Rania menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur empuk di sebuah hotel. Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya kini ia bisa menjejakkan kakinya di negara yang berada di Timur Tengah tepatnya di Dubai.
Sudah lama Rania ingin menjajaki negeri kaya raya yang terkenal dengan menara tertinggi di dunia yaitu Burj Khalifa.
Bukan tak sengaja, Rania pergi ke negara kaya tersebut. Ia hanya ingin menenangkan dan menyenangkan dirinya. Setelah ia menolak pernikahan bisnis yang digagas oleh kakaknya sendiri kepada partner bisnisnya, membuat Rania memilih untuk menghindar atau dengan kata lain melarikan diri.
Rania sengaja mengganti nomer ponselnya untuk sementara agar ia tak terganggu dengan panggilan dari sang kakak yang tentunya akan meminta penjelasan darinya.
Saat ini Rania hanya ingin menikmati liburannya saja. Terserah nanti apa yang akan sang kakak lakukan saat ia pulang nanti. Rania tak peduli. Yang penting saat ini, ia bisa menikmati salah satu keinginannya untuk berlibur di tempat ini.
" Maafin Rania ya, Kak ! Maaf kalau Rania sudah mengecewakan kakak " ucap Rania sambil menatap foto dirinya dan sang kakak bersama kedua orang tua mereka yang selalu tersimpan di dalam dompetnya.
Rania mengeluarkan barangnya dari dalam koper, kemudian memindahkannya ke dalam lemari yang ada. Ia berencana untuk berlibur selama 2 minggu di tempat yang berjuluk kota emas tersebut.
Sementara itu, di kediamannya Sena tengah pusing tujuh keliling saat mengetahui jika sang adik menghilang, lebih tepatnya melarikan diri. Hal itu ia ketahui saat membaca surat yang ditulis oleh Rania di kamarnya.
Dear Kak Sena tersayang,
Maaf kalau Rania pergi diam-diam. Jujur, Rania menolak rencana pernikahan ini. Rania belum mau menikah, lebih tepatnya Rania tidak mau menikah dengan Kak Nicho. Buat Rania, Kak Nicho itu sudah Rania anggap kakak sendiri.
Sekarang, Rania mau healing dulu. Siapa tahu nanti Rania ketemu pangerannya Rania 😊
Oh iya, kalau Rania boleh kasih saran. Daripada membatalkan acara pernikahan, lebih baik Kak Sena saja yang menikah dengan Kak Nicho. Kalian berdua jauh lebih cocok dan serasi 🤗🙏🏼.
Sekali lagi, Rania minta maaf Kak. Tolong sampaikan permintaan maaf juga untuk Kak Nicho dan keluarganya.
( Tidak perlu mencari Rania. Rania pasti akan pulang sendiri )
Bye Kak Sena.
Dari adik kesayangan kakak satu-satunya 😘
Salam sayang,
Rania.
" Astaga Rania... Apa-apaan ini ! " dumel Sena mendesau frustasi.
Bagaimana tidak frustasi, satu minggu menjelang pernikahan justru kini Rania menghilang entah kemana.
Sena memijat-mijat pelipisnya, mendadak merasakan migrain. Kepalanya berdenyut nyeri. Tak patah arang, Sena terus berusaha menghubungi Rania, namun sia-sia karena sang adik tak kunjung bisa ia hubungi.
Hingga akhirnya, Sena melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur Rania. Ia juga merebahkan raganya dengan posisi tengkurap di atas ranjang adiknya itu.
" Aargh... Rania ! Awas kamu ya kalau ketemu nanti " pekik Sena sambil mengacak rambutnya dan menggerakkan kakinya naik turun menendang-nendang tempat tidur.
Sementara itu, Rania yang saat ini tengah berendam di bath tub langsung bersin.
Hm... Kayaknya ada yang ngomongin nih.
Ck, palingan Kak Sena
Decak Rania sambil menggelengkan kepalanya pelan, seulas senyum tipis terbit dari bibirnya. Ia bisa membayangkan bagaimana kesal dan bingungnya Sena disana.
" Maafin Rania ya, Kak ! Anggap aja Rania ngasih kesempatan Kak Sena buat nikah, lagian mana bisa Rania langkahin Kak Sena nikah duluan " Rania bergumam sendiri.
Rania segera berdiri dan membersihkan dirinya. Ia segera mengganti baju dan bersiap tidur. Merasakan malam pertama tidur di kota yang berjuluk kota emas itu.
Keesokan harinya, Rania sudah mengenakan celana jeans yang dipadankan dengan T shirt dan juga mengenakan kemeja flenel yang ia ikat di pinggangnya. Ia memakai topi dan mengikat rambutnya ekor kuda. Tak lupa ia mengenakan sneakers dan menggendong tas ranselnya. Ia juga membawa kamera pocket yang digantung pada lehernya.
Rania keluar dari hotel, hal pertama yang dilakukannya adalah mengunjungi tempat ikonik disana yaitu Burj Khalifa yang merupakan gedung tertinggi di dunia, dimana di lantai dasarnya terdapat Dubai mal. Ia berjalan kaki menyusuri jalan untuk menuju kesana.
Seolah ditimpa keberuntungan, saat ini sedang berlangsung di mal tersebut tengah berlangsung diskon dan promo besar-besaran. Acara bertajuk dubai shopping festival itu, tentu saja dimanfaatkan oleh Rania untuk berbelanja. Ia membeli barang tak hanya untuk dirinya sendiri. Tetapi, ia juga membeli untuk sang kakak. Ya, hitung-hitung sebagai sogokan agar sang kakak tidak terlalu marah kepadanya.
Rania membeli tas dan juga perhiasan emas di butik yang ada disana. Setelah puas berbelanja, ia pun keluar dari mal untuk kembali ke hotel. Ia bermaksud untuk menyimpan barang belanjaannya. Dan ia akan kembali ke tempat itu saat menjelang matahari terbenam. Karena ia ingin menikmati indahnya matahari terbenam serta keindahan kota dari ketinggian menara tertinggi itu.
Rania keluar dari dalam mal, sambil menenteng beberapa paper bag di tangannya. Saat ia berjalan di jalan yang sepi, terdengar suara seseorang berteriak dari kejauhan.
" Hey you stop ! "
Rania menoleh dan melihat seorang pria yang sedang dikejar oleh pria lainnya.
" Stop him, he is a thief " teriak pria yang ada di belakang pria yang berlari dengan cepat ke arah Rania.
Dengan cepat Rania merentangkan sebelah kakinya ke depan.
Bruuk
Pria yang berlari itu jatuh berguling karena tersandung kaki Rania yang terentang. Pria itu berusaha bangkit dan mencoba melawan Rania dengan mengayunkan tangannya ke arah gafis cantik itu. Namun Rania bisa menghindar, bahkan Rania berhasil memukul perut pria itu sehingga membuatnya terhuyung. Rania juga mengangkat kakinya lalu mengayunkannya ke arah punggung pria itu hingga membuatnya terjatuh tengkurap di jalan.
" S**t "ucap pria tersebut mengepalkan tangannya lalu memukulkannya ke jalan.
Rania menarik hoodie yang dikenakan pria itu hingga akhirnya ia bisa melihat wajah pria tersebut.
Ck... Masih muda tapi otak kriminal !
Gumam Rania, lalu menduduki pria muda itu, juga mengambil barang yang ada di tangan pria tersebut.
Tak berapa lama, pria yang berteriak itu sampai di tempat Rania. Dengan nafas yang masih terengah, ia melihat Rania yang tengah menduduki punggung pria yang telah mencuri sling bagnya.
Ia kagum melihat gadis cantik itu. Dari kejauhan ia bisa melihat apa yang dilakukan Rania kepada pria pencuri itu.
" Ini milik anda, Tuan ? " tanya Rania dalam bahasa Inggris sambil menyerahkan sling bag yang diambilnya dari pencuri yang ia duduki.
" Iya. Terima kasih atas pertolonganmu " jawabnya sambil terus memandangi wajah Rania.
" Sama-sama. Aku senang bisa membantu. Oh iya, orang ini, aku serahkan kepadamu ! " balas Rania sambil berdiri dari punggung pencuri itu.
Namun, karena kurang hati-hati Rania saat berdiri membuat Rania sedikit terhuyung kehilangan keseimbangan. Beruntung pria di hadapannya itu dengan sigap menahan Rania agar tidak terjatuh.
Rania menahan geraknya dengan bertopang pada dada bidang pria tersebut hingga tanpa sengaja kedua mata mereka bertemu.
Deg !
Sejenak Rania dan pria tersebut sama-sama larut dalam pandangan yang penuh rasa kagum.
Hal itu, tentu saja dimanfaatkan oleh pencuri tadi untuk melarikan diri. Namun gerakannya dapat terbaca sehingga sebelum ia berhasil kabur, pria tampan di depan Rania itu menarik hoodie pencuri tersebut dan membuat langkahnya untuk melarikan diri terjegal.
" Kau akan kubawa ke kantor polisi " ucapnya membuat pencuri itu pias sambil mencengkram tangan pencuri itu.
" Tolong, jangan bawa aku ke kantor polisi Tuan ! Aku punya seorang adik yang masih kecil. Kalau aku ditangkap, lalu dia tinggal dengan siapa. Hanya aku yang dia punya " ucapnya dengan nada memohon.
" Alasan saja ! " sungut pria tampan itu.
" Saya tidak berbohong, Tuan. Adik saya sedang menunggu saya membawa makanan. Sejak kemarin kami belum makan. Karena itu, saya mencuri tas Tuan. Tolong lepaskan saya ! " ucapnya lagi penuh permohonan.
Melihat wajah ketakutan dari pencuri muda itu, membuat Rania merasa iba. Ia yang pada awalnya kesal dengan perbuatannya, kini justru simpati.
" Apa benar kau melakukan ini karena ingin membeli makanan untuk adikmu ? " tanya Rania.
Pencuri dan pria tampan itu, spontan menoleh ke arah Rania.
" Iya nona. Aku berani bersumpah demi orang tuaku yang sudah ada di surga. Aku terpaksa melakukan ini " jawab pencuri itu.
" Kau percaya dengan ucapannya ? Dia bisa saja berbohong " sanggah pria tampan itu.
" Kita buktikan saja, apa dia berbohong atau tidak. Kau percaya saja padaku " tukas Rania.
Pria tampan itu berdecak, lalu melonggarkan cengkraman tangannya. Tanpa diduga, pencuri itu segera melarikan diri.
" Hei... " teriak Rania kesal.
" Bukankah sudah kukatakan untuk tidak percaya kepadanya ? Dia itu penjahat, nona " ucap pria tampan itu.
Rania menatap ke arah pencuri itu berlari.
" Tapi kurasa, yang diucapkannya itu benar " sahut Rania.
" Ck, kau itu terlalu naif, nona. Jadi mudah sekali untuk menarik simpatimu juga membohongimu " timpal pria tampan itu lagi.
" Kau itu cerewet sekali. Lagi pula, tasmu kan sudah kembali. Jadi kau tidak mengalami kerugian kan " sembur Rania memutar bola matanya dengan malas.
Pria tampan itu terkekeh melihat tingkah Rania. Di matanya, gadis ini sangat menggemaskan. Ia kemudian memeriksa tasnya dan memang tidak ada yang hilang.
" Bagaimana ? Tasmu aman kan ? " tanya Rania menelisik pria tampan bermata coklat itu.
" Hem, tidak ada yang hilang. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih atas pertolonganmu " ucapnya sambil menatap Rania.
" Syukurlah kalau begitu. Lain kali hati-hati ya ! " ucap Rania lantas berlalu dari hadapan pria tersebut.
" Tunggu ! " seru pria itu lagi.
" Boleh aku tahu siapa namamu ? " pintanya.
Rania menghentikan langkahnya, kemudian berbalik.
" Rania, namaku Rania " jawab Rania sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipi di wajahnya.
" Rania, nama yang cantik secantik orangnya. Perkenalkan, namaku Zayn. Senang berkenalan denganmu " ucap pria yang mengenakan topi berwarna putih itu sambil mengulurkan tangannya.
" Baiklah, Tuan Zayn. Aku juga senang berkenalan denganmu. Kalau begitu, aku permisi " pamit Rania.
" Rania, tunggu sebentar ! " seru Zayn menahan langkah Rania yang akan berlalu.
" Bisakah kita bertemu kembali ? Em, maksudku aku ingin berterima kasih dengan mengajakmu berkeliling kota disini " tambah Zayn penuh harap.
" Boleh, nanti sore aku akan pergi ke puncak Burj Khalifa. Aku ingin menikmati keindahan matahari terbenam dan melihat indahnya pemandangan kota dari atas gedung " sahut Rania.
" Baiklah, aku akan menunggumu disana " jawab Zayn dengan senyum merekah.
Senyum yang tentu saja membuat jantung Rania berdetak lebih cepat dari biasanya.
Rania tersenyum simpul, kemudian berpamitan kepada Zayn. Diluar dugaan Rania, pria tampan tersebut justru berjalan di belakang Rania mengikuti langkah gadis cantik itu.
Rania membalik badannya saat merasa ada seseorang mengikutinya. Dan ia begitu terkejut melihat Zayn tersenyum dengan sangat manis memperlihatkan giginya yang putih dan rapi.
Pria itu begitu tampan dengan rambut ikalnya yang ditutup topi. Belum lagi jambang tipis menghiasi rahangnya yang tegas. Hidungnya yang mancung serta mata coklatnya yang begitu berbinar.
" Mengapa kau mengikutiku ? " tanya Rania sambil menaikkan sebelah alisnya.
" Aku hanya ingin menjagamu saja sampai ke tempatmu menginap " jawabnya tanpa melunturkan senyumannya.
" Aku baik-baik saja, tidak perlu berlebihan " sanggah Rania.
" Siapa yang tahu jika pencuri itu kembali lalu menjadikanmu targetnya selanjutnya " tukas Zayn sambil berdiri di samping Rania.
" Astaga, aku bisa menjaga diriku sendiri. Apa tadi kau tidak melihatku saat menangkapnya ? " sahut Rania sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
" Ya, aku melihatnya. Aku hanya ingin memastikanmu aman karena kau sudah menolongku tadi " jawab Zayn.
Zayn lantas mengambil paper bag yang tengah digenggam oleh Rania.
" Biar aku yang bawa. Tunjukkan saja dimana kau menginap ! " seru Zayn lalu berjalan mendahului Rania.
" Hei Tuan Zayn, apa kau sedang mencoba menarik perhatianku hem ? " goda Rania sambil mengikuti langkah Zayn dan mensejajarkan dirinya dengan Zayn.
" Ya, anggap saja begitu " ucap Zayn sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Rania.
Mereka berjalan berdampingan menuju hotel tempat Rania menginap sambil berbincang. Hingga saat mereka sudah berada di depan hotel, seseorang memanggil Zayn.
" Kak... Ternyata kau disini. Kau sudah menemukan tasmu kembali ? " tanyanya sambil berlari ke arah Zayn dan Rania.
Zayn menoleh dan menghentikan langkahnya. Rania pun ikut-ikutan menoleh dan melihat seorang pria muda yang tak kalah tampan dari Zayn.
" Siapa dia, Kak ? " tanya pria muda itu melirik ke arah Rania.
" Dia Rania " jawab Zayn singkat.
Rania melambaikan tangannya saat pria muda yang kini berdiri di samping Zayn melihat ke arahnya.
" Halo, aku Rania. Tadi tak sengaja aku bertemu dengan Zayn " ucap Rania ramah.
" Rania tadi menolongku mengambil kembali tasku yang dicuri " jelas Zayn.
" Ah, begitu rupanya. Halo nona, perkenalkan aku Kemal, adik dari Pang... "
Kemal menghentikan ucapannya saat Zayn menginjak kakinya lalu memberikan kode dengan melebarkan mata dan gelengan kepala pertanda Kemal tidak boleh mengatakan yang sebenarnya.
" Em, maksudku aku ini adik dari pengusaha Zayn. Ya, itulah maksudku " ucap Kemal sambil tersenyum dan menggaruk tengkuknya.
Rania yang semula merasa heran, akhirnya tersenyum melihat sikap kakak beradik yang terlihat kaku itu. Ia pun segera masuk ke dalam hotel setelah pamit kepada kakak beradik tersebut.
Zayn masih menatap kepergian Rania sesaat setelah gadis itu masuk ke dalam hotel. Melihat gelagat mencurigakan dari Zayn membuat Kemal bertanya-tanya.
" Sebenarnya siapa gadis itu, Kak ? Tidak biasanya kakak bersikap manis kepada seorang wanita " selidik Kemal menatap wajah sang kakak.
" Ck, bukan urusanmu ! " sahut Zayn asal.
" Ayolah Kak, aku sangat mengenalmu. Rasanya sangat aneh melihatmu begitu perhatian kepadanya " timpal Kemal.
Zayn hanya berdecak tanpa ingin berkomentar lebih lanjut.
" Jelas itu urusanku, jika menyangkut gadis cantik aku tidak boleh ketinggalan... "
Kemal menghentikan lagi ucapannya saat Zayn menyentil dahinya.
" Jaga ucapanmu, dia calon kakak iparmu ! " tegas Zayn yang langsung membuat mata Kemal membola.
Mentari sudah mulai condong ke arah barat saat Rania keluar dari hotel. Rania kini mengenakan celana jeans yang dipadankan dengan sweater berwarna lilac. Rambutnya ia biarkan tergerai. Tak lupa ia mengenakan sneaker dan memakai sling bag yang ia sampirkan di pundaknya.
Rania berjalan menuju lokasi Burj Khalifa yang terletak tak jauh dari tempatnya menginap.
Saat ia keluat dari lift di puncak gedung, ia sudah disambut oleh pria tampan yang ditemuinya siang tadi. Ya, sesuai ucapannya tadi bahwa Zayn akan menemani Rania menikmati keindahan matahari terbenam di puncak geduk tertinggi di dunia itu.
" Zayn... Kau sudah disini ? " kening Rania berkerut saat melihat Zayn sudah berdiri di hadapannya dengan senyum yang mengembang.
" Ya, aku ingin menyambutmu saat kau tiba " jawab Zayn sambil menatap Rania yang terlihat lebih cantik.
" Wow, apakah aku harus tersanjung mendengarnya ? " ucap Rania sambil terkekeh.
" Tentu saja " balas Zayn kemudian mengulurkan tangannya untuk mengecup punggung tangan Rania.
Rania sedikit terkejut dengan sikap manis yang ditunjukkan oleh Zayn tetapi tidak munafik jika perasaan Rania menyatakan jika ia menyukainya.
" Astaga, Zayn... Jangan berlebihan " ucap Rania lalu menarik tangannya yang dikecup oleh Zayn.
" Bagiku tidak berlebihan, my princess " sahut Zayn sambil tersenyum dengan sangat manis.
" Ok, baiklah my prince " timpal Rania membalas ucapan Zayn sambil tertawa kecil.
" Prince ? " tanya Zayn heran.
Dalam hatinya bertanya-tanya, apakah Rania sudah mengetahui jati dirinya yang sebenarnya.
" Iya, prince. Bukankah pasangan princess itu prince ? " seloroh Rania polos.
Zayn menarik sudut bibirnya.
" Jadi kau mau menjadi pasanganku ? Jika aku seorang pangeran, maka kau akan menjadi pendampingku, seorang putri " ucap Zayn semangat.
Rania meletakkan telapak tangannya di atas kening Zayn membuat pria tampan itu mengernyitkan dahinya.
" Apa kau ini sakit ? Atau kau mabuk sih " celetuk Rania sambil menarik kembali tangannya.
" Aku sehat Rania, aku baik-baik saja " sahut Zayn menatap wajah cantik yang selalu singgah memenuhi kepalanya.
Rania mengalihkan pandangannya, ia tak ingin terus hanyut ke dalam pesona yang dimiliki oleh Zayn. Pria tampan itu kini menguncir rambutnya, mengenakan kemeja putih dengan panjang kemeja yang digulung hingga ke siku.
Rasanya jantung Rania seakan ingin melompat dari atas gedung tinggi itu.
Rania melangkahkan kakinya keluar dari dalam menara, hembusan angin yang dingin dan kencang langsung menerpa kulit Rania. Walaupun begitu, semua tergantukan dengan keindahan yang terpampang nyata di depannya.
Keindahan matahari terbenam yang bisa ia nikmati dari ketinggian, serta gemerlap lampu yang menghias di seluruh kota. Apalagi, Rania juga ditemani oleh seorang pria tampan.
Ah, andai saja saat ini pria yang berdiri di sampingnya itu seorang pangeran Arab. Tentunya, semakin lengkap sudah kebahagiaan Rania.
Angin yang bertiup mempermainkan rambut Rania yang tergerai. Sesekali Rania merapikan rambutnya dengan menyelipkannya ke belakang telinga. Senyuman selalu terpatri di wajah Rania, membuatnya semakin terlihat cantik dan semakin membuat Zayn terpesona.
Aku yakin kamulah wanita yang kutunggu Rania. Aku akan segera menjadikanmu istriku
Ucap Zayn di dalam hatinya.
Menyadari jika Zayn sedari tadi memperhatikannya, membuat Rania segera melirik Zayn yang berdiri di sampingnya. Pria itu menatap Rania dengan tatapan penuh cinta dengan wajah full senyum.
Ya Tuhan... Bagaimana ini, lama-lama aku bisa jatuh cinta sama dia
gumam Rania.
Rania tak lagi bisa melarikan diri dari tatapan Zayn. Dan kini keduanya justru saling bertatapan satu sama lain hingga kemudian Rania dengan segera memutus kontak mata mereka.
Zayn malah tersenyum melihat Rania yang bersikap salah tingkah.
Zayn kemudian mengajak Rania untuk masuk kembali ke dalam gedung. Ia mengajak Rania untuk makan malam di cafe yang ada disana.
Memilih tempat dengan view yang cantik dan meja yang ditata begitu indah, ditambah hanya ada mereka yang berada disana, membuat suasana begitu kental dengan suasana romantis.
Rania melebarkan pandangannya, karena ia baru menyadari tidak ada pengunjung lain selain mereka. Hanya ada pelayan dan beberapa pria yang mengenakan jas hitam disana tapi hanya mengawasi saja.
" Apa yang kau cari ? " tanya Zayn saat melihat Rania melihat sekeliling.
" Ada yang janggal disini " jawab Rania jujur.
" Maksudnya ? " Zayn mengangkat sebelah alisnya saat mendengar pertanyaan Rania.
" Apa kau tidak merasa aneh ? Sejak tadi aku tidak melihat ada pengunjung lain disini. Hanya pelayan dan juga mereka " ucap Rania sambil menunjuk para pengawal Zayn yang tengah berjaga.
Zayn terkekeh melihat wajah bingung Rania.
" Sudah, tidak usah dipikirkan. Anggap saja kau sedang beruntung karena menjadi pengunjung eksklusif saat ini " jawab Zayn asal.
Zayn melihat raut wajah Rania yang sepertinya masih begitu penasaran. Ia kemudian mengulum senyum.
Tentu saja, karena ini semua sudah ia persiapkan. Setelah mengantarkan Rania ke hotel, ia membooking tempat itu khusus untuk dirinya dan Rania. Ya tentu saja itu begitu mudah bagi Zayn. Sebagai seorang pangeran, ia bisa melakukan apapun bahkan ia juga bertekad akan membuat Rania jatuh cinta dan menikah dengannya.
Mereka berdua sudah mulai akrab. Entah karena pembawaan Rania yang ramah dan humble atau Zayn yang terlanjur jatuh hati kepada gadis itu, karena Rania sudah berhasil membuat Zayn yang nota bene tidak suka berinteraksi dengan seorang wanita justru membuatnya selalu ingin berada di dekat Rania.
Bahkan Zayn menawarkan diri untuk menjadi tour guide bagi Rania selama gadis cantik itu berada di kota tersebut.
Jika saat ini Rania tengah menghabiskan waktu dengan menyenangkan diri. Lain halnya denga Sena. Gadis itu justru tengah gelisah karena akan menemui keluarga Nicko.
Ya, Sena akhirnya memutuskan untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Nicko dan keluarganya mengenai kepergian Rania. Sena akan membatalkan rencana pernikahan Rania dan Nicko, dengan konsekuensi besar yang harus ditanggungnya nanti.
Sena kini berada di dalam mansion keluarga Syailendra. Ia sudah berhadapan dengan Pak Bryan dan Bu Megan. Sena berusaha untuk menyampaikan permasalahan yang dihadapinya saat ini.
" Jadi begitu Om, tante... Saya sebagai kakak Rania, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas sikap Rania. Kalau setelah ini, Om membatalkan kerja sama perusahaan kita. Sena bisa mengerti, Om " ucap Sena sambil menundukkan wajahnya.
Pak Bryan dan Bu Megan saling memandang, hingga akhirnya terdengar helaan nafas dari Pak Bryan.
" Kalau sudah begitu, apa mau dikata Sena. Sejujurnya Om dan Tante kecewa. Tapi ini jauh lebih baik, daripada nantinya mereka menikah dan berakhir dengan perpisahan " ucap Pak Bryan bijaksana.
" Tante paham, Rania tentunya tidak bisa menerima hal ini. Tapi, seharusnya Rania menolak sejak awal. Jadi kita tidak perlu mempersiapkan apapun untuk pernikahan ini " tambah Bu Megan kecewa.
" Maaf, Tante... Ini salah Sena. Sena pikir Rania tidak menolak karena setuju... " ucap Sena penuh penyesalan.
" Ya sudah, mungkin Rania dan Nicko tidak berjodoh. Untung saja undangannya belum disebar, jadi tidak masalah kalau tidak jadi berlangsung " sahut Bu Megan.
" Siapa bilang tidak jadi ? Mama sama Papa memangnya tidak malu sama kerabat kita yang sudah mengetahui rencana pernikahan ini ? " sela Nicko yang tiba-tiba muncul dan duduk bersama mereka.
" Tidak apa Nicko, kita tinggal menjelaskan saja kalau pernikahannya batal. Itu lebih baik daripada pernikahan kalian justru harus berakhir dengan perpisahan. Itu jauh lebih memalukan ! " sahut Bu Megan.
" Nicko mau pernikahan ini terus berlanjut dan Sena harus menggantikan Rania untuk menikah dengan Nicko. Dia harus bertanggung jawab atas semua kekacauan ini ! " tegas Nicko sambil menatap tajam ke arah Sena.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!