"Kelas nanti jam 2 kan? Aku mau ke xxxx. Ada yang harus aku beli di sana." Tanya Kira pada Aldy teman kuliahnya.
"Kamu mau beli apa sampe ke xxxx segala?" Tanya Aldy pada Kira.
"Ada deh." Jawab Kira santai.
Kira memasukkan tangan ke dalam tas kuliahnya mencari kunci mobil.
"Cari apa?" Tamya Aldy sewot
"Kunci mobil." Jawab Kira sekenanya
"Ah ketemu. Aku pergi dulu." Pamit Kira seraya bangkit dari duduknya.
"Iya. Hati-hati bawa mobilnya." Pesan Aldy
"Iya. Bye." Jawab kira sambil melambaikan tangannya ke arah Aldy
Kira menghela nafas memasuki mobilnya.
Hari baru jam 11 tapi terik matahari sudah sangat menyengat.
Kira menyalakan mesin mobilnya lalu menghidupkan AC. 'Fuh lega. Kalo tiap hari begini bisa gosong mukaku yang cantik ini.' Keluh kira.
Saat sedang asik memandangi wajah cantiknya, kira dikejutkan dengan suara ketukan di kaca mobilnya. Kira menuunkan kaca mobilnya.
"Iya, kenapa?" Kira menyipitkan matanya menahan teriknya matahari yang berhasil menerobos masuk ke dalam mobilnya.
"Mau kemana?" Tanya Apin dengan membawa setumpuk buku ditangan nya.
"Mau ke xxxx. Ada yang mau aku beli disana. Mau ikut?" Tanya Kira dengan tersenyum. Apin ikut tersenyum.
"Hari ini ada kelas?" Tanya Apin
"Ada jam 2 nanti. Kamu?" Kira balik bertanya pada Apin.
"Ada jam 12. Ini mau pulang bentar mandi sama ganti baju." Jawab Apin
"Mau bareng?" Tawar Kira. Dalam hati Kira berharap agar Apin menerima tawaran nya.
"Hmmm. Enggak deh. Siapa yang bawa motor kalo aku ikut kamu." Tolak Apin halus.
Kira hanya menganggukkan kepalanya.
'Bener juga.' Batin Kira. Senyum Kira perlahan hilang.
"Malam ini ada acara gak?" Tanya Apin, namun terdengar seperti ajakan di telinga Kira.
"Hmmm. Gak ada kayaknya. Kenapa?" Tanya Kira pura-pura tidak tau maksud Apin. GENGSI.
"Makan yuk?" Ajak Apin, Kira sengaja pura-pura berfikir.
"Kalo gak bisa gak papa. Lain kali aja." Jawab Apin dengan nada kecewa. Apin hendak beranjak dari samping mobil Kira.
"Bisa kok." Jawab Kira cepat dengam setengah berteriak karena Apin hendak meninggalkannya.
"Ok. Sampai ketemu nanti malam." Jawab Apin menoleh ke arah kira sambil tersenyum.
"Ok." Jawab Kira cepat kegirangan. Kira menggigit bibir bawahnya. 'Sok-sokan gengsi, ujung-ujungnya kamu juga yang kegirangan.'
Selesai menemukan barang belanjaan nya, Kira berjalan ke kasir untuk membayarnya.
"Disini bisa pake debit gak?" Tanya Kira seraya meletakkan belanjaan nya di meja kasir.
"Bisa kak." Jawab kasir
Selesai membayar semuanya, Kira masuk kembali kedalam mobil dan meletakkan belanjaan nya di kursi belakang. Kira melihat ponselnya dan melihat ada beberapa panggilan tak terjawab dari Aldy.
Kira memasang earphone dan segera menelfon aldy sambil menjalankan mobilnya perlahan.
"Kira!!!" Jerit Aldy setelah menjawab panggilan Kira.
"Apaan sih kamu dy. Teriak-teriak udah kayak perempuan aja. Kenapa tadi nelfon?" Tanya Kira
"Kelasnya dimajuin jam 1." Kira membulat mata serasa tak percaya mendengar nya.
"Hah?? Bukannya tadi kata dosennya jam 2 ya?" Bantah Kira.
"Mereka minta sama dosennya biar kelas dimajuin." Terang Aldy.
"Astaga. Kenapa dimajuin?" Tanya Kira
"Aku juga gak tau. Tapi kayaknya ada beberapa anak yang gak suka gitu sama kamu." Jelas Aldy.
"Gak suka sama aku? Kenapa?" Tanya Kira
"Ya kamu kan deket sama semua dosen kita. Mungkin karena itu mereka gak suka sama kamu." Jawab Aldy
"Jadi karena itu." Kira menganggukkan kepala tanda paham.
"Aku deket sama dosen-dosen kita kan karena pelajaran gak ada maksud lain." Sambung Kira.
"Udahlah gak usah dipikirin. Kamu mau masuk kelas gak?" Aldy mengalihkan topik.
"Gak mungkin aku gak masuk. Aku kan belum pernah bolos kuliah." Jawab Kira
"Kamu dimana sekarang?" Tanya aldy
"Aku masih di xxxx. It's ok. Aku akan coba kejar kelas ASAP." Jawab Kira
"Asap?? Kamu ngerokok ya?" Tanya Aldy setengah berteriak.
"Mana ada!! ASAP itu artinya As Soon As Possible." Terang Kira.
"Ya mana aku tau. Aku kan baru denger." Bantah Aldy
"Udahlah aku mau nyetir."
"Ya udah. Hati-hati bawa mobilnya." Pesan Aldy.
Sambungan terputus. Kira fokus mengemudikan mobilnya menyalip beberapa kendaraan yang berada didepan nya.
Kira menoleh melihat jam di dashboard mobilnya.
Kira tidak menyadari mobil di depan nya telah berhenti. Kira membulat mata dan segera menekan rem mobilnya. Karena jarak yang terlalu dekat, mobil yang dikendarai kira tidak mempunyai cukup waktu untuk berhenti dan akhirnya. BRAAAKK.
Bunyi kuat terdengar jelas di telinga Kira. Kira tidak dapat berfikir sejenak. Kepalanya terasa berat, pusing menghampirinya.
Kaca mobil kira diketuk oleh seseorang. Kira masih menundukkan kepalanya yang terasa pusing akibat benturan yang cukup keras.
Laki-laki itu kembali mengetuk kaca mobil Kira. Kira coba menenangkan hati dan pikirannya. Kira melihat jam di dashboard mobilnya. 'Masih sempet gak nih masuk kelas tepat waktu?' Batin Kira
Kaca mobil Kira diketuk lagi, kali ini ketukannya lebih kuat dari sebelumnya. Kira keluar dari dalam mobilnya, tangam kirinya menopang kepalanya yang terasa berat.
"Mobil kamu kalo di repair gak sampek 100 juta kan?" Tanya kira.
Kira mebulat mata melihat mobil yang baru saja ditabraknya. 'Mini cooper??' Batin kira
"Aku ada kelas sebentar lagi. Kita selesaikan ini secepatnya. Aku tau bengkel repair di dekat sini. Kamu tinggal ikuti aku dari belakang." Ucap Kira
Sesampainya di bengkel yang dimaksud Kira, Kira turut serta masuk kedalam bengkel tersebut.
"Berapa kalau mau repair mobil ini?" Tanya Kira seraya telunjukknya menunjuk mobil mini cooper.
"Sekitar 50 an." Jawab pemilik bengkel itu
"500 ribu?" Tanya kira
"50 juta mbak." Jelas pemilik bengkel.
"Saya kasih 750 ribu dulu. Sisanya nanti saya bayar kalau mobilnya sudah selesai." Ucap Kira seraya menyerahkan uang nya.
'Habis sudah uang saku bulan ini. Melayang gitu aja.' Sedangkan mobil nya sendiri di biarkan begitu saja
Kira menerima nota biaya repair mobil mini cooper. Kira sempat meninggalkan nomor hp nya pada pemilik bengkel.
Kira masuk ke dalam mobilnya. Baru Kira duduk di kursi kemudi nya, pintu mobil sebelah kiri tebuka dan seseorang duduk di kursi penumpang.
"Excuse me? Kamu kenapa masuk mobil saya?" Tanya kira dengan nada agak tinggi.
"Apa? Lo udah nabrak mobil gua, masa gua mau lepasin gitu aja. No way." Jawab Rizky santai.
"Mobil kamu kan ada di bengkel, mereka akan memperbaikinya. Aku percaya sama mereka." Jawab Kira dengan nada kesal.
"Lo liat mobil gua. Mini cooper. Mana bisa senaknya ditinggal gitu aja." Bantah Rizky
"Lagian kenapa mobil lo gak di tinggal sekalian?" Rizky balik bertanya
"Mobil aku cuma brio, kalaupun harus di repair gak akan semahal mobil kamu." Elak Kira
"Tapi at least ada driver nya." Jawab Rizky seraya tersenyum menyeringai ke arah Kira.
"Tadi bilang katanya ada kelas?" Rizky mengalihkan topik dan memandang lurus kearah jalan.
Kira mendengus kesal dan segera menjalankan mobilnya meninggalkan bengkel tersebut.
Terima kasih sudah mau membaca novel saya.
Mohon maaf jika masih terdapat banyak kesalahan dalam novel saya karena saya masih belajar.
Terima kasih
"Eh gak usah ngebut-ngebut bisa gak sih?
Ini yang buat lo numbur mobil gua tadi. Buru-buru. Coba kalo lo sabaran dikit, pasti ini semua gak akan kejadian." Oceh Rizky
"Bisa diem gak? Aku lagi ngejar waktu ke kelas biar gak telat." Jawab Kira cuek
"Kelas jam berapa?" Tanya Rizky
"Satu." Jawab Kira tanpa menoleh.
"Anterin gua balik kerumah." Perintah Rizky
Kira tidak menghiraukan Rizky. Matanya fokus kedepan memerhati jalan, keduanya hanya diam.
"Eh jalan ke rumah gua di simpang ini. Bukan lurus, tapi di simpang tadi." Protes Rizky karena Kira lurus bukannya belok.
"Mendingan kamu diem kalo gak mau aku turunin di pinggir jalan." Ancam Kira.
Rizky mendengus kesal lalu menyandarkan tubuhnya.
"KAMPUS?" Rizky mengerutkan keningnya. Kira mematikan mesin mobil lalu kemudian keluar mobil dan berjalan menuju kelas.
"Tunggu. Gua gimana?" Tanya Rizky mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.
Kira menghentikan langkahnya lalu berbalik.
"Aku ada kelas jam 1. Aku juga udah ngasih tau kamu tadi. Kamu yang mau ikutkan?"
Rizky keluar dari mobil dan menutup pintu
"Tapi gua mau lo nganter gua balik kerumah. Bukan malah ke kampus." Kata Rizky dengan nadanya yang sudah meninggi.
Kira langsung mengunci mobilnya.
"Done." Gumam Kira
"Aku gak peduli kamu mau nunggu atau kemana. Aku udah telat masuk kelas." Ucap Kira lalu meninggalkan Rizky sendiri di depan mobilnya.
Rizky baru teringat sesuatu, dia lalu mengeluarkan ponsel dari kantong celana jeans nya lalu menelfon seseorang.
"I'm glad to see you miss Kira." Tegur dosen sinis pada Kira yang masuk kelas dengan mengendap-endap.
"Saya hari ini ada waktu luang. Jadi apa anda mau memberitahu kami kenapa anda terlambat masuk 30 menit?" Kira menelan salivanya.
Tidak pernah orang tua ini mau mendengar alasan orang yang terlambat.
"Maaf pak saya terlambat. Mobil yang saya kendarai tadi menabrak mobil orang pak." Jawab Kira pelan
"Kecelakaan? Jadi bagaimana? Apa kamu terluka?" Tanya dosen tersebut dengan nada khawatir.
"Saya tidak apa-apa. Hanya saja saya tadi harus mengurus mobil orang yang saya tabrak tadi. Itulah mengapa saya datang terlambat." Jelas Kira panjang lebar
"Apa kamu trauma atau...." Kira menoleh ke arah teman sekelasnya yang telah menunjukkan muka kesalnya pada Kira
"I'm fine." Jawab kira pendek.
"What about your car? Is it okay?" Tanya dosen itu sekali lagi
Kira mebuka mulut untuk menjawab pertanyaan dosennya. Belum sempat kira menjawab pintu kelas terbuka, Kira reflek menoleh dan melihat Rizky berada di ambang pintu.
"Rizky." Sapa dosen itu dengan tersenyum lebar. Rizky hanya tersenyum. Rizky masuk ke dalam kelas, dia melihat Kira berdiri dihadapan paman nya. Rizky menyembunyikan wajah terkejut nya dari kira, lalu menghampiri paman nya.
"Paman Anwar." Sapa Rizky ramah pada pamannya seraya memeluk paman nya.
"Class, meet my nephew, Rizky." Dosen yang bernama Anwar itu segera memperkenalkan Rizky pada anak didiknya.
"Saya rasa kelas hari ini cukup sampai disini. Keponakan saya ini baru pulang ke indonesia jadi saya akan berbincang dsngan keponakan saya. Dan untuk kamu Kira, saya maafkan keterlambatan kamu karena kamu memang tidak pernah terlambat sebelumnya." Jelas Dosen Anwar panjang lebar.
Kira mengangguk lemah. 'Keponakan pak anwar? Jadi pamannya dosen di tempat aku kuliah.' Batin Kira
"Aldy, boleh pinjam catatan tadi gak?" Tanya Kira.
"Boleh. Mau sekalian aku fotocpoy gak?" Aldy memasukkan buku catatan ke dalam tasnya.
"Emm mau kamu pake ya catetannya? Kalo gak aku mau nyalin aja." Jawab Kira
"Gila emang kamu sanggup kalo harus nyalin. Kamu keringgalan 30 menit ra, banyak banget lo." Aldy mengeluarkan buku catatan nya
"Kalau cuma di fotocopy, aku males bacanya." Kira memberi alasan agar Aldy mau meminjamkan buku catatan nya
"Hmm ya udah deh terserah kamu. Besok kamu balikin catetannya ke aku, aku juga mau belajar lagi." Aldy menyerahkan catatan nya pada Kira.
"Thanks." Kira memasukkan buku itu ke dalam tas kuliah nya. Sempat Kira menoleh ke arah Rizky dan Pak Anwar. Terlihat kebahagiaan Pak Anwar karena selama bercengkrama Pak Anwar selalu mengembangkan senyum nya.
'Hmm pasti keponakan kesayangan Pak Anwar.' Gumam Kira
"Eh kira, ayo buruan." Ajak Aldy
"Ha? Iya ayo." Kira lalu mengekori Aldy
'Rizky. Nama yang bagus tapi pasaran. Mantan aku dulu juga namanya rizky.' Batin Kira.
"Gila parah banget mobil kamu ra." Aldy memperhatikan mobil Kira.
"Cih, gak usah lebay deh kamu. Cuma lecet dikit gini kok." Kira membuka pintu belakang mobil dan memasukkan tas nya.
"Hahaha. Mobil orang yang lo tabrak tadi gimana? Parah?." Soal aldy
"Gak terlalu parah sih, tapi biayanya cukup mahal juga." Balas Kira
"Emang biayanya abis berapa ra?" Tanya aldy penasaran.
"50 juta." Jawab Kira
Aldy membelalakkan matanya
"Gila mahal banget ra. Kata kamu gak parah?" Tanya aldy dengan suara aldy lebih keras dari sebelumnya.
"Emang gak parah tapi mobil yang aku tabrak itu mini cooper jadi biaya perbaikannya agak mahal." Jelas Kira
"Terus gimana kamu mau bayarnya?" Soal Aldy lagi
"Ya aku akan minta sama orang tua aku. Mau gimana lagi." Jawab Kira
"Terus kalo mereka gak bisa bantu gimana?"
"Hmm....." 'Iya kalo mereka gak bisa bantu gimana?' Kira belum berfikir sejauh itu
"Nanti lah. Aku akan fikirin itu nanti." Sambung Kira
"Kamu mau aku bantu gak?" Aldy menawarkan bantuan pada kira.
"Gak papa. Nanti kalo aku udah gak ada jalan lain aku minta tolong sama kamu." Jawab Kira
"Kamu ini ra. Kenapa sih kamu gak pernah mau aku bantu?"
"Bukan nya aku nolak niat baik kamu. Aku cuma gak mau ngerepotin kamu." Jawab Kira sambil tersenhum ke arah Aldy.
"Udah ah aku mau pulang dulu. Capek." Pamit Kira seraya membuka pintu mobil nya.
"Ya udah. Hati-hati ra." Balas Aldy
Kira masuk ke dalam mobilnya.
Mesin dihidupkan. Sesaat sebelum kira menjalankan mobilnya kaca mobilnya diketuk Rizky. Kira memutar bola matanya malas.
"Mau apa lagi?" Tanya Kira setelah menurunkan kaca mobilnya.
"Ganti rugi mobil gua yang tadi lah. Apa lagi." Jawab Rizky santai
"Saya bilang besok kan?" Jawab Kira kesal.
"Emm gimana ya. Gua gak bisa tunggu sampe besok." Balas Rizky
"Bisa sabar sedikit gak sih?" Kira mulai meninggikan nada bicara nya.
"Gak bisa." Jawab Rizky tanpa ekspresi
Kira menghembuskan nafas dengan kasarnya.
Dia mengambil tas kuliahnya mengeluarkan buku dan menuliskan sesuatu di dalamnya.
Kertas di robek dan diserahkan pada Rizky.
"Ini nomor HP aku. Aku gak akan lari dari tanggung jawab. Kamu boleh cari aku kalo aku memang kabur." Kira meletakkan kertas itu di tangang Rizky
"Gua minta duit ganti rugi, bukan nomor HP lo." Jawab Rizky masih dengan wajah tanpa ekspresi
Kira mengetap bibir menahan amarahnya.
Kira coba merampas kembali kertas yang diberikannya di tangan Rizky tapi Rizky lebih dulu menggenggam kertas itu dan mengelak.
"Balikin kertas itu." Kira menatap tajam ke dalam mata Rizky.
Rizky menahan tawanya.
"Nomor HP doang gak cukup buat yakinin gua kalo lo gak bakalan lari dari tanggung jawab." Ucap Rizky dengan santai nya.
"Serahin KTP lo sama gua." Sambung rizky
"Mana bisa? Kalau KTP saya kasih ke kamu saya bisa susah kalau mau kemana-mana." Jawab kira
"Gak perlupergi kemana-mana. Diem aja dirumah." Balas Rizky dengan entengnya
"I have my own life." Tegas kira
"Gua juga." Bals rizky
"Terus gak bisa kamu hargai privacy saya?" Tambah Kira
"What to do? I just can't." Tegas rizky
Kira mendengus kesal. Kira lalu menaikkan kaca mobilnya.
Rizky terkejut dengan kelakuan kira lalu mengetuk kaca mobil Kira.
Kira menjalankan mobilnya meninggalkan Rizky diparkiran mobil. Kira lalu menjalankan mobilnya pulang ke rumah.
Terima kasih sudah mau membaca novel saya.
Jangan lupa baca juga BE MY WIFE novel pertama saya.
Terima kasih
Kunci mobil di lempar Kira ke atas meja.
Malangnya kunci mobil justru jatuh tergelincir ke lantai karena Kira melempar nya dengan kuat. Kira mendengus kesal melihat kunci mobil nya jatuh ke lantai.
"Pulang kuliah bukannya salam malah ngamuk-ngamuk. Kenapa sih kamu?" Mina yang melihat mengerutkan dahi melihat perubahan kira setelah pulang kuliah
"Shit! Shit! Shit! Shit! Shit!!" Umpat kira.
Mina membulat mata. Dalam rumah ini, Kira adalah orang yang paling lembut dan jarang berkata kasar. Tapi hari ini?
"Kamu kenapa Kira?" Tanya mina
Kira mengerat gigi menahan emosi nya yang sedang membara.
"Gak papa." Jawab kira singkat lalu bangkit melangkah menuju kamar nya. Kira menghempas tubuh nya ke kasur, Kira memejamkan mata nya tidak mau memikirkan nya tapi kejadian itu kembali terlintas di kepala Kira. Tidak lama kemudian Kira membuka kembali mata nya.
'Gosh! What have I done?' Bisik kira
'Mau cari kemana duit sebanyak itu? Kayak abis minjem di rentenir aja.' Gerutu Kira seraya memijit kepala nya yang terasa pusing.
"Kira, kita mau masak kamu mau ikut gak?" Tanya Eva yang telah berdiri di depan pintu kamar kira
"Hm? Kalian duluan aja. Aku mau mandi bentar." Jawab Kira menoleh ke arah Eva.
Eva mengangguk dan menutup pintu kamar Kira. Kira menghela nafas lemah. Ponsel di keluarkan. Kira mau menelfon ibu nya, namun sebelum Kira sempat menelfon, ibu nya telah terlebih dulu menghubungi nya.
"Assalamualaikum ibu, kira baru aja mau nelfon ibu." Sapa Kira dengan suara lembut.
"Waalaikumussalam. Udah dua hari kira gak nelfon ibu. Kira lagi sibuk ya?" Jawab Rossa ibu Kira
"Lagi banyak tugas bu. Biasa nya kira selesai belajar jam 2 atau 3 pagi. Ibu pasti udah tidur." Jawab Kira.
"Hmm. Kira uang yang kemarin masih ada kan?" Tanya Rossa.
"Ha? Kenapa bu?" Kira balik bertanya pada ibu nya.
"Iya. Ibu takut kira gak punya uang. Putri baru aja minta uang sama ibu. Uang ibu udah habis, simpanan ibu juga udah gak ada lagi. Ayah kamu gajian nya di undur gak tau sampe kapan." Rossa menceritakan keadaan rumah pada kira.
Suara kira tertahan di kerongkong. 'Aku baru mau minta uang sama ibu, udah keduluan Putri.' Gumam kira
"Ada kok bu, masih cukup untuk sebulan." Kira membohongi ibu nya
"Hmm. Kira hemat-hemat ya sampe nanti ayah gajian." Pesan Rossa
"Iya bu." Kira hanya mengiyakan kata ibu nya.
"Ya udah ibu mau ke masjid dulu. Nanti ibu telfon lagi." Pamit Rossa
"Oke bu. Kirim salam buat adik sama ayah." Jawab kira
"Oke. Assalamualaikum." Salam rossa sebelum memutuskan sambungan telfon
"Waalaikumussalam, bu." Sambungan terputus. Kira langsung terbaring kembali di kasur nya
"Ahhhhhhh!!!" Jerit Kira. Stress!
"Kenapa?! Kenapa?!" Eva dan Mina berlari-lari dengan sendok di tangan menuju kamar Kira.
Kira terkejut dengan kedatangan Eva dan Mina.
Kira spontan duduk kembali.
"Erk. Gak ada apa-apa. Kalian udah mulai masak?" Kira membulat mata melihat Eva dan Mina berlari dengan memegang sendok.
"Aku Liat kamu kayak nya lagi ada masalah. Makanya kami mau masak duluan. Kamu istirahat aja ya." Jawab mina
Kira hanya tersenyum kecut.
"Mina, Eva." Kira memulai percakapan ketika mereka sedang makan malam.
Mina yang sedang mencedok kuah hanya mengangkat wajah tanda 'apa?'
"Kalian bisa pinjemin aku duit nggak?" Kira sebenarnya enggan meminjam uang pada sahabatnya. Tapi apa boleh buat? Dia sendiri sudah tidak ada jalan lain.
"Astaga kir, kamu stress kayak gitu tadi gara-gara duit. Kamu mau minjem berapa?" Tanya Mina. Eva hanya mendengar dan menyuap nasi ke mulutnya.
"50 juta." Kata kira pelan. Eva yang sedang mengunyah menyemburkan nasi nya ke wajah Mina. Mina hanya mengetap gigi sambil mengelap semburan Eva.
"Apa!!!" Suara Eva melengking karena terkejut.
"Sebelum kamu kaget gitu mending kamu minta maaf dulu sama aku. Main sembur-sembur aja!" Oceh Mina pada Eva
"Maaf Mina. Aku kaget tadi." Eva tersipu.
"Kamu mau buat apa Kir? Kenapa sampe mau minjem 50 juta?" Tanya Mina penasaran pada Kira.
"Aku nabrak mobil orang tadi. Mini Cooper lagi. Kalian tau kan biaya perbaikan mobil mahal berapa harganya?"
"Memang beneran kamu yang salah?" Tanya Eva
"Aku gak sadar tadi kalo mobil MR Bean dia ada di depan aku tadi." Jawab Kira
"Kamu bilang Mini Cooper, mobil MR Bean? Kamu halu ya Kir?" Eva tertawa terbahak-bahak.
"Well, it looks like Mr. Bean's car for me. Setiap orang kan punya POV yang berbeda" Ucap Kira membela dirinya
"Memanglah. Tapi duit aku gak banyak Kir di tabungan." Ucap mina memandang wajah sendu Kira
"Aku juga gak ada kir" Eva turut bersuara.
Huwarghhh!!! Kira menunduk lesu dan membenamkan wajah nya di meja.
Meja berbunyi ketika Kira menghentakkan keningnya di meja.
'Apa gak ada cara lain buat nyari duit cepet? Aku harus minjem sama siapa lagi?' Gerutu Kira.
Kira mengeluarkan ponsel nya, dia teringat Aldy. Kira hendak menelfon Aldy untuk meminjam uang pada Aldy. 'Telfon? Nggak? Telfon? Nggak?' Kira ragu untuk meminjam uang pada Aldy.
'Gak. Aku gak mau nyusahin Aldy. Ini semua salah aku, aku gak boleh nyusahin orang lain.' Kira kembali mengeluh. Untuk kesekalian kalinya pada hari ini Kira mengeluh.
Aplikasi Whatsapp dibuka. Nama Apin dicari. Lelaki itu online.
Kira : Apin?
Beberapa menit Kira menunggu laki-laki itu belum membalasnya. Kira kecewa 'Waktu aku butuh kamu kenapa kamu gak ada?' Batin Kira
Kira menggenggam erat tangan nya. Menahan sakit menyukai seseorang seorang diri rasanya menyakitkan. Kira hanya bisa melihat nya dari kejauhan, tanpa dia tau apa yang kira rasakan. Setiap katanya mengandung harapan, tapi itu hanya ada dalam fikiran kira bukan dia.
Ponsel yang berdering membuyarkan lamunan Kira. Kira mengambil ponselnya dan melihat si penelfon. Nomor tidak diketahui.
'Nomor siapa ini' Batin Kira
"Hallo?" Jawab kira dingin.
"Hello?" Balas Rizky
"Maaf cari siapa ya?" Kira menjawab telfon dengan malas
"Kira." Jwab Rizky
"Saya kira." Balas Kira
"Tadi gak punya uang. Karena sekarang udah balik ke rumah pasti udah punya uang kan" Kata Rizky santai.
Kira berfikir sejenak. 'Kalo nanya soal duit siapa lagi? pasti orang yang tadi.' Batin Kira
"Hari ini belum besok." Kira memberi alasan
"Kan gua udah bilang gua bukan jenis orang yang sabar." Ucap Kizky ketus.
Kira menarik nafas dalam. Dia harus bertemu dengan orang ini, kalau tidak sampai kapan dia akan lari?
"Aku mau ketemuan sama kamu." Kira kembali bersuara
"Gak. Gua gak mau ketemu ama lo. Gua cuma minta duit gua." Jawab Rizky santai
"Denger aku juga gak mau ketemu sama kamu. Aku cuma mau beresin ini secepatnya." Ucap Kira tegas
"Gak perlu ketemu. Transfer aja duitnya." Jawab Rizky
"Kamu kalo mau uang kamu kembali kamu harus ketemu sama aku." Kira langsung memutuskan sambungan telfon sepihak.
Kira memejamkan matanya. Kira memberitahukan tempat mereka akan bertemu.
"SO, mana duit gua?" lelaki itu kini telah berdiri di depan Kira. Kira memerhati Rizky dengan seksama. Kira coba mencerna penampilan orang dihadapan nya kini.
"Hey!" Meja diketuk kuat membuatkan Kira mengangkat wajah nya dengan ekspresi terkejut.
"Sebenarnya aku gak punya uang sebanyak itu" Kata Kira perlahan. Ibu bilang berterus terang adalah yang terbaik.
"Kenapa lo janji bakal lo bayar besok?" Tanya rizky lagi
Kira mati kata. Tapi dengan gengsi nya kira tidak mau mengalah
"Uang kamu itu nanti aku bayar. Aku percaya orang kayak kamu itu berasal dari keluarga kaya yang banyak uang. 50 juta itu mungkin gak ada artinya bagi kamu. Kamu bayar aja dulu biaya perbaikan nya, nanti setiap bulan aku akan bayar hutang sama kamu." Terang Kira panjang lebar.
Rizky menatap lekat wajah kira. 'Gengsi lo tinggi juga.' Fikir rizky
"I'm not gonna leave you alone until you pay back every cents." Rizky lalu bangkit dari duduk nya dan berlalu meninggalkan Kira.
Kira menghela nafas lega. Minuman yang ada di depan nya diteguk kasar.
"Satu lagi. Jangan pernah coba lari dari gua karena lo gak akan bisa ngumpet dari gua." Kira hampir tersedak karena terkejut. Entah kapan laki-laki ini sudah ada di hadapan Kira kembali.
"Gak usah kaget. Karena gua bakalan terus muncul kayak gini. SELALU." Tegas Rizky
Kira hanya menelan air liur mendengarnya.
Terima kasih sudah mau membaca novel saya.
Mohon maaf jika masih terdapat banyak kesalahan dalam novel saya karena saya masih belajar.
Terima kasih
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!