Lani Utami seorang gadis rumahan yang punya berbagai profesi diantaranya onlshop yang saban hari melakukan transaksi COD apabila toko online nya ramai pembeli. Ia merupakan gadis sederhana. Parasnya yang manis juga sedikit penuh humor lagaknya.
Tak sengaja bertemu kembali dengan Abbe Christopher teman sekolahnya yang berasal dari negeri kincir angin, Belanda. Abbe sudah sangat fasih berbahasa Indonesia, ia merupakan bule blasteran Ambon-Belanda. Dan kedatangannya ke Indonesia mempunyai tujuan tertentu.
Semilir angin menggoyang riungan batang tulip tepat saat musim semi awal Mei di Amsterdam. Seorang pria tinggi berkulit putih tengah menenteng sebuah koper di bandara Schiphol. Schipol merupakan bandara utama di Belanda sebelah selatan Amsterdam. Ia tengah mengantri menunggu pesawat menuju bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Tak lama kemudian terdengar pengumuman pesawat akan segera take-off. Ia pun bersiap menuju kabin pesawat.
Setelah perjalanan lumayan panjang sekitar 14 jam an akhirnya pesawat landing di bandara internasional Soekarno-Hatta tepat pukul 19:00 WIB. Dengan sumringah sambil menghela nafas ia bergumam
"Ahh.. akhirnya sampai disini lagi, sungguh udaranya sedikit menghapus rinduku rasanya semakin tak sabar".
*
*
*
"Bbe..Abbe" teriak Lani memanggil seseorang..
"Lani..ga nyangka bisa ketemu disini, kamu ngapain ko bisa ada di Bandara" ucap Abbe saat menoleh dekat kearah Lani sambil sedikit heran bercampur senang.
"Yee salim dulu kek, harusnya aku yang merasa kaget hehe, ko bisa ada bule ganteng kesasar. hii bercanda" gurau Lani sambil mengulurkan tangannya.
Setelah bersalaman mereka berbincang sembari jalan menuju resto dekat Bandara. Sebenarnya sejak lulus sekolah pun mereka tidak putus komunikasi lewat sosmed. Namun rencana kedatangan Abbe ke Indonesia, Lani tidak tahu sama sekali.
"Aku ga nyangka loh, serius bisa ketemu kamu lagi. Bule yang dulu jadi rebutan waktu sekolah. Oh ya ngomong-ngomong ko kesini engga ngasih kabar. Ada apaan ?" tanya Lani penasaran.
"Ya ga ada apa-apa sih cuma pengen aja kemari. Toh keluarga Ayahku juga kan ada di Ambon" jawab Abbe santai sambil meringis.
"Hemm rahasia ya..oke deh" cetus Lani.
"Kamu sendiri ngapain? cewe keluar malam sendirian lagi" tanya Abbe sambil melirik sekeliling.
"Ya COD dong, produk online ku beauty skincare hehe..sekalian juga nih nganter pesanan catering nya Mbuk" jelas Lani.
"Syukurlah tambah laris ya jualan Mbuk. Eh pantes aja Lan tambah cantik tambah cerah, cocok lah jadi sales skincare hihi" gurau Abbe kepada Lani. "Mbuk sehat?" timpal Abbe.
"Alhamdulillah sehat..Mbuk tuh sering nanyain kapan Abbe ke Banten. Oh ya kamu langsung ke Ambon apa tinggal sama Mang Aan?" tanya Lani.
"Aku bareng kamu ya Lan, boncengin pake Scoopy mu..langsung aja yuk pulang aku pengen banget ketemu Mang Aan sama Mbuk !" seru Abbe sumringah.
Setelah menyeruput habis minuman yang mereka pesan, Lani dan Abbe pulang berboncengan sepeda motor sambil bercerita masa lalu mereka di sekolah sepanjang jalan menuju rumah.
"Ik mis je" Abbe menyela dalam percakapan mereka.
"Hemm..?!" Lani merasa bingung dengan kata-kata Abbe, antara salah dengar atau memang kosa katanya Abbe yang asing.
"Aku kangen kamu, Mang Aan, Mbuk..pokoknya semua deh. Itu bahasa Belanda Lan artinya kangen, masa lupa kan aku sering ngomong" celoteh Abbe.
"Kan aku pake helm terus anginnya kencang jadi agak kurang dengar hehe" ujar Lani.
Sekitar 20 menit an, akhirnya mereka sampai di rumah.
*
*
*
"Assalamualaikum Mbuk, Lani pulang nih.. Mbuk, Lani punya kejutan loh !" teriak Lani di depan rumah sambil mematikan mesin motornya.
"Waalaikumsalam.." sahut Ibu Lani sambil membukakan pintu. "Masya Allah Abbe.. ya Allah ko ga kabari Mbuk kalau mau ke Tangerang" tambah Ibu Lani seraya berjalan mendekat kearah Abbe.
"Yee Mbuk si Abbe nih.. Lani juga ga tahu kalau mau terbang kesini, rahasia Mbuk katanya" cetus Lani.
"Mbuk gimana, sehat ? maaf ya Mbuk, Abbe ga ngabari kalau mau kemari biar surprise Mbuk hehe" jelas Abbe sambil tersenyum kemudian bersalaman.
"Yaudah yuk masuk dulu, kebetulan hari ini Mbuk dapet catering an kohu-kohu.. Mbuk sengaja bikin banyak buat Lani, yuk kita makan bareng !!" ajak Mbuk kepada Abbe dan Lani.
Kohu-kohu merupakan salah satu makanan khas dari ambon terbuat dari ikan laut seperti cakalang ditambah parutan kelapa dan beberapa tambahan rempah beserta bumbu mirip sashimi dari Jepang.
"Mbuk, Mang Aan ada di rumah kan...emm sebelumnya Abbe makasih banget Mbuk sama Lani, bukannya nolak apa gimana Abbe mau langsung ketemu sama Mang Aan ya.." ujar Abbe.
"Mang Aan ada di rumah, masih seperti dulu, rutin jualan ayam di pasar. Abbe makan disini aja biar Mbuk minta tolong Lani panggil Mang Aan ajak makan malam sekalian disini !" tambah Ibu Lani.
Rumah Mang Aan dan Ibu Lani hanya berjarak sekitar sepuluh langkah berhadapan. Selang berapa menit Mang Aan datang bersama Lani. Mang Aan sangat senang melihat Abbe yang sudah dianggap keponakannya sendiri kembali tinggal bersamanya. Mereka pun makan malam berempat sembari bercerita tentang masa lalu saat dulu Abbe dan Lani masih duduk di bangku sekolah.
*
*
*
Sang surya mulai tersenyum hangat, lalu lalang pengendara terdengar riuh. Lewat media komunikasi WhatsApp Lani dan Abbe berencana main ke halaman belakang sekolah dengan bersepeda motor, tempat dimana mereka dulu bersama teman yang lain bertukar pikiran, bersenda gurau. Kebetulan pagi itu hari Minggu, siswa sekolah berlibur.
Dibawah riungan pohon pinus mereka bersila. Lani juga sudah mengabari Weni, Satrio, dan Runi.
"Ga nyangka Abbe udah sampe Banten lagi. Sejak lulus SMU emm.. kayanya udah 2 tahun an ya. Aku pikir selamanya di Amsterdam" ujar Satrio.
"Iya Sat, kangen aja. Dulu kita sering banget ya ngobrol-ngobrol disini. Seru banget." Tutur Abbe.
*
*
*
Seorang gadis cantik, berkulit putih, memakai jeans dan jaket levis terlihat turun dari sepeda motor berwarna kuning.
"Assalamualaikum Mbuk" ucap seorang gadis sembari mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam.."
"Eh Disti apa kabar, sini masuk. Udah lama ga nongol" ajak Ibu Lani seraya menggandeng tangan Adisti.
"Alhamdulillah baik Mbuk, Lani nya ada?Adisti kangen nih semenjak lulus SMU Adisti langsung lanjut kuliah ke Jogja Mbuk. Kebetulan kemarin Disti libur lumayan jadi balik ke Tangerang" jelas Adisti.
"Iya Mbuk tahu, Lani cerita ko. Oh iya, Lani lagi main sama temen-temennya di SMU Bangsa. Ayah ibu gimana kabarnya, sehat kan?" sambung Ibu Lani bertanya.
"Alhamdulillah sehat Mbuk. Hem.. semenjak kami lulus SMU orangtua Disti jarang main kesini ya Mbuk. Oh ya Mbuk sekarang Ibu buka rumah makan kecil-kecil an loh, Ayah resign dari kantor ikut bantuin Ibu. Mbuk sama Lani nanti cobain menunya yuk !" Tutur Adisti.
________
Lani, Abbe dan teman-teman yang lain semakin terlihat segar obrolannya, sempat beberapa kali terdengar gelak tawa riuh. Tak lama kemudian suara handphone Lani berdering terdengar suara penyanyi luar negeri yang soundnya viral di tiktok Loreen dengan lagunya berjudul Tattoo:
"(Violins, playing and the angel crying
when the stars align their all..)"
Lani langsung mengangkat teleponnya. Terdengar ia sedang mengobrol dengan seseorang yang tak lain adalah customer produk skincarenya. Tak sampai lima menit Lani mematikan teleponnya.
"Langganan mu ya Lan, ya udah anter dulu gih..kita ga papa disini dulu masih asik nih obrolannya. Tapi jangan lama-lama ya" ujar Runi.
"Oke deh, Bbe aku pergi dulu ya..biasa mau anter produk COD" ucap Lani pamit.
"Ja Lan, weer voorzichtig onderweeg !" pesan Abbe dalam bahasa Belanda yang artinya iya Lan, hati-hati di jalan.
Sekitar 10 menit an Lani tiba dirumah.
"Loh ada tamu Mbuk, siapa ya" gumam Lani sembari mematikan mesin motornya.
Ia kemudian berjalan masuk ke dalam rumah seraya mengucapkan salam. Lani terkejut girang melihat sahabatnya yang dulu sering singgah.
"Ya ampun Disti.,, Kamu apa kabarnya? aku seneng banget kamu kesini, kuliahmu lancar kan, gimana enak tinggal di Jogja?" tanya Lani sembari memeluk Disti.
"Alhamdulillah Lan semuanya baik. Mbuk tadi ngasih tahu aku kalau Lani lagi pergi ke SMU Bangsa. Lani sehat kan, aku juga kangeeen banget sama Lani. Makin cantik aja sahabatku ini" jawab Adisti.
"Adisti juga nih makin cantik..oh iya Dis aku mau anter ini nih orderan customer. Duh sebenarnya pengen ngobrol-ngobrol dulu sama Adisti, kangeenn pol. Nginep dong Dis !" ujar Lani.
"Mbuk sama Lani kangen sama Disti. Disti nginep ya !" ajak Ibu Lani.
"Iya deh.. Disti juga pengen banget ko nginep disini. Aku lihat-lihat lancar nih bisnis online mu. Tuh diluar sampe ada spanduknya" kata Adisti sambil tersenyum melirik keluar.
Lani pun izin untuk keluar sebentar, lalu kembali menaiki sepeda motornya sambil menenteng plastik berwarna pink bertuliskan beauty skincare.
Lagi, Lani mengantar orderan ke Bandara. Sebenarnya pekerjaan online Lani merupakan pekerjaan sampingan, sembari melanjutkan pendidikannya di Universitas. Walau begitu Lani begitu antusias untuk terus update penjualannya. Maklum, ayahnya sudah meninggal tepat saat Lani baru lulus SMU. Ia sadar pendidikan sangat penting namun ia juga menyadari kondisi keuangan Ibunya semenjak ditinggal sang Ayah. Sehingga Lani ikut-ikutan trend sekarang, online shop. Begitu gigihnya sampai ia di titik sekarang.
Tak lama kemudian ia sampai di Bandara. Customer nya kali ini merupakan seorang marshaller wanita, yang bertugas mengarahkan pilot untuk mengeluarkan atau memarkirkan pesawat saat landing. Ia meminta Lani untuk bertemu di area terminal Bandara agar lebih mudah
"Ok Ka makasih ya udah order, lancar selalu rezekinya. Oh iya Ka kan ini orderan ketiga Kaka ya, promosiin dong ke temen-temennya hehe" gurau Lani.
"Oh pasti, aku suka sama skincarenya. Terbukti aman dan cocok di mukaku" sahut marshaller tersebut.
Setelah pembayaran Lani bergegas pulang. Sesampainya di rumah Ibunya dan Adisti masih terlihat duduk mengobrol di ruang tamu.
"Dis ikut aku yuk !..Mbuk, Lani sama Disti keluar dulu ya" kata Lani sambil menggandeng tangan Disti.
Mereka berdua menuju ke halaman SMU dimana teman-temannya sudah menunggu.
"Nah itu dia Lani udah dateng, eh tapi itu siapa ya?" gumam Weni.
"Wih cantik tuh" ujar Satrio sambil membelalakkan matanya.
"Hai..nunggunya lama ya, eh iya inget engga ini siapa, hayo?" kata Lani sambil menoleh kearah Disti.
"Tiffany Adisti" jawab Abbe.
Waktu dulu, Adisti bersekolah di SMU yang berbeda dari Lani dan teman-temannya. Namun saat libur tiba ia sering singgah dan menginap di rumah Lani.
"Eh iya Disti, ko aku udah pangling ya..makin cantik aja soalnya hehe" seru Satrio.
"Satrio nih, kalo masalah cewe aja gercep huu" cetus Runi sambil sedikit manyun.
"Hihi udah-udah yuk kita lanjut lagi ngobrolnya" sambung Lani.
Tak terasa waktu semakin cepat berlalu. Bayang-bayang pohon pinus nampak semakin jelas diterangi matahari. Tak lama kemudian suara adzan dzuhur terdengar. Mereka semua menjalankan ibadah sholat kecuali Abbe dan Adisti yang beragama katolik.
Sepeninggalnya Lani, Satrio, Weni dan Runi, Abbe bersama Adisti melanjutkan obrolan.
"Bbe kamu apa kabar? mau tinggal disini lagi ya?" tanya Disti
"Aku baik, emm..belum tau sih Dis kenapa ya?" Abbe balik bertanya.
"Ooh iya ga papa sih. Ya seneng aja kalau bener hehe" ujar Disti.
Sekitar 5 menit an Lani dan yang lain nampak keluar dari mushola SMU. Mereka semua kembali berkumpul.
Tiba-tiba terdengar suara kruyuk-kruyuk dari perut Lani. Spontan, semua menoleh kearah Lani dan dibalasnya sambil meringis.
"Aku traktir yuk, kita makan pizza. Gimana?" ajak Abbe.
"Let's go !" ucap semua serentak.
Mereka berenam saling berboncengan menuju cafe pizza tempat favorit Lani dan Abbe. Sesampainya di cafe mereka segera memesan makanan dan beberapa jus buah. Tak lupa satu porsi pizza ukuran jumbo.
Sedari dulu Lani dan Abbe terlihat begitu akrab sampai temannya yang lain mengira mereka ada hubungan spesial. Tak lama, pesanan pun datang. Dengan lahap mereka menyantap kudapan yang ada di meja sambil bercerita hangat dan saling bergurau.
Setelah hari yang panjang dan penuh kenangan. Mereka memutuskan untuk pulang.
*
*
*
Diatas ranjang tidur Lani dan Disti terlihat saling memoles wajah dengan kuas tepat saat itu pukul 20:00 WIB. Ya mereka sedang menggunakan masker wajah.
*
*
*
Sementara diseberang terlihat Abbe dan Mang Aan sedang mengobrol di teras rumah sambil menyeruput secangkir kopi. Mang Aan merupakan teman akrab ayah Abbe yang dianggapnya sudah seperti kakak kandung. Ia sudah punya istri dan dua orang anak yang ditinggalnya merantau ke Banten saat ini. Keluarga kecilnya berada di Jogja. Kadang tiga bulan sekali Mang Aan pulang kesana.
Sebenarnya dulu Kakek Abbe sangat menentang hubungan kedua orangtuanya. Kakeknya merupakan seorang pengusaha yang sukses di Belanda. Sementara keluarga sang ayah menjalankan bisnis ayam potong turun temurun. Saat gadis, Ibunya pergi berlibur ke Indonesia untuk mengunjungi beberapa pantai dan tempat wisata. Yang paling membuat Ibunya penasaran adalah benteng Amsterdam yang terletak di kecamatan Hila, tepatnya 42 km dari pusat kota Ambon. Sampai pada akhirnya terjadi pertemuan antara sang Ayah dan Ibu. Hingga berlanjut ke jenjang pernikahan.
Setelah sekian kali perpanjangan paspor, Ibunya memutuskan untuk pulang ke Belanda bersama Ayah Abbe. Mereka memutuskan untuk membeli rumah sendiri dan hidup berdua di Den Haag. Ayah Abbe merupakan seorang lulusan sarjana tata boga. Yang menjadikannya seorang chef handal di hotel berbintang. Profesi tersebut membawa sang Ayah menemukan pendamping hidup yaitu Ibu Abbe istrinya. Sehari-hari mereka berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Satu tahun pernikahan, Ibu Abbe mengandung. Bersama datangnya kabar baik itu, bisnis pastry sang ayah juga mulai dikenal pasar luas. Ayah Abbe terus beradaptasi di lingkungan barunya dan belajar bahasa Belanda, pun sebaliknya mengajari sang istri Bahasa Indonesia. Hingga kini keduanya fasih melafalkannya.
Abbe mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Isaac Christopher. Saat kelahiran kakaknya bisnis sang ayah semakin maju hingga punya cabang di kota lain. Perbedaan usia Abbe dan kakaknya terpaut 10 tahun.
_______
"Abbe..Lani itu anaknya sopan banget ya. pinter nyari duit juga. Bulik mu tuh kepincut skincarenya, kalau pulang ke Jogja pasti Mang Aan bawain beauty skincare punya Lani hehe. Bisnis ayahmu gimana Bbe, lancar kan?" tanya Mang Aan.
"Bisnis Ayah lancar Mang, Kak Isaac ikut terjun bantuin cabang yang lain" tutur Abbe.
"Syukur kalau gitu Mang Aan seneng dengernya" timpal Mang Aan.
Tak terasa malam semakin larut dan sunyi. Mereka menyudahi obrolan dan bergegas masuk untuk beristirahat.
_______
"Makklunting" (suara handphone Lani berbunyi, terlihat notif pengirim bernama Abbe)
Sementara itu, Disti terlihat sudah terbaring tidur disebelah dinding setelah ikut menjajal produk beauty skincare miliknya. Lani kemudian menatap wajah Disti.
"Ya ampun Dis aku masih ga nyangka walau seakrab ini dulu kita pernah bertengkar hebat sampai memutuskan untuk tidak bertemu hanya karena salah paham. Aku tahu kamu menyukai Abbe, Dis. Sampai saat ini pun aku tahu kamu masih menyimpannya. Aku ga mungkin Dis rela menyakiti sahabatku sendiri. Toh, aku dan Abbe juga cuma sekedar berteman baik".
Lani kemudian membaringkan tubuhnya di samping Disti, setelah membaca doa ia memejamkan mata. Hari yang panjang membuatnya cepat tertidur.
Tak terasa malam berlalu.
_______
Terdengar suara kicauan burung saling bersahutan. Ternyata Lani sudah bangun lebih dulu untuk menunaikan ibadah sholat subuh. Hari baru pun kembali dimulai.
Seperti biasa Lani membantu Ibunya memasak pesanan catering kali ini untuk acara arisan di desa sebelah. Si pelanggan minta dibuatkan 30 nasi kotak Ada empat menu yang dipesan. Ada capcay, ayam kentucky, oseng mie, dan sambal tomat. Setiap libur ngampus Lani membantu Ibunya memasak pesanan catering juga sekalian mengantarkannya ke pelanggan.
Selesai mandi Disti ikut nimbrung membantu. Kebetulan saat itu menunya sudah matang, hanya tinggal memasukkan ke dalam kotak nasi.
"Alhamdulillah udah semua tinggal anter nih. Eh Dis sarapan dulu yuk tuh Mbuk bikin bubur ayam kesukaan kamu" ajak Lani.
"Waah kebetulan aku juga kangen bubur ayam buatan Mbuk, rasanya itu loh emm tak ada duanya" sahut Lani.
Selesai sarapan, Lani dan Disti pergi mengantar makanan catering.
"Kan, kamu inget Devi engga? kalau ga salah ini daerah rumahnya kan?" tanya Disti sambil mengingat.
"Oh Devi yang satu kelas sama kamu itu ya. Iya bener ini daerah rumahnya. Kenapa Dis?" sahut Lani balik bertanya.
"Ga papa sih, kira-kira sekarang dia dimana ya. Maaf sebelumnya kamu inget kan waktu kita pernah berantem?" kata Disti
Sambil terus memacu motornya, Lani berusaha menahan amarah karena Devi lah yang menyebabkan pertengkaran antara dirinya dan Disti.
"Ooh itu.. iya Dis aku masih inget ko. Devi sekarang kuliah ditempat yang sama denganku" jawab Lani.
Waktu di bangku SMP dulu Lani dan Devi satu sekolah. Saat itu Devi punya geng berjumlah 3 orang. Ayahnya merupakan penyumbang terbesar di SMP saat itu. Devi tidak suka dengan gaya Lani yang saat itu agak tomboi sehingga sering mengusiknya. Sampai pernah saat pulang sekolah Lani kebagian tugas piket sehingga ia pulang lebih lambat. Saat masuk kamar mandi, Devi beserta gengnya membuat ulah dengan mengunci pintu kamar mandi. Sampai akhirnya Lani menelepon Abbe untuk minta bantuan.
Celakanya hal itu diketahui Devi sehingga ia memvideokan mereka berdua lalu mengirimnya ke Disti. Ia mengatakan pada Disti kalau Lani dan Abbe diam-diam ketemuan. Karena langsung terbakar cemburu Disti enggan menyapa Lani. Hingga membuat Lani kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Saat itu Abbe menjadi murid baru di SMP. Semua murid terkejut ada bule yang satu kelas dengan mereka yang sudah sangat fasih berbahasa Indonesia hingga membuat siswi lain terutama Disti kagum. Sejak saat itu Disti jadi sering menginap di rumah Lani. Selain itu Ayah Disti dan Lani merupakan teman satu kantor. Disti menyebut Abbe dengan sebutan Mas Bule ketika curhat ke Lani.
_______
Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Ibu Ana yang memesan catering. Setelah selesai mereka bergegas pulang.
"Lan, aku seneng banget deh Mas Bule balik kesini. Kamu tau kan Lan perasaanku ke Mas Bule sampe sekarang ga berubah. Aku tetep kagum sama dia. Mas Bule sendiri gimana ya, aku takut kalau lama-lama nanti dia ga pernah tau isi hatiku huhu" ujar Disti.
"Emm aku bantu kamu buat ungkapinnya gimana, ok?" cetus Lani.
"Eh ngawur kamu Lan masa cewe dulu sih yang ngomong" sahut Disti.
"Yeee daripada lama-lama ntar ilang loh" ledek Lani.
"Ah tapi aku malu Lan" sambung Disti.
"Coba dulu Dis !. Secara kamu dulu waktu SMP bunga kelas loh. Cowo mana yang mau nolak, kamu inget kan dulu Satrio sama siswa cowo yang lain ngerebutin kamu tuh, sampe sekarang aku yakin banyak yang pengen jadi pacarmu" ungkap Lani.
"Itulah kenapa sampe sekarang aku tetep ngebet sama Mas Bule. Selain udah pasti good looking, ia juga keliatan cool cowo mahal. Ah Lani keinginanku untuk bersamanya jadi semakin kuat nih" kata Disti.
Mendengar celotehan Disti, Lani hanya bisa tertawa. Mereka memutuskan mampir ke mall terdekat untuk membeli sesuatu. Tak sengaja mereka bertemu dengan Devi di salah satu toko baju di mall tersebut. Disti terlihat sangat senang bertemu dengan teman lamanya.
"Dev apa kabar, ya ampun ga nyangka kita ketemuan disini, kamu sendirian aja?" sapa Disti.
"Hai Dis kamu apa kabar, aku seneng bisa liat kamu eh tambah cantik aja sih Dis. Aku lagi nungguin itu tuh.." ucap Devi seraya menunjuk seseorang.
"Eh siapa tuh? pacar kamu ya, ciee" ledek Disti.
"Ehm ehm..kalian berdua ngobrol aja dulu yaa, aku mau pindah kesana bentar katanya itu tuh bajunya bagus-bagus. Permisi ya hehe" kata Lani meringis sambil berlalu pergi.
Lani sengaja menjauh tak ingin ikut campur. Karena dia hafal betul bagaimana watak Devi yang sedari dulu tak henti mengusik dirinya. Walau Disti dan Devi juga berteman baik, bagi Lani tak masalah.
Terlihat Lani sedang memilah baju seorang pria. Disti yang sudah selesai mengobrol dengan Devi kembali menghampiri Lani.
"Dis kamu inget kan besok ulang tahun Abbe?" tanya Lani.
"Astaga Lan, aku lupa tau..untung kamu ingetin aku mau kasih kado yang paling spesial. Kira-kira apa ya Lan? Eh nanti kita kasih tau Satrio dan yang lain yuk, kita buat surprise buat Abbe" cetus Disti.
"Ok beres. Eh ini aku tadi juga udah beli pesanan Mbuk. Tinggal beli kado buat Abbe, aku juga bingung nih mau kasih apa" ucap Lani seraya menggigit jarinya.
Setelah saling berunding akhirnya mereka menemukan ide akan memberikan apa untuk kejutan di hari ulang tahun Abbe.
"Sekarang jam berapa sih Dis?" tanya Lani sambil membawa sepeda motornya.
"Masih jam 8:15 WIB Lan, kenapa?" sahut Lani melirik jam tangannya.
"Masih cukup kayanya, gini Dis aku pengen hubungi keluarga Abbe di Belanda untuk datang kesini. Ntar aku coba minta tolong ke Mang Aan deh. Mudah-mudahan bisa, pasti Abbe ga bakal nyangka deh. Gimana Dis, setuju kan?"
"Boleh tuh, ide bagus Lan setuju banget. Emang Belanda-Indonesia butuh waktu berapa lama sih?" tanya Disti.
"Kata Abbe kemarin sih sekitar 14 jam an. Mepet banget ya, keburu engga ya aduh. Ga papa deh coba dulu" kata Lani yakin.
Semakin kencang Lani memacu sepeda motornya supaya lebih cepat sampai rumah Mang Aan. Setibanya Lani langsung mencolot turun mengetuk pintu rumah Mang Aan. Kebetulan saat itu yang buka pintu si Abbe. Dengan alasan Ibunya minta bantuan, Lani langsung menarik tangan Mang Aan menuju rumahnya. Sebelumnya Lani sudah memberi kode Disti untuk mengajak Abbe mengobrol supaya tidak curiga.
Di rumah, Lani terlihat gusar melihat tingkah Mang Aan yang kala itu sedang sibuk dengan ponselnya. Ibunya yang melihat dari dapur pun ikut penasaran dengan apa yang dilakukan putrinya tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!