Hari ini Kanaya Mahendra menjejakkan kaki nya di kota Floris. Kota besar tempat pusat nya bermacam-macam kemegahan negeri tersebut.
Kanaya datang kemari dari desa tempat nya tinggal, desa Paseo yang jauh dari kota namun sangat asri dan sangat kaya. Jadi singkat nya Kanaya ini walau dari desa dia adalah puteri dari orang kaya, puteri dari keluarga Mahendra yang memiliki perkebunan anggur dan stroberi yang besar dan luas nya berpuluh- puluh bahkan ratusan ribuan hektar.
Mereka sangat kaya secara turun temurun dari kakek Tuan Mahendra, mereka bahkan mempekerjakan banyak karyawan perkebunan dan juga banyak pelayan di kediaman mereka yang bentuk nya lebih mirip kastil ketimbang rumah biasa nya itu. Di desa itu Kastil milik keluarga Mahendra memang sangat lah mencolok. Begitu luas,besar nan megah jadi sudah seharus nya banyak pelayan di dalam nya..
Keluarga Mahendra sangat di hormati karena mereka sangat baik, bahkan tidak ada di desa ini yang menjadi pengangguran. Mereka banyak yang menjadi orang gaji keluarga Mahendra. Hidup di desa Paseo benar-benar makmur dan sangat terjamin.
sebetul nya Kanaya juga enggan meninggalkan desa nya, di sana ia bisa bersepeda mengelilingi perkebunan anggur dan stroberi setiap pagi dan petang, ia juga sudah terbiasa keseharian nya bersama-sama membantu para karyawan dan pengurus perkebunan. Kanaya sangat mencintai desa nya.
Harus nya Kanaya adalah nona besar tapi ia sangat senang membantu di perkebunan. seperti nya darah petani yang di miliki kakek buyut nya melekat dan terwarisi sempurna kepada Kanaya.
Kanaya sangat senang berada di perkebunan tapi mau tidak mau ia harus datang ke kota ini, menukar ketenangan desa nya dengan hiruk pikuk nya kota.
Kota Floris memang sangat lah indah, tidak banyak polusi, kota nya begitu sangat cantik dan istimewa. Namun tetap saja yang nama nya kota keramaian di mana-mana, tentu nya walau tak ada banyak polusi pabrik, polusi asap kendaraan tetap saja ada ya kan?
Kanaya datang ke kota Floris adalah karena perintah kedua orangtua nya. Tuan Mahendra ayah nya bersahabat baik dengan Tuan Erlangga yang tinggal di kota Floris. Mereka bersahabat saat sama-sama menjadi mahasiswa di sebuah universitas masing-masing.
saat itu mereka bertemu ketika mewakili universitas masing-masing dalam penyambutan mahasiswa luar negara. dan entah bagaimana cerita nya dua orang menjadi sangat nyambung dan menjadi sangat dekat hingga saat ini.
Dan tidak di ketahui apa yang membuat dua orang keukeuh ingin ber-besanan, seperti nya dua orang memang benar-benar sepasang sahabat yang tak mau di pisahkan.
Kanaya pergi sendiri, ia hanya di antar oleh pegawai keluarga nya sampai perbatasan saja. Itu adalah mau nya Kanaya sendiri, ia malas kalau harus menjadi nona yang manja. Walau baru satu kali mendatangi Kota Floris, Kanaya tak akan bodoh-bodoh amat. Namun seperti nya keluarga Erlangga tak mungkin membiarkan tamu se-penting Kanaya datang sendiri.
Terbukti saat Kanaya baru saja sampai di perbatasan bersama pegawai keluarga Mahendra, sudah ada supir pribadi dari keluarga Erlangga yang menunggu nya.
Kanaya akhir nya masuk ke mobil jemputan keluarga Erlangga, ia duduk diam di kursi belakang seraya melamun sepanjang perjalanan hanya memperhatikan pemandangan kota di luar jendela mobil.
Tahun ini Kanaya baru saja menyelesaikan bangku highschool nya, sekolah nya pun selama ini tidak jauh dari desa Paseo. di sebuah kota kecil yang bisa di tempuh dengan kendaraan roda dua.
awal nya Kanaya ingin memilih universitas yang cocok untuk hal yang di sukai nya. Namun seperti nya sang ayah sudah memilihkan fakultas yang terkenal di kota Floris untuk nya.
"nanti kau akan kuliah bersama calon suami mu, kalian akan menikah di pertengahan semester agar kalian bisa lebih mengenal satu sama lain nya" kata Tuan Mahendra di hari sebelum nya.
"hati-hati ya sayang, ayah dan ibu akan menyusul dalam waktu dekat.." senyum ibu nya dengan sumringah. Ibu ini senang Puteri nya sudah dewasa dan akan bertemu calon suami nya.
Setelah menempuh perjalanan beberapa waktu, akhir nya mobil yang membawa Kanaya sampai juga di kediaman mewah milik keluarga Erlangga.
halaman nya juga sangat luas, kau bahkan bisa balap mobil di halaman nya tersebut.
Kanaya turun dari mobil namun sang supir tergopoh-gopoh membuka pintu lebih dulu
"jangan lakukan sendirian Nona, nanti saya di marahi Nyonya besar" pinta sang supir
supir ini mengerti kalau Gadis tamu majikan nya ini terlihat sangat mandiri tapi bukan berarti boleh mandiri saat menjadi tamu di sini, bisa-bisa mereka yang kena teguran.
akhir nya Kanaya menurut saja, membiarkan pak supir dengan tugas nya.
"Bapak nama nya siapa?" sapa Kanaya saat supir paruh baya itu membantu membawa kan koper nya.
"nama saya pak Aden, Non. Panggil saja begitu..saya supir nya Nyonya Besar" jawab supir yang bernama pak Aden ini.
"oh iya pak, salam kenal nama saya Kanaya" balas Kanaya ramah
pak Aden senang sekali, nona ini sangat baik nan ramah.., terharu sekali pak Aden. Nona-nona dari desa memang seringkali begitu sopan. Pak Aden juga dulu dari desa, ia jadi kangen sama desa nya yang sangat jauh.
"Non dari desa Paseo yang terkenal kaya dan indah dengan perkebunan nya itu ya?" pak Aden meyakin kan karena sang Nyonya pernah bilang begitu beberapa hari lalu
"iya, pak" jawab Kanaya
"saya juga asal nya dari desa Non" cerita pak Aden
"oh ya, desa mana pak?" Kanaya sumringah
"desa Suja.." jawab pak Aden jujur
"wah jauh sekali ya pak.." Kanaya mengingat desa Suja itu bahkan lebih jauh dari desa Paseo jika di hitung dari kota Floris
"merantau di sini sama siapa pak? Sendiri apa sama istri?" tanya Kanaya
"sama istri, sama anak juga non. Anak saya yang satu masih kuliah yang satu udah berkeluarga dapat jodoh orang sini.." jawab pak Aden yang merasa sangat semangat dapat teman ngobrol
"wah semoga sehat selalu ya pak keluarga nya" kata Kanaya tulus
"iya non, makasih.." pak Aden tersenyum seraya undur diri setelah mengantar Kanaya sampai ruang depan
Nyonya Besar Erlangga sudah tersenyum menyambut Kanaya di ruang utama
"selamat datang Kanaya.." sapa Nyonya Besar Erlangga.
Kanaya cukup canggung karena ini pertemuan pertama nya dengan Nyonya Besar Erlangga.
"Nyonya..selamat siang" sapa Kanaya sopan seraya menyalami Nyonya Besar Erlangga dengan sangat membungkuk.
"Naya sayang..kok manggil Nyonya sih..?" protes Nyonya Erlangga karena Kanaya memanggil nya Nyonya, Kanaya kan calon menantu nya
"tan..te" kata Kanaya merubah panggilan nya.
"ma..ma" tekan Nyonya Erlangga
"mama dong, Naya. Tante kan calon mertua kamu" senyum Nyonya Erlangga
"iya..ma" kata Kanaya akhir nya.
Kanaya MAHENDRA
cewek cakep,polos, lucu. Gak pinter-pinter amat dan gak bego-bego amat, standar-standar saja. Penampilan nya juga biasa-biasa saja, lumayan cupu dan terlihat lugu. untung nya penampilan nya itu tertolong dengan kecantikan nya.
Nyonya Erlangga begitu pengertian, ia tak banyak kisah dan menyuruh Kanaya untuk segera istirahat di kamar nya saja. Karena kamar memang sudah di siapkan sebelum nya oleh pelayan rumah sebelum Kanaya tiba.
Setelah mengabarkan ke keluarga Mahendra kalau Kanaya sudah sampai, Nyonya Erlangga seperti nya akan bersiap menghadiri pameran.
"Naya.." panggil Nyonya Erlangga saat melihat Kanaya malah sibuk memperhatikan tumbuhan tata boga dan taman bunga di samping rumah, sejak dulu Kanaya begitu terpikat pada tanaman yang indah dan subur.
"iya tan..mah.." hampir saja Naya masih keceplosan memanggil Tante lalu kemudian buru-buru merubah nya menjadi mamah.
Nyonya Erlangga tersenyum, sebut saja nama Nyonya Erlangga ini, mama Livia.
"mama mau menghadiri pameran, tidak lama kok sore hari sudah di rumah, gak apa kan mama tinggal?" kata Nyonya Erlangga.
"iya ma gak apa-apa" jawab Kanaya, ia tak mau bila kehadiran nya malah membuat kegiatan orang di rumah Erlangga terganggu karena nya.
💛💛💛💛
sepeninggalan Nyonya Erlangga, Kanaya sibuk membantu pembokat di dapur untuk menyiapkan makan malam.
"Non..gak usah" kata kepala asisten rumah tangga yang bernama bu Roja.
"gak apa-apa bu, lagian saya juga gak ada kerjaan" Kanaya tetap mau membantu
"tapi kita gak enak sama Nyonya besar" kata Bu Roja lagi
"nanti saya bilangin deh sama mama nya bu" Kanaya menenangkan
"biarin aja bu, kalau si non sudah bilang begitu" kata salah satu pembokat yang sedang mencuci sayur. Sebut saja nama nya mba Dinut.
"iya mungkin si non juga males kalau mesti bengong-bengong sendiri ya nggak non" timpal pembokat satu nya lagi yang lebih muda usia nya.
"iya mba..nanti yang ada saya malah kesambet kalau bengong sendirian, ya" canda Kanaya hingga membuat para pembokat ini tertawa lepas.
Kanaya memang lebih senang berkegiatan begini mengisi waktu nya ketimbang main gadged. Kanaya tak akan bertahan lama dengan gadged, ia kurang suka karena yang ada malah membuat nya pusing kepala saja.
"nama Non siapa? Kanaya bukan? Tuan muda Rey beruntung sekali punya calon istri se humble dan rendah hati kayak non" tanya bu Roja memastikan
"iya bu, nama saya Kanaya. Panggil aja Naya begitu" jawab Kanaya seraya sibuk mencuci blender bekas mengaluskan bumbu
"non Naya itu biar saya saja" cepat-cepat salah satu pembokat yang di panggil mba itu merebut blender dari tangan Kanaya, sebut saja nama nya mba Laili
"iya nanti tangan non pedes bekas cabe" kata mba Dinut menambahkan
"gak apa loh mba, sudah biasa saya" jawab kanaya.
namun mba Laili tetap gak mengizinkan
"non Naya yang ringan-ringan saja, itu gorengin bawang goreng aja.." pinta Mba Laili
"ya udah mba.." akhir nya Kanaya manut saja menuju penggorengan.
sembari membantu para pembokat ini, Kanaya mengingat perkataan bu Roja barusan, iya Rey nama calon suami nya...
Rey Altezza Erlangga, itu lah nama calon suami nya, putera ke dua dari Tuan dan Nyonya Erlangga. Kanaya bahkan lupa wajah nya karena hanya pernah melihat sekali lewat foto di layar ponsel Ayah nya hari itu. Kalo samar-samar ingat lah ya..
saat pekerjaan para pembokat hampir selesai, Naya pergi ke ruang makan untuk bantu mengelap meja kaca super besar tersebut.
Hari sudah hampir menjelang sore, waktu makan malam seperti nya sudah akan datang sebentar lagi.sosok pria muda kece masuk di ikuti pemuda satu nya lagi..kelihatan nya putera-putera Erlangga baru pulang dari kuliah.
yang pertama masuk adalah Zacklee dan langsung terpaku melihat sosok cewek berkulit putih tak jauh dari tempat nya berdiri, cewek itu sedang fokus mengelap meja makan yang berbahan kaca tersebut
Rey yang juga baru masuk setelah Zacklee, niat Rey akan langsung naik ke lantai atas menuju kamar nya namun Rey pun menghentikan langkah nya karena melihat zacklee yang seperti asik melihat sesuatu.
saat ini iris Rey menangkap apa yang Zacklee lihat, sesosok gadis dengan rambut berombak di jepit biasa saja, wajah nya polos tanpa riasan, kulit nya sangat putih. lalu gadis itu memakai kemeja putih polos biasa dan di padukan dengan rok yang polos biasa juga lurus tanpa motif.
baik Rey mau pun Zacklee, dua orang ini langsung beranggapan gadis dengan penampilan cupu ini adalah saudara atau kerabat nya salah satu pembokat di sini, sekali lihat saja sudah bisa di tebak kalau gadis ini berasal dari kampung.
tapi di sini Zacklee sangat tertarik, ia sudah biasa berkencan dengan gadis-gadis keren gaul dan cantik tapi saat melihat sosok ini Zacklee jadi penasaran dengan sosok gadis cantik namun terlihat masih sangat polos dan apa ada nya ini.
saat Rey dan Zacklee sedang bertanya-tanya siapa sosok sedang membersihkan meja makan, muncul mba Dinut membawa makanan di piring, di ikuti mba Laili di belakang nya dengan mangkuk sup sayuran
"eh, tuan muda Zack dan tuan muda Rey sudah pulang..?" sapa mba Laili
Zacklee langsung tersenyum dan melangkah ke arah meja makan di ikuti Rey.
Zacklee memang lebih hangat dan murah senyum ketimbang Rey yang lebih sering ber eskpresi datar.
"sudah lapar den.." sapa bu Roja dari dapur
"hehe..iya bu" Zacklee hanya menjawab dengan nyengir seraya menarik kursi dan duduk di ikuti Rey di sisi nya.
"mama kemana bu? Kok sepi" tanya Zacklee pada bu Roja karena tak melihat sang mama
"Nyonya menghadiri pameran, mungkin sebentar lagi pulang barengan sama Tuan Besar" jawab Bu Roja.
Rey sedari tadi malah lebih asik dengan permainan game pada gawai di tangan nya.
Kanaya bolak-balik dapur membantu para mba menata makanan di meja. Walau tadi sepintas ia sempat melirik dua putera Erlangga ini dan berfikir yang mana calon suami nya. tapi dengan cepat Kanaya menebak Rey adalah sosok yang sedari tadi diam, samar-samar ia masih ingat dengan perawakan pria yang di foto ponsel ayah nya waktu itu.
"itu siapa bu, kerabat ibu..kerabat mba..atau pembantu baru?" tanya Zacklee penasaran pada sosok Kanaya.
"lho, emang nya den belum tahu?" bu Roja mengira para Majikan muda nya ini sudah mengenal Kanaya yang adalah calon mantu di rumah ini.
Zacklee bengong dengan penasaran karena dia memang gak tau siapa gadis itu, Rey yang sedari tadi asik dengan gawai nya pun mengangkat kepala nya. Kanaya sudah datang lagi dari dapur dengan piring terakhir.
"Nona Naya belum saling kenal ya sama Aden?" tanya bu Roja berbisik di samping Kanaya
"belum bu, memang belum saling kenal.." jawab Kanaya apa ada nya, tentu nya yang saling kenal itu hanya lah orangtua mereka.
"kenalan dulu sana.." senyum bu Roja.
Mba Dinut dan Mba Laili sudah kembali ke dapur.
Kanaya siap memperkenalkan diri di tatap oleh Zacklee dan Rey yang pasti nya ingin tahu siapa penghuni baru ini. Kira-kira cewek ini Kerabat nya bu Roja apa si mbak ? Apa pembokat baru?
Kanaya agak gugup juga dua putera Erlangga ini menatap nya serius. Zacklee terlihat duduk di kursi seraya bersedekap dada menatap nya, sedangkan Rey yang juga posisi duduk ikut menatap seraya mengambil gelas berisi minuman di meja, menatap Kanaya seraya hendak menyesap minuman itu perlahan.
"kenalkan saya adalah..." Kanaya mulai memperkenal kan diri..
"itu Kanaya..puteri nya om Tio Mahendra yang pernah mama dan papa ceritakan" tiba-tiba muncul suara Nyonya Erlangga di antara mereka.
Nyonya Erlangga yang baru saja tiba ternyata sudah langsung masuk menuju dapur.
dua putera Erlangga ini kaget bukan kepalang, Rey hampir saja tersedak minuman nya. Zacklee sampe melotot saking kaget nya dan langsung membuka kaca mata minus nya.
WHAT..? tidak salah??? Ini puteri Tuan Mahendra?? Kenapa cupu sekali penampilan nya??? Baik Rey maupun Zacklee dua-dua nya mengira kalau gadis ini adalah kerabat pembokat mereka. siapa sangka kalau gadis ini adalah puteri Tio Mahendra sahabat papa mereka.
Zacklee dan Rey sangat ingat kalau papa dan mama mereka pernah bercerita kalau anak nya sahabat papa mereka akan datang dan akan di jodohkan dengan Rey.
walau mereka tahu Kanaya dari desa, mereka tak membayangkan kalau penampilan nya harus se cupu ini !? Bukan kah walau dari desa, Kanaya tetap lah nona besar, puteri orang kaya. Kenapa gaya nya seperti pembokat? Bahkan ibu-ibu kepasar juga tidak akan memakai penampilan seperti itu yang nampak ketuaan sih kek penampilan eyang-eyang di kampung.
Rey memang sejak awal menolak di jodohkan menjadi makin tak setuju, masa iya anak gaul seperti nya di suruh menikah dengan gadis se cupu Kanaya ini? Cantik sih tapi style nya terlalu kolot. Rey paling anti sama hal-hal yang tidak fashionable.
Rey anak gaul kapten basket di fakultas nya, dan bahkan ia tak hanya piawai dalam basket, seluruh olahraga ia kuasai sampai Rey di panggil si Raja eskul. Tak heran kalau tubuh Rey pun memiliki roti sobek yang sangat menawan pula
"jadi ini Kanaya anak sahabat papa itu?" tanya Zacklee meyakin kan
"iya.." jawab Nyonya Erlangga
"iya saya Kanaya..kak.." kanaya tak tau mau memanggil Zacklee apa
"panggil aku kak Zack saja.." senyum Zacklee ramah, padahal ia sudah semangat tadi ada penghuni cantik dan belum menjadi korban mode orang kota tapi ternyata penghuni baru ini adalah calon istri Rey. Mengecewakan...
"kau juga boleh panggil aku abang, seperti Rey memanggil ku" kata Zacklee lagi dengan akrab
"..ya, oke. Kakak saja, kak Zack.." balas Kanaya yang merasa panggilan abang rasa nya terasa terlalu dekat hubungan nya.
papa terlihat baru tiba dan masuk ke ruang makan..
"Wah..sudah ramai rupa nya, Naya sudah ketemu sama Rey ya..?" sapa Tuan Erlangga dengan sangat ramah
Kanaya langsung menyapa Tuan Erlangga dan menyalami nya.
"gimana, Naya..putera om ganteng kan? gak mungkin kamu gak setuju di jodohkan sama Rey" Tuan Erlangga mulai menghidupkan suasana.
Kanaya hanya tersenyum malu dengan pernyataan Tuan Erlangga
"aku juga ganteng.." timpal Zacklee yang tidak setuju hanya Rey yang di bilang ganteng, padahal diri nya juga gak kalah ganteng nya.
Rey hanya diam saja, dia mencerna pernyataan sang papa, oke lah si Kanaya sih pasti gak bakalan nolak lah di jodohin sama diri nya, tapi apa sang papa memikirkan perasaan nya sekarang?
Di tambah lagi Kanaya akan kuliah di collage yang sama dengan diri nya dan Zacklee, argghhh Rey mau stres rasa nya. Bisa di ejek teman-teman satu angkatan nanti kalau tau Rey yang cuek sama cewek malah di jodohkan dengan cewek cupu seperti Kanaya, pasti akan sangat malu-maluin deh nih cewek.
Rey harus cari cara biar Kanaya gak dekat-dekat sama dia nanti nya. Apalagi Rey selama ini selalu cuek sama cewek karena hati nya sejak awal hanya untuk satu cewek bernama Nayra saja.
Nayra adalah cewek satu angkatan dengan Rey, namun Nayra berteman baik dengan Zacklee kakak nya Rey yang merupakan kating nya. Nayra sering berteman dengan Zacklee karena mereka menyukai ilmu sains dan sering menghabiskan waktu bersama-sama di laboratorium untuk berbagai penelitian.
"kata nya papa sahabatan sama om Tio,.kok kita gak pernah kenal kanaya sih pa?" tanya Rey yang sejak tadi diam. Rey ingin sekali protes kenapa ia harus di paksa menerima cara menikah seperti ini. Apalagi calon nya seperti Kanaya yang nampak sama sekali gak ngerti fashion ini. Malu-maluin lah di bawa ke tempat ramai.
oke,.pakaian bisa di beli,penampilan bisa di ubah tapi aura norak nya Kanaya kan gak mungkin bisa di tukar gitu aja...gak mungkin bisa di ubah. Kanaya ini sudah pasti akan sangat kaku kalau di pakaikan style orang kota dan itu akan makin memalukan..., batin Rey.
"maka nya lain kali kalau mama sama papa ada undangan teman, kalian itu ikut" balas mama judes, karena putera-putera nya selalu enggan ikut di pertemuan acara keluarga dan rekan-rekan dekat.
"dengerin tuh.." kata Zacklee pada Rey, memanas-manasi sang mama
"idih...sama aja kalian itu" mama menunjuk santai putera nya satu persatu.
Rey terlihat mengejek Zacklee di samping nya
"huuu..." Rey menyoraki sang abang.
Rey Altezza Erlangga : putera ke dua keluarga Erlangga.cowok ganteng, putih,tinggi bertubuh atletis,suka semua bidang olahraga, dan rajin nge-gym juga.di sekolah ia seringkali bolos pelajaran karena orang nya bosenan. Keras kepala tapi pedulian banget
Zacklee Alvaro Erlangga : putera pertama keluarga Erlangga, udah pasti tinggi dan putih juga ya gak jauh beda dari Rey. Sering olahraga juga walau gak sesering Rey. Zacklee ini seorang kating yang jenius banget jadi selain sebagai mahasiswa, Zacklee juga adalah ASDOS (Asisten Dosen).
💛💛💛💛💛💛💛
Malam hari nya Tuan Erlangga dan Nyonya Erlangga mengajak Kanaya berbincang-bincang di ruang keluarga. Ada Zacklee juga ikut nimbrung di sana.
namun tidak ada Rey, kelihatan nya Rey enggan bergabung karena mood nya benar-benar tidak baik, di tambah lagi harus melihat sosok norak Kanaya yang akan di jodohkan dengan nya itu. Jujur Rey tak mungkin memalingkan hati nya dari Nayra. Apalagi Nayra itu cantik, pinter, gaul lagi gak kolot seperti Kanaya.
Zacklee menatap Kanaya, gadis ini lucu sekali dengan piyama tidur yang model nya sama persis dengan seragam pasien rumah sakit itu. Hanya beda warna dan motif saja. Sekali lagi untung nya paras Kanaya cantik
"papa sama mama gak adil ah, masa' Zack anak paling tua gak di kasih calon istri, malah Rey yang dikasih.." protes Zacklee di sertai candaan
"haduh Zack, masa kamu lupa alasan di jodohkan nya Rey dan Kanaya?" tanya Nyonya Erlangga meyakin kan apakah betul Zacklee ini sudah lupa?
Zacklee nyengir, ia tak mungkin lupa. Ia sangat ingat cerita papa dan mama nya waktu itu.
ketika itu Nyonya Erlangga dan Nyonya Mahendra sama-sama hamil dengan usia kandungan yang sama, Nyonya Erlangga hamil anak kedua sedangkan Nyonya Mahendra hamil anak pertama. Di dalam rahim mereka saat itu adalah Rey dan Kanaya. karena kebetulan itu maka nya Tuan Mahendra dan Tuan Erlangga membuat perjanjian..
"kalau ternyata bayi kita serempak lahir dan ternyata mereka perempuan dan laki-laki, bagaimana kalau kita jodohkan saja?" ujar Tuan Erlangga kala itu
"wah ide bagus, kalau semesta mengizinkan kita berbesanan artinya anak kita akan lahir di waktu yang sama.." jawab Tuan Mahendra.
dan ternyata benar terjadi, Nyonya Mahendra dan Nyonya Erlangga melahirkan serempak di hari dan tanggal yang sama hanya berbeda jam saja.
Nyonya Mahendra melahirkan anak perempuan sedangkan Nyonya Erlangga melahirkan anak lelaki. Jadi lah kesepakatan perjanjian itu sudah ada saat Kanaya dan Rey lahir ke dunia. Jadi tanggal dan tahun lahir mereka adalah sama...
"Lagian kamu tuh Zack, kan banyak stock cewek, sudah berapa kali kamu kenalin cewek sama mama dan papa, ujung-ujung nya gak ada kabar, iya kan pah" protes sang mama mengingat kan seraya meminta dukungan dari sang suami
"iya..mana cewek-cewek kamu itu, gonta ganti melulu yang kamu bawa?" tanya papa yang juga inget Zacklee putera pertama nya ini memang seringkali mengencani gadis-gadis ketimbang Rey yang lebih cuek pada gadis-gadis
"Zack putusin pah, Zack bosan sama mereka" jawab Zacklee enteng dan jujur
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!