NovelToon NovelToon

The World Of The Venerate: Lunar Crane

Chapter 0 - Prolog

Lamue, merupakan sebuah dunia tempat tinggal dari berbagai makhluk hidup di dalamnya. Sebagian dari mereka memiliki sebuah kemampuan menyerap energi alam untuk menjadikannya sebuah kekuatan supranatural, dimana mereka yang memiliki kemampuan tersebut disebut sebagai Venerate.

Tercatat selama dua belas milenium lamanya, dunia masih tetap ada dan terus berkembang, mengalami berbagai kejadian di dalamnya, dimana sebuah kejadian terbesar yang pernah terjadi merupakan peperangan antara para ras bersama dengan para makhluk suci, yang pada saat itu lantas mengubah era baru dari sepuluh milenium ke belakang dan dua milenium ke depan.

Setelah peperangan antara makhluk suci dengan para ras-ras di Lamue, dalam satu abad saja, ras-ras murni yang melawan para makhluk suci satu per satu hilang akibat dominasi dari ras manusia.

Dunia Lamue ini terbagi menjadi beberapa benua dengan memiliki budaya-budayanya sendiri. Benua Antikara, merupakan salah satu benua yang berada di dalamnya, dimana memiliki populasi manusia yang paling mendominasi dibandingkan dengan beberapa benua yang berada di dunia tersebut. Dengan memiliki sejarah peradaban yang sangat panjang, membuat benua ini dijuluki sebagai benua dengan budaya yang paling beragam dari seluruh benua yang ada.

Benua Antikara dihuni oleh beberapa bangsa utama serta bangsa-bangsa turunan, yang terpisah satu sama lain oleh sebuah daratan tinggi, ataupun gunung-gunung yang menjulang ke langit. Salah satu diantaranya merupakan bangsa terbesar di benua Antikara yaitu bangsa Tian, dimana bangsa ini mendiami sebagian besar wilayah daratan luas serta kepulauan di bagian timur dari benua tersebut, dan selama puluhan abad setelah kemunculan mereka, bangsa tersebut masih tetap eksis menjadi salah satu bangsa terbesar di dunia Lamue.

Dimulai dari negeri pertama dari bangsa Tian, yaitu kekaisaran Tianlong yang berdiri sejak abad lima puluh sebelum peperangan besar, bangsa Tian terus berkembang memecah menjadi beberapa negeri akibat perbedaan pendapat mengenai kebudayaan yang perlahan menjadi sedikit berbeda.

Pada sekitar abad kedua puluh sebelum perang besar terjadi, sebagian kelompok dari bagian utara dan selatan negeri tersebut, masing-masing memisahkan diri, mendirikan negeri-negeri yang baru. Hal tersebut diakibatkan karena perbedaan pendapat, serta kelompok-kelompok tersebut, baik dari bagian utara maupun bagian timur merupakan sudah bukan keturunan murni dari bangsa Tian, karena beberapa abad yang lalu telah memiliki darah keturunan dari bangsa-bangsa yang lain.

Kemudian pada abad kesepuluh sebelum perang besar terjadi, wilayah semenanjung yang berada di bagian timur laut, serta wilayah kepulauan yang berada di bagian timur negeri Tianlong, memisahkan diri, mendirikan sebuah negeri berbentuk kekaisaran bernama Chundo.

Lima abad setelah negeri bernama Chundo tersebut berdiri, para penduduk yang berada di wilayah semenanjung serta kepulauan tidak saling akur satu sama lain, membuat negeri Chundo harus kehilangan wilayah kepulauan mereka, menjadi negeri kekaisaran baru bernama Sogyo.

Selama tujuh hingga delapan milenium lamanya bangsa Tian atau negeri Tianlong telah terpecah menjadi lima negeri dengan pandangan serta ideologi yang berbeda-beda.

****

Negeri Tianlong merupakan negeri dari bangsa Tian yang pertama kali berdiri selama kurang lebih dari delapan puluh abad lamanya, dan telah berkembang menjadi salah satu dari dua negeri dengan penduduk terbanyak di dunia.

Sebagian dari penduduk negeri Tianlong yang merupakan para Venerate, memiliki kemampuan yang lebih fleksibel dalam sebuah pertarungan jarak dekat, dimana mereka mampu mengungguli hal tersebut ketika melawan tipe Venerate dari bangsa lain yang lebih mengandalkan kekuatan proyeksi energi disaat pertarungan mereka.

Kebanyakan dari para Venerate negeri Tianlong, khususnya para Venerate muda terorganisir dalam sebuah sekte-sekte pada negeri tersebut, dimana mereka keterampilan bertarung sebagai Venerate dari bangsa Tian, serta keterampilan-keterampilan lainnya.

Akan tetapi, sebagian sekte-sekte tersebut ternyata sering mengajarkan hal-hal yang menyimpang dengan tujuan ingin melakukan sebuah kospirasi untuk melawan para petinggi negeri Tianlong.

****

Li Tianhui merupakan seorang pemuda yang badung karena sering membuat sebuah kekacauan serta sulit mengikuti peraturan yang berlaku di lingkungan tempatnya tinggal.

Pada suatu hari, pemuda yang sering membuat gaduh tersebut, belagak menantang seorang pengembara dari daerah lain untuk bertarung. Alhasil dalam pertarungan tersebut, Tianhui malah kalah telak dengan sang pengembara itu, yang tidak diperkirakannya merupakan seorang pemimpin dari salah satu sekte terbesar di negeri Tianlong.

Merasa takut karena hidupnya akan diakhiri oleh pemimpin sekte tersebut, yang kemungkinan memang mengincarnya karena sering membuat kegaduhan, Tianhui lantas meminta ampun untuk hidupnya.

Tanpa diduga, ternyata pemimpin sekte tersebut mengincar Tianhui untuk memberikan syarat yang terpaksa harus diterima pemuda itu, yaitu menjadi salah satu murid di tempat sekte yang dipimpin olehnya, karena melihat kemampuan dari pemuda tersebut yang cukup hebat ketika melawannya.

Selama masuk ke dalam sekte tersebut, dan cukup lama menjadi murid di dalamnya, Tianhui yang pada dasarnya memang memiliki sifat yang susah diatur semakin menjadi-jadi hingga membuat penghuni sekte tempatnya bernaung mendapatkan kerugian.

Entah apakah pemuda itu akan mengubah sifatnya tersebut ketika mendapatkan sebuah permasalahan pribadi yang menerpa hidupnya?

Chapter 1 - Li Tianhui

–7 Maret 3015–

Sebuah daerah yang terkurung oleh daratan di negeri Tianlong, tepatnya di sebuah kota bernama Beixiong, tampak seorang remaja sedang berlari dari kejaran beberapa prajurit.

“Hei bodoh! Berhenti…!” Teriak salah satu prajurit.

Dengan kelihaiannya, remaja itu memanfaatkan keadaan sekitar untuk membuat para prajurit yang sedang mengejarnya tersebut semakin lama-semakin jatuh mengejarnya.

Ketika sampai di tengah kerumunan para warga yang sedang berjalan, remaja tersebut dengan sigap masuk diantara para warga, melewati mereka dengan mudah sampai akhirnya keluar kemudian kembali berlari.

Sementara itu, para prajurit yang sedang mengejarnya dari belakang, nampak mengalami kesulitan saat memasuki kerumunan para warga. Mereka sesekali terhimpit serta terdorong oleh para warga, hingga membuat jarak mereka dengan remaja tersebut semakin lama semakin menjauh.

“Sial…” Umpat salah satu prajurit, merasa kesal ketika nampak dipermainkan oleh remaja tersebut dengan berusaha mengejarnya hingga melewati para kerumunan warga.

Ketika berhasil berhasil keluar dari kerumunan para warga, prajurit-prajurit lantas terkejut karena mereka sampai di depan lorong perkotaan yang bercabang, dimana mereka sebelumnya hanya mengetahui bahwa remaja tersebut lari ke arah tersebut, sementara mereka tidak mengetahui dimana arah lorong tempat remaja itu masuki.

Karena tidak punya pilihan, para prajurit tersebut sontak membagi kelompok untuk berpencar memasuki setiap lorong yang ada untuk mencari remaja yang lari tersebut.

***

“Hehe… Waktunya beraksi…”

Di sisi lain, tampak remaja yang dikejar oleh para prajurit tersenyum karena memiliki sebuah ide untuk mengerjai para prajurit yang sedang mengejarnya.

Remaja itu menghentikan langkahnya, kemudian memperhatikan keadaan sekitar, dimana dirinya akan mencoba memanfaatkan hal yang berada di tempat itu untuk memberi pelajaran kepada para prajurit yang sedang berusaha mengejarnya.

***

Tak berapa lama kemudian, beberapa prajurit sampai di tempat sebelumnya remaja tersebut berada. Tiba-tiba para prajurit tersebut menghentikan langkah mereka saat melihat remaja tersebut berdiri di salah satu bangunan.

***

“Uwah…!”

Berpindah pada kelompok prajurit yang berada di lorong perkotaan lain. Saat mendengar suara teriakan dari rekan-rekan mereka para prajurit itu pun sontak terkejut.

Dengan sigap, mereka pun berlari memasuki lorong, dimana arah sumber dari teriakan para rekan-rekan mereka berteriak.

***

“Apa-apaan ini?”

Para prajurit yang mengejar sumber suara teriakan sebelumnya, seketika terkejut ketika melihat rekan-rekan mereka tiba-tiba sudah tergantung oleh tali-tali yang mengikat kaki mereka masing-masing.

“Hahaha… Rasakanlah itu… Ini adalah pelajaran bagi kalian yang mencari gara-gara denganku.”

Tiba-tiba remaja yang mereka kejar tersebut telah berdiri pada salah satu bangunan sambil memutar-mutar sebuah tali, yang kemungkinan akan digunakan olehnya menjerat para prajurit yang lain.

“Bocah sialan, berani-beraninya kau mempermainkan kami seperti ini… Kalau begitu, kami tidak akan segan-segan lagi kepadamu,” ucap salah satu prajurit, menunjukan kekesalannya ketika melihat kelakuan dari remaja tersebut yang sudah tidak bisa diterima lagi olehnya serta prajurit yang lain.

“Uwah…”

Salah satu prajurit seketika melancarkan serangan proyeksi energi ke arah remaja itu, namun dengan lincah remaja tersebut langsung melompat ke bangunan yang lain.

Beberapa prajurit pun melompat untuk mendekati remaja tersebut, kemudian secara bergantian melancarkan serangan proyeksi energi, akan tetapi dengan mengandalkan kelincahannya remaja tersebut dapat dengan mudah menghindari setiap serangan dari para prajurit tersebut, dimana dirinya melompat dari satu bangunan ke bangunan yang lainnya.

**

Sementara prajurit yang tergantung dengan sigap mengakses kekuatan mereka, memproyeksikan sebuah energi untuk memotong tali yang menjerat mereka hingga terbebas.

Para prajurit yang terbebas, sontak meluncur ke arah remaja itu untuk menyerang bersama-sama dengan rekan mereka yang lain.

Beberapa kali mereka melancarkan serangan kepada remaja tersebut, namun dia tetap dengan mudah mampu menghindarinya.

Karena tidak mau kalah, remaja itu pun mengakses kekuatannya memproyeksikan sebuah energi yang langsung memancar dari kedua tangannya, dan lantas meluncur kemudian melancarkan serangan pukulan bertubi-tubi kepada beberapa prajurit hingga terhempas ke segala arah.

Akan tetapi, salah satu prajurit langsung memanfaatkan keadaan ketika remaja tersebut fokus menyerang rekan-rekannya.

“Ukh…” Prajurit itu pun langsung meluncur mendekati remaja tersebut, lalu melancarkan serangan proyeksi energi, yang lantas membuat remaja itu terhempas menghantam permukaan dengan kerasnya.

“Sial…” Umpat si remaja, tidak memperkirakan serangan yang barusan diterimanya.

Hal tersebut pun membuat remaja itu kesulitan untuk kembali berdiri karena merasa kesakitan akibat tubuhnya membentur permukaan dengan keras.

Perlahan-lahan para prajurit datang mendekatinya dan sontak langsung mengepung remaja yang tengah terkapar tersebut.

“Li Tianhui… Kami sudah tidak bisa berkompromi dengan keonaran yang kau perbuat hari ini, bahkan pada hari-hari yang sebelumnya,” ucap salah satu prajurit.

“Apa karena hal itu aku menjadi terkenal hingga kalian selalu mengikutiku untuk mau meminta tanda tangan,” balas remaja yang ternyata bernama Tianhui tersebut, lantas membahas mengenai hal lain ketika prajurit tersebut memperingatinya.

“Dasar bodoh… Beraninya kau bermain-main ditengah kami sedang serius.”

Tidak terima dengan ucapan remaja itu, prajurit yang sebelumnya memperingatinya, sontak merasa emosi hingga langsung memproyeksikan pancaran energi pada salah satu tangannya, berniat untuk menyerang remaja tersebut.

Namun, disaat prajurit tersebut hendak menyerang remaja bernama Tianhui, tiba-tiba sebuah benda jatuh dari atas, dan tiba-tiba langsung mengeluarkan kepungan asap tebal, hingga pandangan para prajurit itu pun sontak tertutup.

“Apa-apaan ini?” Ucap salah satu prajurit kebingungan tiba-tiba sebuah kepungan asap tebal muncul.

Dari balik kepungan asap, tiba-tiba seseorang misterius datang mengangkat remaja bernama Tianhui tersebut pergi dari tempat itu meninggalkan para prajurit yang mengejarnya.

“Apa?”

Para prajurit pun terkejut ketika kepungan asap tersebut lenyap, remaja yang mereka incar sudah tidak berada di depan mereka.

“Ayo berpencar…”

Tidak mau kehilangan jejak, salah satu prajurit langsung memerintahkan para rekan-rekannya untuk berpencar, selagi remaja yang kabur masih belum jauh dari jangkauan mereka.

***

“Hahaha… Untung saja kau tepat waktu menolongku…”

Di tempat lain, tampak Tianhui bersama dengan seorang pemuda yang sebelumnya menolongnya sedang berlari dari berlari menuju ke suatu tempat yang berada di luar kota Beixiong.

“Dasar bodoh… Untuk apa kau melakukan kekacauan lagi? Itu hanya akan membuat kita mendapatkan peringatan lagi,” ucap pemuda yang bersama Tianhui, memperingatinya terhadap apa yang dilakukan oleh remaja bernama Tianhui tersebut.

“Maaf Zhen… Setidaknya hari ini para prajurit itu tidak akan mengejarku lagi,” balas Tianhui.

***

Beberapa saat kemudian, Tianhui serta Zhen tiba di sebuah perkampungan kecil yang berada tidak jauh dari kota Beixiong sebelumnya.

Ketika mereka memasuki perkampungan tersebut, kedua pemuda itu lantas terkejut melihat prajurit lain, namun dengan seragam yang sama seperti para prajurit yang berada di kota Beixiong.

Tidak hanya saja, baik Tianhui beserta Zhen tampak lebih terkejut ketika para prajurit tersebut melakukan kekerasan kepada para warga yang berada di desa tersebut.

Chapter 2 - Pemungutan liar

“Cepat… Serahkan upeti untuk bulan ini, jika tidak kalian akan mendapatkan masalah…” Ucap salah satu prajurit memaksa para warga miskin.

“Tapi tuan… Belum lama ini kami sudah memberikan upeti untuk bulan ini, kenapa kalian harus menagihnya kembali?” Balas salah satu warga, nampak mengeluh karena tiba-tiba para prajurit itu meminta kembali upeti, padahal mereka sebelumnya memang sudah memberikannya.

Usut punya usut, ternyata para prajurit mendatangi perkampungan tersebut sebenarnya ingin melakukan pemungutan liar, memalak para warga miskin dengan menjelaskan bahwa mereka sedang disuruh untuk mengumpulkan upeti.

“Heh, dasar bodoh… Upeti yang kalian serahkan itu masih belum cukup…” Ucap prajurit tersebut, kemudian langsung memukul warga yang membalas ucapannya sebelumnya hingga jatuh tersungkur.

“Cepat… Ambil apapun yang berharga dari mereka,” lanjut prajurit tersebut, memerintahkan para rekannya untuk mengambil secara paksa barang-barang berharga dari para warga.

“Hei…!” Ketika hendak melakukan perintah tersebut, tiba-tiba Tianhui berteriak sambil datang menghampiri para prajurit, kemudian menghalangi mereka.

“Oh… Ternyata kau bocah… Mau apa kau disini?” Tanya salah satu prajurit, melihat remaja itu.

“Seharusnya aku yang bertanya untuk apa kalian berada disini? Padahal memang benar bahwa para warga sudah memberikan upeti seminggu yang lalu,” balas Tianhui, bertanya balik pada para prajurit.

“Hentikan ocehanmu itu, dan jangan ganggu pekerjaan kami…”

Para prajurit sontak tidak memperdulikan ucapan dari remaja tersebut, dan sontak langsung menyerangnya secara bersamaan.

Melihat hal tersebut, Tianhui pun dengan sigap langsung meladeni serangan para prajurit yang datang ke arahnya dengan menepisnya satu persatu serta menghindarinya.

Belum puas melakukan hal tersebut, Tianhui kemudian mengambil sebuah tali yang cukup panjang, kemudian dengan menggunakan pergerakan yang lincah, remaja itu satu per satu mengikat para prajurit hingga kesulitan bergerak.

**

Tak jauh dari tempat itu, terlihat beberapa prajurit, dimana salah satu diantaranya tampak seorang mengenakan pakaian yang berbeda dari yang lain.

“Siapa bocah itu?” Tanya pria mengenakan pakaian berbeda, yang kemungkinan merupakan pemimpin dari para prajurit tersebut.

“Tuan Jianhong… Itu dia, bocah yang selalu berbuat onar di kota…” Jawab salah satu prajurit pada pria bernama Jianhong tersebut.

“Jadi dia bocah yang sering berbuat onar… Pantas saja selama ini kalian sulit menangkapnya, ternyata kemampuannya boleh juga sampai membuat kalian kesulitan,” respon pria tersebut.

**

“Hei bocah sialan… Cepat lepaskan ikatan tali ini… Darimana kau mempelajari teknik aneh seperti ini?” Ucap salah satu prajurit, menyuruh remaja tersebut untuk melepaskan ikatan tali pada dirinya, serta rekan-rekannya.

“Tidak mau… Jika aku melepaskannya kalian pasti akan mencoba menyerang para warga…” Balas Tianhui, enggan membebaskan para prajurit yang bertindak semena-mena tersebut.

Tanpa diduga seseorang dengan memiliki kecepatan pergerakan tinggi meluncur melewati para prajurit yang tergantung, dan dalam sekejap langsung memutus semua tali yang digunakan oleh Tianhui menggantung para prajurit.

“Akh…” Para prajurit pun jatuh meluncur ke permukaan, setelah berhasil terbebas dari tali-tali yang mengikat tubuh mereka.

Sementara Tianhui pun terkejut melihat prajurit dengan pangkat lebih tinggi bernama Jianhong, yang sebelumnya hanya memperhatikan dari kejauhan, tampak berada di depannya.

“Jadi kau bocah bernama Tianhui itu…” Ucap pria bernama Jianhong tersebut, sambil memasang ekspresi wajah yang nampak meremehkan remaja yang berada di depannya tersebut.

Mengetahui bahwa prajurit yang baru saja datang tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dengan prajurit yang lain.

Tianhui kemudian bersiap untuk melawan prajurit tersebut sambil memutar-mutar tali yang pada bagian ujungnya diikat sebuah belati.

“Majulah anak muda…” Ucap Jianhong, menantang remaja tersebut untuk menyerangnya.

Tanpa pikir panjang, Tianhui dengan sigap meluncur ke depan sambil meluncurkan belati yang terikat oleh sebuah tali dengan pergerakan khusus.

Belati tersebut meluncur lurus ke depan dengan kecepatan tinggi mendekati Jianhong, namun pria tersebut dengan sigap mampu menangkapnya, kemudian memutar-tubuhnya hingga tali yang terikat pada belati tersebut menjerat tubuhnya. Namun, hal tersebut lantas membuat Tianhui yang sementara memegang sisi lain dari tali tersebut lannsung mengeratkan pegangannya, karena Jianhong terus saja menarik tali tersebut dengan cara memutar-mutar tubuhnya.

Seketika Jianhong melompat dengan gaya masih memutar tubuhnya, yang sontak membuat Tianhui tidak kuat menahan tarikan dari pria itu, sampai meluncur mendekatinya.

“Akh…” Dengan mengandalkan tenaga fisik pria dewasa, Jianhong menarik tali yang masih dipegang Tianhui ke arah bawah, membuat Tianhui yang sedang meluncur ke arahnya, lantas terhentak dengan keras ke permukaan.

Belum sampai disitu, Jianhong seketika menarik kuat tali tersebut, hingga terlepas dari tangan Tianhui, lalu menggunakan gerakan khusus, meluncur belati pada ujung tali tersebut ke wajah Tianhui yang terkapar.

Dalam sepersekian detik, Tianhui pun terkejut melihat belati tajam yang merupakan senjatanya tersebut hendak mengenai wajahnya, namun hal tersebut akan percuma dihindari olehnya karena tidak memiliki waktu cukup untuk bergerak sekalipun.

Untungnya, teman dari remaja itu, yang tidak lain pemuda bernama Zhen dengan tepat waktu menangkap belati yang meluncur hingga gagal mengenai wajah Tianhui.

Dia kemudian melempar belati yang terikat oleh tali tersebut ke arah Jianhong, namun dengan mudah dapat ditangkap oleh pria itu.

**

Zhen membantu Tianhui berdiri, kemudian mengisyaratkan pada remaja itu agar dia yang hendak menangani prajurit dengan memiliki kemampuan lebih kuat tersebut.

“Bukankah kau adalah anak dari clan Shanma?” Tanya Jianhong, nampak mengetahui identitas dari pemuda bernama Zhen tersebut.

“Salam kenal tuan Jianhong… Aku adalah Zhen, salah satu anggota clan Shanma,” jawab Zhen, merespon pertanyaan Jianhong bahwa dia memang merupakan anggota dari clan yang dibahas oleh pria tersebut.

“Bagaimana mungkin kau bisa bergaul dengan orang-orang kalangan bawah ini, termasuk bocah pembuat onar itu?” Ucap Jianhong dengan menunjukkan jarinya ke arah Tianhui.

“Maaf… Kurasa ucapanmu menghina mereka… Lagipula mereka lebih baik dibandingkan dengan kalian yang selalu melakukan diskriminasi,” balas Zhen.

“Benarkah lebih baik… Kalau begitu, tujukkan padaku apa yang kau dapat dari mereka,” ucap Jianhong, enggan memperdulikan ucapan dari pemuda itu, dan malah menantangnya untuk bertarung.

Tanpa pikir panjang, Zhen pun meluncur dengan ke depan, yang langsung membuat Jianhong menggunakan pergerakan khusus untuk meluncurkan tali belati yang dipegangnya.

Melihat luncuran senjata tersebut, Zhen dengan sigap mengakses kekuatannya, hingga kedua tangannya memancarkan sebuah proyeksi energi tak kasat mata.

Dengan menepis luncuran belati yang terikat oleh tali panjang tersebut, Zhen pun berulang kali mengibaskan kedua tangannya, membuat tali tersebut seketika terpotong menjadi beberapa bagian.

Zhen yang kini berada tepat di depan Jianhong, seketika mengayunkan salah satu tangannya dengan gaya layaknya memotong sesuatu, yang dengan refleks langsung ditahan oleh Jianhong sendiri, sampai ketika kedua tangan mereka saling bertabrakan, terciptalah sebuah hempasan angin yang besar di sekitar mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!