Diky Pratama itulah Namaku, dan Aku sering dipanggil Diky, menjadi anak gang motor adalah Hobbyku, aku suka menghambur-hambur kan uang orang tuaku, namun setelah kejadian mengenaskan saat Aku masih remaja, Aku memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis, hingga Aku sukses diusia ku yang sudah 30 tahun.
Namun aku belum juga menemukan gadis yang akan jadi istri ku.
sehingga kakek memutuskan akan mencarikan jodoh untukku.
" Nak, apa yang kamu ragukan dengan Dia, bukankah Dia cantik dan juga teman sekolahmu waktu masih SMP?. kata kakekku.
"Iya kek, aku akan nikah dengan Dia, tapi apa kakek yakin kalau Amel mau menikah denganku?.
secara kami kan tidak saling komunikasi, apa tidak sebaiknya perkenalan dulu?.
"Baiklah jika itu keinginanmu, tapi Kakek hanya memberimu waktu 1 bulan buat saling mengenal.
"Kakek tidak mau lama-lama, umurmu sudah 30 pekerjaanmu sudah pasti, apalagi yang kamu tunggu?"
Sepeti itulah Kakekku selalu mengatur perjodohan anak dan cucunya, Dia tidak mau jika Cucunya jadi bujang lapuk.
***1 bulan berlalu***
acara lamaran pun diadakan secara kekeluargaan, hanya keluarga inti yg datang, karena pernikahan akan digelar 2 minggu kedepan, pasalnya kita harus mempersiapkan segala keperluan dan juga untuk acara resepsi.
Rasanya aku sangat bahagia bentar lagi akan ada yg temani tidur, masak, pulang kerja ada yang sambut.
Aaa rasanya sungguh manis, membayangkan wajah cantiknya jika tersenyum.
itulah yang terbesit dalam benakku saat ini.
Hari-hari berlalu begitu cepat, hingga tak terasa hari pernikahanku telah tiba.
Rasanya begitu bahagia, entah apa yang Gadis itu rasakan Akupun tidak tau.
Hari pernikahan pun tiba, hari yang ditunggu-tunggu semua keluargaku sebab aku adalah Cucu tunggal dari Bapakku.
"Nak, kamu harus lancar ucap ijab kabul nya yah, jangan sampai membuat kakekku ini malu didepan rekan bisnis kita."
Kakek berbisik ditelinga ku.
ternyata gelisah yg kurasakan dapat diliat Oleh Kakekku.
kulihat pengantin Wanitaku datang dari kamar bersama Ibu nya, ada rasa bahagia juga penasaran, sebab kami hanya hasil perjodohan.
"Saya terimah nikah dan kawinnya Amelia binti Soebandono dengan Mas kawin 20 Gram Emas ditambah 10 Hektar Sawah dan seperangkat alat Sholat dibayar tunai."
SAH
Suara itu bergerumuh terdengar ditelinga ku, benarkah saat ini Aku telah jadi Seorang Suami?
Acara demi acara berlangsung hingga acara resepsi pun selesai, rasanya badanku sangat lelah dan lengket.
"Dek, kekamar yuk, aku gerah pengen mandi, kataku.
Dia hanya Tersenyum namun mengikutiku langkah ku.
Sampai dikamar, aku langsung kekamar mandi setelah membuka Jas, Aku mengguyur tubuh ini dengan air.
Aaaa rasanya nyaman bangat, selesai mandi aku keluar kamar mandi dengan hanya memakai handuk, segera menuju lemari pakaian untuk ganti baju, kulihat Amel kesusahan membuka Resleting baju pengantinnya.
Aku mendekat, "Dek, Mau dibantu ?"
"Hmmmm boleh" jawabnya dengan singkat.
"selesai langsung mandi ya, biar badan kamu segar, kataku.
Diapun berlalu kekamar mandi, aku bisa melihat wajahnya yg memerah, mungkin karena malu.
Malam pun tiba, aku duduk ditepi ranjang, sambil sesekali melihat dia yg memainkan ponsel miliknya.
1 jam berlalu aku coba mendekat,
"Dek, nggak ngantuk ?"
"Hmmmm iya ngantuk "
Dia lalu mengambil Guling dan tidur memunggungi ku.
"Whatttt Apakah ini Malam pengantin yang ku dambakan?" Bathinku.
Aku mencoba memahami,mungkin Dia masih belum terbiasa denganku.
Hingga ku urungkan niatku untuk tidur lebih awal, aku keluar kamar bertemu dengan temanku yang belum pulang.
Pukul 10 aku kembali kekamar dan aku sangat terkejut dengan apa yang aku lihat.
Dek.
Aku melihat Dia tidur disopa dengan pakaian tertutup, celana jeans panjang serta Baju yang tebal, dengan memeluk guling.
"Apa apaan ini" Guman ku dalam hati
Aku masih bisa bersabar mungkin Dia belum siap, atau malu, Akupun mengangkatnya ke ranjang King Size milik kami yang masih bertabur bunga mawar.
Biarlah malam pertama aku pending, lagian kami masih harus berkenalan lebih dalam agar bisa saling mengerti.
Perlahan kubaringkan tubuh ini didekatnya dan memeluknya dari belakang, hingga aku pun ikut terlelap.
Pagipun tiba, aku terbangun karena samak-samak kudengar suara dari luar yang lagi ramai, saat kubuka mata ini, sosok yang aku cari tidak ada di sampingku,
" mungkin Dia sudah bangun lebih awal" bathinku
aku berlalu kekamar mandi membersihkan diri, dan segera mandi, meskipun malam pertama gagal tapi sudah kebiasaanku mandi dipagi hari biar segar menghadapi dunia yang penuh dengan tekanan.
Saat keluar kamar ternyata semua keluarga sedang sarapan bersama termasuk istriku yg duduk disamping Ibunya, mungkin melepas rindu sebelum kembali ke rumahnya.
Akupun ikut bergabung, sesekali melirik sang istri yang begitu bermanja pada Ibunya.
"Nak, mungkin setelah sarapan kami pamit ya"
Kata kakekku.
"Harus pagi kek, kenapa tidak sore aja?"
Jawabku.
"Tidak, kami semua akan pulang, kamu harus terbiasa berdua dengan istrimu, agar cepat memberikan aku cicit, katanya sambil terkekeh diikuti oleh tawa semua org.
setelah mereka pergi, Akupun menutup pintu kulihat Amel sedang nonton Tv Akupun menghampirinya.
"Dek, besok kita liburan ya, biar bisa saling mengenal, Aku hanya cuti seminggu, mungkin minggu depan sudah harus masuk kerja."
"Terserah kakak aja, mana baiknya." jawabnya.
"Kamu mau kita liburan kemana?"
Dia terdiam mungkin sedang memikirkan sesuatu, Akupun menunggu jawabannya.
Sampai akhirnya.
"Kita ke kampung Mama ya Kak, jawabnya dengan semangat.
"Ke kampung?Nggak salah Dek,?"
Akupun heran masak ia kita ke kampung.
"Bagaimana kalau kita ke Vila yang ada dipuncak aja, sekalian kita ajak teman-teman kita biar ramai, tawar ku.
"Iya boleh deh,"
ia menjawab dengan sedikit cuek, tapi aku pura-pura tidak melihat, biar kami bisa sedikit perkenalan.
Akupun nelpon Fikri sepupu sekaligus Asistenku, yang sangat paham dan dapat aku percaya di kondisi apapun.
"Fik, tolong kamu nelpon anak-anak yang lain ya besok kita kepuncak"
kataku saat sambungan telpon telah tersambung.
"Kepuncak?" Jawabnya
"Iya,
"sama anak-anak yang lain juga?
Bukankah ini bulan madumu Hehehe"
(Sambil terkekeh)
"kamu mengejekku Fik?"
Suaraku sedikit meninggi.
"Hhhhh maaf Bos, baiklah akan saya ajak yang lain, tapi Bos Minggu depan sudah masuk kantor kan?"
"Hmmm iyya"
Keesokan harinya, Amelia bangun lebih awal, Dia menyiapkan sarapan untuk suaminya.
setelah selesai, Dia langsung mandi dan bersiap-siap.
"Kak, ini sudah pagi,"
Dia membangunkan Suaminya yg masih terlelap.
Diky bangun dan melihat sang istri sudah sangat rapi.
"Kamu sudah bangun Dek,?"
"iya, Kakak mandi ya, biar kita sarapan bareng, yang lain udah pada nungguin kita dibawah."
Diky bergegas kekamar mandi tak lupa dia sempat juga mencolek dagu sang istri.
Mandi sambil bernyanyi membayangkan malam pertamanya di puncak nanti.
Selesai mandi, Diky menyusul sang istri ke meja makan, sementara Amel masih asik menata makanan di meja.
"Kamu pintar masak Dek ?"
"nggak pintar juga, tapi bisa kok, aku sering mambantu ibu masak didapur,"
"Ohh tapi masakannya enak"
"Syukurlah kalau Kakak suka".
Selesai makan, para rombongan sudah siap dengan perlengkapan mereka.
" Bos, kita berangkat pagi ya, takut jalanan macet".
"iya, kita berangkat sekarang, sudah siap semua kan?" tanya Diky memastikan tidak ada yang ketinggalan.
"sudah Bos, Ayo."
Mereka berangkat dengan 3 mobil, tentu saja Diky hanya berdua degan sang istri.
Perjalanan lumayan macet membuat mereka kemungkinan akan sampai malam.
"Fik, tolong telpon penjaga Vila ya, agar lampunya dinyalakan semua termasuk lampu belakang.
(chat dari Bos)
"Baik Bos,laksanakan."
Akhirnya sampai juga.
👉Jangan lupa sajean nya Kakak, tinggalkan Jempolnya untukku 😘☺️☺️☺️
Manisnya impian terkadang tak semanis kenyataan.
🌺🌺💖💖🌺🌺
Akhirnya sampai juga.
Ucap anak-anak serentak, rupanya perjalanan macet membuat mereka kelelahan.
"Fik, Aku kekamar ya, biarkan mereka istirahat dulu, nanti tolong Carikan kita makanan atau sekalian ikan agar kita bakar-bakar ikan sebentar malam."
"Baik Bos"
Setelah berbicara dengan Fikry, Diky menyusul Amelia ke kamar, sampai dikamar, Diky melihat Amelia sudah mandi, akhirnya Diky pun gantian mandi,
"rasanya badan ini sangat lengket seharian perjalanan akibat macet, padahal andai tidak macet paling 4-5 jam sudah sampai".
Selesai mandi aku keluar kamar dan melihat Anak-anak pada heboh bakar ikan sambil nongkrong, ada yang main Gitar sambil nyanyi juga.
"Ternyata bahagia sesederhana itu ya" Bathinku
Amel datang membawa beberapa peralatan buat makan, lalu duduk di sampingku.
Kami pun akhirnya makan dengan lahap, rasanya sangat Lapar seharian perjalanan, membuat Anak-anak makan hingga kenyang.
**Dikamar***
Aku liat Amel bersiap akan tidur dengan pakaian lengkap, bahkan dengan memakai celana Levis dan baju tebal.
Ku dekati sambil mengajaknya duduk ditepi ranjang.
" Dek, apa tidak gerah dengan pakaian seperti ini?" Tanyaku.
"nggak kok, kak, aku udah terbiasa tidur seperti ini".
(Seakan tidak mengerti maksudku)
"tapi Dek, aku bolehkan meminta Hakku sebagai seorang suami?"
(Aku tegaskan kata Hak biar Dia sedikit mengerti bahwa kami sudah suami istri dan Aku punya hak atas dirinya)
"Maaf,Kak, tapi Aku belum siap"!
(Selalu kata itu yang keluar dari mulutnya saat aku meminta Hakku, dan sebagai Pria normal tentu saja jiwa kelelakianku bangkit saat tidur dengan Wanita apalagi kami sudah SAH )
"yaa udah, tapi jangan lama-lama diamin Aku ya Dek, kamu itukan istri Aku"
"iya kak"
Akhirnya kami tidur hanya dengan saling pelukan saja, entah apa yang membuatnya selalu belum siap, padahal banyak Gadis- gadis yang mau Aku sentuh, hanya saja aku takut Dosa dan tidak ingin merusak anak orang.
Hari- hari berlalu tidak terasa sudah 5 hari kami berada di Vila namun Amel selalu begitu saat aku meminta Hak, selalu belum siap.
Akhirnya kuputuskan untuk pulang, lebih baik jika Aku kembali Bekerja daripada menghabiskan waktu bersamaNya tapi tidak diberi Hakku sebagai Suami, membuatku jadi tersiksa.
"Fik, sampaikan pada Anak-anak agar segera berkemas, besok kita pulang, karena kita harus masuk kerja soalnya, banyak yang harus kuurus dikantor.
(Sengaja kuperjelas biar sepupuku ini tidak banyak tanya membuatku pusing memikirkannya)
"tapi, bukannya kita rencana 1 Minggu?"
"Kita banyak kerjaan, udah jangan banyak tanya, sampaikan saja pada mereka".
"siap Bosku ( sambil tersenyum memperlihatkan gigi putihnya )
Keesokan harinya mereka akhirnya kembali kekota, walaupun mereka masih ingin menginap tapi karena ini perintah dari Bos, maka mau tidak mau mereka harus menurut, atau memilih untuk berhenti bekerja.
****Dirumah****
Sampai dirumah Diky sedikit kecewa sama Amel, pasalnya sudah 1 minggu nikah belum juga bobol gawang.
Akhirnya Dia putuskan untuk berkunjung kerumah Orang Tua nya tanpa Amel.
"Dek', Aku mau keluar ketemu teman, kamu dirumah ya, jangan lupa pintunya dikunci.
(aku ngak bilang kalau pengen kerumah Bapak takutnya nanti Mala mau ikut).
"iyaaaa Kakak pulang jam berapa?"
"Nggak tau, mungkin agak malam."
"Hem baiklah"
Akupun pergi setelah pamit pada Amel, dengan memakai motor takut macet apalagi kalau sore-sore pasti jalanan macet.
Sampai dirumah Mama, sepertinya sepi.
Bik Ijah menghampiriku,
" Eh Den Deky, istrinya mana toh kenapa nggak ikut". kata Bibik.
(Beliau adalah pembantu rumah tangga sejak Aku masih kecil)
"Lagi capek Bik". Jawabku.
"Mama sama Bapak mana Bik?"
"Ada Den, dibelakang".
"Ya udah, Aku kebelakang ya Bik".
Sampai dibelakang aku lihat Mama dan Bapak sedang ngobrol sambil sesekali ketawa dengan riang, Ternyata Mama sama Bapak meskipun udah tua, tapi masih kayak pengantin baru selalu saling berbagi, memberi waktu satu sama lain, meskipun mereka juga pekerja kantoran tapi mereka selalu berbagi di saat ada waktu luang.
Aku jadi berfikir akankah Rumah tangga yang aku bangun akan seperti pernikahan Mama dan Bapak atau Mala sebaliknya.
"Ngapain ngelamun disitu?"
(suara Bapak mengagetkanku yang sedikit meninggi)
"Eh Bapak, Aku kok kayak kepergok maling aja" bathinku
"Amelia mana sayang?" Tanya Mama.
"Dirumah Ma"
"Loh kok ngak diajak sih, kalian kan pengantin baru, sering-seringlah mengajak istrimu biar kalian bisa saling mengenal satu sama lain"
"Iya Ma, tapi kayak nya Dia capek Kami baru pulang dari puncak".
"Oh dari puncak, timpal Bapak"
"Terus gimana? Udah bobol Gawang belum?"
(Aku terdiam nggak tau juga mau jawab Apa)
"Aku tau pasti belum kan?" Bapak mengintimidasi ku.
"Kamu ini Gimana sih".
"Ngak bisa kasih nafkah Batin sama istri sendiri."
"Katanya Dia belum siap Pak" Ucapku Jujur.
"kok belum siap, kan kalian udah Nikah".
(Aku hanya terdiam, nggak tau juga mau jawab apa kalau sudah begini)
"yah, udah pelan- pelan aja, mungkin Dia belum siap, kalian kan di jodohkan jadi perkenalan dulu, jangan memaksa istrimu,"
"iya, Ma, Diky akan Coba".
Sambil ngobrol dengan Mama dan Bapak, Bik Ijah datang membawa Teh hangat dan juga Cemilan, kami mengobrol dengan Ibu dan Bapak memberikan nasehat dan saran untukku, hingga aku lupa waktu jika sudah larut malam,
Sehingga aku memutuskan untuk segera pulang.
"Ma, Pa, Aku pulang yah, nanti Amel takut kalau aku terlalu lama soalnya kami belum ada pembantu".
"iya, hati-hati, jangan lupa pesan Bapak dan Ibu"
"iya Buk, Pak, Aku pamit."
Sampai dirumah aku masuk dengan hati-hati takut nanti Amel kebangun, beruntung aku punya kunci serep rumah dan kamar jadi nggak usah neko-neko bangunin Amel yang pasti sudah dialam mimpi.
***Sampai dikamar kuliat Amel sudah tidur pulas dengan pakaian lengkapnya***.
Aku membuang nafas, mau sampai kapan seperti ini terus.
Kuputuskan kekamar mandi untuk membersihkan diri lalu menyusul untuk tidur, walaupun kami belum melakukan penyatuan tapi Amel tidak perna masalah jika kami tidur bersama.
Pagi hari aku terbangun, dan tak temukan Amel disampingku,
"mungkin Dia sudah bangun.
Bathinku
Aku bergegas mandi dan Bersiap ke kantor hari ini ada rapat penting.
Saat sudah rapi Aku kedapur untuk mengambil air dan ternyata Amel sedang menyiapkan sarapan.
" Dek, masak apa?"
"Nasi goreng kak, sama telor ceplok, aku belum belanja soalnya, Kakak mau?"
"Iya deh, hari ini Aku harus masuk kerja, nanti kalau sudah pulang aku antar belanja ya"
"Aku berangkat sendiri aja kak, nggak apa- apa kok"
"benar ngak apa-apa?"
" iya, nggak apa-apa"
"yaa udah, kamu hati-hati, mungkin aku agak sore pulangnya atau malam soalnya banyak laporan yang harus kuperiksa, kalau kamu takut dirumah kamu bisa jalan-jalan."
"nggak kok kak, aku dirumah aja".
"yahh udah kalau gitu, aku berangkat ya"
Diky akhirnya berangkat setelah pamit pada Amel,
dan setelah kepergian sang Suami, Amelia masuk kamar dan bersiap-siap untuk pergi belanja untuk mengisi kulkasnya yang masih kosong.
Karena tidak bisa mengemudi akhirnya Dia pergi dengan naik angkot, takutnya kalau naik motor Mala tambah panas dan barang belanjaan mau ditarok dimana?
Amel memilih pasar tradisional untuk belanja, katanya harganya tidak terlalu menguras kantong, dan sudah menjadi kebiasaannya waktu masih tinggal bersama kedua orang tuanya dikampung.
Yah Dia memang bukan dari keluarga Kaya Raya seperti Suaminya.
Saat selesai belanja ia memutuskan untuk pulang, tentu dengan naik angkot lagi.
Sampai dirumah dengan dibantu Sopir angkot Dia menurunkan barang belanjaannya yang lumayan banyak. Diapun lanjut menyusunnya Dalam Kulkas.
"Karna Kak Diky pulang nya Sore lebih baik aku mandi dulu sebelum Memasak, Gerah juga kepasar naik angkot"
Akhirnya Amelia memutuskan untuk mandi sebelum Memasak untuk sang Suami.
Selesai Mandi Amelia menuju Dapur sambil memasak makan kesukaan sang suami, entah mengapa Dia merasa bersalah atas apa yang telah Dia perbuat kepada Suaminya, Namun Dia juga tak mengerti mengapa Dia seakan tak memiliki Hasrat didepan suaminya, seakan Hati dan perasaannya berada ditempat lain.
Saat sedang memasak, tiba- tiba terdengar suara deruh mobil didepan rumahnya, dan Dia yakin kalau itu pasti Diky.
Dia bergegas mencuci tangannya, lalu menyambut Suaminya didepan pintu, meskipun hubungan mereka tak berjalan mulus, tapi Amelia tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.
"Lagi apa Dek?" Tanya Diky saat melihat Amel berjalan dari arah dapur.
"Aku lagi memasak kak"
"Memangnya kamu sudah belanja?"
"iya, sudah tadik pagi."
"Naik apa?"
"Naik angkot, Aku kan nggak bisa nyetir mobil"
"Mau aku ambil sopir untukMu biar kemana-mana gampang, sekalian pembantu juga biar ada yang bantuan masak dan bersih-bersih dirumah?"
"Ee nggak usah Kak, lagian aku nggak suka bepergian, aku juga masih sanggup bersih-bersih."
"Ohh, ya udah, kalau kamu berubah fikiran bilang aja ya."
"iya Kak."
"Aku mandi dulu, biar nanti makan bareng, seperti nya bau masakan kamu enak (sambil senyum-senyum)."
"Hmmm ( menunduk karna malu)"
Diky pun kekamar, lalu mandi, tak lupa dia menyimpan sesuatu didalam Tasnya.
Setelah rapi dia menuruni tangga menuju dapur dan melihat sang istri sedang menata makanan di atas meja.a
Mereka makan sambil sesekali mengobrol.
Selesai makan malam Diky menonton Tv sambil memainkan gawai nya dan sesekali melirik kearah sang istri.z
Sedang Amel membersihkan meja lanjut cuci piring.
***Dikamar**
Diky memberikan segelas susu pada Amel dengan alasan biar lebih segar setelah seharian Ber'aktifitas, tentu saja Susu dengan campuran obat per***s**g, yang Dia ambil dari Asistennya.
**Flashback on**
Ketika di kantor Fikry yang melihat Diky tampak murung, dan kebanyakan melamun, berfikir kalau Diky tidak mendapat jatah semalam dari istrinya.
"Loh, kenapa Pak Bos? Murung aja."
"Aku nggak apa-apa kok, biasa lagi mikirin kerjaan yang lagi numpuk." (Jawabnya jutek).
"yaa ela bro, hari gini galau, emang semalam nggak dapat jatah ya?"
" kepo, aja urusan orang, Kerjaan kamu tuh udah kelar nggak?"
"Beres Bos, kerjaan Aku udah kelar dari tadik, tapi lihat itu map-map udah pada numpuk, belum juga selesai diperiksa Bos, minggu depan kita ada kerjaan luar kota." (Ucap Fikri penuh penekanan).
*Sebenarnya Gue ada masalah sama istri gue, tapi loh jangan bilang-bilang ya."
"emang ada apa sih, bini Loh marah-marah ya?"
"nggak juga, cuman Gue heran aja sama Dia, masa ia sampai sekarang katanya belum siap."
"Jadi loh benaran belum bobol Gawang?"
( ketawa ber bahak- bahak)
Diky dengan segera menutup mulut Fikry, yang menurutnya suara itu loh yang sangat menggelegar.
"jangan kencang-kencang, kenapa sih, loh suka bangat tertawa diatas penderitaan orang lain?".
"Maaf, maaf, Gue cuma heran aja sama Loh, masak ia kamu tahan tidur sekamar sama Istri loh yang jelas-jelas sudah halal untukmu, dan nggak ngelakuin apa-apa?"
"itu makanya gue juga pusing, Aku udah nggak kuat nahannya, bisa-bisa kepala atas bawahku pusing semua"
"Gue ada solusi, kalau loh mau sih, soalnya ini sedikit bahaya."
"apa ? Jangan aneh-aneh ya?"
"Nggak kok, tunggu bentar ya, aku ruangan ku dulu" ( sambil berlari keruangannya).
Fikry datang dengan membawah sebutir obat per\*\*\*s\*ng dan memberikan pada Diky, juga berpesan agar jangan memberi tahu istrinya fungsi obat itu jika ketahuan.
"Nih obat apaan Fik?" tanya Diky.
"Pokoknya Loh masukin keminuman istri loh, yakin deh pasti loh bakal bobol gawang."
"Tapi, nggak bahayakan Fik?" tanya Diky.
"Nggak kok, asal jangan biarkan istri Loh keluar saat selesai meminumnya, bisa bahaya."
"Baik, Terimakasih ya." Ucap Diky sambil berlalu.
"Tidak usah terimah kasih cukup berikan aku ponakan yang Cantik dan Ganteng."
**Flashback off**
"Ini Susu apa kak?" Tanya Amel.
"ini Susu buat memulihkan stamina kamu, kan seharian beres-beres pasti capek bangat."
"Dimunim ya." Ucap Diky.
Amel meminum Susu tersebut hingga tandas dan menaruh gelasnya diatas meja.
Setelah itu Dia berbaring, Diky tersenyum penuh arti.
Namun 10 menit setelah itu Amel merasa kepanasan, Diky bisa melihat nya.
"Dek, kamu kenapa?"
"Nggak apa-apa kak, gerah aja."
"Aku nyalain AC nya ya."
"Iya, kalau panas ganti baju aja dek, yang lebih tipis biar nggak gerah."
Namun Amel hanya tersenyum.
Diky menunggu reaksi selanjutnya namun tidak ada tanda-tanda Amelia akan ter*ngsa*ng, Dia hanya kepanasan setelah nya tertidur pulas.
Diky yang heran segera menghubungi Fikry dan bertanya itu obat tinggi dosis atau apa?
Dan Dia juga menjelaskan bahwa istrinya hanya gerah lalu tidur.
Fikry pun juga heran, masak ia nggak bereaksi?Padahal itu obat paling manjur ( tinggi dosis).
Dengan perasaan marah, bercampur kesal, Akhirnya Diky memilih tidur diruang tamu depan TV.
Seminggu berlalu hubungan mereka begitu terus, nggak ada kemajuan, dan Malam ini Diky berniat akan sedikit memaksa istrinya, Dia benar-benar sudah tidak tahan, Dia sudah pasrah jika nanti istrinya akan marah padanya atau bahkan membencinya, sebagai pria normal tentu saja Dia tersiksa tidur bareng tapi tidak perna bisa menuntaskan hasratnya yang sudah menggebugebu.
*Dikamar*
"Dek, bolehkan aku minta Hak aku sebagai suami, kita ini nikah udah hampir 2 bulan, dan kamu sama sekali nggak perna memberikan itu dengan alasan belum siap, apa kamu nggak takut Dosa"
" Dosa besar loh jika seorang Istri yang menolak ajakan Suaminya," Ucap Diky panjang kali lebar sengaja menekankan kata Dosa, biar istrinya bisa mengerti.
Namun siapa sangkah istrinya hanya diam tak menjawab apa-apa, Dia tau menolak ajakan Suami adalah Dosa namun Amel juga tidak tau mengapa hasratnya seakan hilang jika berdekatan dengan suaminya.
Setelah Amelia sudah tidur dengan pulas, Diky yang sudah tidak tahan dengan sikap istrinya, mulai habis kesabarannya, menindih istrinya dengan tel\*njang dada, dan hanya memakai kinomo, dengan sangat hati-hati Dia perlahan membuka Pakaian sang istri, Namun siapa sangkah saat aka menarik celana panjangnya, Amelia mala terbangun dan Diky yang benar-benar sudah tak sabar menindih istrinya dengan keras, hingga melahap bibirnya dengan sedikit kasar, karena Amelia berteriak bagai orang yang sedang diperk\*\*a oleh suaminya sendiri.
Saat Diky lengah Amelia mala menggigit bibir Diky hingga mengeluarkan Dar*h segar membuat Diky melepaskan p*ngut*n nya, dan saat itu juga Amelia mengambil kesempatan untuk berlari ke kamar belakang lalu menguncinya.
Diky yang sudah pusing dengan sifat Amelia, benar-benar marah dan kesal bercampur jadi satu, apalagi hasratnya yang sudah menggebugebu namun tak bisa tersalurkan, Dia memilih memakai Pakaiannya lalu keluar rumah.
"Temui aku di B*R Tempat biasanya" (pesan dari Diky)
"Baiklah"
Fikry tak banyak bertanya karna ia sangat yakin kalau Bos nya sedang dalam masalah.
Tak butuh waktu lama Fikry segera menyusul Diky , Dia juga harap- harap cemas, takut terjadi apa-apa pada Bosnya sekaligus Sepupu seperjuangan nya.
Sampai Di B\*R dan benar saja Diky sudah mabok, dan bicara ngelantur.
"Pesankan aku kamar yaa dan carikan Gadis paling Cantik dan seksi" ucap Diky.
Fikry yang melihat Diky terkapar tak berdaya tidak menuruti keinginan Bos nya, Dia memapahnya kesebuah kamar Hotel, Namun karna Dia yakin kalau Diky sedang m\*b\*k berat, Dia akhirnya menguncinya dari luar dan memilih menunggu di kamar sebelah.
Dia tak sampai tega menuruti keinginan Bos nya, kerena Dia yakin kalau Dia menuruti maka akan ada masalah berikutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!