Tamara duduk di atas lantai yang kotor di sebuah bangunan kosong. Tubuhnya lemah karena sudah dua hari dia berada di tempat ini tanpa makanan, Dia hanya ingat waktu dia akan kembali ke rumah setelah mengantarkan kakaknya ke bandara mobilnya di cegat oleh dua orang, Tamara di paksa turun dari mobil dan mereka membiusnya.
Setelah Tamara bangun dia sudah ada di dalam sebuah rumah kosong ini.
Baju putihnya telah terjaga oleh debu dia hanya tahu bahwa dia diculik oleh sekelompok orang, dan dia dibawa ke tempat ini.
Tamara tidak bisa melihat dengan jelas di mana Dirinya sekarang, karena matanya ditutup menggunakan kain.
Dan setelah Tamara mendapatkan informasi yang dia dengar dari orang-orang yang menculiknya, akhirnya dia mengetahui siapa dalang dibalik semua ini.
"Mara aku hanya mencintaimu, hanya dirimu yang ada di dalam hatiku selamanya." perlahan-lahan air matamu jatuh membasahi pipinya. Tamara teringat orang yang paling dia cinta dan dia sayang. Tamara menghapus air matanya dan ia pun melihat cincin di jari manisnya.
cincin pertunangan yang mengikat mereka berdua dan membuat janji untuk selalu bersama, sebuah huruf T dan L terukir di cincin itu.
Sebuah tawa seorang pria terdengar " Kulit yang halus dan mulus, saya ingin tahu seperti apa rasanya." Tamara memelototi pria itu dingin.
" Saya biasanya melihat anda hanya dalam televisi, kamu bahkan tidak pernah menyangka akan berada di sini sekarang kan ?" Pria itu berjalan mendekati Tamara.
Tamara segera berdiri menguatkan Tubuhnya.
" Dengan keadaanmu yang seperti ini, kamu tidak akan bisa lari ! dan jangan lupa berteriaklah dengan kencang, semakin kamu berteriak semakin aku menyukainya." pria itu sudah mulai melepaskan celananya.
Saat pria tersebut akan menerkamnya. Tamara menguatkan kakinya untuk bersiap menendang area sensitif pria tersebut. Dan tendangannya pas mengenai area terlarang pria itu.
Walaupun tubuh Tamara lemah tapi dia masih bisa mengumpulkan kekuatan untuk menendang. Pria itu berteriak dan memegangi barang berharganya.
" kamu masih bisa melawan, Jangan bertindak terlalu sombong aku akan bersenang-senang denganmu sampai kamu mati !. Kamu bahkan sekarang hanya seorang tawanan, bahkan Tuhan Leo sendiri telah memberikan izin bagiku untuk bermain denganmu."
Pria itu pun berjalan mendekat lagi, Tamara melihat sekeliling berharap menemukan sesuatu untuk melawan pria tersebut, dan dia melihat sebuah balok kayu tepat di sampingnya.
" Hanya Tuan Leo yang pernah menyentuh tubuhmu kan ? ha...ha aku akan bersenang-senang dengan wanita pengusaha yang berkuasa seperti Tuan Leo malam ini !"
Pria itu terus mendekati Tamara, pikiran liarnya membuat air liurnya hampir keluar. Tamara merasa jijik saat melihatnya.
Melihat bahwa pria itu tidak fokus, Tamara mengambil balok kayu dan memukul tepat di kepalanya saat pria tersebut mendekat.
Pria tersebut langsung pingsan, tapi dia malah jatuh tepat di atas tubuh Tamara. Dan baru saja akan mendorong pria itu, suara seorang wanita terdengar di telinganya.
"Siapa sangka bahwa seorang wanita terhormat saat ini berada di bawah tubuh pria asing ?" tatapan matanya penuh dengan penghinaan.
Tanpa melihat Tamara sudah tahu siapa itu. sahabatnya yang paling dia percaya, Sandra.
"Kamu akan tahu bagaimana rasanya setelah kamu mencobanya." Tamara mendorong pria tersebut.
Tamara kembali duduk dan merapikan bajunya yang acak-acakan.
Pria tersebut telah dipukul sampai pingsan ! Ekspresi Sandra berubah, Ia kembali menatap Tamara. Dia sudah dua hari di kurung di sini tanpa makanan tapi dia masih tetap tenang.
Di dalam hati Sandra dia merasa kesal, Aura ini adalah yang paling dia benci tentang Tamara. Walaupun sudah sangat menyedihkan tapi masih bersikap seperti wanita terhormat dan sombong.
Semua orang tak berarti untuknya. Sandra tersenyum dan mengeluarkan sebuah cincin dari dalam tasnya, " kurasa kamu akan suka kalau melihat ini ?"
Tamara menatap Sandra dan memperhatikan cincin yang ada di tangannya, ini adalah cincin yang sama dengan miliknya tapi jauh lebih besar bentuknya dan itu cincin milik Leo.
" Leo membuang cincin ini, dia mengatakan bahwa yang merasa jijik saat memakainya." Sandra tersenyum puas.
Kemudian dia berjalan menuju jendela dan melempar jauh cincin itu keluar, Tamara memperhatikan Sandra saat membuang cincin itu.
Sekarang dia merasa seperti cincin itu sama-sama terbuang." Aku sangat membencimu ! telah mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. wanita yang dicintai Leo adalah aku dan kami sudah lama bersama." Sandra mengucapkannya dengan penuh kesombongan.
" Sudah lama bersama ?" Tamara menggenggam erat gaunnya. Mungkin Leo tidak mencintai aku dengan tulus. Dia hanya memanfaatkan aku saja untuk mendapatkan kekuasaan.
Dan mungkin semua itu masih belum cukup untuknya. Leo sangat mencintaiku mana mungkin dia bersama dengan Sandra.
Sandra berjalan mendekati Tamara dan mengangkat dagunya, dia memaksa Tamara untuk menata matanya. " selama satu tahun ini, Leo dan aku telah melakukannya dan karena kamu aku tidak bisa bersama dengannya secara terbuka, aku telah melakukan aborsi. Bisakah kamu rasa memahami rasa sakit yang aku rasakan ini."
" Aborsi.." Ekspresi Tamara tampak terkejut, tubuhnya lemah hatinya seperti hancur.
Sekarang hidup bersama Leo hanya sebuah lelucon. selama bersama dengannya dia hanya bergandengan tangan saja tidak lebih.
"Dan sekarang aku hamil, dan akhirnya bisa hidup aku bisa bersama Leo dan membesarkan anak ini. " Sandra mulai tertawa dan mencibir Tamara.
Hati Tamara tercabik-cabik saat mendengarnya. Leo tak mungkin berselingkuh dengan Sandra. Leo yang aku kenal tidak mungkin melakukannya.
" Untuk anakku yang belum sempat melihat dunia ini, Aku juga ingin kamu mati !" Sandra mencekik Tamara dengan kedua tangannya.
Tamara sudah pasrah dengan nasibnya tapi bayangan wajah kakaknya terlintas di hadapannya. Semangatnya muncul, dia tidak boleh mati kakaknya masih di luar negeri.
Setidaknya Tamara ingin melihat kakaknya dahulu. Tanpa sengaja tangannya mendapati balok kayu tadi yang dia gunakan untuk memukul pria itu.
Dengan tenaga yang tersisa Tamara memukul Sandra, cekikan di leher Tamara pun mengendur karena Sandra kesakitan dan akhirnya pingsan.
Tamara mencoba berdiri untuk bisa keluar dari ruangan ini, dia berjalan menuju pintu yang terbuka.
Namun tanpa di sangka baru saja akan melewati pintu Leo datang bersama pria yang menculiknya.
Tamara hanya bisa berdiri diam tak bersembunyi, dia ingin tahu kebenarannya dari mulut Leo sendiri.
dengan jarak satu meter Leo berhenti.
Tamara tersenyum dan bertanya pada Leo, " apakah kamu masih mencintaiku Leo ?" lama dia menunggu jawaban dari Leo.
Karena Leo hanya diam tak menjawab pertanyaan tersebut. Dia hanya memandang Tamara dengan acuh. " Apakah benar kamu bersama dengan Sandra?" Tamara kembali bertanya.
" Ya.." jawaban yang singkat di ucapkan oleh Leo dan membuat hati Tamara hancur berkeping - keping.
" Kamu sudah mengkhianatimu Leo kamu dan Sandra telah bermain di belakangku ?" Tamara mengucapkannya sambil menghapus air matanya.
"Apakah kamu masih mencintaiku Leo ?" Leo hanya diam tanpa suara dia hanya menatap Tamara penuh dengan rasa jijik saat melihatnya. Tamara akhirnya menyadari kalau Leo Tidak Pernah mencintainya dia melihat bahwa Leo sudah berbeda dari Leo yang dia kenal dulu.
Tapi sekarang Tamara hanya memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa keluar dari sini dan bisa menemui kakaknya.
"Aku mohon lepaskan aku Leo, aku akan menuruti dan memberikan semua yang kamu inginkan." ucap Tamara memohon pada Leo. namun sebelum Leo memberikan jawaban suara keras datang dari belakang Tamara.
" Leo Dia adalah wanita jahat dia telah memukulku dengan balok ini ?" Sandra keluar ruangan dengan membawa balok kayu yang dipakai Tamara untuk memukulnya, tubuh Tamara menegang seketika setelah mendengar perkataan Sandra " kau memang wanita kejam dan sombong, aku telah menahan diri selama ini. dan sekarang, semua rencanaku dan Leo telah berhasil. tidak ada orang yang akan membelamu dan melindungimu lagi.
" Tamara kakakmu sudah berada jauh dan pada saat dia kembali nanti, dia hanya akan melihat kuburan mu saja."
" Kalian berdua ternyata telah merencanakan semua ini, aku telah salah menilai kalian. " ucap Tamara menahan emosi di hatinya.
Dia tidak pernah menyangka kalau kepergian Kakaknya juga salah satu dari rencana mereka. Tamara tersenyum menertawakan hidupnya yang hancur "Jika kalian ingin mengambil nyawaku, katakan saja terus terang. jangan berpura-pura baik di depanku."
Karena Leo memperlakukanku seperti ini. aku sangat ingin mencabik-cabik Sandra dan Leo. walaupun aku mati sekarang. Aku ingin ingatan tentangku Takkan Pernah Terlupakan oleh mereka berdua. Tekadnya pun sudah bulat Tamara dengan Gesit mendekati Sandra, dia berbalik ingin menerkam Sandra.
Suara Leo terdengar di telinganya "Berhenti atau aku akan menembakmu ?" sepertinya Leo sudah tahu apa yang akan dilakukan Tamara kepada Sandra. dia sudah menodong pistol ke arahnya.
Tamara berhenti dan bertanya kepada Leo " Apakah kamu benar-benar ingin membunuhku ?" Leo hanya diam tak menjawab pertanyaan Tamara.
Tamara Tertawa terbahak-bahak Dia benar-benar kecewa kepada Leo, Apakah perasaanmu terhadapku selama ini semuanya palsu, Leo hanya tersenyum.
" Ya, aku memang berpura-pura bahwa aku sangat menyukaimu." Nafas Tamara seakan berhenti, walaupun sebenarnya dia sudah tahu seperti Apa jawaban yang akan dia dengar namun Tamara masih belum percaya.
Pada akhirnya dia mendengar langsung dari mulut Leo. Tamara pun mengetahui bahwa hanya Sandra yang ada hati Leo selama ini.
Begitu aku mati mereka akan mengambil semua kekuasaan perusahaan atas nama Leo, dulu dia begitu butuh karena terlalu percaya padanya.
Yang paling Tamara khawatirkan sekarang adalah bagaimana keadaan kakaknya. "Asal kamu tahu demi menyelamatkan dirimu, kakakmu tercinta bersedia memberikan semua aset perusahaan dan juga mau menjadi bawahanku."
Tubuh Tamara bergetar " Leo kamu sungguh kejam !" ucap Tamara penuh kebencian menatap Leo.
Leo kembali tersenyum " Waktumu Telah Habis kamu harus mati !"
Leo kemudian menembak Tamara,Tamara tak menghindar dia pasrah. Jika ada kehidupan selanjutnya, aku pasti tidak akan membiarkanmu.
Aku akan membalas semua rasa sakit yang kalian berikan padaku ini berkali-kali lipat. Tamara tersenyum dan tubuhnya jatuh ke lantai. Tamara melihat Leo berjalan. mendekati Sandra dan memamerkan kemesraan kepadanya.
"Mala.. bangun, jangan berpura-pura tidur !" seorang wanita dengan keras terdengar sayup-sayup di telinga Tamara.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!