanya membalas tuan hendra tanpa minat, Apalagi melihat anak tuan hendra yang terus mencuri curi pandang terhadapnya

"Tuan gane kenalkan ini anak saya amalia hendra"

tuan hendra mengenalkan anaknya dengan nada yang sombong dan penuh percaya diri

"salam kenal tuan Ganendra, saya amalia hendra"

Tangan amalia terulur kehadapn ganendra dengan senyuman yang tak pernah luntur di wajah cantik nya itu

Melirik nya sekilas ganendra bahkan tidak menjabat tangan putih nan halus yang berada di hadapan nya itu,Bahkan ia merasa mual melihat senyuman manis yang di tampilkan di wajah elok wanita di hadapan nya

Tuan hendra yang melihat wajah murung anak nya itu segera mengalihkan pembicaraan tersebut pada topik lain

"Tuan anak saya ini merupakan salah satu lulusan terbaik di Universitas bologna italia"

tuan hendra terus memuji anaknya di hadapan Gane yang bahkan tidak peduli dengan apa yang di omongan oleh orang di depannya itu

Seakan Sadar dengan Kondisi sang tuan yang tidak menyukai situasi ini, apalagi dengan lirikan tajam yang Gane berikan pada rayyan ia pun buru buru menghentikan ucapan tak berguna orang di depannya itu

"Bahkan anak say..."

"Mohon maaf tuan hendra, Tuan saya tidak mempunyai banyak waktu luang untuk pembasahan yang tidak terlalu penting,jadi saya mohon lang saja pada tujuan awalnya"

Ucapan rayyan yang tegas terkesan dingin itu berhasil membungkam tuan hendra yang sedari tadi mengoceh membahas tentang anaknya

"oh, maaf kan saya tuan rayyan tuan ganendra,saya terlampau senang karna sedari dulu anak saya sangat ingin bertemu dengan anda dan... "

"kheemm"

Dehemah ganendra itu berhasil menghentikan ucapan tuan hendra sehingga pada detik itu mereka langsung membahas kesepakatan kerja sama yang sudah mereka rencanakan

walaupun dengan mimik muka amalia yang tidak enak di pendang karna mungkin semua ini tidak sesuai dengan Ekspetasi yang ia bayangkan

Disaat suasana serius itu eliza membuka pintu dengan membawa troli berisi makanan sesuai yang sudah di pesan

kedatangan eliza bahkan membuat seluruh mata menatap pada nya, bahkan ganendra yang tidak pernah peduli terhadap perempuan kini memusatkan perhatiannya pada seorang pelayan cantik yang sedang menyajikan makanan di depannya

"Silahkan di nikmati makannya tuan,nona"

Lagi Ganendra terpaku mendengar suara lembut dan melihat senyuman eliza,berbeda dengan amalia yang menatap jengkel pada eliza karna ia dari tadi melihat bahwa ganendra terus memperhatikan eliza sedari awal ia datang

"saya permisii"

eliza meninggalkan ruangan vip dengan terburu buru apalagi saat sadar bahwa sedari tadi ia di perhatikan oleh orang orang yang berada di dalam ruangan itu

Setelah kepergian eliza Ganendra masih terdiam melihat pintu yang sudah tertutup

"Cantik dan kenapa suaranya sangat lembut? juga kenapa senyumannya sangat menenangkan untuk dilihat?" Batin ganendra bertanya tanya

Sama halnya dengan ganendra,rayyan pun sedang bertanya tanya "Ada apa dengan tuan ini? kenapa tuan terus diam sambil menatap pintu? apakah tuan nya ini kerasukan? atau ketempelan penunggu ruangan ini? "

tak jauh beda dengan rayyan dan ganendra yang sibut dengan spekulasi mereka,Tuan hendra dan amalia pun sedari tadi fokus melihat minuman yang ada di hadapan Ganedra

"Tuan maaf sebaiknya kita makan malam terlebih dahulu,sebekum makanan nya dingin"

Ucapan tuan hendra berhasil membuyarkan lamunan Gane dan rayy

"ekhem"

sadar dari lamunan,Gane Berdehem untuk menetralkan kegugupan nya

"Mari Silahkan tuan"

Tuan hendra kembali berucap sambil melirik anaknya yang sedari tadi juga terus melirik kearah Ganendra

Sadar dengan kutukan sang ayah amalia langsung tersenyum sambil mendekat kearah ganendra

"Tuan Gane Silahkan di makan, apa anda mau saya ambilkan? "

"tidak perlu nona, lagi pula makanan ini sudah di pesan dengan apa yang tuan saya mau,jadi anda tidak perlu repot repot untuk mengambil kan nya"

ucap ramah tegas dan tajam " Lagi pula tuan saya paling tidak suka makanan nya di sentuh orang lain" lanjut rayyan penuh penekanan

ucapan dari rayyan merupakan sebuah periangatan yang membuat amalia dan tuan hendra terdiam, tapi setelah melihat rayyan dan ganendra memakan makanan nya, senyum miring langsung terbit di wajah tuan hendra dan amalia

beberapa menit berlalu , setelah selesai makan rayyan tiba tiba merasakan ada gelagat aneh dengan perutnya

"maaf tuan saya ijin untuk Kerdikerjakeun sebentar"

"hmm"

melihat rayyan keluar dari ruangan ini senyuman amalia semakin lebar

melihat senyuman yang menghiasi wajah amalia dan tuan hendra entah mengapa membuat perasaan ganendra tidak nyaman apa lagi setelah merasakan ada yang aneh dengan reaksi tubuhnya

secara tiba tiba ganendra berdiri dari duduknya dan melangkah dengan tergesa gesa keluar dari rruangan itu bahkan ia tidak memperdulikan pertanyaan dari tuan hendra dan amalia

"tuan ganendra anda mau kemana? "

"tuan,, sial kenapa dia harus pergi sebelum obat itu bereaksi"

"diamlah lebih baik kau ikuti dia,ayah yakin kalau tidak lama lagi obat itu akan bereaksi"

setelah mendengar perkataan ayah nya amalia pun dengan segera keluar dan mencari ganendra

sedangkan Ganendra sekarang sedang berada di parkiran

"sial apa yang sudah kedua orang itu masukkan kedalam makanan ku? "

Gane terus berjalan kearah mobilnya sambil terus mengipasi wajahnya dengan tangan berharap hawa panas dalam dirinya cepat menghilang

saat akan memasuki mobil pandangan Gane terfokus pada satu sosok yang sedang berjalan kearah jalan, tapi bukan itu yang membuatnya salah fokus melainkan karna penampilan wanita itu

Rambutnya di gerai sehingga tertiup angin,berjalan di bawah cahaya bulan yang langsung mengarah pada wajah wanita itu,bahkan tanpa pikir panjang ganendra langsung berjalan cepat kearah wanita itu dan menyeretnya langsung kedalam mobilnya

eh, lepaskan tangan saya? siapa anda? apa yang anda mau?

rentetan pertanyaan dari wanita itu hanya di anggap angin lalu oleh ganendra

sesampainya di mobil ganendra langsung mendorong wanita itu dan mengunci mobil nya

"Diamlah, saya mohon bantu saya kali ini saya akan berikan uang berapapun yang kamu mau"

Wanita itu termenung melihat wajah orang yang berada di hadapannya ini, apalagi saat melihat matanya yang me merah seperti menahan sesuatu yang besar,

terdapat wanita itu kembali memberontak mencoba membuka pintu mobil yang sudah terkunci dan terus berjalan yang entah akan membawa dia kemana

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!