Rahma tidak dapa berkata-kata lagi..permohonan Nisaa dan tatapan tajam ibu mengintimidasinya untuk setuju.,apakah dia seorang kakak yang jahat bila menolak, bolehkah sekali saja Nissa tidak mendapat keinginannya??kenapa selalu aku yang berkorban..perasaan berontak meronta didalam hati dan pikiran Rahma tapi apa daya. Gadis perawan 34tahun itu tidak berani menolak sejak kecil dia memang dipaksa menjadi penurut.
Tiba-tiba suara ketukan pintu menghentikan drama desakan dikamar Rahma, Nissa segera berdiri seraya menghapus air matanya, begitu juga dengan Ibu berjalan meninggalkan Rahma yang masih terduduk lemas.
“Iya..siapa??”sahut Ibu mengintip dibalik tirai jendela sambil membuka pintu
“Oalah kamu Bay..sudah pulang nak??”
“Sudah bu, Nissa ada disini bu? Bayu pulang kerumah tidak ada orang” ucap Bayu sambil menyalim tangan ibu.
Rumah Nisaa dan Bayu memang tidak terlalu jauh dari kediaman orang tua Nissa hanya berjarak dua rumah saja, ayah Nisa memang menghadiahi mereka rumah didekat mereka agar anak kesayangannya bisa pulang kerumah juga setiap hari.
“Ada nak, mari masuk..kamu sudah makan ayo makan dulu, mungkin Nissa tidak sempat masak ya dirumah” tawar Ibu kepada Bayu disusul suara kecil Nissa menghampiri mereka
“Iya mas aku dirumah Ibuk,,tadi sepulang kerja memang langsung kesini, kita makan dirumah Ibuk ya??Nissa ga sempat masak” ucap Nissa manja bengandeng tangan suaminya
Mereka bertiga duduk bersama dimeja makan sesekali terdengar candaan dan tawa renyah serta dentingan sendok yang bersahutan seakan pembahasan beberapa menit yang lalu telah terlupakan, sementara Rahma berusaha memejamkan mata,menarik nafas beberapa kali, dan membaringkan tubuhnya, mencoba merilekssasikan dirinya untuk tetap tenang dan mengambil keputusan terbaik.
Sore itu Rahma kembali akan memulai aktivitasnya, semenjak patah hati akan cintanya ditolak Bayu, Rahma memutuskan berhenti bekerja dikantor yang sama dengan Bayu, dia memilih menggunakan semua uang tabungannya dan hasil resignnya untuk berwiraswasta membuka londry di sebuah ruko kecil dipinggir jalan. Semua itu dia lakukan untuk menghapus perasaannya akan “Bayu” pria dan sahabat yang dicintainya sejak sma, tapi takdir sungguh tak berpihak pada Rahma, Bayu menikahi adik kandungnya sendiri.
Sejak saat itu hubungan kakak adik “Rahma dan Nissa” terlihat berjarak, setiap kedatangan Bayu dan Nissa, Rahma berusaha menghindar, dia menjadi pendiam dan tertutup. Ditambah kedua orang tuanya yang selalu menyanjung pecapaian Nissa diatas Rahma, lulus PNS dan menikah dengan seorang pegawai BUMN:
Rahma terlihat sudah sangat rapi hendak keluar kamar, ketika dia membuka pintu rumah terlihat sangat hening, dia segera mengirim pesan kepada ibunya..
“Buk,,Rahma pergi kelondry, ama bawa kunci..kalo pulang malam Ibu Bapak ga usah tunggu ama” ketik Rahma beranjak meninggalkan rumah. Beberapa menit kemudian belum sempat Rahm meninggalkan rumah suara wa Rahma berbunyi
“Ibuk lagi dirumah Nissa, mertua adekmu disini, kamu bisa kesini, ini penting kasian adekmu” ucap ibu
Firasat Rahma sudah tak enak, tetapi bagaimanapun Nissa adalah adik kecilnya, apapun yang terjadi dia pasti tetap akan datang membantunya.
Setibanya dirumah Nissa, Rahma melihat , Nissa sedang menangis sementara Bapak dan Ibu mertuanya duduk dengan wajah yang masam disana juga ada bayu yang hanya terduduk lesu:
Ibu berlari menghampiri Rahma.
“Ini lo besan, kakak Nissa sudah setuju menjadi Ibu pengganti, tolong jangan emosi dulu, secepatnya keluarga kita akan punya cucu” ucap Ibu sambil mendorong-dorong tubuh Rahma untuk ikut duduk didekat mereka.
Mata Bayu tiba-tiba menatap Rahma tatapan penuh harap yang sangat sulit artikan Rahma, dalam hatinya berkecamuk ada apa ini?bagaimana ini?Aku belum menyetujuinya tetapi sulit sekali mulutnya untuk menolak perkataan Ibunya ditengah semua mata menatap tajam padannya.
Ibu Bayu memegang tangan Rahma,”apa nak Rahma setuju??umur I udh tua, Bapak dan Ibu udh kepengen cucu, Rahma dan Bayu kan juga sudah bersahabat cukup lama, kalo Rahma menolak memang kami sengaja kesini, meminta adikmu untuk bersedia memakai rahim Shinta mantan pacar Bayu dulu, tapi Shinta bersedia asal dia dimadu,” ucap Ibu Bayu
Rahma menatap mata Nissa,adik kecilnya yang sangat dia sayang menangis sejadi-jdinya.
“Apakah memang rahim Nissa tidak bisa untuk bayi tabung itu” tanya Rahma
“Nak kami tidak mau ambil resiko lagi, sudah cukup waktu 8 tahun kami menunggu cucu dari anak tunggal kami” ucap pak Gatot, ayah Bayu
Ibu menatap Rahma dengan tajam seakan memaksanya menjawab iya..
Rahma menghela panjang nafasnya..
“Baiklah” ucap Rahma pelan.
“Alhamdulilah” ucap semua
Begitu juga dengan Bayu yang langsung memeluk Nissa istri tercintanya.
Amaaaa!!! Teriak Bayu berlari menghampiri Rahma yang duduk sambil membaca buku dibawa pohon rindang..
Rahma memperbaiki letak kaca matanya yang sedikit turun ketika asik membaca..laki-laki yang sudah dikenalnya 6tahun itu tersenyum melambai dan berlari menuju kearahnya..
“Kenapa Bay..kamu girang amat!!!”ucap Rahma senyum memperlihatkan deretan gigi putihnya yang rapi.
“Congratulacion!!! Kita lulus!!” Tahap akir!!!ucap Bayu memeluk Rahma.
“Maksud kamu,,,PT PL*!!! Rahma menatap Bayu memastikan telingganya tidak salah mendengar,
“Ia..ayo kita registrasi ulang, bulan depan kita udh mulai pendidikan!!!, Bayu meraih tangan rahma dan menariknya pergi.
Belum sempat berkata apa-apa Bayu tidak memberikan kesempatan Rahma untuk berbicara di sudah menyeret tangan Rahma seperti anak kecil yang mengikuti Ayahnya..tapi itu malah menyenangkan bagi Rahma..sudah lama dia mencintai dan mengagumi Bayu dalam diam, bahkan dia yang tidak suka fisika, matematika dan kimia pun rela belajar mati-matian agar bisa masuk satu fakultas mesin bersama Bayu.
Kenangan 12 tahun yang terukir kembali diingatan Rahma, ditaman yang sama dia duduk tersenyum tipis, tapi bukan senyum bahagia tapi senyum luka, mengigat kembali semua,dimana di taman ini juga dia mengatakan kepada Bayu bahwa dia menyukainya setelah memendam cukup lama, tapi Bayu menolaknya.Hancur hati Rahma terlebih ketika setahun kemudian ketika adiknya lulus kuliah Bayu meminta izin kepadanya untuk menikahi Nissa, dia mengaku sudah mencintai Nissa sejak mereka berteman, namun karena Nissa anak pesantren dan sangat alim, sehingga Bayu memendam rasanya dan berencana mendekati nissa secara taaruf.
“Apa tidak ada wanita lain Bay??bagaimana mungkin Nissa,adikku?Ucap Rahma kala itu..
“Maafkan aku Ama, tapi aku sudah menyukainya sejak pertama melihatnya pulang dari pesantren” ucap Bayu lirih sambil menundukan kepala tak berani menatap mata Rahma yang berapi-api.
“Kamu tega Bay!!aku rela kehilangan pekerjaan impian ku!!agar bs melupakanmu,dan sekarang kamu meminta izinku meminang adikku??” Ucap Rahma pergi meninggalkan Bayu.
Rahma berlari pulang, berharap bisa menemui Nissa untuk menolak Bayu, tapi bukan itu yang dia dapatkan. Orang tua Bayu sudah duduk dirumah mereka bercekrama sambil memuji-muji Nissa.
“Ndokk kenapa berdiri dipintu, mari masuk” ucap Ibu.
“Eee -Rahma baru pulang nak, ucap ibu Bayu lembut, Ibu Bayu memang sudah sangat mengenal Rahma sebagai sahabat Bayu.
Disamping Ibu ada Nissa yang tersenyum malu-malu,,
“Mas Bayu mana mbg??td bukannya pergi sm mbg? Ucap Nissa mencari-cari sosok Bayu diikuti gelak tawa semua tamu yang datang.
Tanpa mempedulikan semua orang, Rahma memanggil Nissa.
“Dek mbg mau bicara” Rahma bergegas menuju kamarnya diikuti Nissa yang kebingungan.
“Ada apa mbg?? Ucap Nissa sambil menutup pintu kamar.
“Kamu tau kedatangan orang tua Bayu untuk apa kesini? Tanya Rahma dengan tatapan iri kepada adiknya.
“Keluarga mas Bayu melamar mbg, untuk Nissa taaruf sm mas Bayu,”
“Dan kamu terima” ucap rahma ketus
“Ga ada alasan Nissa menolak mbg, mas Bayu calon suami yang sangat Nissa idamkan”
Hancur hati Rahma mendengar pengakuan adiknya..apakah Nissa tidak menyadari selama ini lelaki yang dicintai kakaknya adalah Batu, yang akan menjadi calon suaminya.
“Kamu tahu, mbg sering cerita Bayu, dan sering membanggakannya kepadamu, simpati rasa sayang, yang mbak perlihatkan, apakah kamu tidak bisa menilai kalo mbak jatuh cinta sejak SMA sama Bayu?” Ucap Rahma dengan lirih
“Asaga mbg, Nisaa ga tahu, jadi selama ini lelaki yang mbg perjuangkan Mas Bayu” ucap Nissa terkejut
“Baik Mbak Nissa akan menolak lamaran ini, Nissa ga mau merebut kebahagiaan Mbak” ucap Nissa berdiri hendak pergi.
Tetapi tiba-tiba Ibu membuka pintu kamar Rahma,membuat mereka berdua tekejut.
“Ibu mendengar percakapan kalian”
“Kamu Ama, jangan egois memisahkan cinta Bayu dan adikmu, jika Bayu menyukaimu dia tidak akan melamar Nissa, kita ini keluarga susah, Bayu keluarga terpandang dan agamais,melamar suatu kehormatan bagi kelurga kita ndok,” ucap Ibu tegas
“Tapi bu, bagaimana perasaan Ama harus seipar dengan pria yang amat dia cintai, Ibu tidak mengerti, sulit bagi Ama bu“ ucap Rahma menangis menutupi wajahnya dengan bantal.
“Jika Bayu tidak menikah dengan Nissa, apa kamu bisa mencarikan jodoh yang lebih baik untuk adikmu, jangan korbakan masa depan adikmu untuk keegoisanmu Ama!!” Ucap Ibu dengan keras
“Bu,,Nissa juga belum mengenal dekat Mas Bayu, tidak apa-apa bu jika memang pernikahan ini kelak menyisahakan kesedihan buat mbg ama” ucap Nissa menenangkan Ibunya.
“Lihat keegoisanmu bahkan adekmu rela melepas masa depannya” ucap Ibu pergi membanting pintu
“Mbg Nissa akan menolak lamaran keluarga Mas Bayu, mbg tenang aja” ucap Nissa sambil membelai rambuta Rahma.
“Hentikan!!!ga ush pura-pura lugu dan polos didepanku!!kamu memang selalu lebih beruntung!!kamu cantik,pintar,disukai semua orang, penurut,bahkan bapak dan ibu selalu menyanjungmu dari pada mbg!! Mbg tidak pernah punya apa-apa yang lebih dari pada kamu!!!mbg cuma punya Bayu!tapi skrg dia juga lebih menyukaimu!!Pergi keluar dari kamar mbg!bentak Rahma
Nissa pergi dengan perasaan hancur bagaimana mungkin selama ini mbg nya merasa Nissa lebih beruntung dari pada mbg Ama, padahal Ia selalu menggangap mbak Rahmanya sebagai idolanya, mbaknya pintar,bebas berekpresi, bahkan bebas memilih kemauannya tidak seperti dirinya yang hidupnya sudah ditata dan diatur orang tua mereka.
“Bu..” ucap Nissa menemui para tamu yang sontak menatap kearah suara Nissa, belum sempat Nissa menyampaikan penolakannya, tiba-tiba Ibu Bayu berdiri dan memeluknya.
“Calon mantu, Bapak Ibumu sudah setuju, gak usah berlama-lama bulan depan kalian menikah ya, semakin cepat semakin baik, niat baik harus segera dilaksanakan” ucap Ibu Bayu mematahkan apa yang akan Nissa sampaikan
Semua tersenyum bertepuk tangan, sementara Nissa hanya mematung, menatap mata kedua orang tuanya yang sangat bahagia, bagaimana dia tega mengatakan tidak??keluarga mereka selalu tidak dianggap dikota ini tapi lihatlah sekarang beberapa tetangga yang turut datang menatap iri kearah mereka.
Setelah kejadian itu pernikahan tetap terlaksana dan hubungan Rahma, Bayu dan Nissa menjadi kaku.
Rahma menghapus air matanya mengigat kenangan 8 tahun lalu, dan sekarang pun dia harus mengorbankan rahimnya untuk kebahagian Bayu dan Nissa, beberapa kali dia menghela nafas, menyedot lemon tea ditangannya.
“Kamu bisa ma!!kamu bisa!!” Ucapnya memotivasi dirinya sendiri beranjak meninggalkan taman.
“Bagaimana Bu?? Tanya dokter Dimas melihat Rahma yang sudah siap terbaring diruang khusus setelah melewati beberapa kali suntikan dirahimnya inilah tiba saatnya Rahma menerima transfer embrio untuk keponakannya..
“Ya dokter” sahut Rahma pelan,
Muka Rahma terlihat begitu tegang, dokter memberi sedikit candaan agar mengurangi rasa gerogi karena proses transfer embrio ini Calon Ibu tetap dalam keadaan sadar.
Keahlian dokter Dimas memang tidak diragukan dibantu 2 perawatnya dia terlihat sangat teliti, cekatan dan pintar, hanya 10-15 menit berlangsung tapi sakit yang Rahma rasakan seperti telah berjam-jam,setelah proses selesai, Rahma diminta diminta beristirahat terlebih dahulu, seorang perawat datang memasangkan kateter untuknya.
“Bu Rahma mohon maaf buang air kecilnya dibantu alat dulu ya untuk sementara sampai dokter mengizinkan sudah boleh pulang” ucap perawat
“Baik sus” ucap Rahma sambil memejamkan matanya berusaha berisitirahat.
“Mbak..Mbak” sayup-sayup terdengar suara Nissa ditelingga Rahma, Ia membuka matanya melihat Bayu dan Nissa sudah berada didekat tempat tidurnya begitu pula dengan Ibu.
“Mbak sudah bangun, kita sudah boleh pulang mbak,” ucap Nissa memeluk tubuh kakaknya
“Iya..” kata Rahma tanpa basa basi, tangan Rahma dibantu pegang oleh Ibu dan Nissa tapi Ia menolaknya.
“Ga usah dek, ga ush bu, Aku bisa sendiri, jangan khawatir kata dokter tidak apa-hanya tidak boleh melakukan kegiatan yang terlalu berat, kalo hanya berjalan Aku bisa sendiri”
Seketika itu Ibu dan Nissa melepas pegangan tangannya. Mereka menyadari mungkin Rahma masih kesal kemauan Ibu untuk kepentingan Nissa.
Bayu tidak memberikan komentar apapun, dia dengan sigap menuju parkiran dan menjemput mereka didepan lobby rumah sakit, setelah konsultasi dengan dokter, keberhasilan bayi tabung bisa dilihat kurang lebih dua minggu lagi.
“Ndok kamu ga usah kelondry dulu ya?kn ada Satria orang kepercayaanmu” pinta Ibu pada Rahma
“Iya mbg, mbg istirahat saja dulu ya, nanti mas Bayu dan Nissa bantu lihat-lihat bisnis mbak,bisa ya kan Mas? Tanya Nissa pada Bayu sambil bergelayut manja dilegan suaminya yang sedang menyetir, yang dibalas hanya dengan anggukan sementara Rahma tidak merespon apapun hanya diam saja.
“Bu Nissa sudah membelikan juga buah-buahan, vit dan beberapa snack dikulkas, jadi Ibu ga usah repot, untuk makan mbak Ama, Nissa udah pesankan khusus, br mbak Ama bs fokus saja istirahat dan makan sehat, nanti kalo Mbak Ama ada kepingin apa bisa pesan Nissa ya”tambah Nissa ditengah dipercakapan mereka.
“Oalah lihat adikmu Ma,sangat bersemangat dan berharap padamu, semoga kamu bisa menjaga amanah mereka ya,ucap ibu sambil mengelus perut Rahma.
Sementara Rahma hanya menatap keluar jendela, ntah perasaan bagaimana yang Ia rasakan harus sedih atau senang berkorban kembali membantu adik kandungnya.
Sesampainya dirumah Nissa dan Bayu berpamitan sementara Rahma masuk menuju kamarnya tanpa mengucapkan sepatah apapun kepada Ibu.
Ibu hanya menghela nafas dia tahu pasti berat bagi Rahma mengorbankan rahimnya untuk adeknya, tapi sebagai Ibu juga tidak tega kalo putri bungsu kesayangannya harus dimadu.
Rahma mengelus-elus perutnya sambil berkata dalam hatinya “jika kamu lahir dari rahimku menjadi bayi kecil yang dicintai semua orang, apakah kamu juga akan mengingat dan mencintaiku?? Atau kamu juga akan HANYA lebih memilih Nissa sebagai Ibumu, hanya NISSA” Ucap rahma lirih
Tak terasa air matanya menetes🥲
Hp Rahma berbunyi berkali-kali, Ia membuka pesan dari Nissa mengigatkannya agar banyak minum, dan selalu bahagia, karena Ibu yang sedih bayinya juga akan sedih, membaca pesan dari adeknya, Rahma hanya tersenyum kecut.
Pesan berikutnya dari Satria mahasiswa semester akir kepercayaannya yang bekerja sambilan dilondrynya, melihat susahnya hidup Satria membuka hati kecil Rahma menerimanya sebagai karyawan part time, Satria tampan,lucu, dan juga pekerja keras, dia sering sekali menggoda Rahma dengan candaannya.
“Calon Ibu muda perawan udah dirumah kah??” Tulis pesan singkatnya kepada Rahma, memang Satrialah yang menasehati Rahma untuk legowo disaat Rahma bercerita keluh kesahnya.
“Hmmm kenapa anak kecil?gimana londry aman???balas Rahma
“Allhamdulilah mbgku balas juga, aman mbg,cuma hati ini ga aman, beberapa hari ga denger omelan mbg heheheeh” balas Satria
“Kamu ini yo aneh dek,suka diomelin..kenapa tanya mbg dirumah??” Ucap Rahma
“Ini mbg hari ini banyak bgt yang bayar cash..Aku takut aja pegang uangnya, mau transfer apa anter kerumah mbg aja ya?? Balas satria yang dipercaya mengelola bagian keuangan sesuai jurusan perkuliahannya akutansi.
“Udh kamu transfer aja kerekening mbg ya..bca..lewat atm setor tunai aja, hati-hati..” balas Rahma
“Siap mbgku!!!sehat selalu mbg! Adik kecil mu menunggu di markas ya😜balas Satria dengan emotin menggoda
Membuat mood Rahma sediktit membaik..terkadang mereka memang menghabiskan waktu bersama sekedar nonton, makan, bercerita bahkan sharing masalah skripsi, Rahma yang cerdas sangat banyak membantu Satria.
Dan itupun menjadi masalah bagi Bapak dan Ibu mereka tidak suka Rahma deket dengan orang yang tidak jelas bibit,bebet,bobot, dan menjadikan bayu suami adiknya menjadi tolak ukur lebih dalam mencari jodoh Rahma.
“Jangan terlalu akrab ndok..dia masih kuliah kamu udh kepala 3 ingat usiamu,jangan habiskan waktu bermain-main dengan tunjuan orang ga jelas” ucap Ibu ketika Satria menghantar Rahma pulang, ditambah Bapak yang tidak sedikitpun merespon salam dan pamit Satria setiap datang dan pergi.
Padahal bagi Rahma, hanya menggangap Satria adalah adek, hal konyol berlebihan yang dikhwatirkan orang tuanya.
“Jodoh Ama??Ama yang tahu Buk, ya kalo belum waktunya kita pasrah saja, akan ada jodohnya, ya kalo ga ada jodohnya berarti garis tangan belum beruntung mungkin dikehidupan berikutnya” ucap Rahma kala itu mematahkan omongan ibunya.
“Kamu itu kalo dibilangin denger, lihat Nissa adekmu pintar memilih jodoh, hidupnya gimana?berkecukupan keluarga nya terpandang, membanggakan Bapak Ibuk, diusia segini bukan lagi bermain-main, ingat umur orang tua sudah tua juga ingin melihat kamu menikah!!bukan jadi gujingan tetangga!”ucap Ayah pergi setelah mematikan rokoknya
Seketika Rahma yang sedang membaca buku diruang keluarga kehilangan moodnya!!ya dia ingin menikah!ingin pergi dari rumah ini! Ingin mandiri! Dan tidak ingin lagi dibanding-bandingkan dengan adeknya.
Tapi sekarang sirna siapa yang ingin menikahinya, bukan gadis belia dua puluhan lagi, dan juga akan menjadi ibu pengganti, hormon kehamilan tentu menuntut tubuh rahma juga ikut berubah! Pikiran Rahma kacau memikirkan bagaimana bentuk tubuhnya setelah dia melahirkan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!