Lebih menantang menggoda pria yang sama sekali tak melirik ku di saat satu dunia menggila sebab pesona cantik yang tuhan ku sedang titipkan pada ku ini.
Namanya Galileo dia benar-benar buta dari lahir jadi pandangan nya terjaga, bahkan selama hidupnya belum menatap satu gadis pun.
Bahkan jika aku sendiri tak sanggup menaklukkan Galileo si pria buta itu maka tanpa ragu aku memakai cara jumlah untuk mengeroyoknya.
"Ini bagiku lebih menyenangkan daripada jutaan pria di sana yang hanya di beri paha atau dada langsung berubah jadi anjing penurut, bagi ku itu benar-benar membosankan" kata Asmaul Husna(Wulan) dalam benaknya.
Pagi hari yang seperti biasanya Asmaul Husna terbangun melihat langit-langit kamarnya lalu kembali menutup matanya hingga empat sampai lima kedipan ia melakukan olahraga otot mata dengan melirik kekiri balas kekanan secara berulang, kemudian melirik ke atas balas ke bawah dengan jumlah yang sama, dilanjutkan memutar lirikan lalu dibalas kearah putaran sebaliknya.
Membuka selimut yang semalam menghangat tubuhnya lalu ia duduk beberapa detik di pinggir tempat tidur, berdiri,, berjalan ke kamar mandi sambil melakukan sedikit pemanasan tangan juga menggeleng gelengkan kepalanya, gosok gigi, cuci muka, tak mandi, kembali ke tempat tidur, merapikan tempat tidur, terus ke dapur membuat sarapan, makan, berjalan santai beberapa menit di halaman, menyiram tanaman sambil menghayal.
[bunyi bel]
Asmaul Husna yang tersentak langsung berteriak "IYA TUNGGU" berlari kecil kedalam rumah niat ingin memakai setelan niqab yang seperti biasa ia gunakan diluar ruangan tapi diruang tamu Wulan terjeda ketika sekilas melihat masker medis dan hoodie pink di meja kerjanya sebagai alternatif hijab terdekat dan tercepat.
[bunyi pintu pagar terbuka]
Ternyata seorang kurir pengantar paket, setelah membuka isi paket "rindunya mama" sebuah toples kue kering dengan sepotong kertas bertuliskan "sehat dan bahagia selalu ya cantik, mama harap kado spesial ini sampai tepat di hari spesial Wulan".
Wulan ke ruang tamu tepatnya meja kerjanya untuk mengambil gadget dan langsung melakukan vc tak menunggu lama panggilan pun di respon.
"hai cantik sudah terima kadonya?" mama Wulan yang sedang sarapan bersama papa Wulan di luar ruangan.
Di saat bersamaan Wulan juga merengek "haa, mama,, Wulan rindu besok pulang yah?" sambil membuka toples kue kering kesukaannya.
"lah siapa yang minta kerja diluar negeri? kan Wulan sendiri" mama Wulan yang fokus ke piring makanannya.
"tapi kan m'mmm,, Wulan m'mmm rindu jadi mau pulang liburan mm'mm,, sebentar" rengekan Wulan sambil mengunyah kue kering yang terus ia tambah walau hampir penuh di mulutnya karena belum terkunyah secara sempurna.
"Wulan ,,, dokter itu pekerjaan yang tidak boleh dilakukan seenaknya sendiri kamu harus profesional, selesaikan dulu kontrak kerja dulu baru mama kasih izin Wulan pulang, oke cantik?" jelas mama Wulan dengan wajah serius.
Wulan dengan nada cemberut "iyaa".
"paman sama bibi dimana?, dari tadi kamu bolak balik kok gak kelihatan!" tanya mama Wulan.
"ada keluar kota nanti malam kayaknya baru di rumah, ya mana berani juga Wulan berkeliaran di rumah paman tanpa hijab begini, Wulan ganti baju mau ke kantor sudah dulu ya mama" kata Wulan sembari menutup toples.
...
[suara keramaian di ruang lobi rumah sakit]
Asmaul Husna berjalan melewati lobi menuju ke ruang miliknya di perjalanan tepatnya setiap pasien ataupun pekerja rumah sakit tiba-tiba berubah jadi anjing pelacak aroma sedap yang terurai perlahan dari sepanjang lintasan jejak Afiyah Intan.
Di saat hendak membuka pintu ruangan miliknya seorang perawat menanyakan pertanyaan yang membuat jenuh "dokter,, bagilah merk parfum sabun ka? lotion atau apakah yang dok sering kenakan sehari hari ke rumah sakit".
Belum selesai perawat itu berbicara Wulan yang merasa jenuh membalas dengan nada dan tempo singkat "his kau ni,, kan dah berapa kali aku cakap, aku tak guna semua benda yang kau cakap tuh".
baru berapa detik Wulan duduk tak lama seorang anak laki-laki kurang lebih berusia 13 tahunan yang tampak berekspresi aneh membuka pintu ruangan Wulan lalu terdiam sejenak dan melihat ke sekeliling ruangan lalu meninggalkan senyum hangat sebelum keluar dan terdengar samar dari langkah kaki yang juga cukup aneh hingga menciptakan bising yang lumayan berkesan.
"lah itu anak kagak jelas?, nanya kek biar jelas"
Saat selesai kerja biasanya Wulan langsung pulang tapi karena teringat momen, ekspresi serta gerak gerik anak kecil tadi pagi Wulan memutuskan singgah sebentar di ruang pengawas cctv rumah sakit untuk memastikan kalau itu bukanlah kejadian ganjil yang tak di harapkan.
Dan cctv di lorong memang merekam kejadian adanya seorang anak bergerak dengan tempo yang langkah tapi setelah mengecek kamera cctv lainnya kemunculan anak itu hanya terekam di kamera terowongan depan ruangan Wulan dan tak ada satupun kamera lain yang merekam dari mana datangnya juga kemana perginya anak aneh tersebut.
Si pengawas cctv yang juga menyaksikan kejadian rekaman yang baru terjadi tadi pagi langsung menatap Wulan dan dengan sengaja memakai ekspresi wajah yang cukup lucu untuk meringankan suasana yang cukup menekan dengan menimbulkan banyak tanda tanya.
Wulan sendiri tak menyangkal kejadian aneh yang di alaminya hari ini tapi setelah memastikan di cctv bahwa yang dilihatnya memanglah peristiwa yang lumayan horor dan ini merupakan kali pertamanya selama Wulan hidup akibatnya sepanjang berbelanja hingga ketika di rumah sedang memasak tak berhenti terbayang.
Cukup tenang setelah beberapa aktivitas rumah selesai Wulan lakukan ia pun duduk bersantai di ruang tengah keheningan berlangsung sekitar 5 detikan membuat "AAAAAAAGH" Wulan berteriak karena pikirannya terus terfokus pada anak aneh tersebut.
Wulan mencoba menghubungi rekan kerjanya yang juga adalah teman dekatnya bernama Qwinnie yang kebetulan rumah tempat Qwinnie tinggal tak terlalu jauh dari rumah paman Wulan. Sekitar 8 panggilan tak terjawab tapi Wulan tak menyerah dan tetap memanggil walau belum juga di respon.
Suasana horor semakin bertambah akibat panggilan tak pernah di jawab seakan rumah pamannya benar-benar telah terisolasi dari dunia luar fantasi Wulan terus meliar ketika melihat keluar rumah tak tampak aktivitas kehidupan sama sekali sedikit mengintip ke langit ternyata sedang bulan purnama.
Wulan tak mendengar sumber bunyi selain dari dirinya dan kini mengharapkan keheningan itu segera berakhir bahkan jika suara lolongan anjing.
"ayolah suara anjing pun tak masalah" cakap Wulan.
[GUK, GUUUK, AAAUUUUNG]
"masa bisa gitu?! ya huuuft kan tambah aneh" ucap Wulan.
Wulan kini berjalan cepat menuju kamarnya mengunci pintu membuka selimut berbaring menutup seluruh badan dan kembali temannya.
"paman sama bibi juga lama datangnya terus Qwinnie seharusnya jam segini itu belum tidur, mama Wulan pengen pulang" celoteh ketakutan Wulan yang kembali mengingat mamanya.
...
[bunyi klakson mobil 2 kali]
Sempat kaget namun Wulan langsung lega karena mendengar bunyi yang akrab yakni klakson khas dari mobil antik pamannya.
[bunyi klakson ke 3] di tekan berkelanjutan selama 2 detikan.
pada malam hari paman dan bibi Wulan telah kembali dari urusan bisnis luar kota seperti biasa Wulan membuka pintu gerbang dengan setelan tertutup walaupun yang datang adalah saudari atau tepatnya adik kandung dari ayah Wulan sendiri.
Waktu paman dan bibi Wulan datang tepatnya pukul 11:57 pm tiba di rumah dengan selamat.
Setelah membuka pintu Wulan kembali tidur sebab merasa kelelahan karena melakukan beberapa operasi menengangkan tanpa jeda seharian penuh pada tadi siangnya dan walau sudah secapai itu Wulan tak mengurangi salah satu standarnya yang berprinsip bahwa "makanan yang dimasak sendiri jelas lebih terjamin kesehatannya".
Jelas terlihat oleh paman dan bibinya Wulan yang tersenyum ketika melihat makanan dengan gizi seimbang yang masih hangat rupanya telah tersajikan di atas meja menunggu untuk di santap.
Wulan memang punya hobi mencoba-coba berbagai resep berbeda walau terkadang hanya memasak telur saja.
Paman dan bibi Wulan sangat sibuk dengan bisnis mereka itulah yang Wulan pikirkan jadi kemungkinan besar mereka tak punya cukup waktu untuk makanan berat bahkan bisa jadi tak punya waktu untuk menjawab panggilan Wulan guna menanyakan perkara "sudah makan belum?" dengan alasan itu Wulan tetap memasak walau kesehariannya tak kalah sibuk.
5 menu berbeda dan setiap menunya memiliki porsi 2-3 orang tersebut habis tak tersisa dilahap oleh paman dan bibinya itu jelas menjadi bukti firasat Wulan sendiri.
Ya Wulan kini punya alasan untuk bereksperimen sebab ada dua mesin penyapu bersih yang tak perduli perkara rasa karna dalam kondisi lapar.
Paman Wulan lebih dulu selesaikan makan malamnya dan langsung mencuci sebagian besar piring yang di pakai sedangkan perabot memasak di hidangan malam itu langsung di cuci oleh Wulan.
Ternyata sudah jam 12:28 am setelah selesai makan bibi Wulan juga mencontoh suaminya yakni langsung mencuci sedikit piring yang tersisa seusai itu bibinya menghemat energi dengan memadamkan beberapa lampu yang jelas tak terpakai saat semua mata telah terpejam.
Sebelum tidur bibi Wulan terdorong ingin memastikan keadaan tidur Wulan di lantai atas walau matanya sendiri sudah mulai sayup, dan bibinya tak terkejut saat menekan pintu Wulan yang seperti biasanya saat hendak tidur Wulan selalu mengunci pintunya.
Keadaan Wulan sudah jelas (pintu terkunci \= tidur) bibinya pun kembali menuruni tangga ke kamar untuk tidur.
[DUK BUK PLAK KEDEBUK]
Suara berisik itu lebih bergema dilantai bawa daripada dilantai atas tapi firasat Wulan sebagai seorang dokter membuka paksa matanya menatap langit-langit dan sempat mendengar suara [... ... .... KEDEBUK] perasaannya lebih cepat dari pikirannya.
Dengan kecepatan penuh mengambil sisi kiri selimut dan menghempaskan ke arah kanan, berlari ke arah pintu, membuka kunci pintu, membuka pintu, berlari ke arah tangga melihat bibinya tergeletak tak sadarkan diri di samping mata anak tangga pertama.
Tanpa sepatah kata, badan Wulan bertindak memainkan kebiasaan perannya sebagai malaikat penolong menganalisa masalah korban,dan langsung mengambil kesimpulan "PAMAAAAAN!!".
paman Wulan terbangun dengan tenang memeriksa sumber teriakan berasal.
Wulan melihat pamannya muncul dengan muka berkerut yang perlahan ekspresi wajahnya berubah menjadi terkejut dan anehnya malah mematung hampir sekitar 5 detikan.
"PAMAN!!! HOSPITAL!!!"
Paman Wulan terkejut melihat istrinya yang terkapar tak berdaya akan tetapi daya tarik Wulan yang terlupa memakai setelan tertutup lengkap saat keluar dari kamar seperti yang sudah sudah mampu mengalihkan suasana sedarurat itu.
Walau pun masih dengan ekspresi tak percaya paman Wulan bergerak mendekat, menggendong istrinya, Wulan berlari membuka pintu depan, sedang pamannya berjalan cepat dan sedikit memutar guna mengambil kunci mobil yang tergantung tak jauh dari pintu depan, menekan tombol, [BUNYI KUNCI PINTU MOBIL TERBUKA],
Wulan berlari membuka pintu gerbang, lalu berjalan cepat ke mobil untuk membuka pintu mobil bagian depan dan pamannya menyenderkan bibi Wulan kemudian memutar untuk masuk dan duduk di kursi kendali.
Di perjalanan beruntungnya lalu lintas sangat sepi sehingga terasa seperti jalan tol paman Wulan pun tak ragu menekan full gas mobilnya walaupun di jalan persimpangan sekalipun.
Begitu sampai di rumah sakit terdekat bibi Wulan langsung di teruskan ke IGD sementara beberapa perawat yang bertugas adalah laki-laki.
☆FREEZE☆
Kedua perawat laki-laki itu mematung seolah sedang menatap seorang ratu medusa yang keluar dari mobil. Salah satu dari perawat lelaki itu di pukul oleh seorang perawat wanita yang menyadarkan kedua lelaki itu sebab menghalangi pintu keluar.
Dan bibi Wulan di bawa ke ruang IGD oleh 2 perawat wanita yang sebenarnya juga terkagum dengan wajah cantik Wulan tapi mereka berdua berhasil menyembunyikan rasa kagum tersebut dengan tetap beraktivitas sebagaimana mestinya.
Paman Wulan sendiri juga terus mencuri lirik saat proses memindahkan bibi Wulan dari mobil ke kursi roda dan masih tak percaya bahwa Wulan merupakan wanita tercantik yang pernah ia lihat sepanjang hidupnya.
Begitu dalam ruangan beberapa saat mereka belum menyadari sebab langsung berfokus ke bibi Wulan dan setelah menanyakan sebab pasien celaka.
BOOM
Aktivitas terhenti saat hendak memeriksa bibinya Wulan.
Wulan sendiri mencoba menjelaskan bahwa bibinya terbentur di bagian punggung akan tetapi setelah melihat reaksi para pendengar yang tak seharusnya serta tak lagi berbuat apa-apa Wulan kini telah menyadari bahwa dirinya dalam sudah menjadi sorotan seruangan IGD.
Wulan bergegas mengambil masker medis dan berlari ke mobil pamannya untuk bersembunyi dan didalam mobil ada kunci mobil yang nampak bergelantungan. Tanpa pamit Wulan langsung membawa mobil pamannya untuk pulang ke rumah dan kembali dengan setelan tertutup seperti yang biasanya.
Namun sepanjang perjalanan kembali ke rumah sakit tempat bibinya berada Wulan kini memiliki kepingan memori yang tak enak tapi telah tersimpan dalam ingatan.
Tinggal beberapa kilometer dari rumah sakit Wulan menerima panggilan masuk dari nomor tak di kenal dan dengan segera Wulan menerima panggilan tersebut.
Ternyata nomor tak di kenal itu adalah paman Wulan yang meminjam hp salah satu perawat rumah sakit demi memberitahukan pada Wulan bahwa bibinya sudah dalam penanganan oleh pihak rumah sakit jadi tak perlu kembali sebab halaman rumah sakit saat ini sangat ramai karena penampakan makhluk tercantik sempat terekam kamera dan telah di unggah di media sosial dengan cepat menjalar.
Mendengar berita itu dari pamannya Wulan tanda tanya dalam benak Wulan perlahan mulai terjawab salah satunya arus kendaraan yang tiba-tiba ramai dari arah belakang menyalip dan melaju ke depan ternyata kendaraan sebanyak itu mengarah ke tempat yang sama dengan Wulan.
Wulan masih dalam arus yang sama dengan tujuan mengintip keramaian di rumah sakit karena tindakan teledornya.
Tepat di depan rumah sakit Wulan berkendara berlahan menyaksikan kerumunan pihak yang di terkumpulkan akibat rasa penasaran mereka yang sudah bocor.
Pelan-pelan tapi pasti Wulan memutar balik kendaraannya sambil bertanya-tanya dalam benaknya "apa iya aku secantik itu? sampai sanggup membius petugas medis yang sedang dalam situasi darurat" sambil melihat spion terdekat.
Dan dari kejadian ini Wulan tak pernah lagi melihat cermin dalam durasi yang lama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!