NovelToon NovelToon

Cinta Gadis Broken Home

Bab 1

" Liat saja nanti, akan ku buktikan kalo aku bisa berhasil !! " batin Hania. Kata kata mencemooh dari tetangga bagaikan makanan dan vitamin bagi Hania.

" Baju kamu udah kayak gembel, ngapain sih dipake ", " gk tinggal ama orang tua yah begini modelannya "..dan masih banyak lagi yang udah dianggap angin lalu buat Hania.

Hania sudah tinggal bareng oma dan opanya dari pihak maminya semenjak umur 2 tahun. Sedangkan kakak laki laki Hania tinggal dengan oma opa dari pihak Papi.

Mereka terpisah semenjak kecil karena perceraian orang tua yang meninggalkan luka mendalam bagi semua.

" Jangan didengerin yah dek Hani kata kata ibu-ibu rempong emang gitu " kata mamang penjaga warung sembako.

" Bantuin juga kagak, kasi makan kamu juga enggak, yah klo bajunya udah gembel dibeliin lah.." Si mamang malah ngomel.

Hania hanya tersenyum.

" Udah biasa mamang.., gapapa..Hani gak sakit hati lagi.." jawab Hania

" Ya udah , ini bawa belanjaan kamu, salam buat oma yah.." kata mamang yang suruh Hania pulang.

" Terima kasih Mang...Hania pulang ...." jawab Hania

" ya..hati hati Han.. "

Komplek tempat tinggal Hania lumayan nyaman. Satu perumahan lama tapi masih sangat terawat lingkungannya. Jadi masih sangat terlihat rapi dan asri.

Hania berjalan menuju rumah dan melewati satu rumah gede.

" Aduuuh..." Hania meringis karena kepalanya tiba tiba tertimpa sesuatu.

" Siapa sih yang lempar bola gak liat liat..!!" Teriak Hania

" Maaf... "

Hania menoleh ketika ada yang bersuara di belakangnya.

" Cakep.." batin Hania

" Lo baik- baik aja kah ? Maaf bolanya malah kelempar disini.. Woyyyy..Ram... Elo minta maaf niccch... Bukan gw yg lempar...tapi dia... "

" Cakep banget..." batin Hania lagi ke seorang laki laki tinggi tegap yang berjalan ke arah mereka dengan wajah oriental yang menurut Hania Kim Soo Hyun kalah..

" Maaf.. " ujar laki-laki yang baru datang itu.

Hania hanya mengangguk entah karena tersihir dengan ketampanan 2 laki-laki di depannya atau akibat kepala yang kena bola basket yang berat itu. ( pada tau kan gimana rasanya kena basket tu kepala )...

" Yuk.. " kata laki-laki tadi mengajak temannya balik masuk ke halaman rumah itu lagi, mungkin untuk lanjutin permainan mreka

" Ish.. Ogeb deh nich otak..koq bisa nge blank sich.." Hania kesel karena tiba-tiba jadi orang bodoh.

" Koq gak pernah liat yah selama ini ? Apa mungkin mreka bru balik dri luar negeri ? Ah tauk... Mending buruan phlang sebelum dapat omelan manis dari oma.." Hania sedikit berlari supaya tiba dengan cepat ke rumahnya.

" Spadaaaaa... " teriak Hania di depan lintu rumah.

" Spada..spada... Kgak bisa lembut dikit ish jadi cewek.." kata kakak laki-laki Hania, Herry Sastra yang berjarak 5 tahun dengan Hania.

Karena ini Sabtu, dimana Hania gak kuliah dan Herry juga libur kerja jadi Herry datang kunjungi oma opa mereka yang kesehatan mereka akhir akhir ini lagi tidak baik baik saja.

" Ish, kek jaelangkung tauuuk..tiba tiba nongol..tiba tiba pergi..Udah daritadi kak? "

" 15 menitan kyaknya.. Darimana? Oh..dari belanja.." kata Herry saat melihat Hania menenteng 1 kantong kresek.

" Yaudah bantuin aku masak yah kak, oma harus makan cepet, mau minum obat.."

" Masak apa ?" Tanya Herry sambil ngikutin Hania ke dapur.

" Sop aja, supaya oma opa mau makan..." Akhir akhir ini oma opa mereka sepertinya lagi kurang makan, dengan alasan masakannya kurang enak.

Padahal selama ini Hania yang masak.

" Kalo gimana gimana, entar kita bawa ke RS aja Han.."

" Iya kak.."

Bab 2

Akhirnya siang itu Herry dan Hania membawa oma opa mereka ke Rumah Sakit.

" Oma gak apa apa koq. Kalian gak usah repot bawa oma opa ke RS..." Kata oma Frida

" Iya, opa juga gak kenapa napa, kenapa kita dibawa kesini ?.." opa Frans ikut bertanya

" Oma opa gak mau makan akhir akhir ini. Hania kan kuatir...mending kita cek daripada kita gak tahu apa apa.." Jawab Hania

" Gapapa koq, supaya jelas aja kita dengar dari dokter yah.. " Kata Herry

" Uangnya bisa dipakai buat kuliah Hania, gak usah buang buang uang, oma opa udah tua.." kata oma Frida

" Herry gak buang buang uang koq...ini udah kewajiban.."

" Kewajiban itu ada sama anak anak oma opa bukan ama kalian cu.."

" Tapi buktinya bibi ama paman palagi mama udah lama bangeeet gak tanyain kabar oma opa... Gak usah kuatir, Kak Herry udah banyak uangnya..dia udah kerja..Jadi oma opa jangan kuatir.." Kata Hania dengan mata berkaca kaca. Hania gak sanggup jika terjadi apa apa dengan oma opa mereka. Selama 20 tahun Hania tinggal dengan mereka. Oma opa dengan penuh kasih sayang membesarkan Hania. Padahal orang tuanya aja gak tahu ada dimana.

Perceraian terjadi sejak Hania berumur 2 tahun, dan Herry berumur 7 tahun. Di umur mereka yang masih belum terlalu mengerti, tiba tiba harus berpisah, dan tinggal dengan oma opa mereka.

Tidak ada perceraian yang tidak meninggalkan luka. Walaupun begitu, Herry dan Hania saling menyayangi. Herry tidak segan segan mendatangi orang orang yang mengganggu Hania. Walaupun sebenarnya Hania bisa dibilang gadis yang kuat.

Ada satu waktu mereka merasa tidak memiliki orang tua. Jadi mereka selalu menganggap oma opa merekalah orang tua sebenarnya.

Oma opa pihak Papi juga sangat menyayangi Hania walaupun bukan mereka yang membesarkan.

Akhirnya mereka tiba di RS. Hania turun terlebih dahulu untuk mendaftar. Herry yang membantu oma opa mereka untuk turun dari mobil.

" Yuk kak, kita duduk di depan poli Internis aja.. Tadi aku nanya ke suster tadi, dia arahkan ke dokter spesialis penyakit dalam aja.." Ajak Hania

" Ok.. " kata Herry sambil memapah opanya, sedangkan Hania memapah omanya.

Saat menuju ke poli yang dimaksud, Hania sambil memperhatikan sekitar RS. Tiba tiba dia melihat laki-laki tampan di komplek mreka yang baru saja tadi pagi ketemu karena insiden bola basket.

" Dia.. Jadi dia dokter disini..penasaran siapa yah dia.." batin Hania

Dan disinilah mereka mengantri giliran sambil ngobrol. Hania melihat oma opanya yang sudah renta di umur 80 tahun.

Katanya manusia itu, jika hidupnya mencapai 70 tahun sudah sangat diberkati. Selebihnya adalah bonus. Tetapi kadang Hania berpikir, apakah karena mereka gak mau ninggalin Hania sampe semangat hidup mereka sangat kuat. Tetapi Hania sering menepis pikiran bersalahnya itu, karena takdir tiap manusia sudah diatur Yang DIATAS.

" Ny. Frida, Tn. Frans.." panggil perawat di depan pintu.

" Ada sus.." Sahut Hania

" Ada keluhan apa oma.., oma duluan yah.." tanya dokter

" Saya tidak ada keluhan apa apa dokter.. Cucu saya saja yang terlalu kuatir.." Jawab oma Frida

" Oma saya akhir akhir ini kurang berselera untuk makan dok..opa saya juga.. Kami hanya ingin memastikan semua baik baik saja.." Jawab Hania ketima mendengar jawaban oma Frida.

" Baik kalau begitu, nanti saya resepkan vitamin yah, semoga oma opa bisa kembali semangat dirumah.." kata dokter akhirnya setelah mendengar semua keluhan dari Hania tentunya. Karena oma Frida dan opa Frans selalu menjawab baik baik saja.

Bab 3

Hania sudah selesai antri untuk menebus resep dari dokter tadi. Dia mengambil handphone ditasnya karena tiba tiba berdering dengan sambil berjalan menuju lobi.

Tak disangka malah menabrak seseorang yang katanya penciuman Hania harum banget.

Brakkk...

" Duh..maaf..maaf.. Saya gak sengaja.." Hania minta maaf krena dia tahu itu keteledorannya.

" Yah pecah...sial banget.. Kalo jalan liat liat mbak.." Kata pria itu sambil menatap Hania

" LO ?eh..maaf.. Saya beneran gak sengaja.. Maaf layar HP nya malah pecah...tapi kenapa kita bisa tabrakan, berarti anda juga gak liat liat jalannya yah..? " kata Hania ngeles kek bajaj karena takut diminta tanggung jawab ganti HP apel gigit itu.

" Tenang aja, gw gak bakal minta ganti..." jawab laki laki di depan Hania yang akhirnya Hania ketahui yang bernama dr. Rama Wijaya SpOg

" Bagus..kalo gitu gw permisi dok..." kata Hania yg tiba tiba kesel karena dia merasa ada aura aura arogan dengan pria di depannya ini.

" Gak sopan..."

" eh..apa lo bilang? Siapa yang gak sopan? "

" Kan situ yang duluan elo gw tadi.." cebik Hania

" Kita tidak sedekat itu untuk bilang aku kamu.."

" ealah dok..kan bisa pake saya, anda..ribet ih..dahlah..bye " kata Hania langsung berlalu karena kakaknya udah nelpon terus.

Brakkk...brakkk...

Terdengar teriakan dijalanan yang memang suka macet macetan tetapi siang itu agak lengang jadi para pengendara motor atau mobil melebihi kecepatan yang udah diatur.

Hania membuka matanya, benturan dikepalanya buat dia cedera otak ringan.

Iya, mobil Herry tadi ditabrak oleh Mobjl box yang tidak mengendalikan mobilnya dengan baik.

" Kakak, oma, opa..." panggil Hania dengan lirih

Hania menekan tombol, dokter dan perawat bergegas ke ruangan Hania.

" Alhamdulilah anda sudah sadar nona..Mari kita periksa sebentar.." kata dokter.

" kakakku, oma dan opaku mana ? Apa mereka baik baik saja ?.."

Dokter dan perawat saking berpandangan.

" Kakak anda baik saja nona.. Tetapi untuk oma opa nona..." dokter terdiam

" Ada apa dengan mereka ? " perasaan Hania sudah gelisah. Pikiran yang tidak tidak sudah mulai menghantuinya.

" Kami mohon maaf karena tidak bisa menyelamatkan oma opa nona, mereka meinggal dalam perjalanan ke RS. Benturan di kepala mereka yang menyebabkan cedera sangat fatal.. Saya mewakili RS, turut berbela sungkawa.. Semoga oma opanya diterima di sisi Allah..." Jawab dokter

" Tidak..tidak mungkin..aku ingin melihat merekaa... Tolong suster antar saya melihat mereka..dokter pasti bohong kan..hiks..hikss.. " Hania meraung raung karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter Radit.

" Tunggu sebentar nona, rekan saya sedang memanggil kakak nona untuk segera kemari.."

" hiks..hiks.. Tidak mungkin mereka ninggalin aku..hiks..aku belum membalas budi mereka.." tangis Hania

" Hania..."

" Kakaaak... Oma opa gak pergi kan? Tolong kak..kasi tau kalo itu bohong...hiks..hiks...aku gak sanggup kaak kalo mereka pergi...huaaa..."

" Sabar yah dek.. Semua sudah ada waktunya..kita harus merelakan oma opa.. "

" Aku pengen ketemu kaaak...antarkan aku kesana kaak..tolong.."

" Baik dek.. dokter, apakah adik saya bisa saya bawa sebentar ? " tanya Herry

" Bisa pak, tetapi cukup 15 menit. Nona Hania harus segera beristirahat dulu, supaya segera pulih.."

" Baik dok..Trima kasih " Jawab Herry.

Kursi roda Hania di dorong Herry menuju ruanh ICU. Saat ini jenasah opa oma mereka sedang dibersihkan. Herry sedang sibuk menghubungi keluarga yang dia tahu. Rumah duka juga sudah dihubungi jadi selepas dari RS segera dibawa ke rumah duka terlebih dahulu.

Saat menuju ruang ICU, mereka berpalasan dengan dokter Rama Wijaya yang menatap sendu ke arah Hania. Hania memalingkan wajahnya saat mereka bersitatap.

" sombong..palsu..seolah olah kuatir.." gumam Hania

" Apa dek? " tanya Herry yang sepertinya mendengar adiknya spertinya berbicara

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!