NovelToon NovelToon

Sang Pelayan Tuan Muda Kejam

Bab 1

...*Happy Reading *...

.

.

.

Alesya Beatrice sering di sapa Ale oleh kedua orang tua, ia tidak akan pernah menyangka jika nasib akan begitu buruk menimpa nya.

Malam itu, saat Alesya dan kedua adik nya terlelap di sebuah hunian sederhana, mereka mendengar suara ribut dari arah ruang tamu.

"Ayah..." Alesya berteriak, saat melihat Ayahnya terduduk di lantai, dengan wajah penuh dengan luka lebam "Siapa yang melakukan ini..".

Belum satu kata-pun Ayah nya menjawab, Ale sudah tahu, saat sebuah kaki melayangkan sebuah tendangan tatap di dada Ayahnya.

"Ayah..." Alesya tak tahu apa yang tengah terjadi, kenapa Ayah nya di hajar sampai seperti ini, bahkan ke-dua adiknya tampak bersembunyi karena ketakutan.

"Jangan sakiti Ayahku.." Allesya Memeluk sang Ayah, berusaha melindungi tubuh itu dari Pria dengan seringai yang menakutkan. Itu percuma, Alesya ikut di tendang juga. Pria itu tak memiliki hati, tega menyakiti padahal Dia seorang Wanita.

"Menyingkir-lah, jika Kau tak ingin mati.." Pria itu begitu mudah nya mengatakan kematian, seolah dirinya yang berhak mengambil nyawa itu.

"Apa pun salah Ayah ku, tolong ampuni Dia Tuan.." Alesya bersimpuh di kaki Pria yang ia tahu sangat kejam itu, ia memohon untuk melepaskan nyawa Ayah nya.

"Setelah membuat ku, rugi besar, apa Aku harus mengampuni Dia, Ha. Menyingkir.." Kaki itu kembali mengayun dengan keras hingga Alesya tersungkur dengan kepala membentur kursi.

Darah segar mengucur di pelipis, Alesya meringis kepala nya seketika merasa pusing, namun ia tidak menyerah, Ayahnya sedang bertaruh nyawa.

Pria itu terus membabi buta menghajar Edmond, Alesya semakin tidak kuat melihat siksaan yang menimpa Ayah nya itu.

Alesya memeluk kaki Pria itu dengan kuat. "Ampuni Ayah ku Tuan, sebagai gantinya biar Aku yang menebus segala kerugian yang sudah Ayah ku lakukan.."

Pria tampan itu menyeringai, ia tak merasa bersalah telah membuat wajah seorang aparat kepolisian itu babak belur, hanya berpangkat tinggi bisa menentang kekuasaan nya.

"Kau ingin menggantinya.." Pria itu tertawa terbahak-bahak, kerugian sangat bernilai fantastis, meskipun tak sampai membuat ia jatuh miskin, Ia sangat kaya, keluarga nya terpandang dan area kekuasaan nya pun sangat luas, melihat Gadis ini, Asher meludah.

"Dengan apa Kau menebus kerugian itu Ha, Dengan tubuh mu?.." Asher menyeringai, Wanita di depan nya, ber penampilan sangat buruk, bahkan ia tak tertarik untuk menyentuh nya.

Alesya diam, memang benar apa yang bisa tawarkan untuk Tuan kejam ini, namun apapun itu akan ia lakukan, Sang Ayah terlihat sudah tak berdaya, Pria baya itu memerlukan perawatan, jika tidak nyawa nya tidak akan tertolong.

"Aku akan bekerja seumur hidup jika itu perlu

Tuan_"

Cuhh...

Belum selesai Alesya menyelesaikan kalimatnya, ia sudah di ludahi, begitu rendah nya kah, derajat nya di mata Pria ini, padahal dimata Tuhan semua derajat manusia itu sama.

"Bawa Wanita ini..". Asher memberi perintah pada para bodyguard yang selalu setia menjaganya.

"Tuan Asher, Saya mohon jangan bawa Putri ku.." Dengan perlahan Edmond menyentuh kaki Pria tiran itu, ia sangat menyesal dengan apa yang ia lakukan, jika bukan karna laporan nya mungkin keluarga nya tak akan terlibat.

"Kau tahu, apa yang Aku mau, Bereskan ke-kecauan yang telah Kau buat, dan Putrimu akan selamat..." Tak terhitung jumlah aparat yang sudah ia ancam, bahkan banyak di antaranya yang mati.

"Ayah.. jangan khawatir kan Aku..". Alesha langsung di seret paksa setelah mengatakan itu.

Iring-iringan kendaran mewah meninggalkan area pemukiman itu, Kepala Alesya sengaja di tutup saat berada di mobil, ia tidak di ijinkan untuk melihat kemana kendaraan itu akan membawanya.

Dan saat penutup kepala di buka, ia sama sekali tak mengenal di mana ini, hanya bangunan mewah dengan penjagaan yang ketat.

Alesya menelan saliva saat tubuhnya kembali di seret dengan paksa saat di dalam banyak pelayan yang membungkuk, sudah jelas Asher sangat di hormati, bahkan di negara ini.

Dia adalah seorang Tiran yang berkuasa.

"Bersihkan tubuh mu, Aku tidak ingin Mansion ku terkontaminasi dengan mahluk rendahan sepertimu.." Hina Asher. Ia merasa jijik dengan Wanita yang ada di hadapan nya ini, selera sangat tinggi untuk pendamping.

Sedangkan Dia.. oh Asher rasa nya ingin muntah, apa lagi mengingat Ayah dari Wanita ini telah menghancur kan bisnisnya.

Alesya terima semua penghinaan ini, asalkan keluarga nya selamat dari Tiran, ia rela merendahkan harga dirinya.

Seorang pelayan membantu nya membersih diri, ia sedikit di dandani, dan di pantaskan saat ia berpakaian. "Apa kah tidak ada pakaian yang lain, ini terlalu terbuka.." Alesya protes. baju yang di kenakan nya sangat kekurangan bahan, bahkan pakaian itu tak menutupi bagian da*danya dengan sempurna.

Pelayan Wanita itu tidak menjawab semua perkataan yang ucapan Wanita asing yang di bawa Tuan nya ini, setelah selesai dengan tugasnya ia keluar dari kamar yang akan di tempati Alesya selama di sini. Bahkan kamar yang di tempati lebih besar dua kali lipat dari kamarnya.

Dua orang Pria bersetelan hitam masuk, setelah pelayan itu keluar, Lagi-lagi ia di seret untuk mengikuti, hingga langkah kaki menaiki anak tangga.

Sumpah demi apapun Alesya takut setengah mati, malam sudah larut ia menggunakan sepatu hak tinggi dengan pakaian terbuka, apa dirinya nya akan di jual.

"Masuk!, Tuan menunggu mu..". Tangan Pria itu mendorong Alesya saat pintu terbuka, dengan gemetar Alesya masuk, memasuki kamar dengan interior mewah dan juga luas.

"Layani Aku.." Perintah itu terdengar menakutkan bagi Alesya, tubuh nya bergetar hebat.

"APA KAU TULI.." Asher berteriak, melihat Wanita itu hanya diam, Apa kah Wanita ini bodoh?. Apa ia tidak mengerti dengan kata melayani.

Asal Asher tahu saja, Alesya gadis polos, berpacaran sama sekali tak ada kontak Fisik, apa lagi mengerti dengan perkataan ambigu ini.

"Maaf Tuan, Saya tidak paham.." Alesya menunduk. dirinya tidak tuli, hanya saja Dia tidak mengerti.

"Aku ingin mandi.."

Lalu Alesya harus apa?, memandikan nya begitu, Pria ini sudah bukan bayi harus ia mandikan, Namun Alesya langsung kaget saat mendengar sebuah teriakan dari arah kamar mandi, Asher memanggilnya.

"Ahhhhk.." Alesa berteriak saat melihat Asher, sudah tak lagi memakai handuk kimononya. Mata Alesya ternodai.

"Kau ingin membuat ku tuli dengan teriakan mu Ha.." Teriak Asher marah. hobi pria itu memang berteriak dan marah saja sepertinya.

"Bantu Aku mandi.." Asher sudah duduk di bathup, ia melirik Wanita yang akan di jadikan pelayan masih diam.

"Apa Kau sudah bosan hidup..". Teriak nya lagi.

"Maaf Tuan..". Alesya setengah berlari dan membantu Pria itu mandi, bahkan ia sudah pegal saat tangan terus turun naik mengosok bagian tubuh kekar itu , bahkan bagian 'itu' pun tak luput ia gosok.

.

.

.

.To be continued.

Bab 2

Alesya terus mengumpat dalam hatinya, selama Ia melayani Tuan tiran ini, mata nya sudah tidak suci lagi, benda berbatang lunak itu tak luput dari pandangan nya.

Pria ini sungguh tak malu, memperlihatkan aset milik nya pada Wanita polos seperti Alesya, jika bukan karna nyawa Ayahnya, Dia tidak akan mau tinggal di hunian mewah ini.

"Dasar tidak becus.." Umpat Asher kesal setengah mati, Wanita ini tidak pandai memilih pakaian nya,

"Jika Ayah mu tak mengganggu bisnis ku, mungkin Aku tak akan pernah kehilangan Dia.." Asher mencengkeram dagu Alesya sampai kepala itu mendongkak ke arah nya, karna kejadian itu tak hanya uang miliaran yang hilang, ia pun kehilangan nyawa Wanita nya.

"Sakit Tuan.." Alesya meringis, cengkraman itu begitu kuat, rahangnya seakan remuk.

"Antonio..". Dengan sigap asisten handalnya langsung menghadap. "Saat Aku pulang, Aku ingin Wanita ini sudah terdidik, Aku tidak mau rugi memberinya makan setiap hari, hanya utuk Wanita itu tidak becus untuk melakukan sesuatu.." Asher menghempas dengan kasar, Pria itu pun berlalu.

"Baik Tuan,.."

Alesya menunduk lesu, ia tak tahu apa yang salah pada dirinya, semua yang ia lakukan selalu salah di mata Pria itu.

"Alesya, Tuan sangat tidak suka dengan bawahan yang tidak cekatan, kulihat juga Kau berpendidikan, jika Kau ingin hidup lama di tempat ini, cobalah untuk menyenangkan Tuan.." Antonio memberi Wanita itu nasihat.

"Dan asal kamu tahu, Tuan Asher kehilangan Wanita nya dan itu adalah ulah Ayah Anda.."

"Maaf Tuan Antonio, Ayahku adalah aparat pemerintah dan penegak keadilan, jika Tuan mu itu bermasalah dengan Ayah ku, berarti Tuan mu itu seorang Kriminal.." Sungguh berani sekali Alesya mengatakan itu. Membuat Antonio geram.

Bukan rahasia lagi, seorang Asher Drake Kharkov adalah seorang Tiran, membunuh sudah tak lazim Pria berdarah dingin itu, berkat kekuasaan dan koneksi yang luas Pria itu selalu lolos dari hukum., tak punya hati dan sialnya Dia tampan.

"Lancang...". Bukan Antonio yang menampar melainkan, Asher, Wanita ini menghina nya, apa dia sudah tak ingin hidup lagi.

Alesya meringis, sudut bibir nya mengeluarkan darah, ia menatap tajam ke arah Pria Tiran itu. "Apa mau ku buat buta, mata mu itu.." Berani nya Wanita ini Mempelototi nya, mood nya pagi ini Benar-benar di rusak oleh Alesya

Alesya masih sayang nyawa, ia menunduk. "Maaf Tuan, Saya__"

...Plak...

Alesya di tampar lagi, kedua pipinya yang putih langsung memerah, tak cukup di situ Asher menjambak rambut nya hingga kepala mendongkak. "Wanita rendahan Cih..". setelah di tampar dan di jambak Asher menghempas tubuh Alesya kasar, hingga membentur dinding.

Mati sekalipun Asher tidak peduli, wanita nya telah pergi, ia tak memiliki mainan, jadi Alesya lah yang menjadi pelampiasan.

"Kurung, dan jangan beri makan..". Asher melenggang pergi, hari ini ada pertemuan penting dengan petinggi, Antonio jelas mengikuti, sedangkan untuk Alesya, hukuman sudah menanti nya.

Ruang gelap dan pengap, Alesha di kurung di penjara bawah tanah, tahanan tak hanya dirinya nya, sekitar 10 orang yang di kurung, bahkan luka lebam itu lebih buruk dari yang ia miliki.

Entah siksaan apa yang mereka dapat kan hingga berakhir seperti itu, bahkan di antara nya ada Wanita tampa busana, Alesya membekap mulut, apakah ia akan berakhir seperti itu.

Tubuhnya bergetar takut, sudah 12 jam ia di kurung tak ada tanda-tanda ia akan di bebas kan. "Ayah Aku takut.." Alesya menangis pilu, namun tangisan nya tak ada gunanya, tak membuat para penjaga bersimpati apa lagi para tahanan, mereka hanya berharap agar cepat mati, dari pada di siksa seperti ini.

Seseorang datang dari arah tangga, ada Wanita cantik yang di seret oleh dua orang Pria, Alesya tidak tahu berapa orang yang bekerja di bawah Pria Tiran itu, yang pasti sangat banyak.

"Tuan tolong ampuni Aku.." Wanita itu terus berteriak, ia meronta dan ingin lari, seolah tempat ini adalah neraka. Dan benar ini adalah neraka.

"Tak ada kata maaf untuk penghianat.." Antonio datang di ikuti Asher dengan datar nya Pria itu duduk seakan menonton pertunjukan.

Wanita cantik itu, di rebahkan di atas meja bundar, dengan terus meronta Wanita itu terus memohon ampun pada Asher, hingga sebuah tamparan di layangkan Antonio.

"Jalan kan tugas kalian.." 5 orang pengawal sudah siap, mereka sangat menyukai hal semacam ini, gaun mewah itu, di robek dengan paksa, hingga sehelai pun tak membalut tubuh itu lagi.

"Tuan Ampun Ahhhh..". Wanita itu masih berusaha memohon ampunan pada Asher namun Pria itu tak punya hati, dengan wajah dingin nya, ia melihat salah satu Wanita nya, di gilir oleh 5 orang ia tidak peduli.

Pria itu gila..

Semua pemandangan itu tak luput dari penglihatan Alesya, ia terus memejamkan mata, namun telinga terus mendengar jeritan itu, hingga sang Wanita sudah pingsan.

"Kau ingin mencobanya.." Suara itu begitu dekat dengan telinga nya, itu adalah suara Asher Pria itu berdiri di luar pagar besi saat Alesya membuka mata.

"Tidak Tuan, jangan lakukan itu, Aku akan setia tak akan berkhianat, dan akan melakukan apapun kemauan Anda.." Melihat Wanita itu masih di gilir, meskipun sudah pingsan, Alesya gemetar takut, tidak terbayangkan sakit nya jika Dia posisi Wanita itu.

"Benarkah..." Asher menyeringai. Dan Alesya mengangguk cepat, seketika pintu jeruji di buka Asher masuk mendatangi Alesya. ia mengeluarkan sebuah senjata api yang selalu ia simpan di dalam saku.

"Tuan.._ ". Tubuh Alesha bergetar hebat ia takut Pria itu akan melubangi kepalanya,

"Bukan kah Kau bilang akan melakukan apapun untuk ku.." Alesya mengangguk, demi nyawa nya ia rela.

Alesya di bawa ke dalam sel di mana tawanan Pria itu berada, bersamaan dengan Wanita yang sudah di gilir tadi, tubuh nya di lempar dan di satukan dengan Wanita sebelum nya yang sudah menempati sel itu.

"Mereka adalah penghianat,.." Asher berucap

tepat di telinga Alesya. "Apa Kau tahu lidah mereka sudah di potong membocorkan rahasia ku, pada Ayahh mu.."

Senjata Api sudah berada di tangan Alesya, itu cukup berat, dan tangan kekar itu menuntut untuk Alesya membidik terget.

"Tuan..." Lutut Alesya lemas, benarkah Ayah nya berhubungan dengan mereka.

...Doorrr....

Peluru itu sudah bersarang di kepala, Pria itu mati dan Alesya yang membunuh nya meskipun dengan Paksaan Asher. "Tuan Aku mohon.." Alesya sudah menjadi pembunuh, tubuh nya bergetar hebat, dan Asher merasakan itu, Dian tak tak suka Wanita penakut ini.

"Masih ada 9 Alesya.." Asher berada tepat di belakang Alesya, Pria itu terus mengawasi para pengkhianat yang sudah pasrah akan kematian

"Tuan.. Aku mohon jangan hukum Aku seperti ini.."

...Dooooorr...

...Dooorrrrr...

...Doooorrr...

Tiga kali tembakan langsung mengenali kepala, mereka langsung tewas seketika sementara Alesya langsung berteriak, empat orang sudah mati karna tembakan nya.

"Apa Kau ingin membuat ku TULI, HA.." Asher.menghempas tubuh Alesya hingga Wanita itu tersungkur di mana empat mayat berada, Alesya langsung panik, lalu ia berdiri, darah berceceran menempel di pakaian nya.

"Apa Kau ingin menggantikan mereka.." Pistol sudah berada di kepala Alesya, Pria itu sangat tak menyukai Alesya yang lahir dari rahim seorang pela*cur. Ya, Edmond menikahi Wanita malam, bahkan Wanita itu pernah di setu-buhi Ayahnya.

Tapi tidak mungkin Jika Alesya adalah saudara nya, sudah jelas, saat Clara mengenal dan tidur dengan Ayah nya, Alesya sudah lahir, Pantas saja Edmond memiliki nyali untuk berusan dengan keluarga nya,

Karna Clara masih menjadi ulat bulu di ranjang Ayahnya.

.

.

.

.

To be continued.

Bab 3.

Menjijikkan, saat netra melihat wajah Alesya, Dia adalah katurunan dari Wanita yang kotor, menjual diri nya demi sejumlah uang

...Cuh....

"Dasar Wanita murahan, Kau tak jauh berbeda nya dengan Ibumu, Murahan, P*****r sialan."

...Dooorrrrr...

...Dooorrrr...

...Dooorrrr...

Alesya menutup mata dan telinga, di depan mata mayat berjatuhan, Pria Gila tak punya hati. Umpat nya di dalam hati.

"Sekarang giliran mu J****g...". Senjata itu sudah mengarah ke kepala Alesya, hari ini adalah kematian untuk Anak dari Wanita murahan itu.

"DASAR GILA..." Alesya meraung marah, akhirnya makian itu keluar dari mulutnya, dengan tatapan tajam ia melihat Asher, kematian sudah dekat, lalu sekarang apa, tak ada gunanya nya terus mengumpati Pria itu di dalam hati.

"Berani nya Kau.." Asher menatap nyalang ke arah Alesya, Wanita itu bergidik ngeri. Inilah perangai keturunan seorang Kharkov, bengis tak ada hati, tatapan tajam itu seakan ingin menguliti nya hingga ke tulang.

"Buah memang tak jatuh jauh dari pohon nya, Kau dan Ibumu memang Murahan.." Hanya hinaan yang terus di lontarkan Asher, ia sangat membenci Alesya, meskipun Wanita itu sangat cantik tapi baginya, tidak.

Asher mencengkram dagu Wanita itu dengan kuat percayalah ia mengeluarkan tenaga lebih untuk itu, sangat jelas jika Asher membenci Alesya. "Tampang mu ini, memang pantas untuk jadi P*****r.. " Ia menghempas kan wajah itu sangat kuat.

"CUKUP.., Berhenti menghinaku Apalagi Ibuku Kau tidak pantas Asher..". Oh tidak mulut Alesya ternyata sudah tidak sayang nyawa sendiri, dengan mata nyalang nya, ia menatap Pria Tirani itu.

"Dasar tak tahu diri.!.".

...Plak...

Hilang sudah kesabaran Asher yang setipis tisu, Wanita itu terlalu mengujinya m, kini Senjata api itu sudah kembali di dekat kepala, Alesya pasrah, ia dan kematian sebentar lagi akan bertemu.

Tuas sudah di tekan setengah nya, timah panas yang akan bersarang di kepala sudah menanti, Alesya terus memejamkan mata, namun suara tembakan itu tak terasa.

Peluru nya kosong.

"Takut..." Pria itu menyeringai, tubuh Alesya terus bergetar, ia pikir Pria ini hanya mempermainkan, tapi ternyata Alesya salah, satu persatu peluru di masukan. "Kau pikir Aku hanya main-main Alesya"

"Tuan Ampuni Nyawa ku..." Alesya sungguh takut akan kematian, tadi nya ia sudah pasrah, namun saat senjata itu gagal membunuh nya karena tak ada amunisi, ia berubah pikiran.

"Nyawamu bahkan tidak berharga.." Senjata sudah siap untuk di gunakan, kali ini Asher tidak akan gagal.

"Tuan Aku mohon, jangan bunuh Aku.." Alesya memeluk Kaki Pria itu, ia menangis dan mengemis untuk nyawanya.

"Jangan menyentuh ku, J****g.." Asher menendang Alesya kuat dan bersiap menembak kembali.

"Tuan..." Kali ini bukan Alesya yang memanggil, tapi Antonio.

"Kau mengganggu ku, apa kau sudah bosan hidup..". Asher geram. ia menerima ponsel dari tangan Asisten nya itu, panggilan teryata sudah terhubung.

"Kau beruntung kali ini.." Asher memberikan ponsel itu kembali ke tangan Antonio. "Bunuh dan ambil organ nya.."

Tubuh Alesya langsung menegang, ia tak hanya di bunuh namun organ nya akan di ambil, Asher memang kejam,, Pria itu tak memiliki hati, namun Alesya salah paham. Perintah itu bukan untuk nya, melain untuk para pengkhianat yang masih hidup.

Asher melenggang pergi, Pria itu meninggalkan Alesya dan berlalu menaiki tangga, Alesya memeluk tubuh nya sendiri ia sangat takut, saat mayat di seret dengan bersimbah darah, bau anyir pun terus menyeruak ke indra penciuman, Alesya langsung mual lalu muntah.

Tak harus bersimpati atau kasihan, karena iya yakin dirinya pun akan seperti mereka, lalu Mati, jika beruntung ia akan pulang kerumah namun dengan keadaan tak bernyawa atau tubuh nya di buang di makanan hewan buas.

Skenario paling menakutkan, dan itu untuk diri-Nya.

Membayangkan saja, membuat ia bergetar takut seharian, Pria itu benar-benar tak memberi nya makan bahkan minum, Alesya memeluk tubuh nya sendiri di sudut ruangan, menunggu kematian yang sebentar lagi akan datang.

...Byur...

Satu ember penuh menyirami tubuhnya, Alesya terkesiap bahkan sejumlah air masuk ke dalam hidung, Wanita malang itu terbatuk, merasakan perih yang amat sakit.

"Dasar pemalas..." Lagi-lagi Alesya di guyur dengan air, Wanita itu menggigil , sejak tadi ia sudah kedinginan di luar pun badai salju tengah melanda.

"Kenapa kau tidak membunuh ku saja.." semua yang mati sudah di bawa, entah kemana mereka membawanya, ia pikir setelah itu giliran nya, Tapi ternyata tidak, ia di biarkan hingga akhirnya Alesya tertidur.

"Kematian begitu mudah untuk mu.." Asher melempar ember kearah Alesya, hingga menimbulkan bunyi yang begitu nyaring, Alesya tidak takut, ia sudah siap dengan apapun yang akan Pria itu lakukan.

Bahkan kematian, ia menginginkan itu segera datang.

Asher melepas sabuk yang ada di celana, ia bersiap untuk mencambuk Wanita yang ia anggap murahan dan j****g itu, asalkan Kau tahu tahu saja Asher, Alesya masih suci, Wanita itu begitu menjaga kehormatan nya hingga saat ini, bahkan kekasihnya pun hanya sebatas memeluk saja.

Tangan sudah melayang ke udara, dengan sabuk yang sudah siap mengoyak kulit mulus itu, Tak ada teriakan saat Asher melakukan itu. Ini tidak seru sama sekali.

Tiga kali ia melayang cambukan, Wanita itu pingsan. "Dasar lemah.." Umpat nya dengan kesal. Asher melempar sabuk nya asal Pria itu kembali meninggalkan sel tahanan khusus para pengkhianat.

"Jangan biarkan ia mati.." Perintah nya pada Antonio. Pria itu mengangguk paham, kenapa tak di bunuh saja sekalian, merepotkan. Ia menggerutu namun tetap menjalankan perintah.

Kelopak mata itu perlahan terbuka, dan Alesya mendapati dirinya sudah berada di dalam kamar, dengan jarum infus yang terpasang di pergelangan. "Kau sudah sadar.." Seorang pelayan bersuara, sudah 4 jam Alesya pingsan, saat sadar ia merasakan sakit di sekujur tubuh, tak hanya itu, ia demam.

"Makan lah.." Pelayan itu menyuapinya, Namun Alesya menggeleng, ia tak mau makan meskipun dirinya kelaparan.

"Kau harus makan, Tuan akan semakin marah jika sampai tahu.." Pelayan itu memperingati Alesya. "Tuan sudah sangat baik, mengeluarkan mu dari sana, dalam keadaan hidup.." Pelayan itu sangat hafal jika ada orang yang masuk penjara bawah tanah, saat keluar dari sel ia sudah tidak bernyawa.

Alesya tersenyum miris, apanya yang baik, Pria itu menyiksa nya hingga ingin mati, lalu sekarang ia tak membiarkan nyawa ini terlepas dari raga, dan sewaktu-waktu akan di siksa kembali, lebih baik ia mati dengan cepat.

"Kau benar-benar ingin mati Ha.." Asher berkata dengan mata menyalang, Wanita J****g ini tak tahu berterima kasih, sudah di biarkan hidup olehnya, Apa ia tidak bersyukur.

"Apa Kau lupa, nasib Ayah dan adik-adik mu ada di tangan ku.." Alesya terkesiap, Dirinya sampai melupakan siapa yang ia hadapi.

"Jangan sakiti mereka Tuan,.." Mengingat nyawa keluarga nya, Ia tak lagi membangkang. "Biar Aku yang menggantikan mereka, Aku mohon Tuan..". Alesya merangkak menururi ranjang, ia memeluk Kaki Pria itu.

Asher menyeringai, Wanita ini berada dalam kendalinya, begitu pula sebaliknya, dengan nyawa Alesya yang berada di tangan nya ia bisa mengendalikan Edmond.

.

.

.

To be continued.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!