NovelToon NovelToon

Impoten Husband

Kenyataan pahit

Berita tentang kecelakaan pesawat dua hari yang lalu gempar di beritakan seluruh stasion televisi New York, Amerika Serikat. Penerbangan United Airlines yang jatuh pada dini hari menewaskan lebih dari 100 orang sedangkan 50 lainnya di nyatakan hilang, penumpang selebihnya mengalami luka-luka dan di rawat intens secara bersamaan.

Berita itu menjadi topik hangat. Bukan hanya karena korban yang tewas atau hilang tapi, yang ada di pesawat itu adalah seorang Milyuner muda yang dinyatakan kritis.

.....

Rumah sakit UCLA Medical Center..

Di depan pintu ruangan IGD itu tampaklah seorang wanita paruh baya dengan perawakan ras China yang kental. Ia memandang sendu ke kaca pintu yang memperlihatkan sosok pria terbaring lemah dengan banyak selang terbelit dan kabel medis menyokong kehidupan tengah di periksa dokter.

Air mata terus mengalir di kedua mata sipit berkacamata itu. Di usap namun kian banyak keluar.

"Zhen!" Gumamnya parau dan sendat.

Dialah nyonya Ming Huan. Mendengar kabar pesawat yang membawa putranya mengalami tragedi menakutkan, nyonya Ming langsung berangkat menyusul ke New York tapi, ternyata putranya sudah kritis.

Tak ada siapapun disini kecuali dua pengawal yang berjaga di belakangnya. Nyonya Ming terus menangis menanti keluarnya dokter membawa kabar baik maupun buruk.

Ketika pintu di buka, nyonya Ming menghadang dokter Petter yang mengerti.

"Dok! Bagaimana dengan anak saya? Apa yang terjadi padanya?" Kecemasan membabi-buta.

Pria paruh baya itu melepas maskernya. Tatapan yang sulit di jabarkan tapi juga penuh pertimbangan.

"Nyonya! Kami sudah memantau dari beberapa hari ini."

"Jadi? Dia baik-baik saja-kan? Aku akan lakukan apapun agar dia selamat," Tanya nyonya Ming tak sabaran.

Dokter Petter terdiam. Ia menghela nafas beralih memandang kaca pintu dengan berat.

"Nyonya! Ada kabar baik dan buruk. Saya harap kau bisa tenang dan kuat."

Jawaban itu sontak membuat nyonya Ming kelut. Dadanya berat bahkan tatapannya mengabur.

"K..katakan!"

"Kecelakaan ini sangat fatal dan begitu buruk. Tuan Muda Zhen memang kemungkinan besar selamat dari kritis tapi, kerusakan pada tubuhnya tak bisa tertolong secara sempurna."

"M..maksudnya?" Gemetar nyonya Ming dengan tubuh mendingin.

Dokter Petter sungguh sulit tapi inilah kenyataan.

"Kedua kakinya patah secara frontal bahkan rusak total bagian dalam. Kami menjalankan operasi besar untuk memasang penyangga di dalam sebagai ganti tulang kakinya."

"A..apa?" Nyonya Ming menutup mulut tak percaya itu.

"Bukan itu saja, kami juga memeriksa organ vitalnya dan.."

Dokter Petter terdiam sejenak. Nyonya Mind lemas di sangga oleh dua pengawalnya yang siap siaga.

"Organ vitalnya juga ikut terkena hingga mengalami kerusakan jaringan dalam. Benturan yang kuat sangat berdampak fatal dan kemungkinan besar tuan muda Zhen akan mengalami difusi ereksi dalam jangka waktu tak bisa di tentukan."

"Z..Zhen, hiks!" Isak tangis nyonya Ming menggema ke seluruh lantai rumah sakit yang di khususkan untuk mereka.

Wajah terpukul bahkan syok wanita itu membuat dokter Petter iba, hanya saja ia tak bisa berbuat banyak.

"Maaf, nyonya! Kerusakan pada tubuh tuan muda memang sangat besar. Bagian pinggang kebawah memang cukup menyedihkan."

"Z...Zhen, hiks! Zhen, s..sudah-ku bilang jangan pergi. Kenapa kau bersikeras? Nak!" Isak nyonya Ming di dudukan ke kursi tunggu.

Zhen Xiveng Ming. Dia adalah seorang pengusaha muda ternama pemimpin Group Ming di usia 27 tahun. Popularitasnya di dunia bisnis bahkan industri permodelan selalu mendominasi.

Zhen juga sudah menikah dua tahun yang lalu dengan seorang wanita Amerika dan menetap disini. Hanya saja, malam itu Zhen tengah di China dan memaksa kembali ke sini karena saat itu adalah ulang tahun istrinya.

Tapi, tak di sangka Zhen mengalami kecelakaan besar sampai mengguncang semua orang. Bahkan, para media yang tak sabaran terus mengulik-ulik keadaan Zhen yang belum sadarkan diri.

"P..putraku, hiks! Zhen!! Dia.."

"Nyonya! Kau tenanglah. Kita akan mencari solusi ketika tuan muda sudah sadar," Ucap dokter Petter berusaha meredam kesedihan nyonya Ming yang tampak sangat terpukul.

Nyonya Ming mulai lemas. Ia kehilangan kesadarannya di sanggahan dua pengawal pribadinya.

"Ayo bawa nyonya ke ruangan lain! Dia pasti syok!" Pinta dokter Petter mengiring ke arah ruangan tak jauh dari IGD.

Selepas kepergian mereka, sosok yang tadi terbaring lemas seakan mayat hidup itu mulai membuka matanya perlahan.

Bulu mata lentik dengan alis lurus di tutupi perban bagian pelipis. Kelopak matanya yang agak kemerahan memicing ke langit-langit ruangan yang kabur.

Suara monitor mendominasi, rasa sakit yang tak tertahankan menyerang seluruh sistem sarafnya tapi, ada yang lebih menyakitkan.

Jujur ia mendengar semua yang terjadi sekitarnya tapi kesadarannya menolak bangkit. Tangisan sang ibu dan pernyataan dokter Petter benar-benar mengguncang batin dan fisiknya.

"D..difusi ereksi?" Gumamnya serak karena ada rasa sakit di tenggorokan.

Matanya yang tajam melayang ke arah bagian pinggang ke bawah di tutupi selimut. Ia tak merasakan apapun. Tubuhnya seperti batu, berat dan sangat kaku.

"T..tidak. Tidak mungkin," Gumam Zhen seakan tak menerima ini.

Zhen lagi-lagi berusaha mengangkat kedua kakinya tapi nihil, hanya keringat yang keluar bahkan rasa sakit menjalar hebat.

Ntah karena frustasi dan tak mau menjadi lumpuh sekaligus impoten, Zhen mencabut beberapa kabel medis di dadanya. Alat bantu bernafas itu di sentak kasar bahkan dilempar asal.

"T..tidak. Kau tak lumpuh, kau tak lumpuhhh!!" Geram Zhen pada dirinya sendiri.

Wajah tampan menyedihkan bahkan bisa terlihat untuk pertama kalinya. Ia menyibak selimut yang terlempar ke lantai.

"K..kau tak lumpuh. I..ini tak bener!"

Zhen menenagkan diri sendiri. Ia sekuat tenaga mengangkat kedua kakinya yang tak tampak karena semuanya di tutup perban sampai kesabaran Zhen habis total.

"AKU TAK LUMPUH!! KEMBALIKAN KEADAANKU SEPERTI SEMULAA!!! AKU TAK LUMPUUH!!" Teriak Zhen melempar beberapa peralatan di dekatnya sampai monitor darurat berbunyi.

Ada rasa takut yang teramat memaksa Zhen untuk melepas selang infus secara paksa. Ada kepanikan di dalam jiwanya kala ingat kata DIFUSI EREKSI, ia takut mimpi buruk akan datang.

"AKU TAK LUMPUUH!! SIALAAN!!"

Zhen sampai jatuh ke bawah membuat kakinya terbentur lantai dan luka di bagian perutnya sobek. Keadaan demikian tak bisa menenagkan Zhen yang memukul-mukul area kakinya sampai pintu di dobrak paksa.

"TUAN MUDA!!" Seru dokter Petter yang syok melihat Zhen menggila.

"Aku tak lumpuh!! Aku sama sekali tak lumpuh!!!"

Dokter Petter mendekat. Ia berusaha menenagkan Zhen yang pasti sangat syok karena selama ini ia adalah pria sempurna secara fisik dan kecerdasan.

Semua itu akan hancur dalam sekejap. Zhen takut membayangkan respon istrinya mendengar kabar ini.

"Aku tak lumpuuh!! Aku tak lumpuuh!!!"

"Tuan! Tenanglah, kau jangan begini," Ujar dokter Petter menghentikan Zhen yang sangat tak terima.

"Aku!! Aku tak ingin tahu apapun. Kakiku, kakiku harus seperti sedia kala dan aku tak ingin jadi pria tak berguna," Tekan Zhen meremas kerah kemeja dokter Petter yang menelan ludah.

Ketika mata tajam pria blasteran China dan Amerika ini marah, ia tampak sangat menakutkan.

....

Vote and like sayang

Apa dia akan menerimaku?

Tekanan yang di rasakan Zhen tadi membuatnya harus mendapat suntikan obat penenang. Sampai malam ini para team medis bahkan tak berhenti mencari solusi yang pas.

Dokter Petter adalah spesialis tulang dan rangka sedangkan dokter spesialis reproduksi dan saraf juga telah bekerja sama untuk menemukan titik terang ini.

Alhasil, mereka mendapatkan satu jawaban. Dokter Petter mewakili hasil pemeriksaan dan pertemuan besar mereka pada nyonya Ming yang terus berada di kamar putranya setelah sadar dari pingsan.

"Permisi, nyonya!" Membuka pintu ruangan IGD dimana nyonya Ming hanya bisa duduk di luar kaca pembatas bangkar putranya.

Tatapan kosong dan mata sembab terlempar sendu. Dokter Petter mendekat membawa dua lembar kertas dengan masker di wajahnya.

"Nyonya! Kami sudah melakukan analisa intens dan mengumpulkan para dokter spesialis tubuh profesional. Hasil yang di dapat adalah yang terbaik."

"Apa yang bisa dilakukan?" Tanya nyonya Ming dengan suara rendah seakan tak bisa bicara lagi.

Dokter Petter menatap ke arah Zhen yang terpejam di bangkar. Keadaan pria itu masih jauh dari kata baik karena Zhen tak bisa menerima keadaanya yang cacat sekarang.

"Masalah kelumpuhan kedua kakinya, kami sudah menyusun beberapa terapi khusus dalam beberapa tahun kedepan. Karena kerusakannya fatal dan tak mungkin bisa berjalan dalam beberapa bulan, kami sarankan untuk menggunakan kursi roda untuk sementara waktu."

Pernyataan dokter Petter tak lagi membuat nyonya Ming bertanya. Hanya mata kabur dan tatapan pasrah itulah yang ia tunjukan.

"Ini pasti sangat berat bagi tuan muda. Apalagi, dia sosok penting dan sangat di idolakan. Keluarga besar kalian harus bisa mendukungnya."

"Masalah reproduksinya apa.."

"Kalau itu.."

Dokter Petter tak melanjutkan kalimat. Ia diam pertanda ini tak sesederhana itu.

Nyonya Ming yang tahu membekap mulutnya sendiri. Ibu mana yang akan tahan melihat kehidupan putranya hancur dalam sekejap apalagi Zhen tipe pria yang arogan dalam segi penampilan.

"A..apa yang harus-ku katakan padanya?! Dia..dia pasti sangat terpukul!"

"Nyonya! Ini berat dan coba beritahu perlahan, kalian bisa berkumpul bersama untuk menangani tuan muda," Saran dokter Petter menyerahkan dua lembar kertas hasil pemeriksaan dan diagnosa Zhen lalu pamit keluar.

Sekarang hanya tinggallah nyonya Ming. Perawakannya masih sangat muda dengan umur 47 tahun. Hanya saja, tatapan lelah itu tak bisa di alihkan dari sang putra.

"Aku tak tahu harus apa?! Hanya kau yang bisa-ku andalkan untuk memperjuangkan keluarga Ming tapi.."

Ucapan nyonya Ming terhenti kala Zhen sudah menunjukan tanda-tanda sadar. Nyonya Ming Bangkit masuk dalam ruangan kaca khusus di sekitar bangkar dimana Zhen mulai membuka mata sayu.

"M..mom?"

"Zhen! Kau sadar? Nak!" Rasa bahagia terpancar hebat.

Zhen diam. Ia mengerijab sampai penglihatannya kembali menangkup langit ruangan IGD yang terasa dingin.

"Mom!" Nada rendah dan tak percaya.

"Zhen! Tak apa, sayang! Kita akan berusaha, hm?"

Zhen tak bicara. Pahatan tampan dengan beberapa luka di hidung dan rahang tegas itu seperti masih mencerna, apa ini mimpi atau tidak?!

"Zhen!" Nyonya Ming duduk di kursi dekat bangkar menggenggam tangan kekar putranya.

"Jangan terlalu di pikirkan. Kita akan berobat kemanapun agar kau bisa sembuh."

"Maafkan aku." Hanya itu yang bisa Zhen ucapkan sekarang. Matanya nyonya Ming berkaca-kaca bahkan ia tak bisa tahan untuk tak menangis.

"Z..Zhen!"

"Maafkan aku!"

Zhen terlihat menyesal. Ada rasa bersalah yang teramat sangat memancar dari manik hazel tajam itu menatap kecil ibunya.

"T..tidak, nak! Ini bukan salahmu. Mau bagaimana-pun perusahaan itu tak bisa lagi kita pertahankan, dia.."

"Dia tak pantas!! Mommy yang bekerja keras tapi dia yang menerima hasilnya!!" Bantah Zhen meremas tangan nyonya Ming.

Perusahaan Group Ming memang tak resmi di turunkan pada Zhen. Ayahnya tuan Hupent merupakan seorang pria yang sangat licik. Ia menikah dengan nyonya Ming tapi hanya ingin mengambil kuasa Group Ming. Bahkan, tuan Hupent mencuci otak anak perempuan mereka untuk melawan dan berlomba mendapatkan warisan padahal nyonya Ming masih hidup.

Maka dari itulah kemaren Zhen ke China mengurus soal perusahaan yang akan beralih padanya tapi, ia mengalami kecelakaan hebat dan perusahaan itu akan berpindah tangan.

"Seandainya aku tak kecelakaan pasti, perusahaan tak akan dalam bahaya."

"Zhen! Sekarang aku hanya ingin kau sembuh dan sehat. Kau yang selama ini meredam masalah keluarga kita dan mommy tak kuat menghadapi ini tanpa-mu," Jawab nyonya Ming memberi dukungan pada Zhen.

Pria dengan perawakan khas Cina tapi ada campuran ras Amerika itu hanya bisa diam. Matanya tak sipit tapi persis seperti tatapan orang eropa dengan rambut hitam keunguan yang menjadi khasnya.

Visual Zhen memang layak menjadi idola. Ia punya bentuk bibir yang tebal tapi sensual dengan porsi rahang pas dan hidung mancung. Bulu mata lentik serta dagu berwibawah.

Yang menjadi identik Zhen adalah cekungan di pipi menambah kesan arogan dan tatapan tajam pemaksa.

"Mom!"

"Katakan! Mommy akan selalu ada bersamamu," Jawab nyonya Ming tak mau putus asa.

Zhen menatap ke arah pintu ruangan. Tampak jelas ia merindukan seseorang yang menjadi alasan baginya untuk pulang malam itu.

"Apa istriku sudah kesini?"

Nyonya Ming tak langsung menjawab. Sedari Zhen kecelakaan, wanita yang menikah dengannya dua tahun lalu tak pernah datang.

"Dia.."

"Coba mommy hubungi dia!" Pinta Zhen dengan kekhawatiran terselip samar.

Nyonya menurut. Ia mencoba menghubungi kontak wanita asli Amerika itu tapi tak aktif.

"Coba sekali lagi, mom!"

"Tenanglah!" Gumam nyonya Ming kembali menghubungi wanita itu tapi nihil, hanya suara operator yang menjawab.

Wajah Zhen berubah murung. Alisnya datar dan mata meredup sayu.

Nyonya Ming yang melihat itu segera menghibur putranya.

"Tenanglah! Mommy akan temui istri dan anakmu di apartemen kalian. Mungkin istri-mu belum sempat karena ada Baby Zoe."

Zhen diam. Ia tahu jika wanita karir satu itu memiliki jam terbang tinggi. Tak ada waktu tanpa bekerja dan berkeliling sesuka hatinya.

Mengingat tabiat istrinya yang memang sangat ambisius, ada cela rasa takut terbuka di hati Zhen.

"Mom!"

"Iya, nak?" Nyonya Ming menyembunyikan semua dugaan di dalam benaknya.

"Apa dia akan menerimaku?"

"Zhen! Apa yang kau katakan?! Biasanya kau selalu yakin dengan istrimu dan.."

"Aku tak seperti dulu lagi," Gumam Zhen melirik kedua kakinya.

Zhen yang ada di bangkar sekarang bukanlah Zhen yang biasa mondar-mandir di majalah bisnis bahkan dikenal sebagai penjahat bisnis. Dalam dunia persahaman, Zhen tak pernah mundur bahkan ia sering menghancurkan perusahaan-perusahaan yang berani menyinggung keluarganya.

"Aku tak bisa berdiri bahkan, menopang tubuh sendiri."

"Zhen! Kau selalu yakin dengan keputusanmu. Percayalah dia pasti akan menemanimu, nak!"

Zhen sangat berharap itulah yang terjadi. Ia akan berusaha untuk menghadapi semua ini dan kembali ke titik awal.

"Katakan jika aku sangat merindukannya, mom!"

"Pasti, sayang!" Jawab nyonya Ming berdiri.

Ia mengecup kening Zhen lalu keluar ruangan untuk pergi ke apartemen melihat istri dan anak putranya.

Selepas keluar dari ruangan, nyonya Ming mengambil nafas. Ia harap putranya bisa menghadapi semua ini.

Sementara di sebuah ruangan gelap yang samar. Tampaklah seorang wanita dengan rambut keemasan bergoyang ria di atas tubuh seorang pria yang terus mengeksplore sensasi panas di kamar ini.

Suara lemah bercampur kenikmatan itu beriring dengan tangisan bayi yang ada di dalam ranjang bayi tak jauh dari mereka tertutup oleh tirai kecil.

"P..putrimu!!"

"Sussts!! Aku..aku belum selesai!"

Percakapan dua orang manusia dengan nafas memburu dan mengguncang ranjang. Pria berambut kriting ikal dengan kulit eksotis itu tampak ganas menguasai bagian depan sosok wanita di atasnya.

"Shitt!! Kau..kau sangat lihai!!"

"Emm...Zheen!! Sayang!"

Pekikan erotis bercampur kepanasan ekstra. Ia tampak bersemangat tapi juga melantunkan kata cinta untuk seseorang.

Di dalam benaknya yang sekarang bergumal dengannya adalah Zhen, pria tampan berjuta pesona yang selalu membuatnya mabuk. Hanya saja, ia tak bisa menahan diri dari godaan hasrat kala mendapat kabar jika pria itu sudah lumpuh dan tak bisa memuaskannya lagi.

....

Vote and like sayang

Wanita busuk

Nyonya Ming sudah ada di apartemen milik putranya. Semua orang tahu siapa yang tengah datang dan tentu mereka segera berbondong-bondong menyambut ibu pemilik tempat ini.

"Walcome! Mrs Ming Huan!" Sapa mereka menundukan kepala sebagai tanda hormat.

Nyonya Ming dan dua pengawal berbadan kekar di belakangnya hanya mengangguk masuk ke lift. Banyak dari mereka yang saling pandang bingung karena malam-malam begini nyonya Ming berkunjung.

"Tadi, aku melihat jika Nona Cellien tadi membawa seorang pria ke lantai apartemen mereka. Aku pikir itu salah satu anggota keluarganya," Bisik staf wanita yang tadi membersihkan lantai atas.

"Ntahlah. Aku takut berargumen, jangan sampai kita terkena masalah besar."

"Tapi, bukannya tuan muda Zhen tengah kecelakaan dan.."

"Susst!!"

Para rekan-rekannya langsung menghentikan wanita itu. Mereka masih sayang dengan pekerjaan dan nyawa mereka sekarang.

....

Sementara nyonya Ming, ia sudah berjalan di lantai tempat tinggal putranya. Tatapan netra hitam wanita bermata sipit itu menyapu setiap interior mewah dinding kaca dan pilar-pilar di dekatnya sampai pada satu pintu berwarna coklat kasual dengan mesin kartu di samping.

Nyonya Ming mengeluarkan kartu kamar milik Zhen lalu di tempelkan pada benda itu. Sistem sensor berhasil.

"Kalian tunggu disini!"

"Baik!" Jawab dua pengawalnya berjaga di depan pintu.

Nyonya Ming masuk ke dalam ruangan yang tergolong luas tapi tak seperti mansion. Ia menghidupkan lampu tengah lalu samar-samar mendengar suara tangis balita.

"Cellien!!" Panggilnya berjalan ke arah kamar Zhen.

Saat tiba di depan pintu. Nyonya Ming membatu mendengar suara tangisan baby Zoe keras diiringi suara desa**han samar diiringi benturan kulit.

"A..apa yang dia lakukan?!" Gumam nyonya Ming sudah berburuk sangka. Ia segera membuka pintu kamar itu cepat hingga..

Duarrr..

Nyonya Ming seakan tersambar petir hebat dengan wajah syok melihat wanita berambut pirang bernama Cellien itu tampak dijamah oleh lelaki asing berperawakan eropa.

"BAJINGAAAN!!!" Histeris nyonya Ming mengigil hebat membuat Cellien terperanjat.

Matanya melebar melihat nyonya Ming di depan pintu sudah pucat dan terlihat marah besar.

Dengan cepat ia mendorong kasar pria yang tadi sudah menjamah habis tubuhnya lalu turun membaluti diri dengan selimut.

"M..mom!" Gugup dan pucat.

"K..kau.."

Nyonya Ming tak bisa berkata-kata. Kedua tangannya mengepal dengan mata merah mengigil karena darah mendidih ke ubun.

"A..apa yang kau lakukan??? Dia.."

"Mom! Aku..aku.."

"Kau memang benar-benar tak layak di sebut wanita!!" Geram nyonya Ming mendekat dan menampar Cellien keras sampai tubuh wanita itu terduduk di pinggir ranjang.

Nyonya Ming menatap murka pada pria berambut ikal di dekat ranjang yang buru-buru memakai celananya lagi.

"Kalian!!! Kalian memang ibliss!!! Putraku bertaruh nyawa di dalam rumah sakit dan kauu!!!.."

Nyonya Ming sampai mengigil memeggangi dadanya yang tak kuat melihat ini. Nasib buruk putranya dan cinta tulus pria itu ternyata di balas pengkhianatan.

Melihat nyonya Ming yang marah besar, Cellien jelas panik. Walau ia marah karena pipinya di tampar, tapi Cellien benar-benar terobsesi pada Zhen.

"M..mom! Maafkan aku, maaf! Aku..aku khilaf, jangan beritahu Zhen. Aku mohon!!"

"DIAAM!!!" Bentak nyonya Ming sambil menangis.

Ia remas kuat dadanya karena tak tahan dan tak bisa membayangkan betapa hancurnya Zhen untuk kedua kalinya.

Jari gemetar menunjuk wajah cantik berkeringat Cellien yang khas Amerika. Ada ketakutan di mata Cellien karena karirnya akan hancur.

"P..putraku bersikeras membelamu! Dia yang selama ini sangat percaya menikah dan menutup mata dengan sikap busukmu ini!! Kemana harga dirimu, haa?!! Apa kau masih manusia?!!"

"Maafkan aku, mom! Aku.."

"JANGAN MEMANGGILKU DENGAN KATA ITU!! KAU WANITA BUSUUK!!" Maki nyonya Ming menarik rambut Cellien karena sudah terlampau emosi.

Cellien yang merasa tak terima mengisyaratkan teman pria-nya untuk melenyapkan nyonya Ming sebelum ada yang datang ke sini.

"WANITA BUSUUK!! KAU TAK PANTAS MENDAPATKAN PUTRAKU!!"

"SINGKIRKAN TANGANMU!!" Geram Cellien kala pria itu sudah ingin melempar vas keramik ke arah nyonya Ming.

Tapi, untung saja ada dua pengawal yang tadi di luar bergegas datang menghalangi benda itu mengenai nyonya mereka.

"Siall!!" Umpat Cellien mendorong nyonya Ming yang juga di tahan oleh salah satu pengawalnya.

"Aku tak ikut campur urusan rumah tanggamu," Desis pria berkulit coklat tua itu pada Cellien yang naik pitam.

"Kauu.."

"Sampai jumpa."

Pria itu bergegas pergi membuat Cellien terpojok. Kedua pengawal ini hanya akan mempersulit keadaanya.

"Tangkap dia!! Dia harus menerima ganjaran yang setimpal!!"

"Aku tak bersalah. Aku masih mencintai Zhen. Aku.."

"Jangan menyebut nama putraku lagi," Desis nyonya Ming memerintahkan dua pengawal itu untuk menyeret Cellien keluar dari apartemen ini.

Cellien memberontak. Ia tak di perkenankan memakai pakaian bahkan, nyonya Ming dengan marah menginjak-injak beberapa pakaian Cellien yang berserak di lantai.

"Lepaas!!! Zhen tak akan bisa melupakanku!! Aku masih mencintainya!!"

Teriakan Cellien masih terdengar tapi hanya samar dibanding tangisan baby Zoe yang masih kencang.

Dengan air mata dan tubuh lemah, nyonya Ming mendekat ke ranjang bayi lalu mengambil balita mungil yang sudah merah menangis lantang.

"Baby! Maafkan, nenek! Maafkan kami semua!" Isak nyonya Ming keluar kamar.

Ia tak tahan dengan aroma menjijikan di dalam sana bahkan darahnya terus mendidih panas melihat keadaan baby Zoe yang menyedihkan.

"Nak! Jangan menangis, disini masih ada nenek!"

"Nyonya!" Panggil dua pengawalnya yang sudah mengusir Cellien keluar.

Tangisan baby Zoe terdengar serak dan rendah. Mata balita yang berumur 1 tahun genap itu sembab dan merah.

"Buatkan susu untuk cucuku! Wanita bejat itu memang tak berperasaan," Pinta nyonya Ming seraya mengusap kedua pipi gembul si cantik itu.

Namun, nyonya Ming tersentak saat merasa suhu tubuh baby Zoe panas. Wajah si kecil itu pucat mengkhawatirkan.

"D..dia demam. Astaga!"

"Ayo bawa ke rumah sakit, nyonya!"

Tanpa membuang waktu lama, nyonya Ming berdiri dan segera pergi. Ia sangat cemas karena keadaan baby Zoe seperti kehabisan tenaga dan keadaan tubuhnya terlalu lemah.

Nyonya Ming terus mengumpat bahkan memakai Cellien yang berani melakukan hal kotor ini. Ia tak akan melepaskannya.

Masih di ruangan yang sama. Zhen tengah di periksa dokter Petter yang terus memantau tubuhnya sampai setiap beberapa jam maka akan di jenguk.

Namun, dokter Petter merasa kagum akan daya tahan tubuh Zhen memang cukup kuat. Organ-organ dalam seperti jantung dan yang lainnya begitu cepat pulih hanya saja, ada beberapa kerusakan fatal yang tak bisa di anggap remeh.

"Berapa lama lagi aku disini?" Tanya Zhen dengan suara datar dan tatapan tak bisa di rendahkan.

Dokter Petter terhenti memeriksa monitor. Ia menatap wajah tegas Zhen penuh rasa hormat.

"Tuan! Keadaanmu masih perlu kami awasi!"

"Aku ingin bertemu anak dan istriku," Tegas Zhen tak bisa tenang terus berbaring disini. Ia ingin secepatnya mungkin berbicara pada Cellien tentang keadaannya yang sekarang.

"Saya tahu, tuan! Hanya saja, ini.."

"Lakukan apapun yang bisa memulihkan keadaan tubuhku! Jika tidak, kau tahu konsekuensinya," Ucap Zhen dengan tatapan arogan penuh intimidasi.

Dokter Petter paham karakter Zhen. Ia mengangguk karena akan panjang jika berurusan terlalu jauh.

...

Vote and like sayang

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!