NovelToon NovelToon

Poison Master System

Mengintergrasi System

Malam ini angin berhembus dengan cukup kencang bersamaan kilatan-kilatan petir dan suara gemuruh guntur yang saling bersahutan. Seorang pria muda tampak bersandar pada pembatas kawat di atap tertinggi sebuah apartemen.

"Ughh.... Lagi-lagi aku gagal dalam ujian tertulis. Apa yang harus aku katakan nanti kepada mereka??..." Keluh pemuda tersebut dengan nada pasrah.

Wajah Li Hongli menjadi muram saat memikirkan orang tuanya yang ada di desa sekarang. Kehidupan dirinya sebagai mahasiswa tidak berjalan begitu lancar.

Untuk kesekian kalinya dia gagal dalam ujian akhir meski sudah belajar dengan giat. Hal ini tentu membuat Li Hongli sangat frustasi mengingat setengah usianya sudah dia habiskan hanya untuk kuliah.

Li Hongli sudah hampir menginjak usia 30 tahun dan sudah pernah masuk ke beberapa Universitas berbeda meski hasilnya tetap sama.

Bahkan di internet dia sudah cukup terkenal dengan julukan Mahasiswa Sepuh karena tidak kunjung lulus juga.

Hal ini tentu saja membuat nama Li Hongli benar-benar sangat buruk hingga tidak ada seorangpun wanita yang mau berkencan dengannya, mengingat rekam jejak sebelumnya.

"Ughh... Kali ini aku benar-benar akan diseret pulang oleh Pak Tua itu untuk mengerjakan ladangnya di desa... " Li Hongli menghela nafas panjang sambil tertunduk di dekat pagar pembatas.

Li Hongli menjadi sangat putus asa saat gambaran ayahnya yang menyeret dirinya untuk pulang terlintas di pikirannya.

Satu batang kretek mulai Li Hongli keluarkan dan memantiknya menggunakan korek api. Bayangan seorang wanita seketika muncul di dalam kepalanya saat dia menatap sebuah papan iklan besar pada sebuah gedung yang ada di tengah kota.

Terlihat jelas gambar seorang wanita yang sedang berpose dengan sangat anggun saat mempromosikan salah satu produk kosmetik terkenal di sana.

"Ah... Bagaimana bisa aku lupa jika hari ini adalah ulang tahunmu, Huanran . Aku akan mengunjungimu nanti... "

Li Hongli tersenyum tipis saat melihat sosok yang dia kenal di papan iklan. Entah sudah berapa lama pria itu memperhatikan gambar sosok wanita dalam iklan, dia tampaknya tidak akan pernah bosan sedikitpun.

Beberapa saat kemudian setelah satu batang kretek sudah habis. Li Hongli akan beranjak pergi tempat tersebut untuk menemui kenalannya.

Tetapi sebelum pergi dia mengalihkan pandangan ke arah langit dengan raut wajah kesal sambil menunjuk.

"Ini semua adalah salahmu!! Kenapa kau menulis takdirku dengan sangat buruk padahal aku sudah sering berdo'a?! Bagaimana bisa kau memperlakukan pengikutmu sendiri dengan sangat buruk!!!"

Li Hongli melampiaskan semua kekesalannya kepada Dewa yang dia yakini bahkan mengatakan beberapa kasar.

Setelah mengumpat Li Hongli mengacungkan jari tengahnya ke atas seolah menantang Dewa untuk memberinya ujian yang lebih berat lagi.

Tepat saat Li Hongli berbalik badan setelah mengumpat, sebuah petir dengan warna hitam yang tidak lazim menyambar tubuhnya.

Pria itu seketika tersentak hingga terhuyung menabrak area pembatas yang sudah tidak kokoh lagi dan membuatnya terjun bebas dari ketinggian.

Sebelum jatuh menabrak permukaan tanah, Li Hongli tiba-tiba melihat kilasan balik mengenai kehidupannya.

Wajah dari orang-orang yang dia kenal seperti ke-dua orang tua dan adik perempuannya serta seorang wanita seolah bermunculan dengan sangat cepat.

Pandangan Li Hongli perlahan menjadi kabur dan pada akhirnya dia kehilangan kesadaran untuk sepenuhnya sesaat menghantam permukaan.

Sementara itu orang-orang dibuat terkejut saat melihat tubuh seorang pemuda jatuh dari atas bangunan apartemen.

Tak lama berselang polisi langsung datang ke tempat kejadian perkara, setelah menerima panggilan dari para saksi mata.

Polisi segera menyelidiki kasus tersebut dan setelah melihat jasad pemuda tersebut, mereka tidak

menemukan adanya tanda-tanda kekerasan terhadap korban.

Ini tentu saja sangat membingungkan mengingat Li Hongli sebelumnya tersambar petir. Jika begitu seharusnya ada luka bakar pada tubuhnya.

Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut dan mendapati jika Li Hongli merupakan mahasiswa yang tidak pernah lulus ujian akhir.

Para polisi langsung menyimpulkan jika pemuda tersebut mengakhiri hidupnya sendiri, dengan cara melompat dari atap apartemen sebab merasa frustasi.

Di kediaman keluarga Li Hongli yang ada di desa. Seorang wanita paruh baya terlihat menangis dan sedang ditenangkan oleh putrinya yang berusia 23 tahun.

Sementara itu juga terlihat seorang pria paruh baya tertegun setelah melihat berita mengenai putranya dari siaran televisi.

"Kenapa hal ini harus terjadi kepada putraku... Seharusnya kau tak selalu memaksanya untuk mengurus ladang dan membiarkannya fokus belajar!!!" Ucap wanita parah baya itu kepada suaminya sambil menangis.

Ibu dari Li Hongli yang selama ini selalu bersikap lembut dan membujuk suaminya untuk tidak mengganggu kuliah putra mereka sekarang menjadi sangat kesal.

Mendengar perkataan dari istrinya, ayah Li Hongli hanya bisa terdiam dan tidak membantah sama sekali. Dia kemudian berjalan perlahan keluar dan duduk di kursi teras rumah.

Pria paruh baya tersebut lalu mengeluarkan sebatang rokok namun saat akan menyalakan api, tangannya yang terasa lemas seketika menjatuhkan korek ke lantai.

"Aku memang orang tua yang buruk..." Gumam ayah Li Hongli sambil memijat matanya yang sudah mulai berair.

Meski sudah berusaha untuk tetap tenang sebagai seorang pria dalam situasi mengejutkan ini, tetapi sebagai seorang ayah dia tidak bisa menyembunyikan rasa sedih di dalam benaknya.

Dia mulai menyalahkan dirinya sendiri yang tidak menyadari sama sekali jika sikapnya selama ini membebani Li Hongli.

Sebagai seorang ayah yang dia harapkan adalah bisa menjaga keluarganya dari dekat. Itulah mengapa dia selalu melarang Li Hongli untuk melanjutkan pendidikan ke kota dan memintanya tinggal di desa.

Pria paruh baya itu tidak menyukai niat Li Hongli yang ingin menjadi seorang dokter. Bahkan dirinya sama sekali tidak pernah memberikan uang bulanan kepada putranya agar segera pulang dari kota.

Pemikiran jika menjadi seorang petani jauh lebih baik dan baru bisa di sebut sebagai seorang pria sejati dari pada menjadi dokter, tertanam dalam diri ayah Li Hongli.

Tetapi dia tidak menyangka jika keinginan untuk bisa menjaga keluarganya justru berakhir dengan kematian putranya.

Sekarang semuanya sudah terlambat dan tidak mungkin waktu bisa di ulang kembali. Kini hanya tersisa putrinya saja yang sudah menginjak usia 23 tahun.

Pria paruh baya itu awalnya ingin menjodohkan putrinya, tetapi setelah kejadian yang menimpa Li Hongli dirinya memutuskan untuk membiarkan putrinya jika ingin melanjutkan pendidikan sebagai seorang dokter juga seperti mendiang kakaknya.

Jika hal ini dapat membuat putrinya menjalani hidup sesuai keinginannya sendiri dan tidak merasa tertekan, pria paruh baya itu tidak akan mempermasalahkannya lagi.

*******

Sementara itu terlihat seorang anak kecil terkulai lemah di tepi sungai dengan kondisi basah kuyup dan tidak sadarkan diri.

Tiba-tiba suara asing muncul yang membuat anak kecil itu meringkuk seakan sesuatu akan terjadi kepada dirinya.

[ Memulai sinkronisasi System dengan jiwa Tuan Rumah.... ]

[ Sinkronisasi System dengan jika Tuan Rumah berhasil!!! ]

[ Peringatan! Terdeteksi jika daya hidup Tuan Rumah berada dalam kondisi kritis!!! ]

[ Memulai prosedur penyelamatan secara otomatis... ]

Anak kecil tersebut seketika meringkuk kesakitan saat dadanya tiba-tiba terasa sangat panas dan sekujur tubuhnya mendapat sengatan listrik bertekanan tinggi.

Teriakan dari anak kecil itu seketika membuat burung-burung berterbangan sebelum akhirnya dia kembali tidak sadarkan diri.

Terdampar Ditempat Asing

Li Hongli meringkuk saat merasakan seluruh tubuhnya menjadi kesemutan. Bagian kepala merupakan area paling sakit setelah dirinya sadarkan diri.

"Ughhh... Kenapa kepalaku tiba-tiba terasa sangat pusing?!" Li Hongli mengeratkan giginya sambil memegang kepala yang seakan-akan ingin meledak.

Perlahan Li Hongli mulai membuka mata dan langsung merasa terkejut, setelah melihat dirinya berada di tepi sungai yang dikelilingi oleh pepohonan seakan berada di dalam hutan.

Saat memperhatikan area sekitar, Li Hongli merasa asing dengan tempat tersebut. Dia sama sekali tidak ingat pernah mengunjungi kawasan semacam ini.

Merasa jika rasa pusing dan pegal sudah mulai mereda. Li Hongli bangkit dan ingin menelusuri tempat tersebut untuk mencari bantuan.

Tetapi dia tiba-tiba merasa ada hal yang aneh saat melihat pandangan menjadi lebih rendah. Li Hongli seketika terkejut saat menyadari tangannya menjadi lebih kecil.

"Kenapa tanganku menjadi kecil seperti ini?!" Li Hongli mengerutkan alis saat memperhatikan ke-dua tangannya.

Ketika memeriksa lebih lanjut lagi, Li Hongli menyadari jika tubuhnya mengecil dan membuatnya terkejut.

Pria berusia 28 tahun itu segera berlari menuju sungai dan mendapati siluet bocah 10 tahun dari pantulan permukaan air.

"Hah?! Siapa pengemis kecil ini? Apa ini benar-benar aku?!" Li Hongli memeriksa wajah dari pantulan permukaan air seakan tidak percaya jika dirinya menjadi seorang anak kecil.

Penampilan Li Hongli sekarang memang terlihat seperti pengemis kecil, dengan pakaian lusuh yang terdapat beberapa tambalan jahitan serta rambut acak-acakan.

Li Hongli juga mendapati tubuhnya sangat kurus untuk anak berusia 10 tahun. Tentu dia masih tidak percaya jika pengemis kecil yang ada di pantulan air merupakan dirinya.

"Hahaha... Ini benar-benar gila. Sepertinya aku sedang bermimpi sekarang..." Gumam Li Hongli sambil tertawa ringan mengira jika saat ini hanya sedang bermimpi.

Pria itu kemudian mulai menghirup nafas dalam-dalam sebelum menghembuskannya kembali sambil memejamkan mata.

Setelah beberapa saat, Li Hongli membuka matanya kembali dan mendapati jika dia masih berada di tempat sebelumnya.

"Hum? Apa yang terjadi? Kenapa ini tidak berhasil?" Li Hongli merasa bingung tetapi masih mencoba untuk bersikap tenang.

Tidak mau ambil pusing dalam percobaan pertama, Li Hongli yang masih yakin jika ini semua hanya mimpi lalu memulai percobaan ke-dua.

Kali ini Li Hongli memutuskan untuk berbaring di atas rumput sambil menghadap ke langit. Begitu mendapat posisi tidur yang paling nyaman, dia lalu kembali memejamkan mata.

Dari atas langit seekor burung tiba-tiba melintas dan menjatuhkan harta karun berharga yang tepat mengenai wajah Li Hongli.

Merasa ada tetesan jatuh mengenai wajahnya, Li Hongli langsung bangun untuk memeriksa apakah ini tetesan air hujan atau bukan.

Tetapi setelah mendapati langit biru cerah membuatnya menjadi penasaran dengan apa yang menimpanya baru saja.

Begitu memeriksa, Li Hongli mencium bau tidak sedap dan mengetahui jika itu adalah kotoran burung.

"Ughhh... Burung sialan kemari kau!!! Lihat saja apa yang akan terjadi jika aku berhasil menangkapmu!!!"

Li Hongli berteriak kesal dan mulai mengejar seekor burung yang dia yakini sebagai pelakunya. Tetapi karena belum terbiasa dengan tubuhnya yang mengecil, membuat pria itu jatuh tersandung saat berlari.

Seperti pepatah sudah jatuh tertimpa tangga juga, Li Hongli jatuh tepat di atas kubangan air yang berlumpur karena hujan deras tadi malam.

Tubuh pria itu lantas di penuhi lumpur yang membuatnya menjadi kotor. Bahkan wajahnya kini terlihat seperti memakai masker kecantikan dari lumpur.

"Arghhhh!!! Ini benar-benar sangat memuakan. Kemari kau dasar burung sialan!!!" Teriak Li Hongli yang merasa seolah di tertawa oleh seekor burung dari atas pohon.

Pijakan kaki yang licin membuat Li Hongli terpeleset dan jatuh untuk ke-dua kalinya. Kejadian ini tentu saja akan sangat memalukan jika dilihat oleh orang lain.

Burung yang sebelumnya bertengger di atas pohon terbang kembali, dan untuk ke-dua kalinya memberikan harta karun tepat di atas kepala Li Hongli sebelum pergi.

"Bahkan seekor burung bisa menghinaku sejauh ini. Aku sudah tidak punya harga diri lagi, biarkan aku mati saja..." Ucap Li Hongli yang merasa putus asa dengan kehidupannya.

Kesialan selalu menimpa Li Hongli seakan takdir sangat tidak menyukai dirinya. Bagi pria itu tidak ada namanya hari damai, yang hanya kesialan selama dia masih bernafas.

Li Hongli segera kembali menuju tepi sungai untuk membersihkan sekujur tubuhnya, sambil meratapi nasib yang seakan tidak berpihak kepada dirinya.

Perut kurus Li Hongli tiba-tiba mengeluarkan suara gemuruh. Melihat ada sekumpulan ikan salmon berenang melawan arus sungai yang tidak terlalu deras, dia lalu memutuskan untuk mengambil beberapa dari mereka.

Memang tidak mudah untuk menangkap ikan salmon yang terkenal gesit dalam hal berenang, tetapi Li Hongli berhasil menangkap empat ekor meski beberapa kali gagal.

Pria itu mulai mengumpulkan ranting dan kayu sebelum membuat perapian untuk menghangatkan tubuhnya yang basah kuyup.

Beberapa ekor serangga tiba-tiba terbang ke arah Li Hongli dan membuatnya merasa sedikit kesal. Saat mengibaskan tangan, seketika muncul sebuah tabel hologram tepat di hadapan matanya.

"Dari mana munculnya tabel ini?" Li Hongli bergumam sambil menyipitkan mata ke arah tabel dihadapannya yang terlihat aneh.

Tabel tersebut menunjukan tampilan menu utama sebuah karakter dalam game beserta dengan statistiknya.

《Status》

《Shop》

《Lotre》

《Inventory》

《System Point》

Ada lima menu utama terpampang jelas pada tabel hologram yang membuat Li Hongli tentunya merasa penasaran.

Krakkkk!!!

Sebelum Li Hongli menyentuh salah satu menu utama pada tabel hologram, dari dalam pepohonan tiba-tiba terdengar suara patahan ranting yang cukup nyaring.

Pria itu seketika merasa waspada dan segera meraih sebuah batang kayu untuk di jadikan sebagai senjata karena merasa ada binatang buas datang kearahnya.

Layar hologram yang sebelumnya muncul, langsung menghilang tepat saat Li Hongli mengalihkan pandangan seolah sudah ada sebuah program tertanam di dalamnya.

Suasana hening membuat setiap detik yang berlalu menjadi semakin tegang. Li Hongli mencengkram erat batang kayu dan sudah bersiap jika harus menerima serangan.

Dari balik pepohonan muncul seorang pria tua dan membuat Li Hongli sedikit menurunkan kewaspadaan mengingat bukan hewan buas yang datang menghampiri dirinya.

Penampilan pria tua bisa di bilang cukup baik. Dia menggunakan setelan hanfu berwarna putih lengkap dengan topi jerami dan keranjang yang terbuat dari anyaman bambu dibelakang punggungnya.

"Tenang nak, aku tidak memiliki niat jahat kepadamu. Kalau boleh tahu, apa yang sedang kamu bakar?" Ucap pria tua yang terlihat berusia 70 tahun sambil melepas topi.

Li Hongli akhirnya menurunkan senjata begitu merasa pria tua tersebut tidak memiliki niat jahat. Tetapi jauh di dalam lubuk hati, dia mengira jika pria tua itu merupakan hantu dengan janggut dan rambut putih panjang.

Tetapi untuk menjaga sopan santun, Li Hongli tidak langsung mengatakan pikirannya kepada pria tua itu yang dia kira sosok hantu dan memilih untuk menyambutnya.

"Saya sedang membakar beberapa ikan. Jika tuan tidak keberatan, anda bisa bergabung karena saya tidak mungkin bisa menghabiskannya sendiri... " Balas Li Hongli dengan sopan.

Kesempatan bertemu dengan seseorang ditempat asing tentu saja tidak ingin Li Hongli lewatkan begitu saja. Dia masih membutuhkan beberapa informasi kepada pria tua tersebut.

Mendengar ajakan dari seorang bocah pengemis tentu membuat pria tua tersebut merasa tidak keberatan untuk meluangkan waktu sejenak.

"Terimakasih...." Pria tua tersebut tersenyum hangat dan duduk tak jauh dari perapian bersama dengan Li Hongli sambil menunggu ikannya matang.

Pria Tua Asing

Di dalam hutan, dua orang pria berbeda usia terlihat sedang memakan ikan bakar bersama di dekat sebuah perapian.

Mereka tidak lain merupakan Li Hongli dan seorang pria tua asing yang sebelumnya muncul dari balik pepohonan, saat dia mengira bahwa ada hewan buas ingin menyerang dirinya.

Sambil memakan ikan bakar, pandangan Li Hongli tidak bisa lepas dari pria tua yang ada di hadapannya karena berpenampilan cukup aneh.

'Kenapa orang tua ini memakai hanfu tradisional saat musim panas?' Pikir Li Hongli ketika memperhatikan pakaian yang dikenakan oleh pria tua tersebut.

Yang membuat Li Hongli sedikit merinding adalah karena dia masih mengira jika sosok pria tua di hadapannya merupakan hantu.

Bagaimanapun juga tidak mungkin orang pada zaman sekarang memakai hanfu tradisional untuk beraktivitas sehari-hari, apa lagi saat musim panas seperti saat ini.

Menyadari tatapan dari anak kecil yang ada di hadapannya. Bai An kemudian menyeka sisa makanan dari mulutnya sebelum melihat ke arah Li Hongli.

"Dari tatapanmu aku bisa menebak kalau kau mengira aku adalah roh yang bergentayangan di daerah ini..." Celetuk Bai An yang membuat Li Hongli langsung tertawa canggung.

Bagaikan seorang maling yang tertangkap basah mencuri, Li Hongli menjadi gugup dan merasa tidak enak untuk mengakuinya.

"Maaf tuan, saya tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan anda..." Li Hongli menggaruk bagian belakang kepalanya sambil meminta maaf dengan sopan.

Bai An hanya tersenyum tipis saat melihat seorang anak kecil meminta maaf dengan sopan atas tindakan yang sebenarnya hanya kesalahan kecil.

Dari balik hanfu Bai An meraih beberapa keping tembaga dan memberikannya kepada Li Hongli. "Terima ini untuk ikan yang sebelumnya aku makan, nak..."

Li Hongli dengan heran menerima beberapa keping tembaga dari Bai An. Dia seketika merasa bingung saat melihat motif bertulis 'Han' pada kepingan tembaga.

"Maaf tuan, aku tidak bisa menerimanya. Lebih baik anda tetap menyimpannya..." Ucap Li Hongli sambil mengulurkan kembali kepingan tembaga.

Waktu melihat kepingan tembaga bermotif tulisan 'Han' dalam kondisi baik, Li Hongli mengira jika itu merupakan mata uang kuno yang sangat berharga.

Dia tentu merasa tidak enak hati menerima benda semahal itu hanya untuk satu ekor ikan bakar. Lagi pula dia sendiri yang mengundang pria tua tersebut untuk makan bersama.

"Apa aku memberikan harga yang rendah? Baiklah... Terima ini nak, lagipula aku tidak begitu membutuhkan kepingan logam ini." Alih-alih menerima kembali uang dari Li Hongli, Bai An justru memberikan satu kantung kecil berisi uang kepada anak tersebut.

Saat membuka kantung kecil pemberian Bai An, Li Hongli menjadi gelagapan saat menemukan 20 keping emas yang ada di dalamnya.

"Saya benar-benar tidak memerlukannya, Tuan. Anda bisa menyimpannya kembali..." Li Hongli cukup panik saat diberikan kepingan emas yang tidak jelas asal-usulnya dari mana.

Sekeras apapun Li Hongli menolak uang pemberian Bai An, orang tua tersebut juga melakukan hal yang sama dan bersikeras agar anak itu menerimanya.

Bai An bahkan mulai beranjak pergi mengabaikan Li Hongli yang masih membukukan badan dengan tangan menjulurkan kantung uang kepadanya.

"Nak, siapa namamu?" Bai An menghentikan langkah lalu menengok ke arah belakang yang mana terlihat Li Hongli di sana.

Setelah melihat sikap anak kecil itu membuat Bai An merasa tertarik. Padahal dia biasa mengabaikan orang-orang penting yang ingin menemuinya.

"Hongli... Nama saya Li Hongli, Tuan..." Balas Li Hongli yang masih tetap dalam posisi membungkukkan badan.

"Li Hongli... Aku akan mengingatnya... Kau bisa menyimpan uang itu untuk membeli baju yang lebih layak. Pergilah ke arah selatan, tidak jauh dari sini ada daerah bernama Huyi..."

Setelah mengatakan beberapa kata, Bai An langsung menghilang dari hadapan Li Hongli dengan sangat cepat sebelum anak itu sempat menyadarinya.

Benar saja, baru saja Li Hongli mengangkat kembali wajahnya untuk membalas perkataan Bai An. Dia sudah kehilangan jejak dari orang tua tersebut.

"Kemana kakek itu pergi? Cepat sekali, sepertinya dia benar-benar hantu...." Li Hongli bergidik ketakutan karena baru pertama kali melihat hantu.

Untuk saja sosok tersebut tidak memiliki niat jahat, jika benar maka sudah pasti Li Hongli akan menghadapi nasib yang sangat buruk dan berakhir di sana selamanya.

Saat melihat ke arah aliran sungai, Li Hongli kembali memikirkan situasi yang terjadi kepada dirinya sekarang. Dia mencoba untuk mengingat kembali kejadian sebelum terdampar di tempat asing.

Kilasan balik tentang dirinya yang jatuh dari atas apartemen setelah tersambar petir aneh, seketika muncul di dalam pikirannya.

Li Hongli kemudian membuat sebuah kesimpulan jika dirinya melakukan perjalanan waktu. Tetapi dirinya masih mencoba untuk mencerna situasi yang sekarang di alaminya.

"Yang benar saja, bagaimana aku bisa membawa semua kepingan emas dan tembaga ini keluar? Yang ada justru aku akan ditangkap oleh polisi..." Gumam Li Hongli sambil menatap sekantung uang di tangannya.

Dari pada harus menerka-nerka tentang apa yang sedang terjadi kepada dirinya. Li Hongli memutuskan untuk mengunjungi daerah bernama Huyi sesuai perkataan pria tua misterius tadi.

Sepanjang perjalan ke arah selatan, Li Hongli masih memikirkan tentang tabel hologram yang sebelumnya muncul entah dari mana.

"Apakah seseorang menjatuhkan sebuah alat proyektor hologram di hutan ini? Sepertinya sistem yang ada di dalamnya bermasalah." Gumam Li Hongli.

Pria itu berpikir jika tabel sebelumnya berasal dari alat proyektor hologram milik seseorang yang jatuh. Alat semacam ini tentu sudah tidak asing lagi mengingat dirinya berasal dari abad 20.

Teori mengenai pengembangan teknologi hologram sudah ada sejak lama, jadi tidak begitu mengejutkan jika alat semacam itu mulai bermunculan.

Tetapi sesaat setelah Li Hongli bergumam mengenai hal tersebut, tiba-tiba suara dari sebuah artificial intelligence muncul entah dari asalnya.

( DING! System tidak memiliki masalah apapun dan dalam kondisi yang sangat baik Tuan rumah! )

Mendengar seseorang seolah menjawab perkataan yang dia ucapkan sebelumnya, Li Hongli langsung mengarahkan pandangan ke seluruh penjuru arah di sekitarnya.

Tetapi dia tidak melihat satu orangpun di sekitarnya. Hal ini tentu saja membuat Li Hongli mulai merasa merinding.

"Apa aku sedang berhalusinasi karena tidak enak badan? Benar, sepertinya memang begitu..." Gumam Li Hongli sambil mengusap area lehernya.

Tanpa Li Hongli duga, untuk ke-dua kalinya seseorang kembali menjawab perkataannya yang baru saja di ucapkan.

( DING! Berdasarkan statistik anda saat ini. Tidak menunjukan adanya gejala penyakit serius, Tuan rumah )

Bukan hanya suara saja yang muncul kali ini, melainkan sebuah tabel hologram dengan sebuah gambar anatomi tubuh manusia dengan beberapa hasil analisa kesehatan.

Jelas ini sangat membingungkan untuk Li Hongli yang tiba-tiba ditunjukan hal baru. Hingga membuatnya terkejut dan tidak bisa berkata-kata lagi.

"Apa yang terjadi sebenarnya...?" Li Hongli mematung saat memperhatikan tabel hologram di hadapannya saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!