NovelToon NovelToon

It'S Me Nada

Bab 1

"Eugh... Sakit. " Wanita itu meringis merasakan remuk seluruh tubuhnya.

Walaupun kesadarannya belum pulih sepenuhnya, rasa sakit di tubuhnya sangat membuatnya tersiksa, dia masih belum sadar jika saat ini dia berada ditempat gelap dan kotor penuh debu. Begitu kedua matanya terbuka lebar ia sangat terkejut karena tidak dapat melihat apa-apa.

Dimana ini? Apa aku sudah mati?

"Ish... " Ia meringis lagi saat mencoba untuk duduk kedua tangannya terasa ngilu seperti habis dipukuli. Ia mengangkat kedua tangannya dan menyentuh pipi nya yang terasa sangat sakit. Benar saja kedua pipinya bengkak.

"Apa yang terjadi pada ku?Dimana ini? "Wanita itu memegangi kepalanya yang terasa sakit. Matanya berkunang-kunang seketika pandangannya semakin gelap dan...

Bruk...

Wanita itu jatuh pingsan, tergeletak tak berdaya di dalam gudang gelap tidak ada cahaya yang masuk sedikitpun.

Begitu ia kembali siuman, ia melihat keseliling, sekarang dia sudah tidak ada ditempat tadi, ia terbaring disebuah ranjang yang tidak terlalu besar, ini dikamar siapa?

"Argh... "Seketika ingatan-ingatan sebelum ia kecelakaan mobil merasuk kedalam kepalanya. Mobilnya terguling dan masuk jurang, lalu bagaimana dia bisa sampai disini?

Wanita itu menampar pipinya lagi, memastikan apa dia sedang bermimpi. " Aww, ish... "Pipi yang membengkak itu semakin sakit ulah tamparan yang ia berikan.

Ia memandangi wajah yang ada didepan cermin. Kemudian memejamkan mata mengingat kembali ingatan asing yang masuk kedalam pikirannya. Ia meremas rambutnya dengan kedua tangan yang penuh luka lebam dan menghela nafas panjang.

Dia seorang desainer terkenal Clarissa richardo, seorang wanita single berusia 28 tahun memiliki aset milyaran rupiah sejak ia berusia 20 tahun karena bakatnya dibidang desain tidak diragukan lagi.

Saat-saat masa jayanya, ibu tiri dan adik tirinya yang selalu iri dengan keberhasilan clarissa merencanakan siasat untuk merebut kekayaan miliknya. Alhasil ketika clarissa akan menghadiri acara jamuan salah satu klien besarnya mobil yang dikendarai clarissa dikerjai oleh salah seorang suruhan ibu tirinya. Mengakibatkan mobil yang melaju kencang itu kehilangan kendali dan masuk jurang. Lalu terlahir kembali menjadi anak yatim piatu yang ditindas tante dan sepupunya sendiri.

Tidak lama kemudian pintu kamar itu terbuka seorang wanita paruh baya masuk membawa nampan ditangannya. Ia membawa kesamping clarissa dan duduk dikursi sebelahnya sambil meniup sup hangat didalam mangkuk.

Begitu mencium aroma yang menguar itu clarissa langsung tau sup itu sudah basi dan wanita ini pasti baru menghangatkannya lagi. Meskipun wanita paruh baya ini bersikap sopan tetapi sudut bibirnya yang terangkat itu sangat jelas tengah meremehkan clarissa.

Terdengar suara teriakan dari luar kamarnya clarissa tidak tau keributan apa yang terjadi diluar sana, tetapi jiwa dewasa clarissa membuatnya bersikap tenang. Ia memandangi wanita yang tengah mengaduk-aduk sup basi itu, bibirnya terus meniup nya clarissa melihat air liur wanita itu sedikit menyembur, tak lupa seringai jahat terbit dibibirnya. Clarissa sangat tau kalau wanita ini sengaja melakukan nya.

Tangannya terulur dan mengambil sup itu dari tangan wanita yang ia yakini seorang pelayan itu kemudian berkata. "Pergilah, orang-orang diluar membutuhkan mu, aku akan menghabiskan supnya. "

Wanita itu tertegun sejenak, dulu nona besarnya itu akan selalu menolak dan memberontak setiap kali dia datang membawa makanan basi. Nona besar Nada primrose, gadis yang dulu hidup mewah, cantik dan populer selalu dimanja juga ceria. Kini gadis itu sudah berubah menjadi seekor itik buruk rupa, terlantar dan selalu di cemooh orang-orang karena penampilannya yang lusuh dan selalu menunduk jika sedang berbicara.

Kedua orang tua nya meninggal karena kecelakaan yang tiba-tiba ketika mereka pergi menghadiri acara wisuda nada dua tahun lalu mobil mereka terbalik dan meledak, kedua nya meninggal dengan keadaan tubuh terbakar, keluarga papa nada ingin mengusut kasus itu sebab ia merasa ada yang ganjal dengan kecelakaan itu. Namun keluarga mamanya justru ingin menghentikan nya dengan alasan agar anak dan menantunya bisa beristirahat dengan tenang, mereka juga sudah ikhlas menerima kematian putri mereka. Pada akhirnya kasus itu dihentikan dan dibiarkan begitu saja seolah itu kecelakaan biasa.

Setelah saat itu adik mama nada yang bernama kartika langsung pindah kerumah mewah milik nada bersama anak perempuannya yang bernama daisy Cornelia.

Alih-alih menjaga dan merawat nada. Tika malah menjadikan gadis itu sebagai pelayan pribadi putrinya, semua pakaian dan barang-barang bermerek milik nada berpindah ketangan daisy, kamar yang sudah 24 tahun ia huni juga berganti pemilik, kamar utama milik kedua orang tuanya juga tika yang tempati. Nada gadis polos, manja, baik hati dan ramah, dia hanya diam dan pasrah ketika para pelayan yang dulu memujinya kini balik menghina dan menyanjung daisy.

Memasak dan mencuci, menjadi pekerjaan terberat yang nada jalani sebab selama ini ia tidak pernah menyentuh dapur, tidak ada yang nada mengerti satupun, gadis yang terlahir dengan sendok emas itu akan mendapatkan siksaan jika masakannya tidak enak atau baju yang dia cuci tidak bersih.

Entah sudah berapa lama pelayan itu tidak melihat nona nya itu mengangkat kepala saat berbicara. Seketika dia pun terbengong-bengong.

Sampai suara teriakan daisy menyadarkan pelayan itu, dalam keadaan masih keheranan wanita itu bangkit dan bergegas pergi keluar menutup pintu meninggalkan nada dengan semangkuk sup hangat.

"Bersihkan seluruh rumah, pergi berbelanja dan masak yang enak, hei kau, pergi ambil gaun pesanan ku sekarang. "

Sembari memegangi sup hangat ditangannya nada mendengar suara daisy memberikan perintah kepada para pelayan. Nada tidak mengerti kenapa pemilik tubuh ini membiarkan gadis itu menguasai rumahnya. Bahkan gadis ini membiarkan tunangan nya berselingkuh dengan sepupunya.

Akhirnya karena nada diam dan tidak protes daisy dengan berani bersikap mesra didepannya bersama arsenio aldrich laki-laki yang menjadi tunangannya selama dua tahun ini, perjodohan ini terjalin dari kesepakatan kedua orang tua mereka, gayung bersambut dua anak muda itu menerimanya tanpa penolakan karena memang nada adalah gadis yang cantik begitu pun dengan arsenio dia tampan dan penuh perhatian.

Arsenio selalu bersikap sopan dan lembut ketika bersama nada, laki-laki itu juga menunjuk kan sikap melindungi jika ada yang menindasnya, namun ketika dia mengetahui arsenio keluar dari kamar daisy, nada mengamuk dan marah, akan tetapi perkataan arsenio kembali membuat nada melunak.

"Dia yang mengoda ku duluan,aku tidak ada perasaan padanya, kamu jangan khawatir sayang, dihatiku cuma kamu satu-satunya gadis yang aku cintai. Daisy hanya pelampiasan saja ketika aku ingin, aku tidak mau menyakiti kamu, percaya padaku ya, aku cuma sayang sama kamu. "

Bujukan dan rayuan arsen selalu mampu membuat nada kembali luluh. Apalagi jika lelaki itu sudah memeluknya dari belakang dan mencium tengkuknya posisi yang paling disukai nada.

Meskipun sulit dipercaya, lahir kembali setelah kematian dan terbangun ditubuh orang lain, clarissa yang telah mengalami pahit manisnya dunia luas mampu mengendalikan emosinya.

Jika ini bukan mimpi, clarissa harus menerima takdir ini dan menjadi seorang nada primrose, bukan gadis yang manja dan cengeng. Tetapi seorang wanita kuat dan mendominasi.

"Aku nada primrose akan membatalkan pertunangan kita. "Gumam nada dengan senyum seringai dibibir pucatnya.

Kuah sup hangat yang disiapkan pelayan wanita itu dituangkan kedalam tempat sampah.

" Makanan yang sudah tak layak harus dibuang ketempat sampah. "Ucap nada lalu meletak kan mangkuk kosong keatas nampan.

Nada menoleh menatap cermin, wajah cantik itu ditutupi luka lebam, darah sudah mengering disudut bibirnya yang robek, entah separah apa mereka menyiksa nada selama ini.

Nada bangkit dari duduknya berjalan menuju kamar mandi, ia menggigit bibirnya dengan pelan sembari membuka bajunya rasa sakit dan perih menjalar keseluruh tubuhnya.

"Aish, siaalan manusia mana yang tega menyiksa sampai seperti ini.

Samar-samar suara umpatan dan rintihan kesakitan terdengar didalam kamar mandi, bersamaan dengan suara kucuran air shower kata-kata kotor dari mulut nada menjadi satu kesatuan yang terdengar hanya suara erangan layaknya orang bercinta.

***

Bab 2

Nada memakai gaun yang dia ambil dari lemari, dari tingkat warnanya ia tau baju ini sudah di pakai berkali-kali. Biasanya nada memakai baju mahal dan glamour, semua barangnya tidak pernah ia gunakan lebih dari tiga kali.

Namun hari ini, nada harus memakai pakaian yang entah merek darimana, mulai dari model sampai warnanya ini sangat jauh sekali dari selera nada.

Akibat terlalu sering disiksa dan dipukuli, setiap jengkal tubuh nada dipenuhi bekas luka yang sudah menghitam, kedua kaki jenjang nya banyak bekas luka memanjang, cakaran dan lebam.

Tangan nada sedikit gemetaran, bagi seorang pecinta gaun dan pakaian seksi sepertinya, kecacatan seperti ini merupakan kesalahan yang sangat fatal sekali. Bagaimana ia akan memamerkan kecantikannya jika kulitnya dipenuhi bekas luka sebanyak ini, tiga tube concealer mahal pun tidak akan sanggup menutupinya.

Nada menatap kakinya dengan kesal seraya berkata. "Apa gunanya aku hidup kembali, memiliki identitas dari gadis bodoh ini ditambah tubuh jelek dan kurus, ini Sebuah penghinaan untuk ku. "

Malam ini nada tidak bisa tidur, otaknya sedang berfikir bagaimana ia bisa memperbaiki hidupnya, lalu merebut kembali apa yang harus menjadi miliknya. Omong-omong tentang 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘯𝘺𝘢 nada teringat dengan identitasnya sebagai clarissa, ia memiliki banyak aset yang disembunyikan, besok ia harus mencari tau, apa ada wanita bernama clarissa richardo.

Hingga keesokan harinya, ketika suara burung bernyanyi menyambut pagi, nada pun terbangun dengan perasaan yang lebih lega. Sekali lagi ia melihat kesekitar kamar, memastikan kejadian semalam bukan lah sebuah mimpi.

"Transmigrasi!!perpindahan jiwa!!baiklah nada, kau beruntung mendapatkan jiwaku. "Ucap nada menyeringai.

"Ck... Aku hancurkan juga nih rumah. " Decak nada ketika matanya melihat bekas luka dipergelangan tangannya emosi nya kembai tersulut.

Ceklek...

Pergerakan nada terhenti saat pintu kamarnya dibuka seorang wanita muda yang menggunakan seragam pelayan, ia menghampiri nada dengan wajah seorang ibu tiri yang kejam.

"Segeralah keluar, nona besar daisy menunggu mu dimeja makan. "Wanita yang nada ingat bernama maya itu menatap tajam kearah nya.

Nada mengerinyit, 𝘯𝘰𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘪𝘴𝘺?Ya jika itu dirumahnya tidak masalah, tetapi ingatlah dimana dia sekarang?

" Kau tuli? Pergi keluar sekarang! "Ulang pelayan itu dengan wajah garang.

"Aku tidak tuli tapi kau yang tuli! " Jawab nada dengan tegas.

Maya kaget mendengar jawaban tak biasa dari nada. Seingatnya sejak setahun lalu dia mulai bekerja, nada merupakan gadis penurut dan penakut. Mana pernah dia berbicara dengan nada kasar begitu apalagi sorot matanya yang tajam.

Walau pun dia sudah tau kondisi sebenarnya, bahwa pemilik rumah sesungguhnya adalah nada, tetapi yang menguasai rumah dan segala asetnya saat ini adalah nyonya tika, tentu dia harus tunduk pada orang yang menggajinya.

Maya menyipitkan mata mencari dan menyelidiki apa yang salah dari gadis ini, kenapa sikapnya tiba-tiba berubah, apa dia terlalu lunak tadi? Benar, pasti begitu. Maya berargumen sendiri dalam pikirannya.

Wanita muda yang berambut coklat pendek sebahu itu berjalan menghampiri nada, tangannya terangkat hendak menjambak rambut gadis itu. Oh, tidak kau salah orang maya dia bukan lagi nada yang biasa kau tindas, dia adalah clarissa seorang gadis pemegang sabuk hitam, tamat lah riwayat mu.

Syuutttt...

"Argh... "Pelayan berkulit coklat itu berteriak kesakitan ketika tangannya diputar kebelakang oleh nada. Ia mendorong tubuh maya kedepan hingga membentur pintu.

" Tangan ini akan patah jika kau berani berteriak. "Ancam nada ketika melihat maya membuka mulut.

Maya menangis ketakutan, meskipun secara usia dia lebih tua dari nada tetapi secara fisik nada memiliki tubuh tinggi, dan kekuatan nya sangat kuat, otak maya berputar dan berfikir bagaimana dia bisa membalik kan keadaan ini.

"Jangan berfikir kau bisa melawan ku, aku akan menghancurkan hidup mu sampai kau berlutut memohon untuk dibunuh. " Kalimat ancaman kali ini sukses membuat tubuh maya gemetar, tanpa ia sadari celana nya basah saking ketakutan.

"Ck... Kau mengotori kamarku? "

Getaran tubuh maya semakin intens, dia menggigil seakan sedang berada dihamparan salju yang luas. Nada mendorong maya kesamping, wanita itu terjatuh membentur sisi ranjang dan mengenai kepalanya, untungnya tidak sampai berdarah, tapi author pastikan dahi nya yang berjerawat itu akan muncul benjol yang besar.

"Bersihkan seluruh kamar ini sampai tidak ada debu secuil pun, juga ganti seprai jelek ini dengan yang lebih bagus. " Perintah nada yang cepat diangguki oleh maya. "Jika kau berani kabur. " Maya yang merangkak keluar pintu langsung berhenti, ia menoleh kebelakang.

Sreeeet...

Nada memperagakan seolah ada pisau ditangannya dan mengarahkan keleher dengan gaya menggorok. Maya meneguk ludah ia menggeleng kan kepala air matanya berebutan untuk keluar.

"Cepat bersihkan. " Hardik nada dengan suara meninggi. Maya merangkak dengan cepat, ia baru berdiri setelah berada diluar kamar, dengan berpegangan Pada dinding maya berjalan mengambil kain pel, sebelum itu dia harus mengganti baju terlebih dahulu.

Seperginya maya mengambil kain pel, nada bersiap untuk turun kebawah menemui 𝘯𝘰𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 yang dikatakan maya tadi, nada juga sedikit penasaran seperti apa penampakan gadis yang digadang-gadang sebagai wanita tercantik se perumahan ini.

"Let's go, kita lihat secantik apa angsa putih itu. " Ucap nada bersemangat.

***

"Siapa yang menyuruh mu duduk? " Seorang gadis berkulit putih, hidung mancung dan bermata sipit. 𝘉𝘢𝘣𝘺 𝘧𝘢𝘤𝘦 ya, kau memang cantik dan pandai merawat diri, tapi sayang, memiliki otak yang dangkal gumam nada.

"Kau tuli? " Suara daisy meninggi dengan mata melotot. Nada berdecak kesal dalam hati, ada apa dengan orang-orang ini, kenapa suka sekali meneriaki nya tuli.

Daisy bangkit dari duduknya hendak menghampiri nada, namun ia terlonjak kaget karena nada langsung jatuh bersimpuh dibawah kaki daisy. "Maaf kan kelancangan saya nona besar. " Nada terisak dengan air mata palsu. Dia harus mencubit pahanya dulu agar air matanya keluar.

Daisy terheran dengan sikap nada, walaupun selama ini ia menyiksa nada tidak pernah sekalipun dia menyuruh nada sampai berlutut apalagi memanggilnya nona besar, tetapi ia juga senang akhirnya sepupu bodohnya ini sadar siapa yang lebih pantas dipanggil nona besar.

"Bagus lah kalau kau tau diri, berdirilah dan siapkan sarapan, sebentar lagi aku akan pergi berbelanja. " Ucap daisy dengan wajah pongah, dagunya terangkat dengan kedua tangan berlipat didada.

Kesombongan daisy langsung lenyap ketika sebuah suara tak asing terdengar dari luar , teriakan itu membuatnya langsung membeku.

"Kenapa kau berlutut? Ya tuhan apa yang terjadi pada mu? " Seorang pria paruh baya, menatap nada dengan wajah terkejut. Tangan nada terangkat hendak mengusap air matanya namun sambil menyelam minum air, nada yang licik dengan sengaja tangannya itu menarik sedikit dress selutut nya hingga menampakan paha nada yang penuh luka lebam.

Mata pria itu melotot tajam melihat paha nada, seketika dadanya kembang kempis menahan marah.

"Tikaaaaa!!! "Teriakan pria itu menggetarkan seluruh rumah.

Saat ini diruangan yang cukup besar nada dan tiga orang lain nya duduk berhadap-hadapan. Kartika wanita yang tak lain adik kandung mama nada, dan samuel hadiwijaya orang tua kartika dan mama nada berarti pria tua ini adalah kakeknya.

Kartika melotot kan matanya kepada nada, sejujurnya nada tidak takut, tetapi mengingat dia yang sedang berakting jadi nada harus memainkan perannya dengan baik.

Bruk. . .

" Maaf tante, aku lupa kalau aku tidak boleh duduk diatas sofa. "Ucap nada menatap tika dengan takut-takut.

Tika dan daisy saling tatap, dari raut wajah mereka sudah terlihat keterkejutan, wajah mereka berubah pias ketika samuel menatap mereka berdua dengan mata membunuh.

" Apa-apaan ini tika? "Samuel langsung menarik tangan nada agar cucunya itu duduk kembali diatas sofa, akan tetapi tubuh nada bergetar hebat, matanya melihat kearah tika seolah meminta izin apa boleh dia duduk disana? Tika merasa geram dengan sikap nada yang seperti sengaja melakukan ini didepan samuel.

" Ayah, aku tidak tau kenapa nada seperti ini, aku tidak pernah melarang nya duduk disofa. Ayah sendiri tau kan aku menyayangi nada seperti anak ku sendiri. "Tika mencoba menjelaskan kepada samuel. Suaranya begitu pelan setiap kata yang ia lontar sangat lembut dan berhati-hati.

Samuel mendesah pelan, lalu kembali menatap nada. " Bagaimana kau tidak tau apa yang terjadi dengan nada? Bukan kah alasan kau disini untuk merawat dan menjaganya? "

"Ayah tenang lah, darah tinggi ayah bisa kumat kalau terus marah-marah. "Ucap tika sok perhatian sedangkan dalam hatinya ia mengumpati ayahnya.

Samuel menghela nafas berat, pria tua itu merindukan kedua cucu yang dia sayangi, tetapi baru saja mencapai pintu ia sudah mendengar suara daisy meneriaki nada, begitu ia masuk lebih dalam kedua cucunya sedang berhadapan dalam tampilan berbeda, yang satu berdiri bersedekap dada bak majikan yang satu berlutut seperti pelayan.

"Kalau begitu coba kamu jelaskan dari mana semua luka ini berasal. " Samuel menunjuk kearah nada, pipi gadis itu masih sedikit bengkak dan membiru.

Tika dan daisy tercekat, bagaimana dia harus memulai.

***

Bab 3

"Nada sayang... " Tika mendekati keponakan nya itu, ia memeganggi kedua lengan nada. "Awas saja kalau kau macam-macam, aku bakar semua foto mama sama papa kamu. " Bisik tika pelan ditelinga nada ia mencubit lengan nada hingga gadis itu meringis merasakan perih.

Wajah nada semakin pucat ia menyentuh tangan kakek sam dengan lembut. "Kek, ini karena nada tidak hati-hati saat berjalan jadi tidak sengaja jatuh sampai luka seperti ini. " Ucap nada memberikan penjelasan. Sebenarnya penjelasan itu sangat tidak masuk akal, akan tetapi anehnya samuel langsung percaya begitu saja. Ia bahkan tidak curiga sedikit pun mana mungkin jatuh biasa akan menimbulkan luka memar sebanyak itu, apalagi pipinya juga membiru dan bengkak.

"Baiklah, lain kali berhati-hatilah saat berjalan, sekarang pergi lah beristirahat. " Samuel mengelus kepala nada dengan sayang.

Nada mengangguk kemudian ia beranjak dari duduknya dan pergi kelantai dua menuju kamarnya.

"Pa, kenapa tidak bilang kalau papa mau datang. " Tika mendekati samuel dan duduk disamping papanya, ia memijit tangan samuel dengan pelan.

"Kenapa hmm,?kalau papa bilang papa tidak akan melihat adegan tadi. Jangan pura-pura bodoh tika, papa tau apa yang kau lakukan. "Samuel menatap tajam kearah putrinya itu.

Tika menundukan kepalanya, ia cukup terkejut dengan perkataan papanya, dari mana ia tau? dan apa saja yang papanya itu ketahui? Tika tidak bisa tinggal diam, dia harus menguasai seluruh harta milik kakaknya itu sebelum samuel mengetahui lebih banyak lagi.

"abu-abu, semua belum jelas mana musuh mana teman, nada, kau membuat hidup ku semakin rumit. "Nada menarik nafas berat ia harus memikirkan semua nya dengan matang, dan membuat rencana untuk membalas mereka satu-persatu.

Nada mengedarkan pandangan keseliling ruang kamarnya, ia berjalan mencari sesuatu semua laci ia buka dan untunglah. Sebuah benda pipih ia temukan disalah satu laci meja rias.

Ponsel itu dalam keadaan mati, ia mengambil charger dan mencolokan ke ponsel, selang lima menit ponsel itu sudah bisa dinyalakan.

Ia membuka aplikasi chat berwarna hijau, kebanyakan chat nada dengan nama belahan jiwa. Sudah bisa ia tebak siapa pemilik nama itu.

Seperti orang yang dimabuk cinta yang jelas nada lebih dominan mengirim pesan ketimbang balasan yang ia terima.

Nada berdecak kesal membaca deretan pesan yang dikirim pemilik tubuh sebelumnya, harus kah dia mengutuk dirinya sendiri ah, siaalan!!

Dari sini saja ia sudah tau kalau tunangannya itu tidak menganggap penting dirinya, kebanyakan pesan yang nada kirim dia abaikan, dan dibalas singkat saja.

"CK..kau membuat citra ku semakin buruk saja. "Sekali lagi nada berdecak kesal melihat pesan romantis yang ia kirimkan. Tak sanggup lagi menahannya ia menutup aplikasi chat itu dan beralih ke album foto.

Hanya lima buah foto disana, foto kedua orang tuanya, lalu foto dia saat wisuda dan tiga foto lain milik pria yang nada duga sebagai arsen sicowo brengseek itu.

Menurut penilaian nya laki-laki ini tidak terlalu tampan, gayanya seperti anak abg, ini sama sekali bukan tipenya. Bagaimana bisa nada bertunangan dengan bocah begini. Ah, siaal sepertinya ia lupa kalau sekarang dia juga msih muda dan tergolong bocah, meski umur 23 tahun harus nya sudah mulai dewasa tetapi lihat lah pakaian yang ada dilemarinya itu. Sungguh, sungguh membuatnya mual.

Nada keluar dari kamarnya hendak kedapur, tenggorokan nya terasa kering setelah membaca chat mesra sepihak yang ia kirim.

Ketika ia melewati kamar daisy yang merupakan kamar miliknya dulu, terdengar suara-suara menjijikan dari sana.

"Aah, sayang, kamu sangat nikmat, milik mu menjepit milik ku, kau sangat pandai memuaskan aku. "Arsen mendesaah kian kuat ketika miliknya semakin menghujam kedalam lembah surga daisy, wanita itu pun ikut mengimbangi arsen yang semakin mempercepat tempo gerakan nya.

Nada menyeringai dibalik pintu yang terbuka, ia menarik tangannya yang sedang memegang ponsel dengan kamera yang menyala. Di layar ponsel itu ia melihat jelas wajah arsen sedang bercinta dengan daisy sepupunya.

"Kau menyukainya sayang. "Desaah arsen yang kembali membolak balik kan tubuh daisy seperti gorengan.

" Kalau aku suka memang nya mau apa? Milikmu juga tidak sepenuhnya untuk ku. "Suaranya mendesaah namun sarat akan kecemburuan.

" Tenanglah sayang, aku hanya mendapat kepuasan dari mu, tunangan ku yang bodoh itu terlalu kaku dan tidak tau apa-apa, aku tidak menyangka kalau dia masih perawan, dia tidak mengizinkan ku untuk menyentuhnya. "Terang arsen kepada daisy, sambil terus menjelajahi setiap inci tubuh daisy.

Nada mengepalkan tinjunya, ia membalikan badan setelah mendengar semuanya. Ponsel yang dia gunakan untuk merekam ia simpan dibalik bajunya agar tidak ada yang mencurigai.

" Yang longgar saja sudah membuat mu puas, apalagi yang sempit, sibodoh yang tidak tau apa-apa. "Senyum seringai terbit dari bibir seksi nada.

Hanya sebentar karena detik berikutnya kilat marah dan dendam berkobar dikedua iris hitam legamnya.

"Akan ku buat kau menyesal sudah mempermainkan kebaikan hati pemilik tubuh ini, arsen, kau akan bertekuk lutut dihadapan ku. "

Setelah itu nada berbalik dan pergi meninggalkan kamar daisy menuju dapur dilantai satu.

***

Suara ketukan pintu membangunkan nada dari tidurnya. Tak lama pintu terbuka maya berdiri dengan takut-takut.

"Nona besar, nyonya tika dan nona daisy, menunggu dimeja makan. Ada tuan arsen juga dibawah. "Sejak masalah tadi pagi maya mengubah panggilan nya pada nada menjadi nona besar, meskipun ia takut pada daisy dan tika akan tetapi dia lebih takut lagi dengan nada.

Nada hanya menjawabnya dengan gumaman. Maya berusaha tenang, walaupun saat ini kakinya sudah gemetaran.

Dimeja makan panjang itu terlihat tika duduk dikursi kepala keluarga sedang bercengkerama hangat dengan arsen. Sementara daisy dengan cekatan mengisi piring arsen dengan nasi dan lauk kesukaan pria itu.

"Sayang."arsen menyambut nada dengan senyum mempesona khas dirinya, seolah adegan menjijikan yang dia lakukan sore tadi tidak pernah terjadi.

Ia bangun dari duduknya menghampiri nada dan memeluknya hangat. Nada hanya diam tanpa membalas dia bahkan merasa jijik dan ingin muntah mengingat tubuh arsen yang kotor.

"Sayang maaf ya, aku sibuk banget akhir-akhir ini, pekerjaan dikantor tidak bisa aku tinggal, aku datang kesini karena kangen sama kamu. "Arsen merangkul nada menuju meja makan dan menarik kursi disebelahnya untuk nada.

"Maya." Nada mengabaikan arsen, laki-laki itu terdiam melihat reaksi tunangannya itu, tidak biasa nya nada mengabaikan dirinya.

Maya mengangguk mengerti dia mendekati nada membalikan piring dan mengisi nya dengan nasi dan lauk. Ia melayani nona besar itu dengan hati-hati tangan nya gemetaran merasakan tatapan tajam dari tika dan daisy.

"Terimakasih." Ujar nada kemudian mulai menyantap makanan nya tanpa melihat kearah arsen yang sejak tadi masih menatapnya dengan keheranan.

"Nad, kamu kapan membuat desain baru untuk butik kita? "Tanya tika ia akan bersikap lembut didepan arsen, walaupun ia tau hubungan terlarang antara pria itu dengan putrinya namun tika tetap tidak bisa bersikap seenaknya. Karena arsen tidak akan membiarkan mereka menyiksa nada. Ia juga tidak mengerti padahal dia sudah menghianati nada tetapi dia masih bersikap baik pada keponakan nya itu.

"Sayang, tante tika nanya sama kamu loh. "Tegur arsen karena wanita itu tidak menjawab pertanyaan tika.

"Tante tidak perlu menghawatirkan soal butik, mulai besok aku yang akan mengurusnya. " Jawaban nada membuat tika terpaku. Wajah nya berubah pias. Begitupun dengan daisy gadis itu mengepalkan tinjunya, jika tidak ada arsen saat ini dia pasti sudah menampar wajah sombong nada.

"Kenapa? Biasanya tante yang mengurus semuanya, kamu tidak perlu terlalu lelah, cukup buat beberapa desain selebihnya biar tante yang mengurus. "Tika menolak tegas keinginan nada, bagaimana dia bisa menguasai hartanya jika nada ikut campur masalah butik itu. Tidak bisa dibiarkan, tika akan mengancam nada nanti setelah arsen pergi.

Arsen mengusap lengan nada ia tersenyum memberitahu nada agar tidak terlalu keras pada tante tika. Nada tidak memedulikan siapapun, pria itu bahkan tidak menyadari luka lebam diwajahnya, membuat nada ingin tertawa rasanya melihat perhatian palsu itu.

"Nih, makan yang banyak, kau terlalu sibuk bekerja sampai lupa mengurus diri, lihatlah kau jadi kurus sekarang. " Perhatian daisy pada arsen, ia menambahkan daging dan sayur kedalam piring pria itu.

Tika tersenyum gemas melihat interaksi daisy dan arsen mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.

Namun yang tidak ia duga adalah bukan nya senang arsen justru melotot tajam kearah daisy. Ia sudah peringat kan wanita itu berkali-kali, jika saat bersama dengan nada dia tidak boleh bersikap akrab dengannya. Dia tidak ingin membuat tunangan nya itu cemburu dan sakit hati.

"Terimakasih dai, kamu juga makan lah yang banyak. " Arsen tersenyum kaku ia melirik nada dari sudut matanya wanita itu nampak santai dengan makanan nya.

Nada mengamati kebersamaan dua orang itu dengan tenang, ia menghabiskan makan malamnya lalu meneguk habis segelas air putih.

"Sayang, kamu gimana kabarnya? " Arsen bertanya dengan suara lembut. Ia mengelus puncak kepala nada dengan sayang.

"Kamu jangan khawatir nak arsen, daisy dan tante menjaga nada dengan baik, jadi kalau kamu mau bertanya keadaan nada kamu bisa menghubungi daisy. "Tika menjawab dengan cepat ia tersenyum lembut keibuan.

" Mama apaan sih. "Daisy merengek manja. " Kak arsen mana ada waktu menghubungiku, dia tidak perlu menelpon ku jika ingin tahu kabar nada, dia bisa langsung datang kalau mau. "Daisy melirik arsen dengan senyum penuh arti.

" Ternyata kau orang yang baik ya dai, bahkan sama tunangan ku sendiri juga begitu perhatian. "Ujar nad lembut namu tajam membuat arsen bergidik ngeri.

"Nad aku tidak bermaksud merebut perhatian arsen, aku cuma... "

"Kalau kamu nggak bilang, aku malah tidak tau kalau kamu sedang mencuri perhatian tunangan ku daisy. "Balas nada tersenyum sinis.

" Nad aku... "

" Tidak apa-apa, justru aku berterimakasih, jadi aku tidak terlalu repot dan bisa fokus mengurus butik. "Perkataan nada malah memancing kemarahan tika. Ia akan memberikan pelajaran pada gadis itu nanti.

"Sayang." Arsen tidak suka dengan perkataan nada seolah memperhatikannya merupakan suatu hal yang merepotkan bagi wanita itu. Arsen heran kenapa nada tiba-tiba berubah dingin tidak seperti biasanya, jika bertemu arsen dia akan selalu bersikap manja.

Lagi-lagi nada mengabaikan arsen. Ia bangkit dari duduknya.

"Mau kemana nad? Arsen kan masih disini. "Tanya tika.

" Mau kekamar, ada daisy yang menemani. "Jawab nada santai lalu tanpa menoleh sedikitpun ia langsung menaiki tangga dan masuk kedalam kamar.

" Maafkan aku kak, ini salah ku tidak seharusnya aku perhatian sama kakak meskipun nada dari tadi tidak memedulikan kakak. "Daisy meneteskan air mata, ia menangis sampai bahunya naik turun. Melihat tubuh rapuh dan lemah daisy arsen yang tadinya marah malah merasa iba dan tidak tega.

"Tidak, ini bukan salah kamu. Sepertinya nada sedang lelah. "Arsen tersenyum paksa, tidak ia pungkiri saat ini dia kepikiran dengan sikap acuh nada padanya.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!