💖💖Halo para Reader, lanjutkan membaca yuk agar kalian tahu bagaimana kelanjutan ceritanya, dan semoga kalian suka dengan cerita dari author. Selalu dukung author ya dengan cara LIKE VOTE dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar. HAPPY READING 💖💖
🍒🍒🍒🍒🍒
"Saya terima nikah dan kawinnya Suci Lestari binti Arwadi Pandu Winata dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Begitulah Edo mengucapkan sebuah janji pernikahan dengan seorang gadis yang tak pernah ia kenal sebelumnya.
"Bagaimana para saksi? sah?" tanya Bapak Penghulu,
"Sah!" seru para saksi.
Ketika para saksi mengucapkan kata sah penderitaan Suci pun telah dimulai,
Aku harus menerima ini semua demi Ayah. batin Suci, dengan mata berkaca-kaca di depan para tamu undangan,
Lalu gadis malang itupun menundukkan wajahnya karena tidak ingin semua orang tahu, bahwa dia telah menumpahkan air mata kesedihan di pipi mulus nan cantik bak putri yang di persunting oleh pangeran, Suci langsung mengusap air mata yang telah mengalir di pipinya lalu kembali menebar senyum kebohongan, berpura-pura tegar di hadapan sang Ayah dan para tamu undangan yang begitu ramai dan terus menyalaminya untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya dengan sang pengusaha sukses dan kaya raya.
Edo Sanjaya, pengusaha kaya raya anak dari Wira Sanjaya pemilik PT.SANJAYA GROUP.
Lelaki itu sifatnya sangat temperamental, arogan, egois dan sangat dingin terhadap semua orang di sekelilingnya terutama pada perempuan.
Lelaki dewasa itu berusia 30 tahun, Edo terpaksa menikahi Suci hanya karena tuntutan dari kedua orang tuanya, yang selama ini terus menerus menyuruhnya untuk segera menikah. Wajar saja kedua orang tuanya menuntutnya untuk cepat menikah. Karena, lelaki dewasa seusianya harusnya sudah memiliki dua orang anak, tidak seperti putranya itu yang tak pernah sekalipun membawa wanita kerumahnya atau hanya sekedar berkenalan.
Benar-benar Edo lelaki yang sangat dingin dan hampir tak pernah menjamah wanita manapun. Maka dari itu orang tua Edo terus menerus menuntutnya untuk segera menikah, bukan tanpa alasan kedua orang tuanya menyuruh anak lelakinya cepat menikah, karena mereka takut jika anak lelaki satu-satunya itu menjadi perjaka tua atau yang sering disebut Bujang lapuk.
Sebenarnya Edo menikahi Suci hanya untuk menghindari perjodohan yang akan dilakukan oleh kedua orang tuanya itu. Orang tua Edo mengancam, jika di waktu dekat ini Edo tidak segera menikah, dia akan di jodohkan dengan anak dari rekan kerja orang tuanya, makanya Edo terpaksa menikah kontrak dengan gadis remaja yang masih sangat polos.
Maafkan Edo Mami, Papi sudah membohongi kalian semua dengan pernikahan palsu ini. batinnya merasa bersalah, karena dia telah membohongi kedua orang tuanya perihal pernikahan setingannya dengan Suci, karena Edo tidak suka dengan perjodohan, maka dari itu lelaki itu memilih untuk Menikah kontrak dengan Suci gadis yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
Suci adalah anak dari salah satu rekan bisnisnya. Dan kebetulan keluarga Suci sedang di landa banyak cobaan yang membuat perusahaan milik keluarganya mengalami kebangkrutan, dan Ayahnya jatuh sakit karena tidak bisa menerima kenyataan kalau dia telah kehilangan semua harta kekayaan yang telah ia rintis dari nol, lalu Siska ibu tiri Suci berinisiatif untuk menjual gadis malang itu kepada Edo yang sedari dulu sedang mencari perempuan yang mau menikah kontrak dengannya.
Sebelum Suci dan Edo menikah, Edo menulis perjanjian dengan Siska ibu tirinya itu tanpa sepengetahuan Suci.
Di dalam surat perjanjian pernikahannya dengan Edo, Suci mendapatkan uang sebesar 500 juta ditambah apartemen mewah dan sebuah mobil yang harganya cukup fantastis. Tak hanya itu tertulis di dalam surat perjanjian bukan hanya keuntungan yang Suci dapatkan tapi, Suci juga mendapatkan penderitaan yang begitu berat selama menjalani pernikahannya itu. Setelah pernikahan mereka habis kontrak jika Suci memiliki anak dari pernikahannya dengan Edo, gadis malang itu tidak bisa menuntut apapun kepada suami kontraknya itu. Dan masih banyak lagi peraturan-peraturan yang tertulis di dalam surat perjanjian itu.
Nampaknya ini benar-benar akan menjadi gerbang derita bagi gadis malang yang tak berdosa itu. Bagaimana tidak, Suci harus melayani Edo seperti suami jika di hadapan kedua orang tua Edo, dan seperi majikan jika bukan di hadapan mertuanya.
Bener-bener menyebalkan kau beruang kutub, tunggu pembalasanku nanti dan untuk ibu kau begitu kejam kepadaku, beraninya menjual aku kepada manusia seperti ini, aku sangat benci kalian berdua, dasar manusia tak punya hati. batinnya geram.
Suci benar-benar merasa kesal setelah membaca satu persatu poin perjanjian pernikahannya dengan suaminya itu. Rasanya ingin sekali Suci merobek-robek surat perjanjian itu. Tapi, apalah daya ini sudah terjadi, dan juga ini demi kesembuhan ayah kesayangannya itu. Karena, bagi Suci membalas budi kepada Ayahnya tidak sebanding dengan pengorbanan yang Ayahnya lakukan ketika Suci masih kecil dan sampai remaja seperti sekarang ini. Jadi jika di bandingkan dengan pengorbanan Ayahnya ini belum seberapa.
Suci bener-bener anak yang berbakti kepada kedua Orangtuanya, walaupun Ibunya itu hanyalah Ibu sambung.
Ayah Suci menerima ini semua demi Ayah, Suci hanya ingin Ayah sembuh dan tetap ada untuk Suci. batinnya. Dan tak terasa air matanya pun menetes membasahi pipi mulus gadis yang malang itu.
Pasrah ini sudah takdir. Hanya kata itu yang bisa membuat Suci sedikit tegar menghadapi kenyataan hidup.
BERSAMBUNG......
💖💖Hay Reader setia ku, selalu dukung author ya, dengan cara LIKE VOTE dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar. HAPPY READING 💖💖
🍒🍒🍒🍒🍒
Suci memang benar-benar sangat butuh banyak uang untuk biaya pengobatan Ayahnya yang sangat mahal. Keluarga suci sudah tidak mempunyai apa-apa, semua aset milik perusahaan dan barang-barang berharga yang mereka miliki sudah di jual, sampai-sampai rumah pun sudah di gadaikan, karena mereka benar-benar sudah menghabiskan banyak uang untuk pengobatan Bapak Pandu yang sedang sakit keras.
Maka dari itu Suci rela menikah kontrak dengan lelaki kaya raya yang sekarang sudah berstatus sebagai suaminya. Saat ini hanya Edo lah yang bisa membiayai pengobatan Ayah gadis itu.
"Suci! sekarang kamu sudah menjadi istri saya, jadi kamu harus menuruti semua perintah saya," ujar lelaki yang sekarang sudah berstatus sebagai suaminya walaupun hanya suami kontrak.
Benar-benar lelaki itu sangat dingin dan begitu tempramental, saat dia bicara seperti itu saja Suci sudah gemetaran, ketakutan seperti akan di terkam harimau buas.
"I-iya Tuan," sahut Suci gugup, dan tubuhnya gemetar.
Tak butuh waktu lama lelaki itu segera membawa gadis malang itu ke apartemen miliknya. Edo enggan membawa istrinya ke rumah orang tuanya. Karena, dia takut ketahuan kalau mereka hanya menikah di atas surat perjanjian. Dan jika orang tua Edo tahu tentang pernikahan kontraknya dengan Suci mungkin dia akan di tendang dari daftar ahli waris kekayaan orang tuanya yang begitu banyak.
"Segera kemasi semua barang-barang kamu cepat....! lalu masukkan ke dalam mobil, karena kita akan tinggal di apartemen," ujar Edo menyuruh gadis itu dengan nada tinggi dan tatapan tajam.
Apa dia tidak bisa bicara pelan ya? tanpa harus teriak-teriak seperti ditengah hutan. batin Suci, lalu menggelengkan kepala heran.
"Iya tuan....," Suci pun menuruti semua perkataan suaminya tanpa membantah, karena dia tahu suaminya itu sangat dingin dan menyeramkan seperti beruang kutub.
"Ingat,! Jangan pernah panggil aku tuan jika di hadapan keluargaku, aku tidak mau mereka mencurigai pernikahan kontrak kita, jika kamu keceplosan habis kau," ujar Edo mengancam.
Tuhan bagaimana kehidupanku nanti, baru sebentar saja rasanya seperti berada di kandang harimau yang sebentar lagi akan menerkam dan memakanku. batin Suci, lalu dia pun bergidik memikirkan hal yang menyeramkan itu.
"Baik, Tuan," jawabnya cepat dengan tubuh gemetar dan jantung berdebar kencang seperti habis lari sepuluh kilo meter jauhnya.
"Benar-benar lelaki yang kejam dan tidak punya perasaan." gumamnya pelan.
Karena takut akan kena bentak lagi Suci pun langsung masuk ke dalam kamarnya, lalu mengemas semua barang-barang miliknya. Terlihat disana ibu tiri yang begitu bahagia melihat penderitaan Suci, memang ibu dan adik tirinya itu tidak pernah menyukai Suci, dari semenjak Ayahnya menikah Suci begitu menderita, semua hak-hak dia sebagai anak kandung di rampas adik tirinya.
"Hahaha,, rasakan penderitaan mu sekarang Suci." gumam wanita paruh baya dan seorang anak remaja itu.
Ayah Pandu sungguh tidak bisa berbuat apa-apa. karena kondisinya bener-bener memprihatinkan, boro-boro mau membela Suci dari kedzaliman adik dan ibu tirinya itu. Untuk sekedar buang air kecil saja dia butuh pertolongan dari orang lain.
Benar-benar kalian manusia yang kejam. batin Ayah Pandu. Lelaki paruh baya itu nampak paham melihat gerik tawa istri dan anak tirinya itu.
Inikan yang kalian mau? batin Suci.
Dari dulu adik dan ibu tirinya itu memang sangat menginginkan Suci pergi dari rumahnya, dan momen ini jadi kesempatan untuk mereka, jadi tak perlu mengotori tangan untuk mengusir gadis malang itu.
Setelah mengemasi semua barang-barang miliknya Suci menghampiri sang Ayah yang duduk di kursi roda, dengan berat hati gadis itu harus meninggalkan Ayahnya yang sedang sakit, karena harus ikut dengan suaminya.
"Ayah, Suci pamit dulu ya, Ayah jangan khawatir, Suci akan baik-baik saja dan Suci akan sering menengok Ayah kesini," ujarnya pamit, lalu gadis itu mencium dan memeluk erat tubuh lemah Ayah Pandu.
Air mata itupun menetes dari laki-laki paruh baya yang sudah tak berdaya itu. Melihat anak kesayangannya dibawa lelaki yang dulu rekan bisnisnya. Ayah Pandu begitu paham dengan kepribadian Edo yang sekarang sudah menjadi suami anakanya, dia tahu kalau Edo orangnya sangat dingin dan juga temperamental, dia juga begitu kejam terhadap orang di sekitarnya apalagi saat orang itu berbuat kesalahan, tidak akan dia ampuni.
Maafkan Ayah nak, tidak bisa berbuat apa-apa untuk kamu. batinnya, lalu memeluk erat anak gadis kesayangannya dengan tangan yang bergetar.
"Ka-mu ba-ik di saa-sanah ya nak" ujarnya terbata-bata, karena memang Ayah Pandu terserang stroke dan kondisinya sangat parah.
Anggukannya yang mengisyaratkan bahwa dia akan baik-baik saja saat mengikuti suaminya. Padahal dia tahu bahwa anak gadisnya itu begitu menderita, akan tetapi Suci berusaha tegar di hadapannya, agar Ayahnya tidak memikirkan tentang hal buruk yang akan terjadi pada anak gadisnya.
Sedih dan hancur itu yang Suci rasakan saat ini. Meninggalkan sang Ayah yang sedang tidak berdaya itu, dan Cita-citanya untuk menjadi seorang pramugari pun telah usai. Karena, Suci sudah menikah muda dengan lelaki yang sama sekali tidak ia cintai.
Tapi apalah daya gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah menjalankan hidupnya sebagai seorang istri kontrak yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dan ini semua ia lakukan hanya demi kelangsungan hidup keluarganya.
"Rey, kamu bantu masukan semua barang-barang milik Suci ke dalam bagasi mobil," Ujar Edo menyuruh sekertarisnya.
"Baik tuan," sahut Rey, lalu dengan cepat sekertaris Rey mengambil koper-koper milik nyonya mudanya dan memasukkannya ke dalam bagasi.
Setelah memasuki semua barang-barang milik istri bosnya itu Rey mempersilahkan bos-nya untuk masuk ke dalam mobil dan tak lupa membukakan pintu mobilnya.
"Silahkan Tuan, nyonya," ujar Rey mempersilahkan, lalu menutup pintu mobilnya setelah kedua pasutri itu masuk.
Tak butuh waktu lama Rey mengemudi mobil dengan sangat cepat dan sampailah di parkiran apartemen.
Edo bersama Suci dan Sekertaris pribadinya itu langsung menuju sebuah apartemen mewah yang berada di tengah kota Jakarta.
"Rey," panggil Edo kepada skertaris nya itu.
"Iya tuan," sahutnya sigap.
"Bawakan ke dalam semua barang-barang milik Suci," ujarnya memerintahkan kepada sekretaris pribadinya itu.
"Baik Tuan," sahut Rey cepat. Lalu sekertaris Rey langsung membuka bagasi mobil dan mengeluarkan semua barang-barang milik nyonya mudanya.
BERSAMBUNG....
Setelah membawa semua barang-barang milik nyonya mudanya itu, Rey pamit pulang, karena semua pekerjaan dan tugas-tugasnya sudah selesai, tapi sebelum pulang Rey memastikan dulu apa ada yang masih di butuhkan oleh pasutri yang baru saja menikah itu.
"Tuan, nyonya apa lagi yang bisa saya kerjakan sebelum saya pulang?," tanya Rey kepada kedua pasutri itu.
"Tidak ada lagi Rey, kamu sekarang sudah boleh pulang," sahut Edo.
"Terimakasih Tuan, Nyonya! saya pamit, selamat malam."
Rey pun berjalan menuju pintu keluar apartment milik bosnya itu, dan bergegas menuju ke tempat dimana mobilnya terparkir.
"Kamu tidur dikamar situ! saya tidak mau tidur dengan mu, dan ini juga sudah tertulis di surat perjanjian," ucap Edo ketus Kepada Suci.
"Ba-baik tuan" sahut Suci terbata, lalu berjalan menuju kamar yang di tunjuk lelaki di hadapannya itu.
"Dasar beruang kutub! bisa kali kalau bicara nggak ketus begitu" gumamnya kesal. karena Edo benar-benar tidak menganggap Suci sebagai istrinya. Gadis malang itu terus menerus ngedumel dan terus memaki suaminya sambil merapikan baju-baju yang ada di koper lalu memindahkannya ke lemari yang sudah tersedia di kamarnya.
"Pantas saja tidak ada yang mau sama dia, menyeramkan seperti itu sih" gumamnya lagi.
"Kenapa sih aku harus terjebak disini, di tempat ini, tempat yang tak pernah terbayangkan sebelumnya."
Gadis itu terus bergumam, lalu terhanyut dalam lamunan. "Andai saja Ayah tidak sakit, aku pasti tidak berada disini dan tidak di perlakukan seperti ini oleh manusia macam itu."
Tak terasa air matanya pun menetes membasahi pipi mulusnya, semakin lama semakin deras, sampai terdengar sesegukan. Benar-benar Suci sudah jadi korban keegoisan ibu tirinya yang serakah.
Ya Allah aku tak pernah bermimpi untuk menikah muda dengan orang yang tidak aku cintai, apalagi menikah dengan lelaki yang sangat dingin seperti dia, baru sebentar saja dengan-nya berasa sudah satu abad. batinnya.
Dan air matanya pun terus mengalir, semakin deras bahkan mungkin sudah sedikit mengering karena dia tak berhenti menangis.
Malam semakin larut, Suci masih saja belum bisa tidur pulas, dia terus menerus bertanya kepada Tuhan, mengapa takdirnya tidak seberuntung yang lain, yang dimana anak seusianya masih bebas bermain dengan siapa saja dan kapan saja tanpa harus ada larangan.
Tuhan mengapa ini terjadi padaku? apa kesalahan yang sudah aku perbuat, hingga Engkau menghukumku seperti ini. batinnya yang terus bergejolak menanyakan kepada Tuhan apa kesalahan yang pernah ia perbuat sampai-sampai ia diberi cobaan yang begitu berat.
Suci benar-benar tak habis pikir kenapa hidupnya bisa semenderita ini, padahal dia gadis yang sangat baik dan sopan, Suci juga anak sangat patuh kepada kedua orang tuanya, tapi Kenapa Dewi keberuntungan tidak pernah berpihak kepadanya.
Pertanyaan-pertanyaan itu terus ada dalam pikirannya.
Sambil terus menerus meratapi nasibnya gadis itupun tertidur di atas kasur, akan tetapi tidurnya tidak begitu nyenyak karena gelisah. Suci juga terus menerus memikirkan Ayahnya yang sudah tidak berdaya itu, Suci takut ibu dan adik tirinya memperlakukan Ayahnya semena-mena. Benar-benar perasaan yang berkecamuk itu membuat Suci tidak bisa tidur malam ini, padahal waktu menunjukkan pukul 03.00 WIB dinihari.
"Kenapa sih aku tidak bisa tidur begini?" gumamnya, lalu menarik selimut sampai menutup wajahnya.
Dan akhirnya Suci pun tertidur dengan tubuh terlentang di tutupi selimut yang tebal yang menutupi semua tubuhnya.
Pagi hari
Jam 05.30 WIB. Suci bangun dari tidurnya, dia ingat kalau sekarang bukan lagi remaja yang seenaknya bangun siang dan bermain-main dulu di atas kasur sebelum melanjutkan aktifitasnya. Gadis itu segera bergegas keluar kamar, lalu berjalan mengendap-endap ke dapur untuk menyiapkan sarapan buat suaminya itu.
Terlihat disana, kamar suaminya itu masih tertutup rapat, lalu Suci berinisiatif untuk mandi dulu sebelum menyiapkan sarapan untuk suaminya.
"Apa aku mandi dulu saja ya, dia kan belum bangun" gumamnya lalu kembali ke kamarnya untuk mandi terlebih dulu.
*
*
*
*
Hay Reader
Jangan lupa tap jempolnya 👍 dan vote agar Author semangat up nya.
#Happy Reading 😍
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!