Kehidupan Lee Joena bermula di sini..
Dentuman musik disco dan berpasang-pasang manusia saling menari mengikuti irama musik yang mengalun indah memenuhi penjuru club tersebut.
Jam menunjukkan pukul 12 malam dan suasana disana terlihat semakin ramai. Gemerlap lampu warna-warni serta aroma khas berbagai alkohol menjadi pelengkap untuk meriahnya malam itu.
Lee Joena datang dengan 2 sahabatnya dan kekasihnya, Jason . Namun mereka memilih untuk duduk di ruang VIP lantai 2 yang jaraknya lumayan jauh dari keramaian tadi.
Ketiganya sengaja memilih tempat yang tak begitu ramai. Hanya beberapa orang yang ada di ruangan tersebut. Jiya dan Candy asik menikmati alunan musik dan minumannya, sedangkan Joena hanya meracau tak karuan karena sudah begitu mabuk.
Lee Joena bukan tipe orang yang kuat mabuk, berbeda dengan dua sahabatnya yang entah sudah berapa botol di minumnya. Joena sudah merasakan pusing dan kesadarannya semakin berkurang, namun ia enggan untuk pulang.
"ngghhh.. sayang, you're so handsome.. let's having s3x tonight " itu Joena.
Kata-kata yang keluar dari mulut Joena semakin ngelantur akibat alkohol yang di minumnya, melihat sahabatnya yang sudah berantakan hal itu membuat Jiya dan Candy meminta Jason untuk mengantar Joena pulang.
"Jas, mending lo anter Joena pulang deh, kasian dia udah mabok banget" ujar Candy.
"terus kalian gimana? "Jason.
"gue gampang nanti pulang sama Jiya" Candy.
"iya Jas, nggak usah pikirin kita. Lagian bentar lagi Yoongi jemput kita ko. Gue takut Joena ketahuan sama Om Lee kalau dia pergi clubing lagi." tutur Jiya
Kedua sahabatnya itu menyuruh Jason untuk mengantar Joena pulang, keduanya sangat mempercayai Jason untuk menjaga Joena.
"sayang eeungghh.. panas.. aahh.. " Joena.
Joena terus merengek layaknya bayi, ia terus memeluk lengan Jason dan mengusap-usap rahang kekasihnya itu demi mencari kenyamanan.
"iya sayang, kita pulang sekarang ya? " Jason
"no.. I won't..aku nggak mau pulang " Joena
Jason berhasil membujuk Joena yang terus-terusan merengek tidak mau pulang. Gadis bermarga Lee itu akan bersikap seperti anak kecil jika sedang mabuk.
"oke, gue cabut dulu" Jason.
"Jangan lo apa-apain sahabat gue ya, awas aja lo kalau Joena sampai kenapa-kenapa" ancam Jiya namun dengan nada sedikit terkekeh.
"iya bawel" Jason.
Jason meng-gendong Joena dan berlalu meninggalkan 2 insan yang sedang asik menikmati minuman yang entah botol ke berapa yang telah membasahi tenggorokannya.
Jason melewati berbagai kerumunan manusia yang tengah asik berdansa, Joena sempat ingin turun untuk bergabung dan menari bersama berbagai pasangan tersebut namun Jason berhasil membujuk Joena untuk tetap ikut pulang bersamanya.
Sesampainya di mobil, Jason tak sedikitpun menyia-nyiakan kesempatan untuk mencumbu kekasihnya yang kesadarannya tak penuh 100%.
Entah apa yang membuat Jason berfikir sampai sejauh ini, dirinya menelan ludah gusar ketika melihat dress yang di kenakan Joena tersingkap naik. Hasratnya mengatakan untuk menyentuh kekasihnya, namun hatinya enggan untuk melakukan tindak kriminal tersebut.
Joena terus-terusan menggoda sang kekasih, membuat Jason tak kuasa untuk menahan gejolak api yang ada di dalam dirinya.
Joena tak henti-hentinya meraba perut rata milik Jason, dirinya semakin memainkan Abs kekasihnya itu membuat Jasonnya pusing bukan main. Ingin sekali Jason memakan Joena detik itu juga namun dia urungkan niat jahatnya itu.
Salahkan saja Joena yang terus-terusan menggodanya.
Hingga Jason sudah tak mempunyai kesabaran, dirinya meraih tengkuk Joena untuk di dekatkan kedepan mukanya. Ia mencium singkat bibir Joena lembut hanya menciumnya dan tidak berniat untuk melumat. Namun Joena justru menggigit bibir bawah Jason dan menggodanya untuk bercumbu dengannya.
"baby, can you please stop? Joena sayang jangan kaya gini ya, nanti aku nggak bisa kontrol" Jason.
"Sentuh aku sayang.. here.. touch me right in here" racau Joena.
"shit.. gadis nakal!! jangan salahkan aku jika aku bertindak melebihi batas"Jason
Sementara di dalam Club..
" perasaan gue ko nggak enak ya Ji" Candy
"kenapa sih hm? paling mikirin Nalen ya lo hayo ngaku" Jiya.
"idih apasih Ji.. gue kepikiran sama Jojo, gue takut Jason apa-apain Jojo Jiya" Candy.
"Jason pacarnya Joena hey, kalaupun dia ngapa-ngapain Joena ya pasti tanggung jawab gak sih?" Jiya.
"hmm.. I hope so" Candy.
Candy memang peka terhadap apapun yang menyangkut sahabatnya, perasaanya gelisah semenjak Jason membawa Joena pergi dari ruangan VIP. Entah apa yang Candy fikirkan tentang mereka, namun hatinya merasa tak tenang seakan ada hal yang tak di inginkan akan terjadi.
Dirinya meminta Jiya untuk menelfon Jason karena ponselnya kehabisan baterai, sama dengan Joena yang ponselnya sudah lebih dulu mati karena kehabisan baterai.
setelah perbincangan yang cukup lama akhirnya Jiya menuruti Candy untuk menelfon kekasih sahabatnya, Jason. Dirinya sama gelisahnya dengan candy.. Namun ia tak mau menunjukkan nya di depan candy dan berusaha untuk bersikap tenang di depan sahabatnya itu.
...----------------...
dering ponsel yang kerap berbunyi beberapa kali memekakkan telinga dua insan yang sedang bercinta.
Hal itu tentu membuat Jason tersulut emosi.
Siapa yang berani mengganggu nya di saat seperti ini? Fikirnya.
"Damn it, who would dare disturb me at a time like this"
itu Jason, dirinya kepalang emosi ketika seseorang dengan beraninya mengganggu waktu bercintanya dengan gadis yang sedari tadi ia cumbu. Ia memutuskan untuk menjawab panggilan telepon yang masuk di ponsel miliknya.
"halo, kenapa Ji ada apa? tanya Jason di saluran panggilan."
"lo udah sampai mana Jas? Joena nggak kenapa-kenapa kan? Panik Candy."
sebelum Jiya menjawab sapaan halo nya seseorang yang berada di seberang sana melalui panggilan seluler, Candy tiba-tiba merebut ponsel Jiya dan langsung mencecar dengan rentetan pertanyaan yang membuat Jason sedikit jengah mendengarnya.
Jason jengah mendengarnya, namun ia tetap menjawab pertanyaan dari sahabat kekasihnya itu.
"ini lagi di jalan, paling bentar lagi sampai. Joena udah tidur Candy, sorry ya gue lagi nyetir, gue tutup dulu telponnya" Jason.
tidak perlu untuk Jason menunggu jawaban dari Candy ataupun Jiya, dirinya langsung mengakhiri panggilan tersebut. Sementara itu Jiya dan Candy yang masih berada di dalam club merasa ada yang tidak beres ketika Jason memberikan jawaban seperti itu. Namun keduanya memilih tak memusingkan hal negatif yang terlintas di fikirannya, Jiya dan Candy memutuskan untuk percaya saja kepada Jason.
Jason sudah kepalang emosi, dirinya tidak ingin lagi untuk melanjutkan sesi bercintanya, Jason kemudian menancapkan gas, melajukan mobilnya dan mengantar Joena pulang.
Jason masih tidak terima aksi-nya di ganggu oleh sabahat kekasih nya itu, terlihat dari raut wajahnya yang muram dan alis yang ia tekuk sedari tadi, di tambah rentetan umpatan yang sedari tadi ia keluarkan.
"Shit.. Y'all go to the hell"
next..
"baik, kalau begitu terimakasih atas kerjasama anda" Seokjin.
"terimakasih kembali pak Seokjin, kalau begitu saya pamit" rekan kerja.
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi Kim Seokjin. Bagaimana tidak? dirinya baru saja menyelesaikan meeting dengan client yang menurutnya sedikit susah di arahkan di tambah dengan beberapa berkas yang tidak sesuai yang sebelumnya di letakkan di atas meja oleh karyawan nya.
hal itu membuat dirinya semakin tersulut emosi. Jam sudah menunjukkan pukul 14:00 KST namun dirinya masih di sibukkan dengan pekerjaan yang tiada akhirnya seakan tak di beri istirahat sama sekali, ingin sekali rasanya ia membuang jauh-jauh pekerjaan yang tiada habisnya itu.
sementara itu..
"Mau makan malam dimana pak? biar saya reservasi tempatnya. Atau bapak mau makan di kantor ? saya pasankan makanan ya!?" HoSeok (sahabat + sekertaris Kim Seokjin)
"Tempat meeting biasa jangan terlalu mewah, dan tolong informasi kan ke departemen penanggung jawab untuk membawa anak-anak devisi, kita selesaikan meeting nya malam ini juga" Seokjin.
"baik Pak, akan saya konfirmasi kan" HoSeok.
Jantungnya berdegup lebih kencang, pasalnya sahabatnya itu tidak main-main jika menyangkut tentang perusahaan. Di tambah lagi keadaan hatinya yang sedang tidak baik sejak tadi pagi. Hal itu membuat HoSeok semakin frustasi di buatnya.
"hufft.. kacau😭, alamat kena omel lagi nih gue"
gerutunya dalam hati, takut-takut jika sahabat nya itu akan mencerca dengan rentetan omelan yang tak henti-henti. Meski sikapnya yang dingin, namun Kim Seokjin adalah orang yang sangat setia kawan. Dia tidak akan memarahi HoSeok tanpa sebab.
Di sisi lain..
"Lee Joena bangun, astaga kamu ini apa-apaan" Mommy Joena.
berusaha membangunkan Joena dengan memukul pantat Joena menggunakan bantal yang ia temukan di bawah ranjang akibat tidak sengaja di tendang oleh Joena ketika ia tertidur.
"ngghh.. Mommy apaansih, Joena masih ngantuk ah" Joena.
"bagus kamu ya, pulang tengah malam dengan laki-laki bejat itu lagi dan kamu berani clubbing tanpa sepengetahuan mommy atau daddy hm? " mommy.
"enggak, Joena nggak kemana-mana mommy, ih mommy ngaco deh" Joena.
"ngaco kamu bilang? bibi Ahn yang bilang sama mommy, dan kamu pulang dengan keadaan berantakan Joena, kamu mabuk sampai segitunya huh? mommy pergi sama daddy cuma 2 hari Joena, bagaimana nanti kalau mommy sama daddy nggak ada coba?" mommy.
sang ibunda Joena memarahi gadis kecilnya dengan penuh amarah, pasalnya Joena pergi tanpa pamit dan pulang dengan keadaan berantakan, bau alkohol di seluruh badan dan yang membuat Min Young (ibunda Joena) semakin tersulut emosi adalah gadis kecilnya masih berhubungan dengan Jason, kekasih yang selalu di gadang-gadang oleh Joena namun selalu di tentang oleh kedua orang tua nya.
"mommy bebasin kamu main bukan berarti mommy mau kamu jadi liar gini Joena!! " mommy.
"ish.. mommy apaan sih? okay Joena minum, tapi cuma dikit. kalau mommy nggak percaya tanya aja sama Jiya dan Candy, Joena pergi sama mereka juga" Jelas Joena meyakinkan.
"lagian Joena juga nggak kenapa-kenapa kan?"Joena.
"tetap aja mommy khawatir sama kamu sayang, apalagi kamu masih berhubungan dengan Jason Jason itu, mommy nggak suka. Lagian apa baiknya dia buat kamu sih orang begajulan begitu! "
celetuk mommy yang langsung mendapat protes dari Joena.
"mommy, stop call him with that fucking begajulan nickname!! Jason nggak seburuk yang mommy sama daddy kira" Joena.
"terserah kamu Joena, mommy daddy tetap nggak suka. Dan satu lagi, setelah kamu wisuda kamu harus ikut kami tinggal di Jepang. Daddy tidak mengizinkan kamu tinggal sendiri di sini" mommy.
bukan hanya ocehan dari sang ibunda yang Joena dengar, dirinya di kejutkan dengan kalimat terakhir yang di ucapkan ibundanya. Menetap di Jepang dan meninggalkan kota asalnya, Daegu.
Dirinya harus berpisah dengan 2 sahabatnya dan yang lebih parah akankah dia sanggup jika tak bertemu dengan Jason? akankah Jason akan setia menantinya pulang kembali ke negara asalnya? akankah hari-harinya bisa bahagia tanpa canda tawa dari 2 sahabatnya? berbagai pemikiran negatif memenuhi isi kepala Joena, ia memikirkan hal yang seharusnya tak ia pikirkan.
"wait.. whaaattt?? mom are you insane? no.. Joena tetap mau tinggal disini please mom" Joena.
"daddy kasih kamu izin tinggal disini tapi dengan syarat"
itu ayah Joena, celetuknya yang secara tiba-tiba mengagetkan dua insan yang sedang berdebat sedari tadi.
"D_daddy? sejak kapan daddy ada di situ? "Joena.
"dan syarat? syarat apa dad? Joena.
"pertama ,Selama daddy dan mommy di Jepang, perusahaan daddy serahkan sepenuhnya sama kamu. Kedua, kamu tidak boleh boros selama kami nggak ada disini. Dan ketiga, kamu nggak boleh berhubungan dengan Jason lagi. Gimana? kamu setuju" daddy.
"Dad!! I'm I still your kid? sejak kapan daddy jadi perhitungan gini sama Joena?
"Daddy sayang sama kamu Jojo, daddy mau yang terbaik buat kamu. Dan satu lagi, daddy minta tolong sama uncle HoSeok untuk menjaga kamu disini selama kami pergi." pungkas daddy.
mungkin keputusan kedua orang tuanya memang benar untuk mengajak Joena tinggal di negeri Sakura, keduanya khawatir akan pergaulan Joena yang semakin hari semakin urakan. di tambah lagi kekasihnya yang bernama Jason, dia sama sekali tidak masuk dalam kriteria menantu idaman orang tua Joena.
"oh my god daddy.. Joena bisa jaga diri sendiri tanpa di jagain uncle hobi dad. Okay Joena terima semua syarat yang daddy kasih, tapi tidak dengan syarat yang terakhir." Joena.
"itu sudah menjadi keputusan Daddy Joena, kalau kamu masih protes syarat akan daddy tambah. Ingat, kamu tidak boleh pura-pura putus untuk membohongi daddy atau nggak daddy cabut semua fasilitas yang daddy kasih ke kamu." daddy.
"mommy dan daddy keluar sebentar ya sayang, kamu istirahat saja di rumah. Kalau kamu lapar bilang saja sama bibi Ahn untuk membuatkan makanan."mommy.
tanpa menunggu jawaban dari Joena, keduanya pergi meninggalkan Joena yang sedang tersulut emosi akan perkataan keduanya tadi. Rasanya Joena ingin sekali memukul mereka jika tidak ingat kalau mereka adalah orang tuanya.
________________*
setelah Joena selesai mengirimkan pesan singkat kepada dua sahabat nya, lalu ia bergegas bersiap-siap untuk pergi.
"bi, aku pergi dulu sebentar"Joena.
"tapi non, tuan dan nyonya titip pesan pada bibi mereka bilang non Joena tidak boleh kemana-mana malam ini,nanti bibi jawab apa kalau mereka pulang tidak ada non Joena?" bibi Ahn.
"cuma sebentar doang bibi, nanti Joena pulang sebelum mereka pulang"Joena.
_________*
HoSeok mengirimkan lokasi cafe tempat meeting nya dengan staff kepada Kim Seokjin.
[Zze cafe location📍]
" apa? "jawab Seokjin singkat.
"cafe yang sudah saya reservasi untuk meeting nanti pak, silahkan di cek dulu" HoSeok.
"tidak perlu, kamu pergi dengan saya. Pakai mobil pribadi saya saja biar saya sekalian pulang nanti mobilnya kamu bawa" Seokjin.
"baik Pak" HoSeok.
__________*
Jiya dan Candy sudah sampai terlebih dahulu dan di susul oleh Joena yang terlambat beberapa menit.
Joena memarkirkan motornya di depan cafe. Dengan gaya kasualnya yang hanya mengenakan kaos hitam dan celana pendek, gadis itu melenggang menuju meja yang sudah di pesan oleh Candy, sahabatnya.
tak berselang lama, dirinya menemukan sosok sahabatnya itu dan menceritakan semua yang kedua orang tuanya katakan sama seperti di room chat tadi sebelum ia memutuskan untuk bertemu di sini.
kedua sahabatnya pun mendengarkan dengan seksama.
"Apa?? lo di titipin ke uncle HoSeok? gila aja sih Jo.. uncle HoSeok nggak pernah main-main loh kalau udah menyangkut soal lo!" Jiya.
"bener banget, gue sih mending turutin dah tuh kata bokap lo daripada berurusan sama uncle Hos" Candy.
"gue nggak mau tau, lo semua harus bantuin gue bagaimana pun caranya agar daddy nggak tau kalau gue masih berhubungan sama Jason." Joena.
Di meja lain..
"pekerjaan sekecil ini kamu masih tidak bisa handle? gunanya saya gaji kamu itu buat apa saya tanya huh, kalau hal sepele seperti ini saja kamu tidak bisa urus" Seokjin.
"mohon maaf Pak, saya kurang teliti. Saya akan me-revisi ulang semua berkas dan-" ucapan Yugyeom terpotong oleh Seokjin.
"saya tidak mau tau alasan apapun, kamu revisi semuanya dan besok pagi harus sudah ada di meja saya, jangan sampai ada kesalahan lagi." Seokjin.
"baik Pak, akan saya kerjakan malam ini juga" yugyeom.
"dan kamu, kirim semua salinan laporan kontrak kita dengan perusahaan ze-ro, forward file nya ke email saya." Seokjin menunjuk salah satu staff lain yang duduk di depannya.
"baik Pak, akan saya kirim segera" Jaehyun.
______*
setelah perdebatan cukup panjang akhirnya Seokjin memutuskan untuk pulang dan mengakhiri meeting dengan karyawan nya.
Motor Joena terparkir tepat di samping milik Seokjin. Menyadari hal itu kemudian HoSeok mengedarkan pandangannya guna untuk mencari pemilik motor tersebut. Namun pergerakannya terhenti kala seseorang memanggil namanya.
"Hos.."
"Hos.. ngelamunin apa? Seokjin.
Sapa pemuda 28 tahun itu dengan raut wajah bingung melihat asistennya yang terlihat sedang mencari keberadaan seseorang.
" sialan, lu ngagetin banget. Oh ya ga usah formal nggak apa-apa kan? udah nggak di jam kerja ini!? "HoSeok.
" terserah lo aja" Seokjin.
" lo inget nggak? dulu gue pernah cerita tentang ponakan gue yang cerewet itu. Motornya ada disini tapi dari tadi gue nggak liat ada dia "HoSeok.
Seokjin melirik sekilas ke arah motor Joena, memastikan bahwa ucapan sahabatnya itu benar. Dan benar saja, motor Joena terparkir tepat di sebelah mobil BMW warna hitam miliknya.
" nggak penting, ayo pulang" Seokjin.
celetuk Seokjin tentu membuat HoSeok membelalakkan matanya.
"nggak penting pala lo! dia ponakan gue anjir" HoSeok.
"ya terus? udah gede kan? ngapain lo khawatir, dia bisa jaga diri sendiri harusnya" Seokjin.
"bener-bener lo ya" HoSeok.
Seokjin terkekeh kecil dan masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, kemudian di susul oleh HoSeok yang mengambil alih kemudi lalu keduanya pergi melenggang meninggalkan cafe yang terletak di jalan kecil tak jauh dari kantor milik Kim Seokjin.
tak begitu mewah,namun cukup nyaman untuk sekedar dinner biasa dan menikmati kopi ataupun hidangan ringan yang di sediakan oleh cafe bernuansa putih tersebut.
Jaraknya yang tak begitu jauh dan sangat strategis itu menjadi salah satu alasan Seokjin memilih tempat makan malam yang juga menjadi tempat perbincangan Joena dengan dua sahabatnya.
Jalanan kota Daegu yang semakin sepi dari lalu lalang kendaraan dan lampu-lampu jalan yang hanya bersisakan beberapa saja menambah heningnya suasana, hanya HoSeok yang fokus pada setir mobilnya dan Seokjin yang sibuk berkutat dengan ponsel di genggamannya.
hingga pada akhirnya satu suara memecah keheningan tersebut.
"emm.. Jin" HoSeok.
"hmm? "Seokjin.
hanya deheman singkat tanpa mengalihkan padangan dari layar ponsel yang sedari tadi ia gulir ke atas dan bawah tanpa tau apa tujuannya.
"suntuk amat gue liat-liat lo? lagian kenapa sih lo nggak nyari pendamping hidup aja biar nggak asem mulu tuh muka ckck"
celetukan JHope atau pemuda yang kerap di sapa HoSeok itu tak langsung mendapat jawaban dari sang empunya yang sedang di ajak bicara. Hal itu membuat HoSeok kesal akibat perkataannya tak di gubris oleh atasannya itu.
"woy.. gue lagi ngomong sama lo anjir, lo dengerin gue nggak sih? " celoteh HoSeok.
"bisa nggak sih lo fokus nyetir aja, nggak usah banyak nanya? kalau nabrak gimana? lo mau tanggung jawab kalau muka ganteng gue kenapa-kenapa? " Seokjin.
"hey, mulut lo ya! lagian apa susahnya coba cuma jawab pertanyaan gue udah kaya di suruh sama Om NamJoon buat nikah lo" HoSeok.
"pertanyaan lo tuh nggak penting banget tau gak? dan lo udah nanya hal kaya gitu udah berkali-kali, males banget jawabnya." Seokjin.
"lagian gue udah nggak percaya cinta hos, semua wanita yang ngedeketin gue cuma mau uangnya doang, semenjak dia pergi gue udah nggak butuh wanita lagi, gue udah punya segalanya yang gue mau . Gue punya papa NamJoon, mama Sohee, Taehyung dan lo yang selalu ada saat gue butuh aja udah cukup" Seokjin.
rentetan jawaban dari Seokjin seakan menjadi air yang memadamkan api dalam sekejap mata. Bukan maksud HoSeok untuk mengungkit tentang masalalu dengan kekasih yang telah meninggalkan nya bukan juga ingin mendesak Seokjin untuk mencari pendamping hidup meskipun kenyataannya HoSeok memang memiliki keinginan tersebut, namun tidak dengan jawaban seperti itu yang ia inginkan.
HoSeok terdiam beberapa saat sebelum ia memutuskan untuk membuka suaranya lagi setelah keheningan tadi, rasa canggungnya ia tutup rapi-rapi dengan balutan candaan demi tidak melukai hati Seokjin terlalu dalam.
"bukan gitu maksud gue Jin, kok lo jadi bahas dia sih? kenapa jadi melow gini ah nggak asik. Maksud gue tuh, emang lo nggak pingin kaya Taehyung gitu bisa bawa Candy kerumah atau nggak biar lo ada yang ngurus tiap harinya."HoSeok.
" ada mama sama bibi Lin yang urus gue tiap hari" Seokjin.
"ihh nggak jelas lu, bibi Lin mah nggak bisa diajak tidur bego" HoSeok.
"gue bisa sewa orang buat one night stand kalo gue mau" Seokjin.
"hufftt..terserah lo nyet.. kesel gue" HoSeok.
" atau lo mau gue kenalin sama ponakan gue Jin wkwk? "HoSeok.
"mending lo nyari buat diri lo sendiri nggak usah pusingin gue" Seokjin.
"idih sorry ya, cewek gue mah banyak nggak kaya lo. Apa jangan-jangan lo nggak suka perempuan ya? ihh jauh-jauh deh lo" HoSeok.
"nyetir yang bener atau gue gebug? "Seokjin.
HoSeok tergelak mendengar jawaban dari sahabat nya itu, suara tawa HoSeok memenuhi seisi mobil yang melaju tak cukup kencang di tengah-tengah jalanan yang semakin sepi itu.
_________*
Ketiganya tengah asik menikmati hidangan penutup sebelum akhirnya Candy berpamitan untuk pulang terlebih dahulu.
"girls, sorry banget gue lupa ada janji sama Taehyung. Gua cabut duluan nggak apa-apa kan? Candy.
"ih lo mah kebiasaan, sana pulang lo ngeselin banget"
itu Jiya, dia akan selalu meledek gadis yang menjadi kekasih Taehyung itu jika ada kesempatan. seakan kucing dengan tikus, Jiya dan Candy selalu meributkan hal apapun yang ada di antaranya, dan Joena selalu menjadi pihak penengah untuk keduanya.
"ihh Jiya apaansih, lo tuh nggak di ajak wlee" ejek Candy.
"udah.. udah.. kalian tuh ya, nggak capek apa berantem terus" Joena.
"oh ya Jo, Candy kan di jemput Taehyung tuh. Gue bareng lo aja ya? gue lagi males ketemu sama Yoongi soalnya." Jiya.
"beneran lo? gue bawa blacky gue soalnya. Kalau lo mau sih ayo aja nggak masalah" Joena.
"gila lo, ogah ah. lo kalau naik motor udah kaya orang kesetanan tau nggak? gue masih sayang nyawa" Jiya.
"hahaha bisa aja lo" Joena.
Tak berselang lama, Jiya akhirnya di jemput oleh sang kekasih,Yoongi. Yang juga termasuk sahabat Kim Seokjin. Joena memilih menunggu di luar sendirian karena Candy telah di jemput terlebih dahulu oleh Taehyung.
Namun tak butuh waktu lama akhirnya Jason datang dengan motor sport warna hitam bercorak sedikit hijau di bagian body motornya.
"hai babe!? udah nunggu lama ya? sorry ya, tadi sedikit macet di jalan" Jason.
" enggak kok, Jiya sama Candy baru saja pergi. Jadi aku belum terlalu lama nunggu kamu." Joena.
setelah perdebatan cukup lama memilih antara akan memakai motor siapa, akhirnya Jason berhasil membujuk Joena untuk mengendarai motornya saja. Motor Joena ia titipkan pada bawahannya dan keduanya melenggang pergi.
Jason mengendarai kebanggaan nya dengan lugas, membelah jalanan kota Daegu yang sudah tak ada kendaraan yang melintas selain dirinya. Joena yang merasakan motornya melaju semakin kencang pun memilih untuk memeluk kekasihnya dari belakang demi mencari kenyamanan.
Saat sedang asik berbincang, Jason tak menyadari kendaraan lain dari arah barat yang melaju di depannya. Dengan tak sengaja akhirnya motor bagian depan yang ia kendarai menyerempet mobil BMW warna hitam yang entah dari mana datangnya dan dengan paniknya ia pun menggenggam tangan Joena yang melingkar apik di pinggangnya lalu ia tambah kecepatan motornya.
tiiiiiiiittttt....
Suara klakon panjang berasal dari mobil Hitam yang tak sengaja di Serempet nya.
"woy.. bangs4t..!! "HoSeok.
"ck... bastard! " Seokjin..
next..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!