Nampak seorang gadis cantik tengah sibuk memilih pakaian serta berdandan secantik mungkin untuk bertemu dengan pujaan hatinya. Gadis ini bernama Kamina Minhwa Rahardi, sebut saja Mina. Seorang gadis cantik yang memiliki kepribadian ceria, ramah dan baik hati. Namun kesepian. Gadis keturunan konglomerat Minhwa Group. Apapun yang dia inginkan, semua bisa ia dapatkan. Maklum, dia gadis bungsu dari 2 bersaudara. Saudara laki-laki satu-satunya sudah menikah dan tidak tinggal di kediaman orang tuanya yang megah bak istana itu. Kakaknya sudah memiliki istananya sendiri bersama keluarga kecilnya melalui perjodohan keluarga. Sedangkan Mina tinggal dengan banyak asisten rumah tangga berjumlah kurang lebih 10 orang. Kedua orang tuanya jarang ada dirumah, mereka sibuk diluar negeri untuk mengurus berbagai bisnis keluarga. Walaupun sibuk, kedua orang tuanya selalu meluangkan waktu dan mencurahkan kasih sayangnya terhadap Mina gadis satu-satunya yaang belum menikah ini. Kapanpun dimanapun Mina meminta kedua orang tuanya untuk bertemu, mereka siap membatalkan janji bisnis sekalipun untuk terbang pulang kerumah megahnya ataupun janji bertemu di belahan dunia manapun. Mina tidak pernah mengalami penolakan ataupun penelantaran dari orang tuanya yang sibuk.
Setelah selesai berdandan, Mina mengambil handphone dengan case berwarna pink nya dari atas meja rias dan mengirim text pada kekasihnya, Anthony Jullius. Anak tunggal keturunan konglomerat Jullius Group. Satu-satunya harapan orang tuanya sebagai penerus perusahaan. Yang memiliki perawakan tegap, tampan, namun berhati dingin.
"Sayang, kamu jadi jemput aku kan? Aku udah siap nih." Ujar Mina dalam text.
kring kring kring..
Tiba-tiba suara HP Mina terdengar nyaring, Anthony menelponnya.
"Halo sayang, kamu dimana?" ujar Mina ceria dalam saluran teleponnya.
"Sepertinya aku ga bisa jemput kamu, aku ada urusan mendadak. Kita batal bertemu." Suara Anthony terdengar dingin dan tidak ada rasa bersalah sedikitpun apalagi meminta maaf karena telah membatalkan janji pertemuannya.
"Tapi sayang." Belum sempat Mina menyelesaikan pembicaraannya tiba-tiba
tut tut tut....
Suara telepon terputus sepihak. Anthony mematikan saluran teleponnya tanpa penjelasan sedikitpun.
Tampak raut wajah Mina sedikit kecewa. Bagaimana tidak ia sudah bersusah payah berdandan selama 2 jam demi bertemu pujaan hatinya. Namun rasa kecewanya tidak lebih besar dari rasa ingin tahunya. Ada apa dengan Anthony? Mengapa begitu mendadak membatalkan janji pertemuannya? bisiknya dalam hati.
Tak ingin larut begitu lama dengan rasa kecewa dan keingintahuannya, Mina memutuskan untuk mengajak sahabatnya yang bernama Lube untuk pergi ke Mall Cassanova. Diambil ponselnya lalu masuk ke daftar telepon untuk mencari kontak Lube.
tuuutttt tuuutttt...
Mina menunggu panggilannya diangkat sahabatnya.
"Halo, siapa yah?" Lube mengangakat teleponnya dengan bercanda.
"Ga lucu tau." Jawab Mina sambil terkekeh. "Eh lub, jalan yok!"
"Kemana? Lah lu bukannya mau jalan sama Anthony?" Lube nampak heran.
"Gajadi lub. Yaudah lu mau ga nemenin gue ke mall Cassanova? Kita belanja habis itu karokean yuk. Mau ya please?" manja Mina sambil memohon pada sahabatnya.
"Yaudah, iya. Gue siap-siap dulu." Jawab Lube ikhlas.
"Nah gitu dong, baru itu sahabatku yg paling kusayangi. Muach muach." Ujar Mina bercanda.
"Dih najooonggg Mina, giliran ada maunya aja. Eh mau ketemu jam berapa?"
"Setengah jam lagi kali yah Lub, biar ga terlalu malem."
"Jam 7?"
"Iya." celetuknya.
"Yaudah sampai ketemu disana ya Lub."
"oke."
*telepon terputus*
...***...
Mina bergegas menuju garasi mobilnya yang luas, nampak berderet mobil mewah koleksi ayahnya. Mulai dari Ferarri, Lamborghini, dsb. Namun Mina memilih untuk terlihat sederhana dengan mengendarai mobil citycar berwarna hitam seharga 300 jutaan.
Ya betul, walaupun Mina orang keturunan tajir melintir ia selalu terlihat sederhana namun aura kaya raya tidak bisa kita sangkal. Mina meskipun dimanja orangtuanya, ia mandiri bekerja diperusahaan ayahnya sebagai karyawan biasa bukan sebagai manager apalagi direktur. Hal itu Mina lakukan supaya ia mengerti bagaimana susahnya mencari rupiah, terlebih ia tidak tertarik untuk menjadi pewaris kekayaan keluarganya. Teman kantornya tidak ada yang mengetahui seorangpun status Mina sebagai anak pemilik perusahaan.
Dalam perjalanan menuju Mal Cassanova, Mina terlihat melamun. Ada banyak pertanyaan dalam hatinya mengenai Anthony. Tapi tak sanggup ia pertanyakan langsung karena ia tidak mau hubungannya berantakan akibat dari kekepoan yang dianggap Anthony sebagai bentuk pengekangan Mina terhadapnya. Dalam perenungannya Mina mulai tersadar, sepertinya hanya dia yang mencintai Anthony. Sejak SMA Mina tak bisa menghapus perasaannya terhadap Anthony, malah bertumbuh setiap harinya.
...***...
Ya. Hubungan Mina dan Anthony adalah hasil dari kesepakatan perjodohan kedua orang tuanya masing-masing. Dimulai Mina yang menceritakan pengalaman sekolahnya kepada ayah dan ibunya. Mina bercerita selain teman-temannya yang membuat semangat berangkat sekolah, ada seorang laki-laki yang telah mencuri hatinya. Laki-laki itu bernama Anthony Jullius. Mina memang sangat terbuka dan bebas bercerita apapun kepada orang tuanya. Mendengar hal itu ayah Mina yang bernama Rafael meminta asisten pribadinya yang bernama Roni untuk menyelidiki siapa laki-laki yang ditaksir anaknya.
Tak butuh waktu yang lama, Roni mendapat informasi mengenai Anthony Jullius. Roni segera melaporkan kepada boss nya, Rafael.
tok tok...
Suara pintu diketuk Roni.
"Masuk!" terdengar suara berat dan berwibawa dari dalam ruangan kantor pribadi milik komisaris yang luas dan megah.
"Permisi Pak, saya mau menyerahkan dokumen yang bapak minta." Ujar Roni sambil meletakan beberapa lembar kertas.
Rafael tidak berbicara apapun, hanya langsung mengecek dokumen secara serius dan teliti.
"Ada yang bisa saya bantu lagi pak?"
"Hmm. Roni tolong kamu hubungi Jullius Group. Jadwalkan pertemuan saya dengan Michael Jullius. Bilang saja ada bisnis yang harus kita bahas." Perintah ayah Mina terhadap asisten pribadinya.
"Baik Pak."
Kemudian Roni undur diri dari ruangan.
...***...
Dalam lamunannya, tiba-tiba suara klakson mobil sambil menyalip kencang mobil Mina dari arah kiri mengagetkan gadis cantik ini.
Wuuussshhh....
Berlalu begitu saja. Hampir saja Mina membanting stirnya dan menabrak mobil dari arah lawan. Untung saja Mina bisa secepat kilat menghentikan laju kendaraannya.
"Siapa orang gila yang hampir membuatku celaka?" gumamnya.
Tiba-tiba ia terkaget dengan sekilas melihat plat nomor mobil yang menyalipnya.
"Apakah itu mobil Anthony?" tanyanya dalam hati.
Sebuah mobil mercy dengan plat nomor yang sangat ia hapal baru saja hampir mencelakakannya. Namun ia tak mau mengubah image Anthony dalam hatinya menjadi sosok yang jahat. Dimatanya, Anthony meskipun sedingin gunung es. Tidak mungkin ia dengan sengaja akan menyakitinya.
"Ah mungkin aku salah lihat saja." Mina meyakinkan dirinya. Kemudian Mina melanjutkan perjalanannya menuju Mal Cassanova yang sampai dalam waktu 5 menit lagi.
Bersambung...
Lube sudah lebih dulu sampai di Mal Cassanova. Ia menunggu Mina di lobby mal. 5 menit berlalu Mina belum kunjung tiba. Diraihnya telepon genggam dalam tas mungilnya berwarna cream.
tuuutt tuttt tuutt...
"Hallo, Lub." Suara nyaring Mina dari sebrang
"Sudah sampai mana Mina?" tanyanya.
Namun tak lama Lube seperti melihat Anthony kekasih Mina bersama tiga orang laki-laki dari kejauhan. "Eh Min, kayanya gue liat pacar lo deh." Sambungnya, padahal Mina belum sempat menjawab pertanyaan Lube yang pertama.
"Sepertinya Anthony ga cukup waktu deh untuk jalan-jalan Lub. Mungkin dia ada meeting." Tukasnya.
"Gilingan lo, ini kan weekend masa pacar lo masih ngurusin kerjaan aja sih!" sewotnya.
"Hehehe ga mungkin aja Lub pacarku batalin janjinya demi hangout bareng temen-temennya, aku tau banget Anthony. Dia pasti berterus terang kalo mau jalan sama temen-temennya. By the way gue udah di parkiran ya. Kita ketemu di cafe boba aja oke." Sambungnya.
"Oke oke, jangan lama lama ya Mina." Jawab Lube tak mau panjang lebar berdebat dengan Mina karena dia tau Anthony pasti dibela sahabatnya.
...***...
Mina bergegas meninggalkan parkiran mobil Mall menuju cafe boba. Dilihatnya sahabatnya Lube tersenyum dari kejauhan. Lubena Morgan sahabat Mina sejak SMA, wanita cantik, pintar dan tegas. Yang selalu ada untuk Mina. Lubena berasal dari keluarga kaya juga. Morgan Group. Hanya saja ia memilih untuk menjadi seorang dokter, dibanding menjadi penerus perusahaan keluarganya yang berkecimpung di dunia properti.
Mereka berpelukan layaknya sudah lama tidak bertemu, padahal dalam 1 bulan pasti mereka bertemu sedikitnya 2 kali.
"Maaf ya lama." Mina membuka pembicaraan.
"Gapapa santai aja." Senyum Lube untuk sahabatnya
Kemudian mereka berdua memesan minumam boba. Dan berbincang-bincang selama 30 menit.
"Eh temenin gue beli kado untuk Anthony yuk, sebentar lagi dia ulang tahun." Ajak Mina pada sahabatnya.
"Kapan sih gue nolak ajakan lo, ayo ayo aja gue anter." Ejek Lube.
Mereka tak henti-hentinya berbincang satu sama lain sambil menuju outlet. Sesampainya di outlet tujuan, Mina memilah milih kado apa yang akan diberikan untuk kekasihnya. Ditunjuknya jam tangan mewah berwarna silver.
"Mbak saya boleh lihat yang ini?" ujar Mina pada pelayan.
"Oh iya boleh kak."
Dengan segera karyawan outlet mengeluarkan jam tangan pilihan Mina menggunakan sarung tangan dari kotak kaca.
"Bagus gak?" tanya Mina pada sahabatnya seraya menunjukkan jam tangan untuk Anthony.
"Bagus." jJawab Lube sambil tersenyum.
Kemudian Mina menyerahkan jam tangan tersebut pada pelayan untuk dibungkus kado serta meminta dituliskan kartu ucapan "Selamat ulang tahun Anthony, I always Love You"
Anthony akan berulang tahun sebulan lagi, tapi Mina sudah menyiapkan kado dari jauh-jauh hari. Seeffort itu memang Mina pada Anthony.
Setelah Mina membayar, kemudian mereka bergegas menuju club mewah yang ada ruangan khusus tempat karaokenya.
Mereka memesan ruangan VIP. Mereka bernyanyi menari bersama dengan riang gembira.
Tiba-tiba Mina kebelet ingin pipis.
"Bentar ya Lub gue ke toilet dulu." Pamitnya.
Lube hanya mengacungkan jempol seraya mengiyakan Mina sambil melanjutkan nyanyian favoritnya
"Ooo ooowowo sweet child o mine!" teriaknya.
Mina bergegas ke toilet melewati lorong-lorong yang sepi, hanya tampak pelayan 1 sampai 2 orang yang mengantar pesanan makanan dan minuman dari para tamu-tamu VIP.
Setelah lega, Mina kembali keruangan karaokenya. Namun perjalanannya terhenti ketika melihat pelayan membuka pintu VIP nomor 13. Dilihatnya Anthony bersama teman-temannya. Rasa ingin tahu Mina sangat tinggi sehingga ia dengan sengaja mengintip lewat celah pintu.
"Apa benar yang dilihat Lube tadi kalo Anthony pergi bersama teman-temannya?" gumamnya.
...***...
Mata Mina tiba-tiba berkaca-kaca. Bukan karena Anthony memilih pergi bersama temannya. Bukan itu. Melainkan ia melihat seorang wanita sexy berkulit mulus dengan dandanan sedikit tebal berjalan menuju pangkuan kekasihnya, Anthony.
Dibukalah pintu ruangan itu, Mina tak kuasa menahan amarahnya sambil bergegas menuju kekasihnya. Dengan mata berkaca-kaca, sekuat tenaga ia tahan agar air matanya tidak terjatuh deras. "Sayang bisa kita bicara!" pinta Mina pada Anthony.
Anthony segera memindahkan wanita sexy itu kemudian ia bergegas keluar ruangan diikuti Mina dengan tergesa-gesa. Ruangan itu tampak sepi sejenak, ada rasa bersalah dihati teman-teman Anthony. Namun tak lama mereka melanjutkan untuk bernyanyi bersenda gurau satu sama lain.
...***...
"Anthony, kenapa kamu tega membatalkan janji denganku dan memilih untuk pergi bersama teman-temanmu? Dan yang membuat aku sakit, kenapa kamu tega berselingkuh?" tanya Mina sambil menahan amarahnya.
"Mina, aku gak mau beradu argumen denganmu. Silahkan saja ambil kesimpulan apa yang ingin kamu simpulkan." Ucap Anthony dingin.
"Kamu kenapa sih jadi begini? Aku selalu sabar dengan sikapmu yang selalu cuek dan dingin. Tapi aku sakit Anthony melihat kamu dengan perempuan lain!" Mina mulai berbicara dengan nada tinggi.
"Kamina! Sudah cukup! Beri aku kebebasan, aku bosan hidup diatur-atur, hidupku terkekang semenjak orang tua menjodohkan kita. Aku muak Mina selalu berusaha mengikuti kemauanmu. Aku muak tidak bisa menjadi diriku sendiri!" amarah Anthony mulai nampak.
"Aku tidak pernah memaksa." Belum sempat Mina menyelesaikan ucapannya, Anthony memotong pembicaraannya.
"Mina, aku ingin mengakhiri perjodohan ini. Sebelum semuanya berjalan sangat jauh. Ayo kita akhiri. Kamu tidak usah menjelaskan apapun pada orang tua kita, beri aku waktu sampai aku siap membicarakannya pada orang tuaku dan orang tuamu."
Mendengar ucapan pria yang paling dicintainya, Mina tak kuasa menahan air matanya. Dunia sekan runtuh.
"Baik Anthony, kalo itu pilihanmu."
Mina berlalu meninggalkan Anthony sambil berderai air mata dengan derasnya. Semakin kencang tangisannya tak kuasa ia hentikan.
Anthony hanya menatapnya dari kejauhan, ada perasaan lega dan sakit dalam hatinya secara bersamaan.
...***...
Mina membuka pintu ruangan yang didalamnya tampak Lube sedang menghayati sebuah lagu. Tiba-tiba sahabanya terhentak tatkala melihat Mina banjir air mata.
"Ya ampun Mina, loe kenapa?" tanya Lube panik.
"Anthony Lub, dia ada disini."
"Terus kenapa lo nangis Mina?" tanyanya tak henti.
"Lube gue mau pulang, gue ga kuat. Sakit hati ini." Tangis Mina semakin kencang.
"Ya udah ayo, kita pulang!"
Lube bergegas membawa tas Mina dan tasnya bersamaan.
"Lub, boleh gue nginep dirumah lo? Gue ga bisa pulang. Asisten rumah tangga dirumah gue pasti bakal ngelaporin gue ke bokap nyokap kalo gue lagi ga baik-baik aja"
"Dengan senang hati Mina, nanti biar sekalian ku telepon tante Kiyoshi (ibu Mina) kalo lo aman sama gue."
"Makasi ya Lub." Ujar Mina tetap melanjutkan tangisannya.
Bersambung...
Saat itu Kamina, Lube dan Anthony masih duduk di bangku SMA. Pesona Mina memang terpancar sangat sangat cantik, banyak laki-laki yang menyukainya. Tetapi Mina terfokus pada satu murid laki-laki yang menyentuh hatinya. Ya, dia Anthony.
Murid tampan, dengan tinggi 183cm, hidungnya tegas, dan senyumnya menawan, siapapun akan terpukau melihatnya.
Anthony dulu memiliki kepribadian yang hangat. Sikapnya pun tidak sedingin sekarang.
Murid cerdas dibidang akademik dan jago main basket. Ketika dia berada di lapangan sudah pasti murid perempuan berjejer di pinggir lapangan sambil menjerit-jerit melihat kemampuannya berolahraga terlebih melihat wajahnya yang rupawan.
Pertemuan Pertama Kamina dan Anthony.
Saat itu Mina merupakan murid pindahan kelas 11. Mina berada di kantor guru duduk berhadapan dengan wali kelasnya (Pak Ardi) yang sedang memberi arahan.
Tampak Anthony sedang membantu guru bahasa Inggris membawakan buku tugas teman sekelasnya dan diletakannya tumpukan buku tersebut di meja guru tepat bersebelahan dengan meja Pak Ardi, kebetulan Anthony merupakan Ketua Murid kelas 11-A.
"Anthony, bapak minta tolong bawa teman barumu ke kelas, nanti bapak menyusul, ada tugas sedikit yang harus bapak kerjakan." Pinta Pak Ardi dengan tiba-tiba.
Anthony hanya melirik Mina sekilas kemudian mengiyakan permintaan wali kelasnya.
"Ayo ikuti aku." Ujar Anthony acuh tak acuh pada Mina.
"Baik pak saya permisi dulu ya." Mina pamit pada wali kelasnya.
Mereka berdua pun belalu.
...***...
Diperjalanan menuju kelas. Mina dan Anthony sedikit berbincang.
"Nama lo siapa?" tanya Anthony
"Kamina, panggil aja Mina."
"Gue Anthony." Ujarnya.
Padahal Mina tidak bertanya siapa namanya.
Sesampainya di kelas, Anthony menyuruh Mina duduk di bangku kosong sebelah Lube. Kemudian mereka berkenalan satu sama lain. Begitulah awal pertemuan mereka.
...***...
Ada rasa yang tak biasa dirasakan Mina ketika bertemu dengan Anthony pertama kali. Terlebih Anthony banyak membantu Mina beradaptasi dengan sekolah barunya. Anthony saat itu orang yang tulus, senyumnya masih terlihat menawan. Kesulitan-kesulitan yang Mina hadapi baik itu tentang sekolah ataupun gangguan dari murid lain Anthony siap pasang badan membelanya. Mina benar-benar jatuh hati padanya.
...***...
Mina berbincang dengan kedua orang tuanya mengenai sekolah barunya setelah beberapa bulan berjalan. Semua Mina ceritakan apa yang dia alami di sekolah termasuk perasaannya pada Anthony dihadapan orang tuanya.
...***...
Mendengar perasaan putrinya pada Anthony, ayah Mina (Rafael) mencari tahu siapa yang disukai putrinya. Terlebih ayah dan ibu Mina jarang ada disisi putri tercintanya dikarenakan sibuk dengan bisnisnya. Menghadirkan orang yang di cintai putrinya merupakan keputusan yang tepat bagi Rafael dan Kiyoshi (anggapan kedua orang tuanya). Apalagi Mina bercerita tidak jarang Anthony membantu maupun melindunginya saat Mina menghadapi kesulitan.
Setelah menelusuri bibit, bebet, bobot Anthony melalui asisten pribadinya (Roni). Rafael memutuskan untuk mengadakan pertemuan kedua keluarga, dimana Anthony merupakan anak dari Michael Jullius yang mana beberapa unit bisnisnya pernah bekerja sama dengan perusahaannya. Diperintahkannya Roni untuk mengatur janji bertemu Michael melalui asisten pribadinya dan juga membooking restoran mewah.
"Mina, ayah punya kejutan untukmu." Ujar Rafael seraya tersenyum.
"Wah apa itu ayah?" jawab Mina penasaran.
"Pokonya ada deh, nanti malam minggu kita makan di restoran bersama nanti ayah kasih tahu disana." Goda ayah pada putrinya.
Kiyoshi (Ibu Mina) hanya tersenyum melihat kedekatan ayah dan putrinya sambil mengelus rambut Mina dengan kasih sayang yang teramat dalam.
...***...
Tibalah hari itu, hari dimana pertemuan antara keluarga Mina dan Anthony berlangsung. Kedua keluarga ini tidak sengaja berbarengan bertemu di lobby restoran.
"Hallo selamat malam pak Michael, lama tidak berjumpa." Ramahnya seraya berjabat tangan.
"Hallo selamat malam juga, rasanya memang sudah lama kita tidak berjumpa. Bapak apa kabar?" sambutnya tak kalah ramah juga.
"Baik, sangat baik. Oh ya, bapak datang sendiri?" Rafael agak sedikit bingung.
"Istri saya kebetulan sedang berada diluar negeri, dan anak saya sebentar lagi menyusul. Maklumlah namanya anak muda, ada saja kesibukannya." Ujarnya masih mempertahankan raut wajahnya yang ramah.
"Oh iya kenalkan ini anak saya Kamina, dan istri saya Kiyoshi"
Mereka berjabat tangan satu sama lain.
Kemudian mereka berlalu meninggalkan lobby restoran menuju meja bundar yang telah dibooking asisten Rafael sebelumnya.
Tak lama mereka duduk, datanglah Anthony.
Dari arah kejauhan Mina seperti tidak menyangka siapa yang datang tapi disisi lain hatinya berbunga bunga.
"Maaf pah, Anthony terlambat." Ujarnya pada sang ayah.
Ayahnya hanya tersenyum tipis kemudian memperkenalkan Anthony pada keluarga Rafael.
"Anthony, kenalkan ini bapak Rafael dan keluarganya rekan bisnis papa."
"Perkenalkan saya Anthony om tante." Di ulurkan tangannya seraya menjabat tangan kedua orang tua Mina.
"Eh Mina!" tambahnya terkaget pada Mina namun tetap terlihat tenang seraya menjabat tangannya juga.
Setelah mereka berbincang panjang lebar sebari menyantap makanan yang telah di pesan. Tiba-tiba kedua orang tua Mina dan ayah Anthony membahas tentang perjodohan anaknya.
"Anthony, om dengar kamu banyak membantu Mina disekolah?" senyumnya pada Anthony.
"Ah ngga juga om, memang kebetulan saja." Jawabnya dengan muka merah sambil tersipu malu.
Begitupun Mina yang mendengarnya merasa malu, namun bahagia.
"Kita jodohkan saja Mina dan Anthony ya pak, kebetulan mereka kan teman sekelas jadi tidak sulit untuk mereka membangun chemistry." Ungkap ayah Anthony seraya setengah tertawa.
"Wah boleh itu, kebetulan saya dan istri sering berada di luar negeri. Dengan hadirnya Anthony saya terbantu untuk menjaga Mina." Balasnya setengah tertawa juga.
"Sudah kita adakan saja pertunangan untuk mereka" Saut Michael.
Namun belum sempat Rafael menjawab, Mina menyela pembicaraan ayahnya sambil tersipu.
"Ih ayah, mana boleh aku bertunangan. Aku masih SMA" jawabnya sambil tersipu.
Sedangkan Anthony yang duduk bersebrangan dengan Mina tiba-tiba merubah raut mukanya yang hangat menjadi dingin seperti gunung es yang entah kapan akan mencair tatkala mendengar perjodohan ini.
"Yasudah kalian berteman dekat tapi ingat hubungan kalian bertujuan ke jenjang yang lebih serius." Jawab ayah Mina pada putrinya dan Anthony.
M"Setuju pak. Begitu saja kalau Mina belum siap bertunangan." Timpalnya pada Rafael.
"Anthony, mulai sekarang kamu jagain Mina yah. Ingat yah walaupun tidak ada ikatan yang serius, tapi hubungan kalian akan menuju ke jenjang yang lebih serius." Ujarnya pada anak semata wayangnya.
Anthony hanya terduduk kaku seperti ada hal yang membuatnya sulit untuk mengungapkan apa yang dirasakannya. Saat Mina menatapnya sambil tersenyum, Anthony langsung memalingkan pandangannya ke arah lain.
Benar. Anthony tidak dapat membantah perkataan ayahnya. Ucapan Michael adalah perintah untuknya yang tidak bisa ia bantah sedikitpun. Anthony takut jika ia berani membantahnya maka akan ada hukuman untuknya.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!