Seorang anak yatim bernama Vanessa Queennara, gadis cantik penyuka segala jenis kue, maka dari itu dia sangat-sangat bercita-cita untuk menjadi seorang koki yang serba guna tak hanya membuat kue saja.
"Kak, Vanessa pergi dulu ya, soalnya ini udah telat banget!" ucap Vanessa berpamitan pada saudara perempuannya, mereka hanya hidup berdua dengan sang kakak yang membuka toko warteg berbeda dengan dirinya jika sukses nanti dia akan mendirikan toko kue!
"Hati-hati!" balas sang kakak menatap adik perempuannya itu, Vanessa baru memasuki semester satu, jadi dia harus buru-buru ke kampus karena salah satu temannya menelepon ada yang gawat.
. . .
Gadis remaja 20 tahun itu berjalan menyusuri trotoar sambil melihat kiri-kanan berharap ada angkot atau taksi karena waktunya sekarang begitu mepet.
"Aduh, kok tumben gak ada kendaraan yang lewat!" gusar Vanessa hendak pergi menyebrang, tetapi sebuah truk tangki BBM melaju dengan kencang, menabrak tubuh Vanessa hingga terseret beberapa meter.
Jelas sudah bentuk tubuh Vanessa sudah tidak berbentuk bahkan kepalanya hampir putus, para warga dengan cepat keluar dari toko, rumah, mereka untuk melihat keadaan Vanessa yang sangat mengenaskan.
. . .
Suara kreta kuda berjalan memecahkan keheningan di tengah malam yang begitu dingin dengan dua seorang perempuan dan satu seorang pria yang memandu jalan.
"Kasihan sekali nona harus di usir dari kediamannya sendiri akibat tuan putri!" ujar perempuan yang berjalan di samping sambil membawa lentera yang sebentar lagi akan mati.
"Lebih kasihannya lagi hidup kita, yang harus terseret oleh perbuatan nona mu itu!" sinis perempuan yang satunya.
"Kalian jangan banyak bicara, waspada ini di tengah hutan, kemungkinan besar bandit akan suka berkeliaran di malam hari!" dengus si pria yang berada di depan.
"Baiklah ...," dengus mereka berdua.
Sedangkan di dalam tandu, seorang gadis membuka matanya menatap sekilas lalu tak lupa kepalanya merasakan pusing apalagi dengan goyangan tandu yang berjalan ini.
"Esss .... Ini di mana kenapa gelap sekali?" gumamnya mencoba menjernihkan penglihatannya agar mata kucingnya segera terbuka, eak.
"Jianli bagaimana ini, lentera kita sudah mau mati?" panik datang Fuu.
Jianli sebagai seorang pria juga ikut panik, yang di mana tempat pengasingan untuk tuan putrinya masih sangat jauh, jika melanjutkan perjalanan tanpa penerangan itu sama saja menyerahkan nyawa secara cuma-cuma karena tempat mereka sekarang ini adalah di tepi tebing.
"Buka woy!" teriak Vanessa menggedor-gedor tandu kayu itu. "Penculik bajingan, buka atau gue laporin kalian ke polisi!" teriak Vanessa semakin menggila, kuda hitam itu sudah siap untuk berlari karena bebannya tidak bisa diam sehingga membuatnya begitu panik.
"Nona tenanglah nona, nanti tandu anda terjatuh ke tebing!" panik datang Fuu mencoba menahan tandu itu. "Dayang Lui tolonglah jangan hanya berdiam diri saja!" panik dayang Fuu sekaligus kesal dengan dayang Lui yang nampak sangat menjengkelkan di matanya.
Vanessa berhenti berontak, dia akhirnya bisa keluar lalu betapa terkejutnya ia saat melihat tempat yang begitu tinggi dan gelap, perasaan barusan dia berada di tengah jalan lalu di tabrak oleh truk tangki BBM.
"Ini di mana?" tanya Vanessa begitu kalut dengan keberadaannya saat ini.
"Tenanglah tuan putri, kita saat ini berada di tepi gunung Yang Lie, kita akan menuju ke desa Lie yang berada di bawah gunung ini, tetapi karena lentera kami sudah mati kami tidak bisa melanjutkan perjalanan tuan putri," jelas dayang Fuu begitu peka.
Vanessa yang mendengar itu merasa tak beres dan masuk akal. "Coba, jelaskan nama saya siapa? Kenapa memanggil saya tuan putri?" tanyanya.
Dengan nada menjengkelkan Lui malah menjawab dengan ketus. "Nama anda adalah Vanessa Queenli anda di usir karena telah menyakiti tuan putri Reddit!" jelas Lui begitu kesal pasalnya dia sangat mengantuk di tambah mereka terjebak di tepi tebing yang curam.
Vanessa yang mendengar itu merasa tak terima, menurutnya mustahil sekali dirinya bisa kembali ke masa lalu kuno ini, Vanessa terduduk lemas di tepi tebing. "Aduh, masa iya! Terus kuliah gue gimana? Sia-sia dong, selama ini!" dengus Felisha mulai frustasi. "Terus kakak gue sedih gak ya saat gue ada di sini? Mana nama gue sama lagi sama nih curut, beda Nara sama Li nya aja sih!" dengusnya.
Ketiga dayang dan satu prajurit pria itu hanya terbengong mendengar perkataan tuan putri mereka yang entah apa mereka bertiga tidak mengerti.
. . .
Stay Wak Wak Wak gaes 🥳
Setelah drama-drama tebing yang membuat keempat manusia itu senam jantung, kini mereka berempat sudah sampai di tempat pengasingan putri Vanessa anak dari Duke Harlan.
"Nama Lo dayang Fuu, kan?" tanya Vanessa mencoba sokab! Sok akrab.
"Iy-a putri," gugup dayang Fuu.
"Coba jelaskan ke gue, kenapa nih orang kok bisa di asingkan sama bapaknya itu?" tanya Vanessa dengan logat bahasa Indonesianya itu.
Dayang Fuu yang di tanya malah ngelag tak mengerti dengan pertanyaan putrinya ini tetapi sebisa mungkin dirinya akan menjawab.
"Tuan putri di asingkan oleh Duke Harlan karena telah melakukan kesalahan, yang di mana tuan putri mencoba untuk meracuni putri Reddit." jelas dayang Fuu menunduk hormat.
Vanessa yang mendengar itu, menaikan kakinya sebelah untuk menopang tangannya seperti preman. "Begini saja, Lo bisa kan jelasin asal-usul si duke-duke itu, dari segi *****-bengeknya aja kalo bisa, gue tuh kurang ngerti kalo di ceritain yang sebenarnya!?" tuntut Vanessa.
Dayang Fuu menghela nafas pelan lalu kembali lanjut bercerita, sepertinya tuan putrinya kenapa? Kenapa bisa melupakan tentang keluarganya.
"Duke Harlan adalah ayah anda tuan putri, anda begitu di benci oleh Duke karena menyebabkan duchess Lesandra meninggal dunia, bahkan ketiga kakak anda juga turut serta membenci anda tuan putri!"
"Lalu? Gue ini anak ke berapa? Terus istrinya si Duke itu kok bisa mati?" lantam Vanessa tak ada lembut-lembutnya.
"Tuan putri adalah anak terakhir, tuan putri mencoba untuk melakukan pembunuhan pada putri Reddit adik tiri anda tuan putri!"
"Huh, berbelit sekali, nama adik tiri gue Reddit, gak sekalian Raditya Pramoso!" dengusnya. "Kalo nama ketiga anaknya si duke-duke itu siapa?"
"Kakak pertama anda bernama Samuel Shamus bulan kemarin tuan Samuel di angkat menjadi prince dan saudara kedua anda bernama Gracia Vanora Shamus dan kakak ketiga anda bernama Herris Shamus."
"Bused punya marga! Lah gue cuma di taro, Li nya doang anjir!" kesal Vanessa. "Ini gue di asingkan berapa bulan?" tanya Vanessa.
"Dua tahun tuan putri, karena nanti saat anda berumur 19 tahun anda baru boleh kembali ke kediaman Duke!" jelas dayang Fuu.
"Heum ..., berarti sekarang umur gue 17 tahun, wanjay jadi muda lagi gue!" dengus Vanessa.
. . .
Keesokan paginya Vanessa bangun cukup pagi, karena perutnya merasa lapar, kemarin dia di beri makan hanya bubur hambar saja cuy, mau muntah dia, lembek-lembek gak ada rasa.
Vanessa menatap sekelilingnya banyak tumbuhan liar yang merambat kemana-mana di tambah pagar rumah yang sudah ambruk, Vanessa di asingkan ke perdesaan jadi ada beberapa rumah di sampingnya.
"Nah ini yang gue cari!" senang Vanessa memetik kangkung yang tak sengaja tumbuh di kolam kecil yang tak terawat itu. "Cabe!" girang Vanessa senang, setidaknya dia tidak makan bubur hambar itu lagi, uek ....
"Apa yang anda masak putri, jangan mendekat apinya terlalu besar, mundur tuan putri!" panik dayang Fuu, sehingga membuat ketiga dayang Lui dan prajurit Jianli datang ke dapur.
"Aduh kalian diam saja, sudah sana, aku akan memasak untuk kalian!" seru Vanessa memasukkan kangkung itu, lalu mulai mengoseng kannya.
"Tuan putri jangan banyak bertingkah, kami terjebak di sini karena putri yang tidak tau malunya mau mencelakakan putri Reddit." Sinis dayang Lui menunjukkan ketidaksukaan nya pada putri Vanessa.
Vanessa yang mendengar itu melempar sendok sayur itu hingga terjatuh. "Lo dari kemarin bacot Mulu dah perasaan!" dengus Vanessa berjalan mendekat ke arah dayang Lui.
"Ngomong lagi? Lo kalo gak suka ngapain ikut? Kan bisa Lo nolak perintah si Duke itu!" sinis Vanessa saat melihat wajah songong dayang Lui.
"Kalian kalo gak suka sama gue, beres anjing tinggal pergi angkat kaki dari sini! Yang mau pergi cepat ambil barang kalian lalu pergi dari sini!" usir Vanessa dia sangat tidak suka sama orang yang bacotan nya gede gak bermutu.
"Baik saya juga akan pergi dari sini, tidak Sudi saya tinggal bersama putri sampah seperti anda, ayo Jianli kamu ikut tidak?" tanya dayang Lui pada prajurit Jianli.
Jianli tampak sangat bingung, lalu dia pun memutuskan untuk menetap di sini saja. "Saya tidak bisa pergi dayang Lui karena ini sudah tugas saya untuk menjaga putri Vanessa.
Dayang Lui yang mendengar penolakan itu merasa geram, lalu dengan kasar dia pergi dari gubuk itu, Vanessa tersenyum miring.
"Gue berdoa tuh dayang sialan mati di terkam hewan buas! Aminkan gaes!" suruh Vanessa tetapi tak ada yang menyahut. "Anjir lah!" dengus Vanessa. "Udah bubar, nanti kembali kumpul gue mau bagi kalian tugas buat bersihin nih rumah hantu!" dengus Vanessa lalu kembali melihat tumisan kangkungnya.
Vanessa mencicip tumis kangkungnya. "Hua ...! Gak enak!" kesal Vanessa bagaimana tidak bumbunya hanya irisan cabai dan sejumput garam itu pun entah dia mendapatkan garam dari mana.
Kedua manusia yang berbeda gender itu meringis ngeri melihat kelakuan baru dari tuan putrinya ini, karena kelakuan Vanessa asli malah bertolak belakang yang hanya menampilkan wajah sinis dan menyeramkan saja, sehingga tak luput dari tuduhan jahat ibu tirinya beserta adik tirinya itu.
. . .
Stay Wak Wak Wak gaes 🥳
Kini gubuk yang Vanessa tempati sudah sedikit rapi, tinggal halam depannya saja yang belum di bersihkan karena waktu keburu malam.
Dari dalam kamarnya Vanessa guling-gulingan tak jelas karena sekarang dia sungguh sangat bosan, lilin di dekatnya saja sudah mau hampir redup.
"Hufh ..., apalah ini, gunanya gue ke sini apa sih cuy? Udah lah gak ada listrik, hidup melarat, kurang apa lagi coba?" dengus Vanessa cemberut tak jelas.
1 ... 2 ... 3 ...
"Hallo tuan rumah!"
Vanessa terjengkang kaget. "Wih, apaan tuh, hantu kah?" panik Vanessa siap untuk kabur keluar.
"Saya adalah sistem 210 tuan, saya di sini untuk memandu anda untuk berpetualang di dunia ini," jelas sang sistem.
"Terus wujud Lo mana? Jangan-jangan Lo penyihir ya? Gak percaya gue ***!" sinis Vanessa, ya harus jaga-jaga sih ini kan dunia aneh, gak jelas jadi dia sedikit waspada saja.
"Tuan rumah anda begitu kasar, saya ini hanya sistem tak punya wujud, kecuali tuan mau membelikan saya skin baru saya bisa ada wujud!" pungkas si sistem itu.
"Hemm ..., oke-oke gue percaya, jadi ...." Vanessa kembali duduk. "Kan di setiap sistem pasti tau data pemiliknya kan? Jadi bisa gak?" tanya Vanessa.
"Tuan bicaranya aneh, saya akan menampilkan data diri anda!"
...Loading .......
...1% 2% 20% 65% 90% 100%...
...Nama lengkap; Vanessa Queenli...
...Umur; 17 tahun...
...Kepintaran; 80 ...%...
...Kesaktian; 3 ....%...
...Kecantikan; 19 ...%...
...Kelicikan; 78 ...%...
...keahlian akan bertambah setelah menyelesaikan misi...
...Point; 5000....
"Semakin anda menjalankan misi semakin banyak skin dan upgrade pada sistem, saat ini tuan rumah baru masuk level satu, jadi otomatis misi yang di peroleh masih mudah!" jelas si sistem.
"Anjir! Emangnya cantik orang di sini berapa persen cuy?" tanya Vanessa begitu geregetan. "Huh, oke-oke gue ngerti sekarang." sambungnya.
"Cantik di sini rata-rata 40 ke atas tuan, tetapi adik tiri anda memiliki kecantikan di atas 52% sehingga membuat para putra mahkota datang untuk meminangnya!"
"Ih ..., si anjir!" kesal Vanessa saat mendengar penjelasan sistem. "Pokonya gue gak mau tau ya, ini wajah harus bisa cantik dan mengalahkan kecantikannya si Radit-Radit itu!" dengus Vanessa.
"Reddit tuan!" sela sistem.
"Ayo sistem, cepat lakukan?" Vanessa menyuruh sang sistem untuk meningkatkan kecantikannya menjadi 65% sehingga membuat si sistem kalang kabut.
Sebuah sinar mengelilingi tubuh Vanessa wajah yang tadinya begitu jelek, kini berubah dalam sekejap. "Tuan rumah ...." gugup si sistem begitu pangling melihat wajah kecantikan Vanessa.
"Apa sistem? Kurang cantik kah?" tanya Vanessa memutar-mutar tubuhnya. "Aku butuh kaca, mana kaca?" sela Vanessa.
"Itu tuan," tunjuk sistem pada kaca kecil itu.
Vanessa melihat wajahnya di cermin kecil itu, dia begitu terkejut. "Oh may god! Beautiful!" kagum Vanessa sehingga menirukan suara meme yang di tontonnya di tiktok.
. . .
Dayang Fuu dan prajurit Jianli begitu terkesima dengan kecantikan tuan putri mereka ini, bahkan Jianli saja sudah mimisan saking cantiknya si Vanessa gendeng ini.
Vanessa pergi ke belakang gubuk untuk mengambil cangkul dan landep atau parang untuk membersihkan rumput liar, kedua barang ini membutuhkan 100 poin, tidak apa-apa poinnya masih banyak kok, masih sisa 4, 785.
"Kalian berdua bersihkan halaman ini ya, nanti rencananya aku akan menanam sesuatu untuk persiapan kita selama tinggal di sini, ini alatnya, kalo lelah langsung istirahat jangan di paksakan, okey?" titah Vanessa.
"Baik tuan putri ...." jawab mereka berdua, tetapi masih penasaran apa artinya 'okey itu?
"Satu lagi, mulai sekarang jangan panggil aku tuan putri, panggil saja Vanessa atau enggak Nessa saja,"
"Maaf putri, tetapi kami tidak berani, kami takut di hukum oleh pihak kerjaan karena telah lancang memanggil nama anda," tolak mereka.
"Ck, siapa yang berani ngehukum? Si Duke bajingan itu? Mana lah dia tau, toh kalo kalian jelek-jelekin juga gak masalah, tuh Duke juga gak bakal denger!" sungut Vanessa yang tampaknya mulai menaruh benci terhadap ayahnya Vanessa asli ini.
Kedua manusia itu begitu gugup saat mendengar suara lantam dari tuan putrinya ini, huh semoga sihir tuan Duke tidak berada di sini dan mendengar perkataan Vanessa tadi.
. . .
Vanessa pergi ke dapur, dia mulai menghidupkan tungku api itu, rencananya dia akan memasak untuk kedua anak buahnya itu.
"Tuan rumah, anda harus segera belajar kultivasi saya melihat ada bayangan hitam di yang mengintai di belakang gubuk!" beritahu sistem di dalam pikirannya Vanessa.
Vanessa yang mendengarkan itu menjadi was-was. "besok kita akan mulai melakukan kultivasi, untuk meningkatkan kekuatan di tubuh ini!" batin Vanessa karena tadi malam Vanessa sudah di ajarkan untuk berbicara lewat batin saja.
"Bisa gak sih, bumbu dapur yang ada di dunia sana bisa di alihkan ke sini?" tanya Vanessa sambil mengiris bawang merah.
"Level lima ruang dimensi akan terbuka, anda bisa menyimpan apa saja yang ada di dunia anda dulu, kecuali barang-barang elektronik!"
"Untuk saat ini anda harus menggunakan poin dulu baru bisa mengambilnya!"
Vanessa meminta satu tray telur, dan saus tiram, dan yang lainnya. Vanessa mulai menceplok lima butir telur satu persatu, lalu setelah semua telur itu matang Vanessa mulai menumis bawang putih hingga harum, lalu dia mulai memasukkan bawang merah, bawang Bombay dan cabe merah yang di iris serong.
Tinggal membuat saos tiram nya saja, Vanessa mengambil mangkuk lalu menuangkan lima sendok makan kecap manis, dua sendok makan saus tomat dan empat sendok makan saus sambal, lalu saus tiram nya, jangan lupa kasih garam sedikit, tak lupa sedikit air untuk melarutkan.
Setelah tes rasa, Vanessa menuangkan saus itu ke dalam wajah tempat telur itu tak lupa mengoseng sebentar lalu mengangkatnya Vanessa sedikit lupa tadi dia menaburkan irisan batang daun bawang.
"Huh, akhirnya jadi, pas dah ini di makan pas panas-panas begini, Vanessa mengangkat kendil tempat dia memasak nasi tadi, Vanessa menyiapkan nasi dan menaruh lauk di masing-masing piring, melihat kedua anak buahnya itu Vanessa merasa kasian, apalagi di dunia ini rasa kemanusiaan begitu sulit, yang di bawah harus rela di injak-injak oleh yang di atas mereka.
"Kalian berdua! Sini?" panggil Vanessa.
Mereka berdua mendekat ke arah Vanessa. "Ada apa tuan putri?" tanya dayang Fuu.
"Ck, kan udah gue bilang jangan panggil gue tuan putri, sudah masuk, kalian langsung cuci tangan, terus makan, gue udah siapin makanan untuk kalian berdua!" titah Vanessa.
"Seharusnya tuan putri tidak perlu menyiapkan kami makanan, ji--"
"Sudah sana cuci tangan, ku tunggu di dapur, awas aja kalo gak dateng!"
. . .
Kedua manusia itu saling pandang dan begitu ragu untuk mencoba masakan tuan putri mereka ini. "Udah makan aja, gak ada racun kok!" sahut Vanessa dengan mulut yang tengah mengunyah nasi.
Mereka takut sekaligus canggung dan merasa tak pantas, karena seumur hidup mereka bekerja di kediaman Duke baru kali ini seorang majikan mau makan bersama dengan dayang mereka.
Jianli yang sudah sangat kelaparan pun menghilangkan rasa sungkannya lalu mulai memakan-makanannya, rasa gurih dari ceplok kecap pedas manis buatan Vanessa begitu memanjakan lidahnya.
"Apa nama makanan ini putri, ini sungguh enak!" puji Jianli tersenyum senang.
Sedangkan dayang Fuu dia malah dengan lahap memakan-makanannya. "Saya tidak tau bahwa putri bisa masak seenak ini, jika tuan putri berkenan saya meminta untuk di ajarkan untuk bisa memasak seenak makan putri ini!" ucap dayang Fuu.
"Tenang, karena gue orangnya gak pelit ilmu, nanti ku ajarkan cara memasak yang baik dan benar!" bangga Vanessa karena masakan sederhananya di puji oleh kedua anak buahnya ini.
Mereka makan dan di iringi oleh candaan Vanessa walaupun tidak di mengerti, tetapi setidaknya mereka sangat bersyukur atas berubahnya sifat dan kebiasaan buruk tuan putri mereka ini.
"Semoga kebahagiaan putri segera datang ya Dewi bulan, kami sangat bersyukur atas perubahan putri kami ini!" batin sayang Fuu tersenyum lembut.
"Terimakasih telah memperlakukan kami dengan layak putri, semoga dewi bulan menyertai tuan putri!" batin Jianli.
. . .
Stay Wak Wak Wak gaes 🥳
Resep ceplok manis pedas
4 siung bawang merah, 1 siung bawang putih rajang halus, 1/2 bh bawang Bombay. 1 bh cabe iris serong,
Sudah selengkapnya ada di atas 😋
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!