NovelToon NovelToon

The Destruction Of Infinite Dimensional Space

Chapter 1 : Hutan Bunga Bulan Bercahaya.

Jauh dari kawasan Desa Batu Runcing di wilayah yang penuh dengan rerumputan lebat, hidup sebuah keluarga kecil yang hanya beranggotakan ibu dan anak. Mereka tinggal di rumah bambu yang dibangun dengan rapi. Dedaunan yang tua dan layu berjatuhan tertiup angin yang menghalangi pandangan seorang ibu muda yang begitu cantik.

Kecantikan ini begitu lembut dan tenang tersenyum ramah memandang langit yang cerah dengan matahari yang bersinar.

Dia menghela napas kemudian tersenyum dan bergumam dengan manis dan bibirnya yang merah mengucapkan syukur dan mengatakan jika hidup seperti ini adalah pilihan yang tepat.

Ibu muda ini kemudian berjalan ke arah rumah dan memandang satu ruang tertutup.

"Qin Yun, apa kau di dalam? Tolong keluarlah, ibu ingin mengatakan sesuatu. Ibu akan mencari tanaman herbal di hutan terdekat." Suara yang nyaring terdengar seperti teriakan namun nada yang terkandung sangat lembut.

Mendengar suara yang mendesak ini, seorang pemuda keluar dari peristirahatannya dan dengan cepat membuka pintu. Pemuda ini sangat manis dengan mata bersinar ceria. Rambut yang panjang dan halus tidak menghalangi pandangan orang lain untuk melihat wajah tampannya.

Ada sedikit kekhawatiran dalam ekspresi pemuda berusia 10 tahun itu. Dia perlahan berjalan ke arah ibunya dan meraih tangan halus ibunya dan berbicara dengan sangat lembut.

"Ibu, apa kau sedikit saja tidak bisa mendengarkan aku? Aku sudah berulangkali mengatakannya, hutan di luar rumah kita sangat berbahaya. Kau akan selalu berada dalam bahaya jika berpergian sendirian. Jadi,.. ...Bagaimana jika aku pergi bersamamu." Dengan nada yang sedikit merayu, Qin Yun membujuk ibunya untuk mengikutsertakan dirinya dalam mencari tanaman herbal untuk dijual.

Ibunya tertawa manis melihat tingkah anaknya yang begitu perhatian. Perasaan hangat menjadi terasa jelas di hati ibu muda ini. Dia mengelus wajah anaknya dan dengan lembut berkata, "bagaimana bisa ibu begitu kejam membiarkan putra tercinta ibu susah bersama ibu." Mulai dari sini, nada suara ibu Qin Yun berubah seolah dia sedang merencanakan sesuatu. "Coba kamu pikirkan, jika suatu hari ibu menua dan kamu sedang berkerja, lalu ibu yang sudah tua datang dan mengatakan hal yang kamu katakan barusan, apakah kamu akan setuju?" Ibu Qin Yun menahan diri untuk tidak tertawa karena kebingungan putranya.

Qin Yun yang hanya berdiam diri saat ini, perlahan mulai menatap ibunya dengan penuh arti. Di saat kemudian, dia berbalik dan mengabaikan ibunya dengan wajah yang kurang nyaman. "Apa yang ibu katakan? Aku bahkan tidak mengerti sama sekali. Ibu sangat muda dan cantik, bagaimana bisa wajah yang seperti salju dan awan di siang hari itu menua?"

Dengan nada yang sedikit menurun Qin Yun melanjutkan perkataannya. "Ibu adalah ibu yang cantik, baik, dan sangat lembut. Aku hanya memiliki ibu dalam hidup ini. Jika ibu terluka apa yang harus aku lakukan? Jika ibu pergi mencari tanaman herbal di hutan, lalu bagaimana denganku yang hanya duduk diam di rumah?"

Pada saat ini, Qin Yun berbalik dan dengan ekspresi khawatir dan memandang mata ibunya yang terdiam melihat dirinya. "Ibu pergi di pagi hari dan kembali di malam hari. Setiap ibu kembali pasti akan selalu ada luka yang ibu sembunyikan. Semua itu terjadi karena aku tidak bersama ibu. Aku tidak bisa membantu ibu dan hanya menjadi beban ibu. Ibu melakukan semua itu untuk membuat aku bahagia, namun yang tidak ibu pahami,.. Kebahagiaan yang ibu perjuangkan, menjadi pedang di jantungku."

Keterkejutan terlihat di mata ibu Qin Yun yang tidak mengharapkan hal seperti ini akan terjadi. Perasaan sakit terus berkembang hingga membuat ibu Qin Yun merasakan sakit pada kepalanya.

Dia mundur beberapa langkah seolah tidak percaya dengan tangan halusnya yang menopang kepalanya. Selama bertahun-tahun ini dia berkerja untuk Qin Yun, dia berpikir bahkan jika dengan kedua tangannya berjalan dengan kaki di atas tanah, dia akan tetap berjuang untuk kebahagiaan Qin Yun. Namun yang tidak dia pahami hal seperti ini telah merubah dirinya menjadi binatang.

Ibu Qin Yun Sedikit terguncang dengan kesadarannya sekarang. Dia mulai bergumam dengan suara rendah. "Bahkan jika empat kaki di atas tanah... Itu,.. Tidak mungkin seorang anak akan bahagia melihat ibunya yang seperti itu." Ibu Qin Yun perlahan mengerti seperti apa perasaan Qin Yun.

Ibunya meraih dadanya dengan erat dan memandang wajah Qin Yun yang tersenyum. Dia meraih tubuh Qin Yun kemudian memeluknya dengan penuh perhatian. Perasaan menyesal dengan semua kebodohan di masa lalu sekarang perlahan hilang. Ibu Qin Yun meminta maaf tantang kebodohan yang dia lakukan, namun dengan ringan Qin Yun membalas hal itu.

"Aku tidak menyalahkan ibu. Ibu sudah melakukan yang terbaik selama bertahun-tahun. Aku tidak pernah menyesali semua hal yang terjadi bersama ibu, namun untuk sekarang, tolong libatkan aku dalam perjuangan ibu. Ibu adalah jantungku, dan aku adalah kebahagiaan ibu. Kita membutuhkan satu sama lain untuk hidup."

Pembicaraan ini telah menemukan titik terang dan keluarga kecil ini memutuskan untuk saling bergantung satu dengan yang lain. Kebahagiaan terlihat dalam setiap pandangan ekspresi mereka.

Setelah itu semua, Tiba-tiba Ibu Qin Yun teringat jika dia telah menghabiskan banyak waktu di rumah. Dia segera meminta Qin Yun untuk bersiap dan mereka akan pergi dalam beberapa menit kemudian.

Qin Yun Tanpa persiapan langsung mengatakan jika dia sudah siap bahkan sebelum ibunya mengatakan hal itu. Qin Yun berjalan ke arah pintu keluar dan berhenti di ujang pembatas pintu. Qin Yun melihat tas yang sering digunakan ibunya untuk menampung tanaman herbal. Qin Yun secara inisiatif mengambil tas itu dan meletakkannya di atas punggungnya. Dengan tersenyum dia mengajak ibunya untuk segera berangkat.

Qin Yun dan ibu kemudian pergi dan meninggalkan rumahnya. Selama beberapa waktu mereka berjalan, mereka telah melewati beberapa wilayah hutan hingga mereka tiba di perbatasan hutan di mana semua pohon dan rantingnya mengeluarkan fluktuasi cahaya aneh namun begitu indah dan menyihir.

Qin dapat melihat hutan yang begitu luas dengan beberapa binatang kecil yang sedang sibuk mencari makan. Qin dapat mendengar suara aliran air yang begitu deras namun terdengar nyaman ketika suara mencapai hutan luas ini. Aroma di hutan ini begitu jelas dan perasaan ini tidak dapat dijelaskan.

Qin Yun terus berjalan bersama ibunya menyusuri hutan indah ini. Kekaguman Qin Yun tidak berhenti di situ Karena keindahan lain sedang menanti dirinya.

Ibu Qin Yun tersenyum melihat putranya untuk pertama kali melihat dunia luar. Selama ini Qin Yun terus berada di rumah dan di larang keluar oleh ibunya untuk suatu alasan tertentu. Karena kekaguman Qin Yun itu terhadap hal baru, ibunya mulai menjelaskan jika hutan yang dilihat Qin Yun ini bernama Hutan Bunga Bulan Bercahaya. Keindahan ini tidak akan pernah hilang karena pantulan cahaya bulan yang selalu menyinari hutan ini di malam hari.

Setelah menjelaskan semua hal yang dapat dimengerti Qin Yun, akhirnya mereka tiba di kebun di mana semua tanaman herbal tumbuh. Keindahan kebun ini tidak kalah dari hutan yang barusan dilalui Qin Yun. Kebun ini selalu dihinggapi oleh binatang kecil yang begitu indah.

Qin Yun menikmati keindahan ini seolah ini adalah dunia impian. Qin Yun yang berdiri diam dengan tangan yang direntangkan tiba-tiba terbangun dalam kesadarannya yang mendengar suara ibunya yang memanggil. "Qin Yun, sampai kapan kamu akan berdiri di sana? Cepat dan bantu ibu mengumpulkan tanaman herbal ini." Qin yang sudah tersadar, tiba-tiba tersenyum malu saat pandangan ibunya tertuju padanya. "Ah, ~ baiklah, aku datang."

Qin Yun memperhatikan bagaimana ibunya mencabut tanaman herbal dari akarnya dan mulai mencobanya.

Waktu terus berlalu dan waktu telah menunjukkan sore hari. semua tanaman herbal telah terisi penuh di tas dan ibu Qin Yun bergumam jika hal ini jauh lebih cepat jika dilakukan bersama.

Setelah semua kelelahan itu, Qin Yun dan ibunya kembali ke rumah namun ditengah perjalanan ibunya ingin berpisah karena tujuan akhirnya adalah menjual tanaman ini di desa terdekat. Hal ini ditentang oleh Qin Yun dan dia bersikeras untuk mengikuti ibunya. Ibu Qin Yun tidak dapat berhadapan dengan tingkah Qin Yun yang terus menggodanya.

Pada akhirnya, mereka bersama pergi ke desa terdekat untuk melakukan penjualan di toko yang biasanya didatangi ibu Qin Yun. Dalam perjalanan mereka melawati banyak kawasan hutan lebat dan hutan bambu, dan setengah jam kemudian mereka tiba di pintu masuk desa terdekat itu.

Qin Yun dan ibunya berjalan masuk ke dalam dan hal ini benar-benar mengubah pandangan Qin Yun tentang dunia luar. Tanah yang diinjak Qin Yun adalah jalanan yang disusun dengan rapi oleh material berharga, dan bangunan yang dilihat Qin Yun begitu tinggi dan semua memancarkan kilauan cahaya yang berbeda. Orang-orang ramai menjalankan aktivitas dan suara yang begitu ribut dari kejauhan yang saling bersaing untuk menarik perhatian pengunjung.

Qin Yun dan ibunya tiba di toko dan seorang pelayan wanita menyambut kedatangan mereka. Wanita itu terlihat cantik namun dia begitu senang melihat ibu Qin Yun. "Aduh,.. Nyonya Qin sudah lama tidak terlihat dan sekarang menjadi jauh lebih cantik." Seolah sudah terbiasa dengan hal itu, Ibu Qin Yun segera tersenyum ramah dan berkata. "Hahaha, nona begitu bersemangat dan masih muda. Pujian nona tidak pantas disebut untuk diri yang sudah berkeluarga ini. Baiklah, jangan bermain lagi."

Ibu Qin Yun segera mengangkat tas yang menjadi beban Qin Yun dan meletakkan Dia atas meja. Seorang pria yang melayani pelanggan segera memeriksa tanaman herbal yang diletakkan ibu Qin. Pria muda itu mengangguk puas dengan hasil tanaman itu kemudian melihat ke arah ibu Qin dan mulai membicarakan transaksinya.

"Tanaman yang nyonya berikan selalu tidak mengecewakan kami. Bahkan sekarang, herbal ini manjadi jauh lebih baik. Saya telah menghitungnya dan jumlah keseluruhannya adalah 213 tanaman herbal dengan kualitas terbaik. Kami menghargai setiap satu tanaman herbal dengan harga 150 koin emas. Setengah harga jauh lebih tinggi dari biasanya. Bagaimana pendapat nyonya?"

Ibu Qin hanya berdiam diri sebentar kemudian tersenyum setuju. Pelayan itu segera mengangkat tas dan menuangkan semua herbal ke kantung lemari kecil yang melayang disekitarnya. Setelah kantung itu terisi penuh, dia segera tertutup dan melesat pergi ke langit-langit toko dan masuk ke lemari besar.

Qin Yun begitu kagum dengan hal itu dan dia bertanya-tanya bagaimana hal itu dilakukan. Melihat kekaguman Qin Itu, pelayan pria itu segera menjelaskan jika semua itu dilakukan secara otomatis karena telah diatur oleh formasi besar yang melingkupi toko ini. Ini adalah salah satu dari kemampuan seorang Kultivator dalam bidang formasi. Dengan pembahasan itu, Qin Yun memiliki kekaguman tersendiri dalam pikirannya tentang kultivator.

"Baiklah nyonya Qin, di dalam tas penyimpanan ini ada 31.950 koin emas dari hasil transaksi barusan. Senang berkerja sama dengan anda nyonya Qin." Pelayan itu dengan sopan menyerahkan tas penyimpanan berisi koin emas di tangan nyonya Qin.

Dengan senyuman Ibu Qin Yun menerima hal itu dan dia bergumam jika koin emas sebanyak ini akan cukup untuk mereka berdua sampai satu minggu ke dapan.

Qin Yun dan ibunya kembali ke rumah dan di tengah-tengah kekaguman Qin Yun tentang desa ini, dia melihat wajah ibunya yang kelelahan. Hal ini membuat hati Qin Yun manjadi terpecah karena harus memikirkan cara agar ibunya tidak lagi memiliki kecemasan tentang kehidupan mereka.

Qin Yun sadar jika ibunya tersenyum saat menerima koin emas dengan jumlah besar karena hal itu dapat membuat mereka bertahan hingga minggu depan. Qin Yun mulai berpikir untuk kembali ke kebun itu dan mengambil semua tanaman herbal itu.

Chapter 2 : Hutan Terlarang.

Dalam beberapa menit kemudian setelah berjalan dari desa terdekat ke dalam area hutan, Qin Yun dan ibunya langsung tiba di rumah pada sore hari. Seperti biasa dalam aktivitas Qin Yun sebelumnya, dia segera mengambil Sapu yang terbuat dari tangkai yang dihaluskan dan mulai menyapu halaman rumah dari dedaunan pohon bambu.

Berbeda dengan ibunya yang langsung meletakkan tas dan membersihkan semua ruang dalam rumah. Kelelahan masih terlihat di wajahnya dan hal ini menjadi beban pikiran Qin Yun.

Waktu berlalu selama setengah jam dan Qin Yun telah menyelesaikan pekerjaannya dengan cermat. Dia melihat ibunya beraktivitas dengan senyuman manis di wajahnya. Ibunya yang sedang sibuk tidak menyadari pandangan Qin Yun dan dia sibuk menyusun perapian untuk memasak. Tidak lama kemudian suasana menjadi canggung dan hening. Ibunya melihat ke arah Qin Yun dan dia segera menghampiri Qin Yun dan mengetuk kepala Qin Yun.

"Apa yang sedang kamu lihat? Jika kamu senggang, tolong bantu ibu untuk mengambil kayu bakar dan menyusunnya di samping perapian itu." Sembari menunjuk ke arah perapian, ibunya dengan senyuman meminta bantuan putranya. Qin Yun mendengar itu dan segera mengguncang kepalanya untuk memulihkan kesadarannya. Dengan lembut dia menghela napas dan berkata, "aku akan melakukannya dengan cepat."

"Berbeda dengan apa yang kamu katakan, kamu barusan menghela napas. Apa kamu tidak senang aku menggangu ketenanganmu? Apa aku sudah mengganggu khayalan impianmu? Sampai mana kau berpijak dalam fantasimu itu, apa kau sudah sampai di surganya para wanita cantik?" Qin Yun melihat ibunya dengan mata yang sedikit malas. "Apa yang ibu katakan? Satu-satunya wanita cantik yang aku lihat hanya ibu dan aku cukup dengan itu." Setelah mengatakan itu dia segera berbalik dan berjalan keluar rumah dan mengambil kayu bakar di sekitar rumah.

Ibu Qin Yun yang mendengar itu perlahan sudut bibirnya terangkat melihat punggung Qin Yun yang semakin menjauh. Dia mengambil beberapa sayuran dan secara teratur memotongnya. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya tentang apa yang dikatakan Qin Yun. "Eh,.. Apa Qin Yun barusan mengatakan satu-satunya wanita cantik yang dia lihat adalah aku, dan dia cukup dengan itu? Apa anak ini tidak akan menikah?"

Merasa jika pikiran ini terlalu cepat, Ibu Qin Yun mulai berhenti memikirkan hal itu dan fokus dengan pekerjaan tangannya.

Di sisi lain Qin Yun berjalan masuk ke dalam rumah dengan mengangkat beban kayu bakar yang telah diikat. Qin Yun berpikir jika kayu ini adalah kayu yang dibeli dari desa terdekat atau yang memang dikumpulkan secara terpisah oleh ibunya.

Qin Yun melihat suatu sudut ruang tertentu di samping perapian dan berjalan ke arah sana untuk meletakkan kayu bakar. Qin Yun melepaskan kayu bakar dan suara bantingan kayu itu mengejutkan ibu Qin Yun yang sedang memotong sayur dan hal itu membuat dia menggores jarinya.

Qin Yun yang sedang malas-malasan itu tiba-tiba dikejutkan dengan teriakan ibunya. Dengan respon yang cepat Qin Yun segera melihat Ibunya dan dengan cepat berlari meraih tangan ibunya. Tanpa berpikir panjang Qin Yun langsung mengisap jari ibunya yang terluka untuk menetralisir darah yang berjatuhan.

Ekspresi kesakitan terlihat di wajah ibunya yang meminta Qin Yun untuk tidak terlalu peduli dengan luka kecil ini. "Maafkan ibu, ibu Termenung dan akhirnya melukai diri sendiri. Ibu benar-benar ceroboh. Kamu tidak perlu khawatir, ini hanya luka kecil dan tidak terlalu berpengaruh. Ibu akan melanjutkan ini setelah ibu menghentikan darahnya."

Mendengar ibunya yang meremehkan lukanya, Qin Yun Tiba-tiba memeras jari ibunya yang sedang dalam gigitannya. Ibunya segera berteriak kesakitan dan dengan lembut menampar kepala Qin Yun. "Apa kamu lakukan? Kamu baru saja menyakitiku. Itu sungguh sakit! Jika sikapmu seperti ini dalam memperlakukan wanita, kamu akan hidup kesepian."

Mendengar hal itu, Qin Yun meraih jari ibunya dengan lembut dan menatap tajam ke arah mata ibunya yang sedikit kesakitan. "Ibu begitu meremehkan luka kecil ini, namun lihat darah ibu yang jatuh di tumpukan sayuran itu. Sebenarnya apa yang ibu pikirkan sampai menggores tangan sendiri? Apa itu lebih penting dari jari ibu?"

Ibu Qin Yun terdiam melihat mata tajam Qin Yun. Dia tidak menyangka jika hal ini dapat membuat marah Qin Yun. Dengan kebingungan ibunya mengangkat tangan lembutnya yang lain untuk menutupi tatapan tajam Qin Yun. "Aku tidak tahu, jangan bertanya lagi. Kenapa kamu harus marah untuk hal yang seperti ini. Aku sudah mengatakannya, ini tidak perlu dikhawatirkan."

Setelah mengatakan itu, ibunya segera menarik jarinya dari genggaman Qin Yun dan pergi ke kamarnya. Qin Yun yang ditinggalkan, Tiba-tiba teringat jika dia telah kasar kepada ibunya. Dengan hati yang sedikit bingung, Qin Yun bersandar di atas meja dengan satu tangan menutupi matanya. "Apa yang sudah aku lakukan? Aku benar-benar gila melihat ibu dengan mata yang kesal. Maafkan aku."

Beberapa menit telah berlalu dan ibu Qin Yun keluar dari kamarnya dengan tangan yang sudah diperban dengan rapi. Dengan ragu-ragu dia berjalan ke arah dapur dan melihat Qin Yun yang sedang memasak sayuran di perapian dan memotong beberapa daging segar.

Qin Yun sadar dengan kedatangan ibunya dan dia segera berjalan menghampiri ibunya yang sedang mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Aku tidak marah, sungguh. Aku hanya khawatir dengan keadaan ibu. Darah yang keluar sungguh banyak dan ibu melihatnya. Aku hanya khawatir dan aku tidak marah." Secara perlahan Qin Yun mendekatkan diri seolah sedang berjalan ke arah kelinci kecil yang kapan saja akan kabur jika dikejutkan.

Qin Yun meraih lengan ibunya dengan lembut dan meminta maaf. Dengan perhatian Qin Yun membawa ibunya untuk duduk di kursi panjang di depan perapian yang di mana Qin Yun duduk di awal. "Humph... Kamu mengatakan tidak marah namun kamu melihatku dengan begitu ganas seolah kamu ingin membunuhku. Aku tahu kamu khawatir namun tatapanmu benar-benar sangat tajam." Setelah mengatakan itu, dia segera menampar kepala Qin Yun. "Ini adalah balasanku."

Qin Yun tertawa dengan manis menghadapi ibunya, "baiklah, baiklah. Aku salah." Setelah mengatakan itu dia segera berdiri dan menuju perapian. "Ibu tidak perlu berkerja lagi dan duduk saja di sana. Ibu harus percaya padaku jika aku mengatakan aku sangat ahli dalam memasak." Qin Yun mencoba memecahkan suasana sebelum semua menjadi canggung karena suatu alasan ini akan benar-benar aneh.

Qin Yun menyombongkan diri dan mengatakan jika dia pandai dalam memasak, dan hal ini membuat ibunya tertawa dengan manis. "Aku tidak pernah melihatmu memasak, bagaimana kamu bisa jadi begitu ahli? Hehe."

Qin Yun melihat ibunya kemudian mengerutkan alisnya. "Apa ibu tidak percaya? Baiklah, bagaimana jika kita bertaruh? Jika aku bisa memasak, maka ibu harus tidur lebih cepat. Bagaimana?" Ibunya kembali bersemangat dan menerima tantangan Qin Yun.

Qin Yun mulai memasak dan menunjukkan semua keterampilannya dalam hal ini. Ibunya terlihat terkejut karena Qin Yun dapat membedakan semua bumbu untuk melengkapi cita rasa masakannya.

Waktu telah berlalu jauh lebih cepat dalam kesibukan keluarga kecil ini, dan waktu telah menunjukkan malam hari. Qin Yun berjalan ke arah meja dengan beberapa masakan yang di bawanya. Semua itu diletakkan di atas meja dan membiarkan ibunya yang pertama mencicipinya. Ibu Qin Yun begitu terkejut dengan mata yang tercengang merasakan masakan Qin Yun yang begitu enak. Ibunya bertanya bagaimana Qin melakukannya dan Qin Yun hanya terdiam dan berkata jika itu adalah rahasia.

Qin Yun secara perlahan mulai duduk dan makan bersama ibunya hingga masakan Qin Yun habis tidak tersisa. "Masakan ini benar-benar sangat enak. Ibu tidak percaya kamu begitu ahli dalam hal ini. Tapi kamu tidak akan bisa mengalahkan ibu." Qin Yun tersenyum mendengar hal itu kemudian berdiri membersihkan semua tempat makanannya. "Ibu kalah dalam taruhan, jadi tidurlah lebih cepat. Sisanya serakah padaku."

Karena sangat menikmati makanan itu, ibu Qin Yun sampai lupa dengan apa yang dipertaruhkan. "Apa kamu baik-baik saja dengan semua pekerjaan itu? Ibu akan benar-benar pergi jika kamu mengatakan iya." Qin Yun yang sedang Bersih-bersih langsung menjawab pernyataan ibunya dengan senyuman. Hal ini membuat ibunya tersenyum ringan. Dia secara perlahan beranjak dan pergi meninggalkan Qin Yun menuju kamar tidurnya.

Qin Yun yang sibuk masih di Bayang-bayangkan oleh ekspresi ibunya yang kelelahan. "Semua berjalan sesuai keinginanku. Setelah ini semua, aku akan segera pergi. Ibu,.. Ini tidak akan lama. Kamu tidak akan memiliki ekspresi yang seperti itu setelah aku kembali nanti. Tunggu saja."

Qin Yun dengan cepat menyelesaikan semua pekerjaannya dan pada waktu tengah malam, Qin Yun segera berlari ke arah hutan terdalam. Qin Yun mencoba mengingat di mana jalan terakhir yang dia lalui dan mulai menyusurinya.

Tidak lama kemudian, Qin tiba di suatu wilayah dengan banyak pepohonan mati. Qin Yun terus berjalan dan dia merasa jika ini bukanlah jalan yang tepat yang dia lalui.

Qin Yun mencoba kembali namun dia melihat sekitar begitu asing. "Tidak, ini tidak mungkin. Apa aku tersesat. Bagaimana ini? Di mana ini? Aku benar-benar tersesat, sial!" Qin Yun terus berjalan menyusuri hutan berantakan ini. Dan beberapa jam kemudian, Qin Yun sampai di tanah rerumputan namun pijakan ini sedikit aneh.

Qin Yun berjalan dengan hati-hati namun beberapa saat kemudian angin berhembus kencang menerpa tubuh Qin Yun secara horisontal. Qin Yun melihat asal hembusan udara ini dan menemukan banyak tanaman dengan batang, daun, dan permukaan tanaman ini memancarkan cahaya berwarna biru terang dengan udara yang selalu berhembus setiap detiknya.

Qin Yun dapat menebak jika tanaman herbal ini kemungkinan sangat berharga dan sangat mahal. Dia segera mengumpulkannya dan menyimpannya di tas. Qin Yun begitu bersemangat setelah mengambil semua tanaman herbal dan mulai menghitungnya.

"Aku benar-benar beruntung, dan sialnya hanya saat aku tersesat. Aku mendapatkan 179 tanaman herbal dan ini kemungkinan sangat mahal."

Qin Yun memasukkan semua tanaman herbal kedalam kotak dan memasukkannya kedalam tas. Qin Yun mulai mencari jalan untuk pulang dan mengikuti hewan kecil yang sedang berlarian. Dalam pelarian itu, tiba-tiba Qin Yun mencium aroma darah yang pekat dan tidak lama kemudian Qin Yun mendengar suara serigala yang mengaum.

Mendengar suara ini, beberapa binatang kecil segera berlarian dengan cepat dan masuk ke dalam persembunyian. Ini adalah pertama kalinya Qin Yun terdesak sampai Qin Yun merasakan jika hal ini akan sangat berbahaya. Mencoba untuk tetap tenang Qin Yun berlari ke arah bulan karena ketika Qin Yun pergi, dia membelakangi Bulan. "Aku tidak percaya hal ini, namun paman bulan, aku mempertaruhkan nyawaku dan semua keberuntunganku padamu."

Dari kejauhan, beberapa pasang mata yang merah bagaikan darah telah mengawasi Qin Yun dari kejauhan dengan gigi-gigi tajamnya yang menghembuskan napas haus darah. Secara perlahan serigala ini menunjukkan dirinya dengan tubuh yang sangat besar dan punggungnya dilapisi bebatuan merah.

Di atas puncak bebatuan besar, muncul serigala yang lebih besar dengan mata yang bercahaya bagaikan bulan. Satu pijakannya membuat retakan pada batu dan udara pecah menyebar beberapa meter. Pada puncak tengah malam, serigala besar ini mengaum ke atas langit dan udara pecah menyebar hingga menerpa Qin Yun.

Qin Yun tahu jika ini adalah pertanda bahaya dan dia segera berlari dengan cepat. Setelah auman serigala itu, serigala lain yang berada di bawah segera mengajar Qin Yun dengan Gila. Pemimpin dari serigala itu melompat dari bebatuan ke bebatuan lain dan hampir mencapai keberadaan Qin Yun.

"Aku tidak akan selamat jika harus berlarian bersama binatang haus darah ini." Qin Yun menarik satu tangkai pohon yang cukup besar dan nyaman dengan genggamannya. "Ini cukup menjadi senjataku."

Chapter 3 : Pertarungan Dengan Serigala Darah.

Pimpinan serigala tetap bertahan dengan berlari dan melompat dari batu besar ke batu besar lain dengan mengamati pergerakan dan jalan pelarian Qin Yun. Setiap pijakan kaki pemimpin serigala bebatuan akan selalu hancur dengan udara akan pecah menyebar.

Qin Yun yang sadar dengan penglihatannya itu, secara naluri Qin Yun dapat menebak jika pemimpin itu sangat kuat dan sedang menginstruksikan bawahannya untuk memblokir jalan pelarian Qin Yun. Beberapa serigala dengan kecepatan yang melintasi beberapa meter dalam hitungan detik hampir mencapai keberadaan Qin Yun.

"Apa kau berpikir ini mudah bagimu?" Qin Yun yang berlari dengan cepat melompat di udara dan membalik tubuhnya dengan menggenggam balok kayu yang kemudian dibanting ke arah serigala yang berada di jarak hampir 60 cm. Serangan Qin Yun itu tidak meninggalkan bekas dan bahkan goresan, namun masih memberikan kesempatan bagi Qin Yun untuk mempertahankan nyawa kecilnya setelah serigala itu dipukul tepat pada kepalanya dan menggangu pandangannya untuk beberapa saat.

Qin Yun kembali melanjutkan pelariannya dan dia tahu jika dirinya sekarang hanya pion yang sedang dimainkan oleh para Serigala ini. Hal ini bukan tanpa alasan, bahkan hingga sekarang, pemimpin dari serigala ini masih belum bertindak dan hanya mengamati dari atas bebatuan.

Qin Yun terus berlari dan berusaha untuk meraih beberapa dahan pohon. Selama melewati hutan itu, Qin Yun melihat berbagai pohon yang tangkainya indah namun tidak memiliki ketahanan yang kuat untuk bersaing dengan kekuatan serangan dari pemimpin serigala itu.

Beberapa waktu telah berlalu dan Qin Yun telah masuk di kawasan hutan yang begitu kering. Serigala itu masih mengejar Qin Yun dan Qin Yun sendiri berpikir jika tidak ada kayu yang dapat menyelamatkan nyawanya sekarang. Semua yang terlihat dalam pandangannya adalah pohon yang mati dan kemungkinan itu telah busuk walaupun sedikit memancarkan udara yang berbeda.

Pemimpin serigala kembali mengaum keras di langit dan udara pecah menyebar menerpa tubuh Qin Yun yang kemudian secara perlahan menggetarkan tubuh Qin Yun. Secara tiba-tiba serigala lain melesat dengan cepat dan ingin meraih tubuh Qin Yun dengan cakar yang tajam dan memancarkan kilauan cahaya yang aneh.

Qin Yun menyadari hal itu dan dia segera berbalik dan menahan cakar serigala dengan kayu yang masih tertinggal di tangannya. Dengan kekuatan Qin Yun yang hanya batas manusia, Qin Yun ditekan hingga gigi-gigi tajam serigala hampir menelan dan merobek kepala Qin Yun secara utuh, namun ditengah ketidakberdayaan itu, Qin Yun teringat dengan ibunya dan wajahnya yang begitu cantik terlintas dibenak Qin Yun.

Dengan kekuatan yang ada Qin Yun mencoba sekuat kekuatan untuk mendorong kayu yang adalah pertahanannya agar menjauhkan mulut serigala yang hampir mencapai kepalanya. Serigala yang tidak ingin kalah dengan cakarnya dia menekan tubuh Qin Yun hangga bahkan hal ini membuat Qin Yun menjadi sesak.

"Kau berburu untuk bertahan hidup dan untuk koloni kecilmu, dan aku hidup untuk mempertahankan kebahagiaan keluargaku dan jantungku. Kita adalah dua ras yang masing-masing memiliki alasan untuk bertahan hidup dan hingga pada titik ini, kalian masih berjuang untuk mendapatkan dagingku, namun yang tidak kalian mengerti,..

...Tuanmu adalah serigala darah, sedangkan keluargaku tidak bertuan. Kami hidup hanya untuk bahagia. Dan kau hidup untuk berburu. Aku memiliki banyak alasan untuk bertahan hidup!" Dengan suara teriakan yang sedikit menyesakkan, keringat bercucuran di wajah tampan pemuda yang berjuang untuk bertahan ini. Semangat yang tidak dapat dijelaskan mengalahkan akal sehatnya yang secara gila Qin Yun menarik mulut besar serigala dan tangan lain melepaskan kayu yang kemudian ditusuk ke dalam tenggorokan serigala.

Serangan Qin Yun ini membuat serigala mundur beberapa langkah dengan cipratan darah mengalir keluar dari mulut besar serigala. Yang kemudian terjatuh dengan kayu yang masih menancap di tenggorokan serigala.

Pimpinan serigala darah yang melihat ini mulai berjalan dan secara perlahan mendekati Qin Yun dengan mata merah darahnya yang begitu padat. Serigala lain yang mengelilingi Qin Yun meneteskan liurnya melihat tangan Qin Yun yang berdarah.

Melihat serigala yang berjalan mendekat dan jejak kakinya membuat tanah yang keras retak dan udara tidak berhenti menyebar setiap langkahnya. Dengan waspada Qin Yun melihat sekitar dan dia segera tersenyum bergumam rendah. "Benar saja, kalian melihatku sebagai mangsa yang lemah. Jelas-jelas kalian memiliki kesempatan untuk membunuhku, namun memilih untuk bermain. Kalian berpikir terlalu jauh."

Dengan nada yang sedikit aneh Qin Yun melihat sekitar kemudian melihat pemimpin serigala yang berada dalam jarak 30 meter. Qin Yun mencoba mencari kesempatan atau mencoba memikirkan bagaimana dia akan selamat dari situasi ini. "Binatang ini memiliki serangan dan ketahanan kuat, dan sekarang aku bahkan terluka. Apa yang harus aku lakukan." Qin Yun terus memutar otaknya untuk mencari kemungkinan apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dalam kebingungan untuk mempertahankan hidup kecil itu, Tiba-tiba Qin Yun mengalihkan pandangannya ke arah serigala yang tergelatak.

"Apa itu mungkin? Aku mengira jika tenggorokan binatang ini sangat rentan. Aku berharap ini berhasil." Sebuah cara terpikir dalam benak Qin Yun di situasi kusut ini.

Tidak berlangsung lama kemudian, serigala yang telah lama menunggu bawahannya untuk memblokir pelarian Qin Yun tiba-tiba mendengar auman dari kejauhan yang pertanda jika semua area yang memungkinkan untuk melarikan diri telah dihadang.

Tanpa berpikir panjang, pemimpin serigala melesat dan melompat ke arah Qin Yun untuk menerkamnya, namun Qin Yun yang telah mengetahui hal itu, dia langsung mencampakkan dirinya yang kemudian berguling di atas tanah untuk menghindari serangan serigala. Dalam keadaan ini, Qin Yun tidak memiliki kesempatan untuk menghindari serangan serigala dengan berlari karena jarak cakar serigala lebih luas untuk menangkap Qin Yun.

Keadaan yang seperti ini terus berulang-ulang dengan Qin Yun yang terus menghindari serangan pemimpin serigala. Dalam waktu-waktu itu, darah dari tangan Qin Yun yang menetes di atas tanah telah mengenai sebuah Material dari logam yang kemudian memancarkan cahaya yang hebat.

Semua serigala teralihkan pandangannya ke arah pancaran cahaya yang tidak biasa itu, dan bahkan Qin Yun sendiri. Qin Yun yang merasakan jika benda itu dapat membantunya, dia mulai melompat dan meraih ujung dari benda itu. Sesaat sesudah Qin Yun menyentuh benda itu, Tiba-tiba tubuh Qin Yun bergetar dan Qin Yun menarik benda itu yang adalah sebuah logam padat yang ujungnya sangat tajam. "Ini sungguh menarik... Walaupun aku tidak paham seperti apa senjata ini, namun ini mungkin menjadi benda yang dapat membantuku dalam situasi ini."

Melihat Qin Yun menggenggam senjata itu, beberapa serigala yang mengelilingi Qin Yun memulai sedikit menjauh seolah mereka sedang waspada dengan benda yang berada di tangan Qin Yun. Pimpinan serigala mengeram marah yang kemudian mengaum dengan keras.

Pemimpin serigala itu segera melesat menyerang ke arah Qin Yun dan Qin Yun yang melihatnya tersenyum. Dengan cepat Qin Yun menarik kuat logam itu dan menebasnya ke arah pemimpin serigala dan hal ini berhasil melukai bagian bawah tubuh serigala itu. Tanpa berpikir panjang Qin Yun melesat ke arah pemimpin serigala untuk menyerangnya, dan serigala lain yang paham situasi bosnya, mereka juga mengejar Qin Yun.

Qin Yun telah berada hampir dekat dengan pemimpin serigala dengan tangannya yang mengendalikan logam untuk menyerang serigala. Pemimpin serigala merasakan bahaya dan dia segera mengangkat kaki depannya untuk menyerang dan menahan serangan Qin Yun di waktu yang bersamaan.

Dalam keadaan ini, Qin Yun tahu jika serigala lain akan tiba dan Qin Yun segera membalik tubuhnya dan dengan cepat menarik logam yang dilepas secara horisontal ke semua serigala yang berada di belakang Qin Yun. Serangan ini berhasil mengenai semua serigala dan meninggalkan bekas sayatan yang seperti daging yang dirobek dan mengeluarkan darah.

Setelah Serangan itu, Qin Yun sadar jika dia telah membelakangi serigala yang lebih berbahaya. Dengan sedikit lirikan dari Qin Yun, dia sadar jika serigala itu sedang melancarkan serangan dan Qin Yun yang paham hal itu segera menekuk lututnya dan mengarahkan ujung logam yang tajam ke arah belakang untuk menusuk kaki depan serigala yang sedang mengarahkan padanya.

Cipratan darah keluar dan serigala yang mengaum kesakitan. Dia mengguncang kaki besarnya yang kemudian membuat Qin Yun terlempar jauh bersama dengan logamnya. Dengan cepat Qin Yun berdiri untuk menyambut serangan lain dari bawahan serigala itu. Qin Yun berlari kemudian melompat dengan ujung logam tepat mengarah di atas kepala bawahan serigala itu. Serangan ini berhasil membunuh serigala itu hanya dalam beberapa waktu.

Setelah membunuh serigala itu, dia segera melompat menjauh ke arah lain yang berbeda di mana posisi ini memungkinkan Qin Yun untuk melihat area yang lebih luas untuk mencangkup pandangannya ke-dua posisi yang berbeda antara bawahan serigala dan pemimpinnya.

Dalam pandangan Qin Yun kali ini, serigala yang mati mengumpulkan aura yang begitu aneh namun mengandung vitalitas yang memulihkan dan menghentikan pendarahan Qin Yun. Aura ini berkumpul menjadi padat dan membentuk bulatan yang sempurna di udara yang kemudian jatuh di atas tanah. Qin Yun melihat bola kecil dengan ukuran genggaman orang dewasa ini memancarkan aura yang dan cahaya berwana merah. "Apa itu? Cahaya dari boleh itu begitu hebat bahkan dapat menghentikan pendarahan pada lukaku."

Di tengah-tengah kekaguman Qin Yun itu, tiba-tiba pemimpin serigala melesat menyerang Qin Yun dan Qin Yun yang dikejutkan dengan pemimpin serigala yang melompat ke arahnya, dengan reaksi yang spontan melemparkan logam yang tajam yang kemudian melesat menembus tenggorokan pemimpin serigala darah.

Dengan keterkejutan Qin Yun bergumam kebingungan, "Eh, Apa ini benar-benar masuk akal? Mati begitu saja? Aku membuang begitu banyak waktu dan tenaga hanya untuk bertahan dan ternyata dia mati begitu saja dengan logam itu. Ternyata aku yang terlalu lemah. Jika yang berada di sini adalah seorang Kultivator, mungkin serigala ini akan terbunuh dengan cukup mudah."

Suasana yang berat dan mencengkam telah berakhir dan serigala yang tersisa telah melarikan diri setelah melihat pemimpin mereka terbunuh. "Aku selamat, namun tidak jika aku kembali menentang takdir dan datang kembali ke sini. Aku berhasil bertahan namun ini tidak akan berlangsung lama, karena aku percaya binatang ini akan kembali lagi dan menargetkan aku. Aku harus menyelesaikan masalahku dan tidak melibatkan ibu dalam bahaya."

Dengan perkataannya ini, Qin Yun telah membangun komitmen pada dirinya sendiri untuk segera menyelesaikan masalah ini antara dia yang mati atau koloni serigala darah yang hancur.

Qin Yun melihat sekitar dan merasa jika tidak akan ada bahaya. Qin Yun berjalan mendekati mayat pemimpin serigala yang kemudian mencabut logam panjang itu dari tenggorokan serigala besar itu. Qin Yun menatap bingung ke arah bola kecil berwarna merah darah di sekitar serigala yang mati dengan pancaran aura aneh itu. Qin Yun mengambil bolanya dan telah terkumpul 3 bola aneh itu yang kemudian disimpan dalam kotak dalam tas.

"Yaa, masalah satu telah selesai dan masalah lain masih bertahan. Sekarang,.. Bagaimana caraku kembali ke rumah?" Dalam kebingungan Qin Yun ini untuk mencari jalan pulang, tiba-tiba dari kejauhan Qin Yun dapat melihat secara samar-samar jika beberapa warga desa berjalan dengan membawa lampu obor. Qin Yun mencoba mengingat jalan itu dan mulai mengikutinya untuk kembali ke arah desa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!