tok...tok..tok...tok...
"Tania...Tania...cepat bangun,"panggil Bu Santi sambil mengetuk pintu kamar anaknya.
Bu Santi kesal pada anaknya yang selalu bangun kesiangan karena setiap malam menonton film hingga larut malam.
"Hoooaaaammmm,iya Bu bentar"jawab Tania sambil mengucek matanya yang masih ngantuk akibat begadang.
Flashback on
"Tania,kesini nak...Ibu dan Ayah ingin berbicara penting denganmu."
"Iya Bu,ada apa sepertinya penting sekali," tanya Tania penasaran karena tidak biasanya Ayah dan Ibunya memanggil jika ada sesuatu hal yang ingin disampaikan.
Sambil duduk di sebelah Ibunya,sedangkan Ayahnya sedang menyeruput kopi buatan dari Ibunya.
"Begini Tania,Ayah dan Ibumu berencana ingin menjodohkan mu dengan Radit anaknya juragan Wira,karena beliau sangat menginginkan kamu untuk menjadi menantunya."
Deg
Deg
Deg
Penjelasan dari Ayah Dika membuat jantung Tania berdetak kencang.
"Tapi yah,bukannya aku baru lulus sekolah,sedangkan aku juga belum siap untuk menikah dengan mas Radit."
"Lagi pula aku juga ingin melanjutkan cita-cita ku menjadi wanita yang sukses,aku juga ingin kuliah."jawab Tania yang tidak ingin dijodohkan.
"Dengar Nia,jika kamu menikah dengan Radit maka hidupmu akan bahagia,harta melimpah,kamu juga tidak susah-susah untuk kuliah."
"Tapi yah....."dengan wajah Tania yang memelas dan memohon agar perjodohan itu dibatalkan,akan tetapi sebelum melanjutkan, Ayahnya sudah memotong perkataannya.
"Tidak ada tapi-tapian,besok kamu temui Radit di cafe X jam 07.00 malam."bentak ayahnya.
" Besok dandan yang cantik yah sayang,agar Radit tertarik sama kamu."lanjut Ibu
Aaaaggghhhh....
Teriak Tania sambil berlari menuju kamarnya dan menutup pintu dengan keras.
Braak
Flashback off
******
Malamnya Tania sedang bersiap siap untuk pergi ke cafe X untuk bertemu dengan Radit sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tania berangkat diantar oleh sopir jemputan suruhan dari keluarga Radit agar Tania tidak capek.
"Nona Tania, silahkan masuk." kata sang sopir sambil membuka kan pintu mobil.
"Tidak,saya naik motor saja,pak"
"Bapak sebaiknya pulang saja,saya tau kok dimana letak cafenya,jadi jangan repot-repot untuk mengantar saya."sambil mengusir sopirnya pergi dari rumahnya.
"Maaf nona,saya tidak bisa pergi,karena jika saya pergi nanti saya dipecat,lantas anak dan istri saya makan apa jika saya sudah tidak bisa berkerja disini."alasan dari sopir.
"Tolonglah nona,jangan mempersulit saya,karena hidup saya sudah sulit jadi jangan dipersulit lagi,hiks...hiks."tangis pura-pura sopirnya.
"HUH...... Baiklah",helaan nafas Tania pasrah.
"He..he..he..,silahkan masuk nona, silahkan menikmati perjalanannya".kata pak sopir sambil tertawa kecil.
"Sudah puas, sekarang ayo jalan nunggu apa lagi."ucap Tania dengan wajah kesal.
"Baiklah nona,semoga perjalanan ini menyenangkan."senyum sang sopir sambil menyalakan kendaraan nya.
"Ehmmm....pak sopir,siapa namamu?"tanya Tania.
"Nama saya Komarudin dan nona bisa memanggil saya Udin."jawab sopir Udin sebelum menjalankan mobilnya.
"Oh ya nona,saya akan memberitahukan sesuatu."
"Apa itu"Tania memotong ucapan Udin.
"Saat saya sedang mengendarai mobil dilaran mengajak saya berbicara."
"What,kenapa?"tanya Tania penasaran
Dengan wajah serius Udin mengatakan,"Karena dalam peraturan perundang undangan sopir bahwa penumpang dilarang berbicara dengan sopir saat sopir sedang bekerja sebab akan menggangu konsentrasi saat mengemudikan mobil."
HA...HA...HA...HA...
Tania langsung tertawa mendengar ucapan dari Udin,"Kamu itu ada-ada saja,ya sudahlah nanti setelah belokan berhenti ya,"
"Baik nona" jawab Udin
Sesampainya di cafe Tania langsung mengubah penampilannya menjadi culun,karena ia ingin membuat Radit menjadi ilfiil,sehingga perjodohannya menjadi batal.
Tania memperhatikan wajahnya yang di cermin,apakah sudah apa belum riasannya"Hmmm... sepertinya sudah pas dan cukup dengan dandanan seperti ini ditambah gigi tonggosnya,ngik...ngik..."Tania tertawa cekikikan agar tidak terdengar dari luar.
Sedangkan Udin sang sopir sudah menunggunya lama di luar tanpa sepengetahuan dari Tania.
Tok...tok...tok...kaca depan mobil diketuk terus menerus.
"Nona ayo keluar,apa yang sedang anda lakukan di dalam?kenapa lama sekali,Tuan Radit sudah menunggu dari tadi."
"Iya bentar,bawel amat sih."jawab Tania menggerutu.
Saat pintu mobil terbuka betapa terkejutnya Udin sebab melihat Tania yang merubah dirinya menjadi wanita culun dan bergigi tonggos tidak seperti sebelum berangkat ke cafe.
"Astaghfirullah,kenapa penampilan nona jadi seperti ini,"Udin yang begitu panik,ia takut Tuannya akan memarahinya.
"Bagaimana kalau Tuan Radit marah,saya harus jawab apa?"lanjut Udin.
Dengan santainya Tania menjawab,"Tenang saja,Radit tidak akan pernah marah sama kamu,aku hanya ingin membuat Radit merasa ilfiil sehingga perjodohannya akan dibatalkan."
"Baiklah terserah anda saja,tugas saya hanya mengantar sampai sini saja."jawab Udin pasrah.
"Silahkan nona,selamat bertemu dengan Tuan Radit."
****
Setelah meninggalkan mobil dan Udin yang sudah mengantarkannya.Dia lalu berjalan menuju ke cafe yang sudah direservasi oleh keluarga Radit untuk ketemu pertama kali dengan Tania.
Setelah sampai di pintu utama,pelayan cafe membuka pintunya dan mengucapkan,"Selamat malam,ada yang bisa saya bantu mbak?"
"Sa...sa...ya...i..ii...ngin...ber...ber..temu...de...dengan...Tu...Tu...Tuan...Ra..Ra..dit."
Pelayan tersebut sampai melongo sampai membuka mulutnya, kemudian ia sadar setelah dipukul pundaknya oleh temannya pelayan satunya yang juga ikut mendengarkan perkataan Tania.
"Plok,cepat jawab kok malah bengong,"kata pelayan satunya.
"Oh...ya,maaf..hmmm itu pak...pak...Ra..Ra...dit,ada di ruang VIP,"
Dengan kesal pelayan itu membentak temannya,"Hei... kenapa kamu malah ikutan latah."
Temannya hanya nyengir dan garuk-garuk kepalanya,"Ruang VIP ada di atas sebelah kanan mbk,mari saya antar."
"Ti...ti...dak...te...te...terima ka...ka...sih,sa...sa...ya...ke...sana...se...sen...diri...sa...sa...ja,"
"Kok bisa-bisanya ya,Pak Radit mau bertemu dengan gadis culun,giginya tonggos pula,"pelayan yang jahat itu bergidik geli dan berbisik pada temannya.
Tania yang belum jauh mendengar ucapan pelayan tersebut hanya mengulas senyum,didalam hatinya pun berkata,"Yes...sepertinya misiku sukses,hehehe...ternyata kedua pelayan itupun percaya."
"Sudahlah jangan ikut campur urusan mereka,ayo kerja lagi nanti manager marah pada kita."jawab pelayan satunya yang kembali bekerja.
"Ah kamu ini payah,sok Sokan."
****
"Se...se...selamat ma...ma...lam,A...a...pa...ka..ka..mu...Ra...Ra...dit,per...per...ke...ke...nalkan...a...a...ku...Ta...Ta...Nia."
Sambil berdiri,"iya aku Radit, silahkan duduk."
Dan taniapun segera duduk dihadapan Radit.
"Langsung dan to the poin saja,aku tau kamu tidak gagu dan bergigi tonggos seperti itu,jadi jangan membodohi aku,karena aku bukan pelayan tadi yang mudah kamu tipu."Radit menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Karena sejak tadi aku memperhatikanmu dari atas sini."
Dengan kesal Tania melepas gigi tonggosnya dan berkata,"Kalau sudah tau kenapa tidak segera menghampiriku,"
"tidak,karena aku tidak mau melewatkan melihat pertunjukan yang kamu lakukan,hitung hitung gratis,ha...ha...ha..."Radit tertawa terbahak-bahak,sehingga pengunjung yang lainnya melihat ke meja mereka berdua.
"Diam,kalau tidak ku sumpal mulutmu dengan sepatu,"Rania yang melotot dan berbicara keras karena dia malu kepada pengunjung yang lain.
"Oke...oke,aku akan berhenti tertawa,dasar bocil labil,"ejek Radit
"Bodoh amat,kalau aku bocil kenapa kamu mau menikahiku,"tanya Tania.
Sebelum menjawab pertanyaan Tania,pelayan sudah datang memberikan buku menunya.
"Selamat malam,anda mau pesan apa?"pelayan itu menyodorkan menunya.
Saat membuka menu Radit melihat ke arah Tania. Karena menyadari Radit yang sedang menatapnya untuk meminta jawabannya.
"Aku ikut saja apa yang kamu pesan."jawab Tania
"Baiklah,saya pesan dua steak dan dua jus jeruk,"
Pelayan itu mencatat pesanan dari Radit,"Ada lagi yang lain tuan?"tanya pelayan
"Tidak itu saja,terima kasih."jawab Radit
"Baiklah,kalau begitu saya permisi dulu,"ucap pelayan
Radit mengangguk pelan,setelah pelayan itu pergi,ia menjawab pertanyaan dari Tania.
"Sebenarnya aku juga tidak mau menikah dengan bocil sepertimu. Tapi aku terpaksa menerima perjodohan ini dan asal kamu tahu,aku sudah memiliki kekasih yang jauh lebih cantik dan juga dewasa,"
"Lha kenapa tidak dibatalkan saja jika kamu sudah punya kekasih,kamu tinggal bilang ke orang tuamu kalau kamu tidak mau menikah denganku,selesaikan masalahnya."jawab Tania dengan gampangnya.
Radit yang geram dengan sikap bocil yang ada di depannya,"Tidak semudah itu bocil,karena orang tuaku tidak setuju aku menikah dengan Amel karena ia bukan dari keluarga berada,paham."
"Tapi kan,kalian saling mencintai dan itu sudah cukup sebagai pembuktian pada juragan Wira ayah kamu."
Radit memijit pangkal hidungnya,ia harus lebih tenang dan bersabar serta meredam emosinya menghadapi bocil yang ada dihadapannya.
****
"Assalamualaikum,Ayah ibu."Karena Tania melihat ayah dan ibunya sedang menonton siaran TV
"Waalikumsalam,"jawab keduanya.
"Bagaimana pertemuan kamu dengan Radit?"tanya Ayah Dika
Bersambung
"Bagaimana pertemuanmu dengan Radit?"tanya Ayah Dika
"Hmmm...biasa saja dan sangat melelahkan,"jawab Tania malas sembari ia duduk di sebelah Ibunya
"Lantas apa keputusan kalian berdua?"tanya Ayah lagi karena penasaran dengan hasil pertemuan tadi.
Tania menghela nafas dan tersenyum,bukannya menjawab malah bertanya balik pada Ayahnya."Ayah,mau tahu aja atau mau tahu banget?"
"Taniaaa....jangan begitu nak,ayah bertanya sama kamu jadi jawablah! karena sejak dari tadi kami ingin mengetahui dan mendengarkan keputusan kalian,"kata Bu Santi geram terhadap putrinya yang tidak serius berbicara.
"Oleh karena itu,kami menunggumu sejak tadi."lanjut Bu Santi.
"Kami setuju untuk menikah."
"Benarkah?"tanya ibu sangat antusias.
"Eits...tapi ada syaratnya."
"Kenapa harus ada syaratnya sayang?"tanya ibu dengan kecewa.Dengan tegas Ayah langsung bertanya,"Lalu apa syarat yang harus kami penuhi agar kamu dan Radit bisa menikah?"
"syaratnya sangat mudah sekali ayah,pertama kami ingin menikah secara agama saja dan sederhana,artinya yang hadir hanya keluarga dekat dan kerabat saja jadi tidak akan ada pesta yang mewah sama sekali. Kedua pernikahan kami harus dirahasiakan artinya tidak boleh dipublikasikan ke semua orang dan yang terakhir setelah menikah kami ingin tinggal di rumah kami sendiri."
"Apakah itu keinginan kalian berdua atau jangan jangan itu hanya akal-akalan mu saja Tania,agar kamu tidak jadi dijodohkan?"tanya Ayah Dika
Ayah Dika dan Bu Santi benar-benar kecewa atas keputusan yang diambil oleh Tania dan Radit.
"Tidak yah, keputusan ini murni atas keinginan kami berdua."jawab Tania meyakinkan kedua orang tuanya.
Ayah Dika melihat ke mata putrinya, apakah ada kebohongan dari ucapan putrinya tersebut,tapi dia tidak melihat itu semua.
Sehingga untuk memastikannya,akhirnya Ayah Dika memutuskan untuk menghubungi juragan Wira untuk meyakinkan bahwa apa yang dikatakan oleh Tania memang benar adanya."Tunggu sebentar Ayah akan menghubungi juragan Wira dulu."
Tut...tut...
"Assalamualaikum,Selamat malam Pak Wira."
"......."
"Maaf, mengganggu waktu Anda,karena saya hanya memastikan ucapan dari putri saya Tania,apakah itu benar?"
"......"
"Oh,tentu saja saya setuju lebih cepat lebih baik,karena sesuatu yang baik tidak boleh ditunda.kalau begitu saya akan mempersiapkannya,terimakasih... Assalamualaikum."
"....."
Ayah Dika memutuskan teleponnya,lalu ia melihat ke arah putrinya dan berkata,"Ayah setuju dengan permintaanmu,tapi kamu harus tetap menuruti apa yang Ayah katakan, sekarang pergilah tidur,sudah malam!"
"Baik yah, selamat malam yah Bu,"dengan langkah ceria Tania berjalan menuju kamarnya.
****
Sedangkan di kediaman juragan Wira,Radit baru saja sampai rumah setelah mengantar Tania pulang ke rumahnya.
"Assalamualaikum,belum tidur pa?"sambil mencium tangan papanya.
"Waalikumsalam,belum...kamu baru pulang?"tanya papa Wira.
"Iya pa,setelah mengantar Tania,aku langsung pulang,mama mana pa?"tanya Radit karena ia tidak melihat keberadaan mamanya.
"Mama di kamar,baru saja masuk karena terlalu lama menunggumu."
"Owh."
"gimana makan malamnya tadi,lancar?"
Radit mengangguk,"Iya,pa"
"Lalu apa keputusanmu?Awas jangan sampai kamu mengecewakan papa!"ancam papa Wira.
"Aku menerima perjodohan itu pa dan setuju untuk menikah dengan Tania,tapi..."Radit belum melanjutkan ucapannya karena dia terlalu khawatir dengan amarah papanya,jadi dia harus hati-hati saat mengutarakannya.
"Tapi apa?"papa Wira memasang wajah penasarannya.
Radit menghela nafasnya pelan sebelum melanjutkan perkataannya.
"Begini pa,antara aku dan Tania mempunyai beberapa syarat untuk papa dan ayahnya Tania."
"Apa itu?"potong papa Wira.
"Ehmmm... pertama kami hanya akan menikah secara agama dan sederhana saja pa,sedangkan nanti hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat saja juga tidak akan ada resepsi pernikahan,pernikahan ini pun jgan dipublikasikan serta setelah menikah kami akan tinggal di rumah sendiri."Radit memulai mengungkapkan keinginannya dengan pelan-pelan agar papanya tidak marah dan memahami keputusannya.
Papa Wira diam sejenak dan berpikir,beliau sedang menelaah permintaan dari putranya sebelum menyetujuinya,lalu beliaupun bertanya,"Apakah ini benar-benar murni dari keinginan kalian berdua?"
"Iya pah"jawab Radit
"Sebenarnya papa kecewa dan menyesali apa yang telah kalian putuskan,apa kamu sudah memikirkan dampak yang kalian lakukan?"
"Sudah pah,dan itu benar-benar keinginan dari kami."
Papa Wira beranjak dari duduknya kemudian beliau berjalan menuju kamarnya,tapi sebelum melanjutkannya beliau berbalik," Suatu saat kamu jangan pernah menyesal dengan keputusan kalian,asal kamu tahu Tania masih labil,dia belum dewasa sepenuhnya dan kamu jangan pernah mengikuti apa yang dia inginkan, paham!"
"Iya pah, Radit paham,"jawab Radit lirih
"Oh ya,apa kamu sudah mengakhiri hubunganmu dengan kekasihmu itu?"papa Wira bertanya pada putranya.
"Belum pah maaf,aku belum melakukannya,"jawab Radit ragu-ragu.
"Segera akhiri hubunganmu! Atau kalau tidak....papa yang akan bertindak!"ancam papa Wira.
"Kamu tahu kan bahwa sejak awal papa tidak akan merestui hubunganmu dengan kekasihmu,segera lakukan sebelum semua diluar kendali,"perintah papa Wira.
Kemudian beliau berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju ke kamar.
"Baik pah,kan segera aku lakukan"
Radit diam dan termenung dengan apa yang di ucapkan papanya,dia terngiang-ngiang perkataan dari papanya,"Apa benar keputusan ini,"ucap Radit dalam hati
Radit mengacak-acak rambutnya sendiri,dia benar-benar bingung,disatu sisi ada Amel kekasih yang sangat dicintainya dan dia takut akan menyakiti perasaan pujaan hatinya tapi disisi lain ada orang tuanya yang sangat Dian sayangi karena diapun tidak mau mengecewakan keinginan papanya.
Radit berbaring di atas sofa dengan meletakkan kedua tangannya di belakang kepala sambil menatap ke atas,lama kelamaan diapun memejamkan matanya dengan memikirkan masalah yang dia hadapi.
Begitu rumit untuk diselesaikan,berbeda dengan pekerjaan yang dia geluti setiap hari,karena belum menemukan jawaban atas apa yang dia pikirkan,rasa kantuk sudah menyerangnya lu diapun tertidur di sofa.
****
Di dalam kamar,setelah membuka pintu papa Wira menerima telepon dari calon besannya,yaitu ayah Dika.
kriiiing... kriiiing....
"Hallo"
"......"
"Waalikumsalam,iya selamat malam pak Dika,"
"......"
"Iya itu memang benar dan Radit sudah mengatakannya,kita menyetujui saja keinginan mereka,dan juga dalam waktu 1 Minggu ke depan kita akan mengadakan pertunangan antara Radit dan Tania.Apa pak Dika bersedia?"
"....."
"Waalikumsalam pak Dika"
Papa Wira meletakkan hpnya di atas nakas sambil tersenyum,lalu dia membaringkan tubuhnya di tempat tidur sambil melihat istrinya yang sudah terlelap tidur, kemudian dia pun ikut terlelap juga.
****
Keesokan harinya,saat sarapan pagi di rumah Tania.
"Semalam juragan Wira mengatakan bahwa pertunangan kalian akan diadakan satu Minggu lagi,"Ayah Dika mulai berbicara.
Uhuk...uhuk...
Tania tersedak makanan saat mendengar ayahnya bicara,lalu ibunya menyodorkan gelas air minum kepada anaknya,dengan segera Tania menerima gelas tersebut dan meminumnya.
Tania yang masih Terengah-engah dia bertanya kepada sang ayah,"Kenapa secepat itu yah? Taniapun juga belum sepenuhnya mengenal Radit,"
Bersambung
"Masalah mengenal Radit itu mudah Nia,nanti jika kalian sudah menikah dan tinggal bersama toh kamu juga pasti akan mengetahui karakternya Radit,"ayah Dika menjelaskan ke anaknya.
"Ada pepatah yang mengatakan withing tresno jalaran Soko kulino,artinya cinta akan tumbuh dengan sendirinya karena sudah terbiasa sering bertemu,kamu mengerti kan Nia,"lanjut ayah Dika menjelaskan lagi kepada anaknya.
Tania mengangguk anggukkan kepalanya mengerti dan berkata lagi karena dia masih belum mau bertunangan lebih cepat," Tapi kan yah,waktu satu Minggu itu sangatlah cepat!"
"Bahkan ayah juga belum mempersiapkan semuanya,tolonglah yaaah...jangan terburu-buru,"Tania mengkedip-kedipkan kedua matanya sambil manyun mulutnya.
Dan tidak lupa dia juga menelangkupkan kedua tangannya di dada dengan merayu sang ayah,agar luluh hati ayahnya. Tapi sepertinya itu semua sangat sia-sia sebab pendirian ayahnya sangat kuat sehingga tidak bisa untuk digoyahkan.
Ayah Dika melihat wajah putrinya sangat gemas lantas beliaupun tertawa dengan kelucuan putrinya itu.
"Ha...ha...ha...!asal kamu tahu Nia,ayah sudah mempersiapkan sebelumnya tanpa kamu ketahui dan semua sudah selesai,jadi...tinggal pelaksanaannya."jawab ayah Dika santai.
"hhhmmmm.....sepertinya sia-sia aku merayu ayah toh semua, Aahhh....pasrah aja lah,"kata Tania dalam hati.
"Aku sudah selesai sarapan ayah ibu."
Kedua orang tua Tania menganggukkan kepalanya.
Sambil berjalan pelan menuju ke kamarnya,diapun bernyanyi dengan keras agar kedua orang tuanya mendengarkan keluh kesahnya,
"Ya nasib...ya nasib mengapa jadi begini...baru lulus sekolah sudah mau nikah...hooo..oooo. Cukup sekali aku merasa aaa menderita,Ayah dan ibu tidak akan pernah merasakan itu."
Saat mendengar suara anaknya yang bernyanyi,mereka pun reflek menoleh ke belakang,tapi tak berapa lama merekapun tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya yang masih kekanak-kanakan.
" Tania...Tania...,dasar anak labil,"kata Bu Santi sambil tersenyum.
Flashback on
Di cafe terjadi perdebatan antara Radit dan Tania sehingga mengundang para pengunjung cafe melihat ke arah mereka.
Karena semua orang sedang melihat mereka,mau tidak mau Radit dan Tania menghentikan pembicaraan mereka dengan menganggukkan kepala sambil meminta maaf karena sudah membuat keributan.
"maaf... maaf...maaf,"ucap Radit dan Tania bersamaan.
"Dasar,anak muda jaman sekarang..tidak tahu apa kalau kita disini sedang menikmati suasana,"kata pengunjung wanita.
"Iya benar, mengganggu saja!"sambung pengunjung lainnya geram.
"Tenang...tenang...sabar....sabar...."ucap Tania memotivasi dirinya sendiri. Sedangkan Radit hanya diam saja mendengar ocehan dari pengunjung cafe.
Sambil menarik nafas pelan Radit bertanya pada Tania,"Kamu pernah pacaran?"
Tania menggeleng kepalanya karena memang dia belum pernah berpacaran sebab kedua orang tuanya tidak mengijinkannya.
"Memang kenapa? Apa hubungannya dengan aku pacaran sama Amel kekasihmu itu?"tanya balik Tania.
Radit tersenyum mengejek,"Pantas saja,jadi kamu tidak akan pernah merasakan betapa pahit dan menderitanya hubungan yang tak direstui itu."Radit menjelaskan
"Tentu saja tidak ada hubungannya antara kamu berpacaran sama kekasihku Amel,akan tetapi kamu kan bisa sedikit merasakan sebagai wanita bagaimana perasaan Amel jika mengetahui kalau kekasihnya akan menikah dengan wanita lain,"jelas Radit.
Tania diam dan berpikir dan di dalam hati dia berkata,"Benar juga apa yang dikatakannya,jika aku diposisi Amel mungkin aku akan marah,kecewa dan sakit hati dengan apa yang terjadi."
"Eh...tapi tunggu q kan bukan Amel,jadi q tidak merasakan apa yang dia rasakan,tp sebagai wanita q seharusnya bersimpati padanya bukan?"kata Tania masih dalam hati.
Sejak tadi Radit memperhatikan Tania yang senyum-senyum sendiri dan mencebikkan mulutnya.Radit yang terus menatap heran Tania yang melamun,dia pun menghardik dan melambaikan tangannya ke wajah Tania.
"Hei....Hei....jangan melamun disini,aku perhatikan kamu senyu sendiri, awas ya kalu kamu kerasukan setan sini,aku akan meninggalkanmu disini,karena aku tidak mau berurusan dengan hal begituan,merepotkan saja,"kata Radit.
"Sepertinya perjodohan kita tidak bisa dibatalkan,oleh sebab itu lebih baik kita menurutinya saja dari pada tambah runyam urusannya."
"Lalu apa yang harus kita lakukan,apa kamu punya ide?"tanya Tania.
Karena sedang asyik diam memikirkan rencana apa yang dilakukan untuk perjodohan mereka,Radit dan Tania tidak menyadari bahwa sudah ada pelayan yang sedang meletakkan makanan pesanan mereka.
"Permisi Tuan dan Nona,saya mau meletakkan makanan,"kata pelayan yang melihat aneh serta mengernyitkan dahinya.
"Dasar orang kaya aneh,tadi berdebat lha sekarang malah diam gak ada suara,bahkan keberadaan ku disini tidak dihiraukan,memang aneh."ucap pelayan dalam hati dengan menggelengkan kepalanya pelan dan melanjutkan pekerjaannya kembali karena dia belum selesai meletakkan semua pesanannya.
"Silahkan tuan dan nona,selamat menikmati hidangannya,kalau ada lagi silahkan panggil saya lagi,permisi."kata pelayan itu dengan suara agak keras agar kedua pengunjungnya itu tersadar dari lamunannya.
"Oh iya,terima kasih." jawab Radit dan Tania bersamaan,mereka tersentak dari lamunannya setelah ditegur oleh pelayan yang suaranya sengaja agak keras.
Pelayan itu menganggu dan tersenyum sambil pergi meninggalkan kedua orang tersebut.
"Makan saja dulu,untuk rencana selanjutnya kita pikirkan nanti. sekarang aku sudah sangat lapar," timpal Radit sambil memotong steak yang ada di piringnya.
Sebelum memakan miliknya,Radit melihat ke arah Tania yang terlihat bingung dan kesulitan memotong steak yang ada di piringnya,tanpa banyak bicara Radit langsung menukar piringnya dengan milik Tania.
Tania yang belum siap atas apa yang barusan Radit lakukan,dia hanya terlihat bengong saja yang kemudian dia berucap," Terima kasih" dengan wajah yang merah dan malu karena dia belum pernah merasakan makan steak.
"Baru merasakan makan makanan seperti ya?"Radit dengan senyum mengejek.
"Iya,emang kenapa?" jawab Tania sewot.
"hehehe,tidak apa-apa. Ya sudah lanjutkan makannya nanti keburu dingin malah tidak enak,"ucap Radit sambil menunjuk makanan milik Tania.Dan akhirnya mereka pun diam sambil menikmati makanannya
****
Selang beberapa waktu,mereka pun selesai makan dan tidak berapa lama setelah menyesap minuman miliknya Radit pun melanjutkan pembicaraannya yang tertunda dengan Tania.
"Aku ada rencana,tapi akankah kamu menyetujui rencana ku ini," kata Radit yang menatap Tania ragu.
"Apa itu?" tanya Tania yang antusias penasaran dengan rencana Radit.
"Ehmmm...kasih tahu gak yaaa" jawab Radit yang pura-pura tidak mau memberitahu Tania.
"Aahh...lama,dasar cowok gak jelas,"ucap Tania marah.
HA...HA...HA...HA...
Tawa Radit terdengar keras,dia merasa lucu melihat raut wajah Tania yang jengkel.
"Diam,lihat mereka melihat kita lagi," bentak Tania sambil menunjuk pengunjung lain,karena dia merasa takut saat melihat wajah orang tersebut. Reflek Radit langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Maaf ..kelepasan,habis kamu lucu dan wajahmu sangat menggemaskan,"jawab Radit yang masih tertawa lirih.
" Jangan-jangan kamu sudah mulai jatuh cinta sama aku ya pada pandangan pertama,"kata Tania yang tertawa pelan.
"Asal kamu tahu,ada kata mutiara yang mengatakan,pandangan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda..aakhh," lanjut Tania sambil menggoda Radit dengan mengerlingkan salah satu matanya.
Tak
"Aawh,sakit! Kenapa kamu memukul kepalaku,"bentak Tania sambil menggosok kepalanya yang sakit karena dijitak oleh Radit.
" Biar kamu sadar,kalau aku tidak akan pernah tertarik dan tergoda sama kamu bocah ingusan,sedangkan kekasihku jauh lebih cantik dan segala-galanya dari kamu."jawab Radit.
"Ya sudah,apa rencanamu itu? Cepat katakan karena aku sudah bosan berada disini!" hardik Tania.
"Iya..iya...bawel,begini..."jawab Radit sebelum melanjutkan ucapannya.
NUNGGUIN YAA 😂😂😂
OH DASAR KAMU THOR...THOR...BIKIN PENASARAN SAJA🤣🤣🤣
BERCHANDYAAAA....BERCHANDYAAA...
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!