Air mata Clarissa masi saja menetes saat ia memasuki apartemen yang pernah dia tinggali bersama calon suaminya.
...****************...
Ini sudah dua tahun berlalu tapi Clarissa masi belum bisa melupakan calon suaminya itu, bayangan tentang pernikahan yang indah di ganti dengan isak tanggis. Warna putih gaun penganti yang dia pakai berubah menjadi merah di sebagian sisinya, dengan hujan yang begitu deras Clarissa memegangi kepalah kekasihnya dan terduduk di jalan setelah ia berhasil mengeluarkan kekasihnya yang terjebak di dalam mobil yang ringsek setelah menabrak pohon di pinggir jalan.
Saat ini Clarissa berada di dalam kamarnya, Pikirannya jauh menerawang ke masa lalunya yang sangat bahagia, jam menujukkan pukul 01.00 dini hari tapi Clarissa masi terjaga besok adalah hari peringatan kematian calon suaminya. Sudah menjadi rutinitasnya berkunjung ke Krematorium dan aparteman. mengunakan gaun berwarna hitam dan rangkaian bunga tulip merah dan akan keluar dengan mata yang sembab atau mingkin dia akan menginap disana.
Maksud dari bunga tulip merah bunga dengan kelopak kuncup ini melambangkan cinta abadi dan menyampaikan pesan jika cinta yang Kamu miliki untuk si penerima tidak ada batasnya, sedangkan warna hitam melambangkan duka berkabung atau kematian.
...****************...
Pagi menjelang Clarissa mematikan alarm ponselnya yang berbunyi begitu nyaring dengan perasaan yang masi kacau Clarissa melirik ke layar ponselnya di layarnya terlihat notifikasi pesan dari kakaknya dan juga email yang dikirim Hana asisten pribadinya dan juga sahabat baik Clarissa.
Hari ini adalah hari dimana dia akan bertemu kekasihnya lagi, dan seperti 2 tahun sebelumnya Clarissa mengunakan gaun berwarna hitam.
Saat turun dari kamarnya ibu Clarissa melihat anaknya yang dengan tatapan yang sulit diartikan. Clarissa melihat ibunya yang menatapnya seperti itu Clarissa hanya bisa tersenyum hambar.
Tak ada yang berani melarang Clarissa melakukan itu, ibu Clarissa tak bisa protes dengan tingkah anaknya. keluarga dari alm calon suaminya juga tak prnah datang ke krematorium untuk berkunjung, mereka awalnya memang tak pernah merestui hubungan Clarissa karena sebenarnya calon suami Clarissa telah memiliki seorang tunangan.
Calon suami Clarissa memang sudah memiliki tunangan yang diperkenalkan oleh keluargnya, namun calon suami Clarissa tak pernah menyetujui karena dia sudah memiliki Clarissa sebagai calon istrinya.
Clarissa mengetahui semua itu, dan sempat meninggalkan calon suaminya itu tapi, Clarissa di yakinkan kembali bahwa hanya Clarissa lah yang dia cintai didunia ini. ibu dan kakak Clarissa juga pernah menanyakan tentang itu, namun saat melihat wajah bahagia Clarissa ibu dan kakaknya tak bisa berkata apa lagi karena percaya Clarissa akan bahagia apa lagi ibu Clarissa juga sudah meminta kepastian pada calon menantunya itu. Dan dengan yakin calon suami Clarissa bilang iya.
Semenjak ke matian calon suaminya Clarissa tak pernah lagi tersenyum tulus, seakan semua senyumannya habis terbawah pergi bersama calon suaminya langit yang dulunya cerah kini bagaikan tertutup awan mendung hitam yang tebal tak tau kapan badai itu berakhir.
"Bu Clarissa pergi dulu" ucap Clarissa berpamitan pada ibunya.
Ibu nya hanya mengangguk kan kepala tanda iya setujuh.
Tampa bersuara lagi Clarissa berjalan kaluar menyusuri jalanan rumahnya menujuh halte bus.
Semua orang menatap kasian kepadanya tapi Clarissa tak pernah memperdulikan tatap itu. Bahkan ada yang menganggap Clarissa gila.
Bus berjalan menujuh ke pemberhentian pertama, Clarissa akan turun lalu membeli 2 rangkaian bunga tulip merah yang akan dia bawah ke krematorium dan ke apartemen nya dulu.
Di perjalanan Clarissa hanya diam membisu sambil mendengar lagu favoritnya melalui airphone.
Disini lah Clarissa sekarang menatap kosong ke arah guci kecil dan bingkai foto terdapat foto calon suaminya dulu di selipkannya bunga ke dalam vas.
"Haii sayang apa kabar?" Ucap Clarissa.
"Maaf karena aku masi menagisimu, maaf karena aku masi saja memeluk bayangmu erat, maaf kalau aku belum bisa mengikhlaskan mu, maafkan aku yang tak bisa tak memikirkan mu sayang" ucap Clarissa lagi dengan genangan air mata di pelupuk matanya.
"Sayang apa kau bahagia, kenapa kau tak membawah ku pergi bersama mu, kata mu kau adalah rumah ku tapi kenapa rumah ku tak mengizinkan ku masuk kedalamnya" ucap Clarissa yang sudah mulai meneteskan air mata di depan guci kecil calon suaminya.
Seharusnya kita tak pergi, seharusnya aku bisa menenangkan mu saat gelisa, itu semua salah ku sayang maafkan aku dan seharusnya hubungan kita tak perlu berlanjut.
Setelah itu Clarissa tak lagi berbicara dalam diamnya dia menagis sejadi jadinya, ini sudah dua tahun tapi Clarissa masi saja belum merelakan kepergian calon suaminya itu.
Dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya Clarissa berpamitan untuk keaparteman mereka.
Setelah berkunjung ke krematorium Clarissa pergi ke apartemannya.
Apartemannya masi sangat bersih karena tiap bulan akan ada pelayan yang datang membersihkannya. Clarissa memasuk aparteman itu dengan hati yang bergemuruh hebat tak ada satu kata pun keluar dari mulutnya, Clarissa berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar yang masi menyimpan banyak kenangan untuknya.
Di dalam kamar itu masi tersimpan rapi semua pakaian dan juga barang-barang calon suaminya tak pernah bergeser dari tempatnya.
Aparteman ini dulunya adalah milik calon suaminya dan akan menjadi hadia pernikahan mereka. Apa lagi semenjak berpacaran Clarissa memilih tinggal di aparteman ini bersama calon suaminya.
Rencana yang Clarissa dan calon suaminya susun sangat lah indah dia sudah membayangkan bagaimana nanti dia akan menjadi istri dan mengurus anak anak mereka kelak.
Tapi semua itu tinggal kenangan, yang tersimpan rapi di dalam hati Clarissa.
Clarissa seharian menangis di dalam kamar itu, sampai dia merasa lelah dan tertidur dengan sendirinya.
Jam menujukkan pukul 17.00 sore, Clarissa terbangun dari tidurnya menatap sekeliling kamarnya yang terlihat gelap karena tirai yang tertutup.
Melihat ke arah layar ponselnya. Clarissa turun ke bawah sambil memesan makan siap saji. Sepertinya dia akan menginap disini saja.
Clarissa menujuh kulkas dan membukanya mengambil sebotol air mineral dan meminumnya. Rasanya tengorokkannya kering setelah seharian ini menangis dan matanya yang sangat sembab.
"Aku merindukan mu sayang" ucap Clarissa saat duduk di sofa dan menatap bingkai foto praweding mereka yang tergantung rapi didinding.
Beberapa saat kemudian.
Bel aparteman berbunyi Clarissa membukanya terlihat seorang kurir pengantar makan membawa pesanan Clarissa, saat ingin menutup pintu apartemannya kembali di lihatnya sekilas orang-orang yang sibuk mengangkat barang-barang.
"Sepertinya akan ada yang pinda ke aparteman sebelah" gumam Clarissa.
Meletakan makanan di atas meja, Clarissa kembali berjalan ke kamarnya untuk membersihkan badan, dan menguna baju kaos oversize milik calon suaminya dulu kembali ke bawah duduk di sofa dengan makan dan sekaleng soda.
"Sayang sepertinya aku akan tinggal disini, ibu dan kak Andre pasti sangat sedih jika melihat ku di rumah dengan ke adaan ku yang sepeti ini, setidaknya aku mengurangi beban mereka" ucap Clarissa kembali menatap foto praweding mereka.
*"Teman teman ini adalah novel pertama ku semoga kalian suka yah" **🥰🥰*
Seorang wanita tergesa-gesa memasuki lift aparteman, mengunakan pakaian kantor sedikit berantakan karena sepertinya iya terlambat karena perwakilan perusahaan yang akan mengunakan jasa desain interior mereka sebentar lagi sampai. Ini akibatnya Clarissa setelah semalam terjaga.
Tampa memperdulikan 2 pria yang melihatnya dengan tatapan heran, bagaimna tidak wanita itu masi mengunakan sendal jepit dan masi mencepol tinggi rambutnya.
Wanita itu Clarissa seorang CEO perusahaan Etnik.corp bergerak di bidang interior yang cukup terkenal di kalangan pengusaha, apa lagi dengan parasnya yang cantik dan rama banyak pria yang mendekatinya tapi tak pernah dia tanggapi dengan serius.
Clarissa dari keluarga yang bisa dibilang terpandang tapi memilih hidup biasa saja, ayah Clarissa seorang desain interior terkenal namun sudah meninggal sedangkan ibu Clarissa hanya seorang ibu rumah tangga, sementara kakak Clarissa berada di Paris mengelola perusahaannya sendiri. Perusahaan yang di kelola Clarissa sekarang adalah milik ayahnya dulu.
Kembali ke dalam lift.
Lift itu bergerak turun dari lantai 5 menujuh ke lantai 1 lobby aparteman, Clarissa turun sementara 2 orang pria tadi menujuh ke lantai dasar basement.
Clarissa berlari menujuh mobil yang sudah menunggunya dengan seorang wanita berkaca mata bersiap di belakang kemudi.
"Dari mana saja aku sudah menunggu sejak 30 menit yang lalu" ucap Hana sahabatnya yang juga menjadi sekertatis pribadinya.
"Aku ketiduran karena terjaga sepanjang malam" ucap Clarissa.
Tampa berbicara lagi Hana melajukan mobilnya sedikit kencang meninggalkan kawasan aparteman Clarissa.
"Hana pelankan mobilnya" ucap Clarissa gugup.
Hana yang mendengarnya tiba-tiba tersadar karena Hana membawah mobil itu secara tergesa gesa takut mereka akan terlambat.
"Ahhh maafkan aku" ucap Hana.
Clarissa memiliki trauma saat berkendara apa lagi mengunakan mobil, Clarissa masi bisa menaiki mobil tapi harus wanita yang mengemudikannya atau kakaknya sendiri, sedangkan kalau lelaki lain dia akan lebih memilih menaiki bus saja.
Maka banyak orang yang memandangnya heran bayangkan saja seorang CEO perusahaan terkenal menaiki bus dan berpenampilan biasa saja.
Hari ini Clarissa akan rapat dengan salah satu perusahaan besar untuk melakukan kerja sama.
Setelah sampai di perusahaannya sebelum turun Hana berucap.
"Haiii coba lihat penampilan mu dulu" ucap Hana menegur Clarissa yang masi mencepol rambutnya dan sandal jepit yang masi terpasang di kakinya.
"Maaf aku melupakannya" ucap Clarissa kaget melihat penampilannya.
"Untung saja aku menjadi sekertatis mu yang siap siaga" ucap Hana sambil mengambil kotak sepatu di jok belakang mobilnya.
"Terbaik" ucap Clarissa tersenyum kearah sahabatnya itu.
Clarissa yang di ikuti Hana masuk ke dalam dan bertemu dengan perwakilan perusahaan yang akan mengunakan jasa mereka mendesain interior hotel yang baru akan bangun, tapi mereka hanya di tugaskan untuk menangani satu kamar khusus yaitu kamar pemilik hotel tersebut.
"Maaf pak saya terlambat" ucap Clarissa membungkuk di depan perwakilan perusahan itu.
"Perkenalkan saya Clarissa dan ini Hana sekretarisku" ucap Clarissa lagi mengulurkan tangannya.
"Saya Hyunbi perwakilan dari Indigo.corp" menerima uluran tangan Clarissa.
"Tak apa bu Clarissa, saya juga baru sampai" ucap Hyunbi.
"Mari pak Hyunbi silahkan" ucap Clarissa mempersilahkan Hyunbi untuk masuk ke dalam lift menujuh ruangannya di lantai 3.
Saat sudah sampai Hana masuk terlebih dahulu untuk membuka pintu ruang Clarissa dan mempersilahkan mereka masuk.
"Silahkan duduk pak Hyunbi" ucap Clarissa mempersilahkan Hyunbi untuk duduk di sofa yang berada diruang yang hanya terpisah dengan dinding kaca dan memiliki kulkas minuman sendiri dengan berbagai jenis kue kering yang berjejer rapi di atas meja depan sofa.
Ruanga itu biasanya di gunakan Clarissa untuk menjamu tamu yang ingin mengunakan jasa mereka dalam mendesain interior agar merasa nyaman dalam membicarakan pekerjaan.
Sementara Hana berjalan membawah contoh gambar desain interior yang telah mereka siapakan.
"Pak Hyunbi ingin minum apa?" Tanya Clarissa.
"Air mineral saja" jawab Hyunbi.
Tak lama terlihat Hana masuk dengan berkas di tangannya.
Sekarang mereka semua sudah duduk di sofa ruangan itu. Hyunbi memulai pembicaraan.
"Jadi begini bu Clarissa saya perwakilan dari perusahaan Indigo.corp ingin mengunakan jasa interior ibu untuk mendesain satu kamar di hotel yang akan di bangun oleh perusahan kami" ucap Hyunbi.
"Satu kamar?" Tanya Clarissa.
"Iya cukup satu kamar, kamar itu nantinya akan di gunakan oleh CEO perusahan kami saat dia berkunjung ke hotel" ucap Hyunbi sedikit menjelaskan.
"Ahhhh iya saya paham, ini contoh desain interior yang kami punya" ucap Clarissa memperlihatkan gambar contoh desain yang mereka buat.
Tiba-tiba ponsel Hyunbi berbunyi terlihat ada panggilan masuk. Hyunbi izin mengangkat telepon terlebih dulu.
Dengan segerah Hyunbi mengangkatnya.
"Iya selamat pagi pak Meyjhun" ucap Hyunbi.
"Kau dimana aku dan pak Namjoon sudah berada di lobby perusahaan ini, pak Namjoon ingin bertemu langsung dengan orang yang akan mendesain kamar untuknya" ucap Meyjhun memberitahukan bahwa mereka telah sampai.
Hyunbi terkejut saat mengetahui ternyata bosnya juga datang.
"Bu Clarissa saya izin ke bawah terlebih dahulu, ternyata CEO perusahaan kami datang kesini untuk bertemu dengan ibu secara langsung" ucap Hyunbi keluar dari ruangan Clarissa untuk menjemput bosnya yang berada di lobby perusahaan Clarissa namun di ikuti Hana.
Ketika sampai di lobby Hyunbi membungkuk di depan Namjoon di ikuti Hana yang memperkenalkan dirinya di depan Namjoon.
"Perkenalkan saya Hana sekertaris ibu Clarissa, mari pak" mempersilahkan Namjoon, Meyjhun dan juga Hyunbi kedalam lift.
Saat sampai Hana membuka pintu untuk Namjoon dan yang lainnya masuk kedalam ruangan Clarissa. Clarissa yang melihat Namjoon dan yang lain masuk seketika berdiri menyambut kedatang Namjoon dan juga Meyjhun. Di ikuti Hyunbi dan Hana.
"Silahkan duduk" ucap Clarissa mempersilahkan Namjoon dan yang lain untuk duduk.
Namjoon terkejut saat melihat Clarissa, karena saat tadi dia bertemu di lift tadi Clarissa sedikit berantakan, namun sekarang clarissa yang dia lihat berubah dan cantik.
Kim Namjoon CEO perusahan Indigo.corp yang terkenal bergerak di bidang properti dan juga perhotelan yang tersebar di berbagai negara, memiliki sifat yang dingin namun akan berubah saat bersama dengan wanita yang dia cintai tapi Namjoon membenci pengkhianatan.
"Sebelumnya perkenalkan saya Clarissa" ucap clarissa kembali memperkenalkan dirinya di depan Namjoon.
"Dan saya merasa terhormat bapak berkerubung ke perusahaan saya yang kecil ini" ucap Clarissa lagi.
Namjoon dan meyjhun saling menatap karena tak menyangka Clarissa pemimipin perusahaan desain interior ini.
"Pasti kamu sudah tau saya siapa, jadi sepertinya saya tak perlu memperkenalkan nama saya siapa" ucap Namjoon dengan expresi datar.
"Siapa yang tak mengenal bapak Namjoon CEO terkenal dan sukses di bidangnya" puji Clarissa.
"Jadi saya ingin kamu" ucap Namjoon melihat kearah Clarissa.
"Untuk mendesain kamar yang akan saya tempati saat saya berkunjung ke hotel" ucap Namjoon lagi.
Tampa membuang waktu lebih banyak Clarissa memperlihatkan contoh desain interior yang dia buat secara pribadi di tab nya.
"Ini contoh beberapa desain yang saya buat tergantung dari bapak mau pakai desain yang mana tapi jika bapak ingin menambah unsur lain atau bapak memiliki ide saya akan mendesainnya kembali sesuai keinginan bapak" ucap Clarissa menjelaskan.
Tapi Namjoon bukanya fokus ke arah cobtoh gambar yang di perlihatkan Clarissa tapi mala fokus ke arah Clarissa yang berbicara cukup dekat dengannya.
Entah kenapa Namjoon merasa candu mencium wangi tubuh Clarissa namun Namjoon sadar akan sesuatu yang tersembunyi di balik senyumnya yang terpaksa itu.
"Jadi bagaimna pak Namjoon" tanya Clarissa tapi tak mendapat respon dari Namjoon.
Meyjhun yang melihat tingkah bos nya seperti itu mencoba menyadarkan Namjoon yang dia lihat memperhatikan Clarissa tampa berkedip, sebelum Clarissa menyadari bahwa Namjoon memperhatikannya.
"Ahh aku ingin yang ini, simpel tapi tetap elegan" ucap Namjoon saat tersadar akan kelakuannya dan menujuk gambar yang ada di tab Clarissa.
"Kapan time kami bisa mulai bekerja" tanya Fara.
"Lebih cepat lebih baik, tapi saya punya satu permintaan" ucap Namjoon.
"Permintaan?" tanya Clarissa menyebutkan kembali ucapan Namjoon tadi.
" saya ingin kau yang turun lansung mengawasinya" ucap Namjoon.
"Jika itu yang pak Namjoon mau, baiklah saya yang akan menanganinya secara langsung" ucap Clarissa mengulurkan tanganya bersalaman dengan Namjoon.
Dan tampa berfikir Namjoon langsung menyambut tagan Clarissa bersalaman.
Meyjhun dan Hyunbi terkejut melihat Namjoon dengan gampangnya memberikan tanganya untuk bersalaman dengan Clarissa karena setau meyjhun jarang sekali bersalaman dengan para kolega mereka apa lagi orang itu baru saja mereka temui.
"Semoga kalian suka yah"
aku minta dukungan kalian yah teman teman.
Kini Clarissa disibukkan dengan pekerjaannya, hari ini Clarissa harus pergi melihat pekerjaan tim yang sudah bekerja beberapa hari ini yang sudah 90 persen jadi di salah satu kamar hotel yang belum lama ini selesai di bangun, tinggal menunggu untuk diresmikan dan dibuka secara umum.
Tiket pesawat kini sudah berada di tanganya setelah tadi Hana memberikannya dan mengantar Clarissa ke bandara untuk penerbangan menujuh ke pulau Jeju. karena hotel yang di bagun perusahaan Namjoon berada di pulau Jeju otomatis Clarissa harus beberapa kali bolak balik melihat pekerjaanya dan juga tim yang dia tugaskan ke sana.
"Maaf aku tak bisa menemani, karena aku juga harus melihat pekerjaan kita yang di sini" ucap Hana sebelum meninggalkan Clarissa di bandara.
"Tak apa, aku sudah terbiasa sendiri" ucap Clarissa.
"Kau membuat ku semakin merasa bersalah" ucap Hana lagi.
Clarissa tertawa melihat wajah Hana.
"Kau sperti tak mengenal ku saja" ucap Clarissa yang masi tertawa.
"Baik lah aku pergi, dan kabari aku jika kau sudah sampai" ucap Hana saat akan meninggalkan Clarissa karena dia juga ada pertemuan dengan client mereka yang lain.
Disini lah Clarissa berada di ruang tungguh bandara menunggu keberangkatannya.
Tak lama terdengar informasi penumpang di harapkan untuk memasuki pesawat karena akan segera take off.
Clarissa berada di bisnis clas dia ingin mengunakan waktunya untuk tidur sebelum nanti dia akan sibuk berkerja.
Tampa Clarissa sadari ternyata Namjoon dan juga meyjhun berada di pesawat yang sama dengannya dan berada di bisnis clas hanya berbeda beberapa kursi di depan Clarissa.
Setelah menempuh perjalanan cukup panjang akhirnya Clarissa sampai di Bandara Jeju.
"Welcom to Jeju" ucap Clarissa saat dia sudah turun dari pesawa dengan membawah tas ransel dan mini bag yang nantinya akan dia pakai.
Rencana Clarissa akan berada Disini selama dua hari, karena pekerjaan timnya juga sudah 90 persen jadi mungkin nanti tinggal finising saja.
Sementara Namjoon berjalan dengan cepat ke pintu keluar bandara di ikuti meyjhun dari belakang. Tapi tampak sekilas Namjoon melirik ke arah wanita yang berdiri sambil menunggu seseorang menjemputnya di luar bandara.
"Bukankah itu bu Clarissa" ucap meyjhun yang juga menyadari itu.
"Mungkin saja" ucap Namjoon cuek.
"Bu Clarissa" ucap meyjhun saat berjalan untuk mendekati Clarissa.
Clarissa yang merasa dirinya di panggil berbalik dan melihat ke arah meyjhun dan Namjoon yang menatapnya.
Clarissa tak pernah bertemu dengan Namjoon dan meyjhun lagi setelah pertemuan pertama mereka di perusahaan Clarissa dan terkejutnya Clarissa bertemu dengan Namjoon dan meyjhun disini. Dan semenjak Clarissa bolak balik melihat pekerjaan timnya juga Clarissa tidak pernah bertemu Namjoon hanya bisa mendengar kabar bahwa Namjoon datang tapi tak pernah bertemu langsung.
"Selamat siang pak Namjoon dan pak meyjhun" ucap Clarissa membungkuk di depan Namjoon dan meyjhun.
Meyjhun tersenyum rama sementara Namjoon hanya diam saja dengan wajah datarnya.
Tak lama berselang mobil jemputan Namjoon dan meyjhun sudah sampai. Namjoon bergegas masuk ke dalamnya dan ikuti meyjhun.
Tapi sebelum pergi meyjhun menawarkan tumpangan ke pada Clarissa namun Clarissa tolak secara halus.
"Terima kasih, jemputan saya sudah di menujuh ke sini" ucap Clarissa.
Namjoon masi tetap dengan sifat dinginnya yang tak mau terlibat pembicaraan dengan Clarissa. Namun Namjoon masi saja penasaran dengan sesuatu di balik senyuman Clarissa. Dia tau betul tatapan mata Clarissa, menyiratkan kesedihan yang mendalam tapi Namjoon tak tau ke sedihan apa yang di alami Clarissa saat ini.
Saat mobil berjalan meninggalkan bandara Namjoon melirik ke arah kaca spion mobil yang kini berjalan secara perlahan pemperlihatkan pantulan Clarissa yang semakin menghilang saat mobil itu semakin menjauh.
Clarissa masi setia menunggu kedatangan jemputannya tapi tak sampai sampai hingga akhirnya Clarissa memilih untuk duduk di cafe seberang jalan mencoba untuk menghubungi kembali orang yang akan menjemputnya.
Sementara Namjoon kini sudah berada di hotel yang akan segerah dia resmikan minggu depan cukup lama Namjoon berada disana tapi dia belum melihat keberadaan Clarissa yang sejak tadi sudah sampai. Karena sebelum datang ke hotel ini Namjoon terlebih dahulu makan siang.
Dengan rasa penasaran Namjoon bertanya pada salah satu pekerja tim Clarissa yang berada di dalam kamar hotel yang nantinya akan dia tempati itu.
"Bu Clarissa dimana" tanya Namjoon.
"Ibu Clarissa masi berada di bandara, karena tak ada draiver wanita yang menjemputnya, biasa juga ibu Hana ikut tapi mungkin saat ini hanya ibu Clarissa sendiri yang datang" ucap pekerja itu.
Namjoon terkejut saat mendengar jawaban dari pekerja itu.
"Kenapa harus wanita" tanya Namjoon lagi.
"Saya juga tak tau pasti ceritanya pak, yang saya tau bu Clarissa tidak akan naik mobil jika yang mengemudikannya seorang lelaki" jawab pekerja itu lagi.
Meyjhun yang melihat Namjoon bertanya pada pekerja itu mendekat ke arah mereka.
"Apa terjadi sesuatu" tanya meyjhun.
"Tolong carikan draiver wanita untuk menjemput bu clarissa di bandara" pinta Namjoon saat meyjhun datang.
Entah kenapa Namjoon merasa peduli terhadap Clarissa, meyjhun yang melihatnya sedikit heran karena sifat boss nya ini sedikit berbeda.
"Tungguh apa lagi, ini sudah beberapa jam berlalu tapi dia masi berada di bandara" ucap Namjoon lagi.
Meyjhun bergegas menelpon seseorang untuk menjemput Clarissa di bandara.
Sementara itu Namjoon menghubungi Clarissa setelah meminta nomor ponsel Clarissa tadi.
Clarissa masi setia menunggu jemputan yang akan menjemputnya. tiba-tiba ponselnya berdering telepon masuk dengan nomor yang tak di kenal.
Clarissa mengangkatnya.
Namjoon
*hallo tungguh lah sebentar jemputan mu akan segerah datang.
Ucap Namjoon tampa basa-basi lalu mematikan teleponnya.
Clarissa yang mendengar itu hanya terdiam tak tau harus merespons bagaimana apa lagi teleponnya langsung di matikan setelah pria tadi berbicara.
tak berapa lama sebuah Mobil hitam berhenti depan cafe tempat Clarissa duduk, sebelumnya tadi juga sempat menelpon Clarissa menanyakan ke beradaanya.
Dari dalam mobil terlihat meyjhun dan juga seorang draiver wanita di balik kemudi.
Meyjhun turun membantu Clarissa untuk membawah kopernya di letakan di bagasi belakang mobil.
"Terima kasih dan maaf sudah merepotkan bapak" ucap Clarissa saat sudah berada di dalam mobil bersama dengan meyjhun.
"ibu Clarissa menginap dimana" tanya meyjhun.
"Saya menginap di hotel yang berada tak jauh dari hotel milik pak Namjoon" jawab Clarissa.
"Baiklah saya akan langsung mengantar ibu ke hotel saja" ucap meyjhun.
"Tak usah, saya harus melihat pekerjaan saya terlebih dahulu nanti setelah itu saya akan istirahat" ucap Clarissa.
"Bu Clarissa ini perintah langsung dari boss saya" ucap meyjhun lagi.
"Baiklah" jawab Clarissa lagi.
Sesampainya di hotel tempat Clarissa menginap, Clarissa langsung menujuh kamarnya mengambil kunci di resepsionis. Sebelum itu Clarissa berpamitan pada meyjhun dan juga wanita yang menjadi draivernya.
Saat sampai di kamarnya Clarissa langsung merebahkan dirinya di kasur empuk hotel itu.
"Nyaman sekali" ucap Clarissa.
Tak lam terdengar notifikasi masuk ke ponsel Clarissa di bukanya pesan dari nomor yang tak di kenal lagi.
"Apa kah kau sudah sampai?"
Clarissa mengkerutkan keningnya dan membalas pesan itu.
"Ia aku sudah sampai dan ini dengan siapa?" Membalas pesan itu.
Tak ada balasan lagi. Clarissa meletakan ponselnya setelah memastikan tak ada balasan dari pemilik nomor itu. Clarissa berjalan ke kamar mandi untuk memberisihkan diri dan menganti baju hanya dengan baju kaos over size melihat penampilannya di depan cermin.
"Sayang sepertinya aku menjadi sangat kurus lihat saja baju kaos ini menjadi sebuah dres saat ku pakai" ucap Clarissa tertawa hambar menertawai dirinya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!