NovelToon NovelToon

Pendakian Mistis

BAB 1 KAMI

Panggil saja namaku Heri, anak remaja duduk di bangku SMA kelas XII yang selalu mengikuti kegiatan extrakulikuler sekolah PA (Pecinta Alam)

Setiap hari Rabu dan Sabtu kami berkumpul untuk saling berbagi ilmu pengetahuan tentang alam, baik ilmu tentang Medan pendakian dan mengenal makanan yang disediakan alam (tumbuh - tumbuhan liar)

Hana, Lisa, MaiL dan Umar adalah teman sekelas ku yang mengikuti kegiatan PA juga, kami janjian hari Sabtu bertemu disekolah untuk membicarakan pendakian selanjutnya, sebelumnya kami pernah melakukan pendakian gunung 2x tetapi sebelumnya kami ditemani kakak senior dan kami berencana akan melakukan pendakian sendiri tanpa adanya senior kami.

inilah kisah kami.......

Sabtu telah tiba, saatnya kami bertemu disekolah untuk membicarakan rencana kami mendaki Gunung

"Lah.. Mana ni teman - teman belum ada yang datang", ucap Heri

"Hem.. Jam karet lagi" keluh Heri

Tak lama terdengar suara motor dari gerbang sekolah

"Bremmmm..."

"Hay Her, sorry terlambat habis jemput Hana ni" ucap MaiL

"dah biasa, sering terjadi" jawab Heri

"eh,,, mana ni Umar dan Lisa" tanya Heri

"entah.." jawab MaiL

"yuk kita duduk di teras kantor dulu sambil menunggu mereka" ajak Hana

"Ayok!" jawab MaiL dan Heri

sambi berjalan menuju teras, Hana bertanya soal pendakian yang akan dilakukan.

"Her,, MaiL.. yakin ni kita akan mendaki tanpa kakak senior? Tanya Hana

"emang boleh ya kita mendaki ganjil?" ucap Hana

Hana sebenarnya Ragu bercampur takut.

"yakinlah Hana.. Maka itu kita ketemuan disekolah untuk membicarakan apa saja hal - hal yang perlu kita bawa dan masalah kita mendaki ganjil itu hanya mitos Hana" jawab Heri

"apa kita enggak cari satu orang lagi Her, biar genap" sahut MaiL

"bisa aja, kalau ada?!" jawab Heri

Tak lama setelah Heri, Mail dan Hana sedang duduk di teras kantor sekolah. Mereka melihat Umar dan Lisa berjalan dari gerbang sekolah menuju teras

"Hay kalian,,, nunggu lama ya?" tanya Umar

"ah enggak mar, baru setengah jam!" jawab MaiL sambil bercanda

"bisa aja kalian,," sahut Lisa

"eh,,, ngomong - ngomong sudah apa aja ni yang dibahas?" tanya Lisa

"belum ada sich, tapi Hana kelihatan ragu karena kita enggak ajak kakak senior mendaki" jawab Heri

Sebenarnya Umar tidak mengikuti extrakulikuler PA disekolah, akan tetapi Umar ingin tahu rasanya berada dipuncak gunung. Maka itu Umar ingin ikut pendakian

"ah,, tenang Hana ada Abang Umar" sambil bercanda

"ih,, apaan sich Mar. kamu jalan kerumah aja nyasar" jawab Hana sambil ejek Umar

"Hahhahahahahaaa...." sambil tertawa bersama Mail, Lisa dan Heri

Dengan santai mereka saling ngobrol dan perlengkapan apa saja yang akan dibawa

"Nah,, jadi sudah sepakat ya, pendakian akan dilakukan Hari Sabtu dan turun hari Minggu" tegas Heri

" Hal - hal yang perlu dibawa yang pasti Tenda 2 dan 1 untuk cadangan, dan kompor jangan lupa ni" ucap Heri

"dan untuk beras dan lauk mie dan lain - lain silahkan bawa sendiri agar bisa dimasak bersama - sama, pastinya Hana dan Lisa tugas memasak. Mail, Umar dan saya (Heri) pasang tenda dan cari kayu bakar juga cari persediaan air saat disana" sambung Heri

"Ok sudah jelas teman - teman dan Hari Sabtu kita kumpul diterminal bis jam 06.00 wib" tanya Heri

"jelas..." sahut Hana, Lisa, Umar dan MaiL

Merekapun akhirnya membubarkan diri dan sepakat hari Sabtu mulai pendakian

BAB 2 PENDAKIAN

Sabtu telah tiba dan kami berkumpul di terminal bis kota, perjalanan dari terminal bis ke gunung yang kami tuju sekitar 105 km dan memerlukan kurang lebih 2 jam perjalanan

"Baik, semua sudah lengkap. saatnya kita berangkat dan apa ada yg masih tertinggal?" tanya MaiL

"sepertinya tidak ada, barang - barang coba cek kembali kawan - kawan" sahut Heri

kami saling cek barang masing - masing

"bentar Her, aku beli rokok dulu ya diwarung buat persediaan digunung" ucap Umar

Umar memang perokok "(jangan ditiru ya kawan - kawan)" @#$&§€¥

"cepat sudah, jangan lama - lama Umar" sahut Heri

Sambil menunggu Umar kewarung, mereka masih mengecek perlengkapan.

Heri dan MaiL menuju loket pembelian karcis bis untuk kami dan tidak lama berselang Umarpun datang dari warung sambil membawa camilan

"hehee.. Untuk bekal di bis" canda Umar

"Ok, karena sudah kumpul alangkah baiknya kita berdoa terlebih dahulu supaya perjalanan kita lancar tanpa hambatan apapun, berdoa mulai.." pimpin Heri

.....

"berdoa selesai" ucap Heri

Kamipun bergegas angkat tas ransel kami dan menuju ke bis

Dalam bis kami biasa saja dan ngobrol juga tertidur di bis, beberapa desa kami lewati dan waktu menunjukkan pukul 08.00 lewat dan bis mulai berjalan berlahan menuju terminal

"Bangun, bangun,, kita sudah sampai ini" ucap Umar

Kamipun bergegas mengambil ransel kami dan bersiap untuk turun dari bis

"akhirnya sampai juga, capek dalam bis" ucap Lisa

"kita harus cari ojek ini" tanya Umar

Perjalanan kami harus kita lanjutkan menaiki ojek Pengkolan untuk sampai ke Gunung karena medan masih berbatu dan tanah

"Bang, ojek bang" tanya Heri ke tukang Ojek

"ayo dek, Ke Gunung?" tanya Tukang Ojek

"betul pak, kami berlima jadi berapa ya pak?" tanya Heri kembali

"satu Orang 20.000 dek" jawab tukang Ojek

Dan akhirnya kami berlima naik Ojek menuju Gunung karena tidak terlalu jauh dari terminal

"Dek, kalau digunung jaga sikap ya, jangan sampai berbuat yang senonoh dan selalu permisi" ucap tukang Ojek dalam perjalanan

"iya bapak" jawab Heri

Dan akhirnya kami berlima sampai di Pos penjagaan masuk Pendakian

"terima kasih pak sudah diantar" ucap Hana ke tukang ojek

"sama - sama neng" jawab tukang ojek

langsung kami menuju pos penjagaan untuk mendaftarkan diri

"mendaki dek?" tanya penjaga pos

"iya pak, kami berlima ingin ijin dan mendaftar?" jawab MaiL

"kalian isi buku tamu ini sesuai identitas kalian, kalian mendaki berapa lama?" tanya penjaga pos

"besok Kami sudah turun pak" jawab Heri

"pendaftaran ini bermaksud untuk memperjelas kalau kalian besok belum turun sampai malam, kami petugas penjagaan akan mencari kalian" tegas Penjaga pos

"baik pak terima kasih, dan Kami ijin masuk ya pak"tanya Heri

"Hati - hati kalian, ini musim hujan dan diatas penuh kabut, jaga sikap kalian" ucap penjaga pos

Kami pun langsung mengangkat ransel dan masuk pintu penjagaan untuk pendakian, pagi ini sangat cerah dan waktu menunjukkan pukul 09.00

Dengan hati gembira kami akhirnya memasuki gunung dan sungguh sejuk

pohon pinus membentang luas sepandangan mata, burung - burung berkicau, tupai - tupai berlarian kesana kemari

Saat kami merasakan dinginnya hawa gunung, tiba tiba petugas penjagaan memanggil kami

"dek,, adek..." panggil bapak dari pos

"iya pak,, ada apa?!" tanya Heri

sambil berlari Heri menghampiri petugas pos jaga dan bertanya

"iya pak,, kenapa?" tanya Heri

"Saya lupa, nanti dipos 3 kalian daftar lagi ya,, kalau tidak ada yang jaga tulis aja didalam meja ada buku dan bulpen" tegas petugas jaga

"Baik pak" jawab Heri

"tadi teman bapak liat kalian berjalan berenam padahal kan 5 orang tadi yang daftar" tanya petugas jaga pos

Karena petugas jaga pos kebetulan yang jaga 2 orang

"ah,, bapak bisa aja, kan kami datang berlima" jawab Heri

"mungkin bapak salah liat ya.." ucap petugas jaga

Sambil kembali ke rombongan, Heri merasa bingung dan bertanya - tanya dalam hati tentang 1 orang yang ditanyakan bapak petugas jaga pos tadi

"ada apa Her?" tanya Umar

"enggak apa - apa,, kata bapak tadi nanti dipos 3 kita daftar lagi.. Cek points gtu" jawab Heri

kami lanjutkan perjalanan kembali sambil ngobrol santai dan menikmati pemandangan, tidak berselang beberapa lama kami mulai merasakan keanehan

"kok tiba - tiba jadi hangat ya" tegur Umar

"perasaan tadi hawanya sejuk banget dan dingin" ucap Umar

"ssttttt...., enggak usah ditegur diam aja" ucap MaiL

Entah apa yang diperbuat Heri, sambil mengambil batu. batu didekatkan di bibirnya sambil membaca do'a dan langsung melempar batunya kebelakang

Aneh tapi nyata, tiba - tiba hangat yang kami rasakan menjadi dingin kembali, sambil berbisik Umar mendekati Heri

"Her,, apa yang kamu lakuin? Ada apa? Kenapa?" tanya Umar

"enggak apa - apa cuma sepertinya penunggu disini menyambut kita" jawab Heri

"Her,,, jangan macam - macam lah, aku takut ni. Asem" ucap Umar sambil panik

"biasa aja lah mar kita kan hidup berdampingan" kata Heri

"He'em Her,, sesukamu lah,, merinding aku Her" ucap Umar sambil tengok kanan kiri

"apaan sich Mar,, santai aja kali" ucap Hana

Sambil berpikir dan berbicara dalam hati, Umar bertanya - tanya

"keren kamu Her, bisa tahu gitu gituan" sahut MaiL

"udah enggak usah dipikir, yuk lanjutin perjalanan kita" kata Lisa

Kami melanjutkan perjalanan sambil menjaga satu sama lain

Heri memimpin didepan, Hana dan Lisa barisan tengah. Barisan belakang ada Umar dan MaiL

Tak terasa 1 jam perjalanan berlalu dan kami sampai dipos 2 yaitu tempat perkemahan yang terlihat ada kegiatan Pramuka, kami berlima langsung menuju pos jaga kebetulan ada yang jaga 1 orang.

"permisi pak, kami ijin untuk pendakian" ucap Heri

"silahkan dek di isi dulu bukunya, nama adek adek semua" jawab bapak penjaga pos

setelah mengisi buku kami melanjutkan perjalanan kembali sambil melihat kegiatan Pramuka

"ayo dek,, yang semangat" teriak Umar sambil bercanda

dan kami melewati perkemahan dan fokus naik terus, tiba - tiba langit pun mulai mendung dan hawa dingin mulai terasa sangat dingin

"Her,, kita istirahat Dulu ya, mulai lapar ni, masak yuk" ajak Umar

Kami putuskan untuk istirahat dan memasak karena waktunya makan siang.

BAB 3 KEANEHAN

"wah Lisa dan Hana,, mantap bener masakannya, meski cuma nasi dan mie" ucap Umar

"Umar dan MaiL habis makan cuci piring ya dan Heri bersihkan bungkus makanan kita, pastikan tidak ada api yang menyala" tegas Lisa

"siap....!" jawab Heri, Umar dan MaiL

"Sekalian cari sumber air dan ambil air buat persediaan diatas nanti" ucap Hana

Setelah menyantap makanan, Mail dan Umar membawa piring dan gelas kotor ke aliran sumber mata air untuk dicuci.

tidak jauh dari sumber mata air , terdapat pohon besar yang batangnya penuh dengan coretan para pendaki yang iseng dan kurang bertanggung jawab pada alam.

"gila ni orang - orang, pohon dicoret - coret" ucap MaiL sambil mencuci gelas

"Mar,. Bantuin nyuci sini!" keluh MaiL

"bentar lah iL,,mau sebatang rokok dulu, habis makan ni. kamu mau??" jawab Umar

"Hadeh,, kelakuan" sahut MaiL

Umar sambil merokok dan memandang pohon besar itu, tidak lama Umar melihat diatas pohon itu ada wanita yg tergantung lehernya diatas pohon besar tersebut

"astaghfirullah... iL,,," sambil berlari menuju tempat Heri, Lisa dan Hana

"lah kenapa si Umar?! Mar,, mar,," teriak MaiL sambil memandang Umar berlari

Mail merasa bingung dan menoleh ke pohon besar itu dengan perlahan

"tidak ada apa - apa" ucap MaiL

Dengan langkah seribu Umar berlari sekencang - kencangnya penuh ketakutan

Heri melihat dari jauh Umar berlari dan Heri langsung menghampiri Umar

"ada apa mar?! Kenapa? Mana Mail? Tanya Heri

"eeeeaaaaaaaa... Aaadddaaaaaa cewek gantung diri her!!!" jawab Umar sambil bicara gagap dan ketakutan

" ini her, kasih Umar minum dulu" ucap Lisa

" dimana Mar cewek gantung dirinya?" tanya Heri

"didekat sumber air di pohon besar" jawab Umar

"Lisa, tunggu sini ya dengan Umar dan Hana ayo kita ke mail dan lihat di pohon besar itu"ucap Heri

Hana dan Heri langsung bergegas menuju ke sumber air dimana mail masih mencuci piring dan gelas

Heri dan Hana bertemu dengan mail di sumber air dan mempertanyakan cerita Umar kepada mail, namun Mail malah bingung dan mereka bertiga menatap pohon besar itu. Tidak ada wanita gantung diri di pohon.

mereka bertiga pun kembali menuju Lisa dan Umar berada, sambil merasa bingung dengan kata - kata Umar

"mar, kamu lihat di pohon kah wanita gantung diri tadi?" tanya mail

"iya iL, pas aku lihat pohon besar itu, aku melihat wanita terlilit tali dilehernya tergantung" jawab Umar

"gak ada aku cek tadi dengan Mail dan Hana, mar?!" sahut Heri

"udah,, udah,, ayo kita bergegas siapin ransel kita dan melanjutkan perjalanan,, kamu enggak apa - apakan mar?!" tanya Lisa

"iya gak apa - apa" jawab Umar

"mungkin hanya halusinasi kamu aja mar" ucap Lisa

Merekapun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju pos 3, dengan saling bertatapan mereka jadi penasaran dan Heri berpikir apa benar yang dikatakan bapak penjaga pos 1 tentang 1 orang yang ikuti kita. Jadi 6 orang padahal kita kan berlima

Heri merasakan hal yang aneh tetapi di hanya menyimpan dalan hati

Dari kejauhan kami melihat sekelompok pendaki yang turun dari puncak, mereka hanya 4 orang

kami menyapa mereka dan saling bertanya bagaimana keadaan diatas

"Hai bang, dari puncak ya" tanya Heri

"iya mas, mau turun ni" jawab salah satu kelompok tersebut

"gimana disana bang keadaannya?" ucap Heri

"mulai kabut tebal mas" jawab mereka

"hati - hati mas kalau diatas mulai kabut tebal, jangan sampai kalian terpisah ya" ucap mereka

kamipun melanjutkan pendakian dan mereka turun dari pendakian

Padahal masih siang tetapi kabut mulai menutupi jalan kami dan jalan kami makin sulit menanjak cukup tinggi dan berbatu

Terdengar nafas kelompok kami yang semakin berat karena jalan kami dan kami putusan untuk berhenti karena Lisa dan Hana mulai kelelahan

"Lisa, Hana ... bagaimana masih sanggup?!" tanya Heri

"sanggup Her, tapi istirahat minum dulu ya semua" jawab Lisa

Mail mempunyai inisiatif untuk mencari batang kayu supaya kami melanjutkan perjalanan bisa saling menarik kayu satu sama lain, dan untuk alat bantu kami biar tidak tergelincir

"yuk kayu dah siap,, bawa satu - satu untuk tongkat kalian, kalau kalian ngak kuat naik julurkan tongkat ini ke teman kalian biar ditarik" ucap MaiL

"Ok iL, makasih" sahut Hana

Kami pun bergegas melanjutkan perjalanan kami

Dan menjelang sore Hari akhirnya kami akhirnya sampai dipos 3 dan kebetulan ada penjaga pos 2 orang yang bersiap untuk turun gunung

"Bapak,, ijin mau mendaki" ucap MaiL

"Silahkan, isi buku dulu ya,, 5 orang kan?! Jawab bapak penjaga pos

"iya pak,, bapak mau kemana kok sudah bersih - bersih pos?" tanya Heri

"karena sore bapak turun dulu dan kabut mulai tebal, kalian hati - hati ya,, kalau pandangan kalian sulit lebih baik berkemah diposisi kalian saat ini" tegas Penjaga pos 3

"Baik pak, terima kasih sarannya" jawab Heri

"kalian akan bertemu 2 pos lagi, pos 4 dan pos 5. dan tidak ada yang menjaga diatas, jadi total kalian akan bertemu 5 pos setelah itu kalian akan Sampai dipuncak" ucap bapak penjaga pos 3

"saat sampai pos 4 kalian naik aja terus, ucapin salam atau permisi dipos 4 karena pos itu agak lain" sahut bapak penjaga pos satunya

"maksudnya pak? Agak lain gimana?!" tegas Hana

"ah,, pokoknya kalian kalau dipos 4 ucapin salam atau permisi ya nak." sela bapak penjaga pos

"Baik pak" jawab Hana

"Lain kali kalau mendaki gunung genap ya anggotanya, jangan ganjil" ucap bapak penjaga pos

"udah bismillah aja,, lebih sopan dan berhati - hati jalannya" ucap bapak penjaga satunya lagi

Kami berlima melanjutkan perjalanan dan kami saling bertanya - Tanya kenapa dipos 4 tidak ada penjaga harus ucapin salam atau permisi

"ada yang aneh her" ucap Lisa

"ya kita ikutin aja, kan sudah aturannya" jawab Heri

Kabut semakin tebal dan hawa dingin menjadi sangat dingin tapi kami terus paksakan mendaki karena sudah menjelang sore dan kami takut kemalaman sampai pos 5

Jalan yang kami lewati semakin terjal dan curam dan kanan kiri kami pepohonan yang lebat juga tinggi menemani kami setiap perjalanan

Jujur dalam hati kami berlima ada rasa takut, terlihat dari mimik wajah mereka yang terdiam dalam perjalanan kami. Menyesal sih tidak mengajak kakak senior ikut mendaki tetapi ya sudahlah, sudah sampai setengah perjalanan

Tidak henti kami juga memanjatkan do'a dan berharap bertemu pendaki lainnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!